Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakekat Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara
keseluruhan dengan memperhatikan tiap-tiap gejala secara teliti (yang merupakan bagian dari
keseluruhan tadi) dalam hubungan interaksi-interaksi integrasi keruangan. Salah satu bentuk
kongkrit dari kajian geografi adalah mempelajari tentang fenomena keberadaan dan kegiatan
perekonomian, manusia hidup saling membutuhkan dan beinteraksi, tidak mungkin manusia
hidup tanpa berhubungan dengan sekitarnya, karena kelangsungan hidup manusia
memerlukan usaha untuk memenuhi kebutuhannya (Nursid Sumaatmadja, 1988).

Semakin hari bumi tempat manusia berdiri akan semakin tua, karena itu diperlukan
kesadaran dari diri kita untuk dapat menjaga bumi ini dengan baik dan benar. Jika kita tidak
mempunyai kesadaran akan hal ini maka bisa dipastikan kalau bumi ini semakin lama akan
semakin buruk. Hal-hal buruk itu akan menimpa diri kita dan membuat banyak kerugian. Hal
terbaik yang bisa kita lakukan saat ini adalah mencegah hal-hal buruk itu terjadi. Karenanya
diperlukan kerjasama dari semua pihak. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk
mengurangi dampak kehancuran bumi ini adalah dengan bagaimana kita harus mengetahui
tentang dasar-dasar bumi, berhubungan dalam hal ini maka kita harus mempelajari tentang
bumi kita, serta ilmu-ilmu yang terdapat didalamnya, yaitu ilmu geografi. Didalam ilmu
geografi terdapat hakikat geografi, prinsip geogrfai, hakikat geografi dan konsep esensial
geografi. Yang akan di jelaskan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan dari Makalah Dasar-dasar Geografi ini membahas tentang :

1. Apa yang dimaksud dengan hakekat geografi,


2. Apa pengertian prinsip geografi ?
3. Apa pengertian konsep esensial geografi dan aspek-aspek yang terdapat di
dalamnya?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari Makalah Dasar-dasar Geografi ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Geografi.


2. Untuk menambah wawasan mahasiswa.
3. Sebagai media pembelajaran menegenai pengertian paradigma geografi dan
perkembangan paradigma geografi.
4. Mengetahui apa Sebagai bahan diskusi diskusi kelas pada perkuliahan Dasar-
Dasar Ilmu Geografi.
1.4 Manfaat

Untuk memahami sebuah fenomena atau kejadian dari alam dan social serta berkaitan
dengan hubungan, persebaran, pola, bentuk, fungsi, dan juga proses-proses terjadinya serta
mengetahui tentang perkembangan paraadigma dalam ggeoggrafi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT GEOGRAFI

Menurut Nursid S. (1981), hakikat geografi dapat dirunut kembali mulai dari sejarah
perkembangan pemikiran geografi dari zaman Yunani kuno sampai saat ini. Seperti yang
dikemukakan pada pembahasan bab definisi geografi bahwa konsep geografi berasal dari
Erostothenes yang menggunakan kata geographia. Akar dari kata geografi atau geographia
adalah geo yang berarti bumi dan graphika yang berarti lukisan atau tulisan. Jadi, arti kata
geographia dalam bahasa Yunani berarti lukisan tentang bumi (description of the earth) atau
tulisan tentang bumi (writing about the earth). Menurut pengertian geografi yang
dikemukakan oleh Erastothenes, geografi adalah tulisan tentang bumi, tidak hanya berkenaan
dengan fisik alamiah bumi, melainkan juga meliputi segala gejala dan prosesnya, baik gejala
dan proses alami maupun proses dan gejala kehidupan. Gejala dan proses kehidupan itu
termasuk kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia sebagai penghuni bumi ini.

Sejak dianutnya konsep writing about earth, hal itu bermakna mendeskripsikan
kehidupan manusia dengan lingkungan alam diwilayah tertentu. Penggambaran tentang bumi
ini didasarkan dari data dan informasi yang bersumber dari kisah perjalanan, perdagangan,
dan peperangan. Selanjutnya, Karl Ritter menyatakan bahwa geography to study the earth as
dwelling place of man artinya mengkaji bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pada
pengertian bumi sebagai tempat tinggal manusia, tercakup di dalamnya segala kegiatan
manusia berkenaan dengan organisasi, struktur, dan pola yang dilakukan oleh manusia
mengenai tempat tinggalnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sementara itu,
pengertian the dwelling place of man itu tidak hanya bagian permukaan bumi yang ditempati
oleh manusia, tetapi termasuk wilayah-wilayah yang belum dijamah manusia sepanjang
wilayah tersebut penting artinya bagi kehidupan manusia. Dalam studi geografi, gejala-gejala
yang berkenaan dalam alam organik dan alam nonorganik dianalisis penyebaran,
perkembangan, interelasi, dan interaksi. Maksudnya, dikaji interelasi dan interaksi dalam
ruang (spatial relationship), dikaji interelasi antara faktor alam dan faktor alam, antara faktor
manusia dan faktor manusia, serta antara faktor alam dan faktor manusia pada ruang tertentu,
dalam hal ini wilayah tertentu di permukaan bumi. Dalam ruang tersebut, faktor manusia
memegang peranan yang terpenting. Sebagaimana dikemukakan oleh Hartshore, geography is

3
that disipline that seeks to describe and intreprest the variable character from place to place of
the earth as world of man.

Selama bagian permukaan bumi itu dianggap penting, ia menjadi objek geografi.
Oleh sebab itu, geografi, baik sebagai bidang studi atau bidang ilmu pengetahuan, tidak
memiliki sifat dikotomi antara ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan, ilmu
pengetahuan eksakta dan ilmu pengetahuan noneksakta, serta antara ilmu pengetahuan alam
dan ilmu pengetahuan sosial. Berdasarkan cakupan wilayah studinya yang sedemikian luas,
geografi dikatakan sebagai bidang ilmu pengetahuan dari hasil perpaduan berbagai bidang
ilmu pengetahuan (murni terapan, eksaktanoneksakta, alam-sosial). Oleh sebab itu, segala
sifat ilmu pengetahuan dapat dikatakan dimiliki oleh geografi. Geografi dikatakan sebagai
induk ilmu pengetahuan.

sebagaimana dikemukakan oleh Preston R. James “Geografi kadang-kadang disebut


sebagai induk ilmu pengetahuan karena berbagai lapangan dipelajarinya dengan dimulai
melakukan observasi terhadap raut bumi, mengarah pada studi proses-proses spesifik yang
berlaku di suatu tempat tertentu”.

Alasan memberikan sebutan sebagai “induk ilmu pengetahuan” untuk geografi


didasarkan pada perkembangan geografi yang sudah sedemikian lama. Hal ini dimulai sejak
geografi bersifat pemikiran filosofis tentang terjadinya alam semesta beserta kehidupan pada
zaman Heroditus sebelum Masehi.

Sejalan dengan perkembangan pengetahuan manusia tentang lingkungannya serta


sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengertian geografi pun
mengalami perubahan. Pengertian geografi yang semula hanya tulisan atau penggambaran
tentang bumi berubah dan berkembang sebagai bidang disiplin ilmu pengetahuan tersendiri.
Geografi berkembang awalnya dalam bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan
penduduknya, lalu menjadi bidang ilmu pengetahuan yang memiliki objek studi, metode,
prinsip, dan konsep-konsep sendiri. Karena itu, geografi mendapat tempat di tengah disiplin-
disiplin ilmu lainnya.

Jadi, hakikat geografi adalah mempelajari gejala-gejala permukaan bumi secara


keseluruhan dengan memperhatikan tiap-tiap gejala secara teliti (yang merupakan bagian dari
keseluruhan tadi) dalam hubungan interaksi, interelasi, dan integrasi keruangan. Dengan
demikian, geografi modern mulai dengan pengertian-pengertian yang dipersiapkan oleh ilmu-

4
ilmu pengetahuan sistematis tetapi penekanannya tidak pada bidang teoretis secara
terpisahpisah, melainkan dipelajari sebagai variasi wilayah yang berkembang di permukaan
bumi yang merupakan hasil proses operasional perubahan gejalagejala yang bersangkutan
secara komprehensif.

Selanjutnya, apabila studi geografi diamati secara saksama pada setiap bagian-
bagiannya, hal itu akan menampilkan berbagai kesan sehingga menimbulkan aneka ragam
gagasan tentang hakikat geografi (Daljuni N., 1981). Menurut Broek (1980), hakikat geografi
ada enam seperti berikut.

1. Geografi sebagai Ilmu Pengetahuan Biofisik

Pada akhir abad ke-19, ketika ilmu pengetahuan, seperti geologi, meterologi, dan
botani, sudah mengalami perkembangan yang sedemikian pesat, ahli-ahli geografi
terpengaruh dan tertarik mengikuti metode-metode disiplin ilmu-ilmu tersebut. Setelah
geografi masuk kelompok ilmu pengetahuan alam murni, geografi mampu merumuskan
hukum sebab akibat terhadap gejala-gejala dan proses-proses fisik di permukaan bumi secara
general, tetapi tidak memasukkan unsur manusia. Dalam hal ini, banyak ahli geografi hanya
menitikberatkan studinya pada bentang lahan, iklim, dan vegetasi, tetapi mereka
mengabaikan unsur manusia. Sampai saat ini, masih ada kalangan ahli geografi yang
mempertahankan pandangan ini, khususnya mengenai iklim dan bentang lahan sebagai titik
sentral perhatiannya. Dapat diringkas bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan biofisis
apabila yang dipelajari itu hanya geografi fisis dan biotis yang mendasari telaah atas
selukbeluk tanah saja.

2. Geografi sebagai Relasi Hubungan Timbal Balik antara Manusia Alam

Konsep geografi yang masih berlaku di kalangan orang awam adalah menyingkap
bagaimana lingkungan alam berpengaruh terhadap kondisi tingkah laku manusia. Gagasan ini
berasal dari awal abad ke-19 ketika gagasan Darwin mampu menawarkan jawaban-jawaban
tentang evolusi dan variasi masyarakat umat manusia. Adanya gagasan Darwin ini
menyebabkan ahli-ahli ilmu pengetahuan sosial mengembangkan pemikiran tersebut lebih
luas lagi. Sebagai contoh, bagaimana iklim tropis menghalangi kemajuan kebudayaan
masyarakat setempat, sedangkan iklim sedang merangsang perkembangan kebudayaan
masyarakat yang mendiaminya. Pemikiranpemikiran semacam ini sebenarnya bukanlah hal
yang baru (pemikiran ini sudah ada pada zaman Yunani kuno), tetapi pandangan bahwa

5
lingkungan alam memengaruhi kondisi tingkah laku manusia di suatu wilayah merupakan
persoalan di kalangan para ahli geografi. Bentuk pandangan geografi ini masih berurat dan
berakar di Amerika Serikat hingga tahun 1920-an. Walaupun hampir semua ahli geografi
Amerika sudah meninggalkan pandangan ini sejak tahun 1920-an, pandangan kaum
environmentalisme ini masih dapat dijumpai dalam berbagai buku pelajaran di sekolah-
sekolah.

3. Geografi sebagai Ilmu Ekologi Manusia

Keanekaragaman di kalangan pengikut paham determinisme environmentalis


mendefinisikan geografi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan manusia
dengan tempat tinggalnya. Pandangan ini mengakui bahwa manusia bukan semata-mata
hanya bagian dari lingkungan alam yang ada di sekilingnya, tetapi di dalam diri manusia
terdapat kekuatankekuatan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia sendiri. Setiap
masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri yang diwarisi dari nenek moyang mereka,
mempunyai teknologi dan peralatan, dan mempunyai cara-cara atau pandangan untuk
mempertahankan dirinya dari kekuatan-kekuatan alam. Paham ekologi manusia ini
merupakan perbaikan dari paham determinisme environmental. Titik pandang paham ekologi
manusia ini konsentrasinya pada hubungan timbal balik suatu masyarakat tertentu dengan
habitatnya pada wilayah setempat dan mengabaikan interaksi antarwilayah.

4. Geografi sebagai Studi Bentang Lahan

Paham ini bertentangan dengan pendapat kaum environmentalisme yang mengatakan


bahwa alam lebih bersifat pasif dan masyarakat manusia berperan lebih aktif. Suatu
masyarakat mengembangkan tempat tinggalnya dengan cara mengubah bentang alam
menjadi bentang budaya. Jenis dan kualitas perubahan ini tergantung dari tingkat
kebudayaannya. Topik bentang alam yang diajarkan di sekolah-sekolah bertujuan memberi
penjelasan tentang deskripsi kenampakan-kenampakan yang bersifat nyata dari pemakaian
lahan atau tanah sebagai wujud pencerminan aktivitas manusia. Pendekatan geografi sebagai
studi bentang lahan ini sebagaimana pendekatan lain mempunyai beberapa kelemahan. Oleh
sebab itu, tradisi-tradisi geografi selalu harus memperhatikan tipe-tipe ekonomi serta susunan
sosial dan politik pada wilayah-wilayah yang berbeda-beda. Yang harus diperhatikan dalam
paham ini bahwa jangan terlalu melebih-lebihkan pendeskripsian bentang lahan, tetapi
hendaklah lebih banyak ke geografinya, khususnya yang terkait dengan keruangan.

6
5. Geografi sebagai Studi Penyebaran

Pertanyaan yang pertama kali muncul dari seorang ahli geografi apabila bertanya tentang
suatu apa pun adalah di manakah sesuatu itu berada. Penempatan lokasi suatu benda atau
penduduk dalam peta dinyatakan dengan pola-pola penyebarannya. Tidak dapat diragukan,
cara ini efisien untuk mengungkapkan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih.
Akan tetapi, cara ini lebih berarti untuk mengetahui hubungan lebih dari dua variabel.
Geografi dapat didefinisikan sebagai studi penyebaran/distribusi, yaitu letak suatu benda itu
berada. Apakah itu batu-batuan, tumbuhtumbuhan, rumah, penduduk, atau segala sesuatu
yang ada di permukaan bumi? Apakah ahli-ahli geografi memperkirakan bagaimana
menempatkan pola-pola penyebaran benda-benda tersebut? Apakah sebagian atau semuanya?
Bagaimana batas-batasnya dan metode apa yang digunakan? Hal yang penting di sini adalah
objektivitas lokasinya. Lokasi suatu objek adalah suatu atribut dari objek itu sendiri dan
bagaimana legimitasinya berkaitan dengan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Sebagai
perbandingan, bagaimana objek yang sama dipelajari oleh seorang ahli zoologi dengan
seorang ahli geografi. Seorang ahli zoologi dalam mempelajari seekor harimau akan
mengabaikan prosedur-prosedur bagaimana penyebaran harimau atau mengapa
menggerombol di daerah tertentu, sedangkan ahli geografi mempelajari harimau dalam hal
bagaimana pola penyebarannya di suatu wilayah tertentu dan bagaimana hubungannya
dengan wilayah lainnya. Menempatkan penyebaran merupakan salah satu prosedur yang
penting dalam geografi walaupun hal ini bukan tujuan geografi.

6. Geografi sebagai Teori Keruangan Bumi

Dalam perjalanan perkembangan pemikiran geografi dari waktu ke waktu, muncullah


gagasan-gagasan agar ilmu geografi semakin bersifat ilmiah. Ahli-ahli rasionalis pada abad
ke-18 dan akhir abad ke-19 serta ahli environmentalisme berpendapat agar geografi dibentuk
dan dimasukkan dalam bidang hukum-hukum atau dalil-dalil geografi dapat diakui secara
ilmiah. Saat ini, ada gerakan-gerakan neorasionalis di kalangan ahli geografi yang
menginginkan geografi dimasukkan dalam kelompok ilmu pengetahuan alam Metode
analisisnya dibantu dengan menggunakan metode kuantitatif dan peralatan komputer yang
sangat canggih serta ditumpang oleh yayasanyayasan, baik yang bersifat nasional maupun
regional yang mendanai guna pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat eksakta.
Geografi selalu menggabungkan deskripsi tempat-tempat tertentu dengan formulasi
konsepkonsep serta prinsip-prinsip, lalu diperkuat oleh fondasi-fondasi teoretis. Oleh karena

7
itu, adanya perkembangan teknik analisis matematika dan komputer yang digunakan untuk
menganalisis penyebaran dan interaksi keruangan yang semakin berkembang dengan pesat
telah terjaring pada konsep-konsep interelasi. Arah perkembangan ini memunculkan
kekhawatiran di kalangan ahli geografi, yakni akan membatasi cakrawala geografi pada
abstraksi ilmu pengetahuan relasi keruangan saja. Pencarian hukum-hukum atau dalil-dalil
yang bersifat umum pada suatu tingkatan abstraksi tinggi akan segera berhadapan dengan
akar geografi, yakni akan menghilangkan atau mengabaikan ruang dan waktu yang
merupakan unsur pokok dalam geografi. Geografi tidak berkaitan dengan hukum universal
keadaan sosial ekonomi manusia yang bertempat tinggal di suatu planet yang gersang.
Geografi apabila diteliti dengan saksama telah memasuki realita lokalisasi pola-pola
akumulasi dari pluralistis sejarah umat manusia yang tampak beraneka ragam yang tersebar
di permukaan bumi. Distribusi tidaklah sesederhana yang ditentukan oleh susunan dalam
suatu sistem fungsional, seperti posisi permata dalam arloji. Penyebarannya terutama
ditentukan oleh hasil proses-proses sejarah masa lampau dan masa kini. Dengan demikian,
teori-teori model keruangan kota-kota atau zona-zona pertanian sangat jelas merupakan
desain dari hasil pemikiran yang logis. Selanjutnya, dengan semakin banyaknya data
kuantitatif yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, terutama yang tersedia di negara-
negara maju, sekurang-kurangnya satu abad terakhir, ahli-ahli teoretis cenderung akan
mengembangkan modelmodel yang berasal dari fakta-fakta here and now yang tampaknya
mengabaikan aspek waktu-waktu lampau dan aspek kebudayaan lain. Jelas model-model
seperti ini bertentangan dengan akar studi geografi yang ruang dan waktu merupakan salah
satu unsur pokok dalam geografi.

2.2Prinsip Geografi

Prinsip geografi adalah dasar untuk menjelaskan berbagai fenomena geografi. Berikut


adalah penjelasan mengenai dasar-dasar prinsip geografi beserta pengertian ilmu geografi dan
kaitanya dengan negara Indonesia, Untuk lebih jelasnya sima pembahasa dibawah ini

Prinsip geografi terdiri dari 4 macam, yaitu prinsip persebaran, interalasi, deskripsi dan
kronologi (keruangan). Berikut penjelasann lengkapnya.

8
a. Prinsip Persebaran

Bahwa gejala atau fenomena geografi ada dimana-mana dan tersebar dipermukaan
bumi. Gejala/fennomena geografi tersebut bisa berupa fenomena fiisik atau fenomena sosial
yang persebarannya tak merata dipermmukaan buumi. Misalnya, keadaan sumber air tanah
tidak dijumpai pada semua tempat atau kemacetan lallu lintas juga tidak dijumpai disetiap
tempat.oleh sebab itu untuk mengamati gejala dan fenomena tersebut diperlukan alat bantu
misalnya peta.

Tujuan lain penggunaan prinsip penyebaran mampu mengungkap hubungan antara


satu fennomena dengan fenomena lainya dengan menyeluruh. Selain adanya prinsip distribusi
bisa digunakan untuk meramalkan keadaan dimasa yang dating.

Contoh prinsip distribusi (penyebaran) : Persebaran flora dan fauna di Indonesia, Persebaran
potensi air yang berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya.

b. Prinsip Interalaasi

Adanya hubungan saling keterkaitan antar gejala alam dalam ruang. Hubungan saling
keterkaitan itu bisa terjadi antar fenomena fisik dan fenomena social. Misalnya, terjadi banjir
diwilayah hilir adalah salah satu penyebab rusaknya hutan di wilayah hulu akibat perilaku
manusia.

Contoh prinsip interelasi (keterkaitan) : Penduduk pesisir pantai banyak yang menjadi
nelayan sebab dekat dengan wilayah lautan.

c. Prinsip deskripsi

Penjelasan tentang adanya gejala fenomena geografi. Persebaran dan hubungan gejala
atau fenomena geografi bisa diungkapkan antara lain pada bentuk data, grafik, dan peta.
Ketiga bentuk pengungkapan fenomena itu akan lebih jelas jika diberikan pemaparan atau
penjelasan dengan mmemakai rangkaian kalimat.

Contoh prinsip deskripsi (penggambaran) : Angka pengangguran pada provinsi Jawa Timur,
Grafik peta lempeng tektonik dunia, Peta wilayah lautan pada kawasan Asia Tenggara,
Gambar persebaran curah hujan dinegara Indonesia

9
d. Prinsip Korologi

Pengkajian gejala maupun fenomena geografi secara menyeluruh atau komprehensif


dalam ruang tertentu (spatial). Dalam prinsip korologi tiap gejala ataupun fenomena geografi
dikaji melalui cara memadukan prinsip-prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Hasil
pengkajian melalui prinsip korologi menunjukkan bahwa adanya perbedaan-perbedaan
gejala fenomena serta fakta antar wilayah. Oleh sebab itu, akan memberikan corak tertentu
hingga tampak adanya kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.

Contoh prinsip krologi (gabungan) : Guna meneliti masalah pada suhu udara maka harus
diteliti mengenai perbedaan suhu udara pada perdesaan dan perkotaan, penyebab akan
timbulnya perbedaan beserta pengaruh banyaknya pepohonan di desa pada suhu udara di
wilayah pedesaan dibanding perkotaan.

Berbagai fenomena geosfer bisa dikaji dalam geografi melalui 6 pertanyaan pokok,
yaitu what, where, when, why, who, how. Ke 6 pertanyaan ini dikenal dengan prinsip 5w 1h

a) What guna mengetahui peristiwa apa yang terjadi


b) Where guna mengetahui dimana peristiwa terjadi
c) When guna mengetahui kapan peristiwa terjadi
d) Why guna mengetahui kenapa peristiwa itu bisa terjadi
e) Who guna mengetahui siapa yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi
f) How guna mengetahui bagaimana solusi atas peristiwa yang terjadi
2.3Konsep Esensial Geografi
Konsep Geografi merupakan rancangan ataupun gambaran dari sebuah objek, proses, atau
pula yang berkaitan dengan ilmu geografi. Dan Konsep Geografi juga merupakan unsur yang
terpenting dalam memahami fenomena atau kejadian geografi (alam dan sosial). Penjelasan
lengkap tentang konsep geografi selalu berkaitan dengan persebaran, hubungan, fungsi,
bentuk, pola, sampai proses terjadinya. Dan adapun konsep menurut hasil seminar loka karya
geografi Indonesia atau Semlok IGI di Semarang pada tahun 1988 terdiri dari 10 konsep,
yaitu :

a. Konsep Lokasi
Konsep ini merupakan letak atau tempat dimana copypaste fenomena geografi terjadi.
Konsep ini pula dibagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

10
 Pengertian Lokasi Absolut
Lokasi absolut sendiri merupakan letak atau tempat yang dilihat atau terlihat dari garis
lintang dan garis garis bujur atau garis astronomis. Lokasi ini pula keadaannya tetap dan tidak
dapat berpindah letaknya, di karenakan berpedoman pada garis astronomis pada bumi.
Pebedaan dari garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan
waktu (garis bujur).

Adapun Contoh dari Lokasi Absolut ini, yaitu Indonesia terletak di antara 6 derajat
LU – 11 derajat LS sampai 95 derajat BT – 141 derajat BT. Dari letak absolut(garis
astronomis) ini dapat dipaparkan bahwa lokasi yang paling Utara negara Indonesia terletak di
6 derajat LU yaitu (Pulau Miangas, Sulawesi Utara), lokasi paling selatan terletak di 11
derajat LS yaitu (Pulau Dana, NTT), dst.

 Lokasi Relatif
Lokasi ini merupakan letak atau tempat yang dilihat dari daerah lainnya yang berada
di sekitarnya. Lokasi ini pula dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di
sekitarnya.

Contoh dari Lokasi Relatif yaitu harga tanah di pusat kota yang lebih mahal daripada
harga tanah yang ada di pedesaan, atau Indonesia berada di antara 2 benua dan 2 samudera.
Lokasi Indonesia sendiri menurut lokasi relatifnya, yaitu terletak di antara dua benua yaitu
benua Asia dan benua Australia, serta terletak di antara 2 samudera yaitu Hindia dan Pasifik.
Letak relatif ini pula dapat berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya karena
lokasi relatif pula dapat digambarkan melalu objek-objek yang dinamai oleh manusia
contohnya sendiri ialah penamaan benua, samudera, pulau, laut, dsb.

b. Jarak
Jarak sendiri merupakan ruang atau cela yang dapat menghubungkan antara dua
lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak
juga mempunyai peranan penting di dalam kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik.
Konsep jarak ini pula dapat dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.

11
 Jarak Mutlak
Jarak mutlak merupakan ruang atau sela antara kedua lokasi yang digambarkan atau
dijelaskan melalui ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak
merupakan jarak yang tetap dan tidak bisa berubah-ubah.

Contoh dari jarak mutlak sendiri yaitu Jarak antara Jakarta ke Bandung adalah 150
km. jarak tersebut diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) dan
dihitung dengan satuan ukuran kilometer.

 Jarak Relatif
Jarak relatif ini merupakan ruang atau sela antara kedua lokasi yang dinyatakan dalam
lamanya perjalanan atau waktu.

Contoh jarak relatif yaitu jarak antara Jakarta ke Bandung dapat kita ditempuh dalam
waktu 2 jam melewati Tol Purbaleunyi. Tentu jarak relatif ini akan jauh berbeda apabila
keadaan jalan tol yang sedang macet atau perjalanan ke Bandung tidak melewati jalan tol.

c. Morfologi
Morfologi merupakan konsep yang menjelaskan tentang struktur luar dari batu-batuan
yang tersusun membentuk morfologi permukaan bumi seperti (pantai, dataran rendah, dataran
tinggi, pegunungan, lembah, dsb).

Contoh : Jakarta merupakan dataran rendah sedangkan Bandung merupakan dataran tinggi.

d. Keterjangkauan
Keterjangkauan merupakan jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu
wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya dengan copypaste tergantung pada jarak
tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang.

Contoh : Pusat perbelanjaan itu terletak di pusat kota agar mudah dicapai oleh warga

e. Pola
Pola merupakan bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di
permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.

12
Contoh : Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai
rectangular.

f. Aglomerasi
Aglomerasi merupakan adanya suatu fenomena yang terkelompok menjadi satu
bentuk atau struktur.

Contoh : Pasar Senen, pasar minggu, pasar rebo adalah pengelompokan tempat berjualan
berdasarkan hari pasaran.

g. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan ini merupakan konsep yang sangat berkaitan dengan nilai guna dari
suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan
suatu wilayah.

Contoh : Pulau Madura yang panas dan tanah yang tidak subur sangatlah tidak cocok sebagai
lahan pertanian, akan tetapi dari lokasi geografisnya banyak dijadikan sebagai kawasan
tambak garam.

h. Interaksi/Interpendensi
Interaksi/Interpendensi merupakan konsep yang menunjukkan keterkaitan dan
ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.

Contoh : Desa merupakan pemasok tenaga kerja dan kota sebagai pemasok bahan produksi
untuk desa.

i. Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal sendiri merupakan konsep yang membandingkan antara dua
wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain
karena pada tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing.

Contoh : Di dearah pantai penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan, namun di daerah
pegunungan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.

13
j. Keterkaitan Ruang
Keterkaitan ruang sendiri merupakan konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan
antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah.

Contoh dari konsep keterkaitan ruang adalah sebagai berikut:

1. Lalu-lintas di sekitar Jakarta selalu macet karena adanya mobilitas penglaju (pekerja)
yang rumahnya di pinggiran Jakarta (Bodetabek) tetapi bekerja di Jakarta.
2. Kabut asap yang melanda Singapura adalah hasil dari pembakaran lahan di Riau,
Palembang, dan sekitarnya yang terbawa angin.
3. Gaya bicaya dari Pak Ruhut asal Medan lebih copypaste, tegas, keras, dan galak.
Sangat Berbeda dengan gaya bicara Pak Joko asal Solo yang lemah lembut dan sopan. Sekian
pembahasan tentang Konsep geografi semoga dapat membantu dan menambah wawasan kita
semua.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat geografi adalah mempelajari gejala-gejala permukaan bumi secara keseluruhan
dan memperhatikan tiap-tiap gejala secara teliti dalam hubungan interaksi, intelerasi, dan
integrasi keruangan. Hakikat geografi menurut Broek (1980) ada enam ,yakni ; sebagai ilmu
pengetahuan biofisik, sebagai relasi hubungan timbal balik antara manusia alam, sebagai ilmu
ekologo manusia, sebagai studi bentang lahan,studi penyebaran, teori keruangan bumi.
Prinsip geografi terdiri dari empat yakni; prinsip persebaran, prinsip interalasi, prinsip
deskripsi, prinsip korologi. Konsep esensial geografi merupakan rancangan ataupun
gambaran dari sebuah objek,proses atau pula yang berkaitan denagn ilmu geografi.
3.2 Saran
Dengan mempelajari tentang konsep-konsep dasar ilmu geografi, maka diharapkan kita
sebagai manusia yang juga sekaligus merupakan objek material dari ilmu geografi sudah
seharusnya untuk lebih menjaga dan melestarikan lingkungan kita. Tidak hanya lingkungan
biosfer akan tetapi juga lingkungan atmosfer, hidrosfer, maupun antroposfer. Setidaknya
mulai dari hal yang kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi polusi
udara, mengurangi penggunaan alat-alat kosmetika, dll. Karena kalau bukan manusia itu
sendiri yang menjaga dan melestarikan lingkungan, siapa lagi yang bisa diharapkan. Bumi
dan segala isinya telah diciptakan sedemikian rupa, tinggal bagaimana manusia itu sendiri
yang berusaha sebaik-baiknya untuk manjaga dan melestarikannya

15
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ut.ac.id/4090/1/PSOS4103-M1.pdf

https://rumus.co.id/prinsip-geografi/

https://dedisasmito.wordpress.com/konsep-esensial-geografi/

16

Anda mungkin juga menyukai