PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan Penulis
Tujuan dari Kerja Peraktek di pabrik PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II.
1.2.1Manfaat
1.2.2Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil adalah Mekanisme pengangkutan tandan buah
segar (TBS) dan proses Perebusan dengan sterilizer. Dan menghitung tekanan dan
teperaur pada perebusan tandan buah segar (TBS) pada sterilizer.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3
3. Safety plug (Perlindungan telinga)
4. Eye Glasses (kaca mata).
5. Masker
Alat perlindungan diri seperti di atas merupakan alat perlindungan diri
yang umum harus di pakai .Adakalanya pada tempat dan situasi khusus parsa
pekerja harus menggunakan alat perlindungan diri tambahan atau khusus seperti
pada saat pekerja pada bagian chemical plant para pekerja harus menggunakan
pakaian khusus,perlindungan kepala dan wajah khusus,sarung tangan dan lain-
lain.
2.5.2. Manajemen Peraturan Dan Lokasi Kerja
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman ,efisien dan produktif
maka di buat beberapa peraturan yang dilakukan pada lokasi kerja . dalam
perusahaan PT.Perkebunan Nusantara II terutama pada bagian proses produksi
berlangsung di berlakukan beberapa peraturan yang dapat dilihat pada
penempatan beberapa tanda himbauan dan laramgan yang harus di ikuti ,seperti:
Arus Tegangan Tinggi, jalur untuk alat-alat berat,daerah yang dilarang untuk
dimasuki, daerah wajib memakai masker, awas benda jatuh dari atas,awas api,
dilarang merokok,serta simbol dan tanda lain nya.
4
CMANAGER
T. ZAHRIAL FAUZA, ST
KEPALA TATA USAHA
IMRAN SAKTI HARAHAP, SE
CMASKEP
HENRY SITANGGANG, ST
MANDOR
JONI S. PAKPAHAN
( 9 orang ) KRANI KDTP/KRANI
ADMI
( 2 Orang )
MANDOR
RAHMAN SUHEDI
( 5 orang )
5
2.6.1 Jam Kerja
PT. Perkebunan Nusantara II menerapkan dua jenis jam kerja yaitu (hasil
wawancara):
1. Day Time
Berlaku untuk jam kerja tetap, tenaga kerja tidak tetap (kontrak)
dan bekerja di kantor (karyawan general). Jam kerja di mulai pukul 07.00
WIB sampai pukul 17.00 WIB pada hari senin hingga hari sabtu dengan
jam istirahat di mulai pada pukul 12.00 WIB dan berakhir pukul 14.00
WIB. Khusus untuk hari minggu setiap karyawan mendapatkan libur
secara bergantian.
2. Shift Time
PT. Perkebunan Nusantara II menjalankan kegiatan produksinya
selama 24 jam setiap hari (non-stop) dimana jam kerja ini dibagi dalam
tiga sift kerja. Ketiga sift tersebut diisi oleh tenaga kerja tetap dan tenaga
kerja tidak tetap dan terbagi atas empat kelompok kerja yang jadwalnya
diatur oleh perusahaan. Pembagian jam kerja tersebut untuk sift adalah
sebagai berikut :
a. Sift I : pukul 07.00-19.00 WIB
b. Sift II : pukul 19.00-07.00 WIB
6
Pembayaran gaji kapada para karyawan dilakukan pada sekali sebulan
. dalam pemberian gaji kepada karyawan PT.perkebunan Nusantara II
menganut sistem total all in concept, yang artinya total gaji karyawan
yang diterima oleh setiap karyawan sudah termasuk berbagai
tunjangan pangkat dan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan
perumahan, dan bantuan khusus untuk perumahan serta lokasi kerja.
Sedangkan untuk karyawan tidak tetap, tunjangan tidak termasuk
dalam gaji yang diterima(hasil wawancara).
7
5. Fasilitas Kerja
Disediakan alat pelindung diri (APD) dan fasilitas pendukung kerja
lainnya untuk mendukung karyawan dan membantu pelaksanaan kerja.
6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Fasilitas jamsostek akan diberikan kepada karyawan yang sudah
bekerja dalam waktu minimal tiga atau empat bulan diperusahaan ini
dan jika karyawan yang akan mengalami cedera atau meninggal dunia
akibat kecelakaan kerja maka akan diberikan fasilitas jamsostek kepda
pekerja atau keluarganya.
7. Fasilitas Rumah
Untuk karyawan yang berdomisi jauh dari lokasi kerja perusahaan
menyediakan fasilitas perumahan atau mess untuk karyawan karena
mengingat terbatasnya jumlah mess.
8. Kamar Mandi/ WC
Fasilitas kamar mandi/WC tersebar di lingkungan pabrik dan
perumahan karyawan.
9. Lapangan Olahraga
Fasilitas lapangan olahraga juga disediakan perusahaan mengingat
kurangnya olahraga karyawan sehingga diberikan lapangan olahraga
dan fasilitas yang mendukungnya.
10. Kendaraan
Fasilitas kendaraan seperti Truck TBS juga disediakan perusahaan
untuk mengangkut TBS.
8
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.1Loading Ramp
Loading Ramp adalahsebagaitempatpenampungansemenatra Tandan Buah
Segar sebelumdimasukkankedalamloribuah (Fruit Cages). Umumnya Loading
Ramp terdiridariduasisidengan 12 pintudenganmasing-masingberkapasitas 15 ton
kemampuanpenampungan ± 360 ton Tandan Buah Segar. Areal lantai Loading
Ramp berukuransemuaseluas 40 m x 22 m duasisidapatmenampung 400 ton
Tandan Buah Segar masing-masingsisisehinggah total dayatampungtersedia ±
1200 ton Tandan Buah Segar atausamadengan 20 jam produksi.
9
3.1.2 Transfer Carriage
Fungsi transfer carriage adalah untuk memindahkan lori yang berrisi TBS ke jalur
rail rebusan atau memindahkan lori kosong ke rail loading ramp.
sambungan rail track dengan rail pada transfer carriage harus tepat untuk
menghindari lori slip
penarikan lori di atas transfer carriage harus perlahan agar roda lori tidak
slip
kontinuitas pengoperasian harus dijaga agar kapasitas pabrik tercapai
10
.
Gambar. lori
Pada bagian ujung lori terdapat ring-ring pengangkat dan pemutar untuk rantai
hosting crane.
Gambar . Capstand
11
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian:
1. hati-hati dalam melakukan penarikan tali sling dan juga pada saat tali sling
terjepit, juga pada saat membuka atau mengkaitkan tali sling ke lori
2. pastikan tombol stop berfungsi dengan baik
3. periksa keadaan sling apakah masih layak pakai atau tidak
4. capstand harus dioperasikan secara perlahan-lahan pada saat penarikan
atau mendorong lori.
3.1.5 Bollard
Bollard berfungsi untuk menghubungkan dan berputarnya sling agar lori
dapat dimaju-mundurkan. Prinsip kerja Bollard sama seperti katrol hanya saja
bollard bekerja secara horizontal .
Gambar.Bollard
12
3.2 STERILLIZER
Sterillizer merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang
memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan
buah segar dalam suatu bejana bertekanan. Perebusan buah sawit di serillizer
pabrik kelapa sawit (rebusan uap) mempunyai beberapa tujuan dan tahapan
supaya dapat diperoleh hasil yang terbaik dan sesuai spesifikasi (standart yang
ditetapkan). Dan jika perebusan berjalan dengan baik dan sempurna, maka losses
(kehilangan minyak pabrik sawit) dapat dikurangi.
13
3.2.2 ALAT PEMBANTU SERTA PENGAMANAN PADA STERILLIZER
14
Pelaksanaan perebusan dapat dilakukan dengan sistem dua puncak, tiga
puncak tergantung kondisi buah dan sterillizer yang digunakan. Bila perebusan
dengan sistem tiga puncak (triple peak) berarti tiga kali kenaikan tekanan yang
berarti dua kali dilaksanakan pembuangan condensat selama proses perebusan
berlangsung.
Perebusan dengan tiga puncak kebutuhan uap jenuhnya relatif lebih
banyak dari perebusan dua puncak dan satu puncak namun efek-efek terhadap
proses-proses selanjutnya akan lebih baik antara lain :
- Persentase buah tidak membrondol (unstriped bunches) akan lebih kecil
- Kehilangan minyak dalam ampas lebih kecil
- Proses klarifikasi minyak akan lebih baik.
15
Perebusan TBS yang tidak sesuai dengan SOP akan mengakibatkan :
1.Perebusan yang Terlalu Singkat
a. Buah belum matang sempurna
b.Buah sulit membrondol pada saat proses theresing.
c. Jumlah katekopen meningkat
d.Meningkatkan persentase kehilangan minyak
e.Menghambat proses selanjutnya (pengutipan minyak sulit)
f.Dapat merusak mesin
2. Perebusan Terlalu Lama
a.Penggunaan uap meningkat
b.Efisiensi waktu kurang
c.Minyak banyak yang terhisap ke janjangan
d.Meningkatkan persentase kehilangan minyak pada kondensat
e.Menurunkan rendemen
f.Minyak yang diperoleh gosong sehingga sukar dipucatkan
Kelengkapan Rebusan
1. Lori
Lori berfungsi sebagai tempat penampungan TBS selama proses
perebusan. Kapsitas lori 1,5 – 2,5 tonTBS, lori diberi lubang-lubang dengan
diameter ± 10 mm. Fungsi dari lubang-lubang pada dinding lori adalah untuk jalan
penyebaran uap masuk ke dalam ruang antara TBS dan untuk jalan keluar
kondensat yang terbentuk/timbul didalam ruang lori. Dalam pengisian TBS jangan
sampai melebihi kapasitas lori, sehingga TBS tidak menggunung di atas lori. Lori
yang menggunung akan memberikan efek antara lain :
- Berondolan yang tidak terambil akan menyebabkan lubang pembuangan
kondensat tersumbat, sehingga waktu pembuangan kondensat masih banyak
kondensat yang belum terbuang akibatnya tekanan puncak sulit dicapai dan
keadaan TBS hasil rebusan basah, banyak losses minyak dalam kondensat.
- Distribusi uap kurang sempurna memungkinkan TBS hasil rebusan belum
seluruhnya masak (uap sukar menembus TBS yang letaknya dibawah), sehingga
effisiensi pada proses thresing rendah.
- Mempersulit pengeluaran lori karena lori terhalang buah yang berjatuhan.
16
2.Capstand
Capstand berfungsi untuk menarik lori, dari mulai menyiapkan lori untuk dimasukkan ke
sterilizer, memasukkan lori ke sterilizer, dan mengeluarkan lori dari sterilizer. Lori ditarik
capstand dengan menggunakan tambang tryllin.
1. Masukkan buah sawit yang terisi didalam lori kedalam sterilizer. Sterilizer
sendiri memiliki variasi daya tampung jumlah lori yang masuk, tergantung
spesifikasi sterilizer. Misalnya daya tampung 1 unit sterilizer = 10 unit lori, maka
masukkanlah 10 unit lori yang berisi buah sawit untuk 1 siklus perebusan.
2. Pastikan kedua pintu sterilizer sudah tertutup rapat, indikator pintu tertutup
rapat dapat dilihat di lampu indikator di panel sterilizer, jika lampu menyala
artinya pintu sudah tertutup dengan baik. Cara kedua untuk memastikan pintu
tertutup rapat dengan menggunakan “Batang Mekanis Indikator Pintu”. Jika
batang mekanis indikator pintu sterilizer dapat diletakkan dengan baik setelah baji
segitiga dilewati maka pintu sterilizer sudah tertutup dengan baik. Posisi baji
segitiga sendiri terletak disisi luar pintu sterilizer.
4. Setelah mencapai 2 menit, condensate valve ditutup namun Steam In Let Valve
masih terbuka sehingga tekanan uap didalam sterilizer akan naik perlahan-lahan
hingga mencapai 2 bar, tekanan 2 bar ini dapat dicapai 10 –12 menit.
5. Setelah tekanan mencapai 2 bar, tutup steam in let valve dan segera buka
condensate valve untuk membuang kondensate yang terbentuk serta membuang
udara yang masih terjebak. tekanan uap akan menuju nol (sekitar 0,2 bar). Jika ini
sudah dilakukan maka terciptalah puncak 1.
6. Selanjutnya tutup condensat valve dan bukalah steam in let valve sehingga
tekanan kembali naik hingga 2,5 bar, tekanan ini dapat dicapai dalam waktu 11 –
14 menit.
7. Tutup steam in let valve dan segera buka condensate valve sehingga tekanan
uap dalam sterilizer turun menuju nol (sekitar 0,3 bar), pembuangan uap dan
kondensate ini harus berlangsung selama 2 menit untuk memberikan efek kejut di
setiap sisi berondolan buah dan membantu penetrasi uap di puncak berikutnya.
Jika proses ini terlaksana dengan baik maka puncak ke 2 sudah tercapai.
17
8. Tutup condensate valve dan bukalah steam in let valve sehingga tekanan uap
dalam rebusan mencapi 3 bar, menaikkan tekanan ini mencapai 15 menit,
pertahankan tekanan hingga menit ke 22 memasuki puncak ke 3, bukalah
condensate valve untuk mengurangi kondensate yang terbentuk selama 1-2 menit,
kemudian pertahankan tekanan tetap 3 bar hingga menit ke 45 atau menit ke-50.
Masa ini dinamakan holding time. Namun kenyataannya, tekanan uap tidak stabil
sempurna, sehingga waktu untuk puncak ke-3 ini perlu ditentukan sesuai masing-
masing PKS. Dalam kondisi normal selama-lama nya proses perebusan holding
time tidak lebih dari 50 menit.
9. Tutup steam in let valve dan segera buka condensate valve maka tekanan uap
akan turun, jika sudah mencapai 1,5 bar exghaust valve dapat dibuka untuk
mempercepat pengosongan tekanan uap didalam sterilizer. Proses ini biasanya
berlangsung selama 5 menit.
10. Pastikan tekanan didalam sterilizer sudah nol dengan cara membuka keran uap
pengontrol yang biasanya dihubungkan dengan pipa uap berdiameter 2 inchi, jika
tidak ada uap bertekanan keluar berarti pintu aman dibuka.
Lakukan prosedur dari awal untuk merebus buah sawit untuk siklus berikutnya.
18
BAB IV
ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
Adapun alat yang digunakan :
4.1.1 Loading ramp
Loading ramp merupakanrangkaian proses
awaldaripengolahankelapasawitsebelummemasuki proses selanjutnya. Fungsidari
Loading Ramp adalahsebagaitempatpenampungansemenatra Tandan Buah Segar
sebelumdimasukkankedalamloribuah (Fruit Cages). Umumnya Loading Ramp
terdiridariduasisidengan 12 pintudenganmasing-masingberkapasitas 15 ton
kemampuanpenampungan ± 360 ton Tandan Buah Segar. Areal lantai Loading
Ramp berukuransemuaseluas 40 m x 22 m duasisidapatmenampung 400 ton
Tandan Buah Segar masing-masingsisisehinggah total dayatampungtersedia ±
1200 ton Tandan Buah Segar atausamadengan 20 jam produksi.
4.1.2Transfer carriage
Fungsi transfer carriage adalah untuk memindahkan lori yang berrisi TBS
ke jalur rail rebusan atau memindahkan lori kosong ke rail loading ramp.
sambungan rail track dengan rail pada transfer carriage harus tepat untuk
menghindari lori slip
penarikan lori di atas transfer carriage harus perlahan agar roda lori tidak
slip
kontinuitas pengoperasian harus dijaga agar kapasitas pabrik tercapai
19
4.1.3 Lori
Fungsi lori adalah untuk memuat dan mengangkut TBS ke tempat rebusan
(sterilizer), Lori umumnyadibuatuntukmenampung 2.500 kg TBS
(Tandanbuahsegar). Lori dibuat dari plat-plat baja dan pada sisi body samping dan
sisi bawahnya dibuat berlubang 0,5 inch yang berfungsi untuk mempertinggi
penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat yang terdapat di dalam lori
pada saat perebusan. Ukuran lobang yang semakin besar menunjukkan proses
sterilisai buah yang lebih baik, akan tetapi daya tahan lori akan berkurang .
Pada bagian ujung lori terdapat ring-ring pengangkat dan pemutar untuk rantai
hosting crane.
20
4.1.4 Capstand dan Winches
Capstand danWinches adalah sama,hanya saja dibedakan olehcara kerjanya saja.
Capstand bekerja secara hidrolik sedangkan winches
bekerjadenganmenggunakanrodagigi. Fungsicapstand/winches
adalahuntukmenariklorikosongkebawahpintu loading ramp danjugamenariklori
yang berisi TBS masukdankeluar sterilizer untukditeruskanke proses
pengolahanberikutnya.
Gambar . Capstand
5. hati-hati dalam melakukan penarikan tali sling dan juga pada saat tali sling
terjepit, juga pada saat membuka atau mengkaitkan tali sling ke lori
6. pastikan tombol stop berfungsi dengan baik
7. periksa keadaan sling apakah masih layak pakai atau tidak
8. capstand harus dioperasikan secara perlahan-lahan pada saat penarikan
atau mendorong lori.
21
4.1.5 Bollard
Bollard berfungsi untuk menghubungkan dan berputarnya sling agar lori
dapat dimaju-mundurkan. Prinsip kerja Bollard sama seperti katrol hanya saja
bollard bekerja secara horizontal .
Gambar.Bollard
22
ton serta 2,5 ton TBS. Sterilizer horizontal bisadimuatidengan 8-11loriuntuksatu
kali perebusandenganmemilikimuatanperlori 2,5 ton TBS.
23
4.1.8 Pipa dan valve condensate dan exhaute valve
Berfungsi sebagai pembuangan steam ex perebusan
24
4.1.10 Air compressor
Berfungsi untuk mensupla iudara yang dipakai untuk mengaktifkan pneumatic
valve
25
4.1.12 Capstan, bollard
Berfungsi untuk menarik lori buah masuk dan keluar dari sterilizer.
26
BAB V
HASIL DAN ANALISA
Sterillizer yang ada pada PKS Sawit Seberang ada 3 unit,tetapi yang bisa
dipakai hanya 2 unit sekaligus untuk melakukan sekali pengerebusan, tidak bisa
sekaligus 3 unit sterillizer itu digunakan karna steam yang di dapat dari boiler
tidak mencukupi untuk melakukan perebusan sekaligus.kapasitas sterillizer yang
ada pada PKS Sawit Seberang ialah 30TBS ton/jam. Hasil itu di dapat dari data
berikut ini:
2 x 11 x 2,5 x 60
= 30
110
Keterangan :
2 =Tabung Perebusan
11 = Lori
60 = Waktu Perebusan
110 = Siklus
27
BAB VI
Dari hasilperhitungandanpembahasanlaporankerjapraktekdenganjudul
mekanisme pengangkutan TBS dan proses perebusan TBS di PT. Perkebunan
Nusantara II Sawit Seberangmakadaptditarikkesimpulansebagaiberikut :
6.1 Kesimpulan
- Rendemen rendah
- Loses diatas standart
2. Suhu yang terdapat dalam Stelirizer tergantung dari stim yang terdapat
pada boiler, jika boiler dalam kondisi baik maka suhu dapat dipertahankan secara
berlanjut
- waktu
- kualitas
- Sistem perebusan
28
6.2 Saran
2. Oprator menjaga harus dapat menjaga waktu perebusan yang sesuai dengan
SOP
29
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
30