Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU KE 7

MAKALAH KALIMAH DAN PEMBAGIANNYA

BAHASA ARAB

DOSEN PENGAMPU:

MUSTAKIM ARIS, M. Pd. I

DISUSUN OLEH:

SITI FAJARIA

(NIM. 12001152)

SEMESTER/KELAS : I / D

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa membimbing dan menyayangi umatnya hingga akhir
zaman. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “ Bahasa Arab “ selain itu dapat memberikan pengetahuan dasar tentang
pembagian kalimah dalam Bahasa Arab.

Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Mustakim Aris, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah ini,
yang telah membimbing dan memberikan materi demi kelancaran dan terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan, pedoman dan tuntutan bagi generasi muda dalam
mempelajari bahasa arab, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta
Inayah-Nya kepada kita semua. Amiin...

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………..…………i


DAFTAR ISI …………………………………………..…………ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………..…………
Latar Belakang …………………………………………..…………1
Rumusan Masalah …………………………………………..…………2
Tujuan Penulisan ………………………………………..……………2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………..…………
Pengertian Kalimah ………………………………………..…………3
Bagian-Bagian Kalimah ………………………………………..…………6
BAB III PENUTUP ……………………………………………………
Kesimpulan ……………………………………………………10

Saran ……………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………11

Ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam memulai penulisan ilmu nahwu, sudah lajim bagi para ulama nahwiyyin memulainya
dengan menguraikn nama kalam terlebih dahulu, sebab dengan demikian itu akan mudah
mengetahui isim, fi’il dan haraf sebagai mufrod kalimah.

dalam kitab jurumiyah, yang dinamakan kalam adalah:

‫الكالم هو اللفظ المركب المفيد با لوضع‬

Artinya: yang dinamakan kalam ialah lafadz yang murakkab serta mengandung faedah dengan
wadho arab.

Yang disebut kalam menurut ahli ilmu nahwu, harus memenuhi syarat ini:

1) Lafadz, yaitu:

‫الصوة المشمل على بعض الحروف الهجا ئيه‬

Artinya: “suara yang meliputi sebagian huruf hijaiyah”

Contoh:‫ كتاب‬,‫(زيد‬buku, zaed).

Jika tidak ada suaranya berarti bukan lafaz tapi jika bersuara berarti atu lafaz.

2) Morokkab (tersusun), yaitu:

‫ما تركب من كلمتين فا كثرا‬

Artinya: “kalimat yang tersusun dua kalimat atau lebih banyak”.

Contoh: ‫(زيدجاء‬telah datang zaed)

3) Mufied (berfaedah), yaitu:

‫ما افا د فا ئد ة يحسن السكو ت من المتكلم و السا مع عليها‬

Artinya: “lafaz yang memberi faedah yang sekira enak berdiamnya orang yang berbicara dan yang
mendengarkannya/sama-sama mengerti”.

Contoh :‫( قام زيد‬telah berdiri zaed).

4) Wadho( bahasa arab), yaitu:

‫جعل الفظ دليل على معنا‬

Artinya: “menjadikan lafaznya supaya menunjukkan pada arti”

Kalam baru terbentuk apa biala terdiri dari dua isim atau terdiri dari fi’il dan isim.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimah ?

2. Jelaskan Pembagian Kalimah Dalam Bahasa Arab ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Kalimah.

2. Mengetahui Pembagian Kalimah Dalam Bahasa Arab.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimah

Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat mufrod/tunggal.
Jika kalimah dalam bahasa arab di bahasa indonesiakan maka disebut kata. Kalam. Adalah ucapan
yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya,
maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila
memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
ٌ ‫) َم ْلفُ ْو‬
a.Diucapan ( ‫ظ‬

b.Disusun ( ٌ‫) م َُر َّكب‬,

c.Difahami dan ( ‫) ُم ِف ْي ٌد‬,

d.Berbahasa Arab ( ‫َوضْ ُع ْال َع َر ِبيَّة‬

Untuk nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu pengertian kalam
sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu nahwu)dan kita akan mempelajari
kitab itu disini sebagai permulaan , disitu dituiskan :
ُ ‫أل َكاَل ُم ه َُو اللَّ ْف‬
‫ظ ْالم َُر َّكبُ ْال ُمفِي ُد ِب ْال َـوضْ ِع‬

“ALKALAAMU HUWAL LAFDJUL MURAKKABUL MIFYDU BIL WAD’I”

Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz yang tersusun lagi memberi
faedah dengan letaknya (dengan bahasa arab).

Contoh : ‫ > َجا َء َز ْي ٌد َقائِـ ٌم‬zaid datang dalam keadaan berdiri

Seperti dijelaskan kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang tersusun dan dengan
letaknya( dengan bahasa arab), itu hanyalah pengertian umumnya sedangkan kita yang pemula tidak
mengetaui apa arti lafadz,memberi faedah,DLL, untuk itulah saya menambahkan beberapa
pengetian mengenai lafadz DLL.

Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah contoh : ‫َزيْد‬

ِ ِ‫وت َي ْش َت ِم ُل َعلَى َبعْ ِد ال ُحرُوف‬


‫نحو َز ْي ٌد‬, ‫اله َجا ِئ َي ِة‬ ٌ ‫ص‬ ُ ‫أَللَّ ْف‬
َ ‫ ه َُو‬: ‫ظ‬
“ALLAFDJU : HUWA SHOWTUN YASYTAMILU ALA’ BA’DIL HURUUFIL HIJAAIYATI , NAHWU ZAIDUN”

Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara yang tidak terkandung
didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara suara gendang, suara tepukan tangan Dan tidak
termasuk lafadz juga yaitu setiap yang bukan termasuk suara saperti sebuah isyarat atupun sebuah
tulisan.

Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah sesuatu yang tersusun dari dua
kalimat atau lebih contoh :

‫ = َز ْي ٌد َقا ِئ ٌم‬zaid berdiri ‫َقا َم م َُح َّم ٌد‬ = telah berdiri muhammad
‫ َقا َم م َُح َّم ٌد‬, ‫ْن َفأ َ ْك َث َر نحو َز ْي ٌد َقا ِئ ٌم‬ َ ‫ َما َت َر َّك‬: ُ‫ألم َُر َّكب‬
ِ ‫ب مِنْ َكلِي َم َتي‬
“ALMUROKKABU : MA TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU ZAIDUN QOOIMUN ,
QOOMA MUHAMMADUN”

Disini dijelaskan murokkab/tersusun adalah yang tersusun dari dua kalimat, maka jika hanya berupa
satu kalimat saja dalam artian tidak tersusun dari dua kalimat maka tidak bisa dikatakan murokkab
dan tidak termasuk dalam kalam.

َ َ‫ َجل‬, ‫ب أَ ْل َكلِ َم ُة ْال َوا ِح َدةُ نحو َز ْي ٌد‬


‫س‬ ِ ‫َف َخ َر َج م َِن الم َُر َّك‬
“FAKHARAJA MINAL MUROKKABI ALKALIMATUL WAAHIDATU NAHWU ZAIDUN , JALASA”

artinya : Maka keluar/tidak termasuk dari murokkab(tersusun) yaitu kalimat yang tunggal(1 kata)
contoh ;
َ zaid(nama orang)
‫=ز ْي ٌد‬ َ ‫= َج َل‬duduk
‫س‬

Sekarang kita membahas tentang mufiyd(memberi faedah) adalah sesuatu kalimat yang memberi
faedah/memberi kejelasan dengan sekiranya bisa diam dari orang yag berbicaa maupun pendengar,
contoh ;

Maha benar Allah = ‫صدَقَ هللا‬


َ zaid telah memukul Amar= ‫ب َز ْي ٌد َعمْ رً ا‬
َ ‫ض َر‬
َ
Maka jika dikatakan seperti cotoh di atas atau yang lain dan yang mendengarkan diam dalam artian
mengerti maka itulah yang dinamakan Mufiyd.

‫ْن َفأ َ ْك َث َر نحو إِنْ َقا َم َز ْي ٌد‬ َ ‫َف َخ َر َج م َِن ْال ُم ْف ْي ِد ُك ُّل َما لَي‬
َ ‫ْس ُمفِ ْي ًدا َو إِنْ َت َر َّك‬
ِ ‫ب مِنْ َكلِي َم َتي‬
“FAKHORAJA MINAL MUFIYDI KULLU MAA LAYSA MUFIYDAN WA IN TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI
FA’AKTSARA NAHWU IN QOMA ZAIDUN”

Artinya : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-apa(perkataan) yang tidak memberi
faedah sekalipun tersusun dari beberapa kalimat seperti contoh :

Jika Zaid telah berdiri = ‫إِنْ َقا َم َز ْي ٌد‬

sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah berdiri” ,,,? Apa
maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak memberi faedah meskipun tersusun dari beberapa
kata karna kalimat tersebut masih membutuhkan sebuah jawab atau kalimat tambahan contoh :

Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = ‫َفـأْضْ ِر ُب ُه إِنْ َقا َم َز ْي ٌد‬

Kalimat tersebut baru bisa dikatakan mufid.

Selanjutnya kita membahas tentang bil wad’i /dengan letaknya (dengan bahasa arab) iyalah ada dua
penjelasan mengenai hal ini , yaitu ;

1. Dengan bahasa arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini adalah perkata’an al ajm
(perkataan selain bahasa arab) sepeti contoh ; ‫موسى‬
“Kata musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa lain.

2. Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang tidur dan perkataan orang
mabuk dan orang gila dan lainnya itu tidak termasuk dalam bil wad’i karena semuanya berupa tidak
disengaja.

Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam (‫ )كالم‬dan apa-apa yang termasuk dalam kalam
dan yang tidak termasuk kalam, dipostingan berikutnya akan dijelaskan mengenai
pembagian/pengkategorian kalam .

B. Bagian-bagian kalimah
Kalimah terbagi dalam 3 bagian, yaitu: isim, fi’il dan haraf.

1. Isim (kata benda)

a. Ta’rif isim yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها ولم تقترن بزمن وضعا‬

“Adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh waktu”.

Contoh: ‫انا‬, ‫( زيد‬zaed dan saya)

b. Tanda-tanda isim

‫وحرف خفض وبال م والف‬ ‫فاالسم با لتنوين والخفض عرف‬

Isim Dengan Tanwin Dan Kasrah Diketahui Itu Isim Dan Haraf Kasrah Dan Alif Lam

Tanda-tanda isim dalam ilmu nahwu ada 4, yaitu:

1) Harkat jar (‫ )خفض‬pada akhir kalimat, contoh: ‫ ( مررت بزيد‬saya melewati pada zaed ).

2) Tanwin, adapun ta’rif tanwin:

‫والتنوين هو نون سا كنة تلحق اخر االسم لفظا ال خطا‬

“Tanwin adalah nun sukun yang bertemu akhiran isim pelafalannya tidak pada tulisannya”.

Tanwin ada empat, yaitu:

a) Tanwin tamkin, yaitu:

‫وهو الحق لال سماءـ المعربة‬

“tanwin yang terdapat pada isim-isim yang mu’rob,

seperti lafaz ‫ زيد‬dan ‫رجل‬. dikecualikan yaitu tanwin yang terdapat pada muanats salaim seperti yang
terdapat pada lapaz ‫ مسلما ت‬. dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada kalimat ‫ جوا ر‬dan ‫ غواش‬.

b) Tanwin tankir, yaitu:

‫وهوالحق لالسماء البنيةفرق بين معرفتها ونقرتها‬

“ tanwin yang berada dalam isim mabni untuk membedakan antara nakiroh dan ma’rifatnya”

Seperti lafaz: ‫ صه‬artinya diam dari segala perkataan(nakiroh). Jika lafaz ‫ صه‬Artinya: Diam dari
sesuatu hal tertentu ( Ma’rifat) . ‫يه سبو يهسبو‬

c) Tanwin Muqabalah, yaitu:

‫وهوا لحق لجمع ا لمؤ نث ا لسا لم‬

“ Tanwin yang berada pada Jama’ muanassalim “

Contoh : ‫دا ت مسلما تهن‬. Tanwin ini berkedudukan sebagai pembanding huruf Nun yang terdapat pada
Jamak mudakarsalim, seperti lafadz ‫مسلمين‬.
d) Tanwin Iwadh, terbagi 3, yaitu :

1) Tanwin Iwadh ‘anilharpi.

‫وهو الحق لجواروالغواس‬

“Tanwin yang terdapat pada lafadz Jawarin dan Ghowassin“

Contoh: ‫جوار‬

2) Iwadh ‘anil Ismi, yaitu :

‫وهوالحق لكل عدعواضا عما تضا ف اليه‬

“ Tanwin yang berada pada lafadz kullun dan ‘iidin sambil menjadi pengganti dari mudop ilaih.

Contoh:‫( كل قا ئم‬setiap yang berdiri)

3) Iwad ‘anil jumlah, yaitu :

‫وهو الحق عد عوا ضاعن جملة تقو م بعدها‬

“tanwin yang ada pada lafaz ‘id yang menjadi penggantio dari haraf sebelumnya”

Contoh : ‫وانتم هينئد تنضرون‬

3) Alif lam (‫)ال‬, contoh: ‫(والغالم الرجل‬laki-laki itu dan pemuda itu).

4) Haraf jar, Yaiyu:

a) ‫( من‬dari), contoh : ‫( صرت من البيت‬saya berjalan dari rumah)

b) ‫( الى‬ke), contoh:‫( الى المدر سة‬ke sekolah)

c) ‫( عن‬melewati), contoh: ‫(رميت السهم عن الكوس‬saya melempar panah melewati busurnya)

d) ‫( على‬di atas), contoh: ‫(ركبت على الفرس‬saya naik di atas kuda)

e) ‫( فى‬di dalam), contoh: ‫(الماء فى الكوز‬air di dalam dendi)

f) ‫ رب‬ada yang bermakna menyedikitkan, contoh: ‫( رب رجل بخيل‬sedikit laki-laki yang pelit). Dan
ada yang bermakna banyak, contoh: ‫(رب رجل كريم‬banyak laki-laki yang penyayang).

g) ‫( باء‬mempertemukan), contoh: ‫( مررت بزيد‬saya melewati zaed).

h) ‫( كاف‬seperti), contoh:‫( زيد كا لبد ر‬zaed seperti bulan).

i) ‫(الم‬memiliki), contoh: ‫( الما ل لزيد‬harta milik zaed).

Adapun dengan haraf sumpah, yaitu:

a) ‫(واو‬demi), contoh: ‫( وهللا‬demi allah).

b) ‫( باء‬demi), contih: ‫( باهللا‬demi allah).

c) ‫( تاء‬demi), contoh:‫( تاهللا‬demi allah).

2. Fi’il (kata kerja)


a. Ta’rif fi’il, yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها واقترنت بزمن وضعا‬

“kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu melakukannya”.

Contoh: ‫(قام‬telah berdiri).

b. Macam-macam fi’il, yaitu:

1) Fi’il madi, yaitu:

‫مادل على حدث مض وانقض‬

" sesuatu yang menunjukkan pada waktu yang sudah lewat”.

Contoh: ‫(قا م‬sudah berdiri).

2) Fi’il mudhori, yaitu:

‫مادل عتى حدث يقبل الحال واال ستقبال‬

“sesuatu yang menunjukkan pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang”.

Contoh: ‫( يقوم‬sedang/akan berdiri).

3) Fi’il amar, yaitu:

‫ما دل على حدث فى المستقبا ل‬

“sesuatu yang menunjukkan pada waktu yang akan datang”.

contoh:‫( قم‬harus berdiri).

c. Tanda-tanda fi’il

‫و الفعل معروف بقد والسين وتاء تانيث مع التسكين‬

Fi’il Diketahui Dengan Qad Dan Sin Ta Tanis Yang Sukun.

1) ‫قد‬, bisa pada fi’il madi dan fi’il mudhori.

Jika qod ada pada fi’il madi, maka bermakna littahqiq (sesungguhnya),contoh: ‫(قد قام‬sesungguhnya
telah berdiri).

Jika qod ada pada fi’il mudhori, bermakna littaqlil (terkadang), contoh: ‫( قد يقوم‬terkadang berdiri).

2) ‫ سين‬dan ‫سوف‬hanya bisa pada fi’il mudari saja

Sin bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang tapi sudah dekat, contoh:
‫( سيقوم‬akan berdiri sebentar lagi).

Saufa bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang dan masih lama, contoh:
‫( سوف يقوم‬akan berdiri).

3) ‫ تاء تنيس سكنه‬hanya untuk fi’il madi,


contoh: ‫( قا مت هند‬hindun sudah berdiri).

3. ‫( حرف‬huruf), yaitu:

‫وهوكلمة د لت على معنى فى غيرها‬

“Yaitu, kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri”.

Contoh: ‫( هل و لم و الى‬apakah, tidak/belum, dan ke)

‫والحرف لم يصلح له عالمة اال انتفا قبوله العالمة‬

Huruf tidak mempunyai tanda kecuali merasa cukup dengan tanda

Kalimat huruf (kata keterangan) adalah kata yang tidak memiliki makna tertentu, kecuali
disandarkan pada kata benda.

ِ ‫ = اَ َنا اَ ْخ ُر ُج م َِن ْال َب ْي‬saya keluar dari rumah


‫ = مِن‬dari. Contoh kalimat, ‫ت‬

َ ‫ = ا‬ke. Contoh kalimat, ‫ِلى ْاالُسْ َتا ِذ‬


‫ِلى‬ َ ‫ = ه َُو ُب َسلِّ ُم ْال ِك َت‬dia menyerahkan buku itu ke gurunya.
َ ‫اب ا‬

َ َ‫ = َت ْق َرأ ُ ْالقُرْ ا‬anda membaca al-quran di masjid


ْ‫ =فِى‬dalam. Contoh kalimat, ‫ان فِىْ ْال َمسْ ِج ِد‬

ْ‫ = َعن‬dari. Contoh kalimat, ‫ = َيسْ أ َ ُل َش ِه ْي ٌد َع ِن ال َّشه ِْر َّي ِة‬syahid menanyakan tentang infak bulanan.

َ ‫ = َقا َم ال َّتالَ ِمي ُْذ َع‬para siswa berdiri di atas lantai.


َ ‫ = َع‬ke (atas). Contoh kalimat, ِ‫لى ْا ِلبالَط‬
‫لى‬

‫ب‬ ِ ‫ = اَ َنا اَ ْق َط ُع ال ُّت َّفا َح ِبال ِّس ِّكي‬saya memotong buah apel dengan pisau.
ِ = oleh. Contoh kalimat, ‫ْن‬

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat
mufrod/tunggal.

Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah haraf.

1) Isim adalah kalimah yang menunjukkan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh
waktu.

2) Fi’il adalah kalimah yang menunjukkan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu
melakukannya.

3) Haraf adalah , kalimah yang menunjukkan pada arti bukan pada dirinya sendiri

B. Saran

Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta pengetahuan
dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan
sekalian.

Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa menjadi
pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi guna bekal
untuk kehidupan yang akan datang.

10

DAFTAR PUSTAKA
http://bahasarabdammam.blogspot.co.id/2012/07/al-kalimah-
pembagiannya.html

https://subpokbarab.wordpress.com/lesson/pembagian-kata/

www.alkalimah.net

http://durusul-arobiyah.blogspot.com/2013/01/al-kalimah.html

https://www.kalimah-center.com

11

Anda mungkin juga menyukai