Anda di halaman 1dari 23

MODUL

MATRIKULASI GEOGRAFI

PENYUSUN:

LILY APRIANA, S. Pd., M. Pd


NIP: 198004142003122003

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2


KOTA PEKANBARU

1
KATA PENGANTAR

Geografi merupakan ilmu yang menekankan pada aspek spasial, ekologis, dan
eksistensi manusia. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan
kehidupan dimuka bumi serta interaksi antar manusia dengan lingkungan sekitarnya yang
berkaitan dengan aspek ruang dan waktu.

Pengetehuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam materi pengetahuan


dasar geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap,
bertindak cerdas, arif, dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah social, ekonomi,
dan ekologis.

Akhir dari penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas tersusunnya
modul ini, semoga bermanfaat dan barokah.

Pekanbaru, Mei 2022


Penyusun

Lily Apriana, S. Pd., M. Pd

2
BAB I
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

Dalam kegiatan ini, kita akan mengkaji pokok materi, yaitu pengertian atau definisi,
objek kajian geografi dan prinsip geografi.

A. DEFINISI GEOGRAFI
Geografi berasal dari bahasa Yunani, gêo ("bumi") dan graphein ("menggambarkan“,
atau "menuliskan"). Secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi.
Eratosthenes (276–194 SM), seorang ilmuwan Yunani memperkenalkan istilah
geografi untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul ”Geographica”. Dalam buku
yang terdiri atas tiga jilid itu, ia menulis tentang gambaran permukaan bumi, sejarah, dan
konsep utama geografi. Menurut Eratosthenes, geografi berasal dari kata geographica yang
berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Eratothenes dianggap sebagai peletak dasar
pengetahuan geografi.

Berikut ini disajikan beberapa definisi geografi:


1. Bintarto (1977).
Geografi adalah ilmu yang menggambarkan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis
gejala-gejala alam dan penduduknya serta mempelajari corak yang khas dari unsur-unsur
bumi dalam ruang dan waktu.

3
Gambar 1. Bintarto
(Sumber: wikipedia.org)
2. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas hal- hal yang berkaitan
dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan
manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah).
Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang alami maupun
manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana
manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi
mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.

Gambar 2. Daldjoeni
(Sumber: wikipedia.org)

3. Hasil Seminar Lokakarya IKIP yang diadakan di Semarang tahun 1988 merumuskan
Geografi sebagai ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Gambar 3. Logo IGI


(Sumber: wikipedia.org

Walaupun batasan atau definisi geografi di atas menunjukkan bahwa masing-masing


pakar geografi dalam merumuskan definisi tersebut didasarkan pada latar belakang interest
dalam pelbagai aspek geografi, terdapat “benang merah” persamaannya, yaitu reciprocal
relationship between man and earth (hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara
manusia dan lingkungannya/bumi). Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari atau mengkaji segala fenomena yang ada di permukaan bumi, meliputi

4
fenomena fisik/alam (litosfer, atmosfer, biosfer, hidrosfer) dan fenomena sosial (antroposfer)
dan interaksi antara kedua fenomena tersebut.
Aspek yang dikaji tidak saja kasus, tetapi sudah meningkat pada sebab dan akibat, bukan
hanya mencitra, tetapi sudah sampai tingkatan sintesis dan analisis. Sintesis (makna inti) yang
diperoleh definisi tersebut bahwa kekhasan geografi sebagai sebuah ilmu bukan terletak pada
objek materialnya (“apa” yang dikaji), tetapi pada objek formalnya (“bagaimana” cara
mengkaji). Objek yang dikaji dalam geografi “mungkin” sama dengan disiplin ilmu yang
lain, misalnya kajian tentang biosfer yang juga dipelajari dalam biologi.
Perbedaan kajian geografi dan biologi dalam mengkaji biosfer terletak pada orientasi
atau tujuan. Orientasi biologi dalam mengkaji biosfer (tumbuhan dan hewan) untuk
memahami jenis, pengelompokan kekerabatan dengan spesies lain, dan karakteristik
morfologinya. Orientasi geografi dalam mengkaji biosfer untuk memahami spesies yang
terdapat di setiap wilayah, persebaran, dan perilaku adapatasinya terhadap kondisi
lingkungan.

B. Ruang Lingkup Geografi


Ruang lingkup geografi menurut para ahli dibagi menjadi tiga kategori yakni geografi
fisik, geografi sosial dan geografi regional. Pengertian ruang lingkup geografi mencakup
aspek dan bidang yang masuk dalam pembahasan ilmu geografi. Tiap pembagian ruang
lingkup dan aspek geografi memiliki karakteristik, ciri-ciri, objek studi dan contoh penelitian
masing-masing.

Gambar 4.
Ruang Lingkup Geografi
1. Geografi Fisik
Pengertian geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari semua kondisi
fisik pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Geografi fisik menyangkut
keadaan lingkungan alam di luar manusia seperti gejala-gejala alam di geosfer yang berkaitan
dengan bentuk, relief, iklim dan segala sesuatu tentang bumi serta proses-proses fisik yang

5
terjadi darat, laut dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia. Ruang
lingkup geografi fisik meliputi semua gejala alam yang terjadi di atmosfer (lapisan udara),
hidrosfer (lapisan air), pedosfer (lapisan tanah), biosfer (lapisan kehidupan) dan litosfer
(lapisan batuan). Cabang ilmu penunjang geografi fisik antara lain adalah astronomi,
meteorologi, klimatologi, geofisika, hidrologi, pedologi, biologi, zoologi, fitologi dan
geologi.
2. Geografi Sosial

Gambar 5.Kegiatan Perekonomian


Masyarakat
Pengertian geografi sosial adalah ruang lingkup ilmu geografi yang mempelajari segala
aktivitas kehidupan manusia lengkap dengan interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan.
Ruang lingkup geografi sosial meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan budaya dan
sosialnya. Geografi sosial meliputi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
aktivitas manusia di dalam ruang mencakup aktivitas sebagai makhluk sosial. Secara umum,
definisi geografi sosial mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan,
serta dampak lingkungan terhadap manusia.

3. Geografi Regional

Gambar 6. Geografi terdiri dari 2 bagian besar yaitu geografi fisik dan sosial yang di antara keduanya
terdapat geografi regional

6
Pengertian geografi regional adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari tentang
suatu topik khusus yang mencakup satu wilayah tertentu. Geografi regional merupakan
geografi yang mempelajari topik atau bahasan khususnya yang mencakup suatu daerah atau
wilayah tertentu yang menyeluruh, baik dari segi aspek fisik maupun segi aspek sosialnya.
Daerah atau wilayah tertentu yang diteliti bisa berupa desa, kota, provinsi, daerah atau negara
tertentu. Geografi regional kerap disebut sebagai bentuk tertinggi dalam geografi. Luasnya
ruang lingkup geografi menimbulkan kebutuhan spesialisasi. Oleh karena itu, munculah
cabang-cabang ilmu geografi yang mendukung, yaitu sebagai berikut:

7
C. OBJEK KAJIAN GEOGRAFI

Setiap disiplin ilmu memilki objek yang menjadi bidang kajiannya. Objek bidang ilmu
tersebut berupa objek material dan objek formal. Objek kajian suatu ilmu kadang-kadang
dipelajari oleh ilmu-ilmu yang lain (objek material). Sebagai contohnya, antara geografi
sosial dan sosiologi sama-sama mempelajari kelompok manusia pada suatu tempat. Antara
geomorfologi dan geografi fisik mempelajari bentuk lahan. Antara geografi ekonomi dan
ekonomi sama-sama membahas kebutuhan manusia dalam suatu lokasi tertentu. Hal yang
membedakan satu dengan ilmu yang lain dalam hal memecahkan masalahnya adalah sudut
pandang satu ilmu dalam memecahkan masalah atau dalam memberikan sejumlah alternatif
pemecahan masalah (objek formal). Jika diurutkan kembali , bahwa objek studi geografi
terdiri atas dua aspek yaitu material dan formal.

1. Objek material geografi


Objek material adalah sasaran atau isi suatu kajian. Adapu yang termasuk objek kajian
geografi adalah fenomena Geosfer, yang terdiri dari : Atmosfer, Lithosfer, Hidrosfer,
Biosfer, dan Antroposfer.
1) Litosfer adalah lapisan batuan yang mempunyai kedalaman sekitar 1000 Km yang
terdiri dari lapisan batuan induk dan lapisan kerak bumi sebagai tempat bagi
makhluk hidup.
2) Hidrosfer adalah lapisan air yang terdapat di permukaan bumi. Misalnya danau,
rawa, air tanah, dan laut. Yang di manfaatkan manusia dalam kehidupannya.
3) Atmosfer merupakan lapisan udara yang menutupi bumi dan membantu
kehidupan di muka bumi. Di atmosfer terdapat seluruh peristiwa cuaca dan iklim
yaitu troposfer, stratosfer, termosfer, ionosfer dan eksosfer.
4) Biosfer menrupakan lapisan kehidupan di permukaan bumi. Biosfer gabungan
ekosistem di planet bumi yang mencakup seluruh makhluk hidup berinteraksi
dengan lingkungan sebagai satu kesatuan.
5) Antroposfer menekankan pada kajian manusia dan segala aktifitasnya di
permukaan bumi dengan segala akal budinya dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya.

8
2. Objek formal geografi
Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap suatu gejala di muka
bumi (objek material), baik yang sifatnya fisik maupun sosial. Para ahli geografi
Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Geograf Indonesia telah sepakat mengenai
penentuan objek formal geografi. Adapun metode atau pendekatan objek formal
geografi meliputi segi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan
cara pandang objek formal, maka muncullah enam pertanyaan pokok sebagai ciri khas
geografi yang dikenal dengan istilah 5W + 1H, yaitu:
a. Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
b. Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
c. Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam
berlangsung.
d. Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena
alam.
e. Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang
menyebabkan terjadinya fenomena alam.
f. Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya fenomena
alam.

Salah satu contoh kasus fenomena atau gejala alam adalah gempa bumi di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi
merupakan suatu fenomena alam yang sangat merugikan manusia. Analisis peristiwa gempa
bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dilakukan dengan mengajukan
pertanyaanpertanyaan berikut.
a. Apa fenomena alam yang terjadi? Tsunami
b. Kapan terjadinya? 26 Desember 2004.
c. Di mana terjadi gempa bumi tersebut? Di Samudera Hindia tepatnya di Pantai Selatan
Sumatera, sekitar 149 km Meulaboh, Naggroe Aceh darussalam.
d. Mengapa terjadi peristiwa itu? Peristiwa tersebut terjadi karena adanya pergerakan
lempeng tektonik antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
e. Siapa atau apa yang menyebabkannya? Adanya tumbukan antara dua lempeng tektonik.
f. Bagaimana tsunami itu dapat terjadi? Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh,
Nicobar, dan Andaman, merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan
Eurasia. Gempa-gempa besar yang mempunyai magnitudo 9,0 berpusat di dasar laut
9
pada kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkal-itu telah menimbulkan
gelombang tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara dan Asia Selatan,
yang berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut. Pergeseran batuan secara tiba-tiba
yang menimbulkan gempa itu disertai pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau
dan dasar laut. Dasar samudra yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan
menaikkan permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar air laut ke arah
pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut. Proses ini juga
akan menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang laut yang disebut tsunami.
Ukuran gelombang ini bisa hanya beberapa puluh sentimeter hingga puluhan meter.

D. ASPEK GEOGRAFI

Secara garis besarnya (umum) aspek geografi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Aspek Fisik meliputi :


a. Aspek Topologi membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi
suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang
mempunyai ciri-ciri khas tertentu.

b. Aspek Biotik membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan.
c. Aspek Non Biotik membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim
dan cuaca).
2. Aspek Sosial meliputi :
Aspek nonfisik geografi mengkaji tentang manusia dan segala aktivitasnya seperti
aspek budaya, ekonomi, sosial dan politik.

10
E. PENDEKATAN GEOGRAFI

Pendekatan merupakan suatu konsep dasar dalam mengkaji masalah yang berkaitan
dengan objek material geografi. Menurut Bintarto dan 2.2. Pendekatan Geografi Surastopo
Hadisumarno (1979: 12-24), ada tiga pendekatan dalam geografi yaitu :
a. Pendekatan keruangan
Pendekatan keruangan (spatial approach) adalah suatu metode analisis untuk
mempelajari eksistensi ruang(space) sebagai wadah mengakomodasi kegiatan
manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.Pendekatan Keruangan mendasarkan
sudut pandangnya pada persamaan dan perbedaan struktur, pola, dan proses dalam
suatu ruang. Berkaitan dengan unsur pembentuk ruang yaitu kenampakan titik, garis,
dan area Contoh : Terbentuknya gunung merapi karena aktivitas vulkanisme.

b. Pendekatan kelingkungan (Ecological Approach)


Pendekatan kelingkungan menekankan kajiannya pada hubungan antara organisme
hidup dan lingkungannya. Terdapat dua pengaruh yaitu pengaruh kegiatan manusia
terhadap lingkungan dan pengaruh fenomena alam terhadap lingkungan. Contoh
interaksi makhluk hidup dengan lingkungan:

11
c. Pendekatan Kewilayahan (Regional Complex Approach)
Pendekatan Kewilayahan adalah kombinasi antara analisa keruangan dan analisa
ekologi. Pendekatan komplek kewilayahan ini mengkaji bahwa fenomena geografi
yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda, sehingga perbedaan ini membentuk
karakteristik wilayah. Contoh : Fenomena urbanisasi

12
BAB II
Letak Geografis & Astronomis Indonesia serta Pengaruhnya
A. Letak Geografis Indonesia

Letak geografis adalah letak suatu daerah yang dilihat dari kenyataannya di bumi,
dan menentukan pula letak posisi antara daerah yang satu dengan daerah yang
lainnya.

Letak geografis Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua


Australia. Selain itu, Indonesia juga terletak di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Di sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan Laut Cina
Selatan dan Samudra Pasifik. Di sebelah timur berbatasan langsung dengan Papua
Nugini. Di sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.

Nah, tentunya, letak geografis ini memberikan pengaruh bagi Indonesia. Apa saja
kah itu?

Pengaruh Letak Geografis Indonesia

13
Tentu kamu tau, kan, bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya dalam
bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama. Hal ini disebabkan oleh letak
Indonesia secara geografis yang berada di cross position. Maksud dari cross
position ini adalah Indonesia berada di antara persilangan dari dua benua dan dua
samudra, yaitu Benua Asia ke Benua Australia dan Samudra Hindia ke Samudra
Pasifik. Selain itu, Indonesia banyak memiliki mitra dagang dengan negara-
negara sekitar karena lokasi yang strategis dan kegiatan perdagangan pun
meningkat.

Selain itu, akibat letak geografis Indonesia menyebabkan negara kita memiliki dua
musim, yaitu musim kemarau dan hujan. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan
angin musim antar wilayah sekitar.

B. Letak Astronomis Indonesia

Sementara itu, letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis
lintang dan garis bujur. Apakah kamu sudah mengetahui apa itu garis lintang dan
garis bujur? Garis lintang adalah garis khayal pada peta atau globe yang sejajar
dengan garis khatulistiwa. Sedangkan, garis bujur adalah garis khayal pada peta
atau globe yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi.
Letak astronomis Indonesia berada pada 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT.
Lalu apa akibat letak Indonesia secara astronomis?

Pengaruh Letak Astronomis Indonesia

Letak astronomis Indonesia yang berada pada 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS


(Lintang Selatan) dan 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur Timur), memiliki
dua dampak yang berbeda. Hmm... apa saja, ya?

14
Dampak garis lintang Indonesia menyebabkan Indonesia berada di wilayah
beriklim tropis, karena wilayah yang masuk ke dalam iklim tropis akan memiliki
garis lintang antara 0 - 23,5o LU dan 0 - 23,5o LS.

Indonesia yang beriklim tropis akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• curah hujan tinggi


• terdapat hutan hujan tropis yang luas
• sinar matahari sepanjang tahun
• kelembaban udara yang tinggi
• ementara itu, Indonesia berada di garis bujur 95o BT (Bujur Timur) -
141o BT (Bujur Timur). Akibat letak astronomis Indonesia ini
menyebabkan Indonesia memiliki tiga zona waktu, yaitu:
• Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)
• Daerah yang berada di Indonesia bagian barat memiliki selisih waktu +7
terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara
lain Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Madura, Provinsi Kalimantan Barat,
Provinsi Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
• Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)
• Wilayah Indonesia tengah memiliki selisih waktu +8 terhadap
GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Pulau
Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
• Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)
• Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu +9 terhadap
GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain Kepulauan
Maluku, Papua, Papua Barat, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
• Masing-masing zona waktu tersebut memiliki selisih satu jam dengan zona
waktu di sebelahnya. Sebagai contoh, kalau di Jakarta itu pukul 07.00 WIB,
maka di Bali adalah pukul 08.00 WITA. Sedangkan, di wilayah Papua itu
pukul 09.00 WIT, selisih dua jam dari WIB dan satu jam dari WITA.

15
BAB III
LITHOSFER

A. STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI (LITHOSFER)

Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya
lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan kulit Bumi paling luar berupa batuan padat.
Lithosfer meliputi seluruh kerak bumi dan dibawahnya (mantel bagian atas) hingga
kedalaman 100 km dihitung dari permukaan Bumi yang terletak diatas astenosfer dinamakan
lithosfer (gmbr 2.1).

Lapisan kulit bumi terluar ini merupakan lapisan yang batuannya lebih dingin, lebih kuat
dan lebih kaku (rigid) dibandingkan dengan batuan astenosfer yang plastis. Perlu diingat
bahwa komposisi kerak dan mantel Bumi ini berbeda, namun yang membedakan lithosfer dan
astenosfer adalah kuat batuan (rock strength), bukanlah komposisinya.

Lithosfer bentuknya patah-patah atau pecah-pecah menjadi sejumlah lempengan-


lempengan dasar, yang bergerak seolah-olah terapung di atas astenosfer. Dinamakan lempeng
tektonik.

Gmbr. 2.1 Penampang Lithosfer dengan struktur bumi keseluruhan

16
Untuk melihat struktur lapisan kulit bumi secara lebih komprehensif, maka kita perlu
juga mengetahui struktur bumi secara keseluruhan. Bumi memiliki struktur yang berlapis-
lapis. Struktur lapisan Bumi secara sederhana mirip dengan struktur lapisan telur. Apabila
sebuah telur dibelah tampak tiga lapisan utama, yaitu lapisan cangkang/kulit telur, putih
telur dan kuning telur. Demikian juga dengan lapisan Bumi. Tiga lapisan utama Bumi,
yaitu lapisan kerak (crust), mantel/selubung (mantle), dan inti (core).

a. Kerak Bumi (Crust)


Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi bagian luar. Tebal lapisan kerak bumi
mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batuan-batuan basa dan
masam. Kerak bumi sangat tipis dibandingkan lapisan lainnya dan mengambang di atas
mantel Bumi yang lebih lunak. Kerak bumi dibedakan menjadi dua, yaitu: kerak benua
dan kerak samudera. Kerak bumi benua berkomposisi Si-Al (Silika- Alumanium) dan
biasanya memilki tebal 30 km, tetapi dibawah wilayah pegunungan tebal kerak bumi ini
dapat mencapai 70 km ke bawah, menyerupai akar-akar yang mendorong mantel di
bawahnya. Sedangkan kerak samudera berkomposisi Si-Ma (Silika- Magnesium)
memiliki ketebalan 5-7 km. Kerak benua umumnya tersusun atas batuan granit yang
memiliki kepadatan rendah. Adapun kerak samudra umumnya tersusun atas batuan basalt
yang memiliki kepadatan tinggi. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.1000 C..
b. Mantel/ selubung (Mantle)
Inti bumi dikelilingi oleh mantel yang tebalnya rata-rata 2900 km. Suhu mantel bawah
15000 C – 30000 C, dan suhu mantel atas 13000 C-15000 C. Lapisan mantel paling luar
sekitar 200 km dinamai dengan asthenosfer. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada
pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Asthenosfer merupakan
sumber dari volkanik dan seismic (gempa).

c. Inti Bumi (Core/Barisfer)


Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam dan tersusun
atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferum atau besi). Lapisan ini pula dapat
dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a. Inti luar (outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km,
tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar
bersuhu sekitar 3.900 oC.
b. Inti dalam (inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500
km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar
4.800 oC, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3.
hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi
lainnya.

17
B. Gerakan Lempeng Tektonik (Tectonic Plate)

Menurut teori Lempeng Tektonik, litosfer (lapisan terluar bumi) terpecah ke dalam
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Lempeng adalah
suatu bentuk yang ukuran panjang dan lebarnya jauh lebih besar daripada ukuran tebalnya.
Terdapat 7 lempeng lempeng utama dan beberapa lempeng kecil. Gambar 2.2 menunjukkan
distribusi tujuh lempeng utama di dunia. Berikut ini merupakan 7 lempeng-lempeng tektonik
utama di muka bumi :
1. Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
2. Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
3. Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50
sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
4. Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
5. Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng benua
6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
7. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera

Gmbr. 2.2 Persebaran lempeng-lempeng tektonik didunia

Lempeng tektonik terdiri dari lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng yang
bagian atasnya samudra disebut lempeng samudra, sedangkan lempeng tektonik yang bagian
atasnya terdapat massa kontinen disebut lempeng benua. Keduanya memiliki sifat yang
berbeda.

18
Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas,
dan lebih dalam dari mantel. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang
mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Menurut teori lempeng tektonik, kekuatan yang memicu gerakan lempeng berasal dari panas
yang sangat hebat di dalam inti bumi. Panas ini menyebabkan batuan yang ada di dalam
lapisan mantel mencair dan menjadi batuan cair yang disebut magma. Ketika magma panas,
magma menjadi mengembang, naik, dan mendorong lempeng menjauh dari lempeng
lain.Peristiwa ini disebut arus vertical. Arus vertikal menyebabkan lempeng bergerak.

19
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu
dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan
transform.

1. Batas Divergen

Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi
yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

2. Batas Konvergen

Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath
another).

20
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman
inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra
(oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

3. Batas Transform

Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform
fault).
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di
daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA.
Sesar ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah
tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut

Batas Konvergen

Batas konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua dengan lempeng
samudra, 2) antara dua lempeng samudra, dan 3) antara dua lempeng benua.

Konvergen lempeng benua—samudra (Oceanic—Continental)

21
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini
masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan
litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range).
Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra
(oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang terbentuk
dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan
Lempeng Amerika Selatan.

Konvergen lempeng samudra—samudra (Oceanic—Oceanic)

Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya,


menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel
terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul
sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).

Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini.
Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

Konvergen lempeng benua—benua (Continental—Continental)

Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena
keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk

22
tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras
dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).

Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng India
dan Lempeng Eurasia.

C. Akibat pergerakan lempeng tektonik bagi Indonesia

23

Anda mungkin juga menyukai