Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN

CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA


DENPASAR

1Grace Pandiangan, 2Ari Wibawa, 3Indah Adiputra, 4 I Putu Gede Adiatmika


1,2
Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3,4
Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
pandiangan1993@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan getaran mekanis mesin gerinda
dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik cross sectional purposive
sampling dengan 95 responden. Pengukuran getaran mesin gerinda menggunakan alat
vibration meter dan pengukuran keluhan CTS dengan Phalen test. Berdasarkan
penelitian ini, didapatkan hasil p = 0,007 < α = 0,05 dengan uji chi square yang
menandakan adanya hubungan yang signifikan antara getaran mekanis dengan keluhan
CTS. Keeratan hubungan diuji dengan spearman rho sehingga didapatkan hasil r =
0,313 yang menandakan hubungan yang cukup kuat. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah adanya hubungan yang cukup kuat antara getaran mekanis mesin gerinda dengan
keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar.

Kata kunci: getaran mekanis, mesin gerinda, bengkel las, carpal tunnel syndrome

CORRELATION BETWEEN MECHANICS VIBRATION OF GRINDER


MACHINE AND CARPAL TUNNEL SYNDROME CASE FOR WELDING
WORKER AT DENPASAR

ABSTRACT

The objective of this research is to know the correlation between the mechanic vibration
of grinder and the complaints of Carpal Tunnel Syndrome from the welding workers in
Denpasar. This research is an observational analytic cross sectional purposive sampling
research with 95 respondents. The grinding machine vibration is measured using
vibrationmeter and the CTS complaint is measured using Phalen test. From this
research, the result of p = 0,007 < α = 0,05 with the chi square test that shows a
significant link between the mechanic vibration and the CTS complaints. The strength
of the link is tested with spearman rho, the result of r = 0,313 which is quite strong. The
conclusion of this research is derived firm the causality of mechanical vibration from
grinding machine with the complaints of CTS on welding worker in Denpasar.

Keyword: mechanic vibrations, grinding machine, welding, carpal tunnel syndrome


PENDAHULUAN Syndrome akibat getaran mekanis mesin
gerinda.
Perkembangan pembangunan
nasional sedang melaju pesat CTS merupakan entrapment
menyesuaikan dengan kebutuhan neuropathy yang terjadi akibat adanya
masyarakat. Hal ini diimbangi penekanan nervus medianus pada saat
penggunaan alat kerja yang berperan melalui terowongan karpal di
penting dalam hal efiensi dan efektivitas pergelangan tangan tepatnya di bawah
dalam melakukan pekerjaan. fleksor retinaculum6.

Peralatan kerja yang menunjang Meningkatnya volume


pekerjaan dalam bidang konstruksi terowongan karpal dipengaruhi oleh
salah satunya adalah mesin gerinda. gerakan yang berulang dengan kontraksi
Mesin gerinda merupakan alat yang sangat kuat, tekanan mekanis, sikap
umum digunakan oleh pekerja bengkel kerja kaku dan aneh, getaran setempat
las. Namun mesin gerinda merupakan dan penggunaan sarung tangan sempit
salah satu alat yang menghasilkan dingin. Hal ini akan menyebabkan
getaran mekanis melebihi nilai ambang peradangan tendon pada sendi dan bursa
batas yang ditentukan oleh yang akan menekan nervus medianus
PER.13/MEN/X/2011 yaitu sebesar 4 dan menimbulkan manifestasi klinis
m/s2 5. seperti nyeri, terdapat kelemahan dan
gangguan fisik9.
Pekerjaan yang dilakukan di
bengkel las berupa memotong benda Penelitian tentang keluhan
kerja, meratakan dan membelah benda Carpal Tunnel Syndrome sudah pernah
kerja, mengasah benda kerja dan diteliti sebelumnya. Namun di Bali
membentuk benda kerja seperti khususnya Denpasar belum pernah
merapikan hasil pemotongan7. Alat dilakukan penelitian tentang keluhan
kerja yang umum digunakan oleh Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja
pekerja bengkel las adalah mesin bengkel las. Sehingga peneliti tertarik
gerinda. Pekerja bengkel las beresiko mengambil judul tentang “Hubungan
mengalami keluhan Carpal Tunnel Getaran Mekanis Mesin Gerinda dengan
Keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada yang terkumpul kemudian di analisis
Pekerja Bengkel Las di Kota Denpasar.” dengan dua cara yaitu analisis univariat
dan analisis bivariat. Analisis univariat
digunakan untuk mendeskrispsikan
BAHAN DAN METODE setiap variabel. Analisis bivariat

Jenis penelitian ini bersifat digunakan untuk mengetahui kuat

observasional analitik. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan

waktunya termasuk dalam penelitian terikat yang menggunakan uji statistik

cross sectional. Penelitian dilakukan di yaitu chi square dengan p < 0,05 dan uji

bengkel las yang berada di Kota spearman rho.

Denpasar.

Populasi dalam penelitian adalah HASIL


pekerja bengkel las yang menggunakan
Hasil analisis univariat
mesin gerinda di Kota Denpasar.
menggunakan analisis deskriptif untuk
Sampel penelitian diambil dengan
menggambarkan karateristik responden
teknik Non Probability Sampling
berdasarkan variabel. Hasil analisis
dengan metode purposive sampling.
bivariat dengan uji chi square dan uji
Sehingga besar sampel diperoleh 95
spearman rho. Berikut adalah tabel
orang.
karateristik responden dan hubungan
Variabel bebas dalam penelitian antara variabel .
ini adalah intensitas getaran mekanis
Tabel 1. Karateristik responden
mesin gerinda. Variabel terikat dalam
berdasarkan umur dan Hubungan umur
penelitian ini adalah keluhan CTS.
dengan keluhan CTS pada pekerja
Variabel kontrol dalam penelitian ini
bengkel las di Kota Denpasar.
adalah umur, masa kerja, lama kerja,
aktivitas olahraga, dan pengunaan Alat Keluhan CTS
Umur Total p
Pelindung Diri (APD). Ya Tidak

Data primer diperoleh dari hasil 20 – 30


41 10 51
Tahun
wawancara terstruktur dengan 0,623
31 – 40
menggunakan kuesioner, pengamatan 33 11 44
Tahun
secara langsung, serta pengukuran. Data
Berdasarkan Tabel 1. hubungan yang lemah antara masa kerja
menunjukkan bahwa sebanyak 41 dan keluhan CTS pada pekerja bengkel
responden mengalami keluhan CTS las di Kota Denpasar.
adalah responden yang berumur 20 – 30
Tabel 3. Karateristik responden
tahun. Hasil uji statistik menggunakan
berdasarkan lama kerja dan Hubungan
uji chi square menghasilkan nilai p =
lama kerja dengan keluhan CTS pada
0,623 > α = 0,05 yang artinya tidak ada
pekerja bengkel las di Kota Denpasar.
hubungan antara umur dan keluhan CTS
pada pekerja bengkel las di Kota
Denpasar. Lama Keluhan CTS
Total p
Kerja Ya Tidak
Tabel 2. Karateristik responden
≤4
berdasarkan masa kerja dan Hubungan 16 7 23
Jam
masa kerja dengan keluhan CTS pada 0,266
>4
58 14 72
pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Jam

Keluhan Berdasarkan Tabel 3.


Masa CTS
Kerja
Total r p menunjukkan bahwa sebanyak 58
Ya Tidak
responden mengalami keluhan CTS
1–5
Tahun
7 6 13 adalah responden yang memiliki lama

6 – 10 39 11 50
kerja lebih dari 4 jam. Hasil uji statistik
0,237 0,048
Tahun menggunakan uji chi square
> 10 28 4 32 menghasilkan nilai p = 0,266 > α = 0,05
Tahun
yang artinya tidak ada hubungan antara
umur dan keluhan CTS pada pekerja
Berdasarkan Tabel 2.
bengkel las di Kota Denpasar.
menunjukkan bahwa sebanyak 39
responden mengalami keluhan CTS Tabel 4. Karateristik responden
adalah responden dengan masa kerja 6 – berdasarkan melakukan olahraga dan
10 tahun. Hasil uji statistik Hubungan melakukan olahraga dengan
menggunakan uji chi square keluhan CTS pada pekerja bengkel las
menghasilkan nilai p = 0,048 < α = 0,05 di Kota Denpasar.
dengan nilai r = 0,237 yang artinya ada
Keluhan uji chi square menghasilkan nilai p =
Melakukan CTS
Olahraga
Total P 0,046 < α = 0,05 dengan nilai r = 0,211
Ya Tidak yang artinya ada hubungan yang lemah
Ya 44 16 60 antara menggunakan APD dan keluhan
0,204
Tidak 30 5 35 CTS pada pekerja bengkel las di Kota
Denpasar.
Berdasarkan Tabel 4.
Tabel 6. Karateristik responden
menunjukkan bahwa sebanyak 44
berdasarkan intensitas getaran dan
responden mengalami keluhan CTS
Hubungan intensitas getaran dengan
adalah responden yang melakukan
keluhan CTS pada pekerja bengkel las
olahraga. Hasil uji statistik
di Kota Denpasar.
menggunakan uji chi square
Keluhan
menghasilkan nilai p = 0,204 > α = 0,05 Intensitas CTS Total r p
Getaran
yang artinya tidak ada hubungan antara Ya Tidak
umur dan keluhan CTS pada pekerja ≤ 4 m/s2 4 6 10
0,313 0,007
bengkel las di Kota Denpasar. > 4 m/s2 70 15 85

Tabel 5. Karateristik responden


berdasarkan menggunakan APD dan Berdasarkan Tabel 6.
Hubungan menggunakan APD dengan menunjukkan bahwa sebanyak 70
keluhan CTS pada pekerja bengkel las responden mengalami keluhan CTS
di Kota Denpasar. adalah responden dengan terkena
intensitas getaran lebih dari 4 m/s2.
Menggu Keluhan
nakan CTS Total r p Hasil uji statistik menggunakan uji chi
APD Ya Tidak square menghasilkan nilai p = 0,007 < α
Ya 24 12 36 = 0,05 dengan nilai r = 0,313 yang
0,211 0,046
Tidak 50 9 59 artinya ada hubungan yang cukup kuat
antara intensitas getaran dan keluhan
Berdasarkan Tabel 5. CTS pada pekerja bengkel las di Kota
menunjukkan bahwa sebanyak 50 Denpasar.
responden mengalami keluhan CTS
Tabel 7. Karateristik responden
adalah responden yang menggunakan
berdasarkan keluhan Carpal Tunnel
APD. Hasil uji statistik menggunakan
Syndrome pada pekerja bengkel las di Berdasarkan hasil penelitian ini,
Kota Denpasar. diperoleh nilai p = 0,623 > α = 0,05
yang menunjukkan bahwa tidak ada
Carpal
Tunnel Frekuensi Persentase hubungan yang signifikan antara umur
Syndrome dengan keluhan CTS. Keluhan CTS
Ya 74 77,9% yang dialami pada usia dibawah 30
Tidak 21 22,1% tahun banyak yang disebabkan oleh
faktor pekerjaan. Pekerja yang bekerja
Berdasarkan Tabel 7. dengan tekanan biomekanik berulang
menunjukkan bahwa terdapat 74 pada tangan atau pergelangan tangan
responden yang mengalami keluhan setiap hari berpotensi mengalami
CTS dan terdapat 21 responden yang keluhan CTS pada usia muda2.
tidak mengalami keluhan CTS.
Penelitian ini, menunjukkan
bahwa dari 13 responden dengan masa
DISKUSI kerja 1 – 5 tahun terdapat 7 orang
Berdasarkan hasil penelitian ini, (53,8%) yang mengalami keluhan CTS
responden yang berjumlah 95 orang dan yang tidak mengalami keluhan CTS
memiliki karakteristik umur yang sebanyak 6 orang (46,2%). Responden
bervariasi. Hasil penelitian dengan masa kerja 6 – 10 tahun
menunjukkan bahwa dari 51 orang berjumlah 50 orang terdapat 39 orang
responden yang berumur 20 – 30 tahun, (78,0%) yang mengalami keluhan CTS
responden yang mengalami keluhan dan 11 orang (22,0%) yang tidak
CTS sebanyak 41 orang (80,4%) dan mengalami keluhan CTS. Responden
yang tidak mengalami keluhan CTS dengan masa kerja lebih dari 10 tahun
sebanyak 10 orang (19,6%). Responden berjumlah 32 orang terdapat 28 orang
yang berumur 31 – 40 tahun berjumlah (87,5%) yang mengalami keluhan CTS
44 orang dengan yang mengalami dan yang tidak mengalami keluhan CTS
keluhan CTS sebanyak 33 orang sebanyak 4 orang (12,5%).
(75,0%) dan yang tidak mengalami
Berdasarkan hasil penelitian ini,
keluhan CTS sebanyak 11 orang
diperoleh nilai p = 0,048 < α = 0,05
(25,0%).
yang menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara masa kerja dengan
keluhan CTS. Keeratan hubungan semakin lama juga sehingga semakin
dinilai dari hasil r = 0,237 yang besar kemungkinan pekerja terkena
menunjukkan hubungan kedua variabel Carpal Tunnel Syndrome1.
tersebut adalah hubungan yang lemah. Berdasarkan penelitian ini,
Semakin lama masa kerja responden yang melakukan olahraga
seseorang maka akan terjadi gerakan berjumlah 60 orang dengan 44 orang
berulang pada pergelangan tangan (73,3%) mengalami keluhan CTS dan
secara terus menerus dalam jangka 16 orang (26,7%) tidak mengalami
waktu yang lama sehingga dapat keluhan CTS. Responden yang tidak
menyebabkan kerusakan jaringan di melakukan olahraga berjumlah 35 orang
sekitar terowongan karpal10. dengan 30 orang (85,7%) mengalami
Berdasarkan penelitian ini, keluhan CTS dan 5 orang (14,3%) tidak
responden dengan lama bekerja dalam mengalami keluhan CTS. Berdasarkan
satu hari adalah kurang dari 4 jam hasil penelitian ini juga diperoleh nilai p
berjumlah 23 orang dengan responden = 0,204 > α = 0,05 yang menunjukkan
yang mengalami keluhan CTS sebanyak tidak ada hubungan yang signifikan
16 orang (69,6%) dan yang tidak antara melakukan olahraga dengan
mengalami CTS sebanyak 7 orang keluhan CTS.
(30,4%) dan yang bekerja lebih dari 4 Responden yang melakukan
jam berjumlah 72 orang dengan olahraga akan mengalami peningkatan
responden yang mengalami keluhan kesegaran tubuh dan tidak mudah
CTS sebanyak 58 orang (80,6%) dan kelelahan. Hal ini disebabkan karena
yang tidak mengalami keluhan CTS pada saat berolahraga tubuh akan
sebanyak 14 orang (19,4%). menghirup oksigen lebih banyak.
Berdasarkan hasil penelitian ini juga Kandungan oksigen yang ada di dalam
diperoleh nilai p = 0,266 > α = 0,05 darah akan membantu pembakaran
menunjukkan tidak ada hubungan yang karbohidrat sehingga tidak ada
signifikan antara lama kerja dengan tumpukan asam laktat dan mampu
keluhan CTS. mengurangi terjadinya penyempitan
Umumnya semakin lama pembuluh kapiler, nyeri otot dan terjadi
seseorang bekerja dengan alat getar pengenduran pada otot11.
maka penekanan saraf medianus akan
Berdasarkan penelitian ini, Untuk mencegah terjadinya
didapatkan hasil responden yang Carpal Tunnel Syndrome dalam
menggunakan APD berjumlah 36 orang ergonomi adalah dengan mengendalikan
dengan responden yang mengalami sikap tubuh, mencegah gerakan
keluhan CTS sebanyak 24 orang berulang, melakukan rotasi pekerja dan
(66,7%) dan responden yang tidak meredam getaran. Salah satu cara untuk
mengalami keluhan CTS sebanyak 12 meredam getaran adalah dengan
orang (33,7%). Responden yang tidak penggunaan sarung tangan. Penggunaan
menggunakan APD berjumlah 59 orang sarung tangan harus disesuaikan dengan
dan terdapat 50 orang (84,7%) yang ukuran tangan dan melindungi bagian
mengalami keluhan CTS serta tangan yang memerlukan3.
responden yang tidak mengalami CTS
Hasil observasi dan pengukuran
sebanyak 9 orang (15,3%).
intensitas getaran menggunakan alat
Penelitian ini juga diperoleh ukur Vibration meter pada pekerja
hasil nilai p = 0,046 < α = 0,05 bengkel las di Kota Denpasar. Diketahui
menunjukkan ada hubungan yang bahwa intensitas getaran mekanis mesin
signifikan antara menggunakan APD gerinda yang diterima oleh pergelangan
dengan keluhan CTS. Keeratan tangan responden yang kurang dari
hubungan dinilai dengan hasil r = 0,211 sama dengan 4 m/s2 berjumlah 10 orang
yang menunjukkan hubungan kedua dengan 4 orang (40,0%) diantaranya
variabel tersebut adalah hubungan yang yang mengalami keluhan CTS dan 6
lemah. orang (60,0%) lainnya tidak mengalami
keluhan CTS. Intensitas getaran
Berdasarkan hasil observasi
mekanis mesin gerinda yang lebih dari
peneliti, tingginya frekuensi responden
sama dengan 4 m/s2 diterima oleh
yang tidak menggunakan Alat
responden sebanyak 85 orang dengan
Pelindung Diri dikarenakan responden
70 orang (82,4%) mengalami keluhan
beranggapan lebih mudah dan nyaman
CTS dan 15 orang (17,6%) tidak
apabila menggerakan tangan tanpa
mengalami keluhan CTS.
menggunakan Alat Pelindung Diri
Berdasarkan penelitian ini juga
seperti sarung tangan.
diperoleh nilai p = 0,007 < α = 0,05
yang menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara intensitas getaran Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja
dengan keluhan CTS. Keeratan bengkel las di Kota Denpasar.
hubungan dinilai dengan hasil r = 0,313
Selain itu, terdapat hubungan
yang menunjukkan hubungan kedua
yang cukup lemah antara masa kerja
variabel tersebut adalah hubungan yang
dengan keluhan CTS dan hubungan
cukup kuat.
yang cukup lemah juga antara
Berdasarkan observasi terhadap menggunakan APD dengan keluhan
pekerja bengkel las di Kota Denpasar, CTS.
banyak mengeluhkan nyeri pada
pergelangan tangan saat bekerja karena
terpapar getaran mekanis mesin gerinda. DAFTAR PUSTAKA

Hal ini didukung dengan penelitian 1. Agustin, Cris PM. 2013. Hubungan
yang mengatakan bahwa intensitas Masa Kerja dan Sikap Kerja
getaran yang melebihi Nilai Ambang dengan Kejadian Sindrom
Batas menyebabkan terjadinya 87,2% Terowongan Karpal pada Pembatik
4
keluhan Carpal Tunnel Syndrome . CV. Pusaka Beruang Lasem.

Intensitas getaran yang melebihi Skripsi. Jawa Tengah : Universitas

Nilai Ambang Batas dan terpapar pada Negeri Semarang.

pekerja bagian produksi pada Industri 2. Harsono, WR. 1995. Carpal Tunnel
Pengolahan Kayu Brumbung Perum Syndrome at Workers Who Were
Perhutani unit 1 Jawa Tengah memiliki Exposed by Repeated
risiko 39 kali mengalami keluhan Biomechanical Pressures at Hand
Carpal Tunnel Syndrome dibandingkan and Wrist in Tire Industry RSIN
dengan pekerja yang tidak terpapar Company.
getaran8.
3. NIOSH. 1997. Occupational
expossure to hand arm vibration, us

SIMPULAN department of health and human


services.
Simpulan dari penelitian ini
adalah terdapat hubungan getaran 4. Pangestuti, Angelia Ayu. 2014.

mekanis mesin gerinda dengan keluhan Faktor yang Berhubungan dengan


Keluhan Carpal Tunnel Syndrome
pada Pekerja Gerinda di PT DOK carpal tunnel syndrome. Am J Ind
dan Perkapalan Surabaya. The Med. 1987;11(3):343–58.
International Journal of
10. Suherman, Bambang, dkk. 2012.
Occupational Safety and Health,
Beberapa Faktor Kerja yang
volume 3, no.1 Jan – Jun 2014: 14
Berhubungan dengan Keluhan CTS
– 24.
pada Petugas Rental Komputer di
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Kelurahan Kahuripan Kota
dan Transmigrasi RI. No: Tasikmalaya. Tasikmalaya;
PER.13/MEN/X/2011. Nilai Universitas Siliwangi.
Ambang Batas Faktor Fisika dan
11. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi:
Faktor Kimia di Tempat Kerja: 8 –
Untuk Keselamatan, Kesehatan
11.
Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
6. Rambe, Aldy S. 2004. Sindrom Uniba Press.
Terowongan Karpal (Carpal
Tunnel Syndrome). FK USU: USU
Digital Library.

7. Riko, Hendra J. 2013. Proses


Produksi Mesin Gerinda Tangan.
Makalah. Malang; Universitas
Katolik Widya Karya Malang.

8. Rusdi, Yusuf. 2007. Hubungan


antara Getaran Mesin pada
Pekerja Bagian Produksi dengan
Carpal Tunnel Syndrome Industri
Pengolahan Kayu Brumbung
Perum Perhutani Unit I. Skripsi.
Jawa Tengah : Universitas Negeri
Semarang.

9. Silverstein BA, Fine LJ, Armstrong


TJ. Occupational factors and

Anda mungkin juga menyukai