ACARA VIII
Disusun oleh:
NIM : 170721636591
Offering/Angkatan : L/2017
JURUSAN GEOGRAFI
MEI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Batu merupakan daerah otonom yang termuda di provinsi Jawa Timur. Kota Batu
terdiri dari (3) tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan
Bumiaji. Luas Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 ha atau sekitar 0,42
persen dari total luas Jawa Timur. Daerah lereng dan bukit memiliki proporsi lebih luas
dibandingkan dengan daerah daratan. Secara geografis kota Batu terletak pada posisi antara
7’’44,55,11’ sampai dengan 8’’26’,35,45’ Lintang Selatan dan 122’’17’,10,90’ sampai
dengan 122’’57,00,00’ Bujur Timur (Handayani, 2018).
Pariwisata merupakan sebuah industri yang strategis dan potensial untuk dikembangkan
di Indonesia, beberapa Kota di Indonesia dapat dijadikan sebagai kawasan wisata dan
pengembangan wisata karena kondisi geografis maupun pengembangan sumber daya
manusianya. Industri pariwisata di Kota Batu merupakan industri yang tergolong populer di
Indonesia, pariwisata di Kota Batu terdiri dari pariwisata alami dan buatan antara lain
pariwisata alaminya adalah Coban atau air terjun, agrowisata dan desa wisata sedangkan
pariwisata buatannya adalah taman bermain, museum dan wahana permainan. Pariwisata di
Kota Batu tersebar hampir merata di seluruh Kota Batu sehingga Kota Batu populer dengan
nama Kota Wisata Batu.Selain itu, perkembangan pariwisata yang pesat di Kota Batu
disinyalir menyebabkan beberapa dampak negatif pada lingkungan seperti kemacetan, banjir,
alih fungsi lahan, pengurangan sumber daya alam terutama air serta kenaikan suhu udara
(Sukmaratri, 2016:326).
Dampak negatif dari adanya pembangunan pariwisata adalah kerusakan lingkungan,
akibat adanya aktivitas yang berupa alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan memiliki dampak-
dampak buruk diantaranya adalah mengancam keseimbangan ekosistem yang asal mulanya
terdapat beraneka ragam populasi menjadi berkurang karena alih fungsi lahan, kemudian
dampak kedua yang ditimbulkan dari pembangunan pariwisata yang mengalihfungsikan
lahan adalah menurunnya produksi pangan akibat lahan pertanian yang semakin sedikit
maka hasil produksi juga akan terganggu. Dalam skala besar stabilitas pangan juga akan sulit
tercapai, mengingat jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya sehingga
kebutuhan pangan juga bertambah namun jumlah lahan pertanian berkurang . Oleh karena
itu, laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembangunan dan perkembangan
pariwisata di Kota Batu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan rumusan
masalah dalam laporan.
1) Bagaimana trend pariwisata di kota Batu dari waktu ke waktu?
2) Bagaimana persebaran pariwisata di kota Batu?
3) Bagaimana pengaruh adanya objek pariwisata terhadap alih fungsi lahan di kota Batu?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari laporan observasi ini yaitu:
1) Untuk mengetahui Trend jenis pariwisata di Kota Batu dari waktu ke waktu.
2) Untuk mengetahui persebaran pariwisata di kota Batu.
3) Untuk mengetahui pengaruh adanya objek pariwisata terhadap alih fungsi lahan di kota
Batu.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan observasi ini yaitu:
1) Bagi Dosen
Sebagai tugas akhir mata kuliah Sistem Informasi Geografi dan untuk bahan
masukan guna mengembangkan penelitian dosen.
2) Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang objek
atau proses yang diamati dan dikaji. Selain dari itu mendapatkan data-data yang
objektif sesuai dengan fakta yang ada.
3) Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
masyarakat terhadap daerah persebaran pariwisata di Kota Batu.
4) Bagi Wisatawan
Memberikan informasi mengenai destinasi wisata yang menampilkan informasi
fisik tentang lokasi wisata yang ingin dituju oleh para wisatawan.
5) Bagi pemerintah
Memberi masukan ide kepada pemerintah daerah dalam usaha mengembangakan
pariwisata sehingga dapat menambah pendapatan pemerintah Kota Batu dengan
memperhatikan beberapa aspek.
BAB II
METODE
2.1 Alat dan Bahan
1. Alat
a. Software ArcGIS 10.5
b. Aplikasi Kobocollect
2. Bahan
a. Data pariwisata Kota Batu
b. Data hasil observasi kelompok
c. Citra Kota Batu tahun 2014 dan 2018
d. SHP wilayah administrasi Kota Batu
Pembuatan instrumen
Memastikan setiap observer menginstal aplika
menggunakan aplikas
si KoboCollect
i KoboCollect
Isi Instrumen:
Observasi untuk pengambilan data
Kode pariwisata buatan/alam a
tau agro wisata
Alamat pariwisata
b. Pembuatan Peta
Pembuatan peta Kepadatan Pengunjung Pariwisata di Kota Batu, dibuat menggunakan
metode IDW (Inverse Distance Weighted) dengan langkah sebagai berikut:
1) Membuka aplikasi ArcGIS 10.5. Memanggil data shp Kota Batu
2) Memanggil data koordinat UTM
3) Mengklik kanan pada layer shp kemudian open atribut, mengklik add field untuk
menambah kolom nama tempat wisata. Kemudian tuliskan nama tempat wisata
secara manual.
4) Mengklik add field untuk menambah kolom jumlah pengunjung tahun pertama sesuai
data yang ada di Kobocollect.
5) Melakukan proses interpolasi dengan pilih ArcToolBox kemudian klik Spatial
Analysis Tools > Interpolation > IDW maka akan muncul jendela IDW.
6) Pada kotak dialog IDW memasukan a)Input point feature untuk data shp Kota Batu
titik curah hujan, b) Z values diisi data jumlah pengunjung, output raster untuk nama
file dan direktori penyimpanan.
7) Memotong data raster IDW sesuai dengan wilayah Kota Batu,menggunakan fungsi
Extract By Mask pada ArcToolBox. Dengan cara mengklik Spatial Analysis Tools
kemudian memilih Extract By Mask. Memasukkan data hasil interpolasi IDW
sebelumnya kedalam Input Raster kemudian Kota Batu pada Input raster or feature
mask data. Menyesuaikan nama baru dan direktori penyimpanan pada Output raster
kemudian klik OK.
8) Melakukan visualisasi simbol sesuai dengan kebutuhan dengan cara klik kanan
properties> symbology > pilih show: stretched> color ramp : hijau hingga merah.
Untuk peta pengunjung tahun ke 2 dan 3 menggunakan langkah yang sama namun untuk
data jumlah pengunjung diisi sesuai tahun yang akan dibuat peta.
3. Arctoolbox > extract by mask, isi kolom input raster dengan SHP citra landsat dan input raster
of feature mask dengan SHP administtrasi wilayah batu lalu tentukan tempat penyimpanan lalu
klik ok.
4. Klik maximum likehood classification pada menu arctoolbar, rubah a prori probality menjadi
sampel, tentukan tempat penyimpanan lalu klik ok.
5. Arctoolbox > conversion tools > from raster > raster to polygon isi kolom input raster dengan
PL batu, tentukan tempat penyimpanan lalu klik ok.
6. Setelah berubah menjadi raster klik properties > symbology > quantities > tentukan classes
menjadi 5 kelas dan pilih gradasi warna lalu klik ok.
7. Layout peta.
BAB IV
HASIL
Peta kepadatan pengunjung selama 3 tahun
Peta persebaran jenis pariwisata Kota Batu
KESIMPULAN
Trend pariwisata di kota batu sendiri dari waktu ke waktu semakin berkembang
banyak objek objek wisata yang bermunculan dan domniasi oleh wisata buatan dimana
perkembangan wisata tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kota malang dan letak
morfologi batu sendiri yang berada di pegunungan dan membuat para investor dan
pengembang membuka lahan industry pariwisata di kota batu
Daftar Pustaka
Abdillah, A.B.Y. and Hamid, D., 2016. Dampak Pengembangan Pariwisata Teradap Kehidupan
Masyarakat Lokal Di Kawasan Wisata (Studi Pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit,
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 30(1), pp.74-78.
Akbar. Jimi Rohmawan Al. 2014. Analisa Objek Wisata Kota Batu – Jawa Timur. Program Studi
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang.
Andayani, S., Anwar, M.R. and Antariksa, A., 2012. Pengembangan Kawasan Wisata
Balekambang Kabupaten Malang. Rekayasa Sipil, 6(2), pp.168-178.
Attar, Muhammad, Luchman Hakim, dan Bagyo Yanuwiadi. 2013. Analisis Potensi Dan Arahan
Strategi Kebijakan Pengembangan Desa Ekowisata Di Kecamatan Bumiaji – Kota Batu.
Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, Vol.1, No.2.
BPS Kota Batu Tahun 2017. Online. batukota.bps.go.id. Diakses pada tanggal 10 Mei 2019.
Hanas, I., Nurhadi, S. 2014. Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota Kota Batu 2001-
2012. Jurnal Pariwisata, 17(2). Hal 19.
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/68099/Imron%20Hanas.pdf?
sequence=1. Diakses pada tanggal 10 Mei 2019.
Handayani, M. 2018. Deskripsi Wilayah Kota Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Intyaswono. Stephen. Edy Yulianto. Mukhammad Kholid Mawardi. 2014. Peran Strategi City
Branding Kota Batu Dalam Trend Peningkatan Kunjungan Wisatawan
Mancanegara. Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.
Mirajanatin, H.P., Sutikno, F.R. and Sari, N., 2013. Kajian Potensi Pariwisata Perkotaan di Kota
Malang Berdasarkan Stakeholder. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 5(1), pp.47-54.
Sukmaratri, M., Maya, D. 2016. Diversifikasi Produk Wisata Sebagai Strategi Pengembangan
Daya Saing Wisata Kota Batu. Jurnal Pengembangan Wilayah Dan Kota, 12 (3), 325
335. Dari https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/12907.