PENDAHULUAN
dengan golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit adalah
tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari family palmae. Tanaman tropis
yang dikenal sebagai penghasil minyak nabati ini berasal dari Benua Amerika.
Brazil dipercaya sebagai tempat dimana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Kelapa
sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar 15o Lintang
Selatan pada ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut. Curah hujan minimum
untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1000-1500 mm/tahun dan terbagi rata
sepanjang tahun. Suhu optimum pertumbuhan kelapa sawit sebesar 26oC dengan
Pabrik kelapa sawit adalah tempat pengolahan buah kelapa sawit mulai dari
proses pemanenan hingga akhirnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan
inti sawit (kernel) yang banyak digunakan oleh manusia. Pengolahan minyak kelapa
sawit di Indonesia telah menjadi salah satu yang terbesar didunia sejak puluhan
bahkan ratusan tahun silam. Dibeberapa Pulau di Indonesia seperti halnya Pulau
Sumatera dan Kalimantan telah terdapat banyak pabrik pengolahan kelapa sawit.
Dengan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat mengenal lebih jauh mengenai
1
dunia industri dan memiliki bekal serta kemampuan kompetensi yang dapat
1.2. Tujuan
berikut:
1. Mengetahui proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi
station).
2. Mengetahui fungsi alat dan mesin sterilizer, thresher, digester, screw press dan
3. Mengetahui analisa apa saja yang yang dilakukan terhadap CPO dan kernel.
1.3. Manfaat
berkerja di pabrik pengolahan sebagai ilmu yang berguna sebelum memasuki dunia
kerja.
2
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Pabrik Kelapa Sawit PT. Cipta Usaha Sejati (PKS PT. CUS) mulai dibangun
pada bulan Desember 2010 dan dioperasikan pada bulan Februari 2012.
PT. Cipta Usaha Sejati merupakan anak perusahaan dari PT. Pasipic Agro
Santosa (PT. PAS) yang mengelola beberapa perusahaan yaitu PT. Baruman Agro
Santosa (PT. BAS), PT. Rimaba Mujur Mahkota (PT. RMM), PT. Dinamika Inti
Santosa (PT. DIS), PT. Jalin Vanio (PT. JV), PT. Mustika Agung Santosa (PT.
PT.Cipta Usaha Sejati didirikan pada tahun 2011 dengan luas hektar
ditetapkan berdasarkan Surat Bupati Ketapang No. 280, tanggal 24 Desember 2008
tentang pembaruan izin Lokasi Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik
Pengolahan atas nama PT. Cipta Usaha Sejati. Secara administrasi pemerintahan,
PKS PT.CUS berada pada wilayah Desa Lubuk Batu, Kecamatan Simpang Hilir
3
- Sebelah Barat : Kebun PT. Jalin Vaneo
Pengaturan kerja untuk karyawan PT.CUS PKS Mabali yang bekerja pada
bagian proses terbagi menjadi 2 shift yaitu: A (Pertama) Pukul 07.00 – 17.00 WIB,
shift B ( Kedua ) Pukul 17.00 –24.00 WIB. Jika karyawan bekerja lebih dari 7 jam
kerja waktu yang ditentukan maka dianggap lembur dan dibatasi waktu lembur
Shift A (Pertama) 2 jam (18:00 WIB), Shift B (Kedua) 6 jam (07:00) setiap harinya.
Dalam setiap minggu terjadi pergantian Shift atau pertukaran waktu kerja, hal ini
karyawan.
melakukan briefing pagi, yang dilakukan setiap pagi jam 06.30 WIB di halaman
kantor. Briefing bertujuan untuk memberi arahan kepada setiap karyawan perihal
4
safety management system serta evaluasi tentang kegiatan yang sudah dilakukan
sebelumnya.
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk keselamatan kerja. Ada pun alat
pelindung diri untuk keselamatan kerja tersebut berupa: helm karyawan khusus,
pakaian kerja khusus, penggunaan tutup telinga, sarung tangan, dan sepatu safety.
Berupa poliklinik
Indonesia, hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim
kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September.
Sedangkan musim penghujan biasa terjadi pada bulan Desember sampai dengan
bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa
5
peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November. Curah hujan di
pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah iklim, keadaan geografi dan
rata – rata curah hujan berkisar 321.75 mm atau lebih tinggi dibanding Kabupaten
Ketapang yang berkisar 292.9 mm. Curah hujan sebesar itu termasuk tinggi dengan
intensitas yang cukup, hal ini dipengaruhi oleh daerah yang memiliki hutan tropis
yang lebat dan disertai dengan kelembaban udara yang tinggi. Curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 464 mm dan terendah pada bulan April
Sarana dan prasarana yang di miliki PT. Cipta Usaha Sejati untuk kebutuhan
pabrik menyediakan sarana yaitu bus sekolah, komputer, printer, mesin fotocopy
dan alat-alat lain. Sedangkan untuk prasarana umum lainya seperti, tempat ibadah
sekolah, kantor pabrik dan ruangan laboratorium untuk menganalisa hasil produksi
pekerjaan.
lokal dan pada umumnya tenaga kerja perusahaan berasal dari desa yang terdekat
6
dari perusahaan yaitu: Desa Batu Barat, Desa Pengkalan Tawak, Desa Kamra, Desa
Jelutung, Desa Matan Jaya, Desa Mata – Mata, dan Desa Medan Jaya .
yang merupakan wadah kegiatan bagi para anggota organisasi. Suatu organisasi
ASKEP
KTU
lingk.Hdp/////////////
Asst.Proses Mdr. Proses 1
OPR. Krani Mill EHS/DC ///Qc
Asst.Proses ingk.Hdp//////////////
Mdr. Proses 2
//Qc
I2Iingk.Hdp//////////
Adm. Produksi Adm. DC Asst.Maintenace
//////Qc
Mdr. Maintanace
DM Asst.Maintenace
Kasir
KA. Gudang
Mdr. Lab
Mdr. Umum
Mdr.Dermaga
Struktur organisasi yang utama dipabrik minyak kelapa sawit PT. Cipta
1. GM ( General Manager )
seluruh tugas – tugas dan fungsi berjalannya suatu perusahaan yang dipimpin.
7
2. Seketaris GM
General Managaer jika tidak ada di tempat dan bertangung jawab atas
3. Senior Manager
sawit.
4. Manager
pabrik, untuk menjaga produksi dan mutu tetap optimal. Selain itu juga menjamin
oprasional pabrik agar berjalan efektif dan sesuai dengan produksi sistem yang telah
5. Assisten Kepala
6. Assisten
7. Mandor
pabrik.
8
8. Personalia
9. Administrasi
bertangung jawab persiapan slip gaji, membuat laporan setiap bulan, mengenai
permasalahan yang ada pada karyawan, dan Putusan Hubungan Kerja ( PHK ).
karyawan, mengontrol semua laporan di setiap bagian agar tepat waktu. KTU
11. Kasir
12. Prosesing
pengolahan di pabrik.
9
14. Mekanik
ada di pabrik.
pengolahan kelapa sawit. Selain itu mandor maintenance juga memiliki tanggung
jawab yaitu:
jawabnya.
elektrik pabrik untuk memperlancar proses pengolahan kelapa sawit. Selain itu
jawabnya.
pengambilan sampel CPO/PK, air umpan, air boiler, penerimaan kualitas buah
10
untuk dilaksanakan analisis di dalam laboratorium. Selain itu analis laboratorium
a. Akurasi analisa dan penyajian data dari setiap produk yang dianalisa secara baik
tanggung jawabnya.
aset/harta, hutang dan modal perusahaan. Hasil akhir dari pekerjaan seorang kerani
Kerani produksi memiliki tugas dan tanggung jawab mencatat dan membuat
laporan produksi yang diterima dari bagian produksi untuk diberikan kepada bagian
oleh manager.
pengeluaran dan pemasukan barang di gudang PKS. Selain itu kerani gudang PKS
11
a. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang.
d. Membuat orderan permintaan barang ke kantor Direksi yang telah disetujui oleh
Mill Manager.
apakah surat penghantar kendaraan dalam kondisi baik, dalam arti kata Weigh
2.6. Pasar
minyak kasar (Crude Palm Oil) dan kernel, yang di pasarkan pada perusahaan
PT.WIL MAS dan PT. MUSIMAS, Penjualan dilakukan dengan sistem pelelangan
dan kedua perusahaan tersebut memiliki syarat penjualan untuk kernel. Di PT. WIL
kadar kotoran dan kadar air tidak boleh melebihi 16 % . Apabila kadar kotoran dan
kadar air pada kernel melebihi kontrak pasar yang tetapkan maka harga jual untuk
12
BAB III
PROSES PRODUKSI
dan melakukan pengolahanya dipabrik milik PT. Cipta Usaha Sejati sendiri.
Tandan buah segar yang diolah oleh PT. Cipta Usaha Sejati yang berasal dari
kebun sendiri dari estate Mabali I, Mabali II dan Mabali III. Sedangkan buah luar
berasal dari PT. Jalin Vanio dari estate Mentabe, Sei Terong dan Sei Pinang.
Produk yang di hasilkan oleh PT.Cipta Usaha Sejati adalah minyak kelapa
sawit (CPO) dan kernel yang merupakan produk utama kemudian produk
sampingan berupa cangkang, fiber dan tankos. Pengolahan buah kelapa sawit
diawali dengan proses sortasi untuk memperoleh hasil (CPO) dengan kualitas yang
Mutu produk kelapa sawit pada PT. CUS dengan memeperhatikan cara panen.
Budidaya Kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
yang telah ditanamkan dalam budidaya. Melalui pemanen yang dikelola dengan
baik akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman
dipengaruhi oleh perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup
13
berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah ke
pabrik. Hal tersebut dapat dilihat dari derajat kematangan buah yang mempunyai
arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan
oleh faktor ini. Fraksi tandan dapat dilihat pada Tabel. 3.1 di bawah.
jumlah berat tandan buah segar (TBS) yang diterima oleh pabrik untuk diolah.
Jumlah jembatan timbang di PT. CUS terdapat dua jembatan timbang dengan
saat masuk (berat truk dan TBS) atau berat kotor dinamakan bruto serta pada saat
keluar (berat truk) dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh
1. Truk masuk ke wilayah PKS membawa surat pengantar buah dari kebun
2. Kemudian supir truk mengambil slip dan nomor antrian dari operator WB
(Weight Bridge).
14
3. Truk yang melewati jembatan timbang berhenti, kemudian mematikan mesin
4. Secara otomatis, berat beban yang dibawa oleh truk akan terbaca dilayar
5. Operator akan mencatat data dari truk yang membawa beban yang meliputi
nama supir, divisi/wilayah, plat mobil dan berat awal dicatat berat truk awal
7. Setelah dibongkar truk kembali ditimbang, kemudian selisih berat awal dan
1. Posisi kendaraan
timbangan hal ini sering sekali tidak diperhatikan terlebih pada saat siang hari
dimana tidak ada security atau pihak keamanan yang mengatur posisi kendaraan
Hal ini perlu diperhatikan karena getaran yang ditimbulkan oleh mesin
kendaraan akan mempengaruhi sensor yang diterima, oleh load cell di bawah Plat
penimbangan. Kondisi ini pun masih sering dijumpai terlebih pada saat siang hari,
dimana kurangnya pengawasan dari petugas, oleh karena itu perlu sebuah ketegasan
15
bagi operator untuk melakukan teguran terhadap sopir yang masih menyalakan
buah dan keabnormalan yang mungkin terjadi pada buah. Proses penyortiran yang
dilakukan di PT. Cipta Usaha Sejati dengan sistem acak yaitu sistem pemilihan
secara acak untuk setiap divisi dari suatu estate yang dianggap sudah mewakili
merupakan buah dari luar kebun PT. Cipta Usaha Sejati yaitu dengan cara operator
brondolan, buah lewat matang, tangkai panjang, buah abnormal, buah banci, buah
mantel dan sampah kemudian buah tersebut dikumpulkan serta dihitung berapa
banyak tandan buah segar yang telah disortir tersebut. Sedangkan buah dari kebun
dilakukan, asisten kebun dari estate tersebut akan dipanggil untuk melihat sendiri
kebun agar buah yang dikirim dengan kualitas yang bagus. Persentase buah yang
diolah di PT. Cipta Usaha Sejati yaitu: Matang 85%, Mengkal 10% dan Lewat
Matang 5%. Buah yang telah dilakukan penyortiran atau grading tetap akan diolah
di pabrik.
16
Kriteria grading tandan buah sawit di PT.Cipta Usaha .
1. Buah mentah (Unripe bunch), adalah buah dengan ciri–ciri tidak ada brondol
2. Buah mengkal (Underripe), adalah buah yang membrondol < 3 dan tandan
3. Buah matang (Ripe bunch), adalah buah yang telah membrondol > 3
4. Buah lewat matang (Overripe bunch), adalah buah dengan brondolan telah lepas
5. Tandan kosong (Empty bunch), adalah buah dengan > 90% brondolannya telah
6. Tangkai panjang (Long Stalk), adalah buah dengan tangkai > 2,5 cm dan diukur
dari pangkal buah sampai ujung tandan yang paling panjang. Sisa potongan
7. Brondolan (Loose fruit), adalah buah yang lepas dari tandan buah segar akibat
dari proses pematangan buah, berwarna orange kemerahan, tidak busuk dan
berwarna hitam.
8. Buah busuk (Rotten Bunch), adalah buah yang > 50 % telah berwarna hitam dan
busuk.
9. Sampah (Debris) adalah kotoran yang terangkut bersama dengan buah seperti
pasir, tanah, batu kerikil, bunga jantan, plastik, karung dan sampah lainnya.
10. Buah tidak normal (Abnormal Bunch), adalah buah yang beratnya < 3 kg, buah
17
3.3. Tempat penampungan buah (loading ramp)
Setelah buah disortir pihak sortasi, tandan buah segar dituang pada lantai yang
melalui pintu-pintu yang diatur dengan Hydrolic Pack System. Loading Ramp di
PKS mabali mempunyai 34 pintu dengan line A 12 pintu dan line B 22 pintu. Pintu
yang dibuka dan ditutup dengan sistem hidrolik, dengan kapasitas line A 16
ton/pintu dan line B 33 ton/pintu. PKS PT. CUS menggunakan loading ramp
berbentuk scrapper dimana buah akan dikeluarkan dan dibawa oleh conveyor ke
stasiun sterillizer.
sampai masak dengan menggunakan steam dari BVP (Back Pressure Vessel)
dengan tekanan kerja sebesar 2,8 kg/cm² sampai 3 kg/cm², untuk menjaga tekanan
yaitu dengan cara diberi katup pengaman (safety valve), baik buruknya mutu dan
jumlah hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh keberhasilan
rebusan.
berjumlah 5 unit dan vertical yang berjumlah 3 unit. Kapasitas sterilizer oblique
16,5 ton/unit dengan tekanan 2,8 bar, waktu perebusan 62 menit, suhu 120-130oC,
waktu pengisian buah 5-15 menit dan waktu pengeluaran buah 10-15 menit dengan
dengan tekanan 2,8-3 bar, suhu perebusan 120-130oC, waktu perebusan 75 menit
18
(tergantung kondisi buah), waktu pengisian buah 15 menit dan waktu pengeluaran
Kualitas buah yang diterima dari estate tidak selalu mempunyai kualitas buah
yang baik. Dengan demikian kita memerlukan sistem perebusan yang sesuai dengan
kondisi buah yang diterima guna mendapatkan hasil perebusan yang baik.
2) Memasukkan uap untuk peak pertama yang akan dicapai dalam waktu 8 menit
dengan suhu 105oC, tekanan 1,5-1,7 bar. Pada peak pertama berfungsi untuk
4) Uap dimasukkan kembali selama 10 menit untuk peak kedua mencapai tekanan
2,2-2,5 bar dengan suhu 115oC. Berfungsi untuk mengurangi kadar air dan
5) Uap kondensat kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3
dalam waktu 12 menit pada suhu 130oC, tekanan 2,8 bar. Dibuang lagi selama 3
6) Setelah peak ketiga tercapai yaitu 2,8-3 bar maka dilakukan penahanan selama
19
4) Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan dalam proses pelumatan dan
pengepresan.
Tekanan (Bar)
3
2,5
1,5
0 16 22 75
Waktu (Menit)
Sember. PT.CUS, 2019
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam unit kerja stasiun sterilizer yaitu sebagai
berikut:
Hal ini perlu diperhatikan karena jumlah air yang terdapat pada saat proses
air merupakan media yang cepat menyerap panas sehingga panas yang digunakan
20
2. Waktu perebusan (Cycle Time)
merebus mulai dari tutup pintu sterilizer hingga tutup kembali pada perebusan
selanjutnya. Hal ini perlu diperhatikan karena lamanya waktu perebusan akan
mempengaruhi kapasitas dari sterilizer itu sendiri, dan hal ini biasanya sering
yaitu:
- Buah kurang masak (rebus), sebagian berondolan tidak lepas dari tandan,
yang mengakibatkan kerugian minyak dan inti sawit dalam janjang kosong
bertambah.
lepas dari biji, sehingga mengakibatkan kerugian minyak pada ampas dan
biji bertambah.
sempurna.
- Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat) dan
21
3. Pengaruh pembuangan udara dan air kondensat
dan uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap kedalam buah
tidak sempurna.
bersamaan.
ton/unit. Kecepatan putar thresser 23-25 rpm. Kecepatan putaran memiiki maksud
tertentu, karena bila kecepatan putaran terlalu tinggi maka TBS yang dibanting
tidak dapat membrondol maksimal atau brondolan dapat terlempar keluar, apabila
putaran kecepatan terlalu rendah berakibat pada kurang efektivitas dalam proses
pembantingan. Panjang drum threser adalah 5 meter, dengan diameter 2,1 meter.
Thresser bertujuan untuk memisahkan buah yang telah direbus dengan tandannya.
Dengan perputaran pada thresser buah lepas dari tandan kosong (tankos)
22
3.6. Stasiun Digester
sehingga daging buah terpisah dari minyak dan biji. Terdapat 8 unit dengan
kapasitas 18 ton/unit. Digester ini terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak,
didalmnya dipasang pisau-pisau pengaduk (Stering arm) dimana alat ini digerakan
oleh elektromotor yang direcuder oleh gearbox dan disesuaikan terhadap putaran.
1) 1 unit pisau diletakklan pada atas, yang berfungsi untuk mengaduk atau
dapat dicacah di dalam tangki ini. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah
terlepas dari biji sehingga mudah untuk di press. Untuk memudahkan pelumatan
Putaran yang tinggi menyebabkan genangan minyak dalam alat yang akan
harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi perubahan massa
penuh. Apabila tidak terisi penuh maka buah tidak terajang dengan sempurna.
tidak menjadi kental. Suhu yang dikehendaki adalah 90°C karena pada suhu
23
tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong–kantong minyak,
sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan
minyak pada dasar tabung. Minyak yang terdapat dalam adonan akan menurunkan
sehingga mengurangi efek pelumatan pisau digester, maka dari itu minyak tersebut
perlu dipisahkan.
dihubungkan dengan pipa (perforate plate). Hal-hal yang harus diperhatikan pada
digester antara lain temperatur 90oC – 95oC, arus listrik berkisar 28 - 32 Ampere.
tekan dengan menggunakan screw press yang memiliki suhu sekitar 85ºC - 90ºC,
pengeempaan sekitar 6-10 menit, dengan keceptan putaran screw 11-12 rpm yang
digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dengan daging buah. Proses
pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw yang mendesak press cake,
sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. screw dan sliding
cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana
Minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang–
lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone
dan press cage. Lubang dinding Press cage maksimal 4 mm agar minyak yang
24
dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara sliding cone maksimal 6 mm agar
kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bisa ditekan serendah mungkin.
dari ampas dan sedikit mungkin biji yang pecah. Tekanan normal ± 40 kg/cm2 yang
diatur pada enjektor cone, yaitu logam berbentuk kerucut yang terdapat pada outlet.
mengatur tekanan tertinggi dan tekanan terendah dalam screw press. Tujuan
Parameter keberhasilan pada stasiun screw press antara lain Oil losses pada
press cake 0,40% dalam TBS, Nut pecah pada total nut di press cake 1% dalam
sampel.
dikirim kestasiun ini untuk proses lebih lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi
(CPO). Proses pemisahan minyak air dan kotoran dilakukan dengan prinsip fitrasi,
pengendapan, sentrifugasi dan penguapan. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa
unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi: sand trap
25
tank, vibrating screen, crude oil tank, Continuous Settling Tank, vaccum drier,
Sand trap tank adalah digunakan untuk memisahkan minyak dari kotoran
lainya dari dalam crude oil, sehingga dapat mengurangi kehausan pada Vibrating
screen. Crude oil dari oil gutter di alirkan ke sand trap secara cyclone, karena aliran
cyclone (gaya sentrifugal) tersebut menyebabkan pasir atau material yang lebih
berat akan terseret kebawah sedangkan crude oil yang lebih ringan cenderung akan
berada pada bagian atas. Dengan menggunakan skimmer crude oil yang berada pada
lapisan atas tersebut ditangkap untuk dialirkan ke vibrating screen, pasir yang
penyaringan bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti: serabut, pasir, tanah dan
kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang
digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran
20 mesh dan screen kedua 40 mesh saringan. Saringan pertama untuk menyaring
minyak kasar dengan padatan berupa serat atau ampas dan saringan kedua untuk
menyaring pasir tanah dan kotoran yang lebih kecil dari padatan yang pertama.
26
Minyak hasil dari penyaringan dialirkan kedalam tangki minyak kasar crude oil
kasar yang telah disaring dengan menginjeksikan uap untuk menjaga agar suhu
minyak kasar tetap temperaturnya. COT yang ada di perusahaan sebanyak 2 unit
dengan kapasitas 15 ton/unit. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan
steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90oC-95°C, dari sini
minyak dipompakan ke sand cyclone untuk membuang pasir yang ada pada minyak.
terdapat sludge. Terdapat 2 unit CST dengan kapasitas 80 ton/unit yang akan
dipisahkan dengan sistem berat jenis dimana minyak yang terdapat dibagian atas
akan masuk kedalam oil tank 2 dengan melalui alat yang dinamakan Skimer
sedangkan sludge terdapat dibagian bawah continuous setlting tank yang akan
masuk kedalam sludge tank dan dibawa ke buffer tank untuk dilakukan pengolahan
5. Sludge Sentrifuge
mekanis, memanfaatkan prinsip kerja sentrifugal dan perbedaan berat jenis antara
minyak dengan sludge. Terdapat dua unit sludge tank dengan kapasitas 28 ton/unit
27
6. Sludge Tank
Sludge dari CST masuk dalam sludge tank. Sludge tank merupakan tangki
sludge centrifuge, kapasitas pada sludge tank yaitu 28 ton dan suhu 90-950C. Pada
PT. CUS PKS Mabali terdapat 2 unit sludge tank yang berbentuk silinder tegak.
7. Buffer Tank
Buffer tankt sebelum sluge di buang pada kolam limbah terlebih dahulu di
tampung dalam buffer tank dengan maksud agar minyak yang terbuang masih
8. Oil Tank
Oil Tank merupakan tempat penampung minyak hasil olahan, dalam oil tank
juga terjadi pemanasan (80-90°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air dan
untuk mempermudah pemisahan minyak dengan kotoran. Terdapat dua unit oil
9. Vacum Drier
Vacum Drier berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang masih ada
melalui semprotan nozle. Kapasitas vacum drier yang ada pada PT.Cipta Usaha
timbun), pada suhu simpan 45oC-55°C, terdapat 3 unit dengan kapasitas 2500
ton/unit. Setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging
28
buah berupa minyak yang disebut CPO. Selama dalam storage tank, minyak ini
akan terus dipanasi dengan suhu 50°C agar tetap cair. Selama penimbunan ini dapat
terjadi perusakan mutu, baik peningkatan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) maupun
Stasiun kernel berfungsi sebagai pemecah nut dan kernel sehingga didapat
kernel (inti). Pada stasiun ini juga dilakukan pemisahan antara nut, inti dan kotoran
dengan metode hisapan menggunakan fan. Stasiun Nut dan Kernel adalah stasiun
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih
menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor namun screw
nya dipasang pada plat persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC merupakan
pengaduk dan dilengkapi mantel pemanas dan pisau pengurai CBC berfungsi untuk
29
menguraikan gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.
2. Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan
nut dari CBC masuk ke separating coloum. Disini fraksi ringan yang berupa fiber
dihisap dengan fiber cyclone dan ditampung dalam hopper sebagai bahan bakar
pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing
dari perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih
menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut
diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan
batu dan benda-benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Terdapat 2 unit dengan
4. Nut Silo
untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lepas dari
5. Ripple Mill
Fungsinya adalah untuk pemecah biji yang masuk dari hopper, sehingga
biji terpecah menjadi kernel dan cangkang, pemecah ini terdiri dari pada rotor
30
LTDS (Light Tenera Dry Separator). Terdapat dua unit dengan kapasitas 8 ton per
NP + NU
Efesiensi 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑙𝑙 = 100 −
1000
Keterangan:
Inti dan cangkang yang telah lepas kemudian masuk ke LTDS I (Ligth
Tenera Dry Separator) melalui cracked mixture elevator, agar inti terpisah dari
cangkang. Dimana massa yang kecil (cangkang dan serat) akan terhisap oleh
blower menuju hopper pada LTDS II juga berfungsi untuk memisahkan inti dan
cangkang yang lewat (sisa) dari LTDS I, LTDS II kemudian cangkang dihisap ke
hydrocyclone dan kernel jatuh ke dry kernel conveyor lalu mask ke kernel drier.
7. Claybath
Kegunaan dari pada claybath adalah sebagai alat untuk memisahkan antara
(Calsium carbonat). Cangkang yang masa jenisnya lebih berat akan tengelam
sedang kernel akan mengapung karna masa jenisnya lebih ringan. Cangkang yang
pecah dihisap masuk ke hopper sedangkan kernelnya masuk kedalam wet kernel
conveyor dibawa lagi oleh elevator ke kernel silo. Kapasitas 12 ton dengan putran
32 rpm.
31
8. Silo Dryer
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.
Inti yang berasal dari pemisahan di hidrocyclone melalui wet kernel conveyor
didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada
kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari steam
heater yang dihembuskan oleh fan kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan
dilakukan pada temperatur 60-80°C selama 4-8 jam dengan kapasitas 30 ton dengan
jumlah silo dryer dua unit. Tempat penampungan kernel setelah dikeringkan di
dalam kernel drier penampungan kernel ini bertujuan untuk menampung kernel
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada unit kerja stasiun ini yaitu:
9. Kernel bin
dikarungkan atau dikirim. Terdapat dua unit dengan kapasitas 300 ton.
ini berasal dari steam boiler. Steam boiler selain sebagai pembangkit tenaga listrik
32
3.11. Stasiun Boiler
Air dari WTP (Water Treatment Plan) dipompakan ke feed tank, di feed
tank suhu air dipertahankan 90oC dengan kapasitas tangki 1.800 m3, kemudian air
masuk ke deaerator tank suhu 120oC. Air dipompakan ke bagian dalam atas boiler
terdapat upper drum dan hidder drum sehingga air menjadi uap. water treatment
plant adalah difungsikan untuk mengolah air baku untuk mendapatkan kualitas air
yang standar.
a. Waduk
b. Clarifier
1) Flokulan berfungsi sebagai pengikat kotoran atau Flocs yang terbentuk masih
33
b. Water Basin
Sand filter bertujuan untuk menyaring zat terlarut dan tersuspensi yang
terdapat dalam air antara lain untuk menurunkan tingkat kekeruhan.
d. Processing tank
Processing tank yaitu air yang digunakan untuk proses pengolahan dan
Limbah) dengan sistem kolam atau ponding system. Volume air limbah yang
dihasilkan sekitar 150m3/ hari, dan kapasitas tampung sistem kolam sebesar 400
m3/hari. Terdapat 10 kolam limbah yang ada di PT.CUS. Kolam 1 yaitu cooling
pond, kolam 2 acidification pond, kolam 3 mixing pond, kolam 4 mixing pond,
kolam 5 anaerobic pond, kolam 6 anaerobic pond, kolam 7 aerobic pond, kolam
1. Air limbah dari proses pengolahan sawit dialirkan ke Recovery Tank untuk
Pond I) dan dilakukan pemeriksaan temperatur, pH, kadar minyak, dan Total
34
3. Dengan sistem over flow melalui pipa air limbah masuk ke kolam No. II
4. Dari kolam No. II secara over flow melalui pipa air limbah masuk ke kolam
No. III (mixing Pond I) air limbah pada kolam ini mengalami asidifikasi,
5. Dari kolam No. III dengan over flow melalui pipa air limbah masuk ke kolam
No. IV (mixing Pond II). Kolam ini adalah kelanjutan dari kolam No. III.
6. Selanjutnya air limbah over flow melalui pipa ke kolam No. V (anaerobic
janjangan/boiler atau pupuk urea dan resirkulasi air limbah dari kolam No. V
dipermukaan air kolam dan adanya aroma gas methan. Jika bakteri tidak
yang mengandung bakteri. Dari kolam No. V over flow melalui pipa air
35
dari pembiakan bakteri methanogenesis di kolam No. V agar perubahan
7. Dari kolam No. VI air limbah over flow melalui pipa masuk ke kolam No. VII
(Aerobic Pond I). Kolam ini berfungsi untuk penampung air limbah untuk
kestabilan debitnya. Pada kolam ini terjadi proses aerobik telah tumbuh
8. Selajutnya melalui over flow pipa air limbah masuk ke kolam No. VIII
(Aerobic Pond II). Kolam ini berfungsi sama dengan kolam No. VII.
9. Kemudian dari kolam No. VIII air limbah over flow melalui pipa masuk ke
temperatur 30oC dan pH diharapkan 7-8,5. Kolam ini berfungsi untuk penetral
air limbah.
10. Dari kolam No. IX secara over flow air limbah masuk ke kolam No. XI
mutu parameternya adalah: Temperatur ±30oC, pH, 6-9, TSS 250 mg/l,
Kepastian analisa baku mutu air limbah ini juga dilakukan oleh
36
BAB IV
TUGAS KHUSUS DILAPANGAN
PENGARUH TEKANAN SCREW PRESS TERHADAP OIL LOSSES
pesat khususnya pada komoditi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
pabrik pabrik kelapa sawit yang telah berdiri di beberapa provinsi di Indonesia
Proses pengolahan yang dilakukan pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan
suatu rangkaian beroperasi secara berlanjut dimana hasil dari suatu instalasi akan
mendapatkan hasil proses ini diperlukan pengolahan yang baik guna mendapatkan
ouput yang optimal sesuai dengan keinginan perusahaan. Hasil utama yang dapat
diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong (Bakar,
2003). Untuk mengolah bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak
sawit Crude Palm Oil (CPO) dan biji dilakukan dengan prinsip proses pemisahan
dari bahan yang sudah tersedia atau tanpa mengubahnya. Selain dari bahan baku,
faktor lain yang menentukan adalah kinerja mesin press guna menekan losses
oleh sebab itu mengambil judul tentang analisa di bagian mesin press salah satumya
4.2. Tujuan
Mengetahui perbedaan oil losses yang ada di stasiun press dengan tekanan
37
4.3. Permasalahan
press. Penelitian ini untuk menstabilkan tekanan yang sesuai ketetapan perusahaan.
screw press adalah sangat penting untuk proses pemisahan minyak kasar dengan
serat padat.
4.4. Pembahasan
Tabel 4.1. Data Analisa Oil Losses Pada Screw Press di PT. CUS
No. Tanggal Oil Losses Standar
PT.CUS
1. 1 maret 2019 8,28 % 4,00%
2. 2 maret 2019 9,45 % 4,00%
3. 4 maret 2019 8,23 % 4,00%
4. 11 maret 2019 8,32% 4,00%
5. 12 maret 2019 9,42% 4,00%
6. 13 maret 2019 8,19% 4,00%
7. 14 maret 2019 8,24% 4,00%
8. 15 maret 2019 9,34% 4,00%
9. 16 maret 2019 8,43% 4,00%
10 18 maret 2019 8,17% 4,00%
11. 19 maret 2019 9,35% 4,00%
12. 20 maret 2019 8,25% 4,00%
13. 21 maret 2019 8,20% 4,00%
14. 22 maret 2019 9,33% 4,00%
15. 23 maret 2019 8,21% 4,00%
16. 25 maret 2019 8,24% 4,00%
17. 26 maret 2019 9,31% 4,00%
18. 27 maret 2019 8,26% 4,00%
18. 28 maret 2019 8,27% 4,00%
20. 29 maret 2019 9,30% 4,00%
21. 30 maret 2019 8,22% 4,00%
Sumber PT. Cipta Usah Sejati, 2019
Data hasil pengamatan oil losses di screw press menunjukkan bahwa hasil
analisa oil losses dari tanggal 1 maret 2019-30 Maret 2019 diperoleh data oil losses
38
berkisara antara 8,19%-9,45%. Sedangkan standar oil losses di PT. Cipta Usaha
Sejati sebesar 4%. Hal ini disebabkan karena faktor yang mempengaruhi efisiensi
ekstraksi adalah dari screw press, tekanan, stabilitas tekanan screw press dan air
pengencer. Adanya feed screw didalam screw press akan menghasilkan kontinuitas
dan jumlah buah yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk
mempengaruhi volume worm yang parallel dengan penekanan ampas, jika kosong
maka tekanan akan berkurang dan losses minyak dalam ampas akan tinggi.
Tekanan cone yang rendah akan menghasilkan biji yang banyak akan tetapi
minyak bayak yang terbuang atau losses. Oleh sebab itu tekanan harus stabil.
screw press. Hal ini bertjuan untuk pengenceran (dilution) sehingga massa bubur
buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka
akan dihasilkan cairan dengan visikositas tinggi yang akan menyulitkan proses
berkisar l0 - 15% dari berat TBS yang diolah dengan temperature air berkisar 90oC.
sehingga menimbulkan kesan bahwa bila losses rendah maka rendemen akan tinggi,
begitu pula sebaliknya. Meskipun ada sedemikian banyaknya losses yang terdapat
di PKS namun senantiasa yang diamati hanyalah losses minyak (CPO). Dalam
39
dilakukan dengan perbaikan kinerja proses pegolahan di PKS yang
sistem kinerja proses yang sesuai dengan kondisi PKS tersebut, sehingga akan
diperoleh losses yang paling rendah, sehingga terciptalah sudah pengendalian dan
minimalisasi losses yang efektif dan efisien (Darma Surya. 2007). Untuk
menurunkan kadar minyak dalam ampas tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur
cone, tekanan yang terlalu tinggi mengakibatkan persentase biji pecah tinggi dan
Tekenan yang digunakan di PKS Mabali pada alat screw press yaitu 40 bar.
Jika tekanan yang digunakan melebihi batas, hal ini akan menyebabkan efek yang
merugikan yaitu ditemukan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat
kehilangan minyak dalam ampas press, menurunkan jumlah biji pecah dan
Air pengencer merupakan air yang ditambahkan kedalam screw press yang
pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian
tengah atau di chute screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung
pada temperatur air pengencer, semakin tinggi temperatur air pengencer yang
40
4.5. Kesimpulan
Dari hasil analisa diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil oil losses yang
terjadi di stasiun press mulai dari 1 Maret 2019-30 Maret 2019 berkisar antara
4.6. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu: perlunya kontrol pada alat
screw press oleh operator dengan teliti dan memperbaiki tekanan agar tetap stabil
Pemberian pembekalan pada operator tiap stasiun pengolahan perlu dilakukan oleh
operator.
41
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Proses pengolahan minyak kelapa sawit dengan bahan baku berupa TBS melalui
buah di stasiun digester, pengambilan minyak kasar di stasiun press, dan stasiun
2. Alat dan mesin yang digunakan yaitu alat perebusan (sterilizer), pembantingan
TBS agar buah lepas dari janjangan (thresher), pelumatan daging buah (digester),
3. Produk yang dihasilkan berupa minyak kelapa sawit (CPO) dan kernel yang
masih perlu dilakukan analisa terhadap kualitas yang telah dihasilkan sebagai tolak
ukur keberhasilan proses pengolahan. Analisa yang dilakukan berupa kadar air,
5.2. Saran
kehilangan minyak yang cukup tinggi pada screw press dapat diminimalkan
sehingga kerugian pihak perusahaan menjadi besar terutama tekanan yang tidak
42
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, E. S. 2003. Kayu Sawit Sebagai Substitusi Kayu dari Hutan Alam.
Forum Komunikasi dan Teknologi dan Industri Kayu. Bogor
Darma.Surya. 2008. Diktat Kuliah Alat Dan Mesin Pengolahan. Medan.
Hasibuan. K.Jaman. 2008. Laporan Praktek kerja Lapangan I Dan II. Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan.
Ketaren, S. 1986. Pengatur Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
43
Lampiran 1. Absensi Praktek Kerja Lapangan
44
Lampiran 2. Laporan Kegiatan Mingguan Praktek Kerja Lapangan
45
46
47
48
49
50
51
52
Lampiran 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Tandan Buah Segar
Sterilizer
Threser
Digester
Srcew Press
Hopper Cangkang
LAMPIRAN
Lampiran 4.
Gambar. Sortasi
54
Lampiran 5.
55
Lampiran 6.
Gambar. Thereser
56
Lampiran 7.
57
Lampiran 8.
58
Lampiran 9.
59
Lampiran 10.
60
Lampiran 11.
Gambar. Despacth
61
Lampiran 12.
Gambar. LTDS
62
Lampiran 13.
Gambar. Claybath
63
Lampiran 14.
64