BAHASA ARAB
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
SITI FAJARIA
(NIM. 12001152)
SEMESTER/KELAS : I / D
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa membimbing dan menyayangi umatnya hingga akhir
zaman. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “ Bahasa Arab “ selain itu dapat memberikan pengetahuan dasar tentang
pembagian kalimah dalam Bahasa Arab.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Mustakim Aris, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah ini,
yang telah membimbing dan memberikan materi demi kelancaran dan terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan, pedoman dan tuntutan bagi generasi muda dalam
mempelajari bahasa arab, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta
Inayah-Nya kepada kita semua. Amiin...
I
DAFTAR ISI
Saran ……………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………11
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam memulai penulisan ilmu nahwu, sudah lajim bagi para ulama nahwiyyin memulainya
dengan menguraikn nama kalam terlebih dahulu, sebab dengan demikian itu akan mudah
mengetahui isim, fi’il dan haraf sebagai mufrod kalimah.
Artinya: yang dinamakan kalam ialah lafadz yang murakkab serta mengandung faedah dengan
wadho arab.
Yang disebut kalam menurut ahli ilmu nahwu, harus memenuhi syarat ini:
1) Lafadz, yaitu:
Jika tidak ada suaranya berarti bukan lafaz tapi jika bersuara berarti atu lafaz.
Artinya: “lafaz yang memberi faedah yang sekira enak berdiamnya orang yang berbicara dan yang
mendengarkannya/sama-sama mengerti”.
Kalam baru terbentuk apa biala terdiri dari dua isim atau terdiri dari fi’il dan isim.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimah ?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimah
Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat mufrod/tunggal.
Jika kalimah dalam bahasa arab di bahasa indonesiakan maka disebut kata. Kalam. Adalah ucapan
yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya,
maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila
memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
ٌ ) َم ْلفُ ْو
a.Diucapan ( ظ
Untuk nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu pengertian kalam
sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu nahwu)dan kita akan mempelajari
kitab itu disini sebagai permulaan , disitu dituiskan :
ُ أل َكاَل ُم ه َُو اللَّ ْف
ظ ْالم َُر َّكبُ ْال ُمفِي ُد ِب ْال َـوضْ ِع
Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz yang tersusun lagi memberi
faedah dengan letaknya (dengan bahasa arab).
Seperti dijelaskan kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang tersusun dan dengan
letaknya( dengan bahasa arab), itu hanyalah pengertian umumnya sedangkan kita yang pemula tidak
mengetaui apa arti lafadz,memberi faedah,DLL, untuk itulah saya menambahkan beberapa
pengetian mengenai lafadz DLL.
Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah contoh : َزيْد
Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara yang tidak terkandung
didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara suara gendang, suara tepukan tangan Dan tidak
termasuk lafadz juga yaitu setiap yang bukan termasuk suara saperti sebuah isyarat atupun sebuah
tulisan.
Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah sesuatu yang tersusun dari dua
kalimat atau lebih contoh :
= َز ْي ٌد َقا ِئ ٌمzaid berdiri َقا َم م َُح َّم ٌد = telah berdiri muhammad
َقا َم م َُح َّم ٌد, ْن َفأ َ ْك َث َر نحو َز ْي ٌد َقا ِئ ٌم َ َما َت َر َّك: ُألم َُر َّكب
ِ ب مِنْ َكلِي َم َتي
“ALMUROKKABU : MA TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU ZAIDUN QOOIMUN ,
QOOMA MUHAMMADUN”
Disini dijelaskan murokkab/tersusun adalah yang tersusun dari dua kalimat, maka jika hanya berupa
satu kalimat saja dalam artian tidak tersusun dari dua kalimat maka tidak bisa dikatakan murokkab
dan tidak termasuk dalam kalam.
artinya : Maka keluar/tidak termasuk dari murokkab(tersusun) yaitu kalimat yang tunggal(1 kata)
contoh ;
َ zaid(nama orang)
=ز ْي ٌد َ = َج َلduduk
س
Sekarang kita membahas tentang mufiyd(memberi faedah) adalah sesuatu kalimat yang memberi
faedah/memberi kejelasan dengan sekiranya bisa diam dari orang yag berbicaa maupun pendengar,
contoh ;
ْن َفأ َ ْك َث َر نحو إِنْ َقا َم َز ْي ٌد َ َف َخ َر َج م َِن ْال ُم ْف ْي ِد ُك ُّل َما لَي
َ ْس ُمفِ ْي ًدا َو إِنْ َت َر َّك
ِ ب مِنْ َكلِي َم َتي
“FAKHORAJA MINAL MUFIYDI KULLU MAA LAYSA MUFIYDAN WA IN TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI
FA’AKTSARA NAHWU IN QOMA ZAIDUN”
Artinya : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-apa(perkataan) yang tidak memberi
faedah sekalipun tersusun dari beberapa kalimat seperti contoh :
sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah berdiri” ,,,? Apa
maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak memberi faedah meskipun tersusun dari beberapa
kata karna kalimat tersebut masih membutuhkan sebuah jawab atau kalimat tambahan contoh :
Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = َفـأْضْ ِر ُب ُه إِنْ َقا َم َز ْي ٌد
Selanjutnya kita membahas tentang bil wad’i /dengan letaknya (dengan bahasa arab) iyalah ada dua
penjelasan mengenai hal ini , yaitu ;
1. Dengan bahasa arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini adalah perkata’an al ajm
(perkataan selain bahasa arab) sepeti contoh ; موسى
“Kata musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa lain.
2. Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang tidur dan perkataan orang
mabuk dan orang gila dan lainnya itu tidak termasuk dalam bil wad’i karena semuanya berupa tidak
disengaja.
Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam ( )كالمdan apa-apa yang termasuk dalam kalam
dan yang tidak termasuk kalam, dipostingan berikutnya akan dijelaskan mengenai
pembagian/pengkategorian kalam .
B. Bagian-bagian kalimah
Kalimah terbagi dalam 3 bagian, yaitu: isim, fi’il dan haraf.
“Adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh waktu”.
b. Tanda-tanda isim
Isim Dengan Tanwin Dan Kasrah Diketahui Itu Isim Dan Haraf Kasrah Dan Alif Lam
1) Harkat jar ( )خفضpada akhir kalimat, contoh: ( مررت بزيدsaya melewati pada zaed ).
“Tanwin adalah nun sukun yang bertemu akhiran isim pelafalannya tidak pada tulisannya”.
seperti lafaz زيدdan رجل. dikecualikan yaitu tanwin yang terdapat pada muanats salaim seperti yang
terdapat pada lapaz مسلما ت. dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada kalimat جوا رdan غواش.
“ tanwin yang berada dalam isim mabni untuk membedakan antara nakiroh dan ma’rifatnya”
Seperti lafaz: صهartinya diam dari segala perkataan(nakiroh). Jika lafaz صهArtinya: Diam dari
sesuatu hal tertentu ( Ma’rifat) . يه سبو يهسبو
Contoh : دا ت مسلما تهن. Tanwin ini berkedudukan sebagai pembanding huruf Nun yang terdapat pada
Jamak mudakarsalim, seperti lafadz مسلمين.
d) Tanwin Iwadh, terbagi 3, yaitu :
Contoh: جوار
“ Tanwin yang berada pada lafadz kullun dan ‘iidin sambil menjadi pengganti dari mudop ilaih.
“tanwin yang ada pada lafaz ‘id yang menjadi penggantio dari haraf sebelumnya”
3) Alif lam ()ال, contoh: (والغالم الرجلlaki-laki itu dan pemuda itu).
f) ربada yang bermakna menyedikitkan, contoh: ( رب رجل بخيلsedikit laki-laki yang pelit). Dan
ada yang bermakna banyak, contoh: (رب رجل كريمbanyak laki-laki yang penyayang).
“kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu melakukannya”.
“sesuatu yang menunjukkan pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang”.
c. Tanda-tanda fi’il
Jika qod ada pada fi’il madi, maka bermakna littahqiq (sesungguhnya),contoh: (قد قامsesungguhnya
telah berdiri).
Jika qod ada pada fi’il mudhori, bermakna littaqlil (terkadang), contoh: ( قد يقومterkadang berdiri).
Sin bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang tapi sudah dekat, contoh:
( سيقومakan berdiri sebentar lagi).
Saufa bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang dan masih lama, contoh:
( سوف يقومakan berdiri).
3. ( حرفhuruf), yaitu:
“Yaitu, kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri”.
Kalimat huruf (kata keterangan) adalah kata yang tidak memiliki makna tertentu, kecuali
disandarkan pada kata benda.
ْ = َعنdari. Contoh kalimat, = َيسْ أ َ ُل َش ِه ْي ٌد َع ِن ال َّشه ِْر َّي ِةsyahid menanyakan tentang infak bulanan.
ب ِ = اَ َنا اَ ْق َط ُع ال ُّت َّفا َح ِبال ِّس ِّكيsaya memotong buah apel dengan pisau.
ِ = oleh. Contoh kalimat, ْن
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat
mufrod/tunggal.
Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah haraf.
1) Isim adalah kalimah yang menunjukkan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh
waktu.
2) Fi’il adalah kalimah yang menunjukkan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu
melakukannya.
3) Haraf adalah , kalimah yang menunjukkan pada arti bukan pada dirinya sendiri
B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta pengetahuan
dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan
sekalian.
Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa menjadi
pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi guna bekal
untuk kehidupan yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://bahasarabdammam.blogspot.co.id/2012/07/al-kalimah-
pembagiannya.html
https://subpokbarab.wordpress.com/lesson/pembagian-kata/
www.alkalimah.net
http://durusul-arobiyah.blogspot.com/2013/01/al-kalimah.html
https://www.kalimah-center.com
11