Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

I’RAB
Disusun sebagai salah satu syarat
Tugas mata kuliah
Metode Membaca Kitab Kuning

Dosen pengampu :
Drs. Ahmad Fadlillah,M.pd.I

Disusun oleh :
Aj’matul Laili (2144012747)
Alen Dhea Natasya (2144012748)
Leny Indriyani (2144012760)

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYAH (INAIFAS)
KENCONG - JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadiran allah swt, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah bab I’RAB ini.

Sholawat dan salam kepada junjungan nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama islam.

kemudian dari pada itu, kami sadar dalam menyusun menyusun makalah ini banyak yang
membantu usaha kami. untuk itu kami menyampaikan banyak trimakasih kepada semua pihk
yang telah membantu.

terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran kritik dari teman-teman dan bapak dosen.

Akhir kata, kami harap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi siapa saja yang membaca, terutama teman-teman fakultas tarbiyah program studi
pendidikan agama islam institut agama islam alfalah assuniyyah kencong jember.

II
DAFTAR ISI

Cover

Kata pengantar............................................................................................................................I

Daftar isi.......................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2

A. Pengertian I‘rab.................................................................................................................2
B. Macam Macam I’rab.........................................................................................................3
C. Tanda Tanda I’rab.............................................................................................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................10

Kesimpulan............................................................................................................................10

Saran .....................................................................................................................................10

Daftar Pustaka.............................................................................................................................11

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya dalam memudahkan membaca kitab kuning munculah ilmu nahwu. berbagai
konsep dan metode telah dikemukakan oleh para tokoh nahwu. dengan adanya metode
membaca kitab kuning kiranya perlu banyak kajian terhadap ilmu nahwu.
Dalam memahami ilmu agama yang mana bersumber dari alqur’an dan hadist yang harus
memerlukan kaidah nahwu yang didalamnya terdapat sebagian kajian tentang I’ROB yang
akan dijelaskan oleh kelompok kami tentang “Pengertian I’rob, macam-macam, dan tanda-
tandanya”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’rab?
2. Apa saja macam - macam I’rab?
3. Apa saja tanda tanda I’rab?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian I’rab.
2. Untuk mengetahui macam macam I’rab.
3. Untuk mengetahui tanda tanda I’rab.

IV
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian I’rab

ِ ‫ف ْال َع َوا ِم ِل ال َّد‬


‫اخلَ ِة َعلَ ْيهَا لَ ْفظًا اَ ْوتَ ْق ِد ْيرًا‬ ِ َ‫م اِل ْختِال‬Yِِ‫اخ ِر ْال َكل‬
ِ ‫اَاْل ِ ْع َربُ هُ َوتَ ْغيِ ْي ُراَ َو‬.
I’rab adalah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik
secara lafadz ataupun secara perkiraan.

Maksudnya I’rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi
amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafadznya atau hanya secara
diperkirakan saja keberadaannya.

Contoh perubahan secara lafadz :

‫ َجا َء َز ْي ٌد‬: Zaid telah datang


ُ ‫ َرَأي‬: Aku telah melihat Zaid
‫ْت َز ْيدًا‬
ُ ْ‫ َم َرر‬: Aku telah bersua dengan Zaid
‫ت بِ َز ْي ٍد‬
ُ‫يَ ْد ِرب‬: Dia memukul
‫ب‬َ ‫لَ ْن يَ ْد ِر‬: Dia tidak akan dapat memukul
َ ‫لَ ْم يَ ْد ِر‬: Dia tidak memukul
‫ب‬

Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaannya :

‫يَ ْخشى‬: Dia merasa takut


‫لَ ْن يَ ْخشى‬: Dia tidak akan merasa takut
‫لَ ْم يَ ْخشى‬: Dia tidak merasa takut
Y‫ َجا َء ْالفَتى‬: Telah datang seorang pemuda
V
‫ْت ْالفَتى‬
ُ ‫ َو َرَأي‬: Aku telah melihat seorang pemuda
‫ت بِ ْالفَتى‬
ُ ْ‫ َمرر‬: Aku telah bersua dengan seorang pemuda
Lafazh:‫ء‬
َ ‫َجا‬ ُ ‫ لَ ْم لَ ْن َراَي‬namanya amil, yang mengubah atau yang mempengaruhi akhir
‫ْت‬
kalimah.

B. Macam Macam I’rab

‫َواَ ْق َسا ُمهُ اَرْ بَ َعةٌ َر ْف ٌع َونَصْ بٌ َو َخ ْفضٌ َو َج ْز ٌم‬


I’rab terbagi menjadi 4 macam, yaitu I’rab rofa’, I’rab nashob, I’rob khafadh, dan I’rob
jazm.

Diantara contoh dari I’rab-I’rab tersebut ialah sebagai berikut:

1. I’rab rafa’, seperti:

‫ َز ْي ٌد قَاِئ ٌم‬: zaid berdiri


2. I’rab nashab, seperti:

ُ ‫ َرَأي‬: aku telah melihat zaid


‫ْت َز ْيدًا‬
3. I’rab khafadh, seperti:

ُ ْ‫ َم َرر‬aku telah bersua dengan zaid


‫ت بِ َز ْي ٍد‬
4. I’rab jazm, seperti:

: ْ‫ لَ ْم يَضْ ِرب‬dia tidak memukul


khafadh.sedangkan I’rab jazm tidak boleh memasuki isim.

I’rab Isim

َ ‫ب َو ْا‬
‫لخ ْفضُ َواَل َج ْز َم فِ ْيهَا‬ Yُ ْ‫ك ال َّر ْف ُع َوالنَّص‬
َ ِ‫قَلِاْل َ ْس َما ِء ِم ْن ذل‬
Diantara I’rab 4 macam yang boleh memasuki isim hanyalah I’rab rofa’, I’rob
nashob, dan I’rab khafadh.sedangkan I’rab jazm tidak boleh memasuki isim.

I’rab-I’rab yang sering memasuki isim adalah sebagai berikut:

1. I’rab rofa’ contoh:


VI
: ‫م َعلِّ ٌم‬
ُ ‫ َسالِ ٌم‬salim seorang guru
2. I’rab nashab, contoh:

: ‫سالِ ًما‬
َ ُ ‫ َراَي‬aku telah melihat salim
‫ْت‬
3. I’rab khafadh,, contoh:

: ُ ْ‫ َم َرر‬aku telah bersua dengan salim


‫ت بِ َسالِ ٍم‬
isim itu selamanya tidak menerima I’rab jazm, yakni tidak bisa dimasuki oleh amil yang
menjazmkan.
I’rab Fi’il

َ ‫ك ال َّر ْف ُع َوالنَّصْ بُ َوا َج ْز ُم َواَل َخ ْف‬


‫ض فِ ْيهَا‬ ِ ‫َولِاْل َ ْف َع‬
َ ِ‫ال ِم ْن َذل‬
Diantara I’rab 4 macam yang boleh memasuki fiil hanyalah I’rab rofa’, I’rab nashob, I’rab
jazm. sedangkan I’rab khafadh tidak boleh memasuki fi’il. Diantara 4 macam I’rab yang
sering memasuki fi’il ialah I’rab:
1) Rofa’, contoh:

‫ص ُر‬ ُ ‫ يَ ْن‬: dia menolong


‫ يَ ْق َرُأ‬: dia membaca

‫يَ ْعلَ ُم‬ :dia mengetahui

2) Nashab, contoh:

: ‫ اَ ْن يَ ْنس َُر‬hendaknya dia menolong


: ‫رَأ‬َ ‫اَ ْن يَ ْق‬hendaknya dia membaca
‫ اَ ْن يَ ْعلَ ُم‬hendaknya dia mengetahui
:
3) Jazm, contoh:

: ْ‫لَ ْم يَ ْنسُر‬dia tidak menolong


: ‫رْأ‬َ ‫لَ ْم يَ ْق‬dia tidak membaca
: ‫لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬dia tidak mengetahui
Amil yang mengjarkan selamanya tidak bisa diterima fi’il.

VII
C. Tanda Tanda I’rab

Masing-masing I’rab mempunyai tanda yang berbeda-beda , diantaranya sebagai berikut :

1. I’rab Rofa’

ُ ِ‫ض َّمةُ َو ْال َوا ُو َواَأْلل‬


‫ف َوالنُّ ْو ُن‬ ٍ ‫لِل َّر ْف ِع َأرْ بَ ُع َعاَل َما‬
َّ ‫ت اَل‬
Artinya : “I’rob rafa’ itu mempunyai 4 tanda, yaitu dlomah, wawu, alif dan nun”.

Setiap kalimat, ketika rafa’ pasti menggunakan salah satu dari 4 tanda
tersebut.  Dan setiap tanda mempunyai tempat – tempat tersendiri yang akan dibahas di
bawah ini :

a. Dhommah, merupakan tanda i”rob asli. contohnya   maka ia menjadi tanda bagi rafa’
pada empat tempat :
1) Isim Mufrad, yaitu yang menunjukkan makna tunggal.

َ ‫ ُم‬ ‫قَ َرَأ‬
Contoh :  َ‫القرأن‬ ‫ح َّم ٌد‬

2) Jama’ Taktsir, yaitu lafadz yang menunjukkan arti banyak dan tidak terikat
pada objek perempuan maupun laki-laki. Jamak taksir juga dapat dimaknai suatu
lafadz yang menunjukkan arti banyak yang bentuk lafadznya berubah dari bentuk

tunggalnya. Misalnya; ‫ طلب‬ menjadi ‫طالب‬ , contoh; ‫المدرس ِة‬ ‫في‬ ‫الطالب‬ ‫جاء‬


3) Jama’ Muannas salim, yaitu lafadz yang menunjukkan makna jamak (banyak)
yang dikhususkan pada objek perempuan. Dan biasanya di aakhiri dengan huruf
ُ ‫ْال ُم ْسلِ َم‬
alif dan ta’. Contoh : ‫ات‬ ِ ‫ َجاَئ‬  (para wanita muslimah datang)
‫ت‬
Keterangan : Lafadz ‫ات‬ ُ ‫لِ َم‬Y‫ ْال ُم ْس‬  adalah jama’ mu’annats salim. Mufrodnya
ْ ‫اَ ْل ُم‬  yang berarti seorang wanita muslimah. Ta’ – nya ُ‫لِ َمة‬Y‫اَ ْل ُم ْس‬ 
adalah ُ‫لِ َمة‬Y‫س‬
dibuang, lalu ditambahkan alif dan ta’ alamat jama’.
4) Fiil Mudhari’ yang huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu
jama’, dan ya’ mu’annatsah mukhothobah. Fi’il mudlori’ adalah fi’il yang di

VIII
awali huruf ya’, ta’, hamzah, atau nun yang zaidah (tambahan). Contoh : , ُ ‫يَ ْن‬
‫ص ُر‬
‫ نُقَاتِ ُل‬, ‫ اَ ْفتَ ُح‬, ُ‫تَضْ ِرب‬
b. Wawu, pada hakikatnya wawu adalah sebagai pengganti (tanda far’i) dari tanda
dhammah.Tanda wawu sebagai ciri dari i’rab rafa’ bertempat di dua tempat, yaitu :
1) Jamak Mudzakar Salim, yaitu suatu kata yang menunjukkan makna jamak yang
dikhusukan pada objek laki-laki, dan biasanya di akhiri dengan huruf wawu dan

nun  (‫)و ن‬ pada tingkah rafa’ dan di akhiri ya’ dan nun (‫)ين‬ pada tingkah nasab

dan jer. Contoh; ‫المفلحون‬ ‫هم‬ ‫اولئك‬


2) Asma’ul Khamsah, yaitu isim-isim lima yakni (‫ذو‬ ،‫ فو‬،‫ حم‬،‫ اخ‬،‫)اب‬. Contoh;
‫ ُذوْ َمال‬، َ‫ فُوْ ك‬، َ‫ َح ُموْ ك‬،‫ك‬
َ ْ‫ اَ ُخو‬، َ‫َجا َء اَبُوْ ك‬
c. Alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang tertentu.Isim
tatsniyah adalah suatu kata benda yang menunjukkan makna dua. Isim tatssniyah

biasanya di akhiri dengan huruf alif dan nun (‫)أ ن‬ ketika rafa’, dan di akhiri ya’ dan

ٌ
nun (‫)ين‬ ketikaa tingkah nasab dan jer. Contoh; ‫جديدان‬ ‫طالبان‬ ‫وحسن‬ ‫احم ٌد‬
d. Nun, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung dengan
dhamir tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah. Nun menjadi
tanda bagi i’rab rafa’ itu bertempat pada fi’il mudhari’ yang bertemu dengan

1) Dhamir tastniyah, contoh ; ‫تفعالن‬ ،‫يفعالن‬


2) Dhamir jamak, contoh ; ‫تفعلون‬ ،‫يفعلون‬
3) Dhamir muannas mukhatabah, contoh ; ‫تفعلين‬

2. I'rab Nashob
I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan membuang
(menghilangkan) huruf nun.
a. Fathah, merupakan tanda i’rob nasab asli, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada
tiga tempat :
1) Isim Mufrad, seperti dalam contoh :

ُ ‫ َرَأي‬ : aku telah melihat zaid


‫ْت َز ْيدًا‬
IX
ُ ‫اِ ْشتَ َري‬ : aku telah membeli sebuah kitab
‫ْت ِكتَابًا‬

2) Jama’ taksir, seperti contoh :

ُ ‫ َرَأي‬ : aku telah melihat zaid-zaid


‫ْت ُزيُوْ دًا‬

ُ ‫اِ ْشت ََري‬ : aku telah membali beberapa buah kitab


‫ْت ُكتُبًا‬

3) Fi’il Mudhari apabila kemasukan padanya amil yang menashabkan dan pada akhir
kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatupun. (dari alif tatsniyah, wawu
jamak,dan  nun taukid).
b. Alif, Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asma’ul khomsah, Contoh :

َ ‫ك َو َأ َخا‬
‫ك‬ َ ‫ْت َأبَا‬
ُ ‫ َرَأي‬ : aku telah melihat ayahmu dan saudaramu

c. Kasrah, Kasrah menjadi alamat i’rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak
muannats salim saja. Contoh :

ِ ‫ْت ْال ُم ْسلِ َما‬


‫ت‬ ُ ‫رَأي‬ 
َ (bentuk jamak dari lafadh ٌ‫) ُم ْسلِ َمة‬

ُ ‫ َرَأي‬ (bentuk jamak dari lafadh  ٌ‫)ثَيِّبَة‬


ٍ ‫ْت ثَيِّبَا‬
‫ت‬

d. Ya’, Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak mudzakar
salim. Contoh:
1) Isim tatsniyah

ُ ‫قَ َرْأ‬ : aku telah membaca dua buah kitab


‫ت ِكتَابَي ِْن‬
Huruf ya’  di sukun kan dan huruf sebelumnya di fathah kan

2) Jamak mudzakaar salim

َ‫ْت ْال ُم َعلِّ ِم ْين‬


ُ ‫ َرَأي‬ : aku telah melihat guru-guru
Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di kasrah kan

X
3) Membuang nun (Hafdzu Nun). Membuang nun menjadi alamat pada i’rab nashb
pada af’aalul khomsah. Yang di rafa’ kan dengan memakai nun  itsbat. Seperti
lafadz:

‫اَ ْن يَ ْعلَ َما‬ : hendaknya mereka berdua mengetahui

‫لَ ْن تَ ْعلَ َما‬ : hendaknya kamu berdua mengetahui

‫اَ ْن يَ ْعلَ ُموْ ا‬ : hendaknya mereka mengetahui

‫اَ ْن تَ ْعلَ ُموْ ا‬ : hendaknya kalian mengetahui

‫اَ ْن تَ ْعلَ ِم ْى‬ : hendaknya engkau perempuan mengetahui

3. I’rab Jar/Khofad
Tanda I'rob jar  adalah kasroh, ya dan fathah.
a. Kasroh, masuk pada tiga tempat, yaitu :
1) Isim mufrod,   ‫ب‬ِ َ‫ ْال َم ْكت‬ ‫قَلَ ِم ْي َعلَى‬ (penaku diatas meja)
2)  Jamak taksir, ٌ‫ه َّمةٌ عَالِيَة‬
ِ  ‫ال‬ ِ ‫ ْالرِّ َج‬ ‫ ِل‬ (para lelaki itu mempunyai cita-cita yang
tinggi)
3) Jamak muanas salim, ‫ت‬ ِ ‫الطَّالِبَا‬ ‫ت َعلَى‬ ُ ‫ َسلَّ ْم‬ (saya memberi salam kepada siswi-
siswi).
b. Ya’. masuk pada tiga tempat, yaitu :
1) Asma’ul khomsah, ‫؟‬  َ‫خ ْيك‬ ِ ‫َأ‬ ‫َأت َْذهَبُ اِلَى‬ (apakah kamu akan pergi kepada
saudaramu?).
ِ ‫طَالِبَي‬ ‫ْت هَ َذا ْالخَ بَ َر ِم ْن‬
2) Isim tasniyah,   ‫ْن‬ ُ ‫ َس ِمع‬ (saya mendengar berita ini dari dua
orang siswa).
3) Jamak muzakar salim,  َ‫ز ْين‬ ِ ‫ ْالفَاِئ‬  َ‫اَللَّهُ َّم اجْ َع ْلنَا ِمن‬ (ya Allah jadikanlah kami
termasuk orang-orang yang mendapatkan kemenangan).
c. Fathah, masuk pada satu tempat, yaitu :
1)  Isim ghoir munsorif (isim yang tidak menerim tanwin), َ‫شة‬ َ ‫لِ َعاِئ‬ ُ‫َّارة‬
َ ‫ال َّسي‬ ‫ ِه ِذ ِه‬ (mobil
ini milik Aisyah).

4. I’rab Jazm
I’rab jazm merupakan i’rab yang dikhususkan untuk kalimat fiil. Adapun tanda
irab jazm yang akan kita bahas disini ada dua, yaitu sukun dan membuang (nun+huruf
‘illat). Dalam redaksi kitab jurumiyah disebutkan sebagai berikut :

ُ ‫َولِ ْل َج ْز ِم َعاَل َمتَا ِن ال ُّس ُكوْ ُن َوال َح ْذ‬


‫ف‬
Artinya : I’rab jazm mempunyai dua alamat atau ciri (tanda), yaitu sukun dan
membuang.

XI
  i’rab jazm dalam ilmu nahwu ditandai dengan dua tanda yaitu harakat sukun dan
hadf (membuang), yang dimaksud dengan membuang disini adalah membuang huruf ‘illat
dan juga membuang huruf nun.
Adapun tanda irab jazm yang menjadi bagian terakhir dalam pembagian i’rab dalam
ilmu nahwu adalah sebagai berikut :
a. Sukun, yang menjadi tanda pokok dalam i’rab jazm. Contoh :

ْ‫لَ ْم يَضْ ِرب‬  Asalnya  ُ‫يَضْ ِرب‬

ْ‫لَ ْم يَ ْنصُر‬   Asalnya ‫ص ُر‬


ُ ‫يَ ْن‬

‫لَ ْم يَ ُك ْن‬   Asalnya ‫يَ ُكوْ ُن‬


b. Membuang nun yang menjadi tanda rafa’. Contoh :

‫لَ ْم تَ ْف َعلُوْ ا‬  Asalnya  َ‫تَ ْف َعلُوْ ان‬

‫لَ ْم تَ ْف َعلِ ْى‬  Asalnya  َ‫تَ ْف َعلِ ْين‬


‫لَ ْم يَ ْف َعاَل‬   Asalnya ‫يَ ْف َعاَل ِن‬

‫لَ ْم تَ ْف َعاَل‬   Asalnya ‫تَ ْف َعاَل ِن‬

‫لَ ْم يَ ْف َعلُوْ ا‬  Asalnya  َ‫يَ ْف َعلُوْ ان‬


c. Membuang huruf ‘illat. Contoh :

َ ‫لَ ْم يَ ْخ‬  Asalnya ‫يَ ْخ َشى‬


‫ش‬

XII
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
I’rab adalah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya,
baik secara lafadz ataupun secara perkiraan. I’rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir
kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak
jelas lafadznya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
I’rab terbagi menjadi 4 macam, yaitu I’rab Rofa’, I’rab Nashob, I’rob Khafadh,
dan I’rob Jazm.
Masing-masing I’rab mempunyai tanda yang berbeda-beda , diantaranya sebagai
berikut : I’rab rofa’(Dhommah, Waw, Alif, Nun), I’rab Nashob (Fathah, Alif, Kasrah,
Ya’), I’rab Jer/Khofadh(Kasrah, Ya’, Fathah), I’rab Jazm.

B. Saran
Dengan demikian penulisan makalah ini kami meminta saran dan kritik karena
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar temanteman Mahasiswa yang
membaca atau Bapak Dosen yang membimbing agar memberikan masukan demi
kesempurnaan penulisan makalah yang berjudul “I’ROB”.

XIII
DAFTAR PUSTAKA

Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu, (Yogyakarta: DIVA Press, 2015),29-30.

Moch, Anwar. Ilmu nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2014), 25.

Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu, (Yogyakarta: DIVA Press, 2015),32-33.

Moch, Anwar. Ilmu nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), 11-14

https://iinnurhamidah.blogspot.com/2021/01/makalah-irob.html

XIV

Anda mungkin juga menyukai