Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KERJA PRAKTEK

EFISIENSI PADA TURBIN BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG


SAWIT PADA PT TRI BAKTI SARIMAS

Oleh
Rizky Karamallah
NIM: 1407114346

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK

EFISIENSI PADA TURBIN BERBAHAN BAKAR FIBER DAN


CANGKANG SAWIT PADA PT TRI BAKTI SARIMAS

(Periode 01 Juli 2019 s.d 15 Agustus 2019)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Pelaksanaan Kerja Praktek


Salah Satu Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Universitas Riau

Oleh
Rizky Karamallah
NIM: 1407114346

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
HALAMAN PENGESAHAN
INSTITUSI TEMPAT KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

EFISIENSI PADA TURBIN BERBAHAN BAKAR FIBER DAN


CANGKANG SAWIT PADA PT TRI BAKTI SARIMAS

(Periode 01 Juli 2019 s.d 15 Agustus 2019)

Oleh

Rizky Karamallah
NIM : 1407114346

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan Kerja Praktek


di PT Tri Bakti Sarimas Unit PKS I Kuantan Singingi, Riau

Lubuk Jambi, 15 Agustus 2019


Menyetujui Mengetahui
Manager Pembimbing Kerja Praktek

Mula Tangkas Sitorus Mahmud Mujid


NIP. 1106020126801108

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek Dengan Judul “Efisiensi pada Turbin Berbahan Bakar
Fiber dan Cangkang Sawit pada PT Tri Bakti Sarimas”

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Rizky Karamallah
NIM : 1407114346

Program Studi TeknikElektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau,

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


Bagian persyaratan yang diperlukan untuk Pelaksanaan Kerja Praktek
pada tanggal, 01 November 2018.

SUSUNAN TIM PENGUJI

Nama/NIP Jabatan Paraf

Suwitno, ST., MT
Penguji
NIP. 19661102 199903 1 002

Mengetahui Mengesahkan
Kordinator Program Studi Dosen Pembimbing
Teknik Elektro S1

Dr. Indra Yasri, ST., MT Iswadi HR, ST., MT., Ph.D


NIP. 19740307 200212 1 002 NIP. 19641215 199702 1 001

iv
PERNYATAAN

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rizky Karamallah
NIM : 1407114346
menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa laporan kerja praktek saya yang
berjudul

EFISIENSI PADA TURBIN BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG


SAWIT PADA PT TRI BAKTI SARIMAS

adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya. Jika di kemudian
hari terbukti bahwa laporan kerja praktek saya merupakan hasil jiplakan maka
saya bersedia menerima sanksi apapun yang diberikan.

Pekanbaru, 15 Agustus 2019

Rizky Karamallah
NIM. 1407114346

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya , sehingga penulis dapat diberikan kesempatan
untuk melaksanakan Kerja Praktek di PT Tri Bakti Sarimas Unit PKS 1 serta
dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Penulisan Laporan
Kerja Praktek ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
kelulusan mata kuliah Kerja Praktek di Program Studi Teknik Elektro S1 Fakultas
Teknik Universitas Riau. Kerja Praktek dengan Judul “Efisiensi pada Turbin
Berbahan Bakar Fiber dan Cangkang Sawit pada PT Tri Bakti Sarimas” Dalam
penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik itu
waktu pencarian data, proses pembuatan laporan Kerja Praktek dan proses Kerja
Praktek yang penulis jalani. Namun ini tidak terlepas dari bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya beserta
kemudahan selama melaksanakan Kerja Praktek ini.
2. Kedua orang tua, adik – adik penulis dan keluarga besar yang senantiasa
mendo’akan penulis, memberi dukungan dan motivasi, sehingga penulis
senantiasa bersemangat dalam menempuh pendidikan yang sedang
dijalani.
3. Bapak Nurhalim, ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Riau.
4. Bapak Dr. Indra Yasri, ST., MT selaku Koordinator Program Studi S1
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau.
5. Bapak Dian Yayan Sukma, ST., MT selaku Koordinator Kerja Praktek
Jurusan Teknik Elektro.
6. Bapak Iswadi HR, ST., MT., Ph.D selaku dosen pembimbing.
Terimakasih atas bimbingan dan motivasi kepada penulis.

vi
7. Bapak Ir. Bastian Saragih selaku Manajer PT Tri Bakti Sartimas Unit
PKS 1 yang mengizinkan penulis untuk menimba ilmu di kantor dari pagi
hingga petang.
8. Bapak mujid selaku Ketua bidang sistem operasi dan sebagai
pembimbing I Kerja Praktek penulis di PT Tri Bakti Sartimas Unit PKS
1, terimakasih atas ilmu, bimbingan, dan arahan yang telah diberikan
selama pelaksanaan Kerja Praktek ini.
9. Bapak Hance, bapak Amjani, bapak Joko, bang Junaidi, bang Yandi, kak
Desi, Kak Yessi terimakasih atas ilmu, bimbingan, dan arahan yang telah
diberikan selama pelaksanaan Kerja Praktek ini.
10. Bapak Suroto yang telah memberikan mess untuk tempat tinggal penulis
selama pelaksanaan Kerja Praktek di PKS II.
11. Teman – teman seperjuangan di tempat Kerja Praktek penulis, Rio Aditya
Febri Sandi dan Sulvan Hardiansyah, terimakasih atas semangat dan
kerja sama nya selama pelaksanaan dan penulisan laporan Kerja Praktek
ini.
12. Ibu Rahma sebagai orang tua Sulvan Hardiansyah atas kebaikannya yang
telah memberikan tempat tinggal kepada penulis selama pelaksanaan
Kerja Praktek sebelum pindah ke mess Karyawan.
13. Teman – teman seperjuangan Prodi Teknik Elektro S1 Fakultas Teknik
Universitas Riau Angkatan 2014, terus kibarkan semangat perjuangan.
14. Pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
bantuannya dan dukungannya.

Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang


dilakukan selama melaksanakan kegiatan kerja praktek di PT Tri Bakti Sarimas
Unit PKS 1. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan
laporan ini, masih banyak terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Maka dari
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, sangat penulis
harapkan mencapai hasil yang lebih baik.
Semoga kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, guna
menambah wawasan pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca. Akhir kata,
dengan segala hormat penulis ucapkan terima kasih.

vii
Pekanbaru, 15 Agustus 2019

Rizky Karamallah
NIM. 1407114346

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
INSTITUSI TEMPAT KERJA PRAKTEK............................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv

viii
PERNYATAAN........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Batasan Masalah........................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek............................................................2
1.4 Manfaat Kerja Praktek...............................................................................3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek.........................................4
1.6 Metode Pengambilan Data........................................................................5
1.7 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktek..........................................5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN...........................................................................7
2.1 Sejarah Berdirinya PT Tri Bakti Sarimas..................................................7
2.1.1 Ringkasan Perseroan..........................................................................7
2.1.2 Visi Perusahaan..................................................................................7
2.1.3 Misi Perusahaan.................................................................................7
2.1.4 Motto PT Tri Bakti Sarimas...............................................................8
2.2 Sruktur Management PT Tri Bakti Sarimas..............................................8
3.1 Pendahuluan..............................................................................................9
3.2 Proses Pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit....................................10
3.3 Komponen – Komponen pada PLTU......................................................16
3.3.1 Boiler................................................................................................16
3.3.2 Turbin Uap.......................................................................................22
3.3.3 Siklus Brayton..................................................................................26
3.4 Turbin di PT Tri Bakti Sarimas...............................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................30
4.1 Analisa Efisiensi Turbin Uap..................................................................30
4.1.1 Analisa Efisiensi Turbin Uap Pengambilan Data Pada Tanggal 3
Februari 2016.................................................................................................30

ix
4.1.2 Analisa Efisiensi Turbin Uap Pengambilan Data pada Tanggal 11
Februari 2016.................................................................................................33
4.1.3 Analisa Efisiensi Turbin Uap Pengambilan Data Pada Tanggal 18
Februari 2016.................................................................................................35
4.2 Pembahasan Efisiensi..............................................................................38
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................41
5.1 Kesimpulan..............................................................................................41
5.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................42

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan stuktur management PT Tri Bakti Sarimas..............................8

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Efisiensi Turbin Pada PLTU di PT. Tri Bakti Sarimas.
................................................................................................................................38

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belakangan ini kebutuhan akan energi listrik terus mengalami
peningkatan. Pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya alam tak
terbarukan dominan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang
semakin meningkat itu. Minyak bumi, batu bara, dan gas alam merupakan contoh
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui atau konvensional. Ketersediaan
sumber daya alam konvensional ini semakin lama semakin menipis sehingga
harus segera dilakukan inovasi serta pemberdayaan sumber energi yang dapat
diperbarui sebagai pengganti sumber daya alam yang konvensional tadi.
Pada saat ini listrik telah menjadi kebutuhan pokok manusia, segala aspek
didalam kehidupan ini membutuhkan energi listrik baik dalam ruang lingkup
rumah tangga,sekolah,instansi pemerintahan, dunia industri dan masih banyak
lagi. Dunia industri merupakan konsumen terbesar energi listrik karena
kebutuhannya akan energi listrik sangat penting dalam menjalankan proses
produksi untuk menghasilkan produk yang akan di pasarkan. Bahkan terkadang
PLN kewalahan dalam menyediakan listrik untuk memenuhi kebutuhan suatu
perusahaan. Pemadaman listrik merupakan suatu kendala dalam proses produksi
di dalam suatu perusahaan. Karena dengan adanya pemadaman listrik oleh PLN
maka akan mengakibatkan terkendalanya proses produksi suatu perusahaan yang
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan omset bahkan kerugian. Oleh sebab
itu, dicari solusi untuk menggunakan pembangkit energi listrik yang dapat
memenuhi kebutuhan listrik perusahaan secara terus menerus.
Energi terbarukan merupakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Dengan menggunakan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar yang
dapat diperbarui untuk mengoperasikannya. Dengan adanya solusi ini perusahaan
pun tidak perlu khawatir lagi akan masalah penyediaan listrik untuk aktifitas
produksi karena penggunaan energi renewable dapat dilakukan secara terus
menerus.

1
2

Biomassa merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang bersumber


dari bahan biologis yang hidup atau mati yang dapat digunakan sebagai sumber
bahan bakar pada pembangkit. Aplikasi pemanfaatan penggunaan sumber energi
terbarukan berupa biomassa dapat dianalisa di PT Tri Bakti Sarimas. Dimana
perusahaan ini menggunakan fiber dan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada
boiler. Dengan menggunakan fiber dan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada
boiler, sekiranya dapat meningkatkan efisiensi pada turbin. Dalam
mengoperasikan turbin perlu dilakukannya pengaturan efisiensi pada turbin untuk
dapat menghasilkan listrik yang bagus dan menghemat biaya operasi sehingga
energi listrik yang dihasilkan pun besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan dan perumahan pekerja akan energi listrik, maka penulis mengambil
judul “Analisa Efisiensi Turbin Dreasser Rand Ketika Menggunakan Bahan Bakar
Fiber dan Cangkang Sawit pada Boiler di PT Tri Bakti Sarimas”.

1.2 Batasan Masalah


Dalam laporan kerja praktek ini, penulis akan membahas tentang
“Efisiensi pada turbin dreasser rand ketika menggunakan bahan bakar fiber dan
cangkang sawit pada boiler di PT Tri Bakti Sarimas.

1.3 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain :
a. Mengetahui seberapa besarkah efisiensi pada turbin ketika menggunakan
bahan bakar fiber dan cangkang sawit pada boiler di PT Tri Bakti
Sarimas.
b.Memperoleh ilmu dan pengetahuan tentang pembangkit listrik tenaga
uap serta kelebihan dan kekurangan yang ada pada pembangkit tersebut.
c. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemauan
bekerja melalui penerapan ilmu pengetahuan, latihan kerja dan
pengamatan teknik sehingga dapat menyelesaiakan suatu masalah.
d.Membandingkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
perkuliahan dengan yang diperoleh dari dunia kerja.
3

e. Mendapatkan pengalaman tentang kerja teknis di lapangan yang


sesungguhnya sehingga akan didapat gambaran yang nyata tentang
berbagai hal mengenai dunia kerja yang aplikatif.
f. Memenuhi satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh untuk
memenuhi kebutuhan akademis dan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Riau.

1.4 Manfaat Kerja Praktek


A. Bagi Mahasiswa :
1) Dapat menerapkan ilmu yang didapatkan secara teoritis di bangku
kuliah.
2) Mengembangkan potensi diri baik di bidang akademis maupun
organisasi.
3) Dapat melatih mahasiswa agar lebih disiplin terhadap peraturan di
lingkungan tempat melaksanakan kerja praktek dan dunia kerja.
4) Melatih profesionalitas di dalam lingkungan perusahaan maupun di luar
perusahaan.
5) Menganalisa setiap peluang dan hambatan yang terjadi di dunia kerja
dan mencari solusi untuk perbaikan.
6) Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan latihan
yang diberikan oleh pembimbing lapangan kerja praktek selama
melaksanakan kerja praktek.
7) Dapat mengetahui peran PT Tri Bakti Sarimas dalam memenuhi
kebutuhan Perusahaan.
8) Sebagai tolak ukur terhadap ilmu yang didapatkan mahasiswa selama di
bangku perkuliahan dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan
atau dunia kerja.
9) Memperoleh pengalaman mengenai situasi kerja yang sebenarnya
sehingga mampu beradaptasi dengan dunia pekerjaan secara umum
maupun khusus.
4

B. Bagi Universitas Riau:


1)Menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan tempat melaksanakan
kerja praktek.
2)Dapat mewujudkan tujuan utama Universitas Riau yaitu mencetak SDM
yang handal, profesional dan berkualitas.
3)Dapat lebih membuka wawasan bagi setiap mahasiswa didiknya untuk
mendapatkan pengetahuan tambahan melalui praktek di lapangan.
4)Memberikan kesempatan pada mahasiswanya untuk merasakan
persaingan di dunia kerja.

C. Bagi Perusahaan :
1) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menganalisa setiap
peluang dan hambatan yang terjadi dan mencari solusinya.
2) Dapat saling menukar informasi di bidang teknologi antara lembaga
sebagai pengguna teknologi dengan perkembangan pengetahuan yang
terjadi di lembaga perguruan tinggi.
3) Media pertukaran informasi bidang teknologi sistem tenaga listrik
antara perusahaan sebagai pengguna teknologi dengan perguruan tinggi
sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi sistem tenaga
listrik.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Tempat : PT Tri Bakti Sarimas Kuantan Singingi, Riau.

Alamat : Bukit Payung, Desa Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik,


Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.

Waktu : 01 Juli 2019 – 15 Agustus 2019 (07.00 – 17.00 WIB)


5

1.6 Metode Pengambilan Data


Dalam pembuatan laporan ini penulis akan menggunakan beberapa metode
untuk melengkapi data penulis. Adanya data yang lengkap maka permasalahan
pun akan dapat diselesaikan dengan mudah.
Oleh karena itu, dalam menyusun laporan ini penulis menggunakan
beberapa metode untuk pengumpulan data, antara lain :
1. Observasi
Pengumpulan data dengan metode ini yaitu dengan mengamati langsung
kegiatan pengontrolan dan pengawasan sistem kelistrikan yang
berlangsung pada perusahaan.
2. Interview
Pengumpulan data dengan metode ini yaitu dengan mengadakan tanya
jawab dengan pimpinan perusahaan atau pegawai yang bersangkutan untuk
melengkapi data yang diperlukan.
3. Studi Keperpustakaan
Pengumpulan data dengan metode ini yaitu membaca dan mempelajari
literatur maupun bahan bacaan dari internet untuk mendukung materi yang
ditulis.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktek


Bab I. Pendahuluan
Pada Bab ini ialah dijelaskan tentang latar belakang, batasan masalah,
maksud dan tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, waktu dan
tempat pelaksanaan kerja praktek, metode pengambilan data serta
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
Bab II. Profil Perusahaan
Berisikan tentang ringkasan sejarah berdirinya PT Tri Bakti Sarimas, Visi
Perusahaan, Misi Peusahaan, Motto PT Tri Bakti Sarimas dan Struktur
Management PT Tri Bakti Sarimas.
6

Bab III. Dasar Teori


Bab ini menjelaskan tentang teori – teori peralatan yg akan di bahas
(generator dan sistem proteksi).
Bab IV. Pelaksanaan Kerja Praktek
Pada bab ini berisikan tentang Sistem Proteksi dan pemeliharaan pada
generator PT Tri Bakti Sarimas. Pembahasan meliputi jenis gangguan,
macam – macam proteksi yg di gunakan, serta cara pemeliharaannya
secara umum yang digunakan oleh perusahaan.
Bab V. Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan.
7

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya PT Tri Bakti Sarimas


2.1.1 Ringkasan Perseroan
PT Tri Bakti Sarimas adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang pertanian dan perkebunan, didirikan berdasarkan akte pendirian No.
17 tanggal 1 oktober 1986. Kantor pusat PT Tri Bakti Sarimas berkedudukan di
Bukit Payung Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan
Singingi, dengan perwakilan di Pekanbaru, Jakarta, Padang, dan Medan. Saat ini
perusahaan telah mengembangkan berbagai usaha antara lain dibidang
perkebunan, peternakan, agroindustri dan ekspor hasil perkebunan dengan
menjalin usaha kemitraan bersama masyarakat setempat dibidang budi daya
perkebunan dan memasarkan hasil produksi (kelapa sawit, kelapa, bibit kakao,
pinang, pakan ternak sapi dan sebagainya) dalam bentuk bahan baku maupun
barang jadi. Keaneka ragaman jenis usaha secara terpadu tersebut didukung oleh
tenaga ahli/ profesional yang berkompeten dibidangnya dengan jaringan kerja
yang luas. PT Tri Bakti Sarimas sudah berpengalaman dalam pengembangan
tanaman kakao, baik secara monokultur maupun tumpangsari. Karena itu
berdasarkan SK, Menhutbun No 746/Kpts- II/99 22 September 1999 telah
ditunjuk sebagai sumber benih kakao.

2.1.2 Visi Perusahaan


Mengisi pembangunan nasional dibidang perkebunan terpadu yaitu
bersama-sama dengan masyarakat melalui program kemitraan mewujudkan
perkebunan moderen, petani yang tangguh dan mandiri berwawasan agribisnis.

2.1.3 Misi Perusahaan


A. Mengembangkan budi daya kelapa hibrida, kakao, dan kelapa sawit untuk
menghasilkan bahan baku bagi industri pengolahan terpadu dengan usaha
terkait perternakan sapi berbasis zero waste.

7
8

B. Meningkatkan nilai tambah dari bahan baku menjadi barang jadi dan
produk turunannya.
C. Mengembangkan jaringan pemasaran nasional (indonesia) dan
internasional.

2.1.4 Motto PT Tri Bakti Sarimas


Motto PT Tri Bakti Sarimas adalah “Bersama Membangun Negeri“. PT Tri
Bakti Sarimas area perkebunannya saat ini berada dilingkaran lima belas (15) di
Kecamatan Pucuk Rantau dan Kuantan Mudik. Dengan kantor pusat kebun berada
di Bukit Payung, Desa Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan
Singingi Provinsi Riau.

2.2 Sruktur Management PT Tri Bakti Sarimas

Gambar 2.1 Bagan stuktur management PT Tri Bakti Sarimas

8
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Pendahuluan
Krisis energi listrik di Indonesia disebabkan karena semakin menipisnya
sumber energi konvensional seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang
tidak diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan penduduk. Dengan
permasalahan seperti itu muncul solusi untuk menggunakan sumber energi
alternative yang berasal dari energi terbarukan. Maka Salah satu potensi energi
yang dapat diperbarui adalah energi biomassa limbah kelapa sawit. Selama ini,
kelapa sawit banyak digunakan sebagai penghasil minyak nabati tanpa mencoba
menemukan potensi yang dimiliki limbah kelapa sawit. Dengan pemanfaatan
limbah kelapa sawit yang berupa cangkang sawit dan fiber pada proses
pembakaran boiler maka dapat di analisa efisiensi pada turbin yang terdapat di
Pembangkitnya.
Pembangkit listrik tenaga uap biasanya terdiri dari komponen – komponen
seperti boiler, turbin, generator, dan transformator. Boiler, turbin, generator dan
transformator memiliki fungsi yang penting pada proses pembangkitan tenaga
listrik. Pada PT Tri Bakti Sarimas, menggunakan PLTU sebagai penyedia energi
listrik merupakan pilihan yang tepat. Proses pembakaran pada boiler
membutuhkan bahan bakar seperti batu bara atau limbah biomassa. Pada
pengolahan kelapa sawit menjadi minyak nabati, pabrik juga menghasilkan
limbah padat seperti cangkang dan serabut kelapa sawit. Maka dimanfaatkanlah
ketersediaan cangkang dan serabut kelapa sawit ini untuk menghasilkan energi
listrik secara mandiri dengan membangun pembangkit listrik tenaga uap.
Sehingga pabrik tidak bergantung pada listrik yang disuplai dari PLN.
Listrik PLN bersumber dari pembangkit listrik tenaga air, jika telah
memasuki musim kemarau maka PLN pun sering melakukan pemadaman secara
bergilir dan jika pabrik berlangganan dengan PLN maka produktivitas perusahaan
pun akan berkurang karena adanya pemadaman bergilir.

9
10

Jadi dapat disimpulkan perbandingan antara PLTU dengan PLTA. Jika


menggunakan listrik PLTU, perusahaan tidak akan pernah mengalami pemadaman
listrik. Karena energi listrik diproduksi sendiri oleh pabrik dan menggunakan
bahan bakar yang diperoleh dengan mudah. Dan hal ini pun akan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Sedangkan jika menggunakan listrik yang berasal dari PLN, maka
perusahaan akan mengalami pemadaman saat masuk pada musim kemarau, hal ini
dikarenakan debit air bendungan PLTA berkurang karena kemarau. Sehingga PLN
harus melakukan pemadaman listrik secara bergilir kepada pelanggan.
Sebelum masuk pada penjelasan tentang bagian-bagian pada pembangkit
listrik tenaga uap. Terlebih dahulu akan lebih baiknya dijelaskan tentang proses
pengolahan CPO pada pabrik kelapa sawit.
PT. Tri Bakti Sarimas mengolah hasil perkebunan kelapa sawit yakni
berupa TBS (tandan buah segar) menjadi CPO (crude palm oil) yang jika diproses
lagi lebih lanjut akan sangat berguna untuk kehidupan sehari – hari. CPO yang
dihasilkan dapat diproses lagi menjadi produk – produk yang dapat langsung
berguna seperti minyak makan, sabun dan masih banyak lagi.

3.2 Proses Pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit


Kualitas hasil minyak CPO (rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi
oleh kondisi buah (TBS) yang diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan
proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi meminimalkan kehilangan
(loses) dalam proses pengolahannya. Pengolahan CPO di pabrik kelapa sawit
terdiri dari beberapa proses yaitu :
1. Tandan Buah Segar Sawit
Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari kebun diangkut ke
lokasi Pabrik pengolahan Minyak Sawit dengan menggunakan truk.
Sebelum dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut
harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing
Brigde) untuk mengetahui jumlah Tonase dari TBS yang diterima oleh
Pabrik.
11

2. Jembatan Timbang
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang
sekarang menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan beban menyebabkan
variasi pada sistem listrik yang diukur. Prinsip kerja dari jembatan timbang
yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian
dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian
setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir
adalah berat TBS yang diterima dipabrik. TBS yang telah ditimbang
kemudian diterima oleh bagian loading ramp, untuk dilakukan
penyortiran. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang layak
diolah atau tidak.
3. Penyortiran
Kualitas buah/TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangan nya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya
jenis tenera dan jenis dura. Kriteria matang panen merupakan faktor
penting dalam pemeriksaan kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS
(loading ramp/penampungan TBS).
4. Pengolahan Minyak dari Daging Buah
a. Digester
Buah yang sudah terlepas (berondolan) yang dibawa oleh fruit
conveyor dimasukkan ke dalam digester atau peralatan pengaduk.
Tujuan dari penggunaan digester adalah untuk memisahkan daging
buah sawit terlepas dari biji (nut) nya. Dalam proses pengadukan
digester ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar
stabil antara 80° – 90°C.
5. Screw Press
Fungsi dari screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh
adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas
sehingga melalui lubang – lubang press cage minyak dipisahkan dari
12

serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun klarifikasi, sedangkan


ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.
6. Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit
Setelah melewati proses screw press maka didapatlah minyak
kasar/crude oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian crude
oil masuk ke stasiun klarifikasi. Berikut proses pemurnian minyak kelapa
sawit :
a. Sand trap tank (tangki pemisah pasir)
Setelah di press maka crude oil yang mengandung air, minyak,
lumpur masuk ke sand trap tank. fungsi dari sand trap tank adalah
untuk menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95
derajat celcius.
b. Vibro seperator/vibrating screen
Fungsi dari vibro separator adalah untuk menyaring crude oil dari
serabut dan atau kotoran lainnya yang dapat mengganggu proses
pemisahan/pemurnian minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu
sendiri dengan sistem getaran – getaran berkelanjutan pada vibro
control melalui penyetelan pada bantalan yang di ikat pada
elektromotor.
c. Vertical clarifier tank
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan
kotoran (NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis
yang lebih ringan dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan
berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah lebih besar dari 1.
Fungsi Skimmer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat
pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan
serta mendorong lapisan minyak dengan Sludge. Temperatur yang
cukup (sekitar 90 – 95 derajat celcius) akan memudahkan proses
pemisahan ini. Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip
keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana
berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
13

d. Oil Tank
Fungsi dari oil tank adalah untuk tempat penampungan sementara
crude oil sebelum diolah oleh purifier. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan steam coil untuk mendapatkan temperatur yang
diinginkan yakni 95 derajat celcius. Ada beberapa bagian dari oil tank
yaitu :
a. Oil purifier
Fungsi dari oil purifier adalah untuk mengurangi kadar air
dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan
proses diperlukan temperatur suhu 95 derajat celcius.
b. Vacuum dryer
Fungsi dari vacuum dryer adalah untuk mengurangi kadar air
dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak
disimpan kedalam bejana melalui nozel. Suatu jalur resirkulasi
dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana. Vacum dryer
lalu melakukan proses sedemikian rupa sehinggan kadar air yang
masih terkandung didalam minyak dapat diserap dan dibuang
melalui pipa pembuangan.
c. Sludge tank
Fungsi dari sludge tank adalah tempat sementara sludge (bagian
dari minyak kasar yang terdiri dari kotoran padatan dan zat cair yang
masih mengandung minyak) sebelum diolah oleh sludge seperator.
d. Sand cyclone/Pre – cleaner
Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang
terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses
selanjutnya.
e. Brush strainer (saringan berputar)
Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut
yang terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge
Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
14

f. Sludge seperator
Fungsi dari sludge seperator adalah untuk mengambil minyak
yang masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal.
Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil
akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut –
sudut ruang tangki pisah.
g. Storage tank
Fungsi dari storage tank adalah untuk penyimpanan sementara
minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim atau dijual.
Didalam Storage tank terdapat pipa – pipa yang oleh uap steam,
untuk menjaga supaya suhu minyak CPO dalam tangki penyimpanan
tetap terjaga stabil antara 45 – 50 derajat celcius.
7. Proses Pengolahan Biji Sawit dan Fiber
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa setelah proses pengepresan akan
menghasilkan crude oil, biji sawit/nut dan fiber. Proses pengolahan biji
sawit dan fiber serabut sawit adalah sebagai berikut :
a. Depericarper
Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan
nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi
kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih
ringan (fiber) akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat
(nut) akan masuk ke nut polishing drum. Fungsi dari nut polishing
drum adalah :
1. Memisahkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat.
2. Membawa nut dari depericarper ke nut transport
3. Memisahkan gradasi nut.
b. Nut silo
Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan sementara nut
sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut
dengan menggunakan nut craker maka nut silo harus dilengkapi.
15

c. Riplle mill
Fungsi dari riplle mill adalah untuk memecahkan nut. Pada riplle
mill terdapat rotor bagian yang berputar pada riplle plate bagian yang
diam.
d. Claybath
Fungsi dari claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti
sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama dengan
menggunakan cairan calsium carbonat.
Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan
yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk
berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan
terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam.
e. Hydro cyclone
Fungsi dari hydro cyclone adalah :
1. Mengutip kembali inti sawit yang ikut terbawa ke cangkang.
2. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
f. Kernel dryer
Fungsi dari kernel dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti
akan menyebabkan tumbuh / munculnya jamur pada inti dan juga dapat
mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB
juga tinggi. Pada kernel silo ada 3 tingkatan yaitu : atas 70 derajat
celcius, tengah 60 derajat, bawah 50 derajat celcius.
g. Kernel storage
Fungsi dari kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti
produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. kernel storage pada
umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar
uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak
menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya
menimbulkan jamur.
16

PT Tri Bakti Sarimas mengolah hasil perkebunan kelapa sawit


yakni berupa TBS (tandan buah segar) menjadi CPO yang jika diproses
lagi lebih lanjut akan sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari.

3.3 Komponen – Komponen pada PLTU


3.3.1 Boiler
Boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air dengan
menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar, panas hasil pembakaran
selanjutnya dialirkan ke air sehingga menguap dan menghasilkan steam (uap air
yang memiliki temperatur tinggi). Seperti yang kita ketahui bahwa steam dapat
digunakan untuk menjaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi dan proses
evaporasi pada evaporator.
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk
yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.
Ada dua metode pengkajian efisiensi boiler yaitu :
a. Metode langsung, yaitu energi yang didapat dari fluida kerja (air dan
steam) dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar
boiler.
b. Metode tidak langsung, yaitu efisiensi merupakan perbedaan antara
kehilangan dan energi yang masuk. Berikut adalah bentuk boiler yang ada
di PT Tri Bakti Sarimas

Gambar 3.1 Boiler


(Sumber : PT Tri Bakti Sarimas, 2019)
17

Berikut adalah rumusnya :

........ (3.1)

Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan


metode langsung adalah :
a. Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam.
b. Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam.
c. Tekanan kerja (dalam (g)) dan suhu lewat panas ( jika ada.

d. Suhu air umpan ( ).


e. Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam
kkal/kg bahan bakar.
Dimana :

-Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam

–Entalpi air umpan dalam kkal/kg air

A. Bagian – Bagian Pada Boiler dan Fungsinya


Boiler tersusun dari berbagai macam bagian – bagian dengan fungsinya
masing-masing, yaitu :
1. Tungku pengapian (furnace)
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar
yang akan menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air
dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada
dinding tungku pembakaran.

Gambar 3.2 Tungku Pengapian


(Sumber : http://www.fapdec.org/boilers.html, 2018)
18

Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara :


a. Radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api atau gas yang akan
menempel pada dinding tube.
b. Konduksi, panas mengalir melalui hantaran dari sisi pipa yang
menerima panas kedalam sisi pipa angy memberi panas pada air.
c. Konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan molekul – molekul air
sehingga panas akan menyebar kesetiap aliran air.
Didalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang
pertama dan ruang kedua. Pada ruang pertama akan tejadi pemanasan
langsung dari sumber panas yang diterima langsung oleh tube (pipa),
sedangkan pada ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang
diterima berasal dari udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama.
2. Steam drum
Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta
tempat terbentuknya uap, drum ini menampung uap jenuh (saturated
steam) beserta air dengan perbandingan antara 50 % air dan 50 % uap.
untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat –
sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air yang
bersuhu tinggi akan naik ke atas dan menguap.

Gambar 3.3 Steam Drum


(Sumber : http://artikel-teknologi.com/steam-drum-pada-boiler-pipa-air, 2018)
19

3. Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal
dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat
digunakan. Proses pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe dan
dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C hingga uap benar-benar
menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin maupun
untuk keperluan industri lain.

Gambar 3.4 Superheater


(Sumber : http://www.tubeweld.com/superheater.html, 2018)
4. Air heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan
udara yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat
terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan sebelum melewati air
heater memiliki suhu yang sama dengan suhu normal (suhu luar) yaitu
38°C namun setelah melalui air heater suhunya akan meningkat menjadi
230°C sehingga dapat menghilangkan kandungan air dalam udara yang
dapat menganggu proses pembakaran.
20

Gambar 3.5 Air heater


(Sumber : http://www.heat-voss.com/air-heaters.html, 2017)

5. Dust collector (pengumpul abu)


Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang
berada pada aliran pembakran sampai dengan gas buang, keuntungan
dalam penggunaan alat ini yaitu gas hasil pembakaran yang dibuang bebas
dari debu yang dapat mencemari lingkungan dan mengurangi
kemungkinan kerusakan pada alat akibat adanya gesekan abu maupun
pasir.

Gambar 3.6 Dust Collector


(Sumber : PT Tri Bakti Sarimas, 2019)
21

6. Pengatur pembuangan gas bekas (asap)


Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (induced draft
fan) melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap.
Damper pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai kebutuhan sebelum
IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka maka akan semakin
besar isapan yang akan terjadi dari dalam dapur.

Gambar 3.7 Pengatur Pembuangan Gas Bekas


(Sumber : PT Tri Bakti Sarimas, 2019)
7. Safety valve (katup pengaman)
Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah
melebihi standar yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua buah
yaitu katup pengaman uap basah dan katup pengaman uap kering. safety
valve ini dapat diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah
ditentukan, pada uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg/cm 2,
sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan 20,5
kg/cm2.
22

Gambar 3.8 Safety Valve


(Sumber : PT Tri Bakti Sarimas, 2019)
8. Gelas penduga (sight glass)
Gelas penduga dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi untuk
mengetahui ketinggian air di dalam drum agar memudahkan pengontrolan
jumlah air dalam ketel selama proses operasi berlangsung. Gelas penduga
ini harus dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya penyumbatan
yang membuat level air tidak dapat dibaca.
9. Pembuangan air ketel
Pada komponen ini berfungsi untuk membuang air dalam drum bagian
atas, pembuangan air dilakukan bila terdapat zat – zat yang tidak dapat
terlarut, contoh sederhananya ialah munculnya busa yang dapat
menganggu pengamatan terhadap gelas penduga. Untuk mengeluarkan air
dari dalam drum, digunakan blowdown valve yang terpasang pada drum
atas, katup ini bekerja bila jumlah busa sudah melewati batas yang
ditentukan.

3.3.2 Turbin Uap


Salah satu peralatan yang sangat penting didalam suatu pembangkit tenaga
listrik tenaga uap adalah turbin uap.. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula
yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin,
langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme
23

yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin
uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi
potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan
dengan berbagai cara.
1. Klarifikasi turbin uap
Berbagai bentuk turbin uap telah berkembang mengikuti kemajuan
teknologi dari produk-produk turbin sebelumnya. Turbin uap dapat di
klarifikasikan dalam beberapa kategori yang berbeda antara lain menurut
jumlah tingkat tekan, arah aliran uap, posisi silinder, metode pengaturan
prinsip aksi uap, proses penurunan kalor,tekanan uap sisi masuk, dan
pemakaiannya dibidang industri. Berikut adalah beberapa macam
klasifikasi turbin uap :
A. Berdasarkan jumlah tingkat tekanan
a. Turbin satu tingkat
Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan yang
biasanya berkapasitas kecil. Turbin jenis ini biasanya digunakan untuk
menggerakan kompresor dan mesin-mesin lain yang serupa.
b. Turbin impuls
Turbin impuls dan reaksi bertingkat, turbin ini dibuat dalam jangka
kapasitas yang luas mulai dari yang kecil hingga yang besar.
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana
berotor satu atau banyak (gabungan) yang mempunyai sudu – sudu pada
rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut
keluar. Karena pada sudu gerak tidak terjadi ekspansi maka bentuk sudu
gerak turbin tersebut adalah simetris uap kering (superheated vapor)
diekspansikan di nozel sehingga terjadi pengubahan energi potensial
maksimal menjadi energi kinetik maksimal. Turbin impuls dapat
merupakan turbin impuls sederhana (bertingkat tunggal), turbin impuls
kecepatan bertingkat (turbin curtis) atau turbin impuls tekanan bertingkat
(turbin rateau).
24

Keadaan aliran uap dalam turbin tersebut dapat diterangkan dengan


menggunakan grafik tekanan dan kecepatan absolut. Kecepatan uap naik
karena nozel berfungsi menaikkan kecepatan uap, kemudian uap rnengalir
ke dalarn baris sudu gerak pada tekanan tetap. Tetapi kecepatan absolutnya
turun karena energi kinetik uap diubah menjadi kerja memutar roda turbin.
Uap yang ke luar turbin masih berkecepatan tinggi, sehingga rnasih
rnengandung energi tinggi atau kerugian energi masih terlalu besar. Untuk
rnencegah kerugian energi yang terlalu besar, uap diekspansikan secara
bertahap didalam turbin bertingkat ganda.

Gambar 3.9 Turbin Impuls


(Sumber : PT Tri Bakti Sarimas, 2019)
Dengan turbin bertingkat ganda, diharapkan proses penyerapan energi
(proses pengubahan energi termal menjadi kerja rnekanik) dapat
berlangsung efisien. Perubahan tekanan dan kecepatan absolut dari uap
didalarn turbin impuls kecepatan bertingkat (turbin curtis). Uap hanya
diekspansikan di dalam nozel (baris sudu tetap pertama) dan selanjutnya
tekanannya konstan. Akan tetapi turbin tersebut masih dalam golongan
turbin implus karena didalam baris sudu.
Gerak tidak terjadi ekspansi (penurunan tekanan). Meskipun tekanan
uap didalam sudu gerak konstan, kecepatan absolut turun karena sebagian
dari energi uap diubah menjadi kerja memutar roda turbin. Kecepatan uap
didalam sudu tetap berikutnya tidak naik karena tekanannya konstan.
25

B. Berdasarkan Arah Aliran Uap


a. Turbin aksial
Uap mengalir dalam arah sejajar terhadap sumbu turbin tegak lurus
terhadap sumbu turbin satu atau lebih tingkat kecepatan rendah pada
turbin itu dibuat aksial.

Gambar 3.10 Turbin Aksial


(Sumber : http://konstruksibesar.blogspot.co.id/2015/11/jenis-jenis-turbin-
untuk-pembangkit.html, 2018)

b. Turbin Radial
Turbin radial merupakan turbin yang uapnya mengalir dalam arah
yang tegak lurus terhadap sumbu turbin.

Gambar 3.11 Turbin Radial


(Sumber : http://www.enccad.com/, 2017)
26

C. Berdasarkan Metode Pengaturan


a. Turbin dengan Pengaturan pencekikan (throttling)
Pada turbin ini uap segar masuk melalui satu atau lebih katup
pencekik yang dioperasikan serempak.
b. Turbin dengan pengaturan nozel.
Pada turbin ini uap segar masuk melalui dua atau lebih pengatur
pembuka yang berurutan.
c. Turbin dengan pengaturan pelangkauan.

3.3.3 Siklus Brayton


Skema siklus brayton terdapat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.12 Diagram P-V Siklus Brayton


(Sumber : gravitycrl.com)

Gambar diatas menjelaskan tentang prinsip kerja pada siklus brayton, dan
prosesnya adalah :
a) Proses 1-2 : proses udara masuk akibat terhisap oleh
kompresor, udara dinaikkan tekanannya. Terlihat adanya
kenaikan nilai tekanan. Udara ini yang nantinya akan
diginakan untuk proses pembakaran pada ruang bakar.
Dengan naikknya tekanan udara, akan merubah nilai
temperatur udara tersebut.
b) Proses 2-3 : proses ini adalah proses pembakaran di ruang
bakar. Udara yang telah dikompresikan, dialirkan menuju
27

ruang bakar, lalu bertemu dengan bahan bakar dan juga


sumber panas, lalu terjadilah proses pembakaran gas.
Sehingga timbulah gas panas dari proses ini.
c) Proses 3-4 : proses ini adalah proses ekspansi gas panas
terhadap turbin melalui sudu – sudunya. Gas panas
melakukan kerja terhadap turbin sehingga terjadilah
perputaran. Apabila tersambung ke generator, maka generator
pun akan ikut berputar dan bangkitlah energi listrik.
d) Proses 4-1 : secara teori, seharusnya gas panas yang telah
digunakan masuk kembali ke kompresor sehingga nantinya
akan kembali digunakan. Sehingga terjadilah siklus yang
bernama siklus brayton.

3.4 Turbin di PT Tri Bakti Sarimas


Turbin yang digunakan di PT Tri Bakti Sarimas memiliki dua unit turbin
yaitu dua unit turbin superheater yang memiliki daya 1.152 watt, frekuensi 50
Hz dan putaran 5.000 rpm. Berikut gambar turbin di PT Tri Bakti Sarimas.

Gambar 3.13 Turbin Uap Super Heater


(Sumber : PT Tri Bakti Sarimas, 2019)
Efisiensi thermal
Dalam termodinamika, efisiensi thermal turbin uap adalah ukuran tanpa
dimensi yang menunjukkan performa peralatan thermal seperti mesin pembakaran
28

dalam dan sebagainya. Panas yang masuk adalah energi yang didapatkan dari
sumber energi.

= .......... (3.2)

Rumus mencari efisiensi thermal turbin uap :

 = x 100%

= x 100% .......... (3.3)

Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi turbin adalah :

a. Daya steam masuk turbin kj/jam) yang merupakan hasil kali dari laju uap

steam ( dengan entalpi ( ).

b.Daya steam keluar turbin kj/jam) merupakan hasil perkalian dari laju uap

steam (ms)dengan entalpi ( ).

Efiensi isentropik
Efisiensi isentropik adalah perbandingan antara head isentropik dengan
head aktual. Head isentropik adalah kerja persatuan massa yang diperlukan oleh
pada proses isentropik. Head Aktual kerja per satuan massa yang diperlukan oleh
turbin pada proses polytropik reversible dengan kondisi uap masuk dan keluar
yang sama.
Berikut bagian – bagian dari turbin uap :
1. Governor
29

Governor digunakan sebagai interface antar turbin penggerak dan


generator. Pengaturan putaran turbin sejak turbin mulai bergerak sampai
steady state dilakukan oleh governor,jadi bukan diambil alih oleh
governor. Fungsi utama pengaturan putaran ini adalah untuk menjaga
kestabilan sistem secara keseluruhan terhadap adanya variasi beban atau
gangguan pada sistem.
Prinsip kerja governor :
Ada dua prinsip kerja governor. Yang pertama adalah mode operasi
droop. Pada mode droop, governor sudah memiliki “setting point” (daya
mekanik) yang besarnya sesuai dengan rating generator atau menurut
kebutuhan. Dengan adanya “fixed setting” ini output daya listrik generator
nilainya tetap dan adanya perubahan beban tidak akan mengakibatkan
perubahan putaran turbin (daya berbanding lurus dengan putaran).
Lain halnya dengan mode isochronous, “set point” putaran governor
ditentukan berdasarkan kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu(real
time). Kemudian melalui internal proses di dalam governor (sesuai dengan
control logic dari manufactur), governor akan menyesuaikan nilai output
day mekanik turbin supaya sesuai dengan daya listrik yang dibutuhkan
sistem. Pada saat terjadi perubahan beban, governor akan menentukan
setting point yang baru sesuai dengan beban sehingga dengan pengaturan
putaran ini diharapkan frekuensi listrik generator tetap berada
didalam”acceptable range” dan generator tidak mengalami ”out of
synchronization”.
2. Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu
turbin atau deretan sudu yaitu stasionary blade dan moving blade. Untuk
turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya untuk turbin jenis
reaksi maka motor ini perlu di balance untuk mengimbagi gaya reaksi
yang timbul secara aksial terhadap poros.
Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada steam turbin
yaitu :
30

a. Oil cooler dan pompa sirkulasi air, fungsinya untuk melakukan proses
pendinginan minyak pelumas pada gearbox turbin.
b. Steam separator, fungsinya untuk mencegah kemungkinan masuknya
uap basah masuk ke dalam turbin.
c. Klep valve turbin, fungsinya mengatur besar kecilnya jumlah dan
tekanan steam yang masuk ke turbin.
d. Speed adjusting, fungsinya untuk menaikkan dan menurunkan frekuensi
putaran steam turbin.
e. Prim LO pump, fungsinya untuk melakukan pelumasan pendahuluan
sebelum turbin beroperasi normal.
f. Valve hand nozzle, fungsinya untuk meringankan putaran turbin apabila
tekanan steam drop, dengan cara membuka nozel dan apabila kondisi
normal nozel ditutup.
g. Control system, fungsinya untuk mengatur tekanan uap/steam yang
masuk ke dalam turbin.
h. Alat-alat ukur, fungsinya untuk mengukur atau mengetahui parameter
selama operasi seperti tekanan, temperature, putaran, voltase, ampere,
level indicator pelumas.
i. AVR (automatic voltage regulator), fungsinya untuk menstabilkan
tegangan yang keluar dari generator/genset.
j. Kran uap bekas, fungsinya untuk mengatur buka dan tutup pembuangan
uap bekas turbin. Kran ini dibuka sebelum turbin beroperasi dan ditutup
bila turbin berhenti.
k. Hand trip, fungsinya untuk mematikan turbin secara otomatis apabila
turbin ada problem emergency.
l. Back pressure vessel (BPV), BPV merupakan bejana tekan yang
berfungsi untuk menampung steam buangan turbin untuk selanjutnya
steam ini didistribusikan ke unit pengolahan.
Prinsip Kerja BPV (Back Pressure Vessel) :
Prinsip kerja back pressure vessel yaitu menampung steam buangan

turbin sampai tekanan maksimum 3 Kg/ . Agar tekanannya stabil maka

dilengkapi dengan make up valve. Bejana ini dilengkapi dengan :


a. Make up valve yang berfungsi untuk menaikkan atau menambah
tekanan.
31

b. Safety valve dan surplus valve berfungsi untuk membuang kelebihan


steam.
c. Kerangan – kerangan berfungsi untuk distribusi steam ke stasiun
pengolahan.
d. Steam trap berfungsi untuk membuang kondensate.
e. Pressure gauge dan recorder berfungsi untuk mengukur dan mencatat
tekanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Efisiensi Turbin Uap


Dalam termodinamika, efisiensi thermal adalah ukuran tanpa dimensi yang
menunjukkan performa peralatan thermal seperti mesin pembakaran dalam dan
sebagainya. Panas yang masuk adalah energi yang didapatkan dari sumber energi.
Output yang diinginkan dapat berupa panas, kerja atau mungkin keduanya.
Efisiensi thermal turbin uap adalah ukuran tanpa dimensi yang menunjukkan
performa peralatan thermal turbin uap. Panas yang masuk adalah energi yang
didapatkan dari sumber energi. Output yang diinginkan dapat berupa panas atau
kerja, atau mungkin keduanya.

Jadi, thermal efisiensi dapat dirumuskan dengan

Rumus mencari efisiensi thermal turbin uap :

 = x 100%

= x 100%

4.1.1 Analisa Efisiensi Turbin Uap Pengambilan Data Pada Tanggal 3 Februari
2016
Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata – rata
adalah sebesar (Pin) = 17 kg/cm² ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah
dengan 1 atm.
Tekanan 1 kg/cm2 = 98,07 kPa
Tekanan masuk turbin rata – rata = 17 kg/cm²
= 17 x 98,07 kPa = 1667,19 kPa

30
Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa
Pin = (Tekanan pada alat ukur + Tekanan ruangan ) kPa
= ( 1.667,19 + 101,325 ) kPa

31
31

= 1768,515 kPa (abs)


Jadi nilai tekanan masuk turbin yang diperoleh adalah sebesar 1.768,515 kPa.
Sedangkan untuk tekanan keluar turbin nilai rata – rata adalah sebesar (Pout) = 3,0
kg/cm² (tekanan dibaca lewat alat ukur).
Tekanan 1 kg/cm2 = 98,07 kPa
Tekanan keluar turbin rata-rata = 3,0 kg/cm²
= 3,0 x 98,07 kPa = 294,21 kPa
Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa
Pout = (Tekanan pada alat ukur + Tekanan ruangan ) kPa
= ( 294,21 + 101,325 ) kPa
= 395,53 kPa (abs)
Jadi nilai tekanan keluar turbin yang diperoleh adalah sebesar 395,53 kPa.
Temperatur rata- rata masuk turbin = 280°C + 273 = 553 K
Temperatur rata- rata keluar turbin = 150°C + 273 = 423 K

Entalpi Masuk Turbin dan Keluar Turbin


Untuk mendapatkan nilai efisiensi turbin memerlukan beberapa tahap yaitu :
Dari tekanan masuk boiler penjumlahan antara tekanan ruangan 1 atm
dengan tekanan dearator 0,7 kg/cm2, maka dapat dicari entalpi fluida masuk
boiler (h1) sebagai berikut :

Tahap 1 P1 = 169,974 kPa


h1 = hf @ 169,974 kPa = 497,187 kj/ kg
V1 = Vf @ 169,974 kPa = 0,001048 m³/ kg

Selanjutnya dari entalpi fluida masuk boiler maka dapat dicari entalpi
fluida keluar boiler (h2) yaitu :
Tahap 2 P2= 1768,515 kPa
S2 = S1
Kerja spesifik pompa masuk adalah sebagai berikut :
Wpump, in = V1 (P2-P1) = 0,001048 m³/ kg x (1768.515 – 169,974) kpa
32

= 1,675 kj/ kg
h2 = h1 + Wpump, in = 497,185 kj/ kg + 1,675 kj/ kg = 498,862 kj/ kg
Selanjutnya pada tahap tiga dari tekanan dan temperatur dapat dicari (h3)
berikut :
Tahap 3 P3= 1768,515 kPa
T3= 280 °C
h3= 1199,56 kj/ kg

Selanjutnya pada tahap empat nilai temperatur 150°C sehingga


dapat menggunakan tabel A untuk mencari nilai entalpi :
Tahap 4 P4 = 395,53 kPa
T4 = 150 °C
h4 = 632.388 kj/ kg

Efisiensi Turbin Uap


Efisiensi Thermal
Laju uap steam (ms) yang dihasilkan 10.800 kg/jam. Daya steam masuk
Turbin adalah sebagai berikut :
WTi = ms x h3
= 10.800 kg/ jam x 1.199,56 kJ/ kg
= 12.955.248 kJ/ Jam
Daya steam keluar Turbin adalah sebagai berikut :
WTo = ms x h4
= 10.800 kg/ jam x 632,38 kJ/ kg
= 6.829.704 kJ/ Jam

 = = = 0,52

0,52 x 100 % = 52%

Efisiensi thermal turbin uap yang dihasilkan adalah 52 %


Jadi, efisiensi thermal yang dihasilkan turbin uap adalah sebesar 52 %.
33

4.1.2 Analisa Efisiensi Turbin Uap Pengambilan Data pada Tanggal 11 Februari
2016
Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata
adalah sebesar (Pin) = 17 kg/cm² (tekanan dibaca lewat alat ukur), ditambah
dengan 1 atm.
Tekanan 1 kg/cm2 = 98,07 kPa
Tekanan masuk turbin rata-rata = 17 kg/cm²
= 17 x 98,07 kPa = 1667,19 kPa
Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa
Pin = (Tekanan pada alat ukur + Tekanan ruangan ) kPa
= ( 1.667,19 + 101,325 ) kPa
= 1768,515 kPa (abs)
Jadi nilai tekanan masuk turbin yang diperoleh adalah sebesar 1.768,515 kPa.

Sedangkan untuk tekanan keluar turbin nilai rata-rata adalah sebesar (Pout) = 3,0
kg/cm²
(tekanan dibaca lewat alat ukur).
Tekanan 1 kg/cm2 = 98,07 kPa
Tekanan keluar turbin rata-rata = 3,0 kg/cm²
= 3,0 x 98,07 kPa = 294,21 kPa
Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa
Pout = (Tekanan pada alat ukur + Tekanan ruangan ) kPa
= ( 294,21 + 101,325 ) kPa
= 395,53 kPa (abs)

Jadi nilai tekanan keluar turbin yang diperoleh adalah sebesar 395,53 kPa.
Temperatur rata- rata masuk turbin = 280°C + 273 = 553 K

Entalpi Masuk Turbin Dan Keluar Turbin


Untuk mendapatkan nilai efisiensi turbin memerlukan beberapa tahap yaitu:
34

Dari tekanan masuk boiler yaitu penjumlahan antara tekanan ruangan 1


atm dengan tekanan dearator 0,7 kg/cm2 maka dapat dicari entalpi fluida masuk
boiler (h1) sebagai berikut :

Tahap 1 P1= 169,974 kPa (Tabel A-5) Interpolasi,


h1= hf @ 169,974 kPa = 497,187 kj/kg
V1= Vf@ 169,974 kPa = 0,001048 m³/kg

Selanjutnya dari entalpi fluida masuk boiler maka dapat dicari entalpi fluida
keluar boiler (h2) yaitu :
Tahap 2 : P2= 1768,515 kPa
S2 = S1
Kerja spesifik pompa masuk adalah sebagai berikut:
Wpump, in = V1 (P2-P1) = 0,001048 m³/ kg x (1768.515 – 169,974) kpa
= 1,675 kj/kg
h2 = h1 + Wpump, in = 497,185 kj/ kg + 1,675 kj/kg
= 498,862 kj/kg

Selanjutnya pada tahap tiga dari tekanan dan temperatur dapat dicari (h3) :
Tahap 3 :
P3 = 1768,515 kPa
T3 = 280 °C
h3 = 1199,56 kj/kg

Selanjutnya pada tahap empat nilai temperatur 150°C sehingga dapat


menggunakan tabel A untuk mencari nilai entalpi :
Tahap 4 :
P4= 395,53 kPa
T4 = 150 °C
h4 = 632.388 kj/kg
35

Efisiensi Turbin Uap


Efisiensi Thermal
Laju uap steam (ms) yang dihasilkan 10.800 kg/jam
Daya steam masuk turbin adalah sebagai berikut :
WTi = ms x h3
= 10.800 kg/jam x 1.199,56 kJ/kg
= 12.955.248 kJ/ Jam
Daya steam keluar turbin adalah sebagai berikut :
WTo = ms x h4
= 10.800 kg/ jam x 632,38 kJ/kg
= 6.829.704 kJ/Jam

 = = = 0,52

0,52 x 100 % = 52%

Efisiensi thermal turbin uap yang dihasilkan adalah 52 %


Jadi, efisiensi thermal yang dihasilkan turbin uap adalah sebesar 52 %.

4.1.3 Analisa Efisiensi Turbin Uap Pengambilan Data Pada Tanggal 18 Februari
2016
Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata
adalah sebesar (Pin) = 17 kg/cm² (tekanan dibaca lewat alat ukur), ditambah
dengan 1 atm.
Tekanan 1 kg/cm2 = 98,07 kPa
Tekanan masuk turbin rata-rata = 17 kg/ cm²
= 17 x 98,07 kPa = 1667,19 kPa
Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa
Pi = (Tekanan pada alat ukur + Tekanan ruangan) kPa
= ( 1.667,19 + 101,325 ) kPa
= 1768,515 kPa (abs)
Jadi nilai tekanan masuk turbin yang diperoleh adalah sebesar 1.768,515 kPa.
36

Sedangkan untuk tekanan keluar turbin nilai rata-rata adalah sebesar (Pout) = 3,0
kg/cm² (tekanan dibaca lewat alat ukur).
Tekanan 1 kg/cm2 = 98,07 kPa
Tekanan keluar turbin rata-rata = 3,0 kg/ cm²
= 3,0 x 98,07 kPa = 294,21 kPa
Tekanan ruangan 1 atm = 101,325 kPa
Pout = (Tekanan pada alat ukur + Tekanan ruangan ) kPa
= ( 294,21 + 101,325 ) kPa
= 395,53 kPa (abs)

Jadi nilai tekanan keluar turbin yang diperoleh adalah sebesar 395,53 kPa.
Temperatur rata- rata masuk turbin = 280°C + 273 = 553 K
Temperatur rata- rata keluar turbin = 150°C + 273 = 423 K

Entalpi Masuk Turbin Dan Keluar Turbin


Untuk mendapatkan nilai efisiensi turbin memerlukan beberapa tahap yaitu:
Dari tekanan masuk boiler yaitu penjumlahan antara tekanan ruangan 1
atm dengan tekanan dearator 0,7 kg/cm2 maka dapat dicari entalpi
fluida masuk boiler (h1) sebagai berikut:
Tahap 1 P1= 169,974 kPa (Tabel A-5) Interpolasi,
h1= hf @ 169,974 kPa = 497,187 kj/kg
V1= Vf @ 169,974 kPa = 0,001048 m³/kg

Selanjutnya dari entalpi fluida masuk boiler maka dapat dicari entalpi fluida
keluar boiler (h2) yaitu :
Tahap 2 P2 = 1768,515 kPa
S2 = S1
Kerja spesifik pompa masuk adalah sebagai berikut :
Wpump, in = V1 (P2-P1) = 0,001048 m³/kg x (1768.515 – 169,974) kpa
= 1,675 kj/kg
37

h2 = h1 + Wpump, in = 497,185 kj/ kg + 1,675 kj/kg


= 498,862 kj/kg

Selanjutnya pada tahap tiga dari tekanan dan temperatur dapat dicari
(h3) :
Tahap 3 P3= 1768,515 kPa
T3= 280 °C
h3 = 1199,56 kj/kg
Selanjutnya pada tahap empat nilai temperatur 150°C sehingga dapat
menggunakan tabel A untuk mencari nilai entalpi :
Tahap 4 P4 = 395,53 kPa
T4 = 150 °C
h4 = 632.388 kj/ kg

Efisiensi Turbin Uap


Efisiensi Thermal
Laju uap steam (ms) yang dihasilkan 10.800 kg/jam
Daya steam masuk Turbin adalah sebagai berikut :
WTi = ms x h3
= 10.800 kg/ jam x 1.199,56 kJ/kg
= 12.955.248 kJ/Jam
Daya steam keluar Turbin adalah sebagai berikut :
WTo = ms x h4
= 10.800 kg/ jam x 632,38 kJ/kg
= 6.829.704 kJ/Jam

 = = = 0,52

0,52 x 100 % = 52%

Efisiensi thermal turbin uap yang dihasilkan adalah 52 %


Jadi, efisiensi thermal yang dihasilkan turbin uap adalah sebesar 52 %.
38

4.2 Pembahasan Efisiensi


Efisiensi thermal harus berada diantara 0%-100%. Karena efisiensi seperti
gesekan, hilangnya panas, faktor lainnya, dan efisiensi thermal mesin tidak pernah
mencapai 100%. Seperti contoh mesin mobil memiliki efisiensi 25%, dan mesin
pembangkit listrik tenaga batu bara yang besar memiliki efisiensi maksimum
46%. Mesin diesel terbesar didunia memiliki efisiensi maksimum 51,7%.
Ketika mengubah energi thermal menjadi energi mekanik (kerja), efisiensi
thermal dari mesin kalor adalah presentasi dari energi panas yang
ditransformasikan menjadi kerja. Banyak factor – factor yang mempengaruhi hasil
dari perhitungan efisiensi turbin. Berikut adalah tabel hasil perhitungan efisiensi
turbin pada PLTU di PT. Tri Bakti Sarimas.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Efisiensi Turbin Pada PLTU di PT. Tri Bakti
Sarimas.

Hari/
NO ) (kj/ Jam) 
Tanggal ) (kj/ Jam

Rabu,
1. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
03-02-2016
Kamis,
2. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
04-02-2016
Sabtu,
3. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
06-02-2016
Selasa,
4. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
09-02-2016
Rabu,
5. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
10-02-2016
Kamis,
6. /11-02- 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
2016
Jum’at,
7. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
12-02-2016
8. Senin, 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
39

15-02-2016
Selasa,
9. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
16-02-2016
Senin,
10. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
22-02-2016
Selasa,
11. 17 3,0 10800 6.829.704 12.955.248 52 %
23-02-2016

Berdasarkan hasil analisa dari perhitungan efisiensi turbin,disimpulkan


bahwa efisiensi turbin tidak mengalami perubahan selama satu bulan pengamatan
karena data-data yang didapat seperti tekanan uap masuk,tekanan uap keluar,
temperatur uap masuk dan temperatur uap keluar selalu sama dalam pengambilan
data selama satu bulan. Sehingga dapat disimpulkan efisiensi turbin selalu bernilai
52%.
Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi besar efisiensi turbin yang
dihasilkan sebesar 52%, seperti kualitas dan jumlah bahan bakar yang masuk
pada proses pembakaran di boiler. Kualitas bahan bakar seperti fiber dan
cangkang sawit juga sangat mempengaruhi efisiensi yang dihasilkan. Selain itu
jumlah perpaduan antara fiber dan cangkang sawit yang digunakan juga
mempengaruhinya. Secara umum, perpaduan bahan bakar yang bagus pada proses
pembakaran adalah fiber lebih banyak daripada cangkang sawit sehingga
menghasilkan efisiensi yang cukup besar.
Tingkat efisiensi turbin dipabrik kelapa sawit PT. Tri Bakti Sarimas cukup
tinggi karena tingkat efisiensinya mencapai 52%. Jika ingin meningkatkan
efisiensi thermal dapat digunakan komposisi bahan bakar 25% serabut dan 75%
cangkang dan efisiensi terendah pada komposisi bahan bakar 0% serabut 100%
cangkang sawit. (Patisarana, dkk.2012).
Dalam proses pembakaran pada boiler operator selalu melakukan
pengontrolan bahan bakar yang masuk. Jumlah bahan bakar yang masuk harus
diperhatikan agar pembakaran menjadi sempurna. Pengontrolan dilakukan agar
jumlah bahan bakar yang masuk dapat disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
dimana komposisi fiber lebih banyak dibandingkan cangkang sawit. Selain itu
40

bongkar kerak juga dilakukan secara berkala agar besarnya api dapat dikontrol
dengan baik sehingga steam yang dihasilkan pun menjadi bagus. Steam yang
dihasilkan harus berupa steam kering karena steam keringlah yang dapat
menggerakkan sudu-sudu turbin dengan baik.
Perusahaan harus lebih memperhatikan perawatan alat-alat pembangkit
agar aktifitas produksi tetap berjalan lancar. Untuk mempertahankan kinerja turbin
dan nilai efisiensi yang baik, maka perusahaan harus selalu memperhatikan
maintenance komponen-komponen pembangkit.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan efisiensi dapat terlihat bahwa efisiensi turbin yang
didapat sebesar 52%, nilai efisiensi tersebut tergolong cukup baik untuk
standarisasi efisiensi turbin uap. Faktor – faktor yang mempengaruhi perhitungan
efisiensi adalah jumlah bahan bakar dan kualitas bahan bakarnya tersebut.
Perusahaan dengan wilayah yang tidak begitu luas membuat segala
aktifitas pengontrolan berjalan baik. Dimana untuk ruang pembangkit sendiri bisa
dikontrol dengan mudah. Untuk menggerakkan turbin dibutuhkan steam yang
kering karena steam yang basah tidak dapat menggerakkan sudu – sudu turbin
dengan sempurna.

5.2 Saran
Adapun saran untuk meningkatkan efisiensi turbin adalah sebagai berikut :
1. Perlu melakukan sistem kontrol yang baik pada bahan bakar yang masuk.
2. Pemilihan bahan bakar yang bagus sehingga menghasilkan pembakaran
yang sempurna.
3. Perusahaan harus lebih memperhatikan perawatan alat-alat pembangkit
agar aktifitas produksi tetap berjalan lancar.
4. Untuk mempertahankan kinerja turbin dan nilai efisiensi yang baik, maka
perusahaan harus selalu memperhatikan maintenance komponen –
komponen pembangkit.

41
DAFTAR PUSTAKA

Prayudi, Hendri (2017). Analisis Peforma Kondensor di PT Indonesia Power UJP


PLTU Lontar Banten Unit 2. Jurnal Power Plant Jurusan Teknik Mesin
STT – PLN. Jakarta Barat.

Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS (2014). Studi Keandalan


(Reliability) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin
Sibolga. Jurnal Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Agus Dwi Putra, Ismail Yusuf, Usman A. Gani (2014). Studi Potensi Limbah
Biomassa Kelapa sawit Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
di PT Perkebunan Nusantara XIII PKS Parindu. Jurnal Jurusan Teknik
Elektro Universitas Tanjung Pura. Pontianak.

Gunawan Wibisono, M. Ismail Yusuf, Kho Hie Khwee (2019). Analisis Potensi
Fiber dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Sumber Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) di PT Pundi Lahan Khatulistiwa. Jurnal Jurusan
Teknik Elektro Universitas Tanjung Pura. Pontianak.

42

Anda mungkin juga menyukai