Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil produksi


(buah/bunch) yang tonase per ha dan per tahunnya sangat tinggi dibandingkan
dengan tanaman-tanaman lain (dapat mencapai 35 ton TBS/ha/tahun). Oleh
karena itu organisasi atau pekerjaan transportasi di perkebunan kelapa sawit
adalah salah satu pekerjaan yang terpenting/utama.

Pada umumnya pengangkutan buah menggunakan kendaraan truk (dump truck


atau light truck). Namun pada beberapa kasus (terutama kebun di areal gambut)
pengangkutan buah ada yang menggunakan lori yang ditarik oleh lokomotif
langsung dari blok-blok ke pabrik. Beberapa kebun kendaraan pengangkutan buah
disediakan sendiri. Namun ada juga kebun-kebun yang menggunakan kendaraan
sewa seluruhnya untuk pengangkutan buah (pengangkutan oleh kontraktor).

Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas


produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan
kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas
hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS)
yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya
berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang
dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi


CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti
dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa
tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan
pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh
karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
norma-norma yang ada.

1
1.2 Tujuan Penulis
Tujuan dari Kerja Peraktek di pabrik PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II.

A. Mahasiswa dapatmengetahuidanmemahami proses pelaksanaan suatu


kegiatan industri sehingga memliki wawasan dan pengetahuan yang luas
dalam bertindak dan memcahkan masalah secara sistematis dan mandiri.
B. Secara khusus bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan mempelajari
kegiatan proses pengangkutan dan proses Stelirizer (perebusan).
C. Mahasiswa dapat mengetahui system manajemen pada pabrik kelapa
sawit.
D. Mahasiswa dapat mengukur tekanan dan temperatur pada Stelirizer
E. Mahasiswa dapat mengetahui system manajemen pada pabrik kelapa
sawit.

1.2.1Manfaat

Adapun manfaat kerja praktek ini adalah:


1. Mengetahui sistem transportasi TBS.
2. Mengetahui Kapasitas TBS dalam Stelirizer.
3. Dapat mengukur tekanan dan temperatur pada Stelirizer.

1.2.2Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil adalah Mekanisme pengangkutan tandan buah
segar (TBS) dan proses Perebusan dengan sterilizer. Dan menghitung tekanan dan
teperaur pada perebusan tandan buah segar (TBS) pada sterilizer.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Umum Pabrik PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II


Pada umumnya kebun sawit seberang berasal dari Ex perusahaan Belanda
yang bernama Verenigie Deli Mastgohappy (VDC) yang dibuka dan ditanami
kelapa sawit sejak tahun 1923. Luas area kebun sawit seberang 8.245.36 Ha. Pada
Tahun 1928 dibangun pabrik kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
(Kernel).
Mengingat kondisi peralatan pabrik yang sudah dan dalam rangka
mengingatkan kualitas CPO (Crude Palm Oil) maka dibangun pabrik baru dengan
kapasitas terpasang 30 ton/jam yang terletak disebelah timur pabrik lama dan
mulai beroperasi pada tahun 1997.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha


Peningkatan produk barang mentah berupa minyak mentah kelapa sawit
telah membuka peluang usaha untuk pengembangan industri hilir. PKS sawit
seberang bergerak dalam bidang pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi
minyak kelapa sawit mentah dan inti (Kernel).

2.3 Lokasi Usaha


PKS sawit seberang merupakan salah satu milik PTP Nusantara II Tanjung
Morawa yang terletak di Kecamatan Sawit Seberang. Kabupaten Langkat yang
berjarak 78 KM dari Kota Medan Provinsi Sumatra Utara.

2.4 Daerah Pemasaran


PKS Sawit Seberang memasarkan hasil produknya di PT.Muslim Mas,
PT.MNA, PT.PHPO, PT.Best.

2.5 Sistem Manajemen


Perusahaan PT. Perkebunan Lembah Bhakti,Tbk sangat memperhatikan
dan mempertimbangkan dan menerapkan sistim K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja). Hal ini berdasarkan kebijakan pemerintah mengenai SMK3 (Sistim
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ). Terbukti untuk kedua kali nya PT.
Perkebunan Lembah Bhakti, Aceh Singkil.
2.5.1 Kewajiban Penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri)
Menjaga berbagai kemungkinan kecelakaan maka setiap orang yang
berada di lokasi perusahaan wajib menggunakan alat perlindungan diri, seperti.
1. Safety helmet (helm).
2. Safety shoes (Sepatu)

3
3. Safety plug (Perlindungan telinga)
4. Eye Glasses (kaca mata).
5. Masker
Alat perlindungan diri seperti di atas merupakan alat perlindungan diri
yang umum harus di pakai .Adakalanya pada tempat dan situasi khusus parsa
pekerja harus menggunakan alat perlindungan diri tambahan atau khusus seperti
pada saat pekerja pada bagian chemical plant para pekerja harus menggunakan
pakaian khusus,perlindungan kepala dan wajah khusus,sarung tangan dan lain-
lain.
2.5.2. Manajemen Peraturan Dan Lokasi Kerja
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman ,efisien dan produktif
maka di buat beberapa peraturan yang dilakukan pada lokasi kerja . dalam
perusahaan PT.Perkebunan Nusantara II terutama pada bagian proses produksi
berlangsung di berlakukan beberapa peraturan yang dapat dilihat pada
penempatan beberapa tanda himbauan dan laramgan yang harus di ikuti ,seperti:
Arus Tegangan Tinggi, jalur untuk alat-alat berat,daerah yang dilarang untuk
dimasuki, daerah wajib memakai masker, awas benda jatuh dari atas,awas api,
dilarang merokok,serta simbol dan tanda lain nya.

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organsasi merupakan susunan yang menjelaskan secara rinci
jabatan,fungsi serta wewenang masing-masing devisi dalam suatu organisasi.
Dimana struktur organisasi ini pada dasarnya alat untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan sebaik-baiknya sehingga terciptanya suatu organisasi yang
dapat digerakkan sesuai satu kesatuan.

Adapun struktur organisasi pada PT.Perkebunan Nusantara II,dapat dilihat pada


gambar 2.6

4
CMANAGER
T. ZAHRIAL FAUZA, ST
KEPALA TATA USAHA
IMRAN SAKTI HARAHAP, SE
CMASKEP
HENRY SITANGGANG, ST

AST. LAB AST. AST.


AST. BENGKEL PENGOLAHAN 1 PENGOLAHAN 2
Abd. RAUF
MUTAHAR A.R RAMADAN, AZIZUL ADYAN,
PASARIBU, ST
SST SST

MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR


E. RAMBE ANITA DK RAMALI MISARUDDIN HSB
( 22 orang ) MORA ( 32 Orang ) ( 34 Orang )
( 29 orang )

MANDOR
JONI S. PAKPAHAN
( 9 orang ) KRANI KDTP/KRANI
ADMI
( 2 Orang )
MANDOR
RAHMAN SUHEDI
( 5 orang )

Gambar struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II

5
2.6.1 Jam Kerja
PT. Perkebunan Nusantara II menerapkan dua jenis jam kerja yaitu (hasil
wawancara):
1. Day Time
Berlaku untuk jam kerja tetap, tenaga kerja tidak tetap (kontrak)
dan bekerja di kantor (karyawan general). Jam kerja di mulai pukul 07.00
WIB sampai pukul 17.00 WIB pada hari senin hingga hari sabtu dengan
jam istirahat di mulai pada pukul 12.00 WIB dan berakhir pukul 14.00
WIB. Khusus untuk hari minggu setiap karyawan mendapatkan libur
secara bergantian.
2. Shift Time
PT. Perkebunan Nusantara II menjalankan kegiatan produksinya
selama 24 jam setiap hari (non-stop) dimana jam kerja ini dibagi dalam
tiga sift kerja. Ketiga sift tersebut diisi oleh tenaga kerja tetap dan tenaga
kerja tidak tetap dan terbagi atas empat kelompok kerja yang jadwalnya
diatur oleh perusahaan. Pembagian jam kerja tersebut untuk sift adalah
sebagai berikut :
a. Sift I : pukul 07.00-19.00 WIB
b. Sift II : pukul 19.00-07.00 WIB

Pembagian karyawan pada setiap sift sepenuhnya menjadi tanggung jawab


dan di atur oleh perusahaan berdasarkan pertimbangan kepentingan produksi dan
sifat pekerjaan.

2.6.2 Sistem Pengupahan


PT. Perkebunan Nusantara II memiliki sistem pengupahan sebagai berikut
(hasil wawancara):
1. Perusahaan mengatur dan menerapkan sistem pemberian upah bagi
pekerja yang disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian
dan prestasi,
2. Besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja tidak boleh
melanggar ketentuan minimum yang berlaku dan telah di tetapkan oleh
pemerintah yaitu upah minimum provinsi.

6
Pembayaran gaji kapada para karyawan dilakukan pada sekali sebulan
. dalam pemberian gaji kepada karyawan PT.perkebunan Nusantara II
menganut sistem total all in concept, yang artinya total gaji karyawan
yang diterima oleh setiap karyawan sudah termasuk berbagai
tunjangan pangkat dan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan
perumahan, dan bantuan khusus untuk perumahan serta lokasi kerja.
Sedangkan untuk karyawan tidak tetap, tunjangan tidak termasuk
dalam gaji yang diterima(hasil wawancara).

2.6.3 Fasilitas-Fasilitas Perusahaan


Di dalam kerja perlu adanya fasilitas untuk mendorong para staff
karyawan bekerja lebih giat dalam meningkatkan prestasinya, perusahaan
memberikan insentif dan fasilitas berupa :
1. Pemberian Cuti
Fasilitas cuti dari perusahaan meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti
menikah, cuti musibah, dan lain sebagainya.
2. Pemberian Tunjangan Hari Raya
besarnya tunjangan setiap orang tergantung kepada gaji pokok dan
sesui dengan kebijaksanaan perusahaan.
3. Perawatan Kesehatan
Fasilitas perawatan kesehatan dari perusahaan berupa klinik untuk
memberikan fasilitas pengobatan kepada karyawan serta keluarganya,
dan juga untuk memberikan pelayanan kesehatan maupun pertolongan
apabila terjadi kecelakaan ditempat kerja.
4. Bonus Tahunan
Besar tahunan tergantung kepada kebijaksanaan dari pihak manajemen
yang biasanya tergantung pada besarnya keuntungan perusahaan.
Dimana jumlahnya tidak mutlak setiap tahun.

7
5. Fasilitas Kerja
Disediakan alat pelindung diri (APD) dan fasilitas pendukung kerja
lainnya untuk mendukung karyawan dan membantu pelaksanaan kerja.
6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Fasilitas jamsostek akan diberikan kepada karyawan yang sudah
bekerja dalam waktu minimal tiga atau empat bulan diperusahaan ini
dan jika karyawan yang akan mengalami cedera atau meninggal dunia
akibat kecelakaan kerja maka akan diberikan fasilitas jamsostek kepda
pekerja atau keluarganya.
7. Fasilitas Rumah
Untuk karyawan yang berdomisi jauh dari lokasi kerja perusahaan
menyediakan fasilitas perumahan atau mess untuk karyawan karena
mengingat terbatasnya jumlah mess.
8. Kamar Mandi/ WC
Fasilitas kamar mandi/WC tersebar di lingkungan pabrik dan
perumahan karyawan.
9. Lapangan Olahraga
Fasilitas lapangan olahraga juga disediakan perusahaan mengingat
kurangnya olahraga karyawan sehingga diberikan lapangan olahraga
dan fasilitas yang mendukungnya.
10. Kendaraan
Fasilitas kendaraan seperti Truck TBS juga disediakan perusahaan
untuk mengangkut TBS.

8
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Peroses Pengangkutan


Transport buahmerupakanmatarantaidari 3
aktivitasterpentingdansalingmempengaruhiyaituPanen,
AngkutdanOlahataudisingkatPAO. Ada beberapa peroses pengangkutan tandan
buah segar pada stasiun pengangkutan Pabrik Kelapa sawit PTPN 2 Sawit
Sebrang

3.1.1Loading Ramp
Loading Ramp adalahsebagaitempatpenampungansemenatra Tandan Buah
Segar sebelumdimasukkankedalamloribuah (Fruit Cages). Umumnya Loading
Ramp terdiridariduasisidengan 12 pintudenganmasing-masingberkapasitas 15 ton
kemampuanpenampungan ± 360 ton Tandan Buah Segar. Areal lantai Loading
Ramp berukuransemuaseluas 40 m x 22 m duasisidapatmenampung 400 ton
Tandan Buah Segar masing-masingsisisehinggah total dayatampungtersedia ±
1200 ton Tandan Buah Segar atausamadengan 20 jam produksi.

Gambar. Loading Ramp

9
3.1.2 Transfer Carriage

Fungsi transfer carriage adalah untuk memindahkan lori yang berrisi TBS ke jalur
rail rebusan atau memindahkan lori kosong ke rail loading ramp.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

 sambungan rail track dengan rail pada transfer carriage harus tepat untuk
menghindari lori slip
 penarikan lori di atas transfer carriage harus perlahan agar roda lori tidak
slip
 kontinuitas pengoperasian harus dijaga agar kapasitas pabrik tercapai

Gambar. transfer carriage


3.1.3 Lori
Fungsi lori adalah untuk memuat dan mengangkut TBS ke tempat rebusan
(sterilizer), Lori umumnyadibuatuntukmenampung 2.500 kg TBS
(Tandanbuahsegar). Lori dibuat dari plat-plat baja dan pada sisi body samping dan
sisi bawahnya dibuat berlubang 0,5 inch yang berfungsi untuk mempertinggi
penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat yang terdapat di dalam lori
pada saat perebusan. Ukuran lobang yang semakin besar menunjukkan proses
sterilisai buah yang lebih baik, akan tetapi daya tahan lori akan berkurang .

10
.

Gambar. lori

Pada bagian ujung lori terdapat ring-ring pengangkat dan pemutar untuk rantai
hosting crane.

3.1.4 Capstand dan Winches


Capstanddan Winchesadalahsama, hanya saja dibedakan oleh cara
kerjanya saja. Capstand bekerja secara hidrolik sedangkan winches bekerja
dengan menggunakan roda gigi. Fungsi capstand/winches adalah untuk menarik
lori kosong ke bawah pintu loading ramp dan juga menarik lori yang berisi TBS
masuk dan keluar sterilizer untuk diteruskan ke proses pengolahan berikutnya.

Gambar . Capstand

11
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian:

1. hati-hati dalam melakukan penarikan tali sling dan juga pada saat tali sling
terjepit, juga pada saat membuka atau mengkaitkan tali sling ke lori
2. pastikan tombol stop berfungsi dengan baik
3. periksa keadaan sling apakah masih layak pakai atau tidak
4. capstand harus dioperasikan secara perlahan-lahan pada saat penarikan
atau mendorong lori.

3.1.5 Bollard
Bollard berfungsi untuk menghubungkan dan berputarnya sling agar lori
dapat dimaju-mundurkan. Prinsip kerja Bollard sama seperti katrol hanya saja
bollard bekerja secara horizontal .

Gambar.Bollard

12
3.2 STERILLIZER
Sterillizer merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang
memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan
buah segar dalam suatu bejana bertekanan. Perebusan buah sawit di serillizer
pabrik kelapa sawit (rebusan uap) mempunyai beberapa tujuan dan tahapan
supaya dapat diperoleh hasil yang terbaik dan sesuai spesifikasi (standart yang
ditetapkan). Dan jika perebusan berjalan dengan baik dan sempurna, maka losses
(kehilangan minyak pabrik sawit) dapat dikurangi.

Sterilizer horizontal memiliki bentuk silinder dipasang mendatar, ditumpu


berdasarkan panjangnya. Sterilizer horizontal memiliki pintu, ada juga yang
memiliki pintu dua. Sterilizer tersebut diisi dengan menggunakan tandan buah
yang di masukan pada lori. Lori tersebut ada yang memiliki kapasitas maximal 1,5
ton serta 2,5 ton TBS. Sterilizer horizontal bisa dimuati dengan 8-11loriuntuksatu
kali perebusan dengan memiliki muatan per lori 2,5 ton TBS.

3.2.1 Tujuan dari perebusan adalah :


1. mempermudah proses pelepasan brondolan buah sawit dari tandan buah
segar (TBS)
2. Menghilangkan enzim penghasil asam lemak bebas (ALB) atau Free Fatty
Acid (FFA)
3. Mempermudah proses pelepasan inti sawit (kernel) dari cangkangnya
4. dehidrasi buah untuk membantu proses digesting/ pelumatan (di mesin
digester) dan pengepressan di mesin screw press serta mengurangi kadar
air pada brondolan sawit.
5. Untuk membantu proses pemecahan emulsi
6. Supaya serat (fibre) dan biji (nut) mudah terlepas.

13
3.2.2 ALAT PEMBANTU SERTA PENGAMANAN PADA STERILLIZER

1. Manometer, untuk dapat melihat gerak tekanan uap selama perebusan.


2. Thermometer gauge, untuk dapat mengetahui besar temperature terhadap
rebusan kelapa sawit berbanding lurus dengan kenaikan tekanan.
3. Butterfly valve, untuk penyekat aliran misalnya globe valve serta gate valve.
Butterfly valve ada penutup aliran yang dilakukan dengan pemutaran disc (cakra)
terhadap porosnya tegak lurus dengan sumbu pipa maupun penutup aliran bisa
dilakukan dengan otomatis.
4.Check valve, untuk dapat mengarahkan aliran yang searah. Apabila terjadi aliran
berlawanan arah maka katub dapat menutup.
5. Safety valve, dapat mengatasi tekanan uap terlalu tinggi yang masuk pada
sterilizer pks.
6. Lori, menempatkan buah akan direbus. Lori tempat buah dibuat lubang dengan
diameter 0,5 inchi, memiliki fungsi untuk mempertinggi penetrasi uap terhadap
buah serta penetesan air kondensat dintara buah.
7. Jaringan rel, jaringan rel ini harus rata serta tidak naik turun, tidak bengkok
serta jembatan rel ketika digunakan harus duduk secara tepat terhadap rebusan
kedudukannya yang tegak lurus terhadap rel serta lubang.

3.2.3 PROSES PEREBUSAN DI STERILLIZER


StasiunPerebusansangatmemegangperanansangatpentingdalammemberika
nkemudahanpada proses-proses berikutnya.Perebusan (sterilisasi)
merupakanpengolahanmekanis yang pertamabagi TBS. Tandan-tandan
yangberadadalamloridipanaskandenganmenggunakanuapjenuh (saturated steam)
padatemperatur 110 – 140°C dengansiklusperebusan 90 –
120menitdidalamsterillizer.
Temperatur dan lamanya perebusan tergantung pada tandan yang akan
diolah. Jika TBS cenderung kearah lebih matang maka dengan temperatur yang
sama, waktu perebusan akan lebih pendek. Sebaliknya jika TBS cenderung kearah
mentah maka dengan temperatur sama, waktu perebusan akan lebih panjang.

14
Pelaksanaan perebusan dapat dilakukan dengan sistem dua puncak, tiga
puncak tergantung kondisi buah dan sterillizer yang digunakan. Bila perebusan
dengan sistem tiga puncak (triple peak) berarti tiga kali kenaikan tekanan yang
berarti dua kali dilaksanakan pembuangan condensat selama proses perebusan
berlangsung.
Perebusan dengan tiga puncak kebutuhan uap jenuhnya relatif lebih
banyak dari perebusan dua puncak dan satu puncak namun efek-efek terhadap
proses-proses selanjutnya akan lebih baik antara lain :
- Persentase buah tidak membrondol (unstriped bunches) akan lebih kecil
- Kehilangan minyak dalam ampas lebih kecil
- Proses klarifikasi minyak akan lebih baik.

3.2.4 Pengendalian proses :


1.Tekanan kerja dijaga sehingga dapat tercapai tiga puncak. Hal ini dilakukan agar
diperoleh hasil rebusan seperti yang diharapkan yaitu semua buah matang rebus.
2.Menjaga temperature kerja 135 – 140°C. tujuannya agar uap yang dimasukkan
tetap dalam bentuk uap. Bila temperature kurang dari 135°C maka ada
kemungkinan uap berubah menjadi air karena pengembunan. Bila hal ini terjadi
maka perebusan menjadi tidak sempurna karena kadar air buah yang direbus
meningkat.
3.Menjaga lama waktu perebusan ± 90 menit.
4.Melakukan pembuangan udara dingin dan air kondensat semaksimal mungkin.
5.Menjaga kebersihan lingkungan kerja, menjaga keamanan dan kedisiplinan
karyawan.
6.Menjaga tekanan agar tidak melebihi 3 kg/cm2.

15
Perebusan TBS yang tidak sesuai dengan SOP akan mengakibatkan :
1.Perebusan yang Terlalu Singkat
a. Buah belum matang sempurna
b.Buah sulit membrondol pada saat proses theresing.
c. Jumlah katekopen meningkat
d.Meningkatkan persentase kehilangan minyak
e.Menghambat proses selanjutnya (pengutipan minyak sulit)
f.Dapat merusak mesin
2. Perebusan Terlalu Lama
a.Penggunaan uap meningkat
b.Efisiensi waktu kurang
c.Minyak banyak yang terhisap ke janjangan
d.Meningkatkan persentase kehilangan minyak pada kondensat
e.Menurunkan rendemen
f.Minyak yang diperoleh gosong sehingga sukar dipucatkan
Kelengkapan Rebusan
1. Lori
Lori berfungsi sebagai tempat penampungan TBS selama proses
perebusan. Kapsitas lori 1,5 – 2,5 tonTBS, lori diberi lubang-lubang dengan
diameter ± 10 mm. Fungsi dari lubang-lubang pada dinding lori adalah untuk jalan
penyebaran uap masuk ke dalam ruang antara TBS dan untuk jalan keluar
kondensat yang terbentuk/timbul didalam ruang lori. Dalam pengisian TBS jangan
sampai melebihi kapasitas lori, sehingga TBS tidak menggunung di atas lori. Lori
yang menggunung akan memberikan efek antara lain :
- Berondolan yang tidak terambil akan menyebabkan lubang pembuangan
kondensat tersumbat, sehingga waktu pembuangan kondensat masih banyak
kondensat yang belum terbuang akibatnya tekanan puncak sulit dicapai dan
keadaan TBS hasil rebusan basah, banyak losses minyak dalam kondensat.
- Distribusi uap kurang sempurna memungkinkan TBS hasil rebusan belum
seluruhnya masak (uap sukar menembus TBS yang letaknya dibawah), sehingga
effisiensi pada proses thresing rendah.
- Mempersulit pengeluaran lori karena lori terhalang buah yang berjatuhan.

16
2.Capstand
Capstand berfungsi untuk menarik lori, dari mulai menyiapkan lori untuk dimasukkan ke
sterilizer, memasukkan lori ke sterilizer, dan mengeluarkan lori dari sterilizer. Lori ditarik
capstand dengan menggunakan tambang tryllin.

3.2.5 TAHAPAN PROSES STERILLISASI

1. Masukkan buah sawit yang terisi didalam lori kedalam sterilizer. Sterilizer
sendiri memiliki variasi daya tampung jumlah lori yang masuk, tergantung
spesifikasi sterilizer. Misalnya daya tampung 1 unit sterilizer = 10 unit lori, maka
masukkanlah 10 unit lori yang berisi buah sawit untuk 1 siklus perebusan.

2. Pastikan kedua pintu sterilizer sudah tertutup rapat, indikator pintu tertutup
rapat dapat dilihat di lampu indikator di panel sterilizer, jika lampu menyala
artinya pintu sudah tertutup dengan baik. Cara kedua untuk memastikan pintu
tertutup rapat dengan menggunakan “Batang Mekanis Indikator Pintu”. Jika
batang mekanis indikator pintu sterilizer dapat diletakkan dengan baik setelah baji
segitiga dilewati maka pintu sterilizer sudah tertutup dengan baik. Posisi baji
segitiga sendiri terletak disisi luar pintu sterilizer.

3. Bukalah condensate valve, kemudian masukkan uap kedalam sterilizer dengan


membuka Steam In Let Valve, maka uap akan masuk dan keluar ke atmosfere
bebas melalui condensate valve yang terbuka membawa serta udara yang berada
didalam sterilizer. Proses ini berlangsung selama 2 menit dan dinamakan Aerasi.

4. Setelah mencapai 2 menit, condensate valve ditutup namun Steam In Let Valve
masih terbuka sehingga tekanan uap didalam sterilizer akan naik perlahan-lahan
hingga mencapai 2 bar, tekanan 2 bar ini dapat dicapai 10 –12 menit.

5. Setelah tekanan mencapai 2 bar, tutup steam in let valve dan segera buka
condensate valve untuk membuang kondensate yang terbentuk serta membuang
udara yang masih terjebak. tekanan uap akan menuju nol (sekitar 0,2 bar). Jika ini
sudah dilakukan maka terciptalah puncak 1.

6. Selanjutnya tutup condensat valve dan bukalah steam in let valve sehingga
tekanan kembali naik hingga 2,5 bar, tekanan ini dapat dicapai dalam waktu 11 –
14 menit.

7. Tutup steam in let valve dan segera buka condensate valve sehingga tekanan
uap dalam sterilizer turun menuju nol (sekitar 0,3 bar), pembuangan uap dan
kondensate ini harus berlangsung selama 2 menit untuk memberikan efek kejut di
setiap sisi berondolan buah dan membantu penetrasi uap di puncak berikutnya.
Jika proses ini terlaksana dengan baik maka puncak ke 2 sudah tercapai.

17
8. Tutup condensate valve dan bukalah steam in let valve sehingga tekanan uap
dalam rebusan mencapi 3 bar, menaikkan tekanan ini mencapai 15 menit,
pertahankan tekanan hingga menit ke 22 memasuki puncak ke 3, bukalah
condensate valve untuk mengurangi kondensate yang terbentuk selama 1-2 menit,
kemudian pertahankan tekanan tetap 3 bar hingga menit ke 45 atau menit ke-50.
Masa ini dinamakan holding time. Namun kenyataannya, tekanan uap tidak stabil
sempurna, sehingga waktu untuk puncak ke-3 ini perlu ditentukan sesuai masing-
masing PKS. Dalam kondisi normal selama-lama nya proses perebusan holding
time tidak lebih dari 50 menit.

9. Tutup steam in let valve dan segera buka condensate valve maka tekanan uap
akan turun, jika sudah mencapai 1,5 bar exghaust valve dapat dibuka untuk
mempercepat pengosongan tekanan uap didalam sterilizer. Proses ini biasanya
berlangsung selama 5 menit.

10. Pastikan tekanan didalam sterilizer sudah nol dengan cara membuka keran uap
pengontrol yang biasanya dihubungkan dengan pipa uap berdiameter 2 inchi, jika
tidak ada uap bertekanan keluar berarti pintu aman dibuka.

Lakukan prosedur dari awal untuk merebus buah sawit untuk siklus berikutnya.

18
BAB IV
ALAT DAN BAHAN

4.1 Alat
Adapun alat yang digunakan :
4.1.1 Loading ramp
Loading ramp merupakanrangkaian proses
awaldaripengolahankelapasawitsebelummemasuki proses selanjutnya. Fungsidari
Loading Ramp adalahsebagaitempatpenampungansemenatra Tandan Buah Segar
sebelumdimasukkankedalamloribuah (Fruit Cages). Umumnya Loading Ramp
terdiridariduasisidengan 12 pintudenganmasing-masingberkapasitas 15 ton
kemampuanpenampungan ± 360 ton Tandan Buah Segar. Areal lantai Loading
Ramp berukuransemuaseluas 40 m x 22 m duasisidapatmenampung 400 ton
Tandan Buah Segar masing-masingsisisehinggah total dayatampungtersedia ±
1200 ton Tandan Buah Segar atausamadengan 20 jam produksi.

4.1.2Transfer carriage
Fungsi transfer carriage adalah untuk memindahkan lori yang berrisi TBS
ke jalur rail rebusan atau memindahkan lori kosong ke rail loading ramp.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

 sambungan rail track dengan rail pada transfer carriage harus tepat untuk
menghindari lori slip
 penarikan lori di atas transfer carriage harus perlahan agar roda lori tidak
slip
 kontinuitas pengoperasian harus dijaga agar kapasitas pabrik tercapai

19
4.1.3 Lori
Fungsi lori adalah untuk memuat dan mengangkut TBS ke tempat rebusan
(sterilizer), Lori umumnyadibuatuntukmenampung 2.500 kg TBS
(Tandanbuahsegar). Lori dibuat dari plat-plat baja dan pada sisi body samping dan
sisi bawahnya dibuat berlubang 0,5 inch yang berfungsi untuk mempertinggi
penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat yang terdapat di dalam lori
pada saat perebusan. Ukuran lobang yang semakin besar menunjukkan proses
sterilisai buah yang lebih baik, akan tetapi daya tahan lori akan berkurang .

Pada bagian ujung lori terdapat ring-ring pengangkat dan pemutar untuk rantai
hosting crane.

20
4.1.4 Capstand dan Winches
Capstand danWinches adalah sama,hanya saja dibedakan olehcara kerjanya saja.
Capstand bekerja secara hidrolik sedangkan winches
bekerjadenganmenggunakanrodagigi. Fungsicapstand/winches
adalahuntukmenariklorikosongkebawahpintu loading ramp danjugamenariklori
yang berisi TBS masukdankeluar sterilizer untukditeruskanke proses
pengolahanberikutnya.

Gambar . Capstand

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian:

5. hati-hati dalam melakukan penarikan tali sling dan juga pada saat tali sling
terjepit, juga pada saat membuka atau mengkaitkan tali sling ke lori
6. pastikan tombol stop berfungsi dengan baik
7. periksa keadaan sling apakah masih layak pakai atau tidak
8. capstand harus dioperasikan secara perlahan-lahan pada saat penarikan
atau mendorong lori.

21
4.1.5 Bollard
Bollard berfungsi untuk menghubungkan dan berputarnya sling agar lori
dapat dimaju-mundurkan. Prinsip kerja Bollard sama seperti katrol hanya saja
bollard bekerja secara horizontal .

Gambar.Bollard

4.1.6 Unit sterillizer


Sterillizer merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang
memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan
buah segar dalam suatu bejana bertekanan. Perebusan buah sawit di serillizer
pabrik kelapa sawit (rebusan uap) mempunyai beberapa tujuan dan tahapan
supaya dapat diperoleh hasil yang terbaik dan sesuai spesifikasi (standart yang
ditetapkan). Dan jika perebusan berjalan dengan baik dan sempurna, maka losses
(kehilangan minyak pabrik sawit) dapat dikurangi.

Sterilizer horizontal memilikibentuksilinderdipasangmendatar,


ditumpuberdasarkanpanjangnya. Sterilizer horizontal memilikipintu, adajuga
yangmemilikipintudua. Sterilizer tersebutdiisidenganmenggunakantandanbuah
yang di masukanpadalori. Lori tersebutada yang memilikikapasitasmaximal 1,5

22
ton serta 2,5 ton TBS. Sterilizer horizontal bisadimuatidengan 8-11loriuntuksatu
kali perebusandenganmemilikimuatanperlori 2,5 ton TBS.

4.1.7 Pipa dan valve inlet


Berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke sterillizer

23
4.1.8 Pipa dan valve condensate dan exhaute valve
Berfungsi sebagai pembuangan steam ex perebusan

4.1.9Cantilever rail bridge


Berfungsi sebagai jembatanuntuk masuk dan keluarnya lori buah.

24
4.1.10 Air compressor
Berfungsi untuk mensupla iudara yang dipakai untuk mengaktifkan pneumatic
valve

4.1.11 Alat-alatukur (gauge)


Berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat seperti pressure gauge.

25
4.1.12 Capstan, bollard
Berfungsi untuk menarik lori buah masuk dan keluar dari sterilizer.

26
BAB V
HASIL DAN ANALISA

5.1 Kapasitas Loading Ramp


Loading Ramp terdiridariduasisidengan 12 pintudenganmasing-
masingberkapasitas 15 ton kemampuanpenampungan ± 360 ton Tandan Buah
Segar. Areal lantai Loading Ramp berukuransemuaseluas 40 m x 22 m
duasisidapatmenampung 400 ton Tandan Buah Segar masing-masingsisisehinggah
total dayatampungtersedia ± 1200 ton .

5.2 Kapasitas Lori

Pengisiandanpengaturan Tandan Buah Segar harus rata


dantidakmelebihikapasitaslori (2,5 ton)
karenadampaknyaterlalupenuhmelebihikapasitaslorimengakibatkanrusaknya Plate
pengatur Steam (Sprayder Steam) pada sterilizer. 11 Lori x 2,5 ton = 27,5 Ton ,
27,5 ton Tbs yang masuk dalam satu tabung sterilizer .

5.3 Kapasitas Sterillizer

Sterillizer yang ada pada PKS Sawit Seberang ada 3 unit,tetapi yang bisa
dipakai hanya 2 unit sekaligus untuk melakukan sekali pengerebusan, tidak bisa
sekaligus 3 unit sterillizer itu digunakan karna steam yang di dapat dari boiler
tidak mencukupi untuk melakukan perebusan sekaligus.kapasitas sterillizer yang
ada pada PKS Sawit Seberang ialah 30TBS ton/jam. Hasil itu di dapat dari data
berikut ini:
2 x 11 x 2,5 x 60
= 30
110

Keterangan :

2 =Tabung Perebusan

11 = Lori

2,5 = Isi Muatan Lori

60 = Waktu Perebusan

110 = Siklus

Muatan satu tabung perebusan di PKS Sawit Seberang ialah 11 lori.

27
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasilperhitungandanpembahasanlaporankerjapraktekdenganjudul
mekanisme pengangkutan TBS dan proses perebusan TBS di PT. Perkebunan
Nusantara II Sawit Seberangmakadaptditarikkesimpulansebagaiberikut :

6.1 Kesimpulan

1.Perebusan tidak sempurna dapat menyebabkan :

- Rendemen rendah
- Loses diatas standart

2. Suhu yang terdapat dalam Stelirizer tergantung dari stim yang terdapat
pada boiler, jika boiler dalam kondisi baik maka suhu dapat dipertahankan secara
berlanjut

3. Faktor-faktor yang sangat menentukan dalam proses perebusan, yaitu :

- Tekanan dan temperatur

- waktu

- kualitas

- dan ukuran TBS

- Sistem perebusan

4. Peroses perebusan juga dapat mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya


dalam menghasilkan CPO , karna buah yang telah matang sempurna mudah di
olah dan menghasilkan minyak yang cukup .

28
6.2 Saran

1.Menjaga kebersihan Sterilizer

2. Oprator menjaga harus dapat menjaga waktu perebusan yang sesuai dengan
SOP

29
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Sastrosayono.2006.Budidaya Kelapa Sawit,Agromedia,Jakarta.

Setyamidjaja,D.2006.Budidaya Kelapa Sawit.Karnisius,Yogyakarta.

Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama


Edisi ke Tiga, Penerbit : YKPN, Yogyakarta.

Hasan, Iqbal, M, 2002, Pokok-Pokok Materi Statistik (Statistik Deskriptif), Edisi


ke Dua. Cetakan Pertama, Penerbit : Bumi Aksara Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai