Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SIFAT-SIFAT HURUF HIJAIYYAH


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tajwid
Dosen Pengampu: H. Ali Asad, S.Sy., S.Pd.I., M.Pd.I

Oleh:
1. Roychan Abdul
Aziz
(211310004746)
2. A. Maulidan Naqi
(211310004744)
KELAS 1AI A8
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan ke hadirat Allah S.W.T. yang senantiasa


memberikan rahmatNya sehingga makalah ini dapat Kami selesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, kami akan membahas
tentang sifat-sifat huruf.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan bimbingan, arahan,


koreksi, dan saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sehingga dengan kerendahan hatikami ucapkan terima kasih yang tiada
terkira kepada yang terhormat : kepada dosen yang telah membimbing kami
dalam membuat proses pembuatan makalah, dan kepada teman-teman semua.

Kami menyadari bahwa kami manusia biasa dan tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan sehingga kami juga sangat mengaharapkan kritik dan saran dari
para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
penyusunan makalah di selanjutnya. Demikian makalah ini, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Amiin…

Jepara, 09 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………….....3
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian sifat huruf……………………………………..……….. 4


B. Pembagian sifat huruf……………………………………………… 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………… 25
B. Saran……………………………………………………………….. 25

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...26

ii
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Alquran adalah kitab suci umat islam yang berisi firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan perantara malaikat Jibril untuk
dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat
manusia.1

Membaca al-qur’an merupakan suatu ibadah dan tangga untuk menuju


pemahaman. Hanya kemampuan membaca aksara arab saja, tidak cukup bagi
seseorang untuk membaca al-qur’an dengan baik dan benar sebagaimana
diajarkan oleh rasulullah S.A.W. Orang yang mau mempelajari Alqur’an dan
ataupun mengajarkan kepada orang lain diberi label sebagai manusia terbaik
sebagaimana sabda Nabi:

ُ‫خَ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ أَنَ َوعَلَّ َمه‬

Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang belajar dan


mengajarkan Al Quran. (HR. Bukhari dan Muslim).2

ilmu tajwid adalah ilmu yang akan menuntun seseorang dalam membaca
al-qur’an. Ilmu yang mengajarkan tata cara melafalkan huruf demi huruf dalam al-
qur’an, sehingga hak-hak huruf harus terpenuhi sebagaimana mestinya dan
hukum-hukum bacaan harus diterapkan secara benar. Semua itu bermuara agar
kesucian alqur’an tetap terjaga sepanjang masa.

Tajwid secara etimologi dari kata kerja ‫دًا‬VVVْ‫ ِّو ُد تَجْ ِوي‬VVV‫ َّو َد يُ َج‬VVV‫ َج‬jawwada,
yujawwidu, tajwiidan yaitu membaguskan atau membuat menjadi bagus. Dalam
kitab Hidayatul mustafid dikatakan tajwid juga dapat diartikan: ‫انُ بِ ْال َجيِّ ِد‬VVَ‫اَإْل ِ ْتي‬
(segala sesuatu yang mendatangkan kebajikan).3

Sedangkan secara terminologi tajwid adalah:

‫ْق َوالتَّ ْف ِخي ِْم َونَحْ ِوهَا‬ َ ِ‫ت َو ْال ُم ُدوْ ِد َو َغي ِْر َذل‬
ِ ‫ك َكالتَّرْ قِي‬ ٍ ْ‫ِع ْل ٌم يُع َْرفُ بِ ِه اِ ْعطَا ُء ُك ِّل َحر‬
ِّ ‫ف َحقَّهُ َو ُم ْستَ َحقَّهُ ِمنَ ال‬
ِ ‫صفَا‬

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007
2
Sohih Bukhori
3
Hidayatul Mustafid, hlm. 4

1
Ilmu untuk mengetahui semua tentang huruf, baik hak-hak huruf maupun
hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf itu terpenuhi, yaitu sifat-
sifat huruf, hukum-hukum mad dan lain-lain. seperti tarqiq, tafkhim dan
sebagainya.4

Hal senada juga di katakana oleh Abul Khair Syamsuddin Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad aljazary dalam bait nadhomhya:

‫صفَ ٍة لَهَا َو ُم ْستَ َحقَّهَا‬ ِ ْ‫َوهُ َو إِ ْعطَا ُء ْال ُحرُو‬


ِ ‫ ِم ْن‬# ‫ف َحقَّهَا‬

Ilmu tajwid yaitu ilmu yang memberikan definisi tentang hak-hak huruf,
yaitu sifat huruf dan mustahaqnya (hak-hak baru yang timbul dalam kondisi
tertentu).5

Imam jalaluddin as-suyuti juga memberikan definisi yang serupa, dalam


kitabnya dikatakan:

ِ V‫ ِه َعلَى َك َم‬V ِ‫ق ب‬V


‫ ِه‬V ِ‫ال هَ ْيئَت‬V ْ ُّ‫ف اِلَى َم ْخ َر ِج ِه َواَصْ لِ ِه َوت َْل ِطيْفُ الن‬
ِ V‫ط‬ ِ ْ‫ف ُحقُوْ قَهَا َوتَرْ تِ ْيبَهَا َو َر ُّد ْال َحر‬
ِ ْ‫هُ َو اِ ْعطَا ُء ْال ُحرُو‬
ٍ ُّ‫ُّف َواَل إِ ْف َرا ٍط َواَل تَ َكل‬
.‫ف‬ ٍ ‫اف َواَل تَ َعس‬
ٍ ‫ِم ْن َغي ِْر اِس َْر‬

Tajwid yaitu memberikan huruf akan hak-hak dan tartibnya,


mengembalikan huruf kepada makhraj dan asal sifatnya serta menghaluskan
pengucapan dengan cara yang sempurna tenpa berlebih-lebihan, serampangan,
tergesa-gesa dan dipaksakan.6

Al-Qur’an tersusun dari beberapa huruf, dan setiap huruf memiliki sifat
masing – masing. Bagaimana cara membacanya apakah harus dengan Tafkhim
atau Tarqiq. Maka dari itu seorang muslim perlu mempelajari hal tersebut. karena
dalam membaca Al-Qur’an haruslah sesuai dengan bagaimana yang diriwayatkan
dari Rasulullah S.A.W. dan apabila salah membaca huruf nya maka akan berubah
dari segi artinya. Sehingga seorang muslim harus mengetahui makhroj dan sifat
huruf-huruf dalam Al-Qur’an.

B. RUMUSAN MASALAH
4
Hidayatul Mustafid, hlm. 4
5
Matan Aljazariyyah, hlm. 14
6
Al-Itqon Juz 1, hlm. 102

2
1. Apa itu sifat huruf?
2. Apa saja sifat-sifat huruf?
3. Apa saja pembagian sifat-sifat huruf?
C. TUJUAN MASALAH
1. Memahami pengertian sifat huruf
2. Memahami sifat-sifat huruf
3. Memahami pembagian sifat-sifat huruf

PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Sifat Huruf

Sifat menurut bahasa adalah suatu keadaan yang menetap pada sesuatu
yang lain.

H. Sabeni Hamid Al-Dury mengatakan etimologi sifat yaitu

‫َمقَا ٌم بِال َّشي ِْئ ِمنَ ْال َم َعانِى َك ْال ِع ْل ِم َوالس ََّوا ِد‬

“Karakteristik (watak) dari sesuatu yang bersifat ma’nawi, seperti ilmu


dan warna hitam.7

Sehingga bisa disimpulkan bahwa sifat huruf adalah karekteristik atau


keadaan yang melekat pada suatu huruf. Masing-masing huruf hijaiyah
mempunyai sifat yang dapat menjadi berbeda atau sama dengan huruf yang lain.
Sifat ini bisa muncul setelah suatu huruf dikeluarkan secara tepat dari
makhrojnya.

B. Pembagian Sifat-Sifat Huruf

Dan dalam pembahasan kali ini kita akan membahas sifat-sifat huruf
berdasarkan tiga kategori:

1. Sifat Mutadladah dan Ghairu Mutadladah


2. Sifat Aridlah dan Lazimah
3. Sifat Qawiyyah dan Dla’ifah

3.1. Sifat mutadladah dan Ghairu Mutadladah

Ada beberapa pendapat di kalangan ulama, mengenai pembagian sifat


huruf hijaiyah. Imam Albarkawi membagi sifat huruf menjadi 14, sedangkan
imam Assakhawi mengatakan bahwa sifat huruf berjumlah 16. Dengan komposisi
yang berbeda Imam almar’asyi memberikan pendapat yang sama dengan imam
Ibnul Jazari bahwa sifat huruf berjumlah 17.8

Ketujuh belas ini yang kemudian terbagi dalam dua garis besar yaitu sifat
Mutadladah dan sifat Ghairu Mutadladah.
7
Dasar-dasar Ilmu Tajwid, hlm.3
8
Nihayatu Qoulil Mufid, hlm. 43

4
Berikut akan dijelaskan secara terperinci komposisi dan karakteristik dari
kedua sifat tersebut.

3.1.1. Sifat mutadladah

Sifat mutadladah yaitu sifat-sifat yang mempunyai lawan. Dalam arti


setiap sifat mempunyai satu sifat yang menjadi lawannya. Dan sifat tersebut
berjumlah 10 sifat.

1. Hams Berlawanan dengan 2. Jahr


3. Syiddah Berlawanan dengan 4. Rakhawah
5. Isti’la’ Berlawanan dengan 6. Istifal
7. Ithbaq Berlawanan dengan 8. Infitah
9. Idzlaq Berlawanan dengan 10 Ishmat
.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa setiap huruf hijaiyyah
setidaknya mempunyai lima sifat yang ada pada satu huruf hijaiyyah dan lima
sifat yang menjadi lawannya. Sebagai contoh, jika suatu huruf mempunyai sifat
Hams, Syiddah, Isti’la’, Ithbaq atau Idzlaq, maka dapat dipastikan huruf tersebut
tidak di sifati oleh jahr, Rakhawah, Istifal, infitah atau Ishmat. Demikian pula
sebaliknya.9

Untuk memahami lebih detail mari kita bahas satu persatu dari pembagian
sifat-sifat huruf.

1. Sifat Hams
Hams secara etimologi adalah hisul Khafi yaitu perasaan yang halus.
Sedangkan terminologinya Hams adalah:
Hembusan nafas Ketika mengucapkan huruf, karena lemahnya tekanan
terhadap makhraj huruf tersebut.10
Adapun huruf-huruf Hams jumlahnya ada sepuluh, yaitu:
ْ ‫فَ َحثَّهُ َش ْخصٌ َس َك‬
‫ ف ح ث ه ش خ ص س ك ت‬yang terkumpul dalam kalimat: ‫ت‬
Cara mengucapkan Hams yaitu dengan cara menghembuskan atau
mengeluarkan nafas, baik Ketika huruf hams dalam keadaan berharakat
maupun bersukun. Kecuali huruf kaf dan ta’, keduanya hanya terlihat

9
Matan Aljazariyyah, hlm. 52
10
Ar-raid Fi Tajwidil Qur’an, hlm.43

5
Hamsnya Ketika bersukun atau dalam keadaan waqaf, yakni tatkala bacaan
dihentikan.11
Contoh-contoh Hams adalah sebagai berikut:

Huruf Berharakat Bersukun


‫ف‬ ْ‫فَاصْ فَح‬ ‫ص ْف َح ْال َج ِم ْي َل‬
َّ ‫ال‬
‫ح‬ ِ ‫ْال َح ْم ُد هلِل‬ ُ‫الرَّحْ َمن‬
‫ث‬ ‫ث‬ َ ‫ثُاَل‬ ‫َم ْثنَى‬
‫ه‬ ‫قُلْ ه َُو‬ ‫اِ ْه ِدنَا‬
‫ش‬ ً ‫َشيْأ‬ ْ‫اَلَ ْم نَ ْش َرح‬
‫خ‬ ‫ق‬َ َ‫َخل‬ ‫ق‬ُ ُ‫يَ ْخل‬
‫ص‬ ‫ال‬ٍ ‫ص‬ َ ‫ص ْل‬ َ ‫ِم ْن‬ ْ‫اِصْ بَاح‬
‫س‬ ‫َس ْل َسبِ ْياًل‬ ُ‫ي َُوس ِْوس‬
‫ك‬ - ‫هللاُ اَ ْكبَ ُر‬
‫ت‬ - ‫ت‬ ْ َ‫قَال‬
Sifat hams berlawanan dengan sifat Jahr dan karakteristik dari keduanya
sangat bertolak belakang.

2. Sifat Jahr
Jahr secara etimologinya adalah al-i’lan wal idzhar yaitu berkumandang
dan jelas.12
Sedangkan secara terminologi Jahr adalah: Tertahannya aliran atau
hembusan nafas Ketika mengucapkan huruf, karena kuatnya tekanan terhadap
makhraj huruf tersebut.13
Sifat Jahr merupakan lawan dari sifat Hmas, sehingga huruf-huruf Jahr
adalah sisa dari huruf-huruf Hams. Dengan demikian huruf Jahr berjumlah 18
huruf, yaitu:
‫عظموزنقارءذيغضجدطلب‬
Yang terkumpul dalam kalimat: ‫عظم وزن قارئ ذي غض جد طلب‬
Saat mengucapkan huruf-huruf Jahr, nafas tidak berhembus atau seperti
tertahan. Hal ini dimungkinkan karena saat membaca makhrajnya dalam
keadaan agak tertutup.
Contoh-contoh jahr adalah sebagai berikut:

‫ع‬ ‫َعلِ ْي ٌم‬


‫ظ‬ ‫َع ِظ ْي ٌم‬
11
Tajwid Al-qur’anil Karim, hlm. 45
12
Nihayatul Qoulil Mufid, hlm. 44
13
Ar-raid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 43

6
‫م‬ َ‫ُم ْمت َِر ْين‬
‫و‬ ‫َو ْال َعصْ ِر‬
‫ز‬ ‫زَ ْن َجبِ ْياًل‬
‫ن‬ َ‫ُم ْنزَ لِ ْين‬
‫ق‬ ‫َوأَقِ ْي ُموْ ا‬
‫ر‬ ُ‫قَرْ ٌح ِم ْثلُه‬
‫ء‬ ‫أَأَلِ ُد َواَنَا‬
‫ذ‬ ‫َواِ َذا قُ ْلتُ ْم‬
‫ي‬ ُّ‫يُ ِحب‬
‫غ‬ ‫ب‬ِ ْ‫َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
‫ض‬ ‫ض ْيرًا‬ َ
‫ج‬ ‫إِ َذا َجا َء‬
‫د‬ ‫أَ ْندَادًا‬
‫ط‬ ‫ص َراطَ ْال ُم ْستَقِ ْي َم‬
ِّ ‫ال‬
‫ل‬ ُ‫أَ ْن َز َل َعلَ ْيك ْم‬
‫ب‬ ‫بِ ْالبَأْ َسا ِء‬

3. Sifat Syiddah
Syiddah etimologinya adalah Al-quwwah yaitu kuat. Sedangkan
terminologinya yaitu: Tertahannya suara Ketika mengucapkan huruf, karena
makhroj huruf tersebut ditekan dengan sempurna atau sangat kuat.14
Huruf-huruf syiddah ada delapan yaitu: ‫ ء ج د ق ط ب ك ت‬yang
ُّ َ‫أَ ِج ُد ق‬
ْ ‫ط بَ َك‬
terkumpul dalam kalimat: ‫ت‬
Ketika mengucapkan huruf-huruf syiddah, suara menjadi tertahan
karena kuatnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut. dan tertahannya
suara ini akan semakin terlihat Ketika huruf-huruf syiddah dalam keadaan
sukun atau waqof.15
Contoh-contoh penerapan huruf syiddah adalah sebagai berikut:

Huru Berharakat Bersukun


f
‫ء‬ ً ‫هَنِيْأ ً َمريْأ‬ ‫َوأَتُوْ ا‬
ِ
‫ج‬ ‫َو ِج ْي َء‬ ُ‫يَجْ َعلُوْ نَه‬
‫د‬ ‫َم َددًا‬ ُ‫يَ ْد ُعوْ نَه‬
‫ق‬ ‫ت‬ٍ ‫قُ ُربَا‬ ُ‫أَ ْق َرب‬
‫ط‬ ‫َشطَطًا‬ َ‫ط َمعُوْ ن‬ ْ َ‫ي‬
‫ب‬ ‫َسبَبًا‬ ِ‫ُس ْب َحانَ هللا‬
‫ك‬ ‫ك‬ َ ‫إِيَّا‬ َ‫يَ ْكتُبُوْ ن‬
‫ت‬ ‫ل‬Vُ ‫تَتَبَ َّد‬ ُ‫يَ ْتلُوْ نَه‬
14
Nihayatul Qoulil Mufid, hlm. 46
15
Nihayatul Qoulil Mufid, hlm. 46

7
Sifat Syiddah berlawanan dengan sifat Rakhawah dan karakteristik dari
keduanya sangat bertolak belakang.

4. Sifat Rakhawah
Rakhawah menurut bahasa adalah al-lin, yaitu lunak atau lemah lembut.
Dan secara istilah yaitu: Mengalirnya suara (tidak tertahan) Ketika
mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan terhadap makhraj huruf
tersebut.16
Huruf-huruf rakhawah ada 15 yaitu:
‫ خ ذ غ ث ح ظ ف ض ش و ص ز ي س ه‬yang terkumpul dalam kalimat:
‫خذ غث حظ فض شوص زي ساه‬
Dalam pengucapa, sifat rakhawah sangat berbeda dengan sifat syiddah.
Saat mengucapkan huruf-huruf rakhawah suara tidak tertahan atau keluar
secara sempurnna. Demikian pula Ketika huruf-huruf rakhawah tatkala
bersukun atau mati, suara dari huruf-huruf tersebut tetap keluar secara
sempurna dan tidak terhambat.
Berikut contoh-contoh penerapan bacaan rakhawah:

Huru Berharakat Bersukun


f
‫خ‬ ‫َخ ْي ٌر‬ ‫أَ ْخيَا ُر‬
‫ذ‬ ‫َذا َما ٍل‬ ‫َويَ ْذ ُك ُر‬
‫غ‬ ُ‫َغ ْي َره‬ ‫ب‬ِ ْ‫ْال َم ْغضُو‬
‫ث‬ ٌ ‫ثَاَل ثَة‬ ‫بَ َع ْثنَا‬
‫ح‬ ‫أَوْ َح ْينَا‬ ‫ِم ْن تَحْ تِهَا‬
‫ظ‬ ‫َوظَلَ ُموْ ا‬ َ‫ُظلَ ُموْ ن‬ْ ‫ي‬
‫ف‬ َ‫فَ َسوْ ف‬ ً‫أَ ْفئِ َدة‬
‫ض‬ ‫ض ْي َر‬ َ ‫اَل‬ ‫أَضْ َعافًا‬
‫ش‬ ً ‫َشيْأ‬ ‫يَ ْشهَ ُد‬
‫و‬ ُ‫َوهللا‬ َ‫يُ َحلَّوْ ن‬
‫ص‬ ‫صابِرُوْ ا‬ َ ‫َو‬ ‫اِصْ بِرُوْ ا‬
‫ز‬ ُ
‫يَرْ زق‬ ُ ‫ِر ْزقًا‬
‫ي‬ َ‫يَجْ َعلُوْ ن‬ ‫بَ ْينَهُ ْم‬
‫س‬ َ
‫َسل ِساَل‬ ُ‫يُ َوس ِْوس‬
‫ه‬ ‫هَا ِديًا‬ ‫َان‬ٌ ‫بُ ْهت‬
Diantara syiddah dan rakhawah ada satu sifat, yaitu sifat tawashuth. Sifat ini
mempunyai karakteristik yang bersifat pertengahan antara syiddah dan

16
Ar-raid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 44

8
rakhawah. Sehingga sifat ini ada yang manamainya dengan sifat
bainiyyah,yang artinya pertengahan.
Tawassuth secara etimologi adalah ai’tidal artinya pertengahan atau sedang.
Sedangkan secara terminology ialah:
Pertengahan suara Ketika mengucapkan huruf, yakni antara tertahannya suara
seperti dalam huruf-huruf syiddah dan berjalannya suara seperti dalam huruf-
huruf rakhawah.17
Huruf tawassuth adalah sisa dari huruf syiddah dan rakhawah. Jumlah
huruf I’tidal ada lima yaitu: ‫ ل ن ع م ر‬yang terkumpul dalam kalimat: ‫لن عمر‬
Dengan demikian, cara pengucapan Tawassuth adalah pertengahan antara
tertahan dan tidak tertahannya suara. Namun, dalam suatu keterangan
dijelaskan bahwa Tawassuth sendiri digolongkan sebagai lawan dari syiddah ,
atau dapat dikatakan lebih dekat kepada berjalannya suara(Rakhwah).Suara
Tawassuth sudah tentu akan terdengar agak lemah dibandingkan Syiddah.
Contoh penerapan huruf Tawassuth dalam bacaan adalah:

5. Sifat Isti’la’
Isti’la menurut bahasa adalah al-irtifa, artinya terangkat sedangkan
menurut istilah, isti’la adalah: Terangkatnya lidah mengarah ke langit-
langit atas ketika mengucapkan huruf.18
Huruf-huruf Isti’la ada tujuh, yaitu:
‫خصضغطقظ‬
Ketujuh huruf ini terkumpul dalam kalimat:
ْ ِ‫ض ْغ ٍط ق‬
‫ظ‬ َ َّ‫ُخص‬
Huruf Isti’la dibunyikan dengan cara mengangkat lidah ke langit-
langit atas. Akibat dari proses ini, suara terdengar agak membesar dan
tebal (tafkhim).
Contoh-contoh bacaan yang didalamnya terdapat huruf isti’la
adalah sebagai berikut:

‫خ‬ ‫َخلَقَ ُك ْم‬


‫ص‬ ُ‫صاَل ة‬ َّ ‫ال‬
17
Ar-Raid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 44
18
Alqoulussadid, hlm. 9

9
‫ض‬ ‫فَضْ لِ ِه‬
‫غ‬ ‫َغ ْي ُر‬
‫ط‬ ً‫طَيْرا‬
‫ق‬ ُ‫قُرْ أَن‬
‫ظ‬ ‫ظُ ْل ٍم‬

Lawan dari sifat isti’la adalah sifat istifal. Kedua sifat ini memiliki
karakteristik yang saling bertolak belakang.
6. Sifat Istifal
Istifal menurut bahasa adalah al-inhifadl, artinya merendah. Sedangkan
menurut istilah istifal ialah: Terhamparnya lidah dari langit-langit atas
sampai ke (pelataran) mulut saat mengucapkan huruf.19
Sifat istifal merupakan lawan dari isti’la’. Dan huruf-huruf istifal
adalah sisa dari huruf isti’la’. Jumlah huruf istifal ada 21 huruf, yaitu:
‫ ث ب ت ع ز م ن ي ج و د ح ر ف ه ء ذ س ل ش ك‬semua huruf tersebut terkumpul
dalam kalimat: ‫ثبت عز من يجود حرفه إذ سل شكا‬
Berbeda dengan cara mengucapkan huruf isti’la’. Ketika
mengucapkan huruf istifal, lidah terhampar atau tidak terangkat ke langit-
langit lidah sehingga ada ruang antara langit-langit dan lidah. Dan suara
ayang terdengar tidak boleh terdengar tebal atau membesar. Dalam arti,
suara istifal harus terdengar lebih kecil di banding isti’la’.
Kesulitan akan terlihat Ketika huruf istifal bersandingan dengan
isti’la’. Karena terpengaruh dengan huruf isti’la’, suara dari huruf istifal
akan ikut terdengar menebal Ketika dibaca. Contohnya: ‫ليل‬VV‫ في تض‬pada
kalimat ini, huruf ta’ (istifal) bersanding dengan huruf dlad (isti’la’). Jika
sifat dari kedua huruf tersebut tidak diperhatikan, maka seperti dibaca: ‫في‬
‫ طضليل‬dan seperti ini kesalahan yang wajib dihindari.20
Contoh-contoh sifat istifal:

‫ث‬ ٌ‫ثَاَل ثَة‬


‫ب‬ ‫بِ ْال َخي ِْر‬
‫ت‬ ‫تَ ْتبَ ُعهَا‬
‫ع‬ َ‫َعلَ ْيك‬
‫ز‬ ‫ت‬ ْ َ‫اِ َذا ُز ْل ِزل‬

19
Nihayatul Qoulil Mufid, hlm. 50
20
Tajwid Qur’anul Karim, hlm. 51

10
‫م‬ ‫ِم ْن َما ٍء‬
‫ن‬ ‫فَنُنَبِّئُ ُك ْم‬
‫ي‬ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ ْين‬
‫ج‬ ‫َجبَ ٍل‬
‫و‬ ‫َو ْيلَ ُك ْم‬
‫د‬ ‫اَ ْندَادًا‬
‫ح‬ ‫حُوْ ٍر ِعي ٍْن‬
‫ر‬ ‫َرسُوْ ٌل‬
‫ص‬ ‫ال‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ص ْل‬ َ
‫ه‬ ‫ه َُو خَ ْي ٌر‬
‫ء‬ ‫أَأَلِ ُد‬
‫ذ‬ ‫َب‬ َ ‫إِ ْذ َذه‬
‫س‬ ُ‫يُ َوس ِْوس‬
‫ل‬ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم‬
‫ش‬ ‫ان‬ ِ َ‫ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫ك‬ ‫قُلْ ُك ٌّل‬

7. Sifat Ithbaq
Secara etimologi ithbaq yaitu ilshoq, yang artinya menempel. Sedangkan
secara terminologi, ithbaq ialah merapatkan lidah pada langit-langit lidah
Ketika mengucapkan.21
Huruf-huruf ithbaq ada empat yaitu: ‫ ص ض ط ظ‬yang terkumpul dalam
kalimat ‫صضطظ‬
Cara pengucapan ithbaq adalah dengan mengumpulkan suara serta
menempelkan lidah pada langit-langit lidah, sehingga terdengar bunyi yang
tebal atau membesar.
Berikut contoh-contoh ithbaq:

‫ص‬ ُ‫صاَل ة‬ َّ ‫ال‬


‫ض‬ ‫ضاَل لَ ٍة‬َ
‫ط‬ ‫َشطَطًا‬
‫ظ‬ ‫ظُ ْل ًما‬
Sifat ithbaq berlawanan dengan sifat infitah, sifat ini juga sangat berbeda
dengan sifat ithbaq.
8. Sifat Infitah
Infitah dari segi etimologinya yaitu iftiroq artinya terpisah atau terbuka. Dan
menurut terminologinya infitah adalah: Terbukanya apa yang ada diantara

21
Ar-raid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 44

11
lidah dan langit-langit lidah, sehingga ada angin yang keluar dari antara
keduanya.22
Sifat infitah merupakan lawan dari sifat ithbaq. Sehingga huruf-hurufnya sisa
dari huruf-huruf ithbaq. Yaitu ada 24 huruf:
‫منءخذوجدسعةفزكحقلهشربغيث‬
Dan terkumpul dalam kalimat:
‫من أخذ وجد سعة فزكا حق له شرب غيث‬
Cara mengucapkan huruf infitah yaitu lidah tidak menempel pada langit-
langit lidah. Dalam arti keliling lidah tidak dilengkungkan ke langit-langit
lidah, sehingga bunyi huruf tidak membesar dan tebal.
Contoh-contoh huruf infitah yaitu:

‫م‬ ‫َمرْ يَ َم‬


‫ن‬ ‫ِم ْن نُوْ ٍر‬
‫ء‬ ‫أَلَ ْم تَ َر‬
‫خ‬ َ‫خَ الِ ِد ْين‬
‫ذ‬ ‫َب‬ َ ‫اِ ْذ َذه‬
‫و‬ ‫َولَ ْم يُوْ لَ ْد‬
‫ج‬ ‫ِمنَ ْال ِجنَّ ِة‬
‫د‬ ‫ُد ْنيَا‬
‫س‬ َ‫يُحْ َسبُوْ ن‬
‫ع‬ ‫َعلَّ ْمتَنَا‬
‫ت‬ ‫ك‬ َ ‫ار‬ َ َ‫تَب‬
‫ف‬ ‫ْالفِ ْي ِل‬
‫ز‬ ‫ِز ْل َزالَهَا‬
‫ك‬ ‫فَ ُك ْب ِكبُوْ ا‬
‫ح‬ ‫َحوْ لَهُ ْم‬
‫ق‬ ‫ب‬ َ َ‫َوق‬
‫ل‬ ‫َج َع َل لَ ُك ْم‬
‫ه‬ ‫اِلَهُ ُك ْم‬
‫ش‬ ‫ِع ْي َش ٍة‬
‫ر‬ ‫ِم ْن َربِّ ُك ْم‬
‫ب‬ ‫ص ْي ٌر‬ ِ َ‫ب‬
‫غ‬ ُ‫َغ ْي ُره‬
‫ي‬ ‫يَوْ ٍم‬
‫ث‬ ُ‫الثاقِب‬

9. Sifat Idzlaq

22
Alqoulus Sadid, hlm. 10

12
Idzlaq dalam etimologi adalah batas lidah atau ujung lancipnya.
Sedangkan dalam terminologinya Idzlaq adalah ringannya suara Ketika huruf
keluar dari makhraj ujung lidah atau dari ujung bibir.23
Huruf-huruf idzlaq ada enam yaitu: ‫ ف ر م ن ل ب‬yang terkumpul dalam
kalimat ‫فر من لب‬
Cara pengucapannya yaitu dengan suara yang ringan dan lancar. Huruf-huruf
idzlaq juga lebih cepat diucapkan karena dalam pelafadzannya lebih
mengutamakan ujung lidah dan ujung bibir. Berikut contoh-contoh sifat
idzlaq:

‫ف‬ َ‫أَفَاَل تَتَفَ َّكرُوْ ن‬


‫ر‬ ٍ ‫فِ ْي َر ْي‬
‫ب‬
‫م‬ ‫أَ ْع َمالَهُ ْم‬
‫ن‬ ‫نَجْ َع ْلهُ َما‬
‫ل‬ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم‬
‫ب‬ ‫بِ َربِّ ُك ْم‬
Sedangkan lawan dari sifat Idzlaq adalah sifat Ishmat. Dan pastinya
karakteristiknya sangat berbeda.
10. Sifat Ishmat
Ishmat secara etimologi adalah alman’u artinya tercegah atau tertahan.
Sedangkan secara terminologi adalah: berat atau sulitnya suara ketika
mengucapkan huruf yang keluar dari makhraj selain lidah dan ujung bibir.24
Huruf-huruf sifat Ishmat ialah sisa dari huruf-huruf idzlaq, dengan demikian
juumlah hurufnya ada 22 yaitu:
‫جزغشسخطصدثقتءذوعظهيحضك‬
Yang terkumpul dalam kalimat: ‫جز غش ساخط صد ثقة إذ وعظه يحضك‬
Cara pengucapan huruf-huruf Ishmat yaitu seperti tertahan, tidak ringan, dan
tidak cepat terucap. Ini disebabkan makhraj huruf Ishmat berada hamper ke
dalam dibandingkan huruf idzlaq.
Khusus huruf wau, meskipun makhrajnya berasal dari bibir, ia tetap tidak
tersifati oleh sifat Idzlaq, tetapi tersifati sifat Idhmat. Karena pengucapan
huruf wau lebih sukar dibandingkan mengucapkan huruf-huruf bibir lainnya,

23
Arraid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 45 dan Alqoulus sadid, hlm. 10
24
Arraid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 45

13
yakni mim, ba’ dan fa’. Pengucapan wau di barengi dengan terbukanya kedua
bibir, sementara mim, ba’ dan fa’ sebaliknya.25
Contoh-contoh penggunaan huruf-huruf Ishmat sebagi berikut:

‫ج‬ ‫أُ ْخ َر ُج‬


‫ز‬ ‫هُ َم َز ٍة‬
‫غ‬ ‫ِم ْن ِغ ٍّل‬
‫ش‬ ٌ‫َش َراب‬
‫س‬ ‫س‬ ٍ ‫ُس ْن ُد‬
‫خ‬ ‫خَ ي ٍْر‬
‫ط‬ ‫ك‬ َ َ‫ص َراط‬ ِ
‫ص‬ ‫صا ٍل‬ َ َ ْ
‫ل‬ ‫ص‬
‫د‬ ‫أَ ْعبُ ُد‬
‫ث‬ ‫ثُلُثَ ِي‬
‫ق‬ ‫قُلْ هُ َو‬
‫ت‬ ‫ك‬ َ ‫ار‬ َ َ‫تَب‬
‫ء‬ ‫أَأَ ْسلَ ْمتُ ْم‬
‫ذ‬ ‫ك‬ َ ِ‫َذل‬
‫و‬ ‫َات‬ ُ ‫َو ْال َوالِد‬
‫ع‬ ‫َعلَ ْي ِه ْم‬
‫ظ‬ ‫بِظُ ْل ِم ِه ْم‬
‫ه‬ ‫هُ ْم فِ ْيهَا‬
‫ي‬ ‫يَوْ َم ُك ْم‬
‫ح‬ ‫َح ْب ٌل‬
‫ض‬ ‫ضاَل ٍل‬ َ
‫ك‬ ِ ُ‫َك ْالف‬
‫َّار‬ ‫ج‬

3.1.2. Sifat Ghairu mutadladah


Sifat Gairu Mutadladah yaitu sifat yang tidak mempunyai lawan. berbeda
dengan sifat mutadladah, sifat ini berdiri sendiri, tidak memiliki lawan,
dan jumlahnya ada tujuh sifat.
Berdasarkan paparan tentang sifat mutadladah, kita juga mengetahui
bahwa setiap huruf Hijaiyah paling sedikit tersifati oleh lima sifat. Namun,
ada pula huruf yang mempunyai enam sifat. Huruf yang paling banyak
mempunyai sifat adalah huruf ra, yakni tujuh sifat. Sifat yang ke enam dan
ketujuh inilah yang di dapat oleh huruf dari Ghairu Mutadladah.Adapun
jumlah keseluruhan huruf Hijaiyah yang tersifati Ghairu Mutadladah
adalah 14 huruf.

25
Kaifa Taqro’ul Qur’an, hlm. 160

14
Sekarang, marilah kita membahas ketujuh sifat Ghairu Mutadladah

1. Sifat Shofir
Shafir menurut bahasa artinya: Suara yang menyerupai suitan
burung. Sedangkan menurut istilah shafir adalah Suara tambahan yang
keluar dengan kuat di antara ujung lidah dan gigi seri.26
Huruf-huruf Shafir ada tiga yaitu: shad,zai,dan sin, terkumpul
dalam kalimat:
َ ‫ص َز‬
‫س‬ َ
Cara membunyikan huruf shafir harus dibarengi dengan desis yang
kuat laksana desiran angin, yang keluar di antara ujung ydan gigi
seri.Dibandingkan Hams, maka Shafir lebih kuat embusan atau desis
napasnya.Namun, shafir bukanlah yang terkuat, ada satu sifat yang
lebih kuat embusan atau desis napasnya dibandingkan shafir, yaitu
Tafasya-syi, yang akan dibahas kemudian.
huruf-huruf shafir ada tiga tingkatan:27
1.Shafir Kubra,artinya shafir yang besar.Hurufnya adalah zai.
2.Shafir Wustha, artinya shafir yang sedang.Hurufnya adalah shad.
3.Shafir shughra,artinya shafir yang kecil.Hurufnya adalah sin.
Adapun contoh penerapan huruf-huruf Shafir dalam bacaan adalah
sebagai berikut:

‫ص‬ َّ ‫صوْ بال‬


‫صب ِْر‬ َ ‫َوت ََوا‬
‫ز‬ ‫ت‬ ْ
ِ َ‫إِ َذا ُزل ِزل‬
‫س‬ ُ‫ي َُوس ِْوس‬

2. Sifat Qolqolah
Qalqalah menurut bahasa artinya: Bergerak dan gemetar.
Sedangkan menurut istilah Qalqalah adalah: Suara tambahan

26
Arraid Fi Tajwidil Qur’an, hlm. 46
27
Tajwid Qur’anul Karim, hlm. 57

15
(pantulan) yang kuat dan jelas yang terjadi pada huruf yang bersukun
setelah menekan pada makhraj huruf tersebut.
Huruf-huruf Qalqalah ada 5,yaitu:Qaf,tha,ba,jim,dan dal.
Seluruhnya terkumpul dalam kalimat:
‫قطب جد‬
Sifat Qalqalah hanya muncul pada huruf Qalqalah yang bertanda
sukun.Pengucapannya dilakukan dengan cara menekan makhraj huruf
tersebut sehingga terdengar pantulan yang kuat dan jelas.Pantulan ini
akan terasa lebih kuat dan jelas pada huruf Qalqalah yang bertasydid
dan dibaca waqaf (berhenti).
Perlu dicatat, sifat Qalqalah atau suara pantulan huruf hanya terjadi
pada huruf-huruf Qalqalah saja.Dengan demikian, terlarang hukumnya
jika suara pantulan yang mirip Qalqalah terjadi pada huruf-huruf lain
selain huruf-huruf Qalqalah.Hal seperti ini dinamakan tawallud dan
merupakan pelanggaran terhadap hak huruf.
Berikut contoh penerapan huruf-huruf Qalqalah pada bacaan:

‫ق‬ َ‫يَ ْقطَعُوْ ن‬


‫ط‬ َ‫ط َمعُوْ ن‬ْ َ‫ي‬
‫ب‬ ‫َح ْب ٌل‬
‫ج‬ َ‫ُمجْ ِر ُموْ ن‬
‫د‬ ‫لَ ْم يَلِ ْد‬

3. Sifat Lin
Lin menurut bahasa artinya: Lawan keras dan sukar. Sedangkan
menurut istilah Lin ialah: Mengeluarkan huruf dari mulut tanpa
memberatkan lisan.
Huruf Lin ada dua, yaitu wau dan ya' yang bersukun dan huruf
sebelumnya berharakat fathah.
Huruf-huruf Lin diucapkan dengan suara yang lunak dan tidak boleh
dikeraskan ketika menekan suara pada makhraj huruf tersebut.
Contoh penerapan huruf-huruf Lin dalam bacaan adalah:

16
‫و‬ ‫ف‬ٌ ْ‫خَ و‬
‫ي‬ ٍ ‫قُ َر ْي‬
‫ش‬

4. Sifat Inhiraf
Inhiraf menurut bahasa artinya: Condong atau miring. Sedangkan
menurut istilah Inhiraf adalah: Condongnya huruf dari makhrajnya
sampai ke ujung lidah.
Huruf Inhiraf ada dua, yaitu lam()dan ra'().
Tatkala mengucapkan huruf Inhiraf, makhraj menjadi miring dari
ujung lidah sampai pertengahan lidah.Perbedaannya, untuk huruf lam,
makhraj miring ke depan.Sementara untuk huruf ra', makhraj miring ke
belakang atau tepatnya ke arah punggung lidah.
Contoh penerapan huruf-huruf Inhiraf dalam bacaan adalah sebagai
berikut:

‫ل‬ ٌ‫عَا ِملَة‬


‫ر‬ ٌ‫اريَة‬ِ ‫َج‬

5. Sifat Takrir
Takrir menurut bahasa artinya: Mengulangi, yakni mengulangi
sesuatu lebih dari sekali. Sedangkan menurut istilah Takrir adalah:
Bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf.
Huruf Takrir hanya satu, yaitu ra'(). Huruf ini diucapkan dengan
cara menggetarkan ujung lidah,tetapi dengan getaran yang tidak boleh
lebih dari dua kali.Apabila seseorang mengucapkan huruf ra' dengan
getaran lebih dari dua kali, misalnya empat atau enam kali, maka
seolah-olah ia telah membuat ra' yang lain dalam satu
kalimat.karenanya,hal semacam ini sangat dilarang dan tercela.
Contoh:

‫ر‬ ُ‫يَرْ غَب‬

6. Sifat Tafasy-syi

17
Tafasy-syi menurut bahasa artinya: Menyebar dan meluas.
Sedangkan menurut istilah Tafasy-syi ialah: Menyebarnya angin dari
dalam mulut ketika menggucapkan huruf.
Huruf Tafasy-syi hanya satu, yaitu syin().Cara pengucapannya
harus dibarengi dengan desis atau desiran yang sangat kuat hingga
angin menyebar dari dalam mulut.Desis Tafasy-syi adalah yang terkuat
diantara sifat-sifat huruf yang lain, lebih kuat dari Shafir dan Hams.
Oleh sebab itu, jika Tafasy-syi diucapkan dengan desis yang lemah
,akan tertukar dengan sifat Shafir, yaitu pada huruf sin().Dan jika lebih
lemah lagi,akan tertukar dengan Hams, yaitu pada huruf tsa'().Tentu
saja, tertukarnya huruf ini dapat menyebabkan perubahan makna atau
kesalahan arti pada bacaan yang tengah dibaca.
Berdasarkan kondisi huruf syin, Tafasy-syi dapat terbagi ke dalam
tiga tingkatan:
1. Tafasy-syi Kubra artinya Tafasy-syi besar, yaitu bila huruf syin
dalam keadaan bertasydid. Contoh: ُ‫ال َّش ْمس‬
2. Tafasy-syi Wustha artinya Tafasy-syi sedang, yaitu bila huruf syin
dalam keadaan bersukun. Contoh: ‫أَ ْشهَ ُد‬
3. Tafasy-syi Sughra artinya Tafasy-syi kecil, yaitu bila huruf syin
dalam keadaan berharakat fathah,kasrah, atau dlammah.contoh:
‫َش ْه ٌر‬
7. Sifat Istithalah
Istithalah menurut bahasa adalah al-imtidad( ), artinya memanjang
Sedangkan menurut istilah Istithalah ialah: Memanjangkan suara dari
tepi awal pangkal lidah sampai ujung lidah.
Huruf Istithalah hanya satu yaitu dlad( ). Huruf dlad diucapkan
dengan cara menyentuhkan tepi lidah dengan gigi geraham.Tepi lidah
yang dimaksudkan di sini adalah dari pangkal lidah terus memanjang
hingga ke depan (ujung lidah). pengucapan huruf dlad akan lebih jelas
tatkala huruf tersebut dalam keadaan bersukun, bertasydid,atau waqaf.
Contoh penerapan huruf Istithalah dalam bacaan adalah:
‫لَهُ َما‬ ْ ‫َو‬
ْ‫اخفِض‬

18
Di antara dua puluh sembilan huruf Hijaiyah, huruf dlad adalah huruf
yang paling sulit cara pengucapannya.Karena itulah, Rasulullah Saw.
bersabda:
َّ ِ‫ق ب‬
‫ا ِد‬VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV‫الض‬ َ ‫ا أَ ْف‬VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVَ‫اَن‬
َ VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVَ‫ ُح َم ْن نَط‬VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV‫ص‬
Saya adalah orang yang paling fasih dalam pengucapan dlad. (Al-
hadits)
Demikianlah pembahasan tentang tujuh sifat huruf yang termaktub
dalam kategori sifat Ghairu Mutadladah.
3.2. Sifat Aridlah dan Lazimah
Kedua sifat ini pada dasarnya masih berkaitan dengan pembahasan
sebelumnya dan pembahasan yang akan dating. Oleh karena itu, untuk
memahaminya kita bahas kedua sifat tersebut secara rinci.
3.2.1. Sifat Aridlah
Sifat aridlah adalah sifat yang terkadang melekat atau berada pada
suatu huruf, dan terkadang tidak ada.
Sifat aridlah tidak mempunyai huruf-huruf tertentu yang
disifatinya. Sifat ini akan muncul Ketika dipengaruhi oleh factor
eksternal. Jika kondisi yang menjadi penyebab munculnya sifat tidak ada
pada suatu huruf, maka huruf tersebut juga tidak tersifati lagi.
Pada pembahasan ini hanya akan mengangkat sisi filosofis yang
menjelaskan tentang karakteristik dari sifat-sifat tersebut dan tidak
menampilkan contoh-contoh penerapan bacaan. Dan hanya akan
membahas enam sifat saja.

1. Sifat Ikhfa’
Ikhfa’ menurut bahasa adalah assatru artinya samara tau tertutup. Dan
dalam istilah ikhfa’ adalah mengucapkan huruf dengan sifat antara
idzhar dan idghom, tanpa tasydid dang menjaga ghunnah pada huruf
yang di ikhfa’kan.

2. Sifat Ghunnah

19
Ghunnah etimologinya adalah attarnim artinya bernyanyi. Yaitu
membaguskan suara berdengung (sengau) Ketika bernyanyi.
Sedangkan secara terminologi, ghunnah yaitu suara jelas yang keluar
dari pangkal hidung dengan tidak menggunakan lidah pada waktu
mengucapkannya.

3. Sifat Idzhar
Idzhar secara bahasa ialah albayan artinya jelas. Sedangkan secara
istilah idzhar ialah keluarnya setiap huruf dari makhrajnya tanpa
memakai ghunnah pada huruf yang di idzharkan.

4. Sifat Idghom
Idghom secara etimologi adalah memasukkan sesuatu kedalam
sesuatu. Sedangkan secara terminologi idghom adalah mengucapkan
dua huruf menjadi satu huruf, sedangkan huruf yang kedua
bertasydid.

5. Sifat Tafkhim
Tafkhim menurut bahasa adalah attasmin yang artinya tebal atau
gemuk. Dan menurut istilah tafkhim ialah mengucapkan huruf
dengan tebal sampai memenuhi mulut Ketika mengucapkannya.

6. Sifat Tarqiq
Tarqiq secara etimologi adalah attanhif artinya kurus atau langsing.
Dan terminologinya adalah mengucapkan huruf dengan ringan atau
tipis sehingga tidak sampai memenuhi mulut dalam
mengucapkannya.

3.2.2. Sifat Lazimah


Sifat lazimah ialah sifat yang wajib ada pada huruf dalam setiap keadaan
dan tidak bisa dipisahkan selamanya.

20
Sifat lazimah adalah lawan dari sifat aridlah. Jika sifat aridlah sangat
amat terpengaruh oleh kondisi tertentu sehingga kemunculan sifat ini
tidak selalu melekat pada suatu huruf, maka sifat lazimah bersifat
sebaliknya. Sifat lazimah selalu melekat pada suatu huruf dan tidak bisa
dipisahkan keberadaannya dari huruf tersebut.
Apabila seseorang mengucapkan huruf hijaiyyah dengan meninggalkan
sifat-sifat yang seharusnya melekat pada huruf tersebut, maka orang
tersebut telah melanggar hak huruf, yaitu hak untuk diucapkan sesuai
dengan sifat-sifatnya.
Adapun sifat lazimah adalah seluruh sifat yang menjadi sifat mutadladah
dan ghairu mutadladah yang jumlahnya ada 17, yaitu:
1. Sifat Hams
2. Sifat Jahr
3. Sifat Syiddah
Sifat Tawassuth
4. Sifat Rakhawah
5. Sifat Isti’la’
6. Sifat Istifal
7. Sifat Ithbaq
8. Sifat Infitah
9. Sifat Idzlaq
10. Sifat Ishmat
11. Sifat Shafir
12. Sifat Qolqolah
13. Sifat Lin
14. Sifat Infirah
15. Sifat Takrir
16. Sifat Tafasysyi
17. Sifat Istithalah

3.3. Sifat Qawiyyah dan Dla’ifah

21
Pembahasan ketiga tentang sifat huruf ialah pembagian sifat huruf
berdasarkan kuat dan lemahnya suatu sifat. Dan pada bagian ini menjadi dua
bagian:
1. Sifat Qawiyyah
Qawiyyah artinya kuat, sifat qawiyyah artinya sifat yang kuat. Maksutnya
adalah kuat dari segi aliran nafas, suara, dan sebagainya. Sifat yang
digolongkan sebagai sifat qawiyyah yaitu:
1. Sifat Jahr
2. Sifat Syiddah
3. Sifat Isti’la’
4. Sifat Ithbaq
5. Sifat Ishmat
6. Sifat Shafir
7. Sifat Qolqolah
8. Sifat Infirah
9. Sifat Takrir
10. Sifat Tafasysyi
11. Sifat Istithalah
12. Sifat Ghunnah

2. Sifat Dla’ifah
Dla’ifah secara bahasa adalah lemah, lemah yang dalam pembahasan ini
adalah lemah dari segi aliran nafas, suara, dan sebagainya. Sifat dla’ifah
sebagai lawan dari sifat qawiyyah. Dan sifat-sifat yang tergolong sebagai
sifat dla’ifah yaitu:
1. Sifat Hams
2. Sifat Rakhawah
3. Sifat Istifal
4. Sifat Infitah
5. Sifat Idzlaq
6. Sifat Lin

22
Pembagian sifat qawiyyah dan dla’ifah ini sebagaimana dituliskan oleh Dr.
Muhammad Muhsin dlam kitab Ar-Raid fi Tajwidil Qur’an. Sedangkan yang
masyhur dalam buku-buku dan kitab-kitab tajwid pembagian sifat-sifat huruf
berdasarkan kategori mutadladah dan ghairu mutadladah.

BAB III

KESIMPULAN

23
DAFTAR PUSTAKA

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai