Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AL- IRAB & MABNI


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bahasa Arab 1
Dosen Pengampu : Wildan Mupasir, M. Pd

Disusun Oleh :
Ahmad Lukmana
Aji Putih D

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RIYADHUL JANNAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat & kasih saying - Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan baik dan
benar. Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW., yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan atau menjelaskan
makalah ini mengenai “ AL – IRAB & MABNI".
Disadari adanya keterbatasan kemampuan manusiawi yang ada dalam diri,
kami mohon maaf atas ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik dari semua pihak akan kami pertimbangkan untuk kebaikan kami ke
depannya dalam membuat atau Menyusun makalah ini. Kami ucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam membuat makalah
ini.

Subang, 17 September 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBBAHASAN....................................................................................2
A. Pengertian Al – Irab ..................................................................................2
B. Contoh Al – Irab........................................................................................2
C. Pengertian Mabni.......................................................................................3
D. Contoh Mabni............................................................................................3
E. Macam – macam Mabni............................................................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu nahwu adalah suatu ilmu yang mempelajari atau membahas
tentang kaidah-kaidah yang digunakan dalam berbahasa Arab untuk
mengetahui hukum - hukum kalimat dalam sebuah bahasa arab. Dalam
ilmu nahwu dikenal dengan istilah Haal dan Tamyiz.
Haal adalah keadaan atau ketereangan kondisinya sedangkan
pengertian dari Tamyiz adalah sesuatu hal yang menerangkan tentang
dzatnya. Di dalam ilmu Nahwu terdapat I’rab dan Mabni.
I’ rab dan Mabni adalah salah satu huruf, tanda, atau kalimat Bahasa
arab yang memiliki cirinya tersendiri. I’ rab dan Mabni adalah salah satu
kata atau lahfadz yang penting dalam dalam ilmu Nahwu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Al I’rab & Mabni ?
2. Apa Saja Contoh dari Al I’rab & Mabni ?
3. Apa saja macam – macam Al I’rab & Mabni ?

B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui & Memahami Pengertian dari Al I’rab & Mabni
2. Untuk Mengetahui & Memahami Contoh – contoh dari Al I’rab &
Mabni
3. Untuk Mengetahui & Memahami Macam – macam Al I’rab &

4
Mabni

BAB II
PEMBAHASAN

1. I'rab

A. Definisi I'rab

Secara bahasa i'rab artinya baris atau harokat pada suatu


kalimat bahasa Arab. Sedangkan i'rab secara istilahnya diambil dari
pendapat Al-Imam Abu Abdullah Muhammad Dawud As-
Shonhaji di dalam kitabnya yang bernama "Mukhtashor Jiddan"
atau dikenal dengan sebutan kitab Jurumiyyah,yakni:

‫ ﻻﺧﺘﻼف اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﺪﺧﻴﻠﺔ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﻔﻆ او‬I‫ﻫﻮ اﻟﺘﻐﻴﻴﺮ اواﺧﺮ اﻟﻜﻠﻢ‬


‫ﺗﻘﻴﺮا‬

“I’rab atau Mu’rab adalah perubahan akhir kata karena masuknya amil yang
berbeda-beda, baik secara lafadz maupun secara dikira-kirakan
keberadaannya.”

Dapat diperjelas kembali maksud perkataan di atas yaitu ketika ada


satu lafad /kata kemudian ada amil yang masuk pada lafad tersebut maka
harokat akhir pada lafadnya akan berubah sesuai amil yang memerintahnya.

Kita ambil contoh pada lafadz ‫زﻳﺪ‬, tentunya pada akhir lafad zaid
berharokat Dhomah ( ). Oleh karena itu,ketika ada kalimat lain yang

5
menyertai lafad zaid tersebut maka akan ada perubahan pada harokat
akhirnya. Contoh:

Zaid telah datang =‫جا َء‬


َ ‫زَ ْي ٌد‬
Aku telah melihat Zaid = ُ ‫زَ ْيدًا َرَأي‬
‫ْت‬
Aku telah bertemu dengan Zaid = ُ ْ‫بِ َز ْي ٍد َم َرر‬
‫ت‬

Sedangkan perubahan yang dikira-kirakan keberadaannya adalah seperti


dlam contoh berikut:

Seorang pemuda telah datang. =‫جا َء‬


َ ‫ْالفَتَى‬
ُ ‫َرَأي‬
Aku telah melihat seornag pemuda. = ‫ْت‬ ‫ْالفَتَى‬
ُ ْ‫َم َرر‬
Aku telah bertemu dengan seorang pemuda.[1] = ‫ت‬ ‫بِ ْالفَتَى‬

B. Pembagian I’rab

‫جزم و وخفض ونصب رفع أربعة وأقسامه‬


“I’rab terbagi menjadi empat macam, yaitu i’rab rafa’, nashab, khafadh
(jer), dan jazm.”

Di antara contoh dari i’rab-i’rab di atas ialah sebagai berikut:

1. I’rab rafa’, seperti: ‫ = قَاِئ ٌم َز ْي ٌد‬Zaid berdiri


2. I’rab nashab, seperti: ُ ‫ = زَ ْيدًا َرَأي‬Aku telah melihat Zaid.
‫ْت‬
3. I’rab khafadh (jer), seperti: ُ ْ‫بِ َز ْي ٍد َم َرر‬
‫ت‬ = Aku telah bertemu
dengan Zaid.

4. I’rab Jazm, seperti: ‫يَضْ ِربْ لَ ْم‬ = Dia tidak memukul.[2]

6
C. I’rab yang memasuki isim dan fi’il

‫فيها جزم وال والخفض والنّصب الرّفع ذلك من فلألسماء‬


“Di antara I’rab yang berjumlah empat macam itu yang boleh memasuki
isim hanyalah i’rab rafa’, nashab, dan khafadh (jer). Sedangkan i’rab jazm
tidak boleh mamsukinya.”

Dari i’rab-i’rab di atas yang dapat memasuki isim contohnya


sebagai berikut:

1. I’rab rafa’, seperti: ‫ = ُم َعلِّ ٌم َسالِ ٌم‬Salim seorang guru


2. I’rab nashab, seperti: ُ ‫ = َسالِ ًما َرَأي‬Aku telah meihat Salim
‫ْت‬
3. I’rab Khafadh (jer), seperti: ُ ْ‫ = بِ َسالِ ٍم َم َرر‬Aku telah bertemu
‫ت‬
dengan Salim.[3]

‫فيها خفض وال والجزم زالنّصب الرّفع ذلك من ولألفعال‬


“Di antara I’rab yang berjumlah empat macam itu yang boleh memasuki
fi’il hanyalah i’rab rafa’, nashab, dan jazm. Sedangkan i’rab khafadh (jer)
tidak boleh mamsuki fi’il.”

Dari i’rab-i’rab di atas yang dapat memasuki isim contohnya


sebagai berikut:
1. I’rab Rafa’, seperti:

‫ص ُر‬ ُ ‫ = يَ ْن‬Dia menolong


‫ = يَ ْق َرُأ‬Dia membaca

‫ = يَ ْعلَ ُم‬Dia mengetahui

2. I’rab Nashab, seperti:

7
ُ ‫ = يَ ْن‬Hendaknya dia menolong.
‫ص َر اَ ْن‬
‫ = يَ ْق َرَأ اَ ْن‬Hendaknya dia membaca.
‫ = يَ ْعلَ َم اَ ْن‬Hendaknya dia mengetahui.

3. I’rab Jazm, seperti:

‫ = يَ ْنصُرْ لَ ْم‬Dia tidak menolong.


‫ = يَ ْق َرْأ لَ ْم‬Dia tidak membaca.
‫ = يَ ْعلَ ْم لَ ْم‬Dia tidak mengetahui.[4]

2. Mabni
A. Pengertian Mabni

‫وكسرة وفتح ض ّم أربعة وأنواعه سكونا أو حركة الكلم أواخر لزوم وسكون‬
“Bina (Mabni) adalah kata yang huruf akhirnya senantiasa tetap (tidak
berubah), baik harakat maupun sukunnya. Bina (Mabni) itu ada empat
macam, yaitu bina’ dhammah, bina’ fathah, bina’ kasrah, dan bina’
sukun.”

Contoh bina’ dhammah, seperti lafadz ُ ‫ َحي‬, bina’ fathah, seperti lafadz
‫ْث‬
َ‫ َأ ْين‬, bina’ kasrah, seperti lafadz ‫س‬
ِ ‫ َأ ْم‬, dan bina’ sukun, seperti lafadz ْ‫هَل‬
]5[.

8
B. Macam-macam Mabni

Terdapat delapan macam isim yang termasuk ke dalam isim mabni, yakni:

1) Isim Dhomir
Isim dhomir adalah salah satu isim yang dimanfaatkan sebagai pengganti
mutakallim, ghaib, dan mukhathab. Dalam bahasa Indonesia, isim dhomir
merupakan kata ganti. Isim ini tidak memiliki bentuk yang mutlak pada saat
diidhafatkan dan ketika berdiri sendiri.

2) Isim Isyaroh
Isim isyaroh adalah isim yang dipakai sebagai penunjuk sesuatu hal atau
biasa dikenal dengan kata tunjuk. Hukum dari segala macam jenis isim isyaroh
adalah mabni. Yang termasuk isim isyaroh adalah sebagai berikut:

(‫)هَ َذا‬, (‫)هَ ِذ ِه‬, (‫ك‬ َ ‫)تِ ْل‬, ( َ‫)هُنَاك‬


َ ِ‫) َذل‬, (‫ك‬

3) Isim MaushulIsim Maushul


Maushullsim maushul merupakan isim yang bermanfaat untuk
menghubungkan dua atau lebih kalimat menjadi satu kalimat. Isim ini tidak bisa
berdiri tanpa adanya shilah maushul atau kalimat penjelas. Yang termasuk ke
dalam isim maushul adalah (‫) َم ْن‬, (‫) َما‬, ( ْ‫)ال َّ ِذي‬, (‫ي‬
ْ ِ‫)الَّت‬, dan lain-lain.

4) Isim Syarat
Isim syarat merupakan salah satu isim yang membutuhkah sebuah
jawaban. Isim ini berfungsi sebagai penghubung dua kalimat. Kalimat pertama
pada isim ini menjadi syarat, sedangkan kalimat kedua merupakan jawaban.
Yang termasuk ke dalam isim syarat adalah (‫) َم ْن‬, (‫) َما‬, (‫) َمتَى‬, ( َ‫)َأيَّان‬, ( َ‫)َأ ْين‬,
(‫)َأ ْينَ َما‬, (‫ى‬
َّ ‫)َأن‬, (‫) َح ْيثُ َما‬, (‫) َك ْيفَ َما‬, dan ( ُّ‫)َأي‬.

5) Isim Istifham
Isim istifham adalah isim yang dipakai untuk menanyakan sesuatu hal
atau lebih dikenal dengan kata tanya. Kata yang termasuk ke dalam isim
istifham adalah (‫) َم ْن‬, (‫) َما‬, (‫) َمتَى‬, ( َ‫)َأ ْين‬, ( َ‫) َك ْيف‬, (‫) َك ْم‬, dan ( ُّ‫)َأي‬.
6) Sebagian Isim Zharaf
Sebagian isim zharaf merupakan isim mabni dan sebagian lagi isim
ُ ‫) َحي‬, (
mu’rab. Isim zharaf yang termasuk ke dalam isim mabni adalah (‫ْث‬
ِ ‫)َأ ْم‬, ( َ‫)اآْل ن‬, (‫)ِإ ْذ‬, (‫)ِإ َذا‬, ( َ‫)َأ ْين‬, dan ‫ْث ُك ْنتَ َجالِسًا‬
‫س‬ ُ ‫ثُ َّم َجلَس‬
ُ ‫ْت َحي‬

7) Isim Fi’il
Isim fi’il adalah salah satu isim mabni yang di dalamnya mengandung
makna fi’il. Meskipun mengandung makna fi’il, namun isim tidak memiliki
tanda-tanda fi’il. Kata yang termasuk ke dalam isim fi’il adalah ( َ‫)هَ ْيهَات‬, (
ْ َ‫)ق‬, ( َ‫)آ ِم ْين‬, (‫ي‬
‫ط‬ َّ ‫) َح‬, dan lain-lain.

8) Adad Murakkab
Adad murakkab adalah angka 11 hingga 19 kecuali angka 12.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan nya yaitu jadi I’rab dan Mabni mempunyai peran penting dalam sebuah
ilmu nahwu, karena I rab itu perubahan suatu akhir kalimat yang disebabkan oleh
beberapa amil yang masuk atau menyertai kalimah tersebut baik perubahan lafadnya
maupun taqdirnya sedangkan Mabni adalah kata yang huruf akhirnya senantiasa tetap
(tidak berubah), baik harakat maupun sukunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Jurumiyah Pengarang Al-Imam Abu Abdullah Muhammad Dawud As- Shonhaji
Penerbit raudhah press

Anda mungkin juga menyukai