Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaies Guinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis

dengan golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit adalah

tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari family palmae. Tanaman tropis

yang dikenal sebagai penghasil minyak nabati ini berasal dari Benua Amerika.

Brazil dipercaya sebagai tempat dimana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Kelapa

sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar 15o Lintang

Selatan pada ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut. Curah hujan minimum

untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1000-1500 mm/tahun dan terbagi rata

sepanjang tahun. Suhu optimum pertumbuhan kelapa sawit sebesar 26oC dengan

kelembaban rata-rata 75% (Lubis, 1992).

Pabrik kelapa sawit adalah tempat pengolahan buah kelapa sawit mulai dari

proses pemanenan hingga akhirnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan

inti sawit (kernel) yang banyak digunakan oleh manusia. Pengolahan minyak kelapa

sawit di Indonesia telah menjadi salah satu yang terbesar didunia sejak puluhan

bahkan ratusan tahun silam. Dibeberapa Pulau di Indonesia seperti halnya Pulau

Sumatera dan Kalimantan telah terdapat banyak pabrik pengolahan kelapa sawit.

Praktek kerja lapangan merupakan kesempatan yang baik untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat.

Dengan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat mengenal lebih jauh mengenai

1
dunia industri dan memiliki bekal serta kemampuan kompetensi yang dapat

diandalkan dalam dunia kerja.

1.2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktek kerja lapangan (PKL) adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi

CPO dan Kernel. Mulai dari stasiun perebusan (sterilizer), melepaskan

brondolan dari janjnag (thresher), pencacahan brondolan (digester),

pengepresan (screw press) dan stasiun pemurnian minyak CPO (clarification

station).

2. Mengetahui fungsi alat dan mesin sterilizer, thresher, digester, screw press dan

stasiun pemurnian minyak (clarification station).

3. Mengetahui analisa apa saja yang yang dilakukan terhadap CPO dan kernel.

1.3. Manfaat

Manfaat dari praktek kerja lapangan ini adalah mendapatkan pengalaman

berkerja di pabrik pengolahan sebagai ilmu yang berguna sebelum memasuki dunia

kerja.

2
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pabrik Kelapa Sawit PT. Cipta Usaha Sejati (PKS PT. CUS) mulai dibangun

pada bulan Desember 2010 dan dioperasikan pada bulan Februari 2012.

PT. Cipta Usaha Sejati merupakan anak perusahaan dari PT. Pasipic Agro

Santosa (PT. PAS) yang mengelola beberapa perusahaan yaitu PT. Baruman Agro

Santosa (PT. BAS), PT. Rimaba Mujur Mahkota (PT. RMM), PT. Dinamika Inti

Santosa (PT. DIS), PT. Jalin Vanio (PT. JV), PT. Mustika Agung Santosa (PT.

MAS), dan PT. Angels Products (PT. AP).

PT.Cipta Usaha Sejati didirikan pada tahun 2011 dengan luas hektar

9.689.57 dengan tanaman kelapa sawit tertua pada tahun 2007.

2.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik terletak di areal kebun PT.CUS yang izin lokasinya

ditetapkan berdasarkan Surat Bupati Ketapang No. 280, tanggal 24 Desember 2008

tentang pembaruan izin Lokasi Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik

Pengolahan atas nama PT. Cipta Usaha Sejati. Secara administrasi pemerintahan,

PKS PT.CUS berada pada wilayah Desa Lubuk Batu, Kecamatan Simpang Hilir

Kabupaten Kayong Utara, pada koordinat 00°55’8”-01°06’42,6” lintang selatan

dan 110°07’13,8”-110°22’14,7” bujur timur.

- Sebelah Utara : Kebun PT.CUS

- Sebelah Selatan : Kebun PT.CUS

- Sebelah Timur : Kebun PT.CUS

3
- Sebelah Barat : Kebun PT. Jalin Vaneo

Gambar 2.1. Peta Lokasi PT.CUS

Pengaturan kerja untuk karyawan PT.CUS PKS Mabali yang bekerja pada

bagian proses terbagi menjadi 2 shift yaitu: A (Pertama) Pukul 07.00 – 17.00 WIB,

shift B ( Kedua ) Pukul 17.00 –24.00 WIB. Jika karyawan bekerja lebih dari 7 jam

kerja waktu yang ditentukan maka dianggap lembur dan dibatasi waktu lembur

Shift A (Pertama) 2 jam (18:00 WIB), Shift B (Kedua) 6 jam (07:00) setiap harinya.

Dalam setiap minggu terjadi pergantian Shift atau pertukaran waktu kerja, hal ini

dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan dan meningkatkan kinerja

karyawan.

Sebelum melakukan proses produksi semua karyawan dan asisten pabrik

melakukan briefing pagi, yang dilakukan setiap pagi jam 06.30 WIB di halaman

kantor. Briefing bertujuan untuk memberi arahan kepada setiap karyawan perihal

4
safety management system serta evaluasi tentang kegiatan yang sudah dilakukan

sebelumnya.

Selama proses produksi berjalan, semua karyawan diwajibkan

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk keselamatan kerja. Ada pun alat

pelindung diri untuk keselamatan kerja tersebut berupa: helm karyawan khusus,

pakaian kerja khusus, penggunaan tutup telinga, sarung tangan, dan sepatu safety.

PT. CUS PKS Mabali sangat memperhatikan kesejahteraan setiap

karyawannya, pihak perusahaan menyediakan beberapa fasilitas antara lain :

 Berupa poliklinik

 Jaminan sosial tenaga kerja,

 Tunjangan Hari Raya (THR)

 Tunjangan Hari Tua (THT)

 Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosisal (BPJS) Seragam kerja,

 Alat Pelindung Diri (pelindung kepala, sepatu pengaman, pengaman

saluran pernapasan, penutup telinga, sarung tangan ketenagakerjaan

yang memadai sesuai dengan golongan karyawan tersebut).

2.3. Keadaan Iklim

PT.Cipta Usaha Sejati terletak di wilayah Kabupaten Kayong Utara

Kecamatan Simpang Hilir, Wilayah Kabupaten Kayong Utara dan umumnya di

Indonesia, hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim

kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September.

Sedangkan musim penghujan biasa terjadi pada bulan Desember sampai dengan

bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa

5
peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November. Curah hujan di

pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah iklim, keadaan geografi dan

perputaran/pertemuan arus udara. Pada tahun 2010 di Kabupaten Kayong Utara

rata – rata curah hujan berkisar 321.75 mm atau lebih tinggi dibanding Kabupaten

Ketapang yang berkisar 292.9 mm. Curah hujan sebesar itu termasuk tinggi dengan

intensitas yang cukup, hal ini dipengaruhi oleh daerah yang memiliki hutan tropis

yang lebat dan disertai dengan kelembaban udara yang tinggi. Curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 464 mm dan terendah pada bulan April

yaitu sebesar 58 mm.

2.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang di miliki PT. Cipta Usaha Sejati untuk kebutuhan

fasilitas pabrik maupun karyawan dan masyarakat berada disekitar lingkungan

pabrik menyediakan sarana yaitu bus sekolah, komputer, printer, mesin fotocopy

dan alat-alat lain. Sedangkan untuk prasarana umum lainya seperti, tempat ibadah

(masjid), poliklinik, lapangan volly, lapangan bulu tangkis, perumahan karyawan,

sekolah, kantor pabrik dan ruangan laboratorium untuk menganalisa hasil produksi

dari pabrik. Masyarakat sekitar sangat bersyukur dengan adanya pembangunan

pabrik di kampung mereka, karena mempermudah mereka dalam mencari lapangan

pekerjaan.

2.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT.Cipta Usaha Sejati memberdayakan masyarakat lokal sebagai karyawan

lokal dan pada umumnya tenaga kerja perusahaan berasal dari desa yang terdekat

6
dari perusahaan yaitu: Desa Batu Barat, Desa Pengkalan Tawak, Desa Kamra, Desa

Jelutung, Desa Matan Jaya, Desa Mata – Mata, dan Desa Medan Jaya .

Pabrik mempuyai struktur organisasi formal yaitu suatu lembaga fungsional

yang merupakan wadah kegiatan bagi para anggota organisasi. Suatu organisasi

dengan segala aktifitasnya terdapat hubungan antara orang-orang yang

menjalankan tugasnya masing-masing.


Mill Manager PKS

ASKEP
KTU
lingk.Hdp/////////////
Asst.Proses Mdr. Proses 1
OPR. Krani Mill EHS/DC ///Qc
Asst.Proses ingk.Hdp//////////////
Mdr. Proses 2
//Qc
I2Iingk.Hdp//////////
Adm. Produksi Adm. DC Asst.Maintenace
//////Qc
Mdr. Maintanace
DM Asst.Maintenace
Kasir

Pembukuan Asst.Mtc.Electric .Mdr. Electric

Asst.Lab&QC Mdr. Traksi


PU

KA. Satpam KA.Dermaga


Mdr. Sortase

KA. Gudang
Mdr. Lab
Mdr. Umum
Mdr.Dermaga

Sumber: PT.Cipta Usaha Sejati (2019)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Cipta Usaha Sejati

Struktur organisasi yang utama dipabrik minyak kelapa sawit PT. Cipta

Usaha Sejati yaitu:

1. GM ( General Manager )

General manager adalah pemimpin utama dalam pengambilan keputusan,

bertangung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan serta sebagai pengendali

seluruh tugas – tugas dan fungsi berjalannya suatu perusahaan yang dipimpin.

7
2. Seketaris GM

Seketaris General Manager adalah bertugas untuk menghendel pekerjaan

General Managaer jika tidak ada di tempat dan bertangung jawab atas

merangkapnya data - data yang ada di perusahaan.

3. Senior Manager

Senior Manager adalah bertugas untuk mengarahkan rencana kerja kepala

Manager untuk mengkoordinasikan semua kegiatan di seluruh area pabrik kelapa

sawit.

4. Manager

Manager bertugas mengarahkan rancana kerja kepada assisten di areal

pabrik, untuk menjaga produksi dan mutu tetap optimal. Selain itu juga menjamin

oprasional pabrik agar berjalan efektif dan sesuai dengan produksi sistem yang telah

di terapkan manager di bantu Assisten Kepala (ASKEP).

5. Assisten Kepala

Assisten Kepala (ASKEP ) bertugas mengarahkan rencana kerja kepada

assisten nya dan mengawasi seluruh kegiatan yang ada di pabrik.

6. Assisten

Assisten bertugas dalam mengarahkan dan mengawasi kinerja mandor-

mandornya, untuk melakukan pengawasan terhadap karyawan pabrik dan

menyusun Rencana Kerja Bulanan ( RKB ) serta mengevaluasi laporan mandor.

7. Mandor

Mandor bertugas mengawasi kinerja para karyawan untuk kegiatan di areal

pabrik.

8
8. Personalia

Porsonalia bertugas dalam berbagai administrasi antara lain: administrasi

file karyawan, administrasi cuti dan adminitrasi jamsostek.

9. Administrasi

Administrasi bertugas untuk mengatur keuangan perusahaan dan

bertangung jawab persiapan slip gaji, membuat laporan setiap bulan, mengenai

permasalahan yang ada pada karyawan, dan Putusan Hubungan Kerja ( PHK ).

10. Kepala Tata Usaha (KTU)

Kepala Tata Usaha bertugas bertangung jawab dalam menyusun gaji

karyawan, mengontrol semua laporan di setiap bagian agar tepat waktu. KTU

berwewenang merencanakan, mengarahkan kegiatan dibidang adminitrasi.

11. Kasir

Kasir bertugas mencatat dan membukukan semua kegiatan atau transaksi

yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan, mencatat pengeluaran dan

pendapatan seperti hutang, aset dan modal perusahaan.

12. Prosesing

Prosesing bertugas dalam pengambilan barang yang ada di gudang dengan

persetujuan Manager dan KTU.

13. Operator Stasiun

Mengoprasikan dan merawat mesin-mesin yang menunjang proses

pengolahan di pabrik.

9
14. Mekanik

Bertugas untuk memperbaiki mesin-mesin yang mengalami kerusakan yang

ada di pabrik.

15. Mandor Maintenance

Tugas mandor maintenance adalah mengawasi dan mengatur kegiatan

perbaikan dan pemeliharaan alat-alat pabrik untuk memperlancar proses

pengolahan kelapa sawit. Selain itu mandor maintenance juga memiliki tanggung

jawab yaitu:

a. Pengawasan pekerjaan di bagian bengkel dengan baik.

b. Keamanan dan keberadaan persediaan barang yang berada dibawah tanggung

jawabnya.

c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

16. Mandor Electrical

Tugas mandor electrical adalah mengawasi dan mengatur kegiatan instalasi

elektrik pabrik untuk memperlancar proses pengolahan kelapa sawit. Selain itu

mandor electrical juga memiliki tanggung jawab yaitu:

a. Pengawasan kegiatan di bagian listrik agar berjalan dengan baik.

b. Keamanan dan keberadaan persediaan barang yang berada di bawah tanggung

jawabnya.

c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

17. Analis laboratorium

Tugas analis laboratorium adalah melaksanakan dan mengawasi

pengambilan sampel CPO/PK, air umpan, air boiler, penerimaan kualitas buah

10
untuk dilaksanakan analisis di dalam laboratorium. Selain itu analis laboratorium

juga memiliki tanggung jawab yaitu:

a. Akurasi analisa dan penyajian data dari setiap produk yang dianalisa secara baik

dan data sortasi yang akurat setiap hari.

b. Keamananan dan keberadaan persediaan barang keperluan analisa di bawah

tanggung jawabnya.

c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

18. Kerani Pembukuan

Kerani pembukuan memiliki tugas mencatat dan membukukan semua

kejadian transaksi yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Misalnya

mencatat pengeluaran (biaya) dan pemasukan (pendaptan), mencatat perubahan

aset/harta, hutang dan modal perusahaan. Hasil akhir dari pekerjaan seorang kerani

pembukuan adalah laporan keuangan yang disusun pada akhir periode.

19. Kerani Produksi PKS

Kerani produksi memiliki tugas dan tanggung jawab mencatat dan membuat

laporan produksi yang diterima dari bagian produksi untuk diberikan kepada bagian

manager, membuat perkiraan schedule produksi dan penjualan sehubungan dengan

keperluan negoisasi perusahaan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan

oleh manager.

20. Kerani Gudang PKS

Tugas kerani gudang PKS adalah melaksanakan tertibnya administrasi

pengeluaran dan pemasukan barang di gudang PKS. Selain itu kerani gudang PKS

juga memiliki tanggung jawab yaitu:

11
a. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang.

b. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan.

c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

d. Membuat orderan permintaan barang ke kantor Direksi yang telah disetujui oleh

Mill Manager.

21. Krani Timbangan

Krani timbangan memiliki tugas untuk memeriksa semua perlengkapan

timbangan sebelum dilakukannya penimbangan untuk memperoleh hasil timbangan

akurat. Tanggung jawab krani timbangan adalah memeriksa surat penghantar

apakah surat penghantar kendaraan dalam kondisi baik, dalam arti kata Weigh

bridge berjalan sesuai sistem aplikasi jembatan timbangan. Sebelum melakukan

penimbangan, kerani timbangan wajib mencakup data sehingga apabila terjadi

trouble pada program masih ada data pengganti sebagai cadangan.

2.6. Pasar

Perusahaan PT.Cipta Usaha Sejati (PT. CUS) melakukan penjualan berupa

minyak kasar (Crude Palm Oil) dan kernel, yang di pasarkan pada perusahaan

PT.WIL MAS dan PT. MUSIMAS, Penjualan dilakukan dengan sistem pelelangan

dan kedua perusahaan tersebut memiliki syarat penjualan untuk kernel. Di PT. WIL

MAS kadar kotoran tidak boleh melebihi 17 % sedangkan untuk PT.MUSIMAS

kadar kotoran dan kadar air tidak boleh melebihi 16 % . Apabila kadar kotoran dan

kadar air pada kernel melebihi kontrak pasar yang tetapkan maka harga jual untuk

kernel tersebut mengalami penurunan.

12
BAB III
PROSES PRODUKSI

Kegiatan perusahaan di PT.Cipta Usaha Sejati terutama meliputi bidang

perkebunan. Dalam hal perkebunan perusahaan memiliki perkebunan kelapa sawit

dan melakukan pengolahanya dipabrik milik PT. Cipta Usaha Sejati sendiri.

Pemilihan teknologi yang teregrasi dikembangkan dengan mendirikan Pabrik

Kelapa Sawit (PKS ) dengan kapasitas pabrik 75 ton/ jam.

Tandan buah segar yang diolah oleh PT. Cipta Usaha Sejati yang berasal dari

kebun sendiri dari estate Mabali I, Mabali II dan Mabali III. Sedangkan buah luar

berasal dari PT. Jalin Vanio dari estate Mentabe, Sei Terong dan Sei Pinang.

Produk yang di hasilkan oleh PT.Cipta Usaha Sejati adalah minyak kelapa

sawit (CPO) dan kernel yang merupakan produk utama kemudian produk

sampingan berupa cangkang, fiber dan tankos. Pengolahan buah kelapa sawit

diawali dengan proses sortasi untuk memperoleh hasil (CPO) dengan kualitas yang

baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi.

Mutu produk kelapa sawit pada PT. CUS dengan memeperhatikan cara panen.

Budidaya Kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting

karena saat panen merupakan indikator akan dimulainya pengembalian inventasi

yang telah ditanamkan dalam budidaya. Melalui pemanen yang dikelola dengan

baik akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman

mampu bertahan dalam umur yang panjang.

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan dipabrik sangat

dipengaruhi oleh perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup

13
berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah ke

pabrik. Hal tersebut dapat dilihat dari derajat kematangan buah yang mempunyai

arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan

oleh faktor ini. Fraksi tandan dapat dilihat pada Tabel. 3.1 di bawah.

Tabel 3.1 Tingkat Fraksi TBS


Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan
00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah
0 1-12,5% buah luar memberondol Mentah
1 12,5-25% buah luar memberondol Kurang matang
2 25-50% buah luar memberondol Matang I
3 50-75% buah luar memberondol Matang II
4 75-100% buah luar memberondol Lewat matang I
5 Buah dalam juga memberondol, ada buah Lewat matang II
yang busuk
Sumber : PT. Cipta Usaha Sejati, 2019

3.1. Jembatan timbang (Weight bridge)

Jembatan timbang (weigh bridge) adalah digunakan untuk menimbang

jumlah berat tandan buah segar (TBS) yang diterima oleh pabrik untuk diolah.

Jumlah jembatan timbang di PT. CUS terdapat dua jembatan timbang dengan

kapasitas masing-masing 40 ton per jembatan timbang. Penimbangan, yaitu pada

saat masuk (berat truk dan TBS) atau berat kotor dinamakan bruto serta pada saat

keluar (berat truk) dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh

berat bersih (netto) yang masuk ke pabrik.

Prinsip kerja dari jembatan timbang, adalah sebagai berikut :

1. Truk masuk ke wilayah PKS membawa surat pengantar buah dari kebun

untuk diserahkan ke petugas yang ada di pos penjaga.

2. Kemudian supir truk mengambil slip dan nomor antrian dari operator WB

(Weight Bridge).

14
3. Truk yang melewati jembatan timbang berhenti, kemudian mematikan mesin

truk dan supir diwajibkan untuk turun.

4. Secara otomatis, berat beban yang dibawa oleh truk akan terbaca dilayar

monitor WB (Weght Bridge).

5. Operator akan mencatat data dari truk yang membawa beban yang meliputi

nama supir, divisi/wilayah, plat mobil dan berat awal dicatat berat truk awal

sebelum TBS di bongkar.

6. Truk yang sudah didata kemudian membongkar muatan.

7. Setelah dibongkar truk kembali ditimbang, kemudian selisih berat awal dan

berat akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di jembatan timbang, yaitu diantaranya:

1. Posisi kendaraan

Posisi kendaraan yang seharusnya berada tepat di tengah-tengah

timbangan hal ini sering sekali tidak diperhatikan terlebih pada saat siang hari

dimana tidak ada security atau pihak keamanan yang mengatur posisi kendaraan

pada saat penimbangan.

2. Kondisi mesin kendaraan

Hal ini perlu diperhatikan karena getaran yang ditimbulkan oleh mesin

kendaraan akan mempengaruhi sensor yang diterima, oleh load cell di bawah Plat

form timbangan, sehingga akan dapat mempengaruhi keakuratan dalam proses

penimbangan. Kondisi ini pun masih sering dijumpai terlebih pada saat siang hari,

dimana kurangnya pengawasan dari petugas, oleh karena itu perlu sebuah ketegasan

15
bagi operator untuk melakukan teguran terhadap sopir yang masih menyalakan

kendaraanya pada saat melakukan proses penimbangan.

3.2. Penyortiran (Grading)

Penyortiran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kualitas

TBS yang masuk ke pabrik. Penyortiran dilakukan terhadap tingkat kematangan

buah dan keabnormalan yang mungkin terjadi pada buah. Proses penyortiran yang

dilakukan di PT. Cipta Usaha Sejati dengan sistem acak yaitu sistem pemilihan

secara acak untuk setiap divisi dari suatu estate yang dianggap sudah mewakili

secara keseluruhan. Proses penyortiran dilakukan apabila buah yang masuk

merupakan buah dari luar kebun PT. Cipta Usaha Sejati yaitu dengan cara operator

grading/sortasi memisahkan antara buah mentah, buah matang, mengkal,

brondolan, buah lewat matang, tangkai panjang, buah abnormal, buah banci, buah

mantel dan sampah kemudian buah tersebut dikumpulkan serta dihitung berapa

banyak tandan buah segar yang telah disortir tersebut. Sedangkan buah dari kebun

milik perusahaan sendiri tidak dilakukan penyortiran. Pada saat penyortiran

dilakukan, asisten kebun dari estate tersebut akan dipanggil untuk melihat sendiri

buah yang dipisahkan kemudian asisten akan memberitahukan kepada mandor

kebun agar buah yang dikirim dengan kualitas yang bagus. Persentase buah yang

diolah di PT. Cipta Usaha Sejati yaitu: Matang 85%, Mengkal 10% dan Lewat

Matang 5%. Buah yang telah dilakukan penyortiran atau grading tetap akan diolah

di pabrik.

16
Kriteria grading tandan buah sawit di PT.Cipta Usaha .

1. Buah mentah (Unripe bunch), adalah buah dengan ciri–ciri tidak ada brondol

yang lepas dan buah masih berwarna hitam.

2. Buah mengkal (Underripe), adalah buah yang membrondol < 3 dan tandan

masih berwarna orange bercampur hitam.

3. Buah matang (Ripe bunch), adalah buah yang telah membrondol > 3

4. Buah lewat matang (Overripe bunch), adalah buah dengan brondolan telah lepas

dari tandan > 75%.

5. Tandan kosong (Empty bunch), adalah buah dengan > 90% brondolannya telah

lepas dari tandan.

6. Tangkai panjang (Long Stalk), adalah buah dengan tangkai > 2,5 cm dan diukur

dari pangkal buah sampai ujung tandan yang paling panjang. Sisa potongan

tandan yang terangkut termasuk dalam kriteria tangkai panjang.

7. Brondolan (Loose fruit), adalah buah yang lepas dari tandan buah segar akibat

dari proses pematangan buah, berwarna orange kemerahan, tidak busuk dan

berwarna hitam.

8. Buah busuk (Rotten Bunch), adalah buah yang > 50 % telah berwarna hitam dan

busuk.

9. Sampah (Debris) adalah kotoran yang terangkut bersama dengan buah seperti

pasir, tanah, batu kerikil, bunga jantan, plastik, karung dan sampah lainnya.

10. Buah tidak normal (Abnormal Bunch), adalah buah yang beratnya < 3 kg, buah

yang penyerbukannya tidak sempurna sehingga bentuknya tidak normal, buah

hitam yang membrondol karena penyakit.

17
3.3. Tempat penampungan buah (loading ramp)

Setelah buah disortir pihak sortasi, tandan buah segar dituang pada lantai yang

berbentuk miring (sudut 27 derajat) berfungsi untuk mempercepat keluarnya TBS

melalui pintu-pintu yang diatur dengan Hydrolic Pack System. Loading Ramp di

PKS mabali mempunyai 34 pintu dengan line A 12 pintu dan line B 22 pintu. Pintu

yang dibuka dan ditutup dengan sistem hidrolik, dengan kapasitas line A 16

ton/pintu dan line B 33 ton/pintu. PKS PT. CUS menggunakan loading ramp

berbentuk scrapper dimana buah akan dikeluarkan dan dibawa oleh conveyor ke

stasiun sterillizer.

3.4. Stasiun perebusan (Sterilizer)

Sterilllizer adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus TBS/buah

sampai masak dengan menggunakan steam dari BVP (Back Pressure Vessel)

dengan tekanan kerja sebesar 2,8 kg/cm² sampai 3 kg/cm², untuk menjaga tekanan

yaitu dengan cara diberi katup pengaman (safety valve), baik buruknya mutu dan

jumlah hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh keberhasilan

rebusan.

Perebusan di PKS adalah perebusan berbentuk miring (obligue) yang

berjumlah 5 unit dan vertical yang berjumlah 3 unit. Kapasitas sterilizer oblique

16,5 ton/unit dengan tekanan 2,8 bar, waktu perebusan 62 menit, suhu 120-130oC,

waktu pengisian buah 5-15 menit dan waktu pengeluaran buah 10-15 menit dengan

derajat kemiringan 45ºC. Sedangkan sterilizer vertical berkapasitas 33 ton/unit

dengan tekanan 2,8-3 bar, suhu perebusan 120-130oC, waktu perebusan 75 menit

18
(tergantung kondisi buah), waktu pengisian buah 15 menit dan waktu pengeluaran

buah 15-20 menit.

Kualitas buah yang diterima dari estate tidak selalu mempunyai kualitas buah

yang baik. Dengan demikian kita memerlukan sistem perebusan yang sesuai dengan

kondisi buah yang diterima guna mendapatkan hasil perebusan yang baik.

1) Deaeration dilakukan 3 menit, dimana posisi kondensat terbuka.

2) Memasukkan uap untuk peak pertama yang akan dicapai dalam waktu 8 menit

dengan suhu 105oC, tekanan 1,5-1,7 bar. Pada peak pertama berfungsi untuk

membuang udara yang ada di dalam sterilizer.

3) Uap dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5 menit.

4) Uap dimasukkan kembali selama 10 menit untuk peak kedua mencapai tekanan

2,2-2,5 bar dengan suhu 115oC. Berfungsi untuk mengurangi kadar air dan

membuang udara yang terdapat didalam sterillizer.

5) Uap kondensat kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3

dalam waktu 12 menit pada suhu 130oC, tekanan 2,8 bar. Dibuang lagi selama 3

menit. Untuk menonaktifkan enzim.

6) Setelah peak ketiga tercapai yaitu 2,8-3 bar maka dilakukan penahanan selama

45 – 50 menit disesuaikan dengan kondisi TBS. Untuk proses perebusan buah.

Tujuan perebusan buah adalah sebagai berikut:

1) Untuk mematikan enzim.

2) Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.

3) Mengurangi kadar air dalam buah yang direbus sampai 10%.

19
4) Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan dalam proses pelumatan dan

pengepresan.

5) Memudahkan lepasnya Kernel dari cangkangnya.

Gambar 3.2 Proses Tripple Peak

Tekanan (Bar)
3

2,5

1,5

0 16 22 75
Waktu (Menit)
Sember. PT.CUS, 2019

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam unit kerja stasiun sterilizer yaitu sebagai

berikut:

1. Proses pembuangan kondensat

Hal ini perlu diperhatikan karena jumlah air yang terdapat pada saat proses

perebusan berlangsung akan mempengaruhi keefektifan proses perebusan karena

air merupakan media yang cepat menyerap panas sehingga panas yang digunakan

pada proses perebusan menjadi tidak maksimal.

20
2. Waktu perebusan (Cycle Time)

Waktu perebusan yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan untuk

merebus mulai dari tutup pintu sterilizer hingga tutup kembali pada perebusan

selanjutnya. Hal ini perlu diperhatikan karena lamanya waktu perebusan akan

mempengaruhi kapasitas dari sterilizer itu sendiri, dan hal ini biasanya sering

terjadi disebabkan oleh lamanya waktu buka-tutup pintu.

Pengaruh yanng dapat menyebkan kehilangan minyak pada air kondensat

yaitu:

1. Pengaruh tekanan uap dan lama perebusan yang tidak cukup.

- Buah kurang masak (rebus), sebagian berondolan tidak lepas dari tandan,

yang mengakibatkan kerugian minyak dan inti sawit dalam janjang kosong

bertambah.

- Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak

lepas dari biji, sehingga mengakibatkan kerugian minyak pada ampas dan

biji bertambah.

- Ampas basah, yang menyebabkan pembakaran dalam ketel uap tidak

sempurna.

2. Pengaruh perebusan terlalu lama

- Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat) dan

janjangan kosong bertambah, biji mudah pecah dalam kempa.

- Merusak mutu minyak dan inti.

21
3. Pengaruh pembuangan udara dan air kondensat

- Udara merupakan penghantar panas yang rendah, apabila udara dalam

ketel rebusan tidak sempurna dikeluarkan akan terjadi pencampuran udara

dan uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap kedalam buah

tidak sempurna.

- Air kondensat bersifat korosif (menyebabkan pengkaratan) dan suhunya

yang lebih rendah (menyebabkan perbedaan pemuaian pada bagian bawah

rebusan), maka harus dibuang sesegera mungkin.

- Pembuangan udara dan air kondensat dilakukan pada waktu yang

bersamaan.

3.5. Stasiun penebahan (Threser)

PKS mabali ada tiga unit thresser dengan masing-masing kapasitas 30

ton/unit. Kecepatan putar thresser 23-25 rpm. Kecepatan putaran memiiki maksud

tertentu, karena bila kecepatan putaran terlalu tinggi maka TBS yang dibanting

tidak dapat membrondol maksimal atau brondolan dapat terlempar keluar, apabila

putaran kecepatan terlalu rendah berakibat pada kurang efektivitas dalam proses

pembantingan. Panjang drum threser adalah 5 meter, dengan diameter 2,1 meter.

Thresser bertujuan untuk memisahkan buah yang telah direbus dengan tandannya.

Dengan perputaran pada thresser buah lepas dari tandan kosong (tankos)

dipisahkan dengan buah. Buah yang terpipil masuk ke conveyor kemudian

didistribusikan ke digester untuk pelumatan. Tankos yang dihasilkan adalah hasil

sekunder yang bisa dibuang ke kebun untuk dijadikan pupuk.

22
3.6. Stasiun Digester

Digester adalah digunakan untuk melumat berondolan hingga homogen

sehingga daging buah terpisah dari minyak dan biji. Terdapat 8 unit dengan

kapasitas 18 ton/unit. Digester ini terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak,

didalmnya dipasang pisau-pisau pengaduk (Stering arm) dimana alat ini digerakan

oleh elektromotor yang direcuder oleh gearbox dan disesuaikan terhadap putaran.

Tingkat pisau- pisau pengaduk terdiri dari:

1) 1 unit pisau diletakklan pada atas, yang berfungsi untuk mengaduk atau

melumat berondolan hingga homogen.

2) 1 unit pisau diletakkan paling bawah, berfungsi untuk mendorong berondolan

yang sudah dilumat, kemudian diaduk keluar dari digester.

Kecepatan putaran pisau-pisau pengaduk itu 20-30 rpm, sehingga brondolan

dapat dicacah di dalam tangki ini. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah

terlepas dari biji sehingga mudah untuk di press. Untuk memudahkan pelumatan

buah, pada digester diinject steam suhu sekitar 90oC-95°C.

Putaran yang tinggi menyebabkan genangan minyak dalam alat yang akan

mempersulit pengadukan. Kisaran putaran antara 20-30 rpm. Penggunaan digester

harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi perubahan massa

aduk yang dapat berakibat pada penurunan efisiensi ekstraksi. Untuk

memperlambat proses pelumatan maka dianjurkan agar volume digester ¾ sampai

penuh. Apabila tidak terisi penuh maka buah tidak terajang dengan sempurna.

Operasional di dalam digester harus ada proses pemanasan supaya minyak

tidak menjadi kental. Suhu yang dikehendaki adalah 90°C karena pada suhu

23
tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong–kantong minyak,

sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan

lainnya. Proses pencacahan dalam tabung digester akan menyebabkan genangan

minyak pada dasar tabung. Minyak yang terdapat dalam adonan akan menurunkan

efisiensi pengadukan, karena minyak akan berfungsi sebagai pelumas pisau

sehingga mengurangi efek pelumatan pisau digester, maka dari itu minyak tersebut

perlu dipisahkan.

Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang didasar bejana yang

dihubungkan dengan pipa (perforate plate). Hal-hal yang harus diperhatikan pada

digester antara lain temperatur 90oC – 95oC, arus listrik berkisar 28 - 32 Ampere.

3.7. Stasiun Pemgempaan (Pressing)

Screw Press digunakan untuk memeras brondolan matang dengan sistem

tekan dengan menggunakan screw press yang memiliki suhu sekitar 85ºC - 90ºC,

jumlah alat press sebanyak 8 unit dengan kapasitas 18 ton/unit. Waktu

pengeempaan sekitar 6-10 menit, dengan keceptan putaran screw 11-12 rpm yang

digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dengan daging buah. Proses

pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw yang mendesak press cake,

sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. screw dan sliding

cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana

dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya.

Minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang–

lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone

dan press cage. Lubang dinding Press cage maksimal 4 mm agar minyak yang

24
dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara sliding cone maksimal 6 mm agar

kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bisa ditekan serendah mungkin.

Tekanan pada screw press sangat menentukan keberhasilan proses pengempaan.

Tekanan yang sesuai harus dapat menghasilkan atau memisahkan minyak

dari ampas dan sedikit mungkin biji yang pecah. Tekanan normal ± 40 kg/cm2 yang

diatur pada enjektor cone, yaitu logam berbentuk kerucut yang terdapat pada outlet.

Untuk menjaga kestabilan tekanan, dipasang hidraulic transmission yang dapat

mengatur tekanan tertinggi dan tekanan terendah dalam screw press. Tujuan

penstabilan tekanan screw press adalah:

1). Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas.

2). Menurunkan jumlah biji pecah.

3). Memperpanjang umur teknis.

Parameter keberhasilan pada stasiun screw press antara lain Oil losses pada

press cake 0,40% dalam TBS, Nut pecah pada total nut di press cake 1% dalam

sampel.

3.8. Stasiun pemurnian/ Klarifikasi (Clarifacation Stasion)

Stasiun klarifikasi atau pengutipan dan pemurnian minyak adalah stasiun

terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak kasar hasil stasiun pengempaan,

dikirim kestasiun ini untuk proses lebih lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi

(CPO). Proses pemisahan minyak air dan kotoran dilakukan dengan prinsip fitrasi,

pengendapan, sentrifugasi dan penguapan. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa

unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi: sand trap

25
tank, vibrating screen, crude oil tank, Continuous Settling Tank, vaccum drier,

sludge tank, oil tank, buffer tank, dan storage tank.

1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Sand trap tank adalah digunakan untuk memisahkan minyak dari kotoran

pasir kasar dengan sistem pengendapan dan menginjeksikan uap dengan

temperature 90-95ºC, jumlah tangki yaitu 2 unit dengan kapasitas 50 ton/unit

bertujuan untuk memudahkan terjadinya pemisahan pasir ataupun material berat

lainya dari dalam crude oil, sehingga dapat mengurangi kehausan pada Vibrating

screen. Crude oil dari oil gutter di alirkan ke sand trap secara cyclone, karena aliran

cyclone (gaya sentrifugal) tersebut menyebabkan pasir atau material yang lebih

berat akan terseret kebawah sedangkan crude oil yang lebih ringan cenderung akan

berada pada bagian atas. Dengan menggunakan skimmer crude oil yang berada pada

lapisan atas tersebut ditangkap untuk dialirkan ke vibrating screen, pasir yang

tertangkap di sad trap setiap 6 jam di buang (drain).

2. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)

Vibrating screen digunakan utnuk memisahkan benda-benda padat yang

bercampur didalam minyak kasar. Terdapat 4 unit vibrating screen. Proses

penyaringan bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti: serabut, pasir, tanah dan

kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang

digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran

20 mesh dan screen kedua 40 mesh saringan. Saringan pertama untuk menyaring

minyak kasar dengan padatan berupa serat atau ampas dan saringan kedua untuk

menyaring pasir tanah dan kotoran yang lebih kecil dari padatan yang pertama.

26
Minyak hasil dari penyaringan dialirkan kedalam tangki minyak kasar crude oil

tank (COT) dan suhu dipertahakan 90ºC-95ºC.

3. Crude Oil Tank (COT)

Crude Oil Tank digunakan untuk mengumpulkan/menampung minyak

kasar yang telah disaring dengan menginjeksikan uap untuk menjaga agar suhu

minyak kasar tetap temperaturnya. COT yang ada di perusahaan sebanyak 2 unit

dengan kapasitas 15 ton/unit. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan

steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90oC-95°C, dari sini

minyak dipompakan ke sand cyclone untuk membuang pasir yang ada pada minyak.

4. Continuous Settling Tank (C.S.T)

Continuous settling tank berfungsi untuk menampung minyak yang masih

terdapat sludge. Terdapat 2 unit CST dengan kapasitas 80 ton/unit yang akan

dipisahkan dengan sistem berat jenis dimana minyak yang terdapat dibagian atas

akan masuk kedalam oil tank 2 dengan melalui alat yang dinamakan Skimer

sedangkan sludge terdapat dibagian bawah continuous setlting tank yang akan

masuk kedalam sludge tank dan dibawa ke buffer tank untuk dilakukan pengolahan

selanjutnya masuk ke mesin centrifuge dengan standar temperatur 90-950C.

5. Sludge Sentrifuge

Sludge Sentrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak dari sludge secara

mekanis, memanfaatkan prinsip kerja sentrifugal dan perbedaan berat jenis antara

minyak dengan sludge. Terdapat dua unit sludge tank dengan kapasitas 28 ton/unit

yang bersuhu 90-95oC.

27
6. Sludge Tank

Sludge dari CST masuk dalam sludge tank. Sludge tank merupakan tangki

berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum sludge diolah dalam

sludge centrifuge, kapasitas pada sludge tank yaitu 28 ton dan suhu 90-950C. Pada

PT. CUS PKS Mabali terdapat 2 unit sludge tank yang berbentuk silinder tegak.

7. Buffer Tank

Buffer tankt sebelum sluge di buang pada kolam limbah terlebih dahulu di

tampung dalam buffer tank dengan maksud agar minyak yang terbuang masih

dapat di kutip kembali.

8. Oil Tank

Oil Tank merupakan tempat penampung minyak hasil olahan, dalam oil tank

juga terjadi pemanasan (80-90°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air dan

untuk mempermudah pemisahan minyak dengan kotoran. Terdapat dua unit oil

tank dengan kapasitas 28 ton/unit.

9. Vacum Drier

Vacum Drier berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang masih ada

pada minyak. Proses pemisahanya dimana minyak terpisah kedalam tabung

melalui semprotan nozle. Kapasitas vacum drier yang ada pada PT.Cipta Usaha

Sejati 16 ton / jam sebanyak 2 unit dengan suhu sekitar 95-100oC.

10. Storage tank

Minyak dari vacuum drier, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki

timbun), pada suhu simpan 45oC-55°C, terdapat 3 unit dengan kapasitas 2500

ton/unit. Setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging

28
buah berupa minyak yang disebut CPO. Selama dalam storage tank, minyak ini

akan terus dipanasi dengan suhu 50°C agar tetap cair. Selama penimbunan ini dapat

terjadi perusakan mutu, baik peningkatan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) maupun

peningkatan oksidasi. Persyaratan penimbunan yang baik ialah:

a. Kebersihan tangki dijaga, khususnya terhadap kotoran dan air.

b. Jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor.

c. Membersihkan tangki dan memeriksa pipa–pipa uap pemanas, tutup tangki,

alat–alat pengukur secara rutin.

d. Memelihara suhu berkisar 50 °C.

3.9. Stasiun kernel (Kernel Recovery Plant)

Stasiun kernel berfungsi sebagai pemecah nut dan kernel sehingga didapat

kernel (inti). Pada stasiun ini juga dilakukan pemisahan antara nut, inti dan kotoran

dengan metode hisapan menggunakan fan. Stasiun Nut dan Kernel adalah stasiun

yang melakukan proses pencapaian efesiensi recovery kernel yang maksimal

dengan kualitas produksi yang optimal dan losses yang minimal.

Ada beberapa tahapan di dalam stasiun Nut dan kernel:

1. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih

menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor namun screw

nya dipasang pada plat persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC merupakan

sebuah talang berbentuk horizontal dimana dibagian dalamnya terdapat pedal

pengaduk dan dilengkapi mantel pemanas dan pisau pengurai CBC berfungsi untuk

29
menguraikan gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.

Kapasitas CBC 60 ton dengan suhu 70-75oC.

2. Depericarper

Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan

nut dari CBC masuk ke separating coloum. Disini fraksi ringan yang berupa fiber

dihisap dengan fiber cyclone dan ditampung dalam hopper sebagai bahan bakar

pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing

drum. Diameter 850 mm dengan putaran 60 rpm.

3. Nut Polishing Drum

Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat

dari perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih

menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut

diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan

batu dan benda-benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Terdapat 2 unit dengan

diameter 1200 mm putaran 30 rpm dan panjang 6000 mm.

4. Nut Silo

Fungsinya tempat pengeringan atau pemeraman biji, hal ini dilakukan

untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lepas dari

cangkangnya. Kapasitas 32 ton.

5. Ripple Mill

Fungsinya adalah untuk pemecah biji yang masuk dari hopper, sehingga

biji terpecah menjadi kernel dan cangkang, pemecah ini terdiri dari pada rotor

Setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke

30
LTDS (Light Tenera Dry Separator). Terdapat dua unit dengan kapasitas 8 ton per

1 jam dengan putaran 900-950 rpm.

NP + NU
Efesiensi 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑙𝑙 = 100 −
1000

Keterangan:

NP: nut pecah

Nu: nut utuh

6. Light Tenera Dry Separator (LTDS)

Inti dan cangkang yang telah lepas kemudian masuk ke LTDS I (Ligth

Tenera Dry Separator) melalui cracked mixture elevator, agar inti terpisah dari

cangkang. Dimana massa yang kecil (cangkang dan serat) akan terhisap oleh

blower menuju hopper pada LTDS II juga berfungsi untuk memisahkan inti dan

cangkang yang lewat (sisa) dari LTDS I, LTDS II kemudian cangkang dihisap ke

hydrocyclone dan kernel jatuh ke dry kernel conveyor lalu mask ke kernel drier.

7. Claybath

Kegunaan dari pada claybath adalah sebagai alat untuk memisahkan antara

kernel dan cangkang kasar. Pemisahan di lakukan dengan penambahan CaCo3

(Calsium carbonat). Cangkang yang masa jenisnya lebih berat akan tengelam

sedang kernel akan mengapung karna masa jenisnya lebih ringan. Cangkang yang

pecah dihisap masuk ke hopper sedangkan kernelnya masuk kedalam wet kernel

conveyor dibawa lagi oleh elevator ke kernel silo. Kapasitas 12 ton dengan putran

32 rpm.

31
8. Silo Dryer

Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.

Inti yang berasal dari pemisahan di hidrocyclone melalui wet kernel conveyor

didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada

kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari steam

heater yang dihembuskan oleh fan kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan

dilakukan pada temperatur 60-80°C selama 4-8 jam dengan kapasitas 30 ton dengan

jumlah silo dryer dua unit. Tempat penampungan kernel setelah dikeringkan di

dalam kernel drier penampungan kernel ini bertujuan untuk menampung kernel

sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada unit kerja stasiun ini yaitu:

Kadar Kotoran : < 6% /berat sampel

Kadar Air : < 7% /berat sampel

Broken Kernel : < 15% /berat sampel

9. Kernel bin

Kernel bin merupakan tempat penampungan sementara sebelum kernel

dikarungkan atau dikirim. Terdapat dua unit dengan kapasitas 300 ton.

3.10. Stasiun Engine Room

Daya listrik yang digunakan di pabrik dari genset atau turbin

didistribusikan ke setiap stasiun dengan menggunakan panel distribusi. Daya listrik

ini berasal dari steam boiler. Steam boiler selain sebagai pembangkit tenaga listrik

juga didistribusikan ke stasiun-stasiun lainnya.

32
3.11. Stasiun Boiler

Boiler merupakan ketel penghasil uap, dimana uap tersebut digunakan

untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan listrik. Boiler yang digunakan

adalah Takuma N 1000. Sistem teknis boiler adalah sebagai berikut:

Air dari WTP (Water Treatment Plan) dipompakan ke feed tank, di feed

tank suhu air dipertahankan 90oC dengan kapasitas tangki 1.800 m3, kemudian air

masuk ke deaerator tank suhu 120oC. Air dipompakan ke bagian dalam atas boiler

terdapat upper drum dan hidder drum sehingga air menjadi uap. water treatment

plant adalah difungsikan untuk mengolah air baku untuk mendapatkan kualitas air

yang standar.

a. Waduk

Waduk berfungsi sebagai proses penampungan air dalam pengolahan dan

bertujuan agar mempermudah proses didalam pengolahan.

b. Clarifier

Clarifier berfungsi Untuk mengendapkan kotoran yang sudah menyatu

hingga air yang timbul ke atas lebih jernih.

Bahan yang di tambahkan dalam pemurnian air adalah sebgai berikut:

1) Flokulan berfungsi sebagai pengikat kotoran atau Flocs yang terbentuk masih

mengambang untuk diendapkan kebagian bawah tangki sehingga kotoran-

kotoran dan lumpur mengendap.

2) Aluminium sulfat (tawas) sebagai koagulan untuk menjernihkan air.

3) Soda ash sebagai penetral pH.

33
b. Water Basin

Water Basin adalah proses pengendapan air yang berfungsi sebagai


wadah penampungan sementara untuk dialirkan ke sand filter 1 dan 2.
c. Sand filter

Sand filter bertujuan untuk menyaring zat terlarut dan tersuspensi yang
terdapat dalam air antara lain untuk menurunkan tingkat kekeruhan.
d. Processing tank

Processing tank yaitu air yang digunakan untuk proses pengolahan dan

domestic keperluar rumah karyawan.

3.12. Kolam limbah

Air limbah dari pabrik dialirkan ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air

Limbah) dengan sistem kolam atau ponding system. Volume air limbah yang

dihasilkan sekitar 150m3/ hari, dan kapasitas tampung sistem kolam sebesar 400

m3/hari. Terdapat 10 kolam limbah yang ada di PT.CUS. Kolam 1 yaitu cooling

pond, kolam 2 acidification pond, kolam 3 mixing pond, kolam 4 mixing pond,

kolam 5 anaerobic pond, kolam 6 anaerobic pond, kolam 7 aerobic pond, kolam

8 aerobic pond, kolam 9 fakultatif pond, kolam 10 sedimentasi pond. Adapun

proses penanganan air limbah adalah sebagai berikut:

1. Air limbah dari proses pengolahan sawit dialirkan ke Recovery Tank untuk

diambil sisa kandungan minyaknya.

2. Air limbah dari Recovery Tank di pompakan ke kolam No. I (Acidification

Pond I) dan dilakukan pemeriksaan temperatur, pH, kadar minyak, dan Total

Suspendid Solid (TSS). Temperatur yang dibutuhkan antara 30-55oC. Jika

masih terdapat kandungan minyak maka tetap dilakukan pengutipan minyak.

34
3. Dengan sistem over flow melalui pipa air limbah masuk ke kolam No. II

(Acidification Pond), lalu dilakukan penganalisaan untuk temperatur

maksimal 55oC dan pH antara 3,8-4,5.

4. Dari kolam No. II secara over flow melalui pipa air limbah masuk ke kolam

No. III (mixing Pond I) air limbah pada kolam ini mengalami asidifikasi,

sehingga air limbah yang mengandung bahan organik lebih mudah

mengalami biodegradasi dalam suasana anaerobik. Pada kolam ini akan

dirombak menjadi Volatile Fatty Acid (VFA). Setelah hidrolisis sempurna,

pH air limbah dinetralkan.

5. Dari kolam No. III dengan over flow melalui pipa air limbah masuk ke kolam

No. IV (mixing Pond II). Kolam ini adalah kelanjutan dari kolam No. III.

6. Selanjutnya air limbah over flow melalui pipa ke kolam No. V (anaerobic

Pond I) dilakukan pemeriksaan untuk temperatur maksimal 45oC dan pH 6-

8. Jika temperatur dan pH tidak tercapai maka dilakukan penambahan abu

janjangan/boiler atau pupuk urea dan resirkulasi air limbah dari kolam No. V

ke Kolam No VI. Dinyatakan beroperasi dengan baik jika pembiakan bakteri

methanogenesis yang berfungsi merubah lemak menjadi gas methan

berkembang yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas

dipermukaan air kolam dan adanya aroma gas methan. Jika bakteri tidak

berkembang (tidak hidup), maka harus dilakukan penambahan air limbah

yang mengandung bakteri. Dari kolam No. V over flow melalui pipa air

limbah masuk ke kolam No. VI (anaerobic Pond II) dan dilakukan

pemeriksaan temperatur 30-35oC dan pH 6-8. Kolam ini adalah kelanjutan

35
dari pembiakan bakteri methanogenesis di kolam No. V agar perubahan

lemak menjadi gas methan lebih sempurna.

7. Dari kolam No. VI air limbah over flow melalui pipa masuk ke kolam No. VII

(Aerobic Pond I). Kolam ini berfungsi untuk penampung air limbah untuk

kestabilan debitnya. Pada kolam ini terjadi proses aerobik telah tumbuh

ganggang dan bakteri heterotof yang berbentuk flocs.

8. Selajutnya melalui over flow pipa air limbah masuk ke kolam No. VIII

(Aerobic Pond II). Kolam ini berfungsi sama dengan kolam No. VII.

9. Kemudian dari kolam No. VIII air limbah over flow melalui pipa masuk ke

kolam No. IX (Vacultatif Pond I). Kolam ini dilakukan pemeriksaan

temperatur 30oC dan pH diharapkan 7-8,5. Kolam ini berfungsi untuk penetral

air limbah.

10. Dari kolam No. IX secara over flow air limbah masuk ke kolam No. XI

(Sedimentasi) yang merupakan kolam terakhir sebelum air limbah dibuang ke

badan penerima/sungai. Pemeriksaan terakhir air limbah sebelum keluar baku

mutu parameternya adalah: Temperatur ±30oC, pH, 6-9, TSS 250 mg/l,

Minyak/ Lemak 25 mg/l.

Kepastian analisa baku mutu air limbah ini juga dilakukan oleh

instansi pemerintah yaitu “Laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kab.

Serdang Bedagai” setiap 1 (satu) bulan sekali.

36
BAB IV
TUGAS KHUSUS DILAPANGAN
PENGARUH TEKANAN SCREW PRESS TERHADAP OIL LOSSES

4.1. Latar Belakang

Perkembangan industri perkebunan di Indonesia sangat berkembang dengan

pesat khususnya pada komoditi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

pabrik pabrik kelapa sawit yang telah berdiri di beberapa provinsi di Indonesia

Proses pengolahan yang dilakukan pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan

suatu rangkaian beroperasi secara berlanjut dimana hasil dari suatu instalasi akan

dilanjutkan ke instalasi selanjutnya dengan mempertahankan mutu. Untuk

mendapatkan hasil proses ini diperlukan pengolahan yang baik guna mendapatkan

ouput yang optimal sesuai dengan keinginan perusahaan. Hasil utama yang dapat

diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong (Bakar,

2003). Untuk mengolah bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak

sawit Crude Palm Oil (CPO) dan biji dilakukan dengan prinsip proses pemisahan

dari bahan yang sudah tersedia atau tanpa mengubahnya. Selain dari bahan baku,

faktor lain yang menentukan adalah kinerja mesin press guna menekan losses

serendah-rendahnya. Losses yang terjadi di pabrik kelapa sawit berpengaruhh

kepada pendapatan perusahaan karena losses yang terbuang merugikan perusahaan

oleh sebab itu mengambil judul tentang analisa di bagian mesin press salah satumya

mengenai tekanan screw press.

4.2. Tujuan

Mengetahui perbedaan oil losses yang ada di stasiun press dengan tekanan

kempa yang tetap.

37
4.3. Permasalahan

Mempertimbangkan kerugian losses minyak di screw press dalam hal ini

perlu dikaji termasuk mengidentifikasi lebih mendalam tentang proses di screw

press. Penelitian ini untuk menstabilkan tekanan yang sesuai ketetapan perusahaan.

screw press adalah sangat penting untuk proses pemisahan minyak kasar dengan

serat padat.

4.4. Pembahasan

Tabel 4.1. Data Analisa Oil Losses Pada Screw Press di PT. CUS
No. Tanggal Oil Losses Standar
PT.CUS
1. 1 maret 2019 8,28 % 4,00%
2. 2 maret 2019 9,45 % 4,00%
3. 4 maret 2019 8,23 % 4,00%
4. 11 maret 2019 8,32% 4,00%
5. 12 maret 2019 9,42% 4,00%
6. 13 maret 2019 8,19% 4,00%
7. 14 maret 2019 8,24% 4,00%
8. 15 maret 2019 9,34% 4,00%
9. 16 maret 2019 8,43% 4,00%
10 18 maret 2019 8,17% 4,00%
11. 19 maret 2019 9,35% 4,00%
12. 20 maret 2019 8,25% 4,00%
13. 21 maret 2019 8,20% 4,00%
14. 22 maret 2019 9,33% 4,00%
15. 23 maret 2019 8,21% 4,00%
16. 25 maret 2019 8,24% 4,00%
17. 26 maret 2019 9,31% 4,00%
18. 27 maret 2019 8,26% 4,00%
18. 28 maret 2019 8,27% 4,00%
20. 29 maret 2019 9,30% 4,00%
21. 30 maret 2019 8,22% 4,00%
Sumber PT. Cipta Usah Sejati, 2019

Data hasil pengamatan oil losses di screw press menunjukkan bahwa hasil

analisa oil losses dari tanggal 1 maret 2019-30 Maret 2019 diperoleh data oil losses

38
berkisara antara 8,19%-9,45%. Sedangkan standar oil losses di PT. Cipta Usaha

Sejati sebesar 4%. Hal ini disebabkan karena faktor yang mempengaruhi efisiensi

ekstraksi adalah dari screw press, tekanan, stabilitas tekanan screw press dan air

pengencer. Adanya feed screw didalam screw press akan menghasilkan kontinuitas

dan jumlah buah yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk

berdasarkan gravitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press

mempengaruhi volume worm yang parallel dengan penekanan ampas, jika kosong

maka tekanan akan berkurang dan losses minyak dalam ampas akan tinggi.

Tekanan cone yang rendah akan menghasilkan biji yang banyak akan tetapi

minyak bayak yang terbuang atau losses. Oleh sebab itu tekanan harus stabil.

Tekanan yang terlalu bervariasi akan mengakibatkan pengaruh negatif terhadap

proses pengempaan dan terhadap alat kempa.

Selama proses pengoperasian berlangsung air panas ditambahkan kedalam

screw press. Hal ini bertjuan untuk pengenceran (dilution) sehingga massa bubur

buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka

akan dihasilkan cairan dengan visikositas tinggi yang akan menyulitkan proses

pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air

berkisar l0 - 15% dari berat TBS yang diolah dengan temperature air berkisar 90oC.

Rendemen dengan kehilangan (losses) punya hubungan yang sangat erat

sehingga menimbulkan kesan bahwa bila losses rendah maka rendemen akan tinggi,

begitu pula sebaliknya. Meskipun ada sedemikian banyaknya losses yang terdapat

di PKS namun senantiasa yang diamati hanyalah losses minyak (CPO). Dalam

kenyataan dilapangan pengendalian dan minimalisasi terjadinya losses ini dapat

39
dilakukan dengan perbaikan kinerja proses pegolahan di PKS yang

berkesinambungan dapat di lalukan dengan mencari, menemukan dan menerapkan

sistem kinerja proses yang sesuai dengan kondisi PKS tersebut, sehingga akan

diperoleh losses yang paling rendah, sehingga terciptalah sudah pengendalian dan

minimalisasi losses yang efektif dan efisien (Darma Surya. 2007). Untuk

menurunkan kadar minyak dalam ampas tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur

cone, tekanan yang terlalu tinggi mengakibatkan persentase biji pecah tinggi dan

dapat mengakibatkan mempercepat kerusakan pada screw press, bahkan dapat

mengakibatkan kebakaran electromotor screw press.

Tekenan yang digunakan di PKS Mabali pada alat screw press yaitu 40 bar.

Jika tekanan yang digunakan melebihi batas, hal ini akan menyebabkan efek yang

merugikan yaitu ditemukan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat

mempercepat kerusakan screw press bahkan dapat menyebabkan electro motor

screw press kebakar dan screw patah (Naibaho, 1998).

Tujuan untuk menstabilkan tekanan pressan adalah untuk memperkecil

kehilangan minyak dalam ampas press, menurunkan jumlah biji pecah dan

memperpanjang umur alat.

Air pengencer merupakan air yang ditambahkan kedalam screw press yang

bertujuan untuk membantu mempermudah proses pengepresan. Pemberian air

pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian

tengah atau di chute screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung

pada temperatur air pengencer, semakin tinggi temperatur air pengencer yang

digunakan maka jumlah air yang diberikan semakin sedikit.

40
4.5. Kesimpulan

Dari hasil analisa diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil oil losses yang

terjadi di stasiun press mulai dari 1 Maret 2019-30 Maret 2019 berkisar antara

8,19% dan 9,45% dengan tekanan kempa yang tetap.

4.6. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu: perlunya kontrol pada alat

screw press oleh operator dengan teliti dan memperbaiki tekanan agar tetap stabil

sehingga dapat mengurangi kehilangan minyak yang dapat merugikan perusahaan.

Pemberian pembekalan pada operator tiap stasiun pengolahan perlu dilakukan oleh

mandor dan Assisten untuk meningkatkan pemahaman dan ketekunan pada

operator.

41
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Proses pengolahan minyak kelapa sawit dengan bahan baku berupa TBS melalui

berbagai tahap pengolahan sebelum menjadi CPO. Dimulai dari perebusan di

stasiun sterillizer, pemisahan janjang dengan buah di stasiun thresher, pencacahan

buah di stasiun digester, pengambilan minyak kasar di stasiun press, dan stasiun

pemurnian minyak hingga ke tempat penampungan minyak sementara sebelum di

jual di stasiun storage tank.

2. Alat dan mesin yang digunakan yaitu alat perebusan (sterilizer), pembantingan

TBS agar buah lepas dari janjangan (thresher), pelumatan daging buah (digester),

pengepresan daging buah (screw press), minyak kasar di murnikan (clarification)

dan tangki timbun minyak CPO (storage tank).

3. Produk yang dihasilkan berupa minyak kelapa sawit (CPO) dan kernel yang

masih perlu dilakukan analisa terhadap kualitas yang telah dihasilkan sebagai tolak

ukur keberhasilan proses pengolahan. Analisa yang dilakukan berupa kadar air,

ALB, kadar kotoran dan oil losses.

5.2. Saran

Perusahaan lebih memperhatikan lagi proses pengolahan agar tingkat

kehilangan minyak yang cukup tinggi pada screw press dapat diminimalkan

sehingga kerugian pihak perusahaan menjadi besar terutama tekanan yang tidak

mencapai ketetapan yang telah ditentukan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Bakar, E. S. 2003. Kayu Sawit Sebagai Substitusi Kayu dari Hutan Alam.
Forum Komunikasi dan Teknologi dan Industri Kayu. Bogor
Darma.Surya. 2008. Diktat Kuliah Alat Dan Mesin Pengolahan. Medan.

Darma.Ridho surya.2009. Tugas Akhir Penyebab Oil Losses Diampas Press.

Sekolah Tinggi llmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan.

Djoehana, S. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan.


Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Fauzi. 2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Cetakan XIV Penebar Swadaya. Jakarta.

Hasibuan. K.Jaman. 2008. Laporan Praktek kerja Lapangan I Dan II. Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan.
Ketaren, S. 1986. Pengatur Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.

Lubis, 1992. Strategi dan Kebijakan Perdagangan Pertanian Pasca AOA-


WTO. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa
Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Naibaho.Ir.P.M. 1994. Teknologi pengolahan Kelapa sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan.
Naibaho, P. M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan.
Sa’diah, H. 2009. Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap
Persentase Kehilangan Minyak Sawit Yang Terdapat Pada Ampas
Press. Medan Universitas Sumatra Utara.

43
Lampiran 1. Absensi Praktek Kerja Lapangan

44
Lampiran 2. Laporan Kegiatan Mingguan Praktek Kerja Lapangan

45
46
47
48
49
50
51
52
Lampiran 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Tandan Buah Segar

Jembatan Timbang Loading Ramp

Sterilizer

Threser

Digester

Srcew Press

Nut Fiber Crude Oil

CBC Oil Gutter

Deperi Carper Sand Trap Tank

Nut Fiber cyclone


Pholissing Vibrating Screen
Drum
Air Lock fc
COT
Nut Auqer
Fiber CST
Nut Transfor Fan
Fiber Shell Cov

Nut Hopper Oil Sludge Underflow


Boiler
Ripple Mill Oil Tank Sludge Tank

CM Cov Vacum Dryer Vibrating Screen Ligphase

CM Elevator Oil Pum Transfer Buffer Tank Centrifugal

LTDS 1 Storage Tank Heavy Phase


Cangkang
Kernel Kernel cov Kernel Silo Kernel Bin
LTDS 2 To FE
Claybath Kernel 53
pengarungan

Hopper Cangkang
LAMPIRAN

Lampiran 4.

Gambar. Jembatan Timbang

Gambar. Sortasi

54
Lampiran 5.

Gambar. Loading Ramp

Gambar. Sterilizer Taner

55
Lampiran 6.

Gambar. Thereser

Gambar. Screw Press & Digester

56
Lampiran 7.

Gambar. Vibrating Screen

Gambar. Sand Trap Tank

57
Lampiran 8.

Gambar. Crude Oil Tank

Gambar. Continues Sentral Tank

58
Lampiran 9.

Gambar. Sludge Tank

Gambar. Oil Tank

59
Lampiran 10.

Gambar. Vacum Dryer

Gambar. Storage Tank

60
Lampiran 11.

Gambar. Despacth

Gambar. phollising Drum

61
Lampiran 12.

Gambar. Ripple Mill

Gambar. LTDS

62
Lampiran 13.

Gambar. Claybath

Gambar. Kernel Silo

63
Lampiran 14.

Gambar. Kernel Bin

Gambar. Layout Kolam Limbah

64

Anda mungkin juga menyukai