Anda di halaman 1dari 7

HAKEKAT DAN PERKEMBANGAN GEOGRAFI

SMA ANUGERAH HARAPAN BANGSA


SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Nama kelompok:
Kelas: X-2IPS
 Mechael wang
 Timotius simanjuntak
 Caroline khan
 Daeven
 Jennes engal
 Veviana sinaga
 Viviana angela
A. Hakikat dan perkembangan geografi
Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien yang
artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang
ada di permukaan bumi. Beberapa definisi Geografi yang dikemukakan para ahli geografi, antara
lain:
Definisi 1 : Bintarto (1977)
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi,
menganalisis gejala-gejala alam, dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsurunsur bumi dalam ruang dan waktu. Di sini
dijelaskan bahwa geografi tidak hanya mempelajari alam (bumi) beserta gejala-gejalanya, tetapi
geografi juga mempelajari manusia beserta semua kebudayaan yang dihasilkannya.
Definisi 2 :
Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun
1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi
tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji
lebih jauh, di antara pandangan para ahli
tersebut tampak ada kesamaan titik pandang.
Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1. bumi sebagai tempat tinggal;
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan4
4. pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

https://dedisasmito.wordpress.com/bahan-ajar-2/bahan-ajar/
B. Sejarah Perkembangan Geografi
By edufuniaOn 04/03/2018In Sumber BelajarLeave a Comment on Sejarah Perkembangan
Geografi. Istilah geografi kali pertama diperkenalkan seorang ahli filsafat dan astronomi terkenal
yang bernama Eratosthenes (276–194 SM). Menurutnya, geografi berasal dari kata Geographika
yang berarti tulisan atau deskripsi tentang Bumi. Pada masa itu, ilmu geografi pada umumnya
menceritakan berbagai tempat di permukaan Bumi sebagai hasil penjelajahan ke berbagai penjuru
dunia yang dikenal dengan aliran Logografi. Selain memperkenalkan istilah Geographika,
Eratosthenes juga merupakan orang pertama yang berhasil menghitung keliling Bumi secara
matematis. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan panjang busur dua kota di Mesir, yaitu
Alexandria (Iskandariyah) dan Seyne (Aswan) dengan panjang keliling Bumi secara keseluruhan.
Adapun dari hasil pengamatannya, Eratosthenes memperkirakan panjang keliling Bumi adalah
252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil pengukuran Eratosthenes ini pada akhirnya menjadi
dasar dalam pembuatan globe pertama yang dikembangkan Crates (150 SM). Bentuk globe
pertama buatan Crates tentunya masih sangat sederhana. Pengertian geografi ini terus mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan pemikiran, pemahaman, dan
penelaahan manusia. Seorang ahli astronomi dan matematika bernama Claudius Ptolemaeus (87–
150 M) dalam bukunya yang berjudul Geograpike Unphegesis mengemukakan bahwa geografi
merupakan suatu penyajian melalui peta dari sebagian wilayah permukaan Bumi yang
menunjukkan ketampakan secara umum. Menurut Ptolemaeus geografi berbeda dengan
Chorografi, karena chorografi lebih mengutamakan ketampakan asli dari suatu wilayah bukan
terletak pada ukurannya (bersifat kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang
bersifat kuantitatif. Sumbangan Ptolemaeus yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu
geografi yaitu dalam bidang pemetaan (kartografi). Selain itu Ptoleumaeus dianggap sebagai
peletak dasar ilmu geografi. Tokoh lain yang sangat dalam pengembangan kajian ilmu geografi
adalah Bernhardus Varenius (1622–1650). Dalam bukunya yang berjudul Geographia Generalis,
Varenius mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya bidang kajian geografi dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Geografi Umum
Bagian terestrial, yaitu pengetahuan tentang Bumi sebagai keseluruhan bentuk dan
ukurannya. Bagian falakiah, yaitu bagian yang menelaah relasi Bumi dengan planet serta bintang-
bintang di jagat raya. Bidang komparatif, yaitu deskripsi mengenai Bumi secara lengkap. Dalam
hal ini meliputi letak relatif dari berbagai tempat di permukaan Bumi serta prinsip-prinsip
pelayaran samudra
b. Geografi Khusus
Aspek langit, yaitu aspek yang secara khusus mempelajari keadaan iklim. Aspek
permukaan Bumi, (litosfer) yaitu aspek yang mem pelajari mengenai relief atau bentuk muka bumi,
flora serta fauna di berbagai wilayah di permukaan Bumi. Aspek manusia, yaitu aspek yang
mempelajari aspek penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai wilayah. Geografi
khusus ini kemudian berkembang menjadi geografi regional yang membahas berbagai wilayah di
permukaan Bumi. Perkembangan ilmu geografi juga dipengaruhi oleh adanya pemikiran yang
beraliran fisis determinis. Kelompok ini berpendapat bahwa keadaan alam suatu wilayah sangat
menentukan sifat, karakter, dan pola hidup penduduk yang menempati daerah tersebut. Beberapa
ahli geografi yang beraliran fisis determinis antara lain Karl Ritter, Friederich Ratzel, dan Elsworth
Huntington.
Faham determinis banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi
dalam perkembangan makhluk hidup. Sebagai contoh, Ratzel (Jerman) menganggap negara
sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangannya memerlukan makanan,
minuman, dan ruang bagi kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan, suatu negara pada umumnya
akan mencari dan menguasai wilayah-wilayah lain di sekitarnya, terutama wilayah yang lemah.
Huntington (USA) berpendapat bahwa kondisi iklim suatu wilayah sangat menentukan tingkat
kemajuan sosial budaya penduduknya. Faham fisis determinis ini banyak ditentang oleh kelompok
yang beraliran Posibilisme. Menurut kelompok posibilisme, yang sangat menentukan kemajuan
suatu wilayah adalah tingkat kemampuan penduduk, sedangkan alam hanya memberikan
kemungkinan- kemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.Tokoh
utama aliran ini adalah Paul Vidal de La Blache (Prancis).
https://www.edufunia.com/2018/03/sejarah-perkembangan-geografi/

C. aliran-aliran geografi Sejarah Perkembangan Geografi


a. Aliran Inklusionisme
Belajar biologi – artinya mempelajari segala pembahasan masalah tentang manusia kenyataan
bahwa manusia bagian dari alam. Tinjauan secara jasmaniah, manusia bagian dari bioma. Bioma
adalah dunia tetumbuhan (flora) dan dunia hewan (fauna), sedang perilaku manusia ada sifat nabati
(botani behaviour) dan sifat hewan (animal behavior). Faham yang menganut – manusia berada di
dalam alam disebut Inklusionisme. Jadi faham inklusionisme adalah faham dari biologi.
b. Aliran Eksklusionisme
Belajar geografi – diperhadapkan dengan analisis masalah yang menyangkut manusia dan alam.
Manusia berada di luar alam. Alam dipandang sebagai lawan maupun sebagai kawan – artinya
alam dapat ditundukkan (lawan) demi mencapai kesejahteraan hidup; alam juga dapat diajak untuk
menyesuaikan kemauan manusia (kawan), maupun manusia itu beradaptasi (menyesuaikan diri)
dengan alam. Faham yang memandang manusia dapat berdampingan dengan alam; manusia
berada di luar alam disebut faham Eksklusionisme. Jadi geografi menganut faham eksklusionisme.
c. Aliran Determinisme
Geograf Jerman bernama FRIEDRICH RATZEL (abad 19), memperkenalkan kata
determinisme alam. Faham determinisme dikembangkannya disebut ANTHROPOGEOGRAPIE.
Pengertian determinisme dalam studi geografi – hidup manusia di permukaan bumi dipengaruhi
dari faktor cuaca, iklim, ketersediaan air, jenis tanah, batuan, flora dan fauna. Faham determinisme
alam maupun faham determinisme geografi termasuk dalam Environmentalisme (lingkungan),
karena berbagai kegiatan manusia banyak ditentukan langsung biofisis (kondisi flora dan kondisi
fauna dan kondisi udara, tanah, morpologi).
d. Aliran Possibilisme
PAUL VIDAL de La BLANCH (geograf Perancis) mengembangkan faham possibilisme. Faham
possibilisme ini muncul sebagai suatu reaksi atas faham aliran geografi determinisme alam dari
RATZEL. Faham possibilisme ini memperlihatkan bahwa alam tidak menentukan budaya
manusia. Alam hanya sekedar menawarkan berbagai kemugkinan dan batas-batas untuk lahirnya
suatu budaya, dan manusia bebas untuk memilih.
e. Aliran Environmentalisme
JEAN BODIN (filsuf – politikus Perancis 1530-1596) mengembangkan faham
environmentalisme. Faham environmentalisme tidak saja dikembangkan para geograf melainkan
turut diikuti para filsuf dan politikus. Faham environmentalisme juga dikembangkan seperti
MONTESQUIEU (filsuf Perancis dan tokoh Geografi agama) yang mengagumi peran topografi
terhadap suatu Negara.
https://trahmawana.blogspot.com/2013/11/perkembangan-dan-pengertian-ilmu.html
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………
Daftar Isi …………………………………………………

Hakikat dan perkembangan geografi ………………….1

A. Pengertian geografi………………………………...1

Sejarah geografi …………………………………………...2


A. Geografi umum…………………………………….4
B. Geografi khusus……………………………………4
Aliran-aliran geografi…………………………………….4
A. Aliran Inklusionisme………………………………4
B. Aliran Eksklusionisme…………………………….5
C. Aliran Determinisme……………………………….5
D. Aliran Possibilisme………………………………….5
E. Aliran Environmentalisme………………………....5

Anda mungkin juga menyukai