PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
Adapun tujuan dari kerja praktek yang dilaksanakan di PT. Pertamina (persero) RU III
plaju antara lain :
1. Membandingkan efisiensi dan performa pompa FC-P-4A/B berdasarkan data aktual
operasi dan desain.
2. Mengevaluasi kinerja pompa FC-P-4A/B pada tahun 2013 2014 secara aktual operasi
dan membandingkan dengan kurva karakteristik desain.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada kerja praktek kali ini adalah hanya pada perhitungan performa
pompa secara aktual dari Januari 2013 sampai dengan Januari 2014 (apple to apple) tanpa
mengkalkulasi desain pipa dan tangki exisiting desain.
Pada dasarnya perhitungan ini meliputi performa pompa dimulai dari kapasitas, head
sistem, kekentalan fluida, specific gravity, WHP, BHP, daya listrik, efisiensi serta
prosentase penurunan kapasitas pompa.
BAB II
ORIENTASI UMUM
2.1
petrokimia. Sejarah berdirinya PT. Pertamina (Persero) dimulai pada tahun 1871, ketika
Jhon Reenik melakukan eksplorasi sumber minyak bumi pertama kali di Indonesia,
tepatnya di kaki Gunung Ceremai. Usaha eksplorasi yang dilakukan oleh Reenik ini
mengalami kegagalan. Lalu pada tanggal 15 Juni 1885, Aleko Jan Zooen Zijkler berhasil
melakukan proses pengeboran di Pangkalan Brandan dan menjadikan sumur minyak
tersebut sebagai sumur minyak komersial pertama di Indonesia.
Sejak keberhasilan
daerah di Indonesia mulai dilakukan. Beberapa usaha pengeboran minyak yang dilakukan
antara lain di Telaga Said (Sumatera Utara) pada tahun 1885, Krika (Jawa Timur) pada
tahun 1887, Ledok (Cepu) pada tahun 1901, dan Talang Akar (Pendopo) tahun 1921. Hal
ini mendorong tumbuhnya perusahan - perusahan minyak asing pada abad ke-19 antara
lain:
a. AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887
b. KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890
c. STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890
d. TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894
e. BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894
f.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
UU No. 44 Tahun 1961 yang menyatakan pembentukan tiga perusahaan Negara di bidang
minyak dan gas yaitu:
a. PN PERTAMIN didirikan berdasarkan PP No. 3/1961
b. PN PERMINA didirikan berdasarkan PP No. 199/1961
c. PN PERMIGAN didirikan berdasarkan PP No. 199/1961
Pada tahun 1965 PN PERMIGAN dibubarkan dan semua kekayaan, yaitu sumur
minyak dan penyulingan di Cepu, diserahkan kepada LEMIGAS (Lembaga Minyak dan
Gas Negara), sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada PN PERMINA dan
fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN PERTAMIN. Pada 1968, berdasarkan PP No.
27/ 1968, PN PERTAMIN dan PERMINA digabung menjadi satu perusahaan yang
menjadi pengelola tunggal dibidang industry minyak dan gas bumi di Indonesia dan diberi
nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN
PERTAMINA). Pada tahun 1971, PN PERTAMINA berubah nama menjadi Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PERTAMINA). Tugas utama PT.
PERTAMINA diatur dalam UU No.8 Tahun 1971, yaitu sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas dalam arti seluas-luasnya, guna
memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan Negara.
2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas bumi
dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan pemerintah.
Pada tanggal 17 September 2003, berdasarkan UU No. 20 Tahun 2001 dan PP No.
31 Tahun 2003 PT. PERTAMINA berubah nama menjadi PT. Pertamina (Persero).
PT Pertamina (Persero) memiliki tugas-tugas pokok yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Eksplorasi dan Produksi
Kegiatan ini mencakup upaya pencarian lokasi yang memiliki potensi
ketersediaan minyak dan gas bumi, kemungkinan penambangannya, serta
proses produksi menjadi bahan baku untuk proses pengolahan.
2. Pengolahan
Kegiatan ini tersusun dari proses-proses pemisahan dan pemurnian
untuk mengolah minyak dan gas mentah menjadi produk yang diinginkan
seperti premium, solar, kerosin, petrokimia, dan lain-lain.
3. Pembekalan dan Pendistribusian
Kegiatan
ini
meliputi
penampungan,
penyimpanan,
serta
kegiatan-kegiatan
eksplorasi,
produksi,
pengolahan,
2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
(EX. BPM), yang terletak di sebelah Selatan Sungai Musi dan sebelah Barat Sungai
Komering. Kilang Sei Gerong dibangun oleh Stanvac Esso pada tahun 1920 juga dibeli
oleh Pertamina pada tahun 1970 dengan kapasitas total pada waktu itu 70 MBCD. Kilang
ini terletak di persimpangan sungai Musi dan sungai Komering. Pada saat itu tumbuh
tekad untuk melaksanakan kemandirian bangsa dibidang energi dengan mengoperasikan
kilang minyak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kilang Plaju dan Sungai
Gerong sering juga disebut Kilang Musi karena lokasinya berada ditepi Sungai Musi.
Seiring dengan kemajuan teknologi Pertamina RU III Plaju telah melakukan
perkembangan yang pesat dengan tidak hanya mengolah minyak dan gas bumi saja
namun juga mengolah Petrokimia yang menghasilkan TA/PTA dan bahan baku plastik.
Kilang Plaju dan Sei gerong dioperasikan secara integrasi sehingga diperoleh tingkat
efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan apabila kilang-kilang tersebut beroperasi secara
terpisah. Untuk itu dibangun Jembatan Integrasi Plaju Sei Gerong sehingga
memudahkan transportasi bahan baku dan produksi antara kedua kilang tersebut.
Pada tahun 1972 dibangun Asphalt Blowing Plant yang berkapasitas 45.000
ton/jam yang kemudian dikelola oleh pihak swasta dengan system Kerja Sama Operasi
(KSO), dan setahun kemudian (1973) dibangun juga pabrik Polypropylene. Pada tahun
1982 dibangun Proyek Aromatic Center bersamaan dengan Proyek Kilang Musi I yang
merupakan bangunan tambahan sarana utilities untuk menunjang kehandalan operasi
kilang. Pembagunan proyek ini tidak lepas dari persetujuan Pemerintah sebagai pemilik
perusahaan, karena Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun
sekarang Pertamina sedang berbenah diri agar nanti dapat menjadi suatu perusahaan yang
mandiri sehingga dapat menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT) murni dan mampu
bersaing di zaman globalisasi.
TA / PTA mulai beroperasi pada bulan April 1986 dengan menghasilkan tepung
PTA sebagai bahan baku pembuat tekstil dengan kapasitas 150.000 ton/tahun menjadi
225.000 ton/tahun maka dilakukan Debottlenecking Project. Namun semenjak bulan
maret 2007 dengan alasan merugi TA / PTA Plant stop operasi.
Pada tahun 1992 dibangun pabrik Polypropylene II, dan Pabrik yang lama
(Polypropylene I) dibongkar pada tahun 1998. Selanjutnya pada tahun 1993 dilaksanakan
Proyek Kilang Musi II (PKM II) di area Utilities Power Station I dan II (PS I dan II).
Proyek Kilang Musi II ini bertujuan untuk menambah beberapa fasilitas unit penunjang
operasi seperti penambahan satu unit Gas Turbine (GT 2015 UC) beserta satu unit
WHRU 2010 UC serta sarana yang lainnya. Perkembangan Kilang Musi dari awal secara
garis besarnya dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Perkembangan Kilang Musi
Tahun
Sejarah
1903
1926
1965
1970
1972
Pembangunan
Asphalt
Blowing
Plant
berkapasitas
45.000
ton/tahun.
1973
1973
1982
1982
1984
1985
1985
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
1986
1987
1988
1990
1994
2003
Dengan adanya program ini dan kerja keras para pekerja diharapkan akan
diperoleh Value Creation sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada tahun pertama. Kini
program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja hasilnya belum
dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak perbaikan-perbaikan secara
menyeluruh.
Kegiatan industri di PT.PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III
PLAJU-SUNGAI GERONG yaitu meliputi pengolahan minyak mentah (eksplorasi),
sebagai perusahaan komoditi ekspor untuk sektor migas, dan sebagainya. Unit
Pengolahan III Plaju-Sungai Gerong terdiri dari beberapa unit pengolahan. Unit-unit
tersebut mampu memproduksi minyak sebanyak 23.000 ton/hari, unit-unit pengolahan
tersebut antara lain adalah :
1. Crude Distiller Unit II (CDU II)
2. Crude Distiller Unit III (CDU III)
3. Crude Distiller Unit IV (CDU IV)
4. Crude Distiller Unit V (CDU V)
5. Crude Distiller Unit VI (CDU VI)
Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi terutama
dalam sumber daya manusianya agar perusahaan tersebut dapat terus berkembang dan
maju serta dapat mencapai misi perusahaan sehingga perusahaan dapat terus bersaing
dalam pasar global.
PT. PERTAMINA RU III Plaju Sungai Gerong memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk dapat melakukan kerja praktek di lingkungan perusahaan tersebut agar
mahasiswa dapat mengenal jalannya produksi serta mengetahui sejarah perusahaan dari
pertama di bangun hingga sekarang. Kerja praktek sangat berguna bagi mahasiswa
terutama untuk dapat mengenalkan mahasiswa terhadap dunia industri atau dunia kerja
yang nantinya akan dihadapi mahasiswa. Disamping itu mahasiswa juga dapat
menerapkan ilmu yang didapat dari perguruan tingginya sehingga tidak teorinya saja
tetapi dapat melakukan prakteknya agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
kerja bagi mahasiswa.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
2.3
Tempat
Luas (Ha)
229.6
153.9
34.95
51.4
RDP Kenten
21.2
80.6
343.97
Total
921.02
Unit Pemasaran
UPMS I Medan
RU II Dumai, Riau
RU III Plaju-Sungai Gerong,Sum-sel
RU IV Cilacap, Jawa Tengah
RU V Balikpapan, Kalimantan Timur
RU VI Balongan, Jawa Barat
2.4
UPMS II Palembang
UPMS III Jakarta
UPMS IV Semarang
UPMS V Surabaya
UPMS VI Balikpapan
produk
2.5
Identitas Perusahaan
Logo perusahaan merupakan lambang atau simbol yang memuat filosofi, visi,
misi, dan aspirasi perusahaan yang mana simbol atau lambang tersebut distandarkan dan
dijadikan sebagai identitas perusahaan.
Identitas perusahaan merupakan salah satu unsur pembentuk citra perusahaan
yang harus dikelola dan dijaga dengan baik untuk menjamin keseragaman dan konsistensi
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
11
13
posisi dan arah baru organisasi perusahaan saat ini. Hal ini dicerminkan oleh simbol
Anak Panah yang disertai tulisan kata PERTAMINA dengan Font Futura yang
mengandung makna sebagai berikut:
1. Simbol Anak Panah
Melambangkan aspirasi organisasi PERTAMINA untuk senantiasa
bergerak kedepan, maju, dan progresif.
Ketiga elemennya melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala
yang merupakan bentuk negara Indonesia.
Simbol tersebut terlihat seperti monogram huruf P yang merupakan
huruf pertama kata PERTAMINA
2. Kata PERTAMINA
Merupakan nama perusahaan dari PT PERTAMINA (Persero) dan bukan
merupakan singkatan atau akronim, dan tulisannya harus berwarna hitam
kecuali ditentukan lain dalam ketentuan ini.
3. Warna MERAH
Mencerminkan
keuletan
dan
ketegasan
serta
keberanian
dalam
Rotating PM
Engineer
Rotating SR Insp.
Engineer
Rotating Conmon
Engineer
Rotating Engineer
Gambar 2.2 Bagan struktur organisasi Rotating Equipment Inspection Engineer MPS
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
15
dan instrument
equipment) rusak maka pihak MA akan memperbaikinya di lapangan dan apabila peralatan
yang rusak tersebut tidak dapat diperbaiki di lapangan atau akan lebih efektif jika
dikerjakan di Workshop maka pihak MA akan membawanya ke Workshop dengan catatan
tidak dapat lagi ditanggulangi langsung di lapangan oleh bagian MA. Lalu di Workshop,
peralatan tersebut didaftarkan terlebih dahulu ke Front Desk untuk mendapatkan
registration card lalu dibawa ke area kerja pompa. Di area kerja pompa, pompa tersebut
dibongkar dan kemudian diperiksa kerusakannya bersama dengan bagian rotating
equipment engineering MPS. Fungsi dari rotating equipment engineering MPS dalam
kegiatan pemeriksaan atau inspection kerusakan pompa adalah untuk membuat
rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan dan mencatat komponen pompa yang rusak
yang perlu diganti. Kemudian rotating equipment engineering MPS memberikan
rekomendasi komponen komponen yang harus diganti dengan yang baru kepada bagian
Planning schedulling agar dapat dibuatkan job plant nya. Lalu job plant tersebut diproses
oleh bagian Procurement untuk melakukan pembelian terhadap komponen tersebut. Setelah
barang yang dibeli tiba di bagian Procurement maka bagian rotating equipment engineering
MPS melakukan pemeriksaan terhadap barang tersebut apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi yang dipesan. Setelah disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk
kemudian dipasang di pompa hingga proses quality test berupa Hydrotest Static. Kemudian
setelah selesai di inspeksi dan hasilnya bagus maka peralatan tersebut dilaporkan ke Front
Desk untuk dibuat rekaman mutunya yang kemudian akan diserahkan kembali kepada
bagian MA yang mengirimkan peralatan tersebut untuk kemudian dipasang kembali site
area.
1. Sarana dan Fasilitas Workshop Maintenance Excecution
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di Bengkel didukung dengan sarana dan
fasilitas yang memadai. Sarana dan fasilitas yang ada di Bengkel yaitu:
a. Mechanical W/S
Rotating
Pompa dan Bubut : Mesin-mesin bubut, grinda, boring, balancing, sekrap,
mesin CNC, dan lain-lain.
Non-Rotating
Las, Kontruksi dan Bundle : Mesin las, rolling, grinda, dan lain-lain.
Fitting : Mesin Lapping, pneumatic lapping, dan lain-lain.
b. Listrik dan Instrumentasi
Listrik
Rewinding & O/H, motor, trafo, mesin-mesin listrik, dan lain-lain.
Instrumentasi
Elektronika pneumatic, dan lain-lain.
c. Tool dan Kalibrasi
Calibration Sertification
Master Tool and Front Desk
d. Maintenance SS
Shift Tech
Special Tool dan alat yang bersifat umum.
e. Heavy Equipment and Rigging
Heavy Equipment
Alat transportasi dan alat angkat.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
17
Rigging
Scaff holding, alat keselamatan kerja.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang memanfaatkan energi
kecepatan yang kemudian diubah menjadi energi tekanan sehingga dapat menggerakkan
fluida cair dari lokasi sumber menuju lokasi target dengan menggunakan impeler. Prinsip
kerja pompa yakni, dari daya penggerak poros berupa motor akan memutar impeler dalam
rumah pompa, sehingga fluida kerja akan berputar dan memberikan energi kinetik ke dalam
fluida sehingga menghasilkan gaya sentrifugal pada fluida tersebut. Gaya tersebut
kemudian akan mengalir dari tengah impeler menuju keluar melalui saluran diantara sudusudu. Didalam saluran ini sebagian head kecepatan akan diubah menjadi head tekanan
oleh casing yang berbentuk volute atau dengan menambah difuser. Bentuk volute dan
difuser ini berfungsi mengubah gaya sentrifugal fluida menjadi gaya tekan. Perubahan
energi ini menghasilkan head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada fluida cair
yang mengalir secara kontinu
3.2. Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Secara garis besar pompa dikategorikan menjadi:
Tabel 3.1 Klasifikasi Pompa Secara Umum
No. Dynamic Pump
1.
Pompa sentrifugal
Reciprocating
a. Radial flow
a. Piston
b. Mixed flow
b. Plunger
c. Axial flow
c. Diaphagm
2.
Peripheral pump
2.
Blow case
3.
Special pump
3.
Rotary
a. Viscous drag
piston,
Flexiblemember, screw)
b. Multiple rotor (Gear, Lobe,
Circumferential
Piston,
Screw)
c. Gas lift
c. Fluid ring
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
19
d. Hydraulic Ram
e. Electromagnetic
f. Screw centrifugal
g. Rotating casing (pitot)
Pada pompa ini, aliran fluida cair akan keluar dari impeler menuju sebuah
bidang tegak lurus dengan poros pompa. Impeler dipasang pada satu ujung dan pada
ujung lainnya dipasang kopling untuk meneruskan torsi dari penggerak ke pompa.
21
Adalah pompa yang aliran fluida cair yang meninggalkan impeler akan
bergerak sepanjang permukaan silinder.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
23
2. Impeller
Bebarapa impeler didesain untuk aplikasi aplikasi khusus, karena bentuk suatu
impeler akan mempengaruhi kecepatan dan kapasitas suatu pompa sehingga desain
impeler akan sangat berpengaruh pada performansi pompa.
Secara umum desain impeler adalah sebagai berikut:
a. Impeler terbuka (open impeller)
Pada impeler ini selain dinding pada sisi masuk sebagian dinding
pada bagian belakang ditiadakan. Impeler ini banyak dipakai pada pompa
dengan debit aliran yang besar tetapi memiliki head yang rendah.
25
Pada jenis ini hanya pada sebelah sisi dinding yang terbuka.
3. Wearing Ring
Wearing ring bertujuan untuk mencegah terjadinya keausan pada casing dan
impeler pada bidang yang bersinggungan. Desain wearing ring dipengaruhi oleh fluida
kerja, tekanan kecepatan gesek casing dan impeler.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
27
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
29
6. Efisiensi Motor (
Merupakan antara daya air yang dihasilkan pompa dengan daya poros dari
motor listrik. Dirumuskan
7. Efisiensi Hidrolis (
8. Efisiensi Pompa ( )
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa
kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa.
WHP
.100%
PEL
31
terjadinya kerugian tekanan pada aliran. Hal tersebut dikarenakan oleh perubahan
arah aliran fluida yang melalui saluran tersebut. Mekanika fluida merupakan
cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari keseimbangan dan gerakan gas
maupun zat cair serta gaya tarik dengan benda -benda disekitarnya atau yang
dilalui saat mengalir. Dimana pada dunia industri sebagian besar fluidanya
mengalir pada pipa tertutup (closed conduit flow) dan memiliki beberapa masalah
utama yang terjadi antara lain :
1. Terjadinya gesekan di sepanjang dinding pipa.
2. Terjadinya kerugian tekanan.
3. Terbentuknya turbulensi akibat gerakan relatif dalam molekul fluida yang
dipengaruhi viskositas fluida.
Dimana :
RE
= Reynolds Number
b. Viskositas
Viskositas fluida adalah ukuran ketahanan suatu fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk.Viskositas dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya.
Dimana:
Hf
= faktor gesekan
Diagram
Moody
telah
digunakan
untuk
menyelesaikan
33
Atau
keterangan :
n = jumlah komponen minor losses
v = kecepatan fluida (m/s)
k = koefisien minor losses ( dari data tabel)
g = percepatan gravitasi ( m/s2 )
10. Specific Gravity
Berat jenis adalah salah satu sifat fisika hidrokarbon yang dalam Teknik
Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Specific Gravity (SG) atau dengan
API. Specific Gravity (SG) didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas
minyak dengan densitas air yang diukur pada tekanan dan temperatur standar (60
F dan 14,7 psia).
API=
Penentuan berat jenis minyak mentah ( crude oil ) dilakukan dengan alat
hydrometer, dimana penunjuk specific gravity dapat dibaca langsung pada
alat. Untuk temperatur yang lebih dari 60 F, perlu dilakukan koreksi dengan
menggunakan chart yang ada. Kualitas dari minyak (minyak berat maupun
minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh specific gravity. Temperatur minyak
mentah juga dapat mempengaruhi viskositas atau kekentalan minyak tersebut. Hal
ini yang dijadikan dasar perlunya diadakan koreksi terhadap temperatur standar
60 F.
Sedangkan untuk menentukan Spesific Gravity gas, alat yang digunakan
adalah effusiometer, dengan memasukkan gas kedalam alat
tersebut dan
menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat tersebut setelah sampai
batas yang ditentukan, gas dihentikan sedangkan perhitungan waktunya juga
dilakukan untuk kembalinya air didalam alat tersebut. Penentuan SG gas sangat
diperlukan mengingat gas yang terkandung dalam minyak berbeda-beda. Gas
yang terkandung dalam minyak tersebut dapat mempengaruhi harga minyak
tersebut.
Harga oAPI untuk berat jenis minyak mentah (crude oil) antara lain :
1. Minyak berat
= 10 20
API
2. Minyak sedang
= 20 30
API
3. Minyak ringan
= >30
API
Specific Gravity dari minyak bumi adalah perbandingan antara berat yang
diberikan oleh minyak bumi tersebut pada volume tertentu dengan berat air suling
pada volume tertentu, dengan berat air suling pada volume yang sama dan diukur
pada temperatur 60 0F. Sedangkan 0API (American Petroleoum Institute) gravity
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
35
3.5. Kavitasi
Kavitasi adalah peristiwa menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga
membentuk gelembung-gelembung uap di dalam pipa maupun pompa. Hal ini disebabkan
karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Tempattempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, akan sangat
rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa, bagian yang akan mudah mengalami
kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap
terlalu rendah.
Kavitasi mengakibatkan suara yang berisik, getaran, serta korosi yang disebabkan
karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat menyebabkan kemampuan
pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik.
Secara umum kavitasi dimulai bila Ps = Pv diamana Ps adalah Pressure suction dan Pv
adalah Pressure vapor (tekanan penguapan, bergantung pada suhu).
Akibat terjadinya kavitasi adalah sebagai berikut :
1. Performansi unjuk kerja pompa menurun
2. Rusak atau cacatnya impeller
3. Getaran yang terjadi semakin tinggi
4. Suara yang ditimbulkan pompa makin besar
Beberapa langkah untuk memeperkecil terciptany kavitasi:
1. Sistem perpipaan suction harus dibuat stream line, menghindari belokan yang
tajam dan elemen yang menghambat aliran.
2. Mengusahakan aliran masuk pada impeller halus dan teratur
3. Pada sisi ujung pipa suction, hindarkan terjadinya vortex dan flow separation,
untuk suction dalam bejana bertekanan, usahakan minimum level jauh diatas
ujung pipa suction
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
37
4. Bisa diketahui dengan pasti perubahan yang terjadi bila merubah besaaran atau
parameter lain.
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN
Data aktual :
1. oAPI gravity
2. oAPI
: 5.679
3. Pressure Tangki 1
: 1.19 Kg/cm2
4. Pressure discharge
: 9.7 Kg/cm2
: 0.254 m
SG
API
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
39
SG
SG
= 1.031
Setelah mendapatkan nilai SG nya kemudian kita lakukan lagi perhitungan untuk
mendapatkan density
Density = SG x density air
Density = 1.031 x 1000
Density = 1031 Kg/m3
m/s
Vf = 1.312 m/s
3. Perhitungan Head loss pompa
Sebelum kita menghitung head loss total pada pipa maka lebih dulu kita hitung
bilangan reynoldnya terlebih dahulu
Re =
Viskositas didapat dari table lampiran A
Re =
Re = 567.809
f=
f=
f = 0.065
Hfp =
Hfp =
Hfp = 0.674 m
b. Head loss minor pipa
Ada banyak bagian yang menyebabkan pressure drop pada pipa yang ada pada
tangki 1 ke pompa FC-P-4A/B :
Berikut head loss yang dihitung:
1. Head loss elbow ( Hfe)
Elbow pada pipa bottom T-1 ini adalah elbow long radius 90o flanged
sehingga kita dapat mengetahui konstanta losses nya melalui Table lampiran A.
Dengan konstanta losses pipa (kl) adalah 0.2 dan jumlah elbow (n) pada pipa
adalah 8, sehingga perhitungannya menjadi
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
41
Pada pipa ini gate loss memiliki Kl sebesar 0.06 yang bisa kita lihat pada
table lampiran A dan jumlah gate valve-nya sebanyak 2 buah, sehingga
perhitungannya menjadi
Pada tee joint ini konstanta losses ini sebesar 0.55 yang bisa kita lihat pada
table lampiran A dan jumlah tee jointnya sebanyak 1 buah, sehingga
perhitungannya menjadi
Pada pipa ini flange memiliki Kl sebesar 0.08 yang bisa kita lihat pada
table lampiran A dan jumlah flangenya sebanyak 4 buah, sehingga
perhitungannya menjadi
Mo valve ini juga termasuk salah satu faktor dari pressure drop, sehingga
bisa kita hitung head loss dengan rumus
Pada pipa ini Mo valve memiliki Kl sebesar 10 yang bisa kita lihat pada
table lampiran A dan jumlah Mo valvenya sebanyak 1 buah, sehingga
perhitungannya menjadi
Setelah semua factor pressure drop kita hitung maka dapat kita hitung total
head loss dengan menjumlahkan keseluruhan head loss yang didapat, sehingga,
Hftot = Hfe + Hfg + Hft + Hfp + Hff + HfM
Hftot = 0.140 + 0.011 + 0.048 + 0.674 + 0.028 + 0.877
Hftot = 0.901 m
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
43
Hp =
Hp = 11.106 m
Setelah itu masukkan kembali kedalam rumus Head suction diatas, maka
akan menjadi,
Hs = Hss + Hp Hftot
Hs = 4 + 11.106 0.901
Hs = 14.205 m
b. Head Discharge
Dalam menghitung head discharge ini adalah dengan mengetahui pressure
discharge terlebih dahulu, dimana pada indicator menunjukkan angka 9.7 Kg/cm2,
kemudian dimasukkan kedalam persamaan berikut,
Hd =
Hd =
Hd = 90.531 m
Setelah mendapatkan Hd dan Hs maka masukkan kedalam persamaan
different head,
H = Hd Hs
H = 90.531 14.205
H = 76.326 m
5. Perhitungan Daya Listrik
Untuk menghitung daya listrik dengan memasukkan persamaan berikut,
Pel = V.I
Dimana voltase dan kuat arusnya bisa dilihat di indicator dilapangan, sehingga
persamaan menjadi
WHP = x g x Q x H
WHP = 1030.771 x 9.81 x
x 76.326
WHP = 51.29
7. Perhitungan Daya Motor
Untuk menghitung daya motor dengan menggunakan persamaan berikut,
BHP = 1.732 x Pel x 0.85
BHP = 150.49 KW
8. Perhitungan Efisiensi Pompa
Perhitungannya adalah dengan menggunakan persamaan berikut,
pompa =
pompa =
x 100 %
x 100 %
pompa = 50.17 %
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Analisa Perbandingan Grafik Aktual dan Ideal
1. Kurva karakteristik Pompa FC-P-4-A/B
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
45
Data diatas memuat tentang data desain dari pompa FC-P4AB yang menjadi
acuan dari perbandingan performa dari data aktual yang kita hitung sehingga dapat
diketahui kekurangan pada proses sehari-hari.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
200
180
140
Capacity (m /hr)
160
120
100
80
60
0.8
0.6
0.4
0.0
Laporan 0.2
Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
12/31/2012
1/7/2013
1/14/2013
DAY
1/21/2013
1/28/2013
47
Dari grafik diatas dapat terlihat grafik data aktual pada bulan Januari 2013 terlihat
dari grafik kapasitas dan efisiensi dari pompa tersebut mengalami penurunan dan tidak
stabil setiap harinya. Kapasitas rata-rata bulan Januari adalah 140.990 m3/hr dan
efisiensi dari pompa sebesar 57.71 %.
Pada bulan Januari 2013 ini prosentase penurunan dari kapasitas pompa slurry
mencapai 53.32 % maka dapat disimpulkan bahwa pompa hanya bekerja dibawah
setengah dari kapasitas normal yang bisa dicapai, hal ini diakibatkan karena terjadi
penurunan fungsi komponen pompa, seperti keausan pada impeller maupun pada head
pompa, pompa slurry ini mempunyai different head sebesar 80.747 m, dibandingkan
dengan data desain pompa slurry yaitu 97.8 m, disimpulkan untuk memperbesar
kapasitas pompa dapat dilakukan dengan memperbesar different head.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
200
180
Capacity (m /hr)
160
140
120
100
80
60
40
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1/29/2013
2/5/2013
2/12/2013
DAY
2/19/2013
2/26/2013
Grafik diatas terlihat kapasitas yang memiliki grafik menurun. Hal ini
berdampak pada kapasitas produksi, pada efisiensi pun terlihat grafik yang menurun,
walau tidak terlalu signifikan seperti pada kapasitas yang dihasilkan, hal ini akan
berdampak pada kapastas produksi yang dihasilkan, analisa dari data yang ada dengan
dibandingkan pada data desain maka pada kapasitas mengalami penurunan sebanyak
51.95 % dari normal, dan pompa memiliki efiesiensi sebesar 58.63 %.
Dari penjelasan diatas dapat dianalisa bahwa pompa mendekati waktu overhaul,
dan membutuhkan pergantian part.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
200
180
140
Capacity (m /hr)
160
120
100
80
60
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
2/26/2013
3/5/2013
3/12/2013
DAY
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
49
Dari grafik diatas terlihat pompa mengalami penurunan kembali dalam kapasitas
yang dihasilkan serta efisiensi dari pompa, pada tanggal 16 Maret grafik terhenti yang
menandakan pompa mengalami overhaul (perbaikan), dan pergantian part untuk
mengembalikan kinerja pompa pada keadaan semula.
Pada proses overhaul ini hanya salah satu dari 3 pompa yang di overhaul, dan
pompa yang lain tetap melakukan running untuk produksi.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
300
280
260
240
Capacity (m /hr)
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
4/12/2013
4/19/2013
4/26/2013
DAY
Pada grafik terlihat pompa mulai berjalan stabil, tanpa ada penurunan atau
kenaikan signifikan dari kapasitas dan efisiensi pompa. Pada bulan April ini pompa
memulai running pada tanggal 15 April, dan jika dilihat dari prosentase penurunan
kapasitas pompa dibandingkan dengan desain yaitu sebesar 20.87 %, ini menunjukkkan
bahwa pompa mulai mendekati keadaan normal dalam melakukan produksi.
Pada bulan ini daya pompa menghasilkan tenaga sebesar 56.041 KW, dan
menggunakan daya motor sebesar 149.055 KW.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
300
280
260
240
Capacity (m /hr)
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
4/23/2013
5/7/2013
5/21/2013
6/4/2013
DAY
Pada grafik telihat pada awal bulan hingga minggu kedua pompa kurang stabil
dalam kapasitas yang dihasilkan, dan prosentase efisiensinya mengalami naik dan turun
pula dalam hal perhitungan. Pada bulan ini prosentase penurunan kapasitas yang
dibandingkan dengan data desain adalah sebesar 20.85 %, terlihat bahwa pompa
menghasilkan kapasitas lebih baik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya setelah
di overhaul.
Pada 2 minggu terakhir terlihat pompa telah stabil dalam menghasilkan
kapasitas, hal ini terlihat dari grafik yang stabil dan tidak terlalu bergerak naik turun.
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
51
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
300
280
260
240
Capacity (m /hr)
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
5/28/2013
6/4/2013
7/2/2013
DAY
Pada bulan Juni 2013 kapasitas yang dihasilkan oleh pompa sebesar 238.394
3
m /hr dan efisiensi sebesar 56.74 %. Pada grafik terlihat kapasitas pompa mengalami
penurunan yang tidak telalu signifakan, prosentase penurunan kapasitas pompa sebesar
21.06%, terlihat jelas bahwa pompa mengalami penurunan kapasitas jika dibandingkan
dengan bulan Mei 2013.
Dalam hal penurunan kapasitas ini bisa terjadi kemungkinan akibat density slurry
dibawah desain, dikarenakan temperatur yang naik turun pada saat proses produksinya.
Hal ini akan berakibat pada penurunan kinerja pompa dan berdampak pada impeller.
300
280
260
240
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
Pada bulan ini grafik memperlihatkan kapasitas dan efisiensi yang lebiih stabil
jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada prosentase penurunan kapasitas pun
semakin kecil yakni sebesar 20.52 %. Pada bulan ini efisiensi pompa tidak terlalu
mengalami perubahan dibandingkan dengan bulan lalu, yaitu sebesar 56.86 %.
Efisiensi pompa bulan Juli 2013 ini perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai
performa pompa yang baik, sehingga akan mendapatkan kapasitas produksi yang baik
pula,
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
240
220
ity (m /hr)
200 Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
Laporan Kerja
180
160
53
Pada bulan Agustus 2013 tidak terlalu terjadi perubahan signifikan dan
cenderung stabil dalam menghasilkan kapasitas yang stabil pula, penurunan kapasitas
pada bulan ini sebesar 19.48 % dan kapasitas yang dihasilkan sebesar 243.17 m3/hr.
Pada bulan ini pompa berjalan dengan stabil dan menghasilkan efisiensi sebesar
58.13 % yang mana masih bisa ditingkatkan kembali untuk memeperbesar kinerja dari
pompa.
300
270
240
Capacity (m /hr)
210
180
150
120
90
60
0.8
0.6
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
Pada bulan ini prosentase penurunan kapasitas mencapai 22.79 %, dengan ini
terlihat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka kapasitas yang dihasilkan
menurun, jika ditinjau perhari, maka kapasitas yang dihasilkan pompa mencapai 6000
Ton/hari, jadi dapat disimpulkan bahwa penurunan ini terjadi dikarenakan density dari
slurry yang melebihi normal.
Pada pemindahan slurry ini, normalnya angka oAPI-nya diantara 5-7, namun
pada kenyataan dilapangan sering mencapai angka 3-8. Hal ini dipengaruhi oleh
temperatur pemanasan slurry tersebut.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
300
270
Capacity (m /hr)
240
210
180
150
120
90
60
0.8
Laporan Kerja
Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
0.6
0.4
0.2
0.0
9/28/2013
10/5/2013 10/12/2013 10/19/2013 10/26/2013
DAY
55
Dari grafik terlihat grafik turun pada kapasitas, kemudian stabil kembali, ini
terjadi dikarenakan terjadinya penurunan pada daya motor pompa yang mengakibatkan
efisiensi pompa mengalami penurunan pula. Pada bulan ini prosentase penurunan dari
kapasitas pompa yaitu 18.97 %, jika kita membandingkan dengan bulan September
2013 terjadinya peningkatan kapasitas pompa.
Pada bulan ini terjadi penurunan kapasitas pada tanggal 18 Oktober 2013, hal
ini kemungkinan disebabkan karena pompa kekurangan daya pada motor dan terlalu
tinggi density slurry yang dipompakan.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
280
260
240
220
Capacity (m /hr)
200
180
160
140
120
100
80
60
40
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
10/29/2013
11/5/2013
11/12/2013
11/19/2013
DAY
11/26/2013
Dari grafik terlihat tidak terjadi perubahan yang drastis seperti dua bulan
sebelumnya, jika kita melihat kapasitas dan efisiensi bulan ini yang mencapai 245.788
m3/hr dan 59.757 %. Kapasitas pompa mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
bulan sebelumnya namun efisiensinya mengalami penurunan.
Pada bulan ini pompa memiliki kinerja yang relatif stabil, dan prosentase
penurunan kapasitasnya pun mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,
yaitu sebesar 18.62 %.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
300
280
260
240
Capacity (m /hr)
220
200
180
160
140
120
100
80
60
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
11/28/2013
12/5/2013
12/12/2013
12/19/2013
12/26/2013
DAY
Pada bulan Desember 2013 pompa relative stabil dengan kapasitas rata-rata
perbulannya mencapai 246.614 m3/hr dan efisiensi pompa mencapai 60.43 %. Pada
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
57
bulan ini terlihat kenaikan dari kapasitas yang dihasilkan, dan tidak terjadi kendala
apapun pada pompa dalam melakukan kerja.
Prosentase penurunan kapasitas dari pompa pada bulan ini sebesar 18.34 %,
semakin baik dibandingkan bulan sebelumnya dan berdampak positif pada proses
produksi.
Capacity
Efisiensi
Head
BHP
300
280
260
240
Capacity (m /hr)
220
200
180
160
140
120
100
80
60
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
12/28/2013
1/4/2014
1/11/2014
1/18/2014
1/25/2014
DAY
Dari grafik terlihat terdapat garis lurus yang berlangsung selama beberapa hari,
ini menandakan pompa mengalami trip. Dilihat dari kapasitas dan efisiensi pompa yang
sebesar 249.416 m3/hr dan 63.219 %, dapat disimpulkan jika kapasitas mengalami
penurunan namun dalam efisiensi pompa telah mengalami kenaikan. Pada bulan ini
terjadi beberapa kendala yaitu density slurry yang dipindahkan terlalu kental.
Dari data yang telah kita lihat selama Januari 2013 Januari 2014 terdapat beberapa
faktor penting dalam proses kerja pompa slurry ini dalam melakukan kinerja dan kita
lakukan evaluasi, yaitu:
1. Pengaruh dari density slurry yang bergantung pada oAPI yang berubah tiap hari. Akibat
yang akan ditimbulkan jika slurry mengalami density yang berada diabawah BEP (Best
Eficiency Point) adalah terjadi decoking. Sebaiknya oAPI slurry diatur antara 5-7.
2. Pengaruh dari head loss (pressure drop) pompa juga merupakan salah satu penghambat
dari pompa dalam memindahkan cairan dan mengurangi kapasitas pompa.
3. Specific gravity pada pembahasan ini menggunakan specific gravity fluktuatif
berdasarkan laporan harian bagian produksi dalam penentuan konversi untuk mengubah
satuan . Pada pembahasan ini kita juga mengasumsikan pompa menggunakan specific
gravity yang tidak fluktuatif, namun tetap dari awal.
Pada penggunakan SG fluktuatif dalam menentukan kapasitas pompa maka efisiensi
pompa berkisar antara 50-62 % pada perhitungan dalam Microsoft excel yang penulis
cantumkan dalam lampiran, penulis mengevaluaasi dengan SG yang tetap (SG desain
pompa = 0.728) maka akan terlihat efisiensi yang didapat dari pompa sebesar 75-90 %.
Jika kita analisa maka terjadi perbedaan yang mencolok antara kedua proses
perhitungan. Jadi penulis mengasumsikan menggunakan SG yang fluktuatif
dikarenakan slurry merupakan fraksi berat dari minyak bumi dan memiliki SG berkisar
antara 1.02-1.04.
Specific Gravity
1.035
ravity
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
1.032
59
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapat grafik penurunan kapasitas tiap bulan
seperti bisa dilihat pada grafik dibawah ini.
Penurunan kapasitas
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Dari grafik diatas terlihat bahwa penurunan kapasitas terjadi pada bulan Januari-Maret
2013 yang mencapai 50 %. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu sistem
pada kolom T-1 terjadi penggumpalan, tidak tercapainya temperatur pada pipa,
terjadinya masalah pada pompa dan komponennya.
5. Pada tanggal 30 Januari 2014 penulis membandingkan kinerja pompa dengan data
desain sebagai pembanding kinerja pompa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kinerja pompa jika dibandingkan dengan data desain pompa. Pada tanggal
30 Januari 2013 pompa memiliki kapasitas 251.714 KW, efisiensinya sebesar 62.29 %,
different Head sebesar 93.588 m, dan daya putaran motor sebesar 153.84 KW
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
61
Dari grafik diatas terlihat bahwa pompa bekerja dibawah BEP, ini
menandakan bahwa pompa masih bisa ditingkatkan sampai pada BEP dari pompa
tersebut. Dalam meningkatkan kinerja pompa dapat dilakukan dengan menjaga level
slurry pada kolom T-1.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan pada pompa FC-P-4A/B bagian FCCU RU
III PT.Pertamina (persero) dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Efisiensi pompa aktual lebih rendah daripada desain
2. Pengaruh dari density slurry sangat berdampak pada kinerja pompa.
3. Pengaruh dari head sistem berpengaruh pada produksi dan kapasitas yang
dihasilkan oleh pompa
6.2. Saran
Setelah dilakukan evaluasi pada pompa maka berikut beberapa saran dari penulis,
1.
Menyesuaikan density dengan desain dari slurry agar tetap sesuai dengan
density desain. ( oAPI : 5-7 ) bekerja pada kondisi BEP
2.
Menjaga level fluida pada kolom T-1 agar head tetap sesuai dengan desain
sehingga nantinya akan mendapatkan kapasitas yang stabil.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 2, Desember 2008 (69 76)
Laporan Praktikum Prestasi Mesin 2013
Overhaul Pompa Times management Consultant
NN,POMPA (BPS-Non Proses) Program Bimbingan Profesi Pertamina AKAMIGAS-STEM,
cepu : 2011
NN,http://www.flowserve.com/files/Files/Images/Products/Pumps/ps-20-1_main.jpg
diakses
diakses
diakses
63
NN,http://uripgumulya.com/wp-content/uploads/2013/08/bagan-pomp-sentr.jpg
diakses
pada
diakses
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Teknik Mesin UNDIP
65