Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan
Di Masa sekarang, saat penggunaan bahan bakar gas sedang populer
maka ada alternatif bahan bakar lain untuk penggunaan memasak pada
kompor yaitu minyak diesel atau dikenal dengan solar. dengan penggunaan
solar maka bahan bakar untuk kompor bisa lebih ekonomis tanpa
mempengaruhi rasa dari masakan yang akan di olah.
Kompor (dari bahasa Belanda: komfoor) adalah alat masak yang
menghasilkan panas tinggi. Kompor berfungsi sebagai pemberi panas pada
bahan makanan yang akan diolah dan mempunyai fungsi yang sangat vital.
Kompor mempunyai ruang tertutup/terisolasi dari luar sebagai tempat
bahan bakar diproses untuk memberikan pemanasan untuk bahan makanan
yang diletakkan di atasnya.
Bahan bakar kompor umumnya menggunakan bahan bakar cair (terutama
minyak tanah atau spiritus bakar), gas (dalam bentuk padatan cair LPG atau
lewat pipa saluran), atau elemen pemanas (dengan daya listrik). Kompor
biasanya diletakkan di dapur atau laboratorium.

II. Latar Belakang


Minyak solar sebagai bahan bakar kompor, bisa digunakan sebagai
substitusi apabila gas elpiji mengalami kelangkaan. dan juga bisa dipakai
untuk keperluan memasak dalam perjalanan, wisata ataupun situasi darurat.
Ketersediaan cukup mudah dibeli dan murah mendapatkannya karena
SPBU PERTAMINA selalu menyediakan minyak diesel/solar subsidi seharga
5.150 rupiah per liter, bahkan solar non subisidi pun sudah banyak dijual.
Secara keseluruhan, bentuk kompor masih identik dengan kompor
minyak tanah hanya saja ada perubahan pada sumbunya. Yaitu sumbunya
memakai sumbu khusus untuk solar yang terbuat dari bahan katun dan
mempunyai ketahanan panas yang lebih tinggi.
Bentuk kompor seperti kompor minyak biasa

Sumbu Kompor Solar dari Katun

Keuntungan dari penggunaan bahan bakar solar dibanding minyak


tanah:
1. Bau kompor dengan minyak solar lebih bersahabat daripada bau kompor
minyak tanah.
2. Minyak solar mempunyai kandungan nilai kalori lebih tinggi, sehingga
lebih hemat energi dibanding dengan minyak tanah.
3. Minyak solar mempunyai supply yang jauh lebih mudah didapatkan
daripada minyak tanah.
4. Sumbu kompor akan lebih awet, karena minyak solar mengandung
parafin atau pelumas. Dikarenakan dalam sistem injeksi bahan bakar
diesel, solar digunakan juga sebagai pelumas pompa injeksi.
5. Minyak tanah mempunyai sifat lebih flammable daripada minyak solar,
jadi minyak solar lebih aman di simpan.
6. Harga di pasar Internasional, minyak solar lebih murah daripada minyak
tanah, termasuk harga di pengecer.

Keuntungan Penggunaan Solar dibandingkan dengan Gas Elpiji 3 kg:


1. Harga minyak solar yang di subsidi, jauh lebih murah daripada gas LPG
yang juga di subsidi.
2. Minyak solar lebih aman, tidak mudah meledak.
3. Lebih hemat energi, karena kandungan kalori dari solar, lebih besar
daripada gas.
4. Minyak solar dapat dibeli ketengan (literan), sedangkan gas LPG, harus
dibeli minimum 3 kilogram, itupun kadang langka.

III. Rumusan Masalah


Dalam membuat kompor bahan bakar solar ini, kita harus mempunyai
material yang cukup baik dan tahan terhadap karat dikarenakan interaksi
dengan berbagai macam bahan makanan yang bervariasi zat kandungannya
sehingga digunakanlah aluminium sebagai bahan utama kompor bahan
bakar solar, sama seperti kompor minyak tanah biasa.
Secara ilmiah minyak solar tidak bisa digunakan langsung untuk bahan
bakar kompor karena massa jenis solar lebih tinggi daripada minyak tanah,
sebab solar mengandung Parafin yang menjadikannya lebih kental.
Maka dari itu jika solar digunakan langsung untuk bahan bakar maka
kompor akan mengeluarkan asap hitam dan nyala api berwarna merah,
sumbu kompor akan cepat habis dan menjadi abu karena daya kapiler solar
melalui sumbu kompor lambat sebab solar sifatnya mengental tidak seperti
minyak tanah. sehingga diperlukan sumbu yang khusus untuk bahan bakar
solar sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan.
Dalam hal pemasaran produk, diperlukan publikasi dan promosi yang
baik supaya khalayak ramai bisa mengetahui ada kompor dengan bahan
bakar alternatif yaitu dengan minyak solar yang mudah didapatkan di SPBU
dengan subsidi maupun solar tanpa subsidi.
Karena bentuk kompor bahan bakar solar ini identik dengan kompor
minyak tanah biasa, sehingga masyarakat umum mungkin secara khusus
tidaklah begitu bisa membedakannya. sehingga pemberitahuan secara jelas
wajib agar masyarakat bisa membedakan kompor bahan bakar solar dan
kompor bahn bakar minyak tanah/kerosene.
Perlu adanya edukasi pda masyarakat umum, bahwa sifat minyak solar
berbeda dengan minyak tanah yang mudah terbakar dan menguap. minyak
solar agak sukar terbakar di suhu ruangan kecuali menggunakan sumbu
dikarenakan dari sifat-sifat nya dan juga massa jenisnya yang lebih besar
daripada minyak tanah/kerosene.

IV. Tujuan
Tujuan dari perancangan kompor bahan bakar solar ini yaitu
1. Sebagai alternatif bahan bakar disamping minyak tanah dan gas LPG.
2. Sebagai back-up dikala adanya kelangkaan bahan bakar lain seperti
kelangkaan LPG maupun sulitnya minyak tanah.
3. Menjadi pilihan untuk penggunaan outdoor seperti berkemah ataupun
wisata, karena bahan bakar solar banyak dipakai kendaraan diesel
sehingga memudahkan suplai bahan bakar apabila membawa kendaraan
diesel.
4. Membuktikan bahwa minyak solar tidak hanya untuk bahan bakar
mesin Diesel.
5. Memberikan berbagai macam pilihan untuk customer.
V. Penyusunan House Of Quality

Identifikasi Pelanggan
Customer Utama Kompor Bahan bakar Solar adalah pembeli dan
pengguna, yaitu ibu rumah tangga yang ingin mempunyai
alternatif/cadangan dalam hal kompornya.
Pelanggan lain adalah para pedagang makanan keliling yang aktif dan
juga para pehobi touring jarak jauh. Bagian Produksi dan Pengiriman juga
dalam kategori customer.

Daftar kebutuhan/keinginan Pelanggan


Keinginan dan Kebutuhan Pelanggan Untuk Kompor Bahan Bakar Solar
yaitu :
 Mudah dinyalakan
 Tidak mempengaruhi Rasa makanan
 Aman dan tidak mudah terbakar/meledak
 Mudah dibawa
 Mudah dirawat
 Bahan Bakar banyak tersedia di pasaran
 Tampilan yang baik
 Harga Dibawah Rp.300.000,00

Menentukan Bobot Kepentingan Relatif dari setiap kebutuhan


customer
Dari hasil pengamatan dan survey secara acak, maka keinginan
customer sudah diringkas pada nomor 2.
Keinginan Konsumen Kepentingan
Mudah dinyalakan Sangat Penting
Tidak mempengaruhi
Sangat Penting
Rasa makanan
Aman dan tidak
mudah Sangat Penting
terbakar/meledak
Mudah dibawa Penting
Mudah dirawat Penting
Bahan Bakar banyak
Penting
tersedia di pasaran
Tampilan yang baik Tidak Penting
Harga Dibawah
Tidak Penting
Rp.300.000,00
Kepentingan relatif customer, akan terlihat pada house of quality

Evaluasi Pesaing
Mempelajari para pesaing atau disebut benchmarking dari kompor
solar, yaitu kompor minyak tanah dan kompor gas. produk pesaing akan
dibandingkan dengan kompor minyak tanah dari segala aspek yang telah
ditentukan dari keinginan customer.
Menyusun Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis Dari Hasil QFD Untuk Kompor Solar :
 Bahan Bakar : Solar
 Ketahanan Nyala Api : 3 jam dalam 2 liter solar penuh
 Nyala Api : Biru
 Sistem Penyalaan : Manual
 Sumbu : Katun Khusus

Menghubungkan kebutuhan dan keinginan customer dengan


spesifikasi teknis
Kebutuhan customer akan tercapai apabila memenuhi keinginan
customer, dari spesifikasi teknis yang ada, hampir semua telah memenuhi
keinginan customer untuk kompor alternatif.
Setiap perancangan produk, tidak akan ada yang 100% memenuhi
kebutuhan dan keinginan mutlak konsumen. perlu adanya penyesuaian yang
di akibatkan dari kebutuhan konsumen juga, misalnya dari masalah harga
jual, bentuk maupun material.
Kompor bahan bakar solar ini, memenuhi kebutuhan untuk alternatif
apabila bahan bakar untuk kompor lain tidak terdapat. tetapi tidak mampu
menggantikan kompor gas sebagai primary.

Menentukan target dan satuan spesifikasi teknis


Targetnya, dengan ada nya spesifikasi teknis ini. para customer akan
memahami apa saja benefit yang bisa didapat dari bahan bakar solar
khususnya penggunaan untuk bahan bakar memasak dan ke ekonomisan
dari bahan bakar solar.
Sehingga, customer bisa memlih mana yang paling baik untuk
digunakan sebagai kompor utama maupun alternatif.
VI. Kesimpulan Rumah Kualitas

Rumah Kualitas / HOQ


VII. Daftar Pustaka
Harsokoesomo, Darmawan., 2004. Pengantar Perancangan Teknik
(Perancangan Produk). Edisi Kedua. Bandung: ITB. Kasnodihardjo, 1993.
Akao, Y. (2004). Quality Function Deployment : Integrating Customer
Requirements Into Product Design. Taylor & Francis, Inc. Barry, K.,
Domb, E., & Slocum, M. (2006).
TRIZ- what is TRIZ? Retrieved January 3, 2010, from The TRIZ Journal:
http://triz- jounal.com
Cohen, L. (1995). Quality Function Deployment : How To Make QFD
Work For You. Addison Wesley.

Anda mungkin juga menyukai