Anda di halaman 1dari 8

DESIGN PERFORMANCE AND

DEVELOPMENT FOR PRIMING VACUUM


PUMP NASH TCM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Ketentuan Kurikulum
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang

Oleh:

Firman Bagus Wicaksono 1731210051

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2019
Priming Vacuum Pump

Priming Vacum Pump merupakan pompa berjenis pompa centrifugal dimana


menggunakan impeller sebagai penyalurnya, menggunakan multi stage dan jenis
fluida yang di kompresikan adalah air laut . Fungsi Pompa ini khususnya pada
PJB yaitu digunakan untuk membantu memvakumkan ruang di water box
condenser. Pompa ini digunakan jika level air laut surut sehingga tube condenser
tidak seluruhnya terlewati air laut dengan indikatornya adalah ruang water box
bagian atas kosong dan terisi udara.

Untuk menarik udara tersebut maka digunakan pompa priming vacuum


pump sehingga udara terjebak di water box condenser keluar dan bersamaan
dengan keluarnya udara tersebut, air laut di bagian bawah terikut ke atas dan
mengisi tube condenser bagian atas. Jika tube condenser tidak seluruhnya
terlewati maka sisi yang tidak terlewati akan mengalami overheating karena
kontak terus-menerus dengan steam LP turbine dan tidak terlewati fluida dingin
sehingga mengakibatkan keretakan material dan bisa jebol. Hasil dari udara +
air laut panas terikut oleh tekanan pompa kemudian dipisahkan di separator tank
antara udara dengan air laut panas sehingga terpisahkan menjadi 2 yaitu udara
dibuang ke atmosfer dan air laut panas sebelum dibuang ke waste water pit
didinginkan oleh air tawar dari CWHE di sisi luar sebagai sealing

.
SPESIFIKASI PRIMING VACUM PUMP

Merk Nash
Model Tc 2/5 (AMGA)
Max RPM 1450
Year 2010
Material Body Cast iron
Material Shaft Carbon steel
Material Rotor Ductile iron
Electrick Motor Loher (3 phase)
Frequency 50Hz
Rotate Torque 98 Nm
Tipe Bearing 6340 C3
Lubrication (Grease) Shell Alvania R3

Gambar Priming Vacum pump


Gambar komponen pompa.
Design For Performance

1. Design for reliability


- Seorang engineer diharuskan mengaplikasikan pengetahuannya sehingga
dapat mengurangi frekunsi terjadinya kegagalan
- Mengidentifikasi penyebab kegagalan
- Menentukan cara bagaiamana mengatasi kegagalan yang terjadi
2. Design for maintenance ability
- Seorang engineer diharuskan mampu melakukan perawatan dasar seperti
preventive maintenance, corective maintenance dan predictive maintenance
untuk mencegah terjadinya kerusakaan berat.
- Seorang eingeer diaharuskan mampu dalam melakukakan analisa terhadap
terjadinya suatu kegagalan dan menentukan jenis perbaikan.
3. Design for human factor
- Human Factor Engineering dalam aplikasi atau implementasinya
dapatdiimplementasikan dibanyak bidang yaitu:
- Desain sistem dan peralatan:

khususnya di bidang tekanan dan keamanantingkat tinggi, operasional kritis


seperti ruang kontrol

- Desain tugas dan pekerjaan

sehingga efektif dan memperhitungkankebutuhan manusia seperti istirahat dan


pola pergeseran shift yang masukakal.

- Desain peralatan dan pengaturan pekerjaan


untuk memperbaiki postur kerjadan meringankan beban pada tubuh.
- Desain Informasi
handbooks, signs, and displays.
- Desain pengaturan pelatihan
untuk memperhitungkan persyaratan humanlearning.
Desain peralatan, sistem militer, dan ruang angkasa. Perancangan lingkungan
kerja
(pencahayaan, temperatur, dan kebisingan)
4. Design for safety
- Engineer diwajibkan memberikan desain untuk faktor keselamatan bagi
mesin atau alat tersebut hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi
pekerja dan menghindari kerusakan pada pompa,motor, dan komponen
kelistrikan.
5. Design for supportability
- Peralatan pendukung merupakan hal penting dalam suatu pekerjaan
khususnya masalah pada perbaikan dan perawatan pompa yaitu berupa
workshop yang lengkap, perkakas tangan, peralatan repair.
6. Design for avability
- Dalam proses perawatan suatu mesin dan perbaikan pompa haruslah
dibutuhkan alat-alat yang baik untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan
hasil yang baik, perusahaan juga harus menyediakan spare part di ware
house hal ini untuk menghindari pekerjaan yang tertunda karena spare part.
7. Design for reconfigureability
- Perbaikan pada pvp ini memerlukan beberapa proses yaitu pembongkaran
unit di tempat dan melakukan pembuatan spare part pembubutan pipa di
workshop.

8. Design for flexibility


- Perusahaan diharuskan memberikan kemudahan terhadap para engineer dan
mekaniknya dalam hal penunjang pekerjaan seperti memberikan akses di
lapangan.
9. Design for transportability
- Dalam pekerjaan perbaikan pompa atau mesin lain membutuhkan alat
transportasi untuk membawa alat tersebut ke tempat lain atau workshop
10. Design for survivability
- Yaitu kemapuan daya tahan suatu alat untuk bertahan dalam kondisi atau
keadaan tertentu.
11. Design for test ability
- Dalam melakukan perbaikan dan perawatan pompa dan mesin lain harus
dilakukan pengujian hal ini dimaksud untuk mengetahui kualitas suatu
perbaikan atau perawatan
12. Design for producibility
- Desain untuk pembuatan, DFM, memiliki arti yang berbeda bagi orang yang
berbeda.Kunci keberhasilan DFM produk adalah penyederhanaan produk
melalui desain untuk perakitan, DFA. Teknik DFA terutama bertujuan untuk
menyederhanakan struktur produk sehingga biaya perakitan berkurang.
Dalam arti luas, DFM mencakup langkah, metode, atau sistem apa pun yang
menyediakan desain produk yang memudahkan tugas produksi dan
menurunkan biaya produksi.
13. Design for disposability
- Dalam hal pemesinan dan manufacture desain sekali pakai memiliki dampak
positif dan negative diantaranya diantarnya untuk menghemat waktu.
14. Desing for reduced enviromental impact
-

15. Design for economic feasibility


-

Anda mungkin juga menyukai