Anda di halaman 1dari 59

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program S-1 dibentuk dengan suatu tujuan yang menghasilkan sumber daya
manusia yang siap pakai dan ahli dibidangnya serta tanggap terhadap perubahan
dan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni saat ini yang sedang semakin pesat
berkembang, namun masalah yang dihadapi saat ini khususnya berkaitan dengan
pelayanan langsung di bidang keahliannya. Pada kenyataannya, dewasa ini sering
dijumpai lulusan baru dari perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam
menghadapi kenyataan yang ada dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan kurang
siapnya lulusan tersebut pada kenyataan yang ada dilapangan yang ternyata jauh
berbeda dengan apa yang didapat dibangku perkuliahan.
Adapun kekurangannya, yaitu bekal teknikal yang dimiliki oleh mahasiswa
dapat mengakibatkan sumber daya manusia yang dihasilkan kurang mempunyai
kualifikasi dan kompetensi seperti yang diinginkan oleh pemberi kerja. Sedangkan
perubahan Teknologi yang semakin maju dan dinamis dalam berbagai bidang
kehidupan. Membawa dampak yang besar untuk pengembangan kualitas manusia
yang maju dan mandiri. Hal ini mendorong Perguruan Tinggi yaitu Sekolah
Tinggi Pertanian (STIPER) Kutai Timur sebagai lembaga pendidikan di bidang
pertanian untuk dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki
keunggulan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan.
Oleh karena itu, sebagai proses pendidikan, mahasiswa perlu meningkatkan
pemahamannya atas disiplin ilmu yang ditekuni melalui tambahan wawasan,
pengetahuan, keteramplian, dan kemampuan bermasyarakat yang salah
satunya adalah dengan Praktek Kerja Lapangan.
Kelapa sawit di Indonesia merupakan komoditas primadona, luasnya terus
berkembang dan tidak hanya merupakan perkebunan besar negara atau
perkebunan besar swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang dengan
pesat. Permintaan minyak kelapa sawit di samping digunakan sebagai bahan
mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan.
2

Jika dilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih rendah dari
pada minyak nabati lainnya.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus bertambah dengan
pesat demikian juga produksi dan ekspor minyak sawitnya. Kabupaten Kutai
Timur merupakan kabupaten/kota dengan luas perkebunan kelapa sawit terbesar
di provinsi kalimantan timur. Luas areal tanaman kelapa sawit dari 290 ribu ha
pada tahun 1980 sampai di tahun 2016 luas areal kelapa sawit mencapai 1.150.078
Ha yang terdiri dari 277.034 Ha sebagai tanaman plasma / rakyat, 14.402 Ha milik
BUMN sebagai inti dan 858.642 Ha milik Perkebunan Besar Swasta dengan
Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 11.418.110 ton pada tahun 2016
(Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2017).
Berdasarkan paparan di atas, kami sebagai mahasiswa S-1 Program Studi
Teknik Pertanian Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur melaksanakan praktek
kerja demi terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Maka kami
memilih PT. PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk yang bertempat di
Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dengan harapan mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah didapatkan di bangku kuliah
dan mampu menerapkan atau mengaplikasikannya ilmu untuk membangun dan
memajukan kutai timur kedepannya.

1.2 Tujuan PKL


Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Dharma Satya
Nusantara PKS-3, Tbk yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui gambaran umum pabrik kelapa
sawit di PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3,Tbk
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengolahan kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sistem kerja stasiun Digester
dan Press
3

1.3 Manfaat PKL


Manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Dharma Satya
Nusantara PKS-3, Tbk yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui gambaran umum pabrik kelapa sawit di PT.
Dharma Satya Nusantara PKS-3,Tbk
2. Mahasiswa mengetahui pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil
3. Mahasiswa mengetahui sistem kerja stasiun Digester dan Press
4

II. PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk

2.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk adalah salah satu perusahaan
yang ikut andil dalam usaha dibidang pengolahan kelapa sawit yang berasal dari
bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti
sawit (Palm Kernel) dengan kapasitas 60 Ton TBS/jam. PT. Dharma Satya
Nusantara PKS-3 diresmikan pada tanggal 12 Januari 2012. Lokasi PT. Dharma
Satya Nusantara PKS-3, Tbk terletak di areal Hak Guna Bangunan (HGB) seluas
± 14.7 Ha. DSN Group
LOKASI PKS 3

PKS 3 (LK 3 blok H 50)


Capacity : 2x30 Ton/H

Open

Gambar 1. Peta lokasi PKS 3


5

Gambar 2. Layout PKS 3


2.1.2 Produk yang di Hasilkan
Secara garis besar kegiatan di PKS-3 PT. DSN, Tbk meliputi proses
pengolahan TBS menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (Palm
Kernel), pengolahan limbah cair dan pengelolaan limbah padat yang dihasilkan
dari proses produksi.

2.1.3 Kebijakan Perusahaan


Kebijakan-kebijakan yang diterapkan di PT.Dharma Satya Nusantara
PKS-3, Tbk diberlakukan dengan tujuan agar fungsi dan tujuan perusahaan dapat
tercapai melalui kerjasama antara pihak menagement dan karyawan.

2.1.4 Visi dan Misi Perusahaan


Visi DSN Group:
Menjadi perusahaan kelas dunia yang tumbuh bersama masyarakat dan
dibanggakan negara.
6

Misi DSN Group:


Menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dalam industri berbasis sumber
daya alam yang memberi nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan melalui
tata kelola yang baik.

2.1.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dan Lingkungan


Sehubung dengan visi dan misi dalam menjalankan usaha dibidang
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan
Palm Kernel (PK), PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3 juga perduli dengan
kelestarian lingkungan.
Tanggung jawab terhadap lingkungan kerja ditunjukkan dengan
diadakannya pelatihan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan para karyawan, pemasangan rambu-rambu potensi bahaya dan
penerapan disiplin Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) untuk menghindari
dan meminimalisasi potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.1.6 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi merupakan salah satu hal yang turut menentukan
keberhasilan yang dicapai dalam suatu perusahaan. Dengan adanya organisasi,
tugas, dantanggung jawab, tujuan, target, dan aliran pelaporan menjadi jelas. Hal-
hal yang berkaitan dengan job description, tanggung jawab, dan aliran pelaporan.
7

Gambar 3. Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit 3 Long Kejiak

Tabel 1. Job Descriptiion Pabrik Kelapa Sawit 3 PT. Dharma Satya Nusanta

Jabatan Tanggung Jawab

Mill Head - Memastikan implimentasi SCCS (pelaksanaan IK


Lacak balik, Perogram MB CPO, dan perhuitungan
emisi GRK (GHG)
- MonitoringRealisasiProduksiCPO Bersertifikat
RSPO, ISPO dan ISCC.
- Melaporkan kepada MR Prediksi kelebihan Produksi
(over production) CPO,PK,CPK terhadap kuota
yang dicantumkan di dalam sertifikat RSPO atau
dokumen lain yang terkait
8

- Menentukan PIC SCC Officer&Document Control


- Memastikan tersedianya laporan produksi dan
perhitungan masa Balance berbasi 3 bulanan.
- Memastiakn semua intrument dan alat ukur yang di
gunakan di PKS sudah memiliki izin
Askep Mengendalikan penggunaan air untuk pengolahan TBS &
cuci pabrik

Asisten - Melakukan updating SOP, IK & prosedur sistem


Standarisasi& K3L mutu.
- Mengkoordinir pengumpulan data emisi GRK di unit
kerjanya.
Asisten Pendukung - Menginformasikan kepada asisten stasiun rencana
Produksi pengiriman CPO harian, Storege tank asal CPO yang
di loading harian. Untuk asisten pendukung produksi
PKS3 harus menginformasikan kepada asisten
station stok akhir CPO harian ke Tangki Transfer
(TT-300)
- Memastikan semua material dan produk yang di
hasilakan dapat di identifikasi dan di telusuri
sebagai masing-masing pasokan dan di buat laporan
yang menggambarkan produk, ISCC unique
Number, nama tanggal atau waktu, lokasi, dan
nomor tangki
- Memastikan keluarnya nilai MB stok harian CPO
dan PK melalui program perhitungan yang telah
diterapkan.
Asisten PGS - Memastikan data dokumen dari jembatan timbang
(WB) sudah benar.
- Memastikan dokumen dan pelaksanaan traning yang
sudah di programkan
9

Operator - Mengedintifikasi asal TBS dan memberi stempel


timbangan “Certified” pada nota pengiriman dan nota
penerimaan untuk asal TBS dari kebun yang
“Certified”
Kerani produksi - Melaksanakan pengukuranCPO& perhitungannya
sesuai prosedur yang di tetapkan.
- Memastikan bahwa pengukuran CPO&
perhitungannya di lakukan dengan benar.
- Memeriksa hasil pengukuran dan perhitungannya
secara berkala.
Asisten - Memastikan penggunaan jumlah bahan kimia sesuai
laboratorium standar, dengan alat takar yang telah di kalibrasi.
- Memastikan material yang masuk di lakukan proses
grading guna mengetahui kualitas material yang
masuk ke PKS
Asisten werehause - Memantau data “in-out” barang di gudang bersama
asisten K3L dan standarisasi menyediakan data yang
akurat untuk perhitungan emisi GRK dan dokumen
pendukungnya.
Security - memastikan ke susaian dokumen (BE) dengan lokasi
pembongkaran
Sumber: PT DSN PKS-3,Tbk 2018
10

2.1.7 Sertifikasi yang diperoleh

Tabel 2. Sertifikasi yang diperoleh PT. Dharma Satya Nusanta PKS-3

No Sertifikasi Tanggal berlaku

1 RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Maret 2014 – Maret 2019


Oil)

2 ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) September 2014 – Agustus 2009

3 PROPER 2017 kategori hijau

Sumber. PT. DSN PKS-3, Tbk 2018

2.1.8 Sarana dan Prasarana


Dalam membangun usahanya PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3 juga
membangun dan menyediakan beberapa fasilitas untuk kenyamanan Karyawan
dan juga masyarakat sekitar PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, beberapa
Fasilitas tersebut meliputi
a. Rumah atau tempat tinggal

Gambar 4. Rumah Staff (kiri) dan Rumah Non-staff (kanan)

Rumah atau tempat tinggal yang disediakan oleh PT. Dharma Satya
Nusantara PKS-3 terbagi menjadi beberapa jenis, ada rumah yang dibuat khusus
untuk karyawan non-staff, karyawan staff, Tenaga Harian, dan juga Mess untuk
tamu-tamu yang menginap. Rumah yang disediakan PT. Dharma Satya Nusantara
PKS-3,Tbk ini berguna untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pada para
pekerja agar menjadi lebih baik dalam mendukung pekerjaannya di perusahaan.
11

b Tempat Ibadah
PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3 menyediakan tempat-tempat ibadah
untuk para pekerjanya dengan tujuan agar para pekerja dapat lebih nyaman dan
mudah jika ingin pergi beribadah tanpa harus mencari tempat-tempat ibadah lain
yang jaraknya cukup jauh. Tempat ibadah yang disediakan PT. Dharma Satya
Nusantara PKS-3,Tbk adalah Masjid dan juga gereja. Sedangkan untuk tempat
ibadah lain seperti pura dan vihara belum disediakan karena pekerja di PT.
Dharma Satya Nusantara PKS-3,Tbk yang menganut agama tersebut tidak
banyak. Sarana ibadah yang terdapat di PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3 dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Sarana ibadah


c Sarana olahraga
Untuk mendukung kesehatan pekerjanya, PT. Dharma Satya Nusantara
PKS-3,Tbk juga menyediakan beberapa sarana olahraga yang dapat digunakan
oleh semua pekerja termasuk juga masyarakat sekitar. Sarana olahraga tersebut
meliputi lapangan Bulu tangkis, Lapangan Volly, Lapangan sepak bola.
12

a. Lapangan basket b. Lapangan bola

c. Lapangan volly d. Lapangan bulu tangkis


Gambar 6. Sarana olahraga PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk

a) Peranan dalam penyediaan lapangan kerja


Sesuai visi dan misi karyawan yang bertekat meningkatkan perubahan
yang signifikan bagi masyarakat, misalnya perubahan pandangan masyarakat
tentang budidaya perkebunan kelapa sawit, penyediaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat serta mengedepankan tata kelola perusahaan yang bersih dan
professional. PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk juga menjalin kerja sama
dengan masyarakat setempat, salah satunya adalah dalam bentuk kerja sama
kontrak dengan penduduk yang memiliki unit kendaraan ringan.
b) Peranan dalam bidang pendidikan
Peranan PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3,Tbk dalam pengembangan
mutu pendidikan, yaitu membuka peluang besar kepada para pelajar maupun
mahasiswa perguruan tinggi yang ingin melakukan praktek kerja lapangan (PKL)
diareal perusahaan PT. Dharma Satya Nusanta PKS-3, Tbk
13

III. METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan mulai tanggal 03Januari 2018


sampai tanggal 03 Februari 2018, bertempat di PT.Dharma Satya Nusantara PKS-
3, Tbk Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan
Timur.

3.2. Metode Pelaksanaan PKL

Pelaksanaan PKL ini melibatkan mahasiswa untuk melakukan seluruh


kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan.Untuk menjamin keakuratan
data yang di peroleh saat pelaksanaan Peraktek Kerja Lapangan di gunakan 3
(tiga) metode dalam pengumpulan data. Metode yang di gunakan antara lain:

a. Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan


pengamatan dan peraktek langsung di lokasi kerja. Hasil yang di harapkan dari
metode ini tingkat pemahaman dan pengumpulan data dapat menjadi lebih
efektif.
b. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
tanyajawab secara langsung dengan narasumber yang memiliki kemampuan di
bidang yang bersangkutan.
c. Metode literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan
mencari literatur yang masih terikat dan memiliki perinsip yang sama dengan
yang di terapkan PT. Dharma Staya Nusantara PKS-3, Tbk terutama pada
peroses pengolahan kelapa sawit.
14

3.3. Prosedur Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Tabel. 3 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Dharma Satya Nusantara

No Tanggal Tempat Kegiatan Pembimbing

Askep , Asisten
Pengenalan tentang Pabrik Kelapa Sawit 3 PT. DSN
1 03-Jan-18 Meeting Room PGS, Asisten
Group, Tbk
Kantor
03 -04 Menganalisa dan menghitung losses sampel padatan
Mandor dan
2 januari Laboratorium maupun Sample cairan dan menghitung kadar
Asisten Lab
2018 Kotoran, Kadar air dan FFA pda CPO
Merekap barang yang masuk maupun yang keluar
dari gudang dan mencocokan ketersediaan stock Krani dan
3 05-Jan-18 Gudang
barang dalam gudang (pengelolaan Admisitrasi Mandor
penyimpanan barang)
06 januari Menginput beberapa penemuan-penemuan kerusakan Mandor dan
4 Maintenance
2018 tiap stasiun dari hasil data laporan Asisten mekanik
Mempelajari Administrasi yang dikelola oleh bagian
Asisten PGS
5 08-Jan-18 Kantor kantor (Merekap Daftar hadir, Gaji, Cuti,Data in/out
dan Krani PGS
dari produksi, dll).
9-12 Mandor, Krani,
Loading Ramp, Mempelajari Alur Proses, kapasitas Alat/mesin,
6 Januari dan Asisten
Sterilizer, Tippler Tingkat keberhasilan dari tiap-tiap stasiun
2018 Produksi
13-17 Asisten
Stasiun Thresher Mempelajari Alur Proses, kapasitas Alat/mesin,
7 januari Produksi dan
dan stasiun Press Tingkat keberhasilan dari tiap-tiap stasiun
2018 Akep
18-22 Mandor, Krani,
Stasiun Mempelajari Alur Proses, kapasitas Alat/mesin,
8 januari dan Asisten
Clarification Tingkat keberhasilan dari tiap-tiap stasiun
2018 Produksi
23-25 Mandor, Krani,
Stasiun Kernel Mempelajari Alur Proses, kapasitas Alat/mesin,
9 Januari dan Asisten
Plant Tingkat keberhasilan dari tiap-tiap stasiun
2018 Produksi
Mandor, Krani,
10 26-Jan-18 Meeting Room Evaluasi (Persentasi) dan Asisten
Produksi
27-30 Stasiun Pendukung Mandor, Krani,
Mempelajari Alur Proses, kapasitas Alat/mesin,
11 januari (WTP, BOILER dan dan Asisten
Tingkat keberhasilan dari tiap-tiap stasiun
2018 Power House) Produksi
1-2
12 Februari Meeting Room Persentasi Hasil PKL All Asisten
2018
15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengolahan TBS menjadi CPO di PT. Dharma Satya


Nusantara PKS-3,Tbk
Proses pengolahan industri kelapa sawit sampai menjadi minyak kelapa
sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yang dimulai dari:

Gambar 7. Bagan Proses Pengolahan TBS Umum (PKS3)


16

4.1.1 Stasiun Penerimaan


Stasiun penerimaan merupakan awal masuknya TBS sebagai tempat untuk
proses administrasi data TBS yang diangkut oleh truk, data tersebut meliputi data
asal TBS dan berat TBS.Kegiatan yang dilakukan di stasiun penerimaan adalah
penimbangan, pembongkaran truk buah di areal pemilihan (grading) serta
kegiatan pemilihan itu sendiri dilakukan dilantai atas areal (loading ramp).
Kegiatan penimbangan dan grading bersifat administratif karena bertujuan untuk
mengetahui jumlah buah (kuantitas) dan mutu buah (kualitas) yang diterima.

a) Penimbangan

Kegiatan pertama pada stasiun penerimaan di pabrik adalah penimbangan.


Penimbangan yang dilakukan diantaranya:

a. Menerima TBS dari Rantau Panjang Estate, Plasma (Kebun Masyarakat)


dan TBS dari luar kebun.
b. Penimbangan barang masuk (TBS, Pupuk, bahan kimia dan lainnya) dan
barang keluar (CPO, Palm Kernel/PK, Cangkang, Fiber, Besi Tua, dan
lainnya) secara akurat.
c. Untuk mengetahui tonase TBS yang diterima, asal-usul TBS (informasi
kebun/estate, divisi dan tahun tanam) serta komposisi TBS yang diterima
(jumlah janjangan dan brondolan).
d. Untuk mengetahui penimbangan CPO dan PK yang dikirim ke Bulking.
Secara umum proses penimbangan dibedakan menjadi dua, yaitu
penimbangan barang masuk dan penimbangan barang keluar.

Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu kendaraan pengangkut Buah


Sawit melewati jembatan timbang lalu berhenti ± 5 menit, kemudian berat
kendaraan pengangkut buah sawit dicatat awal sebelum Tandan Buah Sawit
dibongkar dan di sortir, kemudian setelah dibongkar dari kenderaan pengangkut
kembali ditimbang, lalu selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang
diterima pabrik kelapa sawit.
17

Gambar 8. Tempat penimbangan TBS di PKS

b. Grading TBS
Pada proses penerimaan TBS dilakukan grading, yaitu penyortiran TBS
sesuai dengan kriteria masing-masing yang sudah ditentukan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui mutu/kualitas rata-rata TBS harian, bulanan yang diterima oleh
pabrik yang dapat menjadi acuan dalam menganalisa rendemen minyak dan kernel
serta mutu produksi CPO (Crude Palm Oil) yang dihasilkan pada pengolahan
TBS (Tandan Buah Segar) di PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Informasi mutu rata-
rata TBS yang diterima oleh pabrik juga dapat dijadikan acuan dalam memantau
efesiensi panen dari tiap kebun atau divisi yang mengirimkan TBS ke pabrik.
(Smart, 2010).

Buah kelapa sawit yang masuk ke pabrik kelapa sawit, kualitas dan
kematangannya harus diperiksa dengan baik. Proses pemeriksaan buah sawit ini
sering disebut sortir buah. Kegiatan penyotiran seperti pada Gambar.9 bertujuan
untuk mengetahui kualitas buah yang dikirim dari kebun. Jenis buah yang masuk
ke Pabrik Sawit pada umumnya jenis Tenera atau jenis Dura. Kriteria matang
panen merupakan faktor yang sangat penting dalam pemeriksaan kualitas buah
sawit di stasiun penerimaan Buah.
18

Standar kematangan buah yang di tetapkan oleh PT. Dharma Satya Nusantara

di sajikan pada table 4.

Tabel 4 : Standar kematangan buah

No Keriteria buah Keterangan


1 Buah mentah TBS yang membrondol kurang dari 10 brondolan
2 Buah masak TBS yang membrondol ≥10 berondolan
3 Buah Lewat masak TBS yang buah dalam ikut memberondol
5 Tandan kosong TBS tanpa berondolan
Sumber: PT. DSN PKS-3,Tbk 2018

Setelah penyortiran, buah sawit tersebut dimasukkan ke

tempat penimbunan sementara (Loading ramp).

Gambar 9. Penyortiran TBS (Grading)

c. Loading Ramp
Setelah TBS dibongkar pada area loading ramp, kemudian dilakukan
grading dari kendaraan pengangkut, proses berlanjut dengan penyorongan TBS
hasil grading menggunakan Loader ke area hopper loading ramp. Penanganan
dengan pengisian TBS ke dalam lori untuk direbus harus segera dilakukan
dengan sistem FIFO (First In First Out) agar dapat menekan kenaikan asam
19

lemak bebas akibat waktu tunggu pengolahan yang lama dan juga akibat
timbunan buah yang membuat kerusakan buah pada hopper loading ramp.

Gambar 10. Hopper Loading Ramp

4.1.2 Stasiun Sterilizer (proses Perebusan)

Proses sterilisasi atau perebusan merupakan proses penanganan atau


pengolahan yang pertama dalam proses pengolahan TBS untuk mendapatkan
minyak CPO dan inti kelapa sawit (kernel). Proses perebusan pada PKS-3 PT.
Dharma Satya Nusantara dilakukan di dalam bejana silinder dengan menggunakan
steam (uap) yang diproduksi oleh boiler (ketel uap) dan disuplai oleh BPV (Back
PressureVessel) dengan tekanan maksimal 3 bar dengan temperatur 130 – 143 0C.
Pada PKS3 memiliki 4 tabungrebusan dengan kapasitas 4 lori /sterilizerdan setiap
lori memiliki kapasitas 10 ton. Bejana silinder memiliki bentuk panjang 23.6 m
dan diameter pintu 2,7 m. Dalam Sterilizer dilapisi Wearing Plate dengan tebal 15
mm yang mempunyai fungsi untuk menahan Steam. Lori buah yang telah diisi
Tandan Buah Segar dimasukan ke dalam sterilizer dengan memakai capstan.

Lama waktu perebusan tergantung dari tingkat kematangan buah. Dalam


melakukan perebusan terdapat beberapa program dengan ketentuan lama
perebusan sbb:
20

a. Program I = 80 menit -> Buah Matang


b. Program II = 85 menit -> Buah Mengkal
c. Program III = 95 menit -> Buah Mentah

Proses perebusan di PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk


menggunakan tipe horizontal, dengan pintu yang terdapat pada kedua ujungnya,
menggunakan sistem bertumpuk (batch) dalam penggunaan lori sebagai media
untuk tempat TBS dalam proses perebusan. Adapun tujuan perebusan antara lain:
1. Menonaktifkan enzim-enzim lipaseyang dapat menyebabkan kenaikan asam
lemak bebas (Free Fatty Acid /FFA).
2. Menggumpalkan protein (albumin) sehingga memudahkan pemurnian minyak
pada stasiun klarifikasi.
3. Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging buah
pada stasiun pengempa (press).
4. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan pada saat penebahan pada drum
penebah (thresher drum).
5. Melunakan berondolan untuk memudahkan pemisahan daging buah dari
kacang (nut) pada mesin pencabik (digester).
6. Mengurangi kadar air pada kacang sehingga inti sawit (kernel) dapat lekang
dari cangkangnya.

Gambar 11. Horizontal Sterilizer Pabrik Kelapa Sawit


21

4.1.3 Stasiun Threshing

Pada stasiun ini dilakukan proses pemisahan dengan


pembantingan/pemisahan TBS yang telah direbus pada drum yang berputar
(thresher). Proses pemisahan pada stasiun threshing menghasilkan dua jenis
keluaran, yaitu bagian buah (brondolan/fruitlet)dan bagian janjang kosong/tandan
kosong,

Gambar 12. Alur Proses pada stasiun Thresher

Tippler adalah Alat yang berfungsi untuk menuangkan TBS pada lori yang
telah direbus untuk dimasukkan ke bagian auto feeder kemudian TBS tadi akan
dibawa ke Threser dengan menggunakan Sterilized Fruit Bunch (SFB), 1 tippler
kapasitas tuang 1 lori dengan Jumlah tippler sebanyak 2 line.
22

Gambar 13. Alat Tippler

Thresher adalah mesin/Alat yang berfungsi untuk memisahkan Brondolan


dengan janjang dengan menggunakan prinsip kerja putaran dan bantingan,
Kecepatan Putaran pada Thresher 1 yaitu 25-26 Rpm 4 Spider Armdan Thresher 2
yaitu 23-24 Rpm 3 Spider Arm.

Gambar 14. Alat/Mesin Tippler dan Thresher


23

4.1.4 Stasiun Pressing

Stasiun Press merupakan tempat ekstraksi buah dilakukan untuk


mengekstraksi minyak dari fiber yang telah di cacah di digester. Sebagai alat
utamanya didalam pengempaan ini adalah double screw yang berfungsi untuk
mengempa bubur memisahkan minyak dari ampas. Dari pengepresan ini diperoleh
dua material yang masuk ke dua stasiun yang berbeda. Untuk material yang
masuk ke Stasiun Klarifikasi (minyak mentah / crude oil) sedangkan yang masuk
ke stasiun Nut dan Kernel berupa press cake (nut dan kernel). Bubur tersebut
dikempa secara padat ke segalah arah serta mendapat gaya perlawanan dari
hidrolik sehingga minyak terlepas dari ampas oleh putaran dari screw tersebut
serta sekaligus membawa ampas yang bercampur biji kemulut pengeluaran.

Gambar 15. Stasiun Pressing

a. Digester

Digester ini merupakan mesin pengaduk dimana pengadukan berondolan


diperlakukan untuk dapat memisahkan daging buah dengan biji, memecah
jaringan-jaringan serabut agar mempermudah pemisahan minyak dengan
sabut/ampas dan untuk membentuk masa homogen agar mudah di peras. Dalam
digester buah akan diaduk dan mengalami perputaran di dalam ruangan. Pisau-
24

pisau digester berfungsi sebagai alat pengaduk dan pelumatan sehingga buah akan
mengalami pergesekan dan penekanan yang membuatnya menjadi bubur.
Berfungsi untuk mengkondisikan brondolan sebelum di kempa (press) yaitu
dengan melepaskan sel-sel minyak dari daging buah (pericarp) dengan cara
mencabik dan mengaduk, memisahkan daging buah dengan kacang (nut),
menghomogenkan brondolan sebelum diumpan ke pengempa (pressing),
menaikan dan mempertahankan temperatur berondolan pada suhu 90 – 950C.

b. Penekan Ulir (Screw Press)


Merupakan alat pengempa yang terdiri dari sebuah Silinder (Press
Cylinder ) yang berlubang lubang (press cage) dan didalamnya terdapat dua
buah ulir ( worm screw ) yang berputar berlawanan arah. Berfungsi untuk
mengekstraksi crude oil dari daging buah yang telah dicabik dengan Oil Loss
minimal dan Nut Pecah Minimum. Tekanan kempah diatur oleh dua ( 2 ) buah
kons (Cones) yang berada pada bagian ujung pengempa, yang dapat digerakkan
maju mundur secara hidrolis. Besarnya tekanan 40-60 Bar dengan Ampere
sebesar 30-50 A. Dilution air dan minyak 1;1. Kapasitas 15 ton/jam , pada
mesin screw press memiliki hours meter yaitu 1200-1600 jam

Gambar 16. Screw Press / Kempa Ulir Sawit


25

4.1.5 Stasiun Kernel Recorvery

Karnel Recovery adalah stasiun pengolahan terakhir untuk memperoleh inti


sawit. Nut dari peroses pemisahan nut dan fiber di kirim ke stasiun ini untuk di
kondisikan, di pecahkan, dan di pisahkan antara inti dan cangkang. Inti di
keringkan sampai batas yang di tentukan dan cangkang sebagian di gunakan
sebagai bahan bakar boiler. Merupakan stasiun yang mengelola nut dan fiber dari
hasil pengepresan. Proses yang dilakukan secara umum meliputi pemisahan nut
dengan fiber, pemisahan Nut dengan batu dan besi (pengotor terikut), pemecahan
nut untuk didapatkan inti sawit (kernel), pemisahan kernel dengan shell (secara
pneumatic yaitu pemisahan dengan udara dan claybath yaitu pemisahan
berdasarkan perbedaan berat jenis), dan yang terakhir ialah proses pemanasan
kernel pada kernel silo.

Gambar 17. Stasiun Kernel Recorvery


26

Fungsi dan tujuan dari Stasiun kernel recovery

Fungsi dan tujuan utama dari stasiun kernel adalah untuk mengekstraksi inti

dari nut dengan parameter :

1. Losses minimum pada semua tingkat kehilangan

2. Kualitas kernel yang dapat di terima pasar

3. Ketercapaian kapasitas

4. Minimum cost capital dan oprasional

Gambar 18. Diagram Alir pada stasiun Kernel Recovery

Pemecah nut (Ripell Mill)

Proses pemecahan nut menggunakan ripple mill. Ripple mill merupakan alat

pemecah nut dengan metode motor horizontal. Ripple mill terdiri dari dua bagian,
27

yaitu rotaring biar (rotor bar) dan stationery bar (stator bar). Ripple mill juga di

lengkapi dengan pengatur umpan dan alat penangkap logam ( Magnet separation).

Efesiensi pemecahan nut di pengaruhi oleh :

1. Pengkondisian ripple mill

2. Jarak rotor dan stator

3. Putaran rotor

4. Bentuk nut

Pemisahan kernel dan cangkang

Out put dari ripple mill berupa campuran nut pecah, kernel utuh, kernel

pecah, dan cangkang. Pemisahan inti dari campuran tersebut di lakukan

berdasarkan perbedaan bentuk antara inti dan cangkang atau perbedaan berat jenis

dari cangkang dan biji. Ada dua metode pemisahan inti dan cangkang, yaitu sistim

pemisahan kring (dengan hisapan angin) dan basah (dengan media larutan atau

suspensi ataupun dengan air). Di dalam peroses pemisahan kernel dan cangkang

suhu harus di jaga, suhu yang di jaga yaitu 40-60°C.

Pengeringan kernel

1. Inti basah yang keluar dari claybath harus di keringkan secepatnya untuk

menghindari perusakan mutu oleh microba. Umumnya pengeringan di lakukan

dengan menghembuskan udara panas pada suhu antara 60-80°c untuk

menurunkan kadar air, karena permukaan inti basah merupakan media tumbuh

yang baik bagi microba. Microba tersebut akan menghasilakn enzim yang

dapat merusak lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin baik secara hidrolis

maupun oksidasi.
28

2. Proses pengeringan di lakukan di dalam silo. Pengeringan tidak boleh terlalu

cepat karena lapisan luar kering yang keras dapat membungkus bagian dalam

yang masih terlalu basah dan pengeluaran air dari bagian dalam menjadi

terhalang. Selain itu juga hal tersebut juga dapat menyebabkan pengeluaran

minyak menjadi terlalu banyak, sedangkan suhu terlalu rendah memberikan

pengeringan yang kurang. Pada umumnya suhu harus berangsur di kurangi

selama pengeringan berlangsung. Oleh karena itu, suhu permukaan di bagian

atas silo di atur pada 80°c dengan penurunan berangsur sampai 40°c di bagian

bawah silo.

4.1.6 Stasiun Clarifikasi (Stasiun Pemurnian)

Stasiun pemurnian minyak merupakan stasiun terakhir untuk peroses

pengolahan minyak. Minyak kasar hasil ekstraksi dari press di kirim ke stasiun ini

untuk di peroses lebih lanjut hingga di peroleh minyak produksi sesuai dengan

keriterian yang di inginkan. Ada pun komposisi Crude oil yang di hasilkan adalah

sebagai berikut :

a. Oil : 30-40%

b. Water : 35-40%

c. Sludge : 35-40%
29

Gambar 19. Stasiun clarifikasi

Pada stasiun clarifikasi merupakan proses lanjutan dari proses pengepresan


brondolan dengan keluaran berupa CPO pada tangki penyimpanan (storage tank).

Secara terperinci berikut ialah tujuan dari stasiun clarifikasi :

a. Menghasilkan CPO sesuai dengan standar kualitas produksi (kadar air, kotoran,
Free Faty Acid ( FFA) maksimum 3%.
b. Mendapatkan ekstrasi minyak Oil Extraction Rate (OER) semaksimalmungkin.
c. Memperkecil kehilangan minyak (oil losses) saat proses pemisahan dan
pemurnian.

Gambar 20. Diagram Alir pada stasiun Clarifikasi


30

Adapun peralatan yang digunakan pada stasiun klarifikasi antara lain :

a. Tangki Minyak Kotor (Crude Oil Tank /COT)


Berfungsi sebagai tempat penampungan sementara minyak yang akan
dipompakan ke tangki pengendapan/CST. Minyak yang masuk ke COT berasal
dari minyak hasil penyaringan penyaring getar, pemulihan (recovery) dari
decanter sebagai minyak (light paste), minyak dari proses tangki penyimpanan
daur ulang (recyclingstorage tank), dan minyak lebih (over) hasil keluaran tangki
minyak (drain oil tank). COT juga berperan dalam proses pengurangan pasir yang
terkandung dalam minyak dengan cara pengendapan, dan struktur bagian dalam
COT yang bersekat-sekat membuat minyak berpindah dari satu ruang ke ruang
lain dalam COT secara meluap (overflow) sehingga pengendapan pasir dapat
terjadi.
b. Tangki Pengendapan (Continous sentling tank (CST))
Fungsi dari CST yaitu sebagai proses pemisahan bagian minyak dengan
lumpur dengan cara pengendapan secara terus menerus (continous settling),
pemanasan pada temperatur 90-95 °C melalui saluran uap panas, dan pengadukan
oleh stirer pada 3 rpm. Prinsip pemisahan partikel pada CST ini menggunakan
sistem perbedaan berat jenis. Minyak dengan berat jenis yang ringan akan meluap
(overflow) dan akan dikutip oleh skimer minyak (oil skimer) untuk dikirim ke
tangki pemurnian minyak (oil purifier tank). Sedangkan lumpur (sludge) dengan
berat jenis yang besar akan ke bawah (underflow) dan akan diumpan ke tangki
lumpur (sludge tank) melalui pipa underflow.
c. Tangki Lumpur (Sludge Tank)
Lumpur (sludge) yang telah dipisahkan pada CST dialirkan ke tangki lumpur
(sludge tank) dengan aliran lumpur turun kebawah (sludge underflow). Tangki
lumpur berfungsi untuk menampung sementara lumpur yang telah dipisahkan
pada CST sebelum dilakukan pengutipan minyak yang masih terkandung di
dalamnya. Pemanasan yang dilakukan pada tangki lumpuradalah dengan
menggunakan suntikan uap panas secara langsung dengan temperatur tangki
lumpur dijaga pada suhu 90 – 95 oC.
31

d. Pengendapan Pasir Sistem Sand Cyclone


Pengendapan pasir sistem Sand Cyclone berfungsi untuk memisahkan pasir
yang terdapat pada lumpur. Pemisahan pasir ini penting agar proses pengutipan
pada mesin sludge centrifuge tidak menimbulkan penymbatan akibat adanya pasir
pada lumpur.

e. Penyaring Getar (Vibrating Screen)


Ayakan yang bergetar (vibrating screen) berfungsi untuk memisahkan
minyak dari serat halus dan ampas lainnya yang masih terikut dalam minyak. Cara
kerja ini adalah dengan cara menggetarkan cairan minyak diatas saringan,
sehingga bagian cair minyak akan lolos dan bagian padat akan tersaring.
Penyaring getar yang digunakan adalah penyaring getar dengan ukuran saringan
30 mesh.
f. Mesin Pemisah (Sludge Centrifuge)
Berfungsi untuk memisahkan lumpur menjadi dua bagian, yaitu pasta berat
(heavy phase/HP) dan pasta ringan (light phase /LP). Proses pemisahan dilakukan
berdasarkan perbedaan berat jenis antara air (heavy phase) dan minyak (light
phase). Untuk bagian pasta berat dan dialirkan ke saluran menuju bak
penampungan limbah akhir (final effluent pit) yang akan dipompakan ke
pengolahan limbah, sedangkan bagian pasta ringan masih mengandung minyak
dengan kadar minyak yang cukup tinggi sehingga dialirkan kembali ke CST untuk
dilakukan proses pemisahan, pemurnian dan pengutipan kembali pada stasiun
klarifikasi.
g. Tangki Pemurnian Minyak (Oil Purifier Tank /OPT)
Minyak yang dikutip oleh skimer (oil skimer) pada CST akan masuk ke
penyeimbang (buffer) CST ke OPT. Tangki pemurnian minyak (Oil Purifier Tank)
berfungsi untuk menghilangkan atau memurnikan minyak dari pengotor. Pada
OPT minyak akan keatas dengan berat jenis kecil dan pengotor akan kebawah
karena berat jenis besar, minyak yang keatas tadi akan diumpan melewati lubang
pada bagian atas tangki meluap (overflow) ke tangki minyak pengapung (oil float
tank) dipasang kontinyu agar pemisahan minyak terhadap pengotor lebih bagus.
32

h. Alat Pengering Vakum (Vacuum Dryer)


Proses terakhir dari pemurnian minyak adalah pada alat pengering vakum
(vacuum dryer) yang bertujuan untuk mengurangi kadar air pada minyak hasil
akhir pemurnian CPO. Pengurangan kadar air minyak CPO dilakukan dengan
menyemprotkan minyak pada tabung dengan kedap udara (vacuum).
Penyemprotan minyak dengan menggunakan pipa semprot (nozel sprayer)
dilakukan untuk mengabutkan minyak sehingga partikel air akan berpisah dengan
minyak, air dengan ukuran partikel kecil akan menguap disebabkan oleh kondisi
temperatur yang tinggi 88 oC tersebut dihisap oleh vacuum dryer.

i. Tangki Penyimpanan (Storage Tank)


Proses yang dilakukan pada tangki penyimpanan adalah untuk menampung
minyak hasil pengolahan TBS pada pabrik kelapa sawit. Tangki penyimpanan
memiliki sistem uap panas untuk menjaga temperatur minyak tetap pada suhu 50-
60 oC, dalam upaya mencegah kenaikan Free Fatty Acid (Asam Lemak Bebas)
pada minyak hasil produksi yang ditampung pada tangki penyimpanan. Pabrik
Kelapa Sawit 3 PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk memiliki empat tangki
penyimpanan untuk penampungan minyak hasil pengolahan TBS dengan
kapasitas tangki penyimpanan ialah 4 x 2000 ton.

j. Bak Penampungan Lemak (Fat Pit)


Sistem kerja dari bak penampungan lemak (Fat Pit) ialah menerima luapan
(overflow) dari saluran pembuangan (drain pit) dan pembuangan air yang masih
mengandung minyak (condensat pit). Setelah semuanya tercampur pada bak
penampungan lemak (fat pit) baru akan digunakan proses pemisahan antara
minyak yang ada dan kotoran yang terikut. Prinsipnya menggunakan berat jenis
dari material yang akan dipisahkan, proses pemisahan ini dilakukan pada suhu
tinggi dengan bantuan uap panas.
33

4.1.7 Stasiun Pendukung (Water Treatment Plant, Boiler,dan Engine Room)

Stasiun pendukung adalah salah satu stasiun tambahan yang berada di

dalam setiap pabrik kelapa sawit khususnya di PT Dharma Satya Nusantara

diantaranya adalah :

1) Water Treatment Plant

Air merupakan kebutuhan penting bagi perusahaan pabrik kelapa sawit. Air

yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika kurang memenuhi

syarat, air harus diolah sebelum digunakan. Air yang digunakan di PT. Dharma

Satya Nusantara PKS-3, Tbk adalah air permukaan yang di tampung di waduk.

Kapasitas penampungan waduk di PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3,Tbk

yaitu 100.000 m3 dengan kedalaman 5 meter. Air dengan kualitas ini harus di beri

perlakuan agar menghasilkan air yang sesuai dengan kriteria air konsumsi

domestik dan keperluan PKS.

Gambar 21. Water Threatment Plant di pks DSN.

Pengolahan air dilakukan untuk mencapai pernyataan mutu air yaitu dengan

ketentuan air untuk konsumsi dan proses tidak berwarna (jernih), tidak berbau
34

(netral) dan tidak mengandung zat –zat yang membahayakan tubuh manusia

(bakteri)

Tujuan Water Treatment

a. Meminimalisasi akumulasi produk korosi

b. Mengontrol impuruties seperti calsium, magnesium, dan silica yang

terkandung di feedwater atau make-up water yang bisa menyebabkan

scale.

c. Mengurangi biaya boiler water treatment dengan hasil air yang bersih,

jernih dan sesuai kebutuhan air boiler.

d. Memperpanjang umur oprasional boiler sehingga dapat mengurangi biaya

perbaikan.

Air baku yang berasal dari alam tentunya masih mengandung kontaminan-

kontaminan yang tidak diinginkan dalam oprasional bailer maupun untuk

dikomsumsi. Macam-macam konstaminan yang terkandung dalam air baku

adalah:

a. Dissolved solid, yaitu padatan larutan seperti hardness, silica, dan besi.

b. Suspended solid, yaitu padatan tak terlarut seperti pasir, lumpur, dan algae.

c. Dessolved gas, yaitu gas terlarut seperti O2, dan CO2.

Pengolahan air jernih

Proses pengolahan air jernih bertujuan untuk menghilangkan padatan terlarut

dan tak terlarut yang terkandung dalam air. Air yang di hasilkan pada pengolahan

ini adalah air yang lebih jernih dengan kandungan TDS dan TSS yang minimal

sehingga air menjadi layak di komsumsi.


35

` Proses penjernian air menggunakan bahan kimia koagulan serta pH correction

berupa:

a. Koagulan, berfungsi untuk mengikat TSS dan TDS membentuk micro

flock. Bahan yang di gunakan yaitu alumunium sulfat (Aluminium ).

b. pH correction berfungsi meningkatkan nilai pH karena terjadi penurunan

pH akibat penambahan koagulan. Bahan kimia yang di gunakan yatu soda

ash.

Unit peralatan penjernih air

a. Waduk , adalah Danau buatan sebagai tempat penampungan air dari

sungai dengan kapasitas 100.000 m3 dengan kedalaman 5 m

b. Clarifier Tank, adalah tangki yang berbentuk silinder dan mengkrucut di

bagian bawahnya.Tempat penampungan dengan proses penjernihan

(penambahkan Al2SO4 dan Soda Ash) dengan tujuan menjernihkan air,

Mengurangi berbagai zat dalam air untuk di olah dan Untuk

mengendapkan kotoran.

c. Water Basin, yaitu bak yang berbentuk persegi panjang yang berfungsi

sebagai penampungan air clarifier dan pada tangki ini terjadi proses

sedimentasi walaupun hanya sedikit. Dengan menggunakan pompa air dari

basin tank akan di alirkan ke sand filter.

d. Sand filter (filtrasi), proses filtrasi adalah proses penyaringan air dari

padatan tersuspensi yang belum larut pada proses koagulasi. Sebelum sand

filter digunakan, sand filter harus di backwash terlebih dahulu sehingga

keluaran air backwash terlihat jernih.


36

e. Tower tank, tangki yang berfungsi sebagai penampung sementara air yang

telah melalui proses sand filter (filtrasi). Pada tower tank inilah di lakukan

pengaliran air menuju perumahan dan proses.

2) Boiler (ketel uap)

Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi panas

ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel. Cara kerja: Proses

pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk

memanaskan pipa yang berisi air. Steam yang dihasilkan dilepaskan ke pipa

utama distribusi untuk menggerakkan turbin.

a. Skema boiler b. Boiler tampak depan

Gambar 22. Boiler/ketel pipa air

Di PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk menggunakan boiler jenis

Vickers water tube boiler. Blowdown boiler setiam jam selama 15 detik Valve

Blowdown di buka full untuk mengeluarkan Uap yang ada di dalam boiler,

tekanan uap yang harus di jaga di dalam boiler yaitu 24,1 bar.
37

Air merupakan bahan baku penghasil uap. Baku mutu uap yang bagus

didapatkan dari air yang dengan kualitas yang baik. Air dengan kualitas buruk

selain menghasilkan uap yang tidak baik juga dapat merusak material boiler

(bidang pindah panas). Oleh karena itu, air jernih yang telah di hasilkan dari

pengolahan air baku kembali di olah untuk mendapatkan air yang memiliki

kriteria air yang sesuai sebagai air pengisi boiler. Pengolahan air boiler terdiri dari

Eksternal boiler water treatment dan Internal boiler water treatment.

Tabel. 5. Standarisasi air umpan boiler

Item Standar nilai

PH air boiler 10-11

Silica ˂ 50

Sulphite 5-10

Phospate 5-15

Chloride ˂100

E/C ˂1000

T Iron ˂1
Sumber. PT DSN PKS-3, Tbk 2018

Adapun jenis pengontrol atau impurities yang terdapat dalam air dalam air

dapat berupa padatan tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir,

sampah), gas-gas terlarut (O2 CO2 H2S), Mikroorganisme (bakteri, ganggang)

dan garam-garam yang terionisasi


38

1. Eksternal Boiler Water Treatment

A. Demineralisasi Plant

Merupakan metode pertukaran ion-ion bertujuan untuk

menghilangkan ion-ion mineral terlarut yang terkait di dalam air. Bahan

alam tertentu dapat memisahkan ion-ion mineral terlarut yang terikat di

dalam air

1. Kation exchanger, merupakan ion exchanger yang mengikat ion-ion

positif yang terdapat di dalam air. Pengikatan ion di lakukan dengan

resin kation yang mengandung sifat asam dari asam clorida.

2. Anion Exchanger, Merupakan ion exchanger yang mngikat ion-ion

negatif yang terdapat di dalam air. Pengikat ion di lakukan dengan

resin anion yang mengandung sifat basa dari Natrium Hidroksida

(Caustic soda).

B. Degasifier

Berfungsi untuk mereduksi gas-gas CO2 yang masih terkandung dalam

air. Selama kation beroprasi, blower degasifer harus beroperasi, blower

harus benar benar di oprasikan untuk menghasilkan gas CO2. Gas CO2

harus di reduksi karena dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa instalasi

steam side yang berakibat pada kebocoran pipa.

C. Feed Tank

Feed Tank, merupakan tangki berbentuk silinder yang berfungsi

sebagai tempat air pengumpan boiler. Air pada feed water tank yang di
39

jaga pada suhu minimal 80°C untuk menjaga kualitas air dan

mempermudah pengolahan air pada deaerator.

D. Deaerator

Deaerator berfungsi sebagai tempat mereduksi oksigen terlarut yang

terkandung di dalam air umpan boiler. Kerugian adanya oksigen terlarut di

dalam air umpan boiler adalah timbulnya korosi yang dapat menyebabkan

pipa-pipa boiler kropos dan bocor.

2.Internal Treatmaent

Internal Treatment dilakukan pada stasiun boiler (pelindungan air boiler)

dengan tujuan

a. Mencegah terbentuknya kerak pada sistem boiler

b. Mencegah kebocoran dan kerusakan yang diakibatkan oleh korosi

c. Mencegah carry over impurities ke jaringan steam

Permasalahan yang sering terjadi pada air boiler terdiri seperti teradapat kerak,

korosi, dan Carry over

Hal-hal penting yang harus di perhatikan untuk menjaga kualitas air boiler yaitu:

a. Menjaga kualitas air umpan boiler sesuai dengan kondisi operasi boiler

(eksternal treatment)

b. Pemilihan perogram perawatan bahan kimia yang tepat dan baik untuk

menurunkan kecendrungan kerak dan korosi (internal treatment).


40

Tujuan penggunaan boiler

1. Mendapatkan efesiensi yang maksimal, yaitu menghasilkan sejumlah steam

sesuai kapasitas boiler dengan tujuan untuk memaksimalkan pemakaian

steam turbin hingga dapat mengurangi penggunaan mesin diesel (genset).

2. Menghasilkan kualitas steam yang baik, sehingga dapat mengurangi biaya

maintenance pada steam turbin.

3. Menjalankan boiler dalam kondisi yang aman untuk keselamatan kerja bagi

karyawan.

4. Menyediakan steam yang cukup pengolahan guna mendapatkan efesiensi

pengolahan yang baik.

kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0,6 ton uap/ ton TBS jadi

untuk pabrik 60 ton membutuhkan boiler =60 ton x 0,6 =36 ton uap/jam.

3) Engine Room
Engine Room merupakan stasiun sumber pembangkit dan pendistribusian

tenaga listrik yang berasal dari tenaga uap yang di gunakan untuk menjalankan

pabrik, baik di gunakan untuk menggerakkan mesin-mesin atau electromotor

maupun di gunakan sebagai penerangan yang banyak digunakan untuk

menggerakkan alat mesin di PKS dan juga untuk instalasi listrik perumahan ini,

pada umunya dihasilkan dari pengkonversian bahan bakar oleh alat mesin

alternator ataupun dari steam turbin yang didapatkan dari steam boiler. Energi

uap dari boiler diubah menjadi energi kinetik oleh turbin, dan energi kinetik

inilah yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan energi listrik yang

diproses oleh Alternator. Komponen mesin utama yang terdapat pada engine

room yaitu 2 turbin uap, 3 genset, dan 1 Back pressure vessel (BPV),
41

a. Turbin uap

Turbin uap berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan

energi potensial uap. PT. Dharma Satya Nusantara PKS-3, Tbk menggunakan

sebanyak dua turbin dengan tipe Kluber.Kapasitas turbin yaitu 1000Kw/turbin.

Gambar 23. Turbin uap

Turbin mempunyai sistim pengamanan yang bertujuan melindungi turbin

dari kerusakan pada saat terjadi indikasi penyimpangan terhadap standart yang

telah di tetapkan

b. Diesel generator set

Diesel Generator Set berfungsi untuk pembangkit tenaga listrik dengan

penggerak mesin diesel. Terdiri dari dua komponen utama yaitu, Engine dan

alternator. Pada PT. Dharma Satya nusantara PKS-3,Tbk terdapat 3 unit genset

dengan kapasitas masing masing unit 320 kw/genset. Tipe genset yang di

gunakan PT. Dharma satya Nusantaran PKS-3, Tbk yaitu (AC Generators From
42

New Wage Internasional), Tipe mesin yaitu HC1444F1, memiliki tegangan

sebesar 400 volt dengan putaran sebesar 1500 Rpm.

Gambar 24. Diesel Generator Set

c. Back pressure vessel (BPV)

BPV berfungsi untuk menampung steam ex-turbin dan steam by pass dari

boiler untuk didistribusikan ke stasiun yang membutuhkan. BPV dilengkapi

minimal satu safety valve. Steam di dalam BPV diatur pada tekanan 3,0-3,4

kg/cm2 dengan mengatur safety valve atau automatic blow off. Untuk menjamin

suplai steam ke BPV maka pada by pass steam dari boiler dipasang make up

valve. Make up valve akan membuka pada tekanan 3,0 kg/cm2 dan menutup pada

tekanan 3,4 kg/cm2.

Komponen utama BPV yaitu:

a. Safety valve, BPV dilengkapi minimal satu safety valve yang berfungsi untuk

membuang tekanan lebih, agar BPV berjalan pada tekanan kerja yang di

izinkan (safety)

Hubungan Water Treatment Plant, Boiler,dan Engine Room


43

Hubungan water treatment plant dengan boiler adalah air merupakan bahan

baku penghasil uap.maka dari itu sebelum masuk di boiler air harus di proses

kembali di bagian demineralisasi plan kemudian air di alirkan ke degasifer untuk

mereduksi gas-gas CO2 yang masih terkandung dalam air kemudian air masuk ke

Feed Tank yang merupakan tangki silinder yang berfungsi sebagai tempat air

pengumpan boiler dan dijaga pada suhu miniml 80°C yang terahkir sebelum

masuk ke boiler air harus melewati bagian Deaerator untuk mereduksi oksigen

terlarut yang terkandung di dalam air umpan boiler.

Kemudian hubungan boiler dengan engine room adalah steam yang dihasilkan

di bagian boiler akan dialirkan ke bagian turbin uap sebagai penggerak mesin

tersebut agar menghasilkan listrik dan sebagian steam akan ditampung di back

pressure vessel (BPV) untuk didistribusikan ke stasiun yang membutuhkan .


44

V. PEMBAHASAN KHUSUS

5.1 Stasiun Press


5.1.1 Pengertian Stasiun Press

Gambar 25. Stasiun Press

Stasiun pengepresan adalah stasiun dimana pengambilan minyak dari


pericarp (daging buah) dilakukan dengan cara pelumatan dan pengempaan.
Pelumatan dilakukan di dalam digester sedangkan pengempaan di lakukan
di dalam screw press (Ekobudisampurno, 2012).
Pada stasiun Press terdapat dua komponen Alat yang utama yaitu digester
dan screw press. Dari pengepresan ini akan diperoleh dua material yang masuk ke
dua stasiun yang berbeda. Untuk material yang masuk ke Stasiun clarifikastion
(minyak mentah / crude oil) sedangkan yang masuk ke stasiun Nut (Biji) dan
Kernel (inti biji) berupa press cake (nut dan kernel).
45

5.1.2 Fungsi Stasiun Press

Merupakan stasiun pertama kalinya pengambilan minyak dari fruit/TBS


dan di stasiun ini terjadinya pemisahan press cake/fiber dan nut dengan crude oil.
Menurut Surya, 2014 adapun Fungsi dan Tujuan stasiun press adalah :
1 Mengkondisikan brondolan di digester sebelum di-press.
2 Meng-ekstraksi minyak semaksimal mungkin dari daging buah dengan Nut
pecah semimimum mungkin.
3 Menghantar press cake dan Nut ke cake breaker conveyor untuk
dipisahkan antara Nut Fiber di Depericarper.
4 Menyeimbangkan pencapaian kapasitas/jam, dengan operasional press
yang normal yang disesuaikan kapasitas unit press terpasang.

5.1.3 Komponen Alat pada Stasiun Press


Beberapa unit peralatan dan pendukung yang digunakan antara lain :
a) Bottom Cross Conveyor : Berfungsi untuk membawa brondolan (Fruits)
dari Stasiun Thressher menuju fruit elevator

Gambar 26. Bottom Cross Conveyor


46

b) Fruits Elevator : Berfungsi untuk membawa brondolan menuju Top


Cross Conveyor

Gambar 27. Fruit Elevator

c) Top Distributing Cross Conveyor : Berfungsi untuk membawa dan


membagi brondolan ke digester.

Gambar 28. Top Distributing Cross Conveyor

d) Digester : Merupakan mesin pengadukan Brondolan untuk memisahkan


fibre dari nut dan melepaskan minyak. min. terisi 3/4 tiap digester
dengan menggunakan suhu 90-95oC sedangkan ampere kerja sebesar 28-
32 A dan Putaran poros 25 rpm, jumlah digester sebanyak 5 unit dengan
Kapasitas digester yaitu 4 ton/digester. Lama pengadukan berkisar 20-25
menit. Fungsi digester untuk melumatkan daging buah (pericarp) sawit,
memisahkan daging buah sawit dengan nut dan fiber, mempermudah
proses pengepresan dimesin screw press dan mempertahankan temperatur
80oC – 90oC.
Bagian-bagian Tampak Luar:

1. Tempratur gauge : mengukur besarnya Suhu dalam


digester

2. Pipa Steam: jalan Masuknya steam ke dalam digester


3. Chute : Pengumpan TBS yang telah diolah di digester
yang kemudian akan dilanjutkan di screw press.
a. Tampak Luar
47

Bagian-bagian Tampak dalam:


1. As Vertikal lengkap dengan Lengan Pemutar
adalah alat untuk mengaduk buah sawit
2. short arms
3. long Arms
Strirer Arm (long and Short arms)
berfungsi untuk merajang buah, sehingga terjadi
pelepasan pericarp dan biji sambil pemecahan
kantong-kantong minyak. b. Tampak Dalam

Gambar 29. Digester (a. Tampak Luar dan b. Tampak dalam)

e) Penekan Ulir (Screw Press) : Alat ini befungsi untuk memisahkan kandungan
cairan (minyak, air) dengan padatan (Fibre, Nut, sampah, dll) dalam buah
Merupakan alat pengempa yang terdiri dari sebuah Silinder (Press Cylinder)
yang berlubang lubang (press cage) dan didalamnya terdapat dua buah ulir
(worm screw ) yang berputar berlawanan arah. Berfungsi untuk mengekstraksi
crude oil dari daging buah yang telah dicabik dengan Oil Loss minimal dan
Nut Pecah Minimum. Tekanan kempah diatur oleh dua (2) buah kons (Cones)
yang berada pada bagian ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju
mundur secara hidrolis. Besarnya tekanan 40-60 bar dengan Ampere sebesar
30-50 A. Dilution air dan minyak 1;1. Kapasitas 15 ton/jam , HM 1200-1600
jam. Adapun komponen unit bagian dalam Screw Press
1. Press cage : Press cage merupakan alat yang dapat memisahkan oil
dengan fiber dan tempat keluarnya minyak melewati lubang-lubang kecil
yang berukuran lobang dalam 2 mm dan luar 3 mm.
2. Worm Screw Pasangan dari alat press cage yang berfungsi untuk
mengeluarkan minyak dari daging buah yang telah dilumatkan dari
digester
48

a. Press cage b. worm screw

Gambar 30. Bagian-bagian Screw Press

c. Crude Oil Gutter : Merupakan saluran Crude oil dari Press ke Sand
Trap Tank sebelum masuk Vibrating Screen.

d. Sand trap Tank : Fungsi dari tangki penangkap pasir (sand trap tank) ini
adalah untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dilairkan
ke vibrating screen dengan tujuan agar vibrating screen terhindar dari
gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan screen. Crude oil
hasil dari pengepresan dialirkan melalui oil gutter (talang minyak) dan
masuk kedalam sand trap tank, material yang mempunyai berat jenis lebih
berat (pasir) akan mengendap dan harus dilaksanakan drain secara
kontiniu pada setiap pergantian shift. Selanjutnya material dengan berat
jenis yang lebih ringan (minyak kasar) akan naik keatas dan keluar melalui
pipa over flow menuju ke vibrating screen (Damanik, 2012)

Gambar 31. Sand Trap tank

e. Cake Braker Conveyor (CBC)


49

Fungsi utama dari CBC adalah untuk memecah ikatan antar fibre
dengan nut sehingga mudah dipisahkan oleh fibre separating colomb dan
biji sawit sawit bersih dari fibre sebelum dimasukkan ke Nut Silo

Gambar 31. Cake Braker Conveyor

f. Ayakan Getar (Vibrating Screen) : Vibrating Screen adalah saringan


getar, yang berfungsi untuk memisahkan non oil solid yang berukuran
besar, sehingga pada proses selanjutnya didapatkan minyak yang
memenuhi standard. Vibrating screen memiliki dua tingktan deck dengan
ukuran tingkat atas 20 mesh dan tingkat bawah sebesar 30 mesh. Fungsi
dari peralatan ini adalah untuk menyaring serabut dan kotoran lain yang
terikut dalam minyak kasar dari sand trap tank. Vibrating screen berfungsi
untuk menyaring padatan yang tidak tertangkap di Sand Trap Padatan
tersebut berupa pasir dan fibre yang terikut minyak kasar. Cara kerja
vibrating screen sederhana dengan cara bergetar dengan gerak beraturan
sehingga padatan yang tersaring bergerak radial kearah dinding pembatas /
body vibrating yang terhubung ke talang pembuangan padatan. Talang
pembuangan padatan terhubung ke Bottom Cross Conveyor yang akan di
sirkulasi ulang menuju Pressing Station untuk di press kembali.
Pengepressan ulang ini karena fibre padatan eks vibro masih mengandung
minyak yang cukup tinggi (Ripson, 2010).
50

Gambar 32. Vibrating screen

g. Crude Oil Tank : Berfungsi sebagai penampung minyak dari hasil


penyaringan di vibrating screen. Tangki berbentuk segi empat dengan
lantai yang dibuat miring, dilengkapi dengan steam injector dan
thermometer. Yang perlu diperhatikan di dalam pengoperasian unit ini
adalah temperatur yang harus tetap terjaga (90 0C), sehingga minyak tidak
mendidih (apabila hal tersebut terjadi, maka sel-sel minyak akan pecah
dan akan semakin sulit proses pemisahan sel minyak dengan sludge), hal
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap proses pemisahan di CST. Cara
kerja unit ini menggunakan over flow system, yaitu crude oil setelah
melalui vibrating screen masuk ke tangki, di dalam tangki terdapat sekat
sehingga minyak akan overflow melewati sekat dan selanjutnya akan
dipompakan ke CST.
51

Gambar 33. Crude Oil Tank (COT)

5.1.4 Alur Proses Pada Stasiun Press

Gambar 34 : Flowchart St. Press

Pada gambar.34 Alur poses pada stasiun press dimulai dari pengangkutan
Bauh hasil dari thersher oleh Fruit elevator dan selanjutnya buah akan diterima
oleh Fruit Distributing conveyor yang berfungsi untuk membagikan buah untuk
52

masuk kelima unit digester. Digester akan melakukan pengadukan yang


membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 20-25 sesuai dengan prinsip kerja dari
alat tersebut . Selanjutnya buah akan dikeluarkan dan diterima oleh screw press,
Pada screw press menghasilkan dua output yaitu Crude Oil dan Fiber Cake. Fiber
cake akan dikirim ke stasiun kernel dengan menggunakan Cake braker conveyor
(CBC), sedangkan crude oil akan ditransfer ke sand trap tank untuk dilakukan
proses pemisahan sludge dan Crude Oil selanjutnya crude oil akan diproses di
Vibrating Screen dengan menggunakan prinsip getaran dan saringan sehinga
bahan yang memiliki massa jenis lebih ringan akan terkumpul diatas deck yaitu
ampas. Ampas yang terpisahkan akan diproses kembali oleh bottom cross
conveyor karena masih mengandung minyak yang cukup banyak. Selanjutnya
Crude Oil yang telah dipisahkan akan dikirim ke COT untuk melakukan
penjernihan sebelum dikirim ke stasiun berikutnya yaitu Clarification.

5.1.5 Tingkat Keberhasilan Stasiun Press


a) Broken nut :
Standarisasi : <10 %
Hal – hal yang menyebabkan kadar nut pecah tinggi :
1. Proses perebusan yang kurang masak, sehingga pada saat proses
digester sulit terpisah antara daging buah dengan biji, dan kerja press
semakin sulit.
2. tekanan press yang terlampau tinggi.
3. kondisi kerapatan cones dan press cage terlalu rapat.
Cara pengendalian :
1. Periksa kembali proses perebusan apakah telah sesuai dengan kondisi
buah yang akan di rebus.
2. Pengontrolan tekanan cones dengan memperhatikan kondisi cake
press, pastikan tidak terlampau banyak nut yang pecah.
3. atur kembali jarak antara press cage dengan Cones sesuai standar yang
di tentukan
53

b) Oil Loss di Fiber :


Indikasi :Ampas press berminyak bila di genggam minyak melekat
Standarisasi : < 4.00 % O/WM
Hal – hal yang menyebabkan % minyak di ampas press tinggi :
1. Isian digester < ¾ dari volume digester, pisau pengaduk sudah aus dan sekat
penahan diding dig ester tidak ada, yang mengakibatkan hasil adukan masih
kasar sehingga proses pengadukan tidak sempurna.
2. adanya stagnasi pada stasiun sebelumnya, sehingga mengakibatkan jumlah
massa yang masuk ke digester berkurang.
3. waktu pengadukan yang kurang tepat ± 15 menit.
4. Aliran pada plat bottom digester tidak lancer.
5. Tekanan press yang rendah < 30 ampere.
6. Worm screw cage press sudah aus (lewat umur teknis pemakain)
7. Temperatur < 90 0 C.
Cara pengendalian :
1. Upayakan pengisian digester tetap penuh (3/4 dari Volume digester) dan
kecepatan pengaduk 23 – 25 rpm, operator harus lebih mengontrol
pendistribusian buah ke digester.
2. Pengecekan keausan pisau aduk dan sekat penahan, jika telah aus lebih baik
diganti dengan yang baru.
3. Periksa komponen steam injector, sehingga temperature dapat di
pertahankan 90 – 95 0 C.
4. Periksa pengaliran oil pada bottom plate, pastikan aliran lancer dan tidak
ada penyumbatan.
5. Naikan tekanan press > 30 ampere, dengan memeperhatikan Cake yang
keluar diupayakan tidak banyak broken nut.
6. Apabila jumlah massa adukan kutang pada digester, stop pressan atau tutup
katup chute pengumpan press, dan jalankan beberapa press sesuai dengan
jumlah massa yang masuk ke digester.
54

c) Oil Loss di Nut


Indikasi : Biji berminyak atau Berekor.
Standarisasi : < 1.00 % O/DM
Hal – hal yang menyebabkan % minyak di biji tinggi.
1. Proses perebusan kurang sempurna, perebusan yang kurang masak
biasanya di sebabkan oleh bahan baku yang masuk ke dalam pabrik tidak
sesuai dengan kriteria TBS yang akan di olah, terlalu cepatnya proses
perebusan sehingga waktu penahanan terlalu singkat, dan tekanan steam
serta kondisi rebusan yang tidak baik.
2. Isian digester yang kurang dari ¾ volume digester, yang mengakibatkan
waktu tahan berkurang < 15 menit, yang di sebabkan umpan pada penebah
terlambat.
3. Keadaan komponen pada digester dan press yang tidak baik, kurangnya
perhatian / pemeriksaan pada alat – alat yang memepengaruhi efesiensi
pengolahan.
Cara pengendalian :
1. Periksa kembali holding time pada perebusan, sesuai dengan kondisi buah
yang akan di rebus, pemeriksaan dan pemeliharaan komponen pada
sterilizer sehingga tidak ada kebocoran steam.
2. Pengontrolan isian digester ¾ ketinggian pada saat pengadukan.
3. Periksa kondisi peralatan pada digester dan press pastikan dalam kondisi
yang cukup baik, sehingga efesiensi pengolahan tercapai, jika ada
komponen yang rusak segera di perbaiki dan diganti.

d) Free fati acid (FFA)


Kenaikan ALB selama proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa
tersebut menghasilkan gliserol dan ALB. Standarisasi kadar ALB 3,0 %.
Reaksi ini akan semakin cepat dengan adanya faktor – faktor panas, air,
keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka
semakin banyak kadar ALB yang terbentuk. Pengaruh panen dan pasca panen
55

yang dapat meningkatan kadar ALB yang relatif tinggi dalam crude palm
oil antara lain:
1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu.
2. Ketelambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah.
3. Penumpukan buah yang terlalu lama.
Dari gambaran tersebut, untuk meminimalisasi kenaikan ALB, hal utama
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Menghindari/ memperkecil kerusakan mekanis buah.
2. Waktu yang secepat mungkin antara panen dan perebusan.
3. Menjaga kebersihan unit unit pengolahan untuk mencegah kontaminasi
mikrobia (Novianti, 2013 dalam PTPN V,2001 ).

5.1.6 Standar Operasional Prosedur


A. Unit Vibrating Screen
1. Persiapan :
1 Perlengkapan kerja : Alat pelindung diri (APD) yang sesuai seperti helm,
Sepatu Safety, Ear Plug, Masker kain, Sarung tanga kulit harus dipakai
2 Pemeriksaan Awal
a. Periksa dan pastikan alat pelindung diri sudah terpakai
b. Cek dan pastikan screen mesh tidak sobek/bocor
c. Pastikan mur baut pengikat body/deck tidak kendur
d. Periksa dan pastikan alat pelindung diri sudah dipakai
e. Bersihkan body dan plate form dari kotoran dan sisa minyak yang
menempel

II. Pelaksanaan :
1 Hidupkan elektro motor vibrating screen
2 Buka valve crude oil sesuai kapasitas olah dan umpan terbagi rata pada
tiap vibrating
56

III. Setelah Pelaksanaan (Finishing)


1 Tutup valve crude oil di vibrating screen
2 Buka valve air panas untuk membersihkan sisa kotoran pada screen mesh
3 Tutup valve air panas
4 Matikan elektro motor vibrating screen

B. Unit Sand Trap Tank


I. Persiapan :
1 Lakukan drainase/ keluarkan endapan pasir, sebelum proses dimulai dan
minimal sekali dalam 1 shift
2 Cuci dan Kuras min 1x1 minggu

II. Pelaksanaan :
1 Pertahankan temperatur sandtrap tank 90 oc-95 oc
2 Perhatikan water dilution(prosentase water dulition berdasarkan spot
check dari lab)

III. Setelah Pelaksanaan (Finishing):


1. Keluarkan minyak yang tersisa pada sand trap tank dengan penambahan
air panas pada akhir proses
2. Tutup Valve air panas setelah minyak yang keluar dari sand trap tank telah
habis.

C. Unit Press
1. Persiapan :
1. Lakukan pemeriksaan oil level gear box
2. Lakukan pemeriksaan baut-baut coupling electromotor dan tegangan
belting
3. Lakukan pemeriksaan oil level hydraulic pada hydraulic power pack
57

4. Lakukan Pemeriksaan kebocoran pada perangkat hydraulic power pack,


pipa hydraulig.
5. Perhatikan beban motor (Ampere-meter) pada saat screw press jalan
kosong. Periksa dari suara dan getaran yang tidak normal saat
dioperasikan

II. Pelaksanaan :
1. Jalankan Screw Press sebelum chute dibuka dan posisi cone tertutup
(maksimal) dilubang press cake linear
2. Pastikan secara visual kondisi dari press cake, apakah berminyak atau
broken nut tinggi
3. pastikan tekanan hydraulic 30-50 Bar.
4. Laksanakan juga monitor terhadap ampere kerja press (30-50 A)
5. Selama Operasi, Operator harus menjaga kebersihan lingkungan Stasiun
Press
6. Pastikan temperatur water dilution antara 60-95 oC
7. Pastikan temperatur digester minimal 90 oC
8. Pastikan Volume digester 2/3 dari kapasitas digester

III. Setelah Pelaksanaan (Finishing)


1. Pastikan digester telah kosong
2. Ampas Press (press cage) telah kosong kurang lebih 20ncm dari
permukaan press cage linear
3. Jika stop dalam waktu lama (lebih dari 1 hari), kosongkan press cage
dengan memasukkan nut atau cangkang melalui chute digester
4. Pastikan kran air panas telah ditutup
5. Pastikan semua aliran listrik terputus
6. Bersihkan lantai dari fibre dan cacaran minyak
7. Bersihkan panel
58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan tentang proses


pengolahan buah kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS-3) PT. Dharma Satya
Nusantara, maka dapat di simpulkan bahwa:

1. Secara umum, kegiatan PT. Dharma Satya Nusantara meliputi proses


pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (Crude Palm Oil) dan inti
sawit (Palm Kernel). Kapasitas terpasang saat ini adalah 60 ton TBS/Jam.
2. Proses produksi Crude Palm Oil di mulai dari stasiun penerimaan, Loading
Ramp, sterilizer, thresher, pressing, klafikasi, nut and kernel. Adapun stasiun
pendukung proses produksi Crude Palm Oil antara lain stasiun boiler, engine
room, dan water treatment.
3. Tingkat keberhasilan pada stasiun press yaitu
a. Broken Nut <10 %
b. Oil Loss di Fiber < 4.00 % O/WM
c. Oil Loss di Nut : < 1.00 % O/DM
d. Free fati acid (FFA) < 3,0 %

6.2 Saran
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah kami lakukan di PT. Dharma
Satya Nusantara PKS-3, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Penulis berharap kebersihan lingkungan kerja, terutama pada stasiun


pengolahan yang terdapat di areal pabrik agar ditingkatkan lagi karena hal
tersebut menyangkut keselamatan kerja para karyawan
2. Kedisiplinan waktu bekerja harus selalu di perhatikan, hal ini juga dapat
menciptakan kedisiplinan terhadap karyawan.
3. Melengkapi atribut pelindung atau keamanan dan keselamatan (k3) dalam
bekerja pada siang dan malam hari
59

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, Ucok 2012. Palm Oil Industrial engineering. http://surgapetani.


blogspot.co.id/2012/11/sand-trap-tank-equitment-clarification.html
(diakses pada 03 Maret 2018)

Disbun KUTIM. 2016. Perkebunan kelapa


sawit.http://disbun.kaltimprov.go.id/komoditi-8-kelapa-sawit.html (diakses
pada 03 Maret 2018)

Ekobudisampurno. 2012. Laporan PKL. https://www.scribd.com/doc/97358568


/laporan-PKL#user-util-view-profile (diakses pada 03 Maret 2018)

Novianti, Osma. 2013. Proses pengolahan sawit dan analisa minyak.http://proses


pengolahansawitdananalisaminyak.blogspot.co.id/2013/02/proses-
pengolahansawit- dan-analisa.html (diakses pada 05 Maret 2018)

PT. Dharma Satya Nusantara. 2018. Proses pengolahan kelapa sawit. Long Kjiak

Ripson, Epi. 2010. Palm Oil Industri. http://mypalmoilindustry.blogspot.


co.id/p/contact.html (diakses pada 04 Maret 2018)

Surya, Dhana. 2014. Stasiun Press. https://adalobang.blogspot.co.id/2014/03/


stasiun-press.html (diakses pada 03 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai