Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Ikan Arwana adalah salah satu jenis ikan eksotis yang digemari oleh
banyak orang sebagai ikan hias. Meski berlabel sebagai ikan hias, akan tetapi
Arwana adalah ikan yang ganas, dan justru di situlah letak keunikan ikan ini
sehingga mempunyai banyak sekali penggemar. Ada beberapa jenis ikan Arwana
yang bisa kita temui untuk dipelihara, beberapa jenisnya yaitu jenis ikan Arwana
Super Red yang memiliki tampilan sangat cantik berwarna merah, jenis ikan
golden Arwana yang juga sangat cantik, dan jenis ikan
Arwana Silver yang bertampang ganas dan elegan.Karena termasuk jenis
ikan eksotik yang disukai oleh banyak orang, harga jual ikan Arwana terbilang
cukup tinggi. harganya sangat bervariasi tergantung jenis ikan Arwana itu sendiri
dan juga keunikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Oleh sebab itu, budidaya ikan
Arwana bisa menjadi sebuah lahan bisnis yang menjanjikan, mengingat nilai jual
ikan Arwana juga termasuk stabil. Bagi Anda yang ingin mencoba, berikut akan
kami sampaikan beberapa tips mengenai teknik budidaya ikan Arwana.
Memelihara ikan Arwana tidaklah sulit, demikian juga dengan cara beternak ikan
ini, asalkan kita mengerti tekniknya.
Budidaya ikan Arwana tidak hanya bisa dilakukan di kolam-kolam
pembibitan, dimana untuk membuatnya kita memerlukan lahan khusus dan biaya
yang cukup besar. Akan tetapi kita juga bisa menggunakan media akuarium untuk
melakukannya. Akuarium yang akan kita gunakan harus berukuran cukup besar
dan memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang layak untuk proses beternak ikan,
seperti pengatur suhu udara, alat untuk sirkulasi air, dan juga pemancar
gelembung-gelembung udara untuk menyediakan oksigen di dalam air.

1.2 Tujuan Usaha


1. Meningkatkan produksi ikan arwana
2. Membuka peluang usaha
3. Mencari keuntungan/income

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi dan Klasifikasi
Klasifikasi Ilmiah Ikan Arwana
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Osteoglossiformes

Famili

: Osteoglossidae

Genus

: Scleropages

Spesies

: S. formosus

Nama binomial

: Scleropages formosus

Ikan arwana memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di
belakang badan. Memiliki warna berkilau seperti perak, ikan ini disebut juga
sebagai "ikan naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari
Mitologi Tionghoa. Untuk harga satuan dari ikan ini yang dewasa telah mencapai
jutaan. Umur ikan arwana tergolong panjang, maka banyak orang yang cenderung
memelihara ikan ini sebagai ikan hias akuarium.
2.1.2

Daur Hidup
Perilaku berbiak Arwana juga tergolong unik. Sebagai orangtua, induk
arwana, tergolong ikan yang bertanggung jawab. Saat musim kawin tiba, telur
yang telah dibuahi akan dijaga oleh kedua induk hingga menetas. Setelah menetas,
juvenil akan ditampung di dalam mulut salah satu induk (Mouth brooder). Hal ini
bertujuan untuk menghindari pemangsaan juvenil arwana oleh penghuni sungai
lainnya. Biasanya tugas ini dilakukan oleh induk jantan. Saat bayi arwana
berukuran sedikit lebih besar, sang jantan akan melepaskan mereka untuk
mengenal lingkungan sekitar. Jika ancaman marabahaya tiba, sang ayah pun akan
memberi sinyal agar arwana kecil masuk kembali ke dalam mulutnya. Jika

kantong kuning telur sudah mengempis, anak arwana secara naluriah akan
terdorong untuk belajar mencari makan sendiri. Dalam beberapa minggu, anak
arwana akan mandiri dan berpisah dari induknya (Dodi, 2011).
Pemijahan yang terjadi pada induk arwana di dalam kolam pada dasarnya
disebabkan oleh faktor dari dalam (endogenus) dan faktor dari luar (exogenus).
Faktor dari dalam terjadi karena adanya pelepasan hormon gonadotropin (GtH)
pada organ target akibat kematangan gonad (sel kelamin) yang dipengaruhi oleh
Gonadodtropin Realising Hormon (GnRH) dan Gonadotropin Realising Inhibiting
Hormon (GnRIF). Sementara faktor dari luar terjadi karena adanya stimuli
(rangsangan) lingkungan seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air yang
mengalir. Kematangan gonad dan adanya

rangsangan dari lingkungan

menyebabkan terjadinya ovulasi pada induk arwana yaitu pelepasan sel telur oleh
induk betina (Hartono, 2007).
Pemijahan arwana merupakan reaksi terhadap rangsangan alami yang
bersifat sangat kompleks. Meskipun pemijahan tersebut disebabkan oleh faktor
kematangan kelamin (matang gonad), tetapi yang paling dominan berpengaruh
adalah adanya rangsangan oleh kondisi air yang mengalir, suhu, dan pH air
(Hartono, 2002).
Arwana berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya, induk
arwana mampu menghasilkan 20-50 butir dalam sekali memijah. Telur-telur
arwana berukuran cukup besar dengan diameter 1,3-1,6 cm. Setelah dibuahi, telurtelur dierami di dalam mulut arwana jantan. Karenanya, ikan ini juga dijuluki
mouth breeder karena mengerami telur di dalam telur. Sementara itu, induk betina
bertugas menjaga arwana jantan agar aman dari gangguan lingkungan sekitar,
terutama dari arwana-arwana lainnya (Apin, 2005).
2.2 Teknik Produksi
2.2.1
1.

Persiapan Produksi
Bak Fiber
Bak fiber digunakan sebagai tempat pengadaan calon induk atau sebagai
wadah penampungan dan pengendapan air yang akan digunakan pada akuarium.
Bak fiber juga dapat difungsikan sebagai wadah untuk menyimpan pakan, seperti

kodok atau udang. Bak fiber memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Bak fiber
yang banyak digunakan dalam pembenihan arwana berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3. (Momon dan Hartono, 2002).
2.

Akuarium Pemeliharaan Benih


Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum,
semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan
ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan
dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari
gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang
rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar
akuarium. Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara
terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian
antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari,
mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan
pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat
berkurang. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2008)

3.

Sarana Penunjang
Disamping sarana pokok, lebih lanjut dijelaskan oleh Momon dan Hartono
(2002) tentang sarana penunjang yang meliputi:

a.

Pompa Air
Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam pembenihan
melalui pipa pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat digunakan
untuk menyedot air tanah. Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki pipa
berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140 liter air per menit. Pompa air juga
dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air sehingga kandungan
oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini akan
memperlancar sirkulasi dan aerasi.

b.

Blower
Blower

digunakan

untuk

menambah

jumlah

oksigen

sekaligus

mengeluarkan gas-gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan


oksigen penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen

yang ada di dalam air tidaklah cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan
stres bahkan dapat memnyebabkan kematian.
c.

Termometer dan Heater


Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini hanya digunakan
pada waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan suhu air. Heater
digunakan untuk menstabilkan suhu, terutama digunakan pada saat larva atau
benih berada di dalam akuarium.

d. Kertas pH
Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat
keasaman air. Alat tersebut digunakan hanya dalam waktu-waktu tertentu, yaitu
pada saat pengecekan pH air.

e.

Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada saat
pengemasan benih yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera diisi
ulang setiap kali habis digunakan.

f.

Perlengkapan Lainnya
Perlengkapan lainnya berupa lampu sorot dan jala atau tirai jaring. Lampu
digunakan sebagai alat bantu penerangan pada saat malam hari dan pada saat
pemanenan yang dilakukan pada malam hari. Jala tirai dan serok (sair) terbuat dari
bahan kain halus dengan ukuran 1 m2 digunakan pada saat pemanenan.

2.2.2
1.

Proses Pemeliharaan (Budidaya)


Persiapan kolam
Persiapan kolam untuk induk arwana terdiri dari beberapa langkah.
Pertama kolam dikeringkan terlebih dahulu, kemudian lumpur pada kolam
tersebut dibuang dengan cara menyemprotkan air bertekanan tinggi. Setelah itu
konstruksi kolam seperti kaki lima, tanggul, kelamir inlet dan outlet yang rusak
diperbaiki. Kolam yang telah dirombak diisi dengan pasir sebanyak 0,2 l/m3
untuk meningkatkan alkalinitas yang berfungsi sebagai penyangga (buffer) pH air.
Setelah kolam diisi air kemudian ditambahkan soda kue sebanyak 48 gram/m3

untuk meningkatkan pH, dan didiamkan selama 1 tahun untuk kolam baru dan 1
minggu untuk kolam lama. Setelah itu kolam dikeringkan kembali dan
ditambahkan kapur sebanyak 96 gram/m3 dan pupuk kandang sebanyak 19,2
gram/m3 dan direndam kembali selama 2 bulan untuk kolam baru dan 1 minggu
untuk kolam lama.
2.

Penebaran Larva
Sebelum ditebar larva diaklimatisasi untuk mencegah stres larva akibat
perubahan kualitas air yang mendadak. Aklimatisasi dilakukan dengan cara
memasukkan larva ke dalam plastik kemudian plastik tersebut diapungkan pada
permukaan air selama kurang lebih 5 menit atau sampai embun air dalam plastic
menghilang sebagai tanda suhu di akuarium sama dengan suhu di dalam plastik.
Setelah itu plastik dibuka lalu air dari dalam akuarium sedikit demi sedikit
dimasukkan dalam plastik dengan tujuan agar ikan tidak mengalami stres akibat
perubahan sifat kimia air. Langkah terakhir adalah dengan menenggelamkan
plastik dan membiarkan larva keluar dengan sendirinya dari dalam plastik.

3.

Pemeliharaan Larva dan Benih


Larva yang dipanen dari dalam mulut induk disebut juga dengan larva
prematur. Larva tersebut biasanya masih sangat lemah karena belum mampu
berenang bebas dan suplai nutrisinya masih bergantung pada kuning telur. Oleh
karena itu larva yang dikeluarkan tersebut perlu ditempatkan pada inkubator untuk
pemeliharaannya. Setelah larva mampu berenang atau kurang lebih larva berumur
18-21 hari dari panen, larva dipindahkan ke dalam akuarium hingga ukurannya
mencapai 11-15 cm. Selama pemeliharaan larva dilakukan pengelolaan kualitas
air dan pemberian pakan.

4.

Selanjutnya ikan-ikan yang tengah mulai dewasa terus kita pelihara di dalam
akuarium dengan peralatan-peralatan standar yang telah kita sebutkan tadi. Perlu
diingat bahwa kita harus mengukur perbandingan antara besarnya akuarium
dengan jumlah ikan di dalamnya dengan seksama agar proses pembesaran ikan
berjalan dengan baik. Kita juga harus menjaga supaya lingkungan sekitar
akuarium tenang, karena jika ikan tidak tenang mereka akan tertekan dan panik
sehingga saling bertabrakan.

Apabila ikan sering panik dan saling bertabrakan maka akan menyebabkan
tubuh ikan terluka. Luka-luka tersebut sebenarnya bisa pulih sendiri dengan
proses regenerasi yang dialami ikan, namun tidak jarang juga luka-luka tersebut
menjadi kecacatan yang menyebabkan keindahan ikan berkurang ketika telah
dewasa.
Selama proses pembesaran ikan, perawatan yang perlu kita lakukan yaitu
menjaga kualitas air agar tetap kondusif, memberi pakan-pakan yang bermutu,
memberikan vitamin ikan untuk memastikan kebutuhan nutrisi ikan terpenuhi, dan
juga menjaga kesehatan air agar ikan tidak terserang penyakit. Itulah beberapa hal
mendasar mengenai cara budidaya ikan Arwana di akuarium. Mudah-mudahan
tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
2.2.3

Pemanenan
Panen dilakukan dengan menjaring semua ikan dalam kolam oleh minimal
6 orang. Ikan yang telah dijaring kemudian dipilih oleh kepala tambak untuk
menemukan ikan yang sedang mengerami telur. Setelah ikan yang mengeram
ditemukan maka telur dikeluarkan dari mulut induk oleh kepala tambak dengan
cara memutar-mutarkan ikan agar ikan tersebut tenang, kemudian mulut ikan
dibuka dengan sekali hentakan agar larva keluar dari mulut induk. Ikan Arwana
dewasa merupakan ikan yang agresif, yaitu bila merasa terganggu akan meloncat
kepermukaan. Jika sampai loncatan induk Arwana tersebut mengenai tubuh akan

2.2.4

Pengolahan Pakan
Pemberian pakan dilakukan 1-2 hari sekali pada sore hari berupa kodok
sawah atau udang. Metode yang digunakan untuk pemberian pakan induk
merupakan gabungan dari metode retricted(jumlah pakan 1,25% dari bobot tubuh
ikan) danad satiation (pemberian pakan sekenyangnya ikan). Jumlah pakan yang
diberikan harus tepat dengan kebutuhan ikan karena pemberian pakan yang
berlebih akan membuat kualitas air menurun akibat pencemaran bahan organic
dan sisa pakan yang akan menjadi racun bagi ikan dan menjadi tempat
berkembangbiaknya penyakit. Kekurangan jumlah pakan yang diberikan akan

menyebabkan proses reproduksi terganggu atau terhenti bahkan telur yang sedang
berkembang dapat diserap kembali oleh induk sebagai pengganti sumber energi.

2.2.5

Pengelolaan Air

2.2.5.1 Suhu
Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 30 C.
Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu
mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang
bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk
jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung,
hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.
2.2.5.2 Cahaya
Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung. Arwana bukan
termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari atau
beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan
lingkungannya.
2.2.5.3 Keasaman
Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar
mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH
netral sampai agak
masam (pH 6.0 -7.0).
2.2.5.4 Kecerahan
Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu
direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8).
2.2.6

Hama dan Penyakit

2.2.6.1 Hama
Hama pada yang dapat menyerang ikan arwana adalah binatang-binatang
seperti, burung, kucing, tikus dan beberapa serangga

2.2.6.2 Penyakit
a.

Penyakit Gigit Ekor


Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan
perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana akan kelihatan gelisah dengan
berenang hilir mudik kesana kemari. Beberapa hari kemudian sirip ekor akan
robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir dan yang tertinggal hanyalah jari-jari
siripnya. Gejala ini mulanya hanya kecil lalu akan bertambah panjang dan tidak
jarang sebagian dari jari sirip itu akan hilang. Penyakit ini biasanya disebabkan
oleh sejenis parasit yang menempel pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal
yang tidak tertahankan. Arwana berusaha mengatasinya dengan cara berenang
hilir mudik dan menggigiti ekornya sehingga tampak compang-camping.
Pengobatan penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana ke dalam
aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah diisi dengan air yang memenuhi
syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical Fish Medicine dan biarkan arwana
tetap di dalamnya selama beberapa hari. Jangan lupa membersihkan aquarium
yang satunya agar nantinya arwana bisa menempati kembali tanpa khawatir
terjangkit lagi.

b.

Tutup Insang Melengkung


Arwana yang mati karena penyakit insang sering kita lihat tutup insang
arwana melengkung keluar, sehingga sebagian insangnya kelihatan. Arwana
dengan kondisi seperti ini tentu tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang satu ini
mati karena penyakit insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah menjadi hitam.
Penyebab penyakit ini bermacam-macam, yang pertama disebabkan
kualitas air dalam aquarium yang tidak memenuhi standar terutama suhunya.
Aquarium yang terlalu dingin atau tidak hangat bisa mendorong ikan arwana
terkena penyakit ini. Penyebab lainnya adalah pemberian obat-obatan yang
kelewat dosis, serangan sejenis bakteri, atau karena air dalam aquarium rendah
kandungan oksigennya. Hal ini dapat dijelaskan karena air yang mempunyai
kandungan oksigen yang rendah akan lebih sering membuat arwana membuka dan
menutup insangnya. Gerakan itu sering tidak sempurna. Artinya sebelum tutup
insang benar-benar menutup, keburu dibuka lagi untuk menghirup sedalamdalamnya air untuk memenuhi tuntutan oksigen. Dari gerakan yang tidak

sempurna ini kemudian tutup insang arwana tetap terbuka dan tubuhnya tidak
normal. Untuk mencegahnya agar menjaga kandungan oksigen dalam air tetap
tinggi diatasi dengan memberikan cukup aerasi pada aquarium. Jika perlu aerator
diganti dengan tenaga yang lebih besar. Kemudian tidak lupa menjaga
keseluruhan kualitas air tetap prima sehingga tetap layak dihuni oleh arwana.
Teknik pengobatan ikan Arwana, salah satunya adalah dengan menjepit
ikan yang sakit diantara dua penjepit kaca didalam ember, dan men-supply
oksigen murni langsung kearah insangnya. Jika tutup insang yang melengkung ini
belum terlalu parah maka bisa diperbaiki dengan jalan melakukan operasi kecil
pada tepi tutup insangnya.
c. Penyakit Mata Juling
Penyakit ini timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya ikan arwana
berburu ikan di dasar atau pojok aquarium dianggap sebagai salah satu penyebab
utama. Tentu tidak berlebihan jika ada nasehat untuk memberi makan arwana
dengan yang mengapung saja. Terlalu sering arwana melihat ikan kecil yang ada
di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah panjang. Mata yang melorot
juga bisa disebabkan karena arwana kurang mendapatkan sinar matahari yang
cukup. Ini mungkin dikaitkan dengan khasiat sinar matahari terhadap
pertumbuhan mata manusia.
Untuk mengobati mata juling bisa dilakukan dengan memindahkan arwana
pada tempat yang lebih luas dan mendapat sinar matahari langsung sambil diberi
makanan yang terapung. tempat yang dipilih bisa berupa bak dari bahan fiberglass
atau bak semen. Dengan cara tersebut maka 80% arwana akan sembuh. Cara
lainnya adalah dengan melakukan operasi kecil.
d. Dubur Ikan merah dan Membengkak
Apabila kita melihat dubur arwana berwarna merah dan membengkak
jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi. Itu pertanda bahwa arwana
sedang kesulitan, yang dapat berujung pada kematian. Dubur arwana memerah
dan bengkak karena disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak bersih.
Akibatnya pencernaan ikan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan
ekskresinya.

Untuk mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan


pada arwana. Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya dipuasakan
dahulu selama 1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan bengkak bisaa
diobati dengan amonium sulfat.

2.2.7
1.

Kualitas Benih Yang Baik


Tempat Membeli Bibit Ikan Arwana Berkualitas Bagus.
sebaiknya bibit arwana dibeli di tempat-tempat yang dapat dipercaya dan
sudah terjamin kredibilitasnya sebagai pembudidaya ikan arwana , yaitu biasanya
tidak

hanya

sekedar

menjual

bibit

ikan

arwana saja

tetapi

dapat

untuk berkonsultasi seputar permasalahan dan cara bagaimana menghadapi


kendala-kendala yang biasa terjadi dalam proses pembesaran bibit arwana .
2.

Jenis Dan Kualitas Indukan Bibit Arwana .


bibit arwana yang berkualitas biasanya dihasilkan dari indukan arwana yang
jenis dan kualitasnya terjamin. selain itu perhatikan metode pemijahan yang
mereka lakukan, sebaiknya belilah bibit ikan arwana yang dihasilkan dari
indukan yang dipijahkan dengan cara alami karena telah terbukti lebih aman dan
berkualitas. selain pentingnya tata cara dan perawatan ikan arwana , faktor
genetika juga sangat berpengaruh besar dalam pertumbuhan dan daya tahan bibit
ikan arwana yang akan dibudidayakan, sehingga wajib bagi kita untuk
mengetahui jenis dan kualitas indukan bibit arwana yang akan budidayakan.

3.

Kesehatan Bibit Ikan Arwana .


kesehatan bibit ikan arwana mrp faktor penting dalam memilih bibit
arwana yang berkualitas bagus. meskipun bibit arwana dihasilkan dari indukan
ikan arwana yang berkualitas namun terkadang tata cara pemijahan dan
perawatan benih stlh penetasan yang tidak baik mengakibatkan turunnya kualitas
bibit arwana . untuk langkah awal usahakan memilih bibit arwana yang memiliki
bentuk tubuh proporsional, tidak kurus dan hanya kepalanya saja yang besar. bibit
arwana yang kurus dan hanya besar kepalanya saja pertumbuhannya akan
lambat, penyebabnya dapat karena penyakit atau ada yang berpendapat ciri-ciri
bibit arwana tersebut biasanya berjenis jantan dan pertumbuhannya lebih lama

dari bibit arwana betina. keadaan ini tentunya sangat merugikan peternak
arwana dalam hal produksi yang lambat dan biaya pakan ikan arwana juga akan
lebih besar. yang perlu diperhatikan juga adalah memilih bibit le

BAB III
ASPEK FINANSIAL
3.1

Biaya Investasi
Harga Satuan

Uraian

Volume

1.

Pembuatan aquarium

5 Buah

200.000

1.0

2.

Peralatan dan Perlengkapan

1 set

1.000.000

1.0

3.

Lain-lain

(Rp)

1.0
Jumlah

3.2

3.0

Biaya Operasional

No

Uraian

1.

Benih ikan arwana

2.

Peralatan dan Perlengkapan

3
3.

Volume

Harga Satuan

20

50.000

1.0

1 set

1.000.000

1.0

Pakan

100 kg

5.000

50

Upah pekerja

2 orang

1.000.000

2.0

Sumber Modal
Sumber modal berasal dari pemberi modal (investor) dengan pembagian
keuntungan 60 : 40, dimana 60% Keuntungan diberikan kepada investor dan 40 %
untuk pelaku budidaya

3.4

(Rp)

Jumlah

3.3

No

Analisa Laba Rugi

4.5

SR

= 90 %

Harga jual

= 500.000/ ekor

Pendapatan

= (20 x 90%) x 500.000


= 9.000.000

keuntungan

= Pendapatan - Biaya total operasional

= Rp. 9.000.000,- - Rp. 4.500.000,= Rp. 5.000.000,-

3.4.1

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)


Analisi B/C ratio dapat digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu
usaha untuk dijalankan. Bila nilai B/C yang diperoleh sama dengan 1 (satu),
berarti titik impas (cash in flows sama dengan cash out flows), sehingga perlu
pembenahan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1 (satu) berarti gagasan
usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu)
berarti tidak layak untuk dikerjakan.
Rumus B/C ratio adalah sebagai berikut :
B/C ratio

= Total Pendapatan : Total Biaya Operasional

B/C ratio

= Rp. 9.000.000,- : Rp. 4.500.000,-

= 2 (Feasible)
Dari perhitungan B/C ratio dapat diketahui bahwa nilai B/C ratio pada
usaha produksi pembesaran ikan Arwana tersebut menguntungkan atau feasible
(go) untuk dijalankan yaitu pada angka 2. Bila B/C ratio < 1 usaha tidak layak
untuk dijalankan, B/C ratio > 1 usaha tersebut menguntungkan sehingga usaha
dapat dilanjutkan.
3.4.2

Break Even Point (BEP)

Perhitungan BEP digunakan untuk menentukan batas minimum volume


penjualan dimana pada titik tersebut proyek tidak untung dan tidak rugi (total
revenue = total cost). Selama proyek/perusahaan masih berada di bawah titik BEP,
selama itu juga perusahaan tersebut masih mengalami kerugian. Untuk
menghitung BEP dapat digunakan rumus dibawah ini :
Break Even Point (produksi) :
BEP (Produksi)

= Total Biaya Operasional : Harga Penjualan

BEP (Produksi)

= Rp. 4.500.000,- : Rp. 500.000,-

= 9 ekor /tahun
Jadi usaha pembesaran ikan arwana ini akan mengalami titik impas (BEP)
pada saat menghasilkan lobster sebanyak 9 ekor .
3.4.3

Rentabilitas Produksi
Rentabilitas Produksi

= Keuntungan : (Biaya investasi + Biaya Variabel) x

100%
= 5.000.000 : 7.500.000 x 100%
= 0.6%

3.4.4

Analisa Pay Back Period (PBP)


Analisa Pay Back Period adalah waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk mengembalikan investasi. Suatu indikator yang dinyatakan dalam ukuran
waktu yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal
investasi yang dikeluarkan. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi
sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar dalam
perputaran modal. Analisa tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

PBP = Investasi : (Keuntungan + Penyusutan) x 1 tahun


PBP = 3.000.000,- : (5.000.000,- + Rp. 500.000,-) x 1 tahun
PBP = 0,68 tahun (6 Bulan, 10 hari)
Artinya modal investasi yang digunakan akan kembali dalam jangka
waktu 6 bulan 10 hari.

BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Budi daya ikan arwana adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika
sudah berjalan dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar.
Meskipun dalam perawatan/ pemeliharaan cukup sulit namun hal tersebut bukan
menjadi kendala atau hambatan dalam melakukan usaha budidaya ikan arwana
4.2 Saran
Bagi pembaca yang ingin membudidayakan ikan arwana, saran saya yang
pertama harus dipertimbangkan adalah masalah lokasi, sebaiknya dipilih lokasi
yang sejuk dan tidak kering/panas. Ikan arwana cenderung tidak tahan akan cuaca
panas, bila dibudi dayakan di lokasi yang panas ikan akan mati dan mudah
terserang penyakit.

Anda mungkin juga menyukai