Anda di halaman 1dari 20

GEOGRAFI PERTANIAN

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum Geografi

Dosen Pengampu :

Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.

Annisa Salsabila, S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh :

Devinta Kafrika Ningrum (2113034034)

Asma Nisa Hanifah (2113034036)

Merenda Katresnani ( 2113034038)

KELAS B (GENAP)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Geografi Pertanian”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar Kurikulum Geografi. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd
dan Ibu Dian Utam, S.Pd.,M.Pd , selaku dosen mata kuliah dasar kurikulum geografi
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga hal tersebut dapat menunjang
untuk mempelajari materi tentang mata kuliah dasar kurikulum geografi.

Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan agar dapat menyusun makalah
berikutnya dengan lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan khususnya para pembaca.

Bandar Lampung, 9 Maret 2022

Kelompok 21
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Behaviorisme 3
2.2 Tokoh – Tokoh Teori Belajar Behaviorisme 4
2.3 Aplikasi dan Implikasi Teori Belajar Behaviorisme 8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang selalu mengalami perubahan,


perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang
kehidupan. Pendidikan seringkali dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kualitas
suatu bangsa. Dalam hal ini pendidikan memiliki peran penting dalam seluruh aspek
kehidupan manusia. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap
perkmbangan manusia.

Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena pendidikan
dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya jantung dalam
tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap
hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan.
Apabila kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen
yang berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan
menghasilkan peserta didik yang baik pula. Kurikulum akan berubah secara terus
menerus dan berkelanjutan.

Perubahan kurikulum yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga


diikuti dengan kesiapan untuk berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan
pendidikan di Indonesia karena kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Jika
kurikulum bersifat statis, maka kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang tidak
baik karena tidak menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan yang ada di
zamannya. Di sinilah peran guru sangat diperlukan. Geografi termasuk kedalam mata
pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah di berbagai negara termasuk di
Indonesia. Keilmuan geografi di persekolahan dinilai penting dan bermanfaat bagi
peserta didik baik di negara maju maupun negara berkembang di dunia (Mansfield,
2002, hlm. 1).
Secara garis besar, geografi terbagi menjadi 2 yakni geografi fisik yang
mempelajari struktur fisik bumi dan geografi manusia yang mempelajari manusia
dengan segala aspek kehidupannya. Salah satu cabang geografi manusia adalah
geografi pertanian. Geografi pertanian merupakan studi tentang persamaan dan
perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan
ekologi dan regional dalam konteks keruangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud konsep geografi pertanian ?
2. Apa saja ruang lingkup geografi pertanian ?
3. Apa saja komponen subsistem fisis dan manusia dalam geografi pertanian?
4. Bagaimana variasi sistem pertanian?
5. Bagaimana distribusi sistem pertanian?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran dan perbedaan sistem
pertanian?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep geografi pertanian.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang ruang lingkup geografi pertanian.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang komponen subsistem fisis dan
manusia dalam geografi pertanian.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang variasi sistem pertanian.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang distribusi sistem pertanian.
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran dan perbedaan sistem pertanian?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Meningkatkan pengetahuan bagi penulis dan para pembaca tentang mata
kuliah peminatan geoegrafi pertanian
2. Mahasiswa dapat semakin memahami materi yang akan dipelajari yaitu
geografi pertanian berupa konsep geografi pertanian, komponen subsistem
fisis dan manusia, variasi dalam sisitem pertanian, karakteristik geografi
pertanian, distribusi sistem pertanian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran dan perbedaan sistem pertanian
3. Bagi para pembaca dapat menjadi sumber referensi dan informasi untuk
mengetahui materi kurikulum geografi.
4. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tanggung jawab mahasiswa untuk
memenuhi tugas mata kuliah dasar kurikulum geografi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Di dalam bab ini, Penulis memaparkan tentang istilah – istilah dan teori –
teori yang mendukung dengan pembahasan makalah ini yang bersumber dari
referensi buku – buku maupun jurnal – jurnal elektronik. Berikut ini adalah sedikit
penjelasan tentang geografi pertanian dan deskripsi Mata kuliah Geografi Pertanian.

2.1 Pengertian

1. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari kata “geo” yang berarti bumi dan “graphien” yang
berarti tulisan. Geografi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bumi
dan ruang lingkup didalamnya termasuk manusia. Sedangkan menurut Ikatan
Geografi Indonesia (IGI) geografi adalah suatu ilmu yang mempelajarai perbedaan
dan persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan. Secara garis besar, geografi terbagi menjadi 2
yakni geografi fisik yang mempelajari struktur fisik bumi dan geografi manusia yang
mempelajari manusia dengan segala aspek kehidupannya.

2. Pengertian Pertanian

Pertanian merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk


menghasilkan bahan pangan, ternak, dan produk agroindustri lainnya dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Pengertian pertanian dibedakan
menjadi 2, yaitu dalam arti luas dan sempit. pertanian dalam arti luas merupakan
usaha manusia dalam memanfaatkan lingkungan alam dengan maksud memperoleh
hasil yang berasal dari tanaman atau hewan. pertanian dalam arti sempit merupakan
usaha manusia dalam memanfaatkan lingkungan alam dengan maksud untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tanaman atau hewan dengan jalan meningkatkan
produksi. Pengertian pertanian lain adalah sejenis proses produksi yang khas,
didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewa dalam suatu usahatani
(Monsher, 1996).berdasarkan ketiga Pengertian tersebut terdapat kesamaan yakni ada
unsur usaha manusia, lingkungan alam, dan produksi Baik, tanaman maupun hewan.
Ilmu pertanian berkaitan dengan bidang ilmu lain seperti ekonomi, industri,
budaya,geografi, dan ilmu lainnya

3. Pengertian Geografi Pertanian.

Geografi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu dari geografi yang
termasuk kedalam lingkup geografi manusia atau Human Geography. Sriartha (2000)
mengungkapkan bahwa geografi pertanian adalah studi tentang persamaan dan
perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan
ekologi dan regional dalam konteks keruangan.Dan Brian (1985) berpendapat bahwa
geografi pertanian merupakan suatu usaha untuk menjelaskan mengenai variasi
aktivitas pertanian secara spasial (keruangan) pada suatu wilayah di permukaan bumi.

Ditinjau dari kajian geografi pertanian merupakan suatu sistem baik


subsistem, baik fisik maupun manusia. Pertanian sebagai subsistem fisik
mempertimbangkan aspek fisik seperti iklim, tanah, hidrologi, dan topografi dalam
kajiannya. Aspek-aspek tersebut dipertimbangkan dalam mengkaji pertanian karena
memiliki pengaruh terhadap kegiatan pertanian, hasil, dan distribusinya, Pertanian
sebagai subsistem manusia dipandang berdasarkan aspek aspek social, perilaku
manusia, ekonomi, tenaga kerja, budaya, dan teknologi. Aspek-aspek tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan pertanian dan dapat pula dipengaruhi oleh pertanian.

2.2 Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah geografi pertanian ini merupakan mata kuliah peminatan dengan
beban SKS sebesar 2 SKS. Mata kuliah ini menjelaskan mengenai cabang ilmu
geografi manusia yang terkonsentrasi pada bidang pertanian, tata guna sistem
pertanian, sejarah pertanian, revolusi hijau, perkembangan teknologi dan
pembangunan yang disesuaikan kebijakan pembangunan pertanian yang sedang
berlaku.

Tujuan pembelajarannya adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan


memahami konsep dan ruang lingkup geografi pertanian, pemanfaatan lahan,
persebaran lahan pertanian dan faktor yang mempengaruhinya, sistem pertanian dan
klasifikasinya, komponen fungsional sistem pertanian, keragaman dan kondisi
pertanian Indonesia, sejarah pertanian, dan revolusi hijau, pengaruh iklim terhadap
pertanian, pertanian dan penawaran produk pertanian, kebijakan pembangunan
pertanian
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Konsep geografi pertanian

Geografi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu dari geografi yang
termasuk kedalam lingkup geografi manusia atau Human Geography. Sriartha (2000)
mengungkapkan bahwa geografi pertanian adalah studi tentang persamaan dan
perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan
ekologi dan regional dalam konteks keruangan. Fokus kajian Geografi Pertanian
adalah mendeskripsikan dan menjelaskan variasi keruangan terkait fenomena
pertanian di permukaan bumi. Fokus kajiannya tidak hanya menekankan pada
aktivitas pertanian saja melainkan juga pada fenomena pertanian lainnya seperti
hubungan antara faktor fisik dengan budaya bertani yang ada di suatu tempat. Selain
itu, aspek-aspek terkait lokasi, jarak, luas, pola, tanah, iklim dan ketersediaan air di
permukaan bumi untuk kepentingan pertanian juga dapat dipelajari dalam geografi
pertanian.

Hal ini didukung pula oleh pernyataan Banowati (2013) yang menerangkan kajian
pertanian dalam Geografi pertanian berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam
konteks ruang; lokasi pertanian secara keseluruhan dan aktivitas-aktivitas
didalamnya, yaitu tanaman dan perternakan, pengagihan output dan input yang
diperlukan untuk produksi, seperti ladang (tanah), tenaga, pupuk dan pemupukan,
benih, pestisida, dan lain-lain. Sebagai negara agraris sektor pertanian memiliki
peranan penting dan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Pembangunan sektor pertanian harus menjadi prioritas pembangunan guna menuju
keberhasilan 12 industralisasi. Pembangunan pertanian yang tangguh merupakan
landasan bagi pertumbuhan industri. Pembangunan sektor pertanian wajib didasarkan
oleh perencanaan yang baik sehingga keberlanjutannya dapat berlangsung dari waktu
ke waktu.
Pengertian geografi pertanian menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

1. Singh dan Dilon yaitu deskripsi mengenai seni mengolah tanah dalam skala
ruang yang luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan
manusia.
2. Ibery yaitu sebuah usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas
pertanian secara spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi.
3. Laningen dan Butler yaitu ilmu yang berfokus pada berbagai macam bentang
alam pertanian serta konteks sosial, ekonomi, lingkungan, dan politis yang
mempengaruhinya.
4. G. Robinson yaitu ilmu yang mempelajari aspek spasial dari aktivitas
pertanian, seperti persebarannya.
5. Mc Graw-Hill yaitu sebuah ilmu yang mempelajari persebaran aktivitas
pertanian dan keterhubungannya dengan lingkungan disekitarnya

3.2 Ruang Lingkup Geografi Pertanian

Kemajuan bidang pertanian saat ini terutama dalam hal penggunaan teknologi dan
pengembangan tanaman semua diperoleh melalui berbagai kegiatan penelitian yang
tujuannya untuk meningkatkan hasil atau produk pertanian sehingga kebutuhan akan
barang-barang pertanian tersebut selalu tercukupi dengan baik. Namun demikian
sifat-sifat tanaman dalam pertumbuhan optimalnya itu dipengaruhi oleh berbagai
faktor faktor geografis. Berikut ini yaitu ruang lingkup dari geografi pertanian :

1. Tanah pertanian sebagai modal bertani

Tanah adalah bagian permukaan bumi yang berupa hasil pelapukan batuan
induk dan pengendapan batu-batuanya yang telah bercampur dengan sisa-sisa
tumbuh-tumbuhan, air, udara, dan jasad-jasad hidup lainnya. Bagi petani tanah
merupakan lingkungan untuk bertempat tinggal dan sebagai sumber penghidupan,
karena dengan tanah mereka dapat tinggal/ hidup dan dapat menanam serta memanen
hasilnya. Lazimnya tanah pertanian hanya merupakan sebagian dari tanah dengan arti
pedologis, pemisahan antara kedua istilah itu tidak jelas dan kenyataannya sebagian
dari akar tanaman berkembang pada tanah lapisan bawah.

2. Asal Tanah Pertanian dan Proses Pembentukan Tanah

Tanah di bidang pertanian merupakan alat atau media produksi untuk


menghasilkan produk pertanian. Sebagai alat produksi pertanian, maka tanah
berfungsi sebagai tempat tegak tanaman, tempat untuk persediaan unsur-unsur
makanan tanaman, tempat persediaan air bagi tanaman dan udara sehingga akar dapat
bernafas dan menghisap makanan dari tanah. Secara garis besar struktur atau
perlapisan tanah terbagi atas tiga macam yaitu topsoil, subsoil, dan batuan (bahan)
induk.

3. Faktor-faktor Pembentuk Tanah

Berikut adalah faktor-faktor pembentuk tanah :

a. Iklim, peranan iklim sangat vital dalam proses pembentukan tanah. Berdasarkan
batas-batas iklim, maka jelaslah lingkaran jenis tanah antara khatulistiwa dan di
kedua kutub. Tanah yang berkembang cepat adalah tanah di daerah beriklim panas
dan dingin (khatulistiwa) di mana kedalaman tanah sampai beberapa meter.
Perkembangan tanah akan berkurang pada daerah yang sangat dingin (kutub) dan
daerah yang sangat kering (padang pasir).

b. Batuan induk, jenis tanah secara umum tergantung dari jenis batuan induk. Jenis
batuan induk pun beraneka ragam, yang keras, agak keras, dan lunak. Juga bisa
berdasarkan susunan kimia yang menyusunnya. Batuan induk yang permeabel (bisa
meresap air) akan cepat berubah daripada batuan induk yang non permeabel..

c..Vegetasi, memainkan peran yang penting dalam pembentukan tanah. Akar


tumbuhan yang masuk ke dalam celah-celah batuan mempercepat terjadinya
pelapukan. Vegetasi juga mempengaruhi bagian di atas tanah dan iklim mikro. Hal.
ini disebabkan karena tanah yang tidak ada vegetasinya akan mudah tererosi
dibanding dengan tanah yang tertutup vegetasi. Selain itu, vegetasi menghasilkan
bahan-bahan organik yang ikut menentukan perkembangan tanah.

d. Relief, menentukan dalam dan tidaknya air tanah yang dapat mempercepat
pembentukan tanah. Selain itu, relief juga mempercepat terjadinya tanah. Batuan
yang berasal dari tempat yang tinggi kemudian menggelinding ke daerah yang lebih
rendah akan pecah atau tergerus dalam perjalanannya ke bawah. Pecahan-pecahan
batuan tersebut yang diendapkan oleh air di daerah yang lebih rendah dan akhirnya
berkembang menjadi tanah.

e.Manusia, secara langsung maupun tidak langsung kegiatan atau aktivitas manusia
yang berhubungan langsung dengan alam mempunyai andil yang besar dalam
pembentukan tanah. Baik itu yang sifatnya memperbaiki atau yang merusak keadaan
tanah, seperti misalnya kegiatan menebang hutan tanpa menanam kembali akan
mempercepat kerusakan tanah. Sebaliknya dengan kultur yang baik, akan
memperbaiki sifat-sifat tanah dan dapat mengawetkan keadaan tanah.

f. Waktu, perkembangan tanah tidak dapat disaksikan dalam skala umur manusia.
Dari batuan induk sampai menjadi tanah yang seperti sekarang ini memerlukan waktu
ribuan tahun, bahkan jutaan tahun.

3.3 Komponen Subsistem Fisis Dan Manusia yang mempengaruhi pertanian

Komponen subsistem fisis yang mempengaruhi pertanian adalah :

1. Tanah merupakan lapisan tipis yang menyelimuti bumi. Karena perbedaan kondisi
topografi, geologi dan curah hujan maka wilayah-wilayah di Indonesia mempunyai
jenis tanah yang beraneka ragam. Tanah umumnya mempunyai struktur yang lepas
dan mengandung bahan-bahan padat dan rongga udara (Rukaesih Achmad, 2004: 79).
Dalam bidang pertanian tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh bagi tanaman serta
tempat untuk persediaan unsur-unsur makanan, air dan udara bagi tanaman.
Karakteristik atau sifat fisik tanah yang bermacam-macam akan berpengaruh pada
produktivitas tanaman hasil pertanian yang dikembangkan (Suhardi, 2007: 109).
Perbedaan jenis tanah sangat mempengaruhi pertanian. Perbedaan tersebut bisa
dilihat sari kedalaman tanah, tekstur tanah, struktur tanah dan kesuburan tanah.

2. Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu
sekurang-kurangnya 30 tahun. Suatu kegiatan pertanian ditentukan sekali oleh faktor
iklim, unsur-unsur iklim meliputi:

1) Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
dengan menggunkan thermometer (Ance Gunarsih, 2006: 9).
2) Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada waktu tertentu, dalam
pertanian tingkat curah hujan berpengaruh dalam jenis tanaman yang
dibudidayakan ddan juga teknik pengairan yang digunakan.
3) Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses
asimilasi daun. Sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan
yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh tanaman (Dwijoseputro,
1989: 11)
4) Angin merupakan gerakan atau perpindahan suatu massa udara (udara dalam
ukuran besar yang mempunyai sifat fisik, temperatur, dan kelembabab yang
seragam) dari tempat satu ke tempat yang lain secara horizontal (Ance
Gunarsih, 2006: 15)
5) Topografi atau kelerengan merupakan unsur yang berhubungan erat dengan
iklim dan tanah dalam menentukan tipe usaha tani. Perbedaan topografi di
berbagai wilayah akan ditentukan oleh tinggi dan bentuk lahan di wilayah
tersebut. Berdasarkan besar kemiringannya, kondisi topografi wilayah dapat
digolongkan menjadi:
a. Kemiringan 0 - 2% = datar
b. Kemiringan 2 - 5% = sedikit bergelombang
c. Kemiringan 5 - 8% = bergelombang-berbukit
d. Kemiringan 8 - 15% = berbukit-bukit
e. Kemiringan > 15% = lahan curam
Lahan dengan kemiringan > 5% tidak sesuai untuk jenis tanaman
berumur pendek, kalaupun bisa harus diimbangi dengan usaha untuk
mencegah erosi. Sedangkan lahan dengan kemiringan > 8% sebaiknya tidak
digunakan untuk lahan pertanian dan dihutankan kembali untuk menjaga
kelestarian lingkungan (Abbas Tjakrawiralaksana, 1983: 46)Topografi sering
diklasiikasikan dalam perbedaan kemiringan lahan dan bentuknya (Abbas
Tjakrawiralaksana, 1983: 46).
6) Hidrologi atau air adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan tanaman.
Peranan air bagi kehidupan tanaman antara lain sebagai pelarut unsur hara
dalam tanah dan komponen penting dalam proses fotosintesis. Air juga
berfungsi sebagai pengontrol tanaman pada saat terik matahari.

Sementara itu, komponen manusia yang mempengaruhi suatu pertanian yaitu:

a. Faktor budaya dan sejarah


b. Faktor ekonomi, merupakan aspek yang menentukan pilihan petani untuk
kelangsungan usaha taninya.
c. Faktor politik kebijakan pemerintah dalam sektor pertanian sangat diperlukan.
Peran pemerintah dapat dilihat dari adanya 35 kebijaksanaan program seperti
bimas, pembentukan KUD dan stabilitas harga pangan.
3.4 Variasi Sistem Pertanian

Untuk mengatasi krisis regenerasi petani di masa depan, salah satu solusi yang
bisa ditempuh adalah menerapkan sistem pertanian modern. Upaya itu diharapkan
bisa menarik minat kaum muda untuk kembali ke ladang. Pertanian modern yang
dimaksud mencakup penerapan variasi teknik budidaya pertanian. Beragam teknik
budidaya pertanian tersebut harus ditularkan ke kalangan generasi muda di kawasan
perdesaan di berbagai daerah di Indonesia. ancaman masa depan pertanian Indonesia
hanyalah tinggal menunggu waktu jika pemerintah tidak segera mengambil
serangkaian kebijakan dan program untuk memulihkan pertanian di perdesaan-
perdesaan di Tanah Air. Salah satunya dengan teknologi serta variasi teknik budidaya
pertanian yang perlu dikembangkan dikalangan pemuda perdesaan.

Teknologi serta variasi teknik budidaya pertanian itu terutama mencakup pada
media situasi lahan pertanian yang terbatas dan dengan variasi jenis tanaman pangan
serta non pangan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Persoalan yang dihadapi kan
tidak hanya pada motivasi para pemuda untuk menerjuni bidang pertanian, tetapi juga
keterbatasan lahan.Beberapa variasi teknik budidaya pertanian yang bisa
dikembangkan, misalnya teknik budidaya hidroponik. Teknik itu merupakan teknik
penanaman tanaman yang ndak hanya menggunakan media tanah, melainkan air.

Selain itu, dapat pula menerapkan teknik pertanian yang merupakan


gabungan antara akuakultur dan hidroponik. sistem pendidikan juga harus mulai
memperkenalkan pertanian kepada peserta didik sedini mungkin. Contohnya ketika di
lepangangan anak-anak sejak kecil sudah diperkenalkan dengan pertanian. Dengan
begitu, ketika mereka sudah dewasa, anak-anak tersebut sudah cukup mengenal dan
bahkan menyukai bidang pertanian.Tidak kalah pentingnya pula adalah
pengembangan masyarakat petani perdesaan berbasis komunitas. Upaya tersebut bisa
dilakukan melalui kelompok-kelompok tani. Lalu tinggal datangkan ahlinya, agar
banyak ahli-ahli di bidang pertanian.

3.5 Distribusi Sistem Pertanian

Sektor pertanian cukup memiliki peranan penting dalam upaya mendukung


perekonomian Indonesia. Namun disisi lain, terkadang banyak kelompok masyarakat
tidak diuntungkan akibat permasalahan yang timbul karena rantai distribusi produk
pertanian tersebut yang cukup panjang terutama bagi petani dan konsumen (end user).
Tentu saja keadaan tersebut harus diperbaiki, agar hasil pertanian Indonesia dapat
dinikmati oleh konsumen atau petani dengan layak. Salah satu usahanya adalah
dengan membangun sistem peniagaan berbasis e-Commerce di bidang pertanian.
Sistem perniagaan berbasis e-Commerce dapat dijadikan sebagai alternatif bagi petani
petani, dijadikan sebagai media promosi, komunikasi dan informasi serta dapat
memotong rantai distribusi pemasaran hasil pertanian. Manfaat yang dirasakan oleh
para petani dan konsumen secara langsung dan tidak langsung memberi pengaruh
positif, terutama dari semakin luasnya jalur pemasaran hasil pertanian dapat
meningkatkan permintaan produksi serta memacu pengadaan produksi di kalangan
petani dan juga harga di tawarkan ke konsumen akan dapat lebih murah sehingga
penjualan di hasil pertanian dapat lebih meningkat dan menguntungkan bagi petani
Pertanian merupakan salah satu komoditas andalan di Indonesia.
Pemasarannya tidak hanya mencakup permintaan di dalam negeri namun juga di
diluar negeri. Tingginya permintaan tersebut menjadikan sektor pertanian cukup
memiliki peranan penting dalam upaya mendukung perekonomian Indonesia. Namun
disisi lain, terkadang banyak kelompok masyarakat tidak diuntungkan akibat
permasalahan yang timbul karena rantai distribusi penjualan produk pertanian
tersebut yang cukup panjang terutama bagi petani dan konsumen (end user). Fakta ini
cukup beralasan karena berdasarkan data yang dilansir dari laman finance.detik.com
pada tanggal 10 januari 2017, paling tidak ada dua alasan mengapa harga komoditi
pertanian sering tidak menentu dilihat dari sudut pandang distribusi, alasan yang
pertama adalah geografis.
Letak wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan harga
angkut barang menjadi melambung karena sebagian besar alat transportasi yang
digunakan untuk mendistribusikan hasil pertanian tersebut melalui jalur udara atau
jalur laut. Namun fakta ini sekarang telah di diatasi oleh kebijakan pemerintah pusat
dengan cara memperluas jaringan infrastruktur jalan darat maupun laut melalui tol
laut. Faktor yang kedua adalah panjangnya rantai pasokan dari petani ke konsumen,
hal ini diakibatkan karena sebagian besar distribusi hasil pertanian didominasi oleh
pedagang baik pedagang pengumpul tingkat desa dan kecamatan, pedagang besar,
maupun eksportir yang sering kali tidak memberikan nilai tambah apa pun terhadap
produk yang akan dipasarkan, namun tetap mengambil margin. Keadaan ini
mengakibatkan keuntungan bisnis pertanian masih banyak yang dinikmati oleh
pedagang bukan oleh petani, dan tentu saja ini akan berimbas langsung ke konsumen
(end user). Tentu saja keadaan tersebut harus diperbaiki, agar hasil pertanian
Indonesia dapat dinikmati oleh konsumen atau petani dengan layak. Salah satu
usahanya adalah dengan membangun sistem peniagaan berbasis e-Commerce di
bidang pertanian. e-Commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
Sistem perniagaan berbasis e-Commerce dapat dijadikan sebagai alternatif
bagi petani petani, dijadikan sebagai media promosi, komunikasi dan informasi serta
dapat memotong rantai distribusi pemasaran hasil pertanian. Manfaat yang dirasakan
oleh para petani dan konsumen secara langsung dan tidak langsung memberi
pengaruh positif, terutama dari semakin luasnya jalur pemasaran hasil pertanian dapat
meningkatkan permintaan produksi serta memacu pengadaan produksi di kalangan
petani dan juga harga di tawarkan ke konsumen akan dapat lebih murah sehingga
penjualan di hasil pertanian dapat lebih meningkat dan menguntungkan bagi petani

3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran dan Perbedaan Sistem


Pertanian

Pertanian merupakan salah satu aktivitas yang sangat dipengaruhi lingkungan


sekitarnya. Secara umum, berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran dan perbedaan sistem pertanian di suatu wilayah yaitu sebagai berikut:

1. Sistem ekonomi yang berlaku


2. Kondisi iklim yang ada di wilayah tersebut
3. Pola perekonomian masyarakat sekitar
4. Bentang alam yang ada pada wilayah tersebut
5. Kesuburan tanah yang ada
6. Kedekatannya dengan gunung api
7. Biodiversitas yang ada di suatu wilayah
8. Tradisi dan budaya yang sudah mengakar di masyarakat
9. Keberadaan teknologi dan infrastruktur penunjang
10. Keberadaan uang dan modal untuk menunjang pertanian
11. Sistem pasar yang ada untuk membeli produk pertanian tersebut
12. Persebaran serta kepadatan penduduk yang ada di suatu wilayah
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geografi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu dari geografi


yang termasuk kedalam lingkup geografi manusia. Geografi pertanian
mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena pertanian di
permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan ekologi dan regional dalam
konteks keruangan. Ruang lingkup geografi pertanian yaitu tanah pertanian
sebagai modal bertani, asal tanah pertanian dan proses pembentukan tanah,
serta faktor-faktor pembentuk tanah. Selain itu, terdapat juga komponen fisis
dan manusia yang mempengaruhi pertanian. Variasi sistem pertanian dapat
dilakukan dengan berbagai teknik. Sementara itu, distribusi sistem pertanian
dapat menjadikan e- commerce sebagai sarana pendistribusian hasil pertanian.
Terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran dan perbedaan
aistem pertanian.

3.2 Saran
Mahasiswa harus mempelajari secara sungguh – sungguh tentang geografi
pertanian karena memiliki pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan
sekitarnya, hal ini terjadi karena aktivitas pertanian memiliki eksternalitas
yang besar sehingga pasti akan mengubah kondisi ekosistem di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai