Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No.

1, Januari 2018

TANTANGAN DAN ANTISIPASI GURU GEOGRAFI DALAM


MEMBINA OLIMPIADE GEOGRAFI
Putu Indra Christiawan1)*, Dewa Made Atmaja 1), I Putu Ananda Citra 1)
1
Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail: indra.christiawan@undiksha.ac.id

Abstrak
Geografi adalah bidang paling baru dalam OSN jenjang SMA. Kota Singaraja
adalah ibukota dari Kabupaten Buleleng yang memiliki predikat kota
pendidikan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh guru adalah: guru
Geografi yang mengajar di SMA yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng
masih banyak yang belum memiliki pengalaman di dalam membina siswa
dalam rangka persiapan OSN Geografi. Di samping itu, kemampuan
penguasaan materi dan keterampilan profesional guru dalam mengajar
Geografi di SMA masih kurang, termasuk juga pada permasalahan bahan
materi OSN yang tidak mutakhir. Maka solusi yang dilaksanakan adalah
dengan upaya meningkatkan kualitas penguasaan bidang studi Geografi bagi
guru-guru SMA di Kabupaten Buleleng dalam rangka mengantisipasi
rendahnya prestasi belajar Geografi siswa serta sebagai persiapan menuju
OSN bidang Geografi. Hasil pelaksanaan program P2M ini menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan Guru Geografi SMA dalam mempersiapkan
diri untuk membina OSN. Guru menjadi lebih percaya diri untuk membina
peserta menyongsong OSN Geografi.

Kata kunci: OSN, Geografi, Guru Geografi SMA


Abstract
Geography is the most recent field in high school Olympiad. Singaraja city is
the capital of Buleleng Regency which has predicate city of education. The
main problems faced by teachers are: geography teachers who teach in high
schools in Buleleng are no experience in developing students in preparation for
Geography Olympiad. In addition, the ability of mastering the material and
professional skills of teachers in teaching Geography in high school is still
lacking, as well as on issues of Olympiad materials are not up-to-date. So the
solution is implemented by efforts to improve the quality of mastery of the field
of geography studies for high school teachers in Buleleng in order to anticipate
the low achievement of students' geography as well as preparation toward
Geography Olympiad. The results of this program show that there is an
increase in the knowledge of High School Geography Teachers in preparing to
assist Geography Olympiad. Teachers become more confident to assist
student to faced Geography Olympiad.

Keywords : Olympiad, Geography, High School Geography Teacher

62
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

PENDAHULUAN Berdasarkan batasan geografi


Geografi merupakan ilmu tersebut, maka dapat diuraikan lebih
pengetahuan yang mendeskripsikan rinci bahwa geografi membahas
fenomena geosfer (geosphere) yang tentang hal-hal sebagai berikut.
meliputi alam dan manusia dan Pertama, pengetahuan mengenai
keterkaitan keduanya di permukaan persamaan dan perbedaan gejala alam
bumi dengan menggunakan dan kehidupan di muka bumi (gejala
pendekatan keruangan, kelingkungan, geosfer). Maksudnya, bahwa geografi
dan kompleks wilayah (Sumaatmadja, mengkaji atau mempelajari berbagai
1988). Ilmu geografi berkembang dari faktor penyebab sekaligus mencari dan
masa ke masa seiring dengan menemukan jawaban mengapa terjadi
perkembangan pandangan dan persamaan dan perbedaaan gejala
pengetahuan manusia tentang bumi. geosfer antara satu tempat dengan
Bintarto menyatakan bahwa Geografi tempat yang lain. Kedua, interaksi
merupakan ilmu yang mencitrakan, antara manusia dan lingkungannya.
menerangkan sifat-sifat bumi, Maksudnya, bahwa dalam rangka
menganalisis gejala alam dan memenuhi kebutuhan hidupnya baik
penduduk, serta mempelajari corak kebutuhan primer maupun sekunder,
yang khas tentang kehidupan dan manusia pasti akan memanfaatkan
unsur-unsur bumi dalam ruang dan lingkungan alamnya. Oleh karena itu,
waktu. Daldjoeni mengungkapkan manusia harus berusaha untuk
geografi adalah ilmu yang mengajarkan bersikap bijak supaya kelestarian alam
manusia mengenai tiga hal pokok yaitu; tetap terpelihara. Ketiga, dalam konteks
ruang, ekologi dan wilayah. Dalam keruangan dan kewilayahan.
konteks spasial, geografi mempelajari Maksudnya, didalam mengkaji atau
persebaran gejala baik alami maupun mempelajari persamaan dan
manusiawi. Berkaitan dengan hal perbedaaan gejala geosfer ataupun
ekologi, geografi mempelajari interaksi manusia dengan
bagaimana manusia mampu lingkungannya, yang diutamakan
beradaptasi dengan lingkungannya. adalah persebaran gejala geosfer
Adapun dalam konteks region, geografi dalam suatu wilayah atau ruang dan
mempelajari wilayah sebagai tempat interaksi manusia dengan
tinggal manusia berdasarkan satuan lingkungannya (Hagget, 1972).
fisiografinya. Mata pelajaran Geografi diberikan
Batasan geografi yang digunakan kepada peserta didik dengan maksud
di Indonesia adalah batasan yang supaya mereka memiliki kemampuan
dihasilkan dalam Seminar dan spasial (Grave, 1977). Kemampuan
Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia spasial tersebut meliputi memahami
(IGI) di Semarang tahun 1988, yaitu pola spasial, lingkungan, kewilayahan
geografi adalah ilmu yang mempelajari dan proses yang berkaitan, menguasai
persamaan dan perbedaan fenomena keterampilan dasar dalam memperoleh
geosfer dengan sudut pandang data dan informasi,
kelingkungan dan kewilayahan dalam mengkomunikasikan dan menerapkan
konteks keruangan. pengetahuan geografi, serta dapat

63
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

menampilkan perilaku peduli terhadap Indonesia. Siswa yang mengikuti OSN


lingkungan hidup, memanfaatkan adalah siswa yang telah lolos seleksi
sumberdaya alam secara arif dan tingkat kabupaten dan provinsi dan
toleransi terhadap keragaman budaya. adalah siswa-siswa terbaik dari
Di sisi lain tujuan pembelajaran provinsinya masing-masing. OSN
geografi meliputi 3 aspek, yaitu aspek diadakan sekali dalam satu tahun di
pengetahuan, ketrampilan dan aspek kota yang berbeda-beda. Kegiatan ini
sikap. Pertama, aspek pengetahuan merupakan salah satu bagian dari
meliputi: (1) mengembangkan konsep rangkaian seleksi untuk mendapatkan
dasar geografi yang berkaitan dengan siswa-siswi terbaik dari seluruh
pola keruangan dan proses-prosesnya, Indonesia yang akan dibimbing lebih
(2) mengembangkan pengetahuan lanjut oleh tim bidang kompetisi
sumberdaya alam, peluang dan masing-masing, dan selanjutnya akan
keterbatasannya untuk dimanfaatkan diikutsertakan pada olimpiade tingkat
dan (3) mengembangkan konsep dasar internasional.
geografi yang berhubungan dengan OSN pada jenjang SMA
lingkungan sekitar dan wilayah, negara mencakup Matematika, Fisika, Biologi,
atau dunia. Kedua, aspek ketrampilan Kimia, Geografi, Komputer, Ekonomi,
meliputi: (1) mengembangkan dan pada tahun 2008 ditambahkan
ketrampilan mengamati lingkungan bidang baru yaitu Kebumian. Lalu pada
fisik, lingkungan sosial dan lingkungan tahun 2013 ditambahkan bidang baru
binaan, (2) mengembangkan yaitu Geografi. Pada tahun 2017,
ketrampilan mengumpulkan, mencatat mungkin akan ditambahkan lagi, yaitu
data dan informasi yang berkaitan Dunia Kenegaraan Jadi total
dengan aspek-aspek keruangan dan dipertandingkan 10 bidang mata
(3) mengembangkan ketrampilan pelajaran. Dengan kata lain, Geografi
analisis, sintesis, kecenderungan dan adalah bidang paling baru dalam OSN
hasil-hasil dari inetraksi berbagai gejala jenjang SMA (Direktorat Jenderal
geografis. Ketiga, aspek sikap meliputi: Pendidikan Menengah, 2016).
(1) menumbuhkan kesadaran terhadap Proses atau metode seleksi OSN
perubahan fenomena geografi yang SMA tergantung dari jumlah (kuota)
terjadi di lingkungan sekitar, (2) peserta setiap tahunnya. Setiap tingkat
mengembangkan sikap melindungi dan memiliki jumlah peserta yang berbeda-
tanggung jawab terhadap kualitas beda tiap tahunnya. Pada umumnya
lingkungan hidup, (3) mengembangkan tingkatan seleksi OSN jenjang SMA
kepekaan terhadap permasalahan dilaksanakan sebagai berikut. Pertama,
dalam pemanfaatan sumber daya dan OSN Tingkat Kota/Kabupaten, diseleksi
(4) mengembangkan sikap toleransi peserta untuk mewakili ke tingkat
terhadap perbedaan sosial provinsi. Seleksi dapat dilakukan Dinas
(Sumaatmadja, 1997). Pendidikan Kota/Kabupaten maupun
Olimpiade Sains Nasional (OSN) Dinas Pendidikan Provinsi, umumnya
adalah ajang berkompetisi dalam dipilih 3 siswa/kabupaten (untuk seleksi
bidang sains bagi para siswa pada yang dilakukan kota/kabupaten) atau
jenjang SD, SMP, dan SMA di siswa yang berjumlah 3 kali jumlah

64
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

kabupaten (untuk seleksi yang masing-masing bidang mata pelajaran.


dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi). OSN. Ketiga, OSN dilaksanakan
Kedua, OSN Tingkat Provinsi, diseleksi dengan peserta menurut passing grade
peserta untuk mewakili ke tingkat yang telah ditentukan oleh Kemdikbud.
nasional. Seleksi untuk jenjang SMA Perwakilan peserta OSN bidang
dilakukan oleh panitia pusat dari Geografi tingkat nasional dari Provinsi
Kementerian Pendidikan dan Bali belum pernah diwakili oleh
Kebudayaan untuk memilih siswa siswa/siswa SMA dari Kabupaten
sejumlah kuota/passing grade untuk Buleleng seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Peserta OSN Bidang Geografi Dari Tahun 2013-2016


No Tahun Asal Sekolah Kabupaten/Kota Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2013 SMAN 1 Denpasar Kota Denpasar Bali
2 2014 SMAN 1 Denpasar Kota Denpasar Bali
3 2015 SMAN 1 Denpasar Kota Denpasar Bali
4 2016 SMAN 2 Tabanan Kabupaten Tabanan Bali
Sumber: Diolah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, 2013-2016

Kabupaten Buleleng merupakan salah siswa SMA sebagai peserta OSN yang
satu kabupaten dari 8 kabupaten dan 1 lolos di tingkat kabupaten hanya
kota madya di Provinsi Bali. Kabupaten diwakili oleh siswa-siswa yang berasal
Buleleng secara geografis memiliki luas dari wilayah Kota Singaraja,
wilayah yang paling besar diantara diantaranya dari tahun ke tahun adalah
kabupaten lain di Provinsi Bali. Kota dari SMAN 1 Singaraja, SMAN 4
Singaraja adalah ibukota dari Singaraja dan SMA Bali Mandara.
Kabupaten Buleleng yang memiliki Kenyataan ini menunjukkan bahwa
predikat kota pendidikan. Predikat kota prestasi siswa SMA di Kabupaten
pendidikan ini sejalan dengan misi Buleleng dalam keikut-sertaan OSN
pembangunan Kabupaten Buleleng bidang Geografi tidak merata.
yaitu menjadikan Kabupaten Buleleng Ketidak-merataan hasil prestasi
sebagai pusat pendidikan. Realisasi siswa SMA dalam penyelenggaraan
dari hal itu telah dituangkan dalam OSN, khususnya pada bidang geogarfi
berbagai kebijakan daerah meliputi secara langsung dipengaruhi oleh
dukungan penuh dengan memfasilitasi kompetensi profesional guru.
pembangunan lembaga pendidikan Kompetensi professional dipandang
mulai dari jenjang pendidikan usia dini penting dimiliki guru untuk memberikan
(PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) kemajuan dalam pembelajaran kepada
sampai perguruan tinggi (PT). Secara siswa. Guru lebih menguasai konsep
khusus jumlah SMA di Kabupaten atau teori dalam materi yang akan
Buleleng adalah 37 sekolah, dan 10 disampaikan. Penyampaian materi pun
sekolah diantaranya berada di Kota akan menggunakan model-model
Singaraja (BPS Kab. Buleleng, 2015). pembelajaran yang inovatif yang
Meskipun memiliki jumlah SMA yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
besar, tetapi dalam angka kontribusi siswa sehingga akan memberikan

65
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

dampak yang positif terhadap prestasi pengalaman yang memadai untuk


belajar. Penelitian Rika Angela (2015) membina siswa secara optimal. Di sisi
menunjukkan adanya hubungan yang lain, pemutakhiran bahan-bahan
positif dan signifikan antara kompetensi pembinaan OSN yang belum ter-up-to
profesional guru dengan prestasi date, hingga kemampuan dan
belajar geografi siswa SMA. Hasil keterampilan-keterampilan profesional
penelitian ini menunjukkan bahwa guru guru yang masih rendah dalam
yang memiliki kompetensi profesional mengajar Geografi.
tinggi cenderung prestasi belajar Pembelajaran Geografi sebagai
siswanya tinggi. Guru dengan bidang studi yang secara formal wajib
kompetensi profesional tinggi memiliki dibelajarkan pada jenjang pendidikan
kemampuan dalam mengembangkan SMA saat ini dihadapkan pada
pembelajaran secara maksimal dengan tantangan untuk mampu meningkatkan
ditunjang sumber dan media kualitas proses dan hasil
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. pembelajarannya. Hal ini mengingat
Kompetensi profesional guru bahwa mulai tahun 2013 Geografi
yang tinggi diperoleh dari dilombakan dalam ajang bergengsi,
pengembangan profesi keilmuan yaitu pada OSN. Kabupaten Buleleng
berupa seminar, diklat, MGMP, yang memiliki predikat Kota
pelatihan, pembinaan dan kegiatan Pendidikan, pada khususnya belum
sejenis lain. Kompetensi profesional memiliki partisipasi yang optimal di
yang tinggi pada guru akan bidang olimpiade Geografi bagi siswa
menghasilkan pembelajaran yang aktif, SMA. Kondisi ini terlihat dari belum
kreatif, inovatif dan menyenangkan adanya siswa yang bisa menembus
sehingga pembelajaran dapat hingga lolos di tingkat nasional. Maka
dilaksanakan dengan seoptimal dari itu, Dinas Pendidikan bersama-
mungkin. Hal inilah yang akan sama dengan seluruh SMA yang ada di
mendorong siswa memperoleh prestasi Kabupaten Buleleng harus sesegera
belajar tinggi, baik nilai rata-rata mungkin melakukan persiapan
sekolah secara reguler maupun dalam pembinaan bidang Geografi SMA yang
kegiatan olimpiade. terprogram dan kontinu. Hal ini
Berdasarkan hasil observasi dan dikarenakan rendahnya prestasi belajar
wawancara singkat oleh tim pelaksana, Geografi bagi siswa SMA di wilayah
diperoleh gambaran bahwa salah satu Kabupaten Buleleng tidak terlepas dari
permasalahan yang saat ini dihadapi kurangnya pembinaan oleh guru dan
oleh Dinas Pendidikan Kabupaten pemutakhiran materi olimpiade. Upaya
Buleleng adalah terbatasnya dana penyegaran materi Geografi ini sangat
untuk melaksanakan program in- diperlukan untuk mempersiapkan OSN
service training bagi para guru. Di sisi Geografi secara merata dan
lain, kualifikasi dan profesionalisme berkelanjutan.
para tenaga pendidik (guru) yang ada Permasalahan komptensi guru
di Kabupaten Buleleng, khususnya tidak hanya kendala yang dihadapi dan
guru-guru bidang studi Geografi di SMA dialami guru Geografi di Kabupaten
banyak yang masih belum memiliki Buleleng yang baru bertugas dengan

66
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

masa kerja kurang dari 5 tahun, tetapi Dari paparan di atas dapat
juga guru yang sudah berpengalaman diidentifikasi 2 permasalahan utama.
mengajar lebih dari 10 tahun, terutama Pertama, bahwa guru Geografi yang
dari sisi pemutakhiran bahan olimpiade. mengajar di SMA yang ada di wilayah
Kondisi ini dikarenakan terdapat materi Kabupaten Buleleng masih banyak
olimpiade geografi yang bersifat baru yang belum memiliki pengalaman di
atau belum didapatkan guru di bangku dalam membina siswa dalam rangka
perkuliahan, dan memerlukan bahan persiapan OSN Geografi. Di samping
yang senantiasa mengikuti itu, kemampuan penguasaan materi
perkembangan, khususnya pada materi dan keterampilan profesional guru
geografi fisik dan lingkungan. dalam mengajar Geografi di SMA
Berdasarkan urgenitas masih kurang, termasuk juga pada
permasalahan peningkatan prestasi permasalahan bahan materi OSN yang
belajar Geografi tersebut, maka tidak bersifat up to date. Maka dari itu,
diperlukan suatu solusi yang visioner. perlu diadakan program penyegaran
Solusi visioner yang dimaksud adalah bagi guru-guru SMA dalam upaya
solusi yang tidak hanya bersifat peningkatan kualitas penguasaan
meningkatkan kualitas guru dalam bidang Geografi. Kedua, bahwa hasil
pembinaan OSN bidang Geografi, belajar Geografi siswa bergantung
tetapi juga dapat sebagai pondasi awal pada kualitas PBM yang dilaksanakan
di dalam peningkatan prestasi belajar guru. Mengingat Geografi merupakan
Geografi siswa SMA di Kabupaten ilmu-ilmu dasar yang memiliki tujuan
Buleleng. Solusi visioner yang yang sangat luas, maka diperlukan
dibutuhkan adalah dengan penyegaran kualitas pelaksanaan PBM yang baik.
materi OSN Geografi. Materi OSN Hal ini dapat dilakukan dengan
Geografi yang menjadi fokus kegiatan peningkatan kualitas pengetahuan guru
adalah materi geografi fisik dan Geografi. Kualitas pengetahuan guru
geografi lingkungan. Materi geografi tentang Geografi yang tinggi akan
fisik dan geografi lingkungan yang berimplikasi pada peningkatan kualitas
dimaksud meliputi materi (1) iklim dan pendidikan, dan bermuara pada
perubahan iklim, (2) kebencanaan dan peningkatan prestasi siswa, sehingga
manajemen bencana, (3) sumberdaya siswa berpeluang untuk berpartisipasi
dan manajemen sumberdaya, (4) aktif dalam OSN di tingkat nasional.
geografi lingkungan dan pembangunan Berbasis kedua permasalahan
berkelanjutan, (5) geomorfologi dan yang diuraikan di atas, maka
penggunaan lahan serta (6) geografi permasalahan pokok yang hendak
pertanian dan permasalahan pangan. diuraikan melalui program ini adalah
Penyegaran materi OSN Geografi mengarah pada upaya meningkatkan
tersebut dibutuhkan sebagai upaya kualitas penguasaan Geografi bagi
optimalisasi kompetensi profesional guru-guru SMA di Kabupaten Buleleng
guru di dalam meningkatkan prestasi dalam rangka mengantisipasi
belajar Geografi siswa SMA, khususnya rendahnya prestasi belajar Geografi
dalam mempersiapkan siswa di dalam siswa serta sebagai persiapan menuju
menghadapi OSN bidang Geografi. OSN bidang Geografi.

67
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

METODE program setiap peserta akan diberikan


Program ini dirancang sebagai seperangkat tes untuk mengevaluasi
bentuk jawaban dan antisipasi dari keberhasilan program dan sertifikat
berbagai permasalahan menyangkut sebagai tanda bukti partisipasi mereka
kualitas dan kinerja guru SMA di dalam kegiatan ini. Dengan demikian,
Kabupaten Buleleng, khususnya pada diharapkan para guru SMA
bidang peningkatan kualitas guru yang memperoleh penyegaran materi dan
saat ini tengah berkonsentrasi pada peningkatan kualitas pengetahuan
pembangunan berbagai institusi bidang Geografi untuk kepentingan
pendidikan dan tenaga kependidikan di tugas dan profesinya sebagai
berbagai pelosok wilayahnya. pengembang dan pelaksana kurikulum.
Berangkat dari rasional tersebut, maka Pola dan tahapan evaluasi program
program ini akan dilaksanakan dengan disesuaikan dengan metode yang
menyelenggarakan pelatihan untuk digunakan dalam upaya mencapai
meningkatkan kualitas penguasaan tujuan. Metode yang akan digunakan
bidang geografi bagi guru-guru SMA di dalam kegiatan P2M ini adalah
Kabupaten Buleleng, khususnya pada presentasi, diskusi dan pelatihan
materi kebencanaan yang belum menjawab soal-soal olimpiade
pernah didapatkan Guru pada saat Geografi.
mengikuti perkuliahan strata sarjana. Khalayak sasaran dalam kegiatan
Model pelaksanaan kegiatan ini ini adalah para guru Geografi SMA
akan dilakukan secara langsung (tatap yang ada di Kabupaten Buleleng.
muka) dengan bidang kajian yang Permasalahan mendasar dan aktual
terkonsentrasi pada 2 (dua) topik dasar yang terjadi pada sektor pendidikan di
materi yaitu, kompetensi profesional Kabupaten Buleleng adalah rendahnya
guru tentang geografi dan pelatihan prestasi belajar Geografi siswa SMA
menjawab soal olimpiade geografi. serta sebagai persiapan pembinaan
Sementara itu, cakupan materi geografi menuju OSN Geografi. Permasalahan
sangat luas, meliputi geografi fisik, ini dapat diantisipasi melalui
lingkungan, teknik dan geografi peningkatan penguasaan materi
manusia. Mengingat cakupan materi Geografi bagi guru SMA, sehingga
yang sangat luas, maka pada program sejak awal guru dapat mempersiapkan
P2M ini penyegaran materi dibatasi dan mengelola proses belajar mengajar
pada materi: (1) definisi bencana, (2) dengan lebih baik dan menarik.
jenis-jenis bencana, (3) kerentanan Berdasarkan rasional tersebut, maka
terhadap bencana, (4) pencegahan dan sasaran yang dipilih dipandang cukup
penanggulangan bencana, (5) dampak representatif bagi penyebarluasan
bencana, serta (6) bencana-bencana di informasi atau hasil dari kegiatan ini
dunia modern. secara berkelanjutan dan terstruktur,
Lama pelaksanaan program P2M adalah dengan melibatkan 10 orang
ini adalah 2 (dua) hari dengan guru Geografi SMA di Kabupaten
melibatkan perwakilan guru SMA dari Buleleng. Penentuan subjek didasarkan
setiap Kecamatan yang ada di wilayah pada proporsi jumlah guru per
Kabupaten Buleleng. Pada akhir kecamatan di Kabupaten Buleleng,

68
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

yaitu masing-masing kecamatan Guru Geografi SMA di Kabupaten


diwakili 1 guru, kecuali Kecamatan Buleleng yang tergabung dalam MGPM
Buleleng atau Kota Singaraja yang memiliki permasalahan kesenjangan
diwakili 2 guru. Kegiatan pelatihan ini terkait sumberdaya manusia, sarana
dilaksanakan dengan sistem kader. prasarana dan finansial dalam
Guru SMA perwakilan yang ditunjuk membina OSN Geografi. Sekolah yang
akan diberikan pelatihan, dan dijadikan berlokasi di kota atau dekat dengan
kader yang mampu dan mau bekerja kota lebih mapan untuk
sama, serta dapat menyebarkan hasil mempersiapkan siswa mengikuti OSN.
kegiatan kepada guru lainnya. Aksesibilitas yang dekat dengan
kampus, dan kemudahan jaringan
HASIL DAN PEMBAHASAN internet menyebabkan proses
pembinaan berjalan dengan lebih cepat
Tantangan Guru Geografi dalam dan mudah. Sedangkan sekolah yang
Membina OSN Geografi berlokasi di pinggiran kota hanya
Guru merupakan elemen kunci mengandalkan guru seorang untuk
dalam sistem pendidikan di sekolah. membinan siswa, sehingga siswa yang
Kompetensi guru yang rendah akan mewakili OSN Geografi di tingkat
berdampak pada prestasi siswa yang kabupaten hanya oleh siswa yang
rendah. Adapun faktor yang berada di kota. Dengan kata lain,
menyebabkan kompetensi guru rendah tantangan Guru Geografi SMA yang
antara lain: (1) masih banyak guru yang berlokasi jauh dari kota lebih besar
tidak menekuni profesinya secara utuh. daripada yang berlokasi di kota.
Hal ini disebabkan oleh sebagian guru Tantangan Guru Geografi dalam
yang bekerja diluar jam kerjanya untuk membina OSN Geografi terdiri dari
memenuhi kebutuhan sehari-hari, tantangan internal dan eksternal. Yang
sehingga tidak memiliki kesempatan termasuk tantangan internal adalah: (1)
untuk meningkatkan diri, baik dari pihak siswa, yaitu motivasi dan
membaca, menulis apalagi membuka jumlah yang rendah, khususnya siswa
internet; (2) belum semua guru memiliki Kelas IPS dan (2) dari pihak guru, yaitu
standar profesional sebagaimana yang kesulitan dalam membagi waktu untuk
dipersyaratkan; (3) kemungkinan mengajar dan membina. Tantangan
disebabkan oleh adanya perguruan eksternal meliputi: (1) keterbatasan
tinggi swasta yang mencetak guru asal referensi, yaitu kekurangan bahan
jadi, atau setengah jadi, tanpa materi dan soal-soal OSN yang terbaru
memperhitungkan outputnya kelak dan (2) keterbatasan sarana prasarana,
dilapangan, sehingga menyebabkan yaitu kekurangan media dan alat
banyak guru yang belum memenuhi penunjang sebagai model
etika profesinya; (4) kurangnya motivasi pembelajaran untuk menunjang
guru dalam meningkatkan kualitas diri pemahaman tentang materi praktikum.
karena guru tidak dituntut untuk Adapun tantangan yang dihadapi Guru
meneliti sebagaimana yang Geografi SMA, khususnya di pinggiran
diberlakukan pada dosen di perguruan kota secara mendetail seperti terlihat
tinggi (Mulyasa, 2007). pada Tabel 2.

69
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

Tabel 2. Tantangan Guru Geografi SMA dalam Membina OSN Geografi


No Tantangan Kendala
1 Motivasi dan kuantitas siswa yang Siswa hanya fokus dalam pelajaran
mengikuti pembinaan rendah
2 Materi yang disampaikan monoton Referensi terkait materi OSN sangat
dan bersumber dari satu buku minim
3 Siswa Kelas IPS lebih pasif Siswa Kelas IPA tidak memiliki dasar
dibandinglan Kelas IPA dalam yang kuat tentang Geografi
mengikuti OSN Geografi
4 Kekurangan waktu untuk membina Guru lebih mengutamakan pencapaian
target jam mengajar
5 Siswa hanya memiliki pengetahuan Fasilitas sekolah untuk menunjang
secara teoritis dan konseptual proses pembinaan sangat minin,
termasuk kemampuan finansial sekolah
untuk mendatangkan dosen sebagai
pembina sangat rendah

Antisipasi Guru Geografi dalam bencana-bencana di dunia modern.


Menyongsong OSN Geografi Kegiatan pembinaan ini diperlukan agar
Pelaksanaan program kemitraan literasi kebencanaan guru sebagai
yang dilaksanakan untuk mitra semakin mantap. Kegiatan
mengantisipasi OSN Geografi adalah pembinaan juga dinyatakan sebagai
dengan kegiatan pembinaan dan kegiatan pemberdayaan tahap pertama
pendampingan. Kegiatan pembinaan dalam upaya meningkatkan
dengan memberikan pengetahuan pengetahuan mitra sebagai kader atau
tentang kebencanaan, sedangkan agen (Maryatun & Indarwati, 2017).
kegiatan pendampingan dengan Secara tidak langsung terlihat
memberikan bimbingan teknis kepada bahwa mitra sebenarnya telah
Guru Geografi SMA dengan membahas mengetahui materi kebencanaan
soal-soal OSN. Referensi tambahan secara umum, tetapi mereka belum
untuk pengayaan materi yang memiliki konsep yang kuat dan
disesuaikan dengan kompetensi sangat informasi terkini tentang kebencanaan,
diperlukan Guru (Utami, Sakitri, & baik yang terjadi di Indonesia maupun
Sebayang, 2016). di dunia. Berdasarkan kondisi tersebut,
1. Kegiatan Pembinaan maka tim pelaksana P2M bersama
Kegiatan pembinaan dalam narasumber memberikan pembinaan
program P2M yang disampaikan tentang materi kebencanaan secara
kepada mitra ini merupakan transfer mendetail, sehingga dapat memperkuat
Ipteks tentang materi kebencanaan pengetahuan mitra terhadap materi dan
yang diawali dengan penyampaian informasi kebencanaan yang terkini,
definisi bencana, jenis-jenis bencana, sekaligus mengidentifikasi topik-topik
kerentanan terhadap bencana, materi kebencanaan yang sering
pencegahan dan penanggulangan muncul dalam soal OSN bersama
bencana, dampak bencana, serta mitra. Adapun materi yang menjadi

70
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

fokus pembinaan adalah tentang jenis- susunan acara, presensi, pre-test,


jenis bencana yang terjadi di Indonesia, diskusi dan post-test. Pre-test adalah
termasuk dampak dan upaya mitigasi kegiatan pertama dalam kegiatan
yang dilakukan. Bencana yang pendampingan. Pre-test dimaksudkan
disampaikan adalah bencana yang untuk mengetahui pengetahuan dasar
terbaru dan bencana yang paling besar Guru Geografi SMA tentang materi
memberi dampak negatif, baik dari sisi kebencanaan yang diujikan dalam soal-
penduduk, ekonomi, sosial dan juga soal OSN. Pre-test terdiri dari 10 soal
dampah negatif terhadap lingkungan. yang berasal dari soal-soal OSN tingkat
Melalui kegiatan pembinaan ini Guru kabupaten. Waktu diberikan kepada
Geografi SMA mampu merumuskan mitra untuk mengerjakan pre-test
secara kongkrit arti penting perspektif adalah 30 menit. Mitra menjawab soal-
geografi untuk menemu-kenali soal pre-test dengan semangat dan
karakteristik dan mitigasi bencana. serius.
Produk yang dihasilkan dalam Setelah pre-test, kegiatan
kegiatan pembinaan ini adalah dilanjutkan dengan melakukan
identifikasi berbagai kendala dan pembahasan bersama terkait soal-soal
kesulitan dalam membina OSN, pre-test yang telah dikerjakan mitra
khususnya pada materi kebencanaan sebelumnya selama 60 menit. Respon
yang disusun oleh mitra. Adapun mitra saat pembahasan soal pre-test
kendala utama yang dihadapi adalah sangat antusias, terutama saat
keterbatasan referensi, baik berupa mengetahui jawaban dan
buku teks dan soal-soal latihan terkait mendiskusikan penjelasan dari jawaban
materi kebencanaan dan kesulitan pada masing-masing soal. Post-test
lainnya adalah Guru Geografi belum adalah kegiatan lanjutan setelah sesi
memiliki pengetahuan yang menyeluruh pembahasan soal-soal pre-test. Post-
terkait materi kebencanaan. Hal ini test dimaksudkan untuk mengetahui
dikarenakan materi ini belum pernah perubahan pengetahuan Guru Geografi
didapatkan pada saat perkuliahan, SMA tentang materi kebencanaan
sehingga dalam kegiatan pembinaan dibandingkan pada saat menjawab
ini, mitra sangat antusias dan aktif soal-soal pre-test. Post-test terdiri dari
melakukan diskusi tanya jawab. 10 soal yang berasal dari soal-soal
Adapun materi yang didiskusikan oleh OSN tingkat kabupaten dan provinsi,
mitra lebih banyak mengarah pada yang juga merupakan pengembangan
faktor penyebab terjadinya bencana dari soal-soal pre-test. Waktu diberikan
alam di Indonesia. kepada mitra untuk mengerjakan pre-
2. Kegiatan Pendampingan test adalah 30 menit. Mitra menjawab
Kegiatan pendampingan pada soal-soal pre-test dengan lebih serius.
dasarnya memberikan bimbingan Di sisi lain, kegiatan
secara teknis untuk menindak-lanjuti pendampingan ini dapat memperat
pemahaman tentang materi yang telah hubungan kesejawatan Guru Geografi
disampaikan pada saat kegiatan SMA di Kabupaten Buleleng. Zamroni
pembinaan. Secara garis besar (2003) mengemukakan bahwa iklim
kegiatan diawali dengan pembacaan yang kondusif hanya akan muncul

71
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

apabila dikalangan guru timbul/memiliki memerlukan berbagai dukungan dan


hubungan kesejawatan yang baik, bantuan agar dapat meningkatkan
harmonis, dan objektif. Mengajar hanya prestasi siswa, dan sekaligus
dapat dilakukan dengan baik dan benar membangun jiwa kompetisi dalam
oleh seseorang yang telah melewati ajang OSN. Pembinaan dan
pendidikan tertentu yang memang pendampingan materi OSN adalah
dirancang untuk mempersiapkan guru. jawaban dari tantangan yang dihadapi
Dengan kata lain, mengajar merupakan Guru Geografi SMA di Kabupaten
suatu profesi. Buleleng. Pelaksanaan kegiatan
Usaha peningkatan kualitas guru pembinaan terlaksana dengan baik,
yang profesional didasari satu karena adanya partisipasi yang aktif
kebenaran fundamental, yakni kunci dari seluruh mitra. Kenyataan ini terlihat
keberhasilan mempersiapkan dan dari rancangan hasil identifikasi
menciptakan guru-guru yang permasalahan yang dihadapi oleh mitra
profesional, yang memiliki kemitmen secara komprehensif dan holistik.
dan tanggun jawab yang baru untuk Sejalan dengan kegiatan pembinaan,
merencanakan pendidikan masa depan pelaksanaan kegiatan pendampingan
(Jailani, 2014). Pada dasarnya dapat mencapai hasil yang sesuai
peningkatan kompetensi profesional dengan rencana. Hal ini terlihat dari
guru harus menjadi tanggung jawab diri proses dan evaluasi yang
pribadi guru. Maka dari itu diperlukan dilaksanakan, yang menunjukkan
adanya kesadaran yang berkelanjutan antusiasme dan keseriusan dari mitra di
pada diri guru untuk menigkatkan dalam mengikuti kegiatan, baik pada
pengetahuan dan kemampuan yang saat pre-test maupun post-test.
diperlukan guna peningkatan kualitas
kerja sebagai pendidik profesional. Saran
Problematika sarana dan
KESIMPULAN prasarana yang belum lengkap dan
merata di sekolah-sekolah pinggiran
Simpulan kota harus menjadi perhatian utama
Guru merupakan komponen Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng.
paling menentukan dalam kualitas Saat ini, hanya sekolah yang menjadi
pendidikan secara keseluruhan, dan unggulan yang diutamakan, sementara
harus mendapat perhatian utama. Guru sekolah di pinggiran termarjinalisasi.
Geografi SMA memegang peran utama Dampak langsung yang terjadi adalah
dalam pembangunan iklim pendidikan, guru-guru di sekolah pinggiran yang
khususnya dalam penyelenggaraan termarjinalkan tidak memiliki semangat
olimpiade sains nasional bidang untuk mengajar, khususnya membina
Geografi. Guru juga sangat siswa dalam rangka mempersiapkan
menentukan keberhasilan peserta didik, diri mengikuti OSN di tingkat
terutama dalam kaitannya dengan Kabupaten. Meskipun pada kegiatan
seleksi OSN, baik di tingkat kabupaten, pembinaan dan pendampingan yang
provinsi maupun di tingkat nasional. telah dilaksanakan kepada Guru
Dalam melaksanakan peran ini, guru Geografi SMA di Kabupaten Buleleng

72
Jurnal Widya Laksana, Vol. 7, No. 1, Januari 2018

telah berhasil meningkatkan Posyandu Dalam Pengelolaan


pengetahuan dan kemampuan guru, Posyandu Lansia Aktif Di Desa
akan tetapi tetap dibutuhkan Jetis Sukoharjo. Warta, 20(1),
pendampingan yang bersifat kontinu 55–60.
dan intensif dari berbagai pihak. Guru Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi
Geografi, khususnya yang membina dan Sertifikasi Guru. Bandung:
OSN sangat membutuhkan materi, Rosda.
informasi dan soal-soal latihan yang Rika, A. (2015). Hubungan antara
berkaitan dengan isu-isu terkini serta Kompetensi Profesional Guru
membutuhkan strategi untuk dan Motivasi Kerja Guru dengan
mempersiapkan siswa dalam Prestasi Belajar Geografi Siswa
menyongsong OSN Geografi. SMA di Kota Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Edukasi, 13(1), 63–72.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumaatmadja, N. (1988). Studi
Buleleng. (2015). Kabupaten Geografi, Suatu Pendekatan
Buleleng Dalam Angka Tahun Analisa Keruangan. Bandung:
2015. Alumni.
Direktorat Jenderal Pendidikan Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi
Menengah. (2016). Peserta Pengajaran Geografi. Jakarta:
OSN 2013-2016. Kementerian Alumni.
Pendidikan dan Kebudayaan. Utami, S., Sakitri, W., & Sebayang, L.
Grave, N. (1977). Geography in K. B. (2016). Peningkatan
Education. London: Heinneman Kualitas Sumber Daya Guru
Educational Book. Dan Siswa Sekolah Menengah
Hagget, P. (1972). Geography: A Kejuruan (SMK) Melalui
Modern Synthesis. New York: Pengembangan Inovasi Bahan
Harper and Row. Ajar Berbasis English For
Jailani, M. S. (2014). Guru Profesional Specific Purposes (ESP).
d an Tantangan Dunia Abdimas, 20(2), 125–132.
Pendidikan. Jurnal Al-Ta’lim, Zamroni. (2003). Paradigma
21(1), 1–9. Pendidikan Masa Depan.
Maryatun, & Indarwati. (2017). Jakarta: Proyek PPM SMU.
Pemberdayaan Kader

73

Anda mungkin juga menyukai