Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum Geografi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELAS B (GENAP)
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Geografi Pertanian”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar Kurikulum Geografi. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd
dan Ibu Dian Utam, S.Pd.,M.Pd , selaku dosen mata kuliah dasar kurikulum geografi
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga hal tersebut dapat menunjang
untuk mempelajari materi tentang mata kuliah dasar kurikulum geografi.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan agar dapat menyusun makalah
berikutnya dengan lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan khususnya para pembaca.
Kelompok 21
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Behaviorisme 3
2.2 Tokoh – Tokoh Teori Belajar Behaviorisme 4
2.3 Aplikasi dan Implikasi Teori Belajar Behaviorisme 8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena pendidikan
dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya jantung dalam
tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap
hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan.
Apabila kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen
yang berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan
menghasilkan peserta didik yang baik pula. Kurikulum akan berubah secara terus
menerus dan berkelanjutan.
KAJIAN PUSTAKA
Di dalam bab ini, Penulis memaparkan tentang istilah – istilah dan teori –
teori yang mendukung dengan pembahasan makalah ini yang bersumber dari
referensi buku – buku maupun jurnal – jurnal elektronik. Berikut ini adalah sedikit
penjelasan tentang geografi pertanian dan deskripsi Mata kuliah Geografi Pertanian.
2.1 Pengertian
1. Pengertian Geografi
Geografi berasal dari kata “geo” yang berarti bumi dan “graphien” yang
berarti tulisan. Geografi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bumi
dan ruang lingkup didalamnya termasuk manusia. Sedangkan menurut Ikatan
Geografi Indonesia (IGI) geografi adalah suatu ilmu yang mempelajarai perbedaan
dan persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan. Secara garis besar, geografi terbagi menjadi 2
yakni geografi fisik yang mempelajari struktur fisik bumi dan geografi manusia yang
mempelajari manusia dengan segala aspek kehidupannya.
2. Pengertian Pertanian
Geografi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu dari geografi yang
termasuk kedalam lingkup geografi manusia atau Human Geography. Sriartha (2000)
mengungkapkan bahwa geografi pertanian adalah studi tentang persamaan dan
perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan
ekologi dan regional dalam konteks keruangan.Dan Brian (1985) berpendapat bahwa
geografi pertanian merupakan suatu usaha untuk menjelaskan mengenai variasi
aktivitas pertanian secara spasial (keruangan) pada suatu wilayah di permukaan bumi.
Mata kuliah geografi pertanian ini merupakan mata kuliah peminatan dengan
beban SKS sebesar 2 SKS. Mata kuliah ini menjelaskan mengenai cabang ilmu
geografi manusia yang terkonsentrasi pada bidang pertanian, tata guna sistem
pertanian, sejarah pertanian, revolusi hijau, perkembangan teknologi dan
pembangunan yang disesuaikan kebijakan pembangunan pertanian yang sedang
berlaku.
PEMBAHASAN
Geografi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu dari geografi yang
termasuk kedalam lingkup geografi manusia atau Human Geography. Sriartha (2000)
mengungkapkan bahwa geografi pertanian adalah studi tentang persamaan dan
perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi yang dikaji dengan pendekatan
ekologi dan regional dalam konteks keruangan. Fokus kajian Geografi Pertanian
adalah mendeskripsikan dan menjelaskan variasi keruangan terkait fenomena
pertanian di permukaan bumi. Fokus kajiannya tidak hanya menekankan pada
aktivitas pertanian saja melainkan juga pada fenomena pertanian lainnya seperti
hubungan antara faktor fisik dengan budaya bertani yang ada di suatu tempat. Selain
itu, aspek-aspek terkait lokasi, jarak, luas, pola, tanah, iklim dan ketersediaan air di
permukaan bumi untuk kepentingan pertanian juga dapat dipelajari dalam geografi
pertanian.
Hal ini didukung pula oleh pernyataan Banowati (2013) yang menerangkan kajian
pertanian dalam Geografi pertanian berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam
konteks ruang; lokasi pertanian secara keseluruhan dan aktivitas-aktivitas
didalamnya, yaitu tanaman dan perternakan, pengagihan output dan input yang
diperlukan untuk produksi, seperti ladang (tanah), tenaga, pupuk dan pemupukan,
benih, pestisida, dan lain-lain. Sebagai negara agraris sektor pertanian memiliki
peranan penting dan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Pembangunan sektor pertanian harus menjadi prioritas pembangunan guna menuju
keberhasilan 12 industralisasi. Pembangunan pertanian yang tangguh merupakan
landasan bagi pertumbuhan industri. Pembangunan sektor pertanian wajib didasarkan
oleh perencanaan yang baik sehingga keberlanjutannya dapat berlangsung dari waktu
ke waktu.
Pengertian geografi pertanian menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Singh dan Dilon yaitu deskripsi mengenai seni mengolah tanah dalam skala
ruang yang luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan
manusia.
2. Ibery yaitu sebuah usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas
pertanian secara spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi.
3. Laningen dan Butler yaitu ilmu yang berfokus pada berbagai macam bentang
alam pertanian serta konteks sosial, ekonomi, lingkungan, dan politis yang
mempengaruhinya.
4. G. Robinson yaitu ilmu yang mempelajari aspek spasial dari aktivitas
pertanian, seperti persebarannya.
5. Mc Graw-Hill yaitu sebuah ilmu yang mempelajari persebaran aktivitas
pertanian dan keterhubungannya dengan lingkungan disekitarnya
Kemajuan bidang pertanian saat ini terutama dalam hal penggunaan teknologi dan
pengembangan tanaman semua diperoleh melalui berbagai kegiatan penelitian yang
tujuannya untuk meningkatkan hasil atau produk pertanian sehingga kebutuhan akan
barang-barang pertanian tersebut selalu tercukupi dengan baik. Namun demikian
sifat-sifat tanaman dalam pertumbuhan optimalnya itu dipengaruhi oleh berbagai
faktor faktor geografis. Berikut ini yaitu ruang lingkup dari geografi pertanian :
Tanah adalah bagian permukaan bumi yang berupa hasil pelapukan batuan
induk dan pengendapan batu-batuanya yang telah bercampur dengan sisa-sisa
tumbuh-tumbuhan, air, udara, dan jasad-jasad hidup lainnya. Bagi petani tanah
merupakan lingkungan untuk bertempat tinggal dan sebagai sumber penghidupan,
karena dengan tanah mereka dapat tinggal/ hidup dan dapat menanam serta memanen
hasilnya. Lazimnya tanah pertanian hanya merupakan sebagian dari tanah dengan arti
pedologis, pemisahan antara kedua istilah itu tidak jelas dan kenyataannya sebagian
dari akar tanaman berkembang pada tanah lapisan bawah.
a. Iklim, peranan iklim sangat vital dalam proses pembentukan tanah. Berdasarkan
batas-batas iklim, maka jelaslah lingkaran jenis tanah antara khatulistiwa dan di
kedua kutub. Tanah yang berkembang cepat adalah tanah di daerah beriklim panas
dan dingin (khatulistiwa) di mana kedalaman tanah sampai beberapa meter.
Perkembangan tanah akan berkurang pada daerah yang sangat dingin (kutub) dan
daerah yang sangat kering (padang pasir).
b. Batuan induk, jenis tanah secara umum tergantung dari jenis batuan induk. Jenis
batuan induk pun beraneka ragam, yang keras, agak keras, dan lunak. Juga bisa
berdasarkan susunan kimia yang menyusunnya. Batuan induk yang permeabel (bisa
meresap air) akan cepat berubah daripada batuan induk yang non permeabel..
d. Relief, menentukan dalam dan tidaknya air tanah yang dapat mempercepat
pembentukan tanah. Selain itu, relief juga mempercepat terjadinya tanah. Batuan
yang berasal dari tempat yang tinggi kemudian menggelinding ke daerah yang lebih
rendah akan pecah atau tergerus dalam perjalanannya ke bawah. Pecahan-pecahan
batuan tersebut yang diendapkan oleh air di daerah yang lebih rendah dan akhirnya
berkembang menjadi tanah.
e.Manusia, secara langsung maupun tidak langsung kegiatan atau aktivitas manusia
yang berhubungan langsung dengan alam mempunyai andil yang besar dalam
pembentukan tanah. Baik itu yang sifatnya memperbaiki atau yang merusak keadaan
tanah, seperti misalnya kegiatan menebang hutan tanpa menanam kembali akan
mempercepat kerusakan tanah. Sebaliknya dengan kultur yang baik, akan
memperbaiki sifat-sifat tanah dan dapat mengawetkan keadaan tanah.
f. Waktu, perkembangan tanah tidak dapat disaksikan dalam skala umur manusia.
Dari batuan induk sampai menjadi tanah yang seperti sekarang ini memerlukan waktu
ribuan tahun, bahkan jutaan tahun.
1. Tanah merupakan lapisan tipis yang menyelimuti bumi. Karena perbedaan kondisi
topografi, geologi dan curah hujan maka wilayah-wilayah di Indonesia mempunyai
jenis tanah yang beraneka ragam. Tanah umumnya mempunyai struktur yang lepas
dan mengandung bahan-bahan padat dan rongga udara (Rukaesih Achmad, 2004: 79).
Dalam bidang pertanian tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh bagi tanaman serta
tempat untuk persediaan unsur-unsur makanan, air dan udara bagi tanaman.
Karakteristik atau sifat fisik tanah yang bermacam-macam akan berpengaruh pada
produktivitas tanaman hasil pertanian yang dikembangkan (Suhardi, 2007: 109).
Perbedaan jenis tanah sangat mempengaruhi pertanian. Perbedaan tersebut bisa
dilihat sari kedalaman tanah, tekstur tanah, struktur tanah dan kesuburan tanah.
2. Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu
sekurang-kurangnya 30 tahun. Suatu kegiatan pertanian ditentukan sekali oleh faktor
iklim, unsur-unsur iklim meliputi:
1) Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
dengan menggunkan thermometer (Ance Gunarsih, 2006: 9).
2) Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada waktu tertentu, dalam
pertanian tingkat curah hujan berpengaruh dalam jenis tanaman yang
dibudidayakan ddan juga teknik pengairan yang digunakan.
3) Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses
asimilasi daun. Sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan
yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh tanaman (Dwijoseputro,
1989: 11)
4) Angin merupakan gerakan atau perpindahan suatu massa udara (udara dalam
ukuran besar yang mempunyai sifat fisik, temperatur, dan kelembabab yang
seragam) dari tempat satu ke tempat yang lain secara horizontal (Ance
Gunarsih, 2006: 15)
5) Topografi atau kelerengan merupakan unsur yang berhubungan erat dengan
iklim dan tanah dalam menentukan tipe usaha tani. Perbedaan topografi di
berbagai wilayah akan ditentukan oleh tinggi dan bentuk lahan di wilayah
tersebut. Berdasarkan besar kemiringannya, kondisi topografi wilayah dapat
digolongkan menjadi:
a. Kemiringan 0 - 2% = datar
b. Kemiringan 2 - 5% = sedikit bergelombang
c. Kemiringan 5 - 8% = bergelombang-berbukit
d. Kemiringan 8 - 15% = berbukit-bukit
e. Kemiringan > 15% = lahan curam
Lahan dengan kemiringan > 5% tidak sesuai untuk jenis tanaman
berumur pendek, kalaupun bisa harus diimbangi dengan usaha untuk
mencegah erosi. Sedangkan lahan dengan kemiringan > 8% sebaiknya tidak
digunakan untuk lahan pertanian dan dihutankan kembali untuk menjaga
kelestarian lingkungan (Abbas Tjakrawiralaksana, 1983: 46)Topografi sering
diklasiikasikan dalam perbedaan kemiringan lahan dan bentuknya (Abbas
Tjakrawiralaksana, 1983: 46).
6) Hidrologi atau air adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan tanaman.
Peranan air bagi kehidupan tanaman antara lain sebagai pelarut unsur hara
dalam tanah dan komponen penting dalam proses fotosintesis. Air juga
berfungsi sebagai pengontrol tanaman pada saat terik matahari.
Untuk mengatasi krisis regenerasi petani di masa depan, salah satu solusi yang
bisa ditempuh adalah menerapkan sistem pertanian modern. Upaya itu diharapkan
bisa menarik minat kaum muda untuk kembali ke ladang. Pertanian modern yang
dimaksud mencakup penerapan variasi teknik budidaya pertanian. Beragam teknik
budidaya pertanian tersebut harus ditularkan ke kalangan generasi muda di kawasan
perdesaan di berbagai daerah di Indonesia. ancaman masa depan pertanian Indonesia
hanyalah tinggal menunggu waktu jika pemerintah tidak segera mengambil
serangkaian kebijakan dan program untuk memulihkan pertanian di perdesaan-
perdesaan di Tanah Air. Salah satunya dengan teknologi serta variasi teknik budidaya
pertanian yang perlu dikembangkan dikalangan pemuda perdesaan.
Teknologi serta variasi teknik budidaya pertanian itu terutama mencakup pada
media situasi lahan pertanian yang terbatas dan dengan variasi jenis tanaman pangan
serta non pangan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Persoalan yang dihadapi kan
tidak hanya pada motivasi para pemuda untuk menerjuni bidang pertanian, tetapi juga
keterbatasan lahan.Beberapa variasi teknik budidaya pertanian yang bisa
dikembangkan, misalnya teknik budidaya hidroponik. Teknik itu merupakan teknik
penanaman tanaman yang ndak hanya menggunakan media tanah, melainkan air.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mahasiswa harus mempelajari secara sungguh – sungguh tentang geografi
pertanian karena memiliki pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan
sekitarnya, hal ini terjadi karena aktivitas pertanian memiliki eksternalitas
yang besar sehingga pasti akan mengubah kondisi ekosistem di sekitarnya.