Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH DAYA TARIK WISATA DAN AKSESIBILITAS

TERHADAP MINAT KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA


PANTAI BEMBANG DI KECAMATAN JEBUS

(Proposal Skripsi)

Oleh:

MERENDA KATRESNANI

NPM 2113034038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .........................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................3
1.5 Kegunaan Penelitian ..............................................................................................4
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................................4
BAB II ...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................5
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................................5
2.1.1 Kepariwisataan ................................................................................................5
2.1.2 Daya Tarik Wisata ..........................................................................................8
2.1.3 Aksesibilitas ...................................................................................................11
2.1.4 Minat Kunjungan Wisatawan ......................................................................12
2.2 Hubungan Antar Variabel.......................................................................................15
2.3 Penelitian yang relevan ........................................................................................ 16
2.4 Kerangka Pikir ..................................................................................................... 19
2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 20
BAB III ...........................................................................................................................21
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................21
3.1 Metode Penelitian ................................................................................................. 21
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................................... 22
3.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................................. 22
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................................ 23
3.4.1 Populasi Penelitian ........................................................................................23
3.4.2 Sampel Penelitian ..........................................................................................23
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 24
3.6 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 26
3.6.1. Data Primer ..................................................................................................26

ii
3.6.2. Data Sekunder ..............................................................................................26
3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 26
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 28
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ..........................................................................28
3.9 Regresi Linier Berganda ...................................................................................... 29
3.10 Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata berasal dari kata Pari dan Wisata. Pari berarti banyak,
berkali-kali, berputar-putar atau lengkap dan Wisata berarti perjalanan atau
bepergian atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah “travel”. Atas
dasar itu, maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Sedangkan menurut A.J Burkat dalam Damanik (2006),
parwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka
waktu pendek ketujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasa hidup
dan bekerja dan juga kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di suatu
tempat tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pariwisata
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan untuk
rekreasi, pelancong, turisme (Departemen Pendidikan Nasional,
2005:830). Menurut Murphy (1985) pariwisata adalah keseluruhan
elemen-elemen terkait, seperti wisatawan, daerah tujuan wisata,
perjalanan, industri dan lain sebagainya.

Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan


ekonomi suatu daerah. Daerah dengan potensi wisata yang baik dapat
meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Salah satu destinasi wisata
yang memiliki potensi adalah Pantai Bembang yang terletak di
Kecamatan Jebus. Pantai ini memiliki keunikan dan keindahan alam yang
luar biasa.

1
Bangka Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang terkenal mempunyai beragam sejarah
dan budaya. Secara geografis wilayah Kabupaten Bangka Barat terletak di
wilayah bagian barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada titik
koordinat 105.0 – 106.0 BT dan 01.0 – 02.0 LS. luas wilayah daratan lebih
kurang 2.820,61 Km2 mencakup enam kecamatan diantaranya (Kecamatan
Muntok, Simpang Teritip, Jebus, Kelapa, Tempilang dan Parittiga) serta 4
kelurahan dan 60 desa (Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan
Informatika Bangka Barat, 2014).Batas wilayah Kabupaten Bangka Barat
berdasarkan Undang-Undang RI No. 5 Tahun 2003 adalah sebagai berikut:
sebelah utara berbatasan dengan laut Natuna, sebelah timur berbatasan
dengan wilayah Kabupaten Bangka, sebelah selatan berbatasan dengan
Selat Bangka, sebelah barat berbatasan dengan Selat Bangka.

Selain itu, Kabupaten Bangka Barat juga memiliki banyak potensi


unggulan dan keindahan wisata alam yang memukau seperti kabupaten
lainnya. Salah satunya ada di Pantai Bembang yang terletak ± 80 Km dari
Kota Muntok, berada di Desa Pebuar, Kecamatan Jebus Namun
kenyataanya di Pantai Bembang masih banyak yang mengeluhkan bahwa
jalan menuju ke lokasi objek wisata tidak bagus dan banyak yang
berlubang (radartanggamus.co.id, 2019) hal tersebut menjadi hambatan
bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pantai Bembang.

Suatu destinasi wisata dapat dikatakan bagus ketika sudah


memiliki daya tarik wisata yang menarik dan aksesibilitas yang memadai.
Ketika objek wisata sudah bagus maka secara tidak langsung dapat
mempengaruhi minat kunjungan wisatawan dan menimbulkan kepuasan
dikalangan wisatawan. Untuk itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan wisatawan agar pengembangan destinasi wisata
sejalan dengan kebutuhan wisatawan. Pengembangan destinasi wisata
yang baik, tentunya dapat mempengaruhi minat kunjungan wisatawan dan
membuat wisatawan merasa puas (Hanif et al., 2016). Melalui evaluasi
secara keseluruhan terhadap wisatawan, kita dapat menilai kepuasan
wisatawan (Apriliyanti et al., 2020).

2
Melalui pendekatan kuantitatif, penelitian ini akan memberikan
data yang kuat dan dapat diandalkan untuk menginformasikan minat
pengunjung terkait pengembangan pariwisata di Kecamatan Jebus.
Hasilnya akan memberikan pandangan yang lebih tepat tentang bagaimana
meningkatkan daya tarik dan aksesibilitas Pantai Bembang serta
mengoptimalkan minat kunjungan wisatawan, yang pada gilirannya dapat
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi daerah tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daya Tarik wisata dan aksesibilitas menuju objek wisata Pantai
Bembang.
2. Minat kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Bembang di
kecamatan Jebus.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah daya tarik wisata berpengaruh terhadap minat kunjungan
wisatawan objek wisata Pantai Bembang?
2. Apakah aksesibilitas berpengaruh terhadap minat kunjungan
wisatawan objek wisata Pantai Bembang?
3. Apakah daya tarik dan aksebilitas berpengaruh terhadap minat
kunjungan wisatawan objek wisata Pantai Bembang?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari Penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai daya tarik wisata dan
aksesibilitas objek wisata Pantai Bembang.
2. Untuk mendapatkan informasi penyebab rendahnya kunjungan
wisatawan ke objek wisata Pantai Bembang Kecamatan Jebus.

3
3. Untuk mendapatkan solusi mengenai daya Tarik wisata dan
asksesibilitas pariwisata menuju objek wisata di kecamatan Jebus.

1.5 Kegunaan Penelitian


Kegunaan dari Penelitian ini yaitu:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan


pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dengan
keberadaan fenomena alam dan manusia di lapangan.
3. Sebagai sumber informasi bagi Masyarakat.
4. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi yang membaca.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Adapun ruang lingkup penelitian ini yaitu:
1. Ruang lingkup tempat dan waktu: Pantai Bembang Kecamatan
Jebus , Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
2. Ruang lingkup objek penelitian: Objek wisata dan aksesibilitas
menuju objek wisata Pantai Bembang.
3. Ruang lingkup subjek penelitian: Wisatawan yang berkunjung
4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini yaitu Geografi Pariwisata.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kepariwisataan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai definisi dan istilah
kepariwisataan, untuk menyamakan persepsi tentang pariwisata.

1. Miller, 1985 (dalam Retnaningsih, 2001 ; 11) berpendapat tidak


ada pengertian pariwisata yang dapat diterima secara universal. Hal
ini dikaitkan dengan adanya keterkaitan antara pariwisata,
perjalanan, rekreasi dan bersenang-senang, namun dapat diambil
pengertian bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang
terjadi ketika orang-orang melewati perbatasan (keluar dari
wilayahnya sendiri) dengan tujuan untuk bersenang-senang
maupun berbisnis dan tinggal di tempat tersebut minimal selama
24 jam namun kurang dari satu tahun. Beberapa pakar
menyebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang
memiliki jarak lebih dari 50 atau 100 miles dari rumah dan
menginap lebih dari satu malam (Gunn, 1993 ; 5).
2. Mathieson dan Wall (dalam Gunn, 1993 ; 5) yaitu perpindahan
manusia untuk sementara ke tempat tujuan yang berada di luar
tempat tinggal atau tempat kerja sehari-harinya, jenis-jenis
kegiatan yang dilakukan selama di tempat tujuan serta pengadaan
fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.
3. Menurut Mc. Intosh (1990 : 3), pariwisata adalah gabungan sejala
dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah secara masyarakat tuan rumah dalam proses menarik
dan melayani wisatawan serta penunjang lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang RI No. 9 Tahun 1990 tentang
kepariwisataan. Pengertian pariwisata adalah segala sesuatu yang

5
berhubungan dengan wisata, 17 18 termasuk pengusahaan objek
wisata serta usaha-usaha yang berkaitan dengan bidang tersebut.
Berdasarkan pengertian ini, maka pariwisata pada dasarnya
mengandung 5 unsur yaitu ; unsur manusia (wisatawan), keinginan
(perjalanan), motivasi (menikmati), sasaran (objek dan daya tarik
wisata) dan usaha (jasa pariwisata).
Sehingga dapat disimpulkan pariwisata merupakan suatu
perjalanan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok secara
sukarela dan bersifat sementara dari suatu tempat ke tempat lain
untuk rekreasi menikmati objek dan daya tarik wisata serta tidak
bermaksud mencari nafkah di daerah yang dikunjungi serta
mendapat pelayanan dari usaha jasa pariwisata. Pada intinya
terdapat beberapa faktor penting yang harus ada dalam pengertian
pariwisata.
Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu (Yoeti, 1996 ; 118 dalam
Virgiana, 1999 ; 14):
 Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara waktu.
 Perjalanan tersebut dilakukan dari satu tempat ke tempat
lainnya.
 Perjalanan tersebut apapun bentuknya harus selalu
dikaitkan dengan tamasya atau rekreasi.
 Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari
nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata
sebagai konsumen di tempat tersebut.
Pengertian-pengertian pariwisata yang telah disebutkan di atas
merupakan pengertian pariwisata yang murni. Dalam pengertian
pariwisata modern, semua perjalanan dapat dikategorikan sebagai
pariwisata. Pendapat ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa setelah
urusan dinas selesai, maka sebagian waktunya dapat digunakan
untuk melihat atau menyaksikan objek dan atraksi wisata di tempat
yang dikunjungi. Pada akhirnya timbul istilah wisata bisnis yaitu
kegiatan wisata yang dilakukan setelah tujuan berusaha atau bisnis

6
selesai dengan cara menggunakan sebagian besar waktunya untuk
mengunjungi tempat-tempat wisata atau atraksi wisata di tempat
yang dikunjungi (Yoeti, 1996 ; 119 dalam Virgiana, 1999 ; 14).
Pearce, 1989 ; 1, mengungkapkan bahwa pariwisata adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan dan tinggal untuk
sementara waktu bagi 19 orang-orang yang melakukan perjalanan
dengan tujuan bersenang-senang atau rekreasi atau tujuan lainnya
seperti kegiatan bisnis, kesehatan dan pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, penulis
mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pariwisata
adalah segala aktifitas yang berkaitan dengan perjalanan seseorang
(wisatawan) maupun kelompok di luar tempat tinggalnya dalam
jangka waktu tertentu, dengan tujuan tidak mencari nafkah
melainkan bertujuan mencari kesenangan semata.
Perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya
serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi menurut UU No. 9/1990
tentang Pariwisata disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Sedangkan menurut Helmut, 2000 ; 6 (dalam Hayati, 2001 ; 14)
mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan objek wisata
adalah suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan
karena mempunyai sumber-sumber baik alamiah maupun buatan
manusia, seperti keindahan alam/pegunungan, pantai, flora dan
fauna, kebun binatang, bangunan kuno bersejarah, monumen
monumen, candi-candi, tari-tarian, atraksi dan kebudayaan khas
lainnya. Definisi objek wisata menurut BPS adalah sebagai berikut:
 Tahun 1981 dan 1984 : Suatu tempat yang menjadi tujuan
kunjungan seseorang wisatawan karena mempunyai
sumber-sumber baik alamiah, manusiawan maupun butan
manusia, seperti keindahan alam/pegunungan, pantai, flora
dan fauna, kebun binatang, bangunan kuno bersejarah,

7
monument-monumen, candi-candi, tari tarian, atraksi dan
kebudayaan khas lainnya.
 Tahun 1991 : Suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan
karena mempunyai sumber daya tarik secara
alamiah/buatan manusia serta faktor sosial budaya
penduduk. Sedangkan daya tarik wisata adalah segala
perwujudan dan sajian alam dan budaya yang secara nyata
dapat dikunjungi, disaksikan dan dinikmati oleh wisatawan
di suatu kawasan wisata atau daerah tujuan wisata (Kosa
Kata Kepariwisataan, LPP-ITB, 1993).

Adapun perbedaan antara objek wisata dan daya tarik wisata,


bahwa dalam objek wisata telah terkandung daya tarik wisata yang
20 menyebabkan daerah tersebut menjadi salah satu tujuan wisata,
sedangkan daya tarik wisata belum tentu menjadi objek wisata
namun keberadaanya sangat digemari oleh wisatawan. Kawasan
wisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata menjadi sasaran
wisata. (UU No. 9/1990 tentang Pariwisata), sedangkan yang
dimaksud dengan kegiatan wisata yaitu aktivitas yang dilakukan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan akan wisata seperti
rekreasi, perjalanan, bersenang-senang, termasuk didalamnya
industri wisata untuk memenuhi kebutuhan wisata, seperti
penyediaan sarana prasarana transportasi, akomodasi, utilitas dan
lain sebagainya.

2.1.2 Daya Tarik Wisata


Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai beragam
objek wisata dikarenakan banyaknya budaya, adat istiadat, kepecayaan,
musim, suku, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, banyak wisatawan
yang berkunjung ke Indonesia. Objek wisata dan daya tarik wisata adalah
suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik

8
wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat
tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan merupakan sumber daya
yang potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata sampai
adanya suatu perkebangan dari objek tersebut. Tanpa adanya daya tarik di
suatu tempat maka untuk kepariwisataan tersendiri sulit untuk
dikembangkan.

Faktor budaya menjadi salah satu hal yang dapat menarik


wisatawan. Faktor budaya lahir dari warisan leluhur atau nenek moyang
yang dikembangkan dan dikenalkan oleh pewarisnya. Untuk
memerkenalkan budaya sebagai salah satu aspek dalam menarik minat
wisatawan berkunjung maka harus ada strategi untuk menjaga kebudayaan
yang ada dari segi warisan budayanya sendiri dan dari segi kompetitifnya.
Daya tarik wisata budaya yang terlibat dalam lingkungan pasar yang
sangat kompetitif karena dalam hal pengadaanya untuk pasar pariwisata
budaya semakin dibanjiri dengan daya tarik baru, rute budaya dan pusat
warisan dan di dalam hal permintaannya terdapat permintaan yang cepat
berubah dari pelanggan.

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan


disebutkan bahwa keadaan alam, flora, dan fauna, sebagai karunia Tuhan
yang Maha esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni,
dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan
modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.

Kebebasan melakukan perjalanan dan memanfaatkan waktu luang


dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi manusia,
kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional
yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan
bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-
nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu
lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Pembangunan
kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan untuk

9
kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi
tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Dalam memperkenalkan wisata baru dan untuk mengetahui


bagaimana daya tarik wisatawan untuk berkunjung maka harus ada strategi
dari pengelola untuk mengenalkan dan mempertahankan kepada calon
wisatawan. Selain faktor budaya hal terpenting lainnya yang bisa menarik
wisatawan untuk berkunjung adalah dari tingkat keunikannya. Karena
semakin unik tempat wisata tersebut akan semakin menarik konsumen
untuk berkunjung. Hal ini selaras dengan isi Undang-Undang No. 10 tahun
2009 daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki
keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
kunjungan wisatawan.

Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan


bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata.
Pertama, daya tarik wisata ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang berwujud
keadaan alam, flora dan fauna. Kedua, daya tarik wisata hasil karya
manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya,
wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan
kompleks hiburan. Ketiga, daya tarik wisata minat khusus, seperti berburu,
mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai
air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.

Sementara itu, daya tarik wisata menurut Direktoral jendral pemerintahan


dibagi menjadi tiga macam. Pertama, daya tarik wisata alam adalah
sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi
pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi
daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan, yaitu:

1. Flora fauna,
2. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan
ekosistem hutan bakau,

10
3. Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan
danau,
4. Budi daya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,
peternakan, usaha perikanan.
Kedua, daya tarik wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata, meliputi museum,
peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan. Ketiga,
daya tarik wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru
dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan
yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, para wisatawan
harus memiliki keahlian, contohnya: berburu mendaki gunung, arung
jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan sebagainya.

2.1.3 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah suatu alat yang dapat memberikan kemudahan
bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan. Untuk melakukan
perjalanan tersebut dibutuhkan suatu alat transportasi. Dengan adanya
kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai macam alat
trasnportasi sudah tersedia beragam jenisnya dan menjadi salah satu
pendukung serta pendorong kemajuan pariwisata (Sammeng, 2000).

Yoeti (2000) dalam Suryatina (2010) pengertian aksesibilitas


adalah merupakan unsur-unsur kemudahan yang disediakan bagi
wisatawan yang berkunjung kesuatu tempat dan untuk itu mereka harus
membayar dengan harga yang wajar. Sedangkan definisi aksesibilitas
menurut Trihatmodjo dalam Yoeti (1997) yang dikutip oleh Ahmad (2014)
bahwa aksesibilitas adalah suatu kemudahan dalam mencapai daerah
tujuan wisata baik secara jarak geografis atau kecepatan teknis, serta
tersedianya sarana transportasi menujutu lokasi tujuan tersebut.

Soekadijo (2003) persyaratan aksesibilitas terdiri dari akses informasi


dimana fasilitas mudah ditemukan dan mudah dicapai, harus memiliki
akses kondisi jalan yang dapat dilalui dan sampai ke tempat wisata serta

11
harus ada akhir dari tempat suatu perjalanan. Oleh karena itu harus selalu
ada:

1) Akses informasi yakni menyangkut fasilitas mudah ditemukan dan


mudah dicapai
2) Akses kondisi jalan menuju objek wisata, dan akses jalan tersebut
harus berhubungan dengan prasarana umum.
3) Akses tempat akhir perjalanan (tempat parkir).

2.1.4 Minat Kunjungan Wisatawan


Teori minat kunjungan wisatawan dalam hal ini dianalogikan sama
dengan minat beli terhadap suatu produk, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Albarq (2014: 14) yang menyatakan bahwa minat berkunjung
wisatawan sama dengan minat pembelian konsumen. Menurut Setyo putra
dalam Aviolitasona (2017) minat merupakan dorongan untuk memotivasi
seseorang melakukan tindakan. Sedangkan menurut Asdi dalam Hernita
dkk (2019) minat berkunjung adalah rasa ingin seseorang untuk
berkunjung ke suatu objek wisata.

Minat berkunjung pada dasarnya adalah perasaan ingin


mengunjungi atau mendatangi suatu tempat yang menarik untuk
dikunjungi. Kotler dan Keller (2014), menambahkan bahwa minat
berkunjung merupakan tindakan konsumen dalam memilih atau
memutuskan berkunjung pada suatu obyek wisata berdasarkan pada
pengalaman dalam berwisata.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat kita jabarkan, jika


minat kunjungan wisatawan yaitu suatu dorongan dari dalam diri atau
keinginan suatu individu yang berperan sebagai pengunjung atau
wisatawan serta akibat adanya pengaruh stimulus eksternal untuk
mengunjungi suatu tempat wisata atau objek wisata.

Menurut Rahayu dan Budiyanto (2004:101) minat berkunjung ke tempat


wisata dipengaruhi oleh:

12
1) Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di
dapat dari media massa.
2) Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari
keluarga dan sanak saudara
3) Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung
mengenai tempat wisata tersebut.

Menurut Rahayu dan Budiyanto (2004:101) atribut-atribut yang


dipertimbangkan masyarakat dalam berkunjung, yaitu :

1) Kebijaksanaan Produk

Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh
masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari
dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka
produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang
diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata
dan citra dari tempat wisata tersebut.

2) Kebijaksanaan Harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.


Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk
kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik
bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal
pasar pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu
tergantung dari kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang
diukur dengan harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan
fasilitas.

3) Tempat / Distribusi

Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar.


Dengan adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah

13
dapat melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat
lokasi wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.

4) Bauran Promosi

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah


orangorang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan
perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat
diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume
kedatangan wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung
(consumer promotion) dan promosi tidak langsung (agent promotion),
yang diukur dengan papan reklame, pampflet dan petunjuk jalan.

5) Pelayanan dan Fasilitas

Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam


jasa. Kaitan pelayanan kepada wisatawan dengan semua fasilitas yang
memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan
tempat parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.

Menurut Ferdinand dalam Sari dan Edriana Pangestuti (2018) minat


berkunjung memiliki tahapan–tahapan psikologi. Dimana tahapan tersebut,
kemudian dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator terjadinya proses
minat beli pada individu. Adapun indikator – indikator yang dimaksud,
sebagai berikut :

1. Minat transaksional yaitu keinginan individu atau organisasi dalam


membeli barang atau jasa.
2. Minat preferensial ialah perilaku dimana individu atau organisasi
menjadikan suatu produk sebagai preferensi utama.

14
3. Minat eksploratif yakni perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi terkait barang atau jasa yang diminati.

2.2 Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh daya Tarik wisata terhadap minat kunjungan wisatawan


Jadi daya Tarik wisata merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi minat seseorang untuk bekunjung ke suatu tempat yang
bisa berdampak tinggi atau rendahnya kunjungan wisatawan terhadap
sebuah objek wisata. Dapat disimpulkan bahwasannya semakin
menarik dan juga masih terjaga keasliannya maka akan menarik
wisatawan yang berkunjung dengan jumlah yang tinggi.

2. Pengaruh aksesibilitas terhadap minat kunjungan wisatawan


Aksesibilitas yaitu salah satu faktor yang menjadi pengaruh
terhadap wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu tempat, hal ini
akan berdampak pada tinggi dan rendahnya wisatawan nantinya pada
suatu objek wisata. Dapat disimpulkan semakin baik aksesibilitasnya
makan semakin banyak yang berkunjung, sebaliknya semakin buruk
aksesibilitasnya maka wisatawan akan semakin sedikit yang
berkunjung contoh faktor yang membuat semakin banyaknya
pengunjung yaitu jalan yang bagus, petunjuk arah bisa ditemukan,
dekat dengan berbagai fasilitas, dan juga gerbang masuk yang mudah
ditemukan.

15
2.3 Penelitian yang relevan

Tabel penelitian yang relevan


No Nama Judul Variabel Kesimpulan
1. Ayu Pengaruh Variabel hasil
Listianingrum Daya Tarik, Independen: pengolahan data
2019 Aksesibilitas, Daya Tarik yang
dan Fasilitas dan Fasilitas. menggunakan
Terhadap Variabel aplikasi SPSS
Keputusan 22, maka
Berkunjung di Dependen: menghasilkan
Objek Wisata Minat kesimpulan
Pantai berkunjung sebagai berikut:
Muarareja Wisatawan 1. Terdapat
Indah Kota pengaruh yang
Tegal cukup
signifikan daya
tarik terhadap
keputusan
berkunjung di
objek wisata
pantai
Muarareja
Indah Kota
Tegal.
2.Terdapat
pengaruh yang
kuat signifikan
aksesbilitas
terhadap
keputusan
berkunjungdi

16
objek wisata
pantai
Muarareja
Indah Kota
Tegal..
3. Terdapat
pengaruh yang
kuat signifikan
fasilitasterhadap
keputusan
berkunjungdi
objek wisata
pantai
Muarareja
Indah Kota
Tegal...
4. Terdapat
Pengaruh yang
kuat signifikan
daya tarik,
aksesbilitas, dan
fasilitas secara
bersama-sama
terhadap
keputusan
berkunjung di
objek wisata
pantai
Muarareja
Indah Kota
Tegal.
2. (Adim ayu Pengaruh Variabel Hasil penelitian

17
&Erna Daya Tarik Independen: menunjukkan
dan Fasilitas Daya Tarik bahwa Daya
wati,2 020)
Terhadap dan Fasilitas. Tarik

Minat Variabel
Wisata dan
Berkunjung Dependen: Fasilitas
Wisatawan Minat berpengaruh
pada Pantai berkunjung terhadap minat
Lawata Kota Wisatawan berkunjung
pada Pantai
Bima
Lawata Kota
Bima.
3. Maria Pengaruh Variabel Dari hasil
Trisana Aso Daya Tarik Independen: analisis dan

Daya Tarik pembahasan


Wisata dan
dan dalam
Aksesibilitas
Aksesibilitas. penelitian ini
Terhadap maka dapat
Variabel
disimpulkan
Minat
Dependen: bahwa Daya
Kunjungan
Minat Tarik Wisata
Wisatawan di danAksesibilitas
Kunjungan
Kampung berpengaruh
Wisatawan positif dan
Adat
signifikan
Tutubhada terhadap Minat
Kabupaten Kunjungan
Wisatawan di
Nagekeo
Kampung Adat
Tutubhada
Kabupaten
Nagekeo.

18
2.4 Kerangka Pikir

Menurut Umma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2011) kerangka


berpikir adalah suatu model konseptual terkait bagaimana teori saling
berhubungan dengan berbagai faktor yang ada yang telah
diidentifikasi sebelumnya.

Daya Tarik wisata

(X1)

Minat Kunjungan

Wisatawan (Y)
Akesibilitas

(X2)

Keterangan:

X1 = variabel bebas

X2 = variabel bebas

Y = variabel terikat

= pengaruh

19
2.5 Hipotesis Penelitian
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif. Hipotesis berasal dari dua suku
kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan tesis (kesimpulan). Jadi
hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan dari sebuah
penelitian yang belum tentu kebenarannya. Dan baru akan menjadi
benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Hipotesis juga merupakan salah satu bentuk konkret dari
perumusann masalah, dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
Dari penjelasan diatas hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Maka hipotesis penelitian ini berbunyi :
1) H0: Tidak terdapat pengaruh daya Tarik wisata dan aksesibilitas
terhadap minat kunjungan wisatawan di Pantai Bembang Kecamatan
Jebus.
2) H1: Terdapat pengaruh daya Tarik wisata dan asksesibilitas
terhadap minat kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Bembang
di Kecamatan Jebus.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode
untuk menguji teoriteori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel. Variabel-variabel ini diukur sehingga data yang terdiri dari
angkaangka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistic
(Creswell, 2012 : 5). Menurut Azwar (2011: 5) Pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam
rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan
metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok
atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada
umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasional dengan tujuan untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Dari
jenis masalah yang ingin dikaji, penelitian ini merupakan penelitian
korelasi. Dimana penelitian korelasi, menurut Arikunto, adalah
penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada dan tidaknya
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Arikunto,
2006 : 37).

21
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel
penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti (Suryabrta, 2011 : 25).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas
dan satu variabel terikat:
1. Variabel Bebas (X1 dan X2) adalah variabel yang variasinya
mempengaruhi variabel lain atau dapat juga dikatakan variabel
yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah
daya tarik wisata dan aksesibilitas.
2. Variabel Terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain
atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah minat
kunjungan wisatawan.

3.3 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut
yang dapat diamati. Peneliti harus memilih dan menentukan definisi
operasional yang paling relevan bagi variabel yang ditelitinya (Azwar,
2011 : 74).
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata.
2. Aksesibilitas merupakan suatu alat yang dapat memberikan
kemudahan bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan.

22
Dalam penelitian ini aksesibilitas pariwisata meliputi Akses
informasi, Akses kondisi jalan menuju objek wisata, dan
Akses tempat akhir perjalanan.
3. Minat kunjungan wisatawan pada dasarnya adalah perasaan
ingin mengunjungi atau mendatangi suatu tempat yang
menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Dalam penelitian
ini tempat yang dimaksud adalah objek wisata.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang
diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama (Latipun,
2011 : 25). Sedangkan menurut Azwar populasi didefinisikan
sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil
penelitian. Kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari
kelompok subjek yang lain (Azwar, 2011 : 77).

3.4.2 Sampel Penelitian


Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan
diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Apabila subyek penelitian kurang dari
100, lebih baik diambil semua, sedangkan untuk subyek yang lebih
dari 100 maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % (Arikunto,
2006 : 134). Sampel penelitian ditetapkan dengan menggunakan
rumus solvin (Umar, 2008). Teknik sampling yang digunakan yaitu
nonprobability sampling dengan teknik Purposive Sampling
berdasarkan karakteristik mereka pernah mengunjungi objek wisata
Pantai Bembang di Kecamatan Jebus.

23
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini
berupa angket atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Sugiyono
(2014) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat
pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian
yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah,
fenomena alam maupun sosial.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk


menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Likert.

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk


mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner dengan pemberian
skor sebagai berikut:

1. Baik Diberi skor 3

2. Cukup Diberi skor 2

3. Kurang Diberi skor 1

Agar mendapatkan sebuah hasil penelitian yang memuaskan,


peneliti menyusun rancangan kisi-kisi instrumen penelitian. Arikunto

(2006) menyatakan bahwa “Kisi-kisi bertujuan untuk menunjukkan


keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data atau teori yang
diambil”.

Dalam penelitian ini, dari setiap variabel yang ada akan diberikan
penjelasan, selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur, hingga
menjadi item pernyataan, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

24
Tabel instrumen variabel X1

Variabel Indikator Skala pengukuran


Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Daya tarik Something to do Banyak Cukup Sedikit
wisata Something to see Banyak Cukup Sedikit
Something to buy Banyak Cukup Sedikit

Tabel instrumen variabel X2

Variabel Indikator Skala pengukuran


Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Aksesibilitas Akses informasi Mudah Cukup sulit Sulit
Akses kondisi jalan Mulus Beraspal Tidak

beraspal beraspal

Akses tempat akhir Luas Cukup luas Sempit

Tabel instrumen variabel Y

Variabel Indikator Skala pengukuran


Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Minat Informasi yang Sering Kadangkadang Tidak
kunjungan didapat dari media pernah
wisatawan massa/sosial
objek wista Cerita dari teman, Sering Kadangkadang Tidak
Pantai keluarga dan sanak pernah
Bembang saudara
Ingin tahu langsung Sering Kadangkadang Tidak
atau penasaran pernah

25
3.6 Jenis dan Sumber Data
3.6.1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
tempat objek penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data yang berasal dari kuesioner/angket dan hasil
observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti.

3.6.2. Data Sekunder


Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini
data yang digunakan adalah data kunjungan wisatawan pada tahun
2023.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Arikunto menjelaskan teknik pengumpulan data adalah cara
bagaimana data mengenai variabel-variabel dalam penelitian dapat
diperoleh. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam penelitian karena data ini akan digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada dalam penelitian.

1. Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,
2010: 194). Adapun tujuan dari metode kuesioner/angket ini adalah
untuk menggali data awal dalam penelitian dan untuk melengkapi data
guna memperoleh informasi mengenai minat kunjungan wisatawan ke
objek wisata Pantai Bembang di Kecamatan Jebus.

26
2. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006: 156). Observasi
dilakukan dengan menggunakan Teknik observasi langsung, dimana
pengamat langsung terjun ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai daya tarik wisata dan kondisi
aksesibilitas menuju objek wisata Pantai Bembang yang ada di
Kecamatan Jebus.

3. Studi Pustaka
Merupakan metode pengempulan data dengan cara mempelajari
literaturliteratur dan penerbitan seperti jurnal, buku-buku, artikel dari
internet yang berkaitan dengan penelitian ini Sugiyono (2012).
Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan
dengan tanpa obyek atau suasana peneliti. Sebagaimana penelitian
pada umumnya, penelitian ini juga menggunkan berbagai sumber
tertulis yang digunakan sebagai rujukan serta referensi dalam
penelitian.

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
berbentuk tulisan, foto, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Teknik dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan
teknik observasi dan wawancara dalam penelitian kuantitatif
(Sugiyono, 2012: 82).

27
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun teknis
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Statistik Deskriptif, Regresi Linear Berganda, dan Pengujian
Hipotesis.

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif


Pengelolaan data dalam bentuk statistik pada dasarnya
adalah proses pemberian makna (arti) terhadap data penelitian
kuantitatif melalui angkaangka. Dalam penelitian ini mengunakan
statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Statistik deskriptif berfungsi untuk menganalisis
atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui
data sampel dan populasi, tanpa membuat kesimpulan yang lebih
luas. Pada statistik deskriptif akan menggunakan cara-cara
penyajian data dengan tabel biasa atau distribusi frekuensi, grafik
garis atau batang, diagram lingkaran, pictogram, penjelasan
kelompok melalui modus, mean, median, dan variasi kelompok
melalui rentang dan simpangan baku. Analisis statistik deskriptif
yang digunakan adalah:
a. Mean, yaitu nilai rata-rata dari data yang diamati.
b. Maksimum, yaitu nilai tertinggi dari data yang diamati.
c. Minimum, yaitu niali terendah dari data yang diamati

28
3.9 Regresi Linier Berganda
Analisi regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk
memerikasa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel.
Regresi berganda sering kali digunakan untuk mengatasi
permasalahan analisi regresi yang mengakibatkan hubungan dari
dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Y’ = nilai pengaruh yang diprediksikan
a = konstanta atau bilangan harga X = 0
b = koefisien regresi
X = nilai variable dependen

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah daya tarik wisata dan
aksesibilitas, Sedangkan variabel terikatnya adalah minat
kunjungan wisatawan. Metode analisis ini menggunakan program
SPSS (Statistic Product and Service Solution). Adapun bentuk
persamaannya yaitu :
Y’ = a + b1X1+ b2X2+e
Y = minat kunjungan wisatawan
a = Konstanta
b1 = Koefisien daya tarik wisata
b2 = Koefisien aksesibilitas
X1 = Variabel daya tarik wisata
X2 = Variabel aksesibilitas
e = Standart Error

29
3.10 Pengujian Hipotesis

1.Uji t
Uji t digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam
penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda.
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing
variabel. Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada
kolom sig. dengan kriteria :

 Jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa


terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial.
 Jika probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial

2.Uji F digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam


penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda.
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil
uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. dengan
criteria :

 Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan


terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
 Jika nilai probabilitas > 0,05, maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, 2020. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung


Masyarakat ke Taman Kota di Tarakan”. Skripsi. Tarakan: Universitas
Borneo Tarakan.

Adimayu, Y., & Ernawati, S. (2020). Pengaruh Daya Tarik Dan Fasilitas
Terhadap Minat Berkunjung Pada Pantai Lawata Kota Bima The Influence
Of Attraction And Facilities On Visiting Interest Of Lawata Beach, Bima
City. Jurnal Mala’bi STIE Yapman Vol, 3(1).

Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Pariwisata dan Ekonomi, Vol.1


No.2 (2018): 109-116.

Karyono, A. H. (1997). Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo, 492.

Novita Rossadi, Leylita. “Pengaruh Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi Wisata


Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan ke Wahana Air Balong Waterpark

Trisana Aso, Maria. “Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Aksesibilitas Terhadap
Minat Kunjungan Wisatawan di Kampung Adat Tutubhada Kabupaten
Nagekeo”. Jurnal Pariwisata, Vol. 1 No. 2 (2020): 15-22.

Undang-undang No 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

31

Anda mungkin juga menyukai