Drafting, menggambar teknis, Rekayasa, dan Desain tetapi saat ini umumnya
dilakukan oleh Desainer yang telah belajar untuk menggunakan automated
Computer Aided Drawing / Computer Aided Design (CAD) software.
Plumbing (ledeng) adalah sistem perpipaan yang banyak dikenal orang,
karena merupakan bentuk transportasi cairan yang digunakan untuk menyediakan
air minum dan bahan bakar untuk rumah dan bisnis mereka. Pipa ledeng juga
menghasilkan limbah, dan memungkinkan mengalirkan gas limbah ke luar.
Sistem pencegah kebakaran (fire sprinkler) juga menggunakan perpipaan, dan
dapat mengangkut nonpotable atau potable water, atau cairan pemadaman api
lainnya.
Perpipaan juga memiliki banyak aplikasi industri lainnya, yang sangat
penting untuk memindahkan cairan mentah dan setengah jadi untuk dimurnikan
menjadi produk yang lebih berguna. Beberapa bahan untuk konstruksi yang lebih
eksotis adalah Inconel, titanium, krom-moly dan berbagai paduan baja lainnya.
JENIS-JENIS PIPA
1.
Pipa Hisap
Pipa isap adalah jenis pipa yang aliran fluidanya berasal dari luar pipa
menuju ke dalam pipa. Dalam merencanaan pipa isap, hal-hal yang perlu
diperhatikan:
Hindari terjadimya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap.
Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sedikit
mungkin agar kerugian head dapat diperkecil.
Hindari terjadinya kantong udara dalam pipa dengan membuat bagian
pipa yang mendatar agar menanjak ke arah pompa dengan kemiringan
1/100 sampai 1/50. Jika terjadi kantong udara yang tak dapat dihindari
perlu disediakan cara untuk membuang udara tersebut.
Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari pada tekanan
atmosfer, perlu dipakai cara penyambungan pipa yang tidak
menyebabkan kebocoran udara dari luar kedalam pipa isap.
2. Pipa Keluar
Pipa keluar adalah pipa yang memiliki aliran fluida dari dalam pipa
menuju ke luar. Dalam merencanakan pipa keluar, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
PENUMPUAN PIPA
Ada beberapa fungsi dari perancangan penumpuan pipa diantaranya adalah
untuk:
1. Menahan beratnya pipa sendiri,
2. Menahan berat zat cair yang ada didalamnya,
3. Menahan gaya karena tekanan dan aliran zat cair dan
4. Menahan gaya-gaya lain yang dapat bekerja pada pipa.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam proses perancangan untuk
penumpuan pipa antara lain:
1. Jarak antara tumpuan-tumpuan untuk pipa mendatar harus ditentukan
sedemikian hingga lendutan pipa tidak terlalu besar.
2. Lendutan yang terlalu besar akan menyebabkan pipa mudah bergetar
sehingga mudah patah, selain itu juga tidak sedap dipandang.
3. Pipa yang dipasang tegak dapat mengalami getaran dan tekukan, karena itu
juga harus ditumpu atau diberi pemegang pada jarak-jarak tertentu.
Penguraian besarnya gaya yang dialami pipa dijelaskan dalam uraian
dibawah ini:
1. Pada sambungan muai rumus gaya yang bekerja :
F = ..D2p
F = 2./g.Q..sin
F = 2. .. D2. .H
4. Dimana:
SAMBUNGAN PIPA
Sambungan pipa pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Sambungan Kaku
Ada tiga macam sambungan kaku , yaitu;
Sambungan ulir (smbungan ini untuk pipa-pipa kecil yaitu kurang dari
150mm)
PEMASANGAN POMPA
1. PENEMPATAN POMPA MENDATAR
Penempatan pompa mendatar harus memperhatikan tiga hal yaitu
letak terhadap permukaan zat cair yang dihisap, faktor lingkungan, dan
penempatan instrumentasi, seperti dijelaskan dibawah ini :
Faktor lingkungan
Pompa harus ditempatkan dalam ruangan/kamar pompa yang
kering dan bersih, mempunyai ventilasi yang baik, serta harus diberi
ruang antara yang cukup antar pompa guna aktivitas repair dan
maintenance
Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan
penggeraknya serta menahan beratnya. Untuk pompa yang dikopel
langsung dengan motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali
berat mesin. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor bakar
torak, berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat mesin
Landasan
Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak mula atau
digerakkan melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada
satu landasan. Apabila digunakan transmisi sabuk (belt), pompa dan
motor penggerak dapat mempunyai landasan yang terpisah.
Kedataran Landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi,
perlu disediakan celah sebesar 10 sampai 30 mm antara bidang atas
pondasi dan bidang dasar landasan untuk penyetelan kedataran
landasan.
Lain-lain
SISTEM KATUP
Katup adalah alat yang digunakan untuk mengontrol jumlah dan arah dari
fluida yang mengalir pada sistem perpipaan. Kebanyakan katup terbuat dari
perunggu, kuningan, besi, atau baja paduan. Komponen dari katup adalah:
1. Valve body
2. Packing
3. Disc
4. Packing gland/nut
5. Seat
6. Stem
7. Bonnet
8. Wheel
Katup memiliki berbagai macam model dan bentuk. Dibawah ini
diklasifikasikan tentang model-model katub untuk mempermudah penggunaannya
1. Dua model dasar:
2. Tipe Khusus:
Relief valves
Pressure-reducing valves
Remote-operated valves
sistem ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga agar kapal
dalam keadaan stabil (sistem keseimbangan kapal)
2. Safety
Untuk perangkat keselamatan biasanya disediakan unit pemadam
kebakaran karena pada saat pemindahan barang tambang ke kapal sangat
rawan terjadi kebakaran.
3. Bongkar Muat
Fasilitas bongkar muat ini dapat digunakan untuk distribusi logistik
bagi para pekerja dan juga untuk muatan kapal terutama muatan cair antara
lain minyak nabati, minyak bumi, bahan bakar, dll.
4. Crew/penumpang
Bagi kru atau penumpang kapal akan mendapat fasilitas seperti di
bawah ini:
perkembangan-perkembangan
pada
desain
maupun
Aspek Operasional
Meliputi kemudahan dalam pemasangan, pengoperasian, pemeriksaan
dan perbaikan sistem.
Suatu sistem instalasi pipa merupakan rangkaian satuan benda yang
bisaanya terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan fungsinya, antara lain:
1. Sumber fluida yang akan dipindahkan (sea chest atau tangki)
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan pipeline integrity setelah instalasi terhadap adanya overovality, buckling dan crack akibat 3rd party object.
Beberapa proses instalasi yang umum dilakukan diantaranya:
Medode S-lay
Metode J-lay
METODE S-LAY
Metode ini digunakan untuk instalasi offshore pipeline pada perairan
dangkal dan menengah dimana kedalamannya berkisar antara 0-500 feet. Metode
ini dikenal dengan istilah metode S-lay karena saat pipa diluncurkan dari atas
barge akan membentuk profil-S.
METODE J-LAY
Seiring bertambahnya kedalaman air metode instalasi pipeline perlu
mempertimbangan teknologi lain. Bertambahnya tingkat kedalaman air akan
meningkatkan pengaruh gaya hidrodinamika.
Metode J-lay yang digunakan ini dikenalkan untuk instalasi offshore
pipeline pada perairan menengah dimana kedalamannya berkisar antara 500-1000
feet. Dibanding metode terdahulunya metode ini hanya mempertimbangkan 1
kategori area yang dianggap cukup kritis yaitu sagbend area. Disamping hal itu
pada metode J-lay penyambungan pipa terletak pada bagian laybarge berada pada
posisi vertikal atau bersudut sehingga tidak membutuhkan tensioner.
METODE REEL-LAY
Metode instalasi ini digunakan untuk tingkat kedalaman 100-1000 meter.
dimana kecepatan instalasi 14 km/hari. Pipa yang akan dipasang digulung dalam
suatu gulungan yang sangat besar Proses pengelasan dilakukan di darat(onshore
fabrication yard). Kemudian gulungan tersebut ditarik dengan kapal
Permasalahan utama proses reel laying adalah penetuan diameter reel drum
karena saat pipa digulung akan memiliki nilai strain yang berbeda. Hal ini dapat
menyebabkan
beberapa
segmen
pipa
sudah
mengalami
plastis.
Untuk
Pada proses tow to site di berikan 4 pilihan diatas yang didasarkan pada
kedalaman laut, kondisi fabrikasi dan area sekitar fabrikasi. Setelah proses
fabrikasi pipa ditarik ke tengah laut dalam lifting process di bantu dengan alat
berat side boom ilustrasi ditampilkan berikut
DAFTAR PUSTAKA
http://bukit-dago-selatan.blogspot.com/2010/12/instalasi-pipa-lepaspantaioffshore.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Piping
http://www.slideshare.net/nasihatbunda/handout-perpipaan