Anda di halaman 1dari 21

OFFSHORE PIPING

Gambar 1. Ilustrasi Offshore Piping

PENGERTIAN PERPIPAAN (PIPING)


Dalam industri, perpipaan adalah sistem yang digunakan untuk menyalurkan
fluida (cairan dan gas) dari satu lokasi ke lokasi lain. Disiplin ilmu perpipaan
mempelajari transportasi fluida yang efisien.
Proses industri perpipaan (dan menyertai komponen in-line) dapat
diproduksi dari kayu, fiberglass, kaca, baja, aluminium, plastik, tembaga, dan
beton. Komponen in-line yang dikenal sebagai alat kelengkapan, katup, dan
perangkat lainnya, biasanya merasakan dan mengontrol tekanan, tingkat dan suhu
cairan dari fluida yang dialirkan, dan biasanya termasuk dalam bidang Piping
Design (atau Piping Engineering). Sistem perpipaan didokumentasikan dalam
Piping dan Instrumentasi Diagram (P & ID). Jika perlu, pipa dapat dibersihkan
oleh proses pembersihan tabung.
"Perpipaan" kadang-kadang mengacu pada Piping Design, spesifikasi rinci
tata letak pipa dalam process plant atau bangunan komersial. Awalnya ini disebut

Drafting, menggambar teknis, Rekayasa, dan Desain tetapi saat ini umumnya
dilakukan oleh Desainer yang telah belajar untuk menggunakan automated
Computer Aided Drawing / Computer Aided Design (CAD) software.
Plumbing (ledeng) adalah sistem perpipaan yang banyak dikenal orang,
karena merupakan bentuk transportasi cairan yang digunakan untuk menyediakan
air minum dan bahan bakar untuk rumah dan bisnis mereka. Pipa ledeng juga
menghasilkan limbah, dan memungkinkan mengalirkan gas limbah ke luar.
Sistem pencegah kebakaran (fire sprinkler) juga menggunakan perpipaan, dan
dapat mengangkut nonpotable atau potable water, atau cairan pemadaman api
lainnya.
Perpipaan juga memiliki banyak aplikasi industri lainnya, yang sangat
penting untuk memindahkan cairan mentah dan setengah jadi untuk dimurnikan
menjadi produk yang lebih berguna. Beberapa bahan untuk konstruksi yang lebih
eksotis adalah Inconel, titanium, krom-moly dan berbagai paduan baja lainnya.

JENIS-JENIS PIPA
1.

Pipa Hisap

Gambar 2. Ilustrasi Pipa Hisap

Pipa isap adalah jenis pipa yang aliran fluidanya berasal dari luar pipa
menuju ke dalam pipa. Dalam merencanaan pipa isap, hal-hal yang perlu
diperhatikan:
Hindari terjadimya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap.
Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sedikit
mungkin agar kerugian head dapat diperkecil.
Hindari terjadinya kantong udara dalam pipa dengan membuat bagian
pipa yang mendatar agar menanjak ke arah pompa dengan kemiringan
1/100 sampai 1/50. Jika terjadi kantong udara yang tak dapat dihindari
perlu disediakan cara untuk membuang udara tersebut.
Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari pada tekanan
atmosfer, perlu dipakai cara penyambungan pipa yang tidak
menyebabkan kebocoran udara dari luar kedalam pipa isap.
2. Pipa Keluar

Gambar 3. Pipa Keluar

Pipa keluar adalah pipa yang memiliki aliran fluida dari dalam pipa
menuju ke luar. Dalam merencanakan pipa keluar, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:

Diameter Pipa dan Kecepatan :


Diameter pipa keluar harus ditentukan berdasarkan atas efisiensi
dan ekonomi pemompaan. Jadi diameter pipa penyalur harus
sama dengan diameter lubang keluar pompa. Jika pipa sangat

panjang, diameter pipa yang ekonomis tergantung pada biaya


pemeliharaan, ongkos daya pompa dan besarnya biaya instalasi.
Pada umumnya kecepatan aliran dalam pipa diambil 1 sampai 2
m/s untuk pipa berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3 m/s untuk
pipa berdiameter besar. Kecepatan tidak boleh lebih dari 6 m/s
karena akan terjadi penggerusan.

Akhir Pipa Keluar


Untuk pompa head rendah ujung pipa keluar umumnya dibuat
terbuka dengan arah hampir mendatar dan dibawah permukan
zat cair di tadah atas. Jika pompa dipasang diatas permukaan air
keluar, mka harus dibuat pipa sifon dengan membengkokan pipa
keluar ke bawah, sehingga akhir pipa akan measuk ke bawah
permuaan air di tadah keluar.

PENUMPUAN PIPA
Ada beberapa fungsi dari perancangan penumpuan pipa diantaranya adalah
untuk:
1. Menahan beratnya pipa sendiri,
2. Menahan berat zat cair yang ada didalamnya,
3. Menahan gaya karena tekanan dan aliran zat cair dan
4. Menahan gaya-gaya lain yang dapat bekerja pada pipa.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam proses perancangan untuk
penumpuan pipa antara lain:
1. Jarak antara tumpuan-tumpuan untuk pipa mendatar harus ditentukan
sedemikian hingga lendutan pipa tidak terlalu besar.
2. Lendutan yang terlalu besar akan menyebabkan pipa mudah bergetar
sehingga mudah patah, selain itu juga tidak sedap dipandang.
3. Pipa yang dipasang tegak dapat mengalami getaran dan tekukan, karena itu
juga harus ditumpu atau diberi pemegang pada jarak-jarak tertentu.
Penguraian besarnya gaya yang dialami pipa dijelaskan dalam uraian
dibawah ini:
1. Pada sambungan muai rumus gaya yang bekerja :

F = ..D2p

2. Pada tikungan rumus gaya yang bekerja :

F = 2./g.Q..sin

3. Pada muka dan belakang katup rumus gaya yang bekerja :

F = 2. .. D2. .H

4. Dimana:

F = Gaya yang bekerja (kgf)

D = diameter dalam pipa (m)

p = tekanan hidrostatik (kgf/m2)

= berat zat cair per satuan volume (kgf/m3)

v = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)

SAMBUNGAN PIPA
Sambungan pipa pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Sambungan Kaku
Ada tiga macam sambungan kaku , yaitu;

Sambungan Flens (Digunakan pada pipa diameter sedang dan besar)

Sambungan ulir (smbungan ini untuk pipa-pipa kecil yaitu kurang dari
150mm)

sambungan Las (digunakan pada pipa untuk temperatur dan tekanan


tinggi)

2. Sambungan Luwes (fleksibel flens)


Sambungan jenis ini digunakan pada pipa sebelum dan sesudah
pompa, dimana sambungan kaku saja tidak cukup.

Gambar4. Sambungan Flens

Gambar 5. Sambungan Las

Gambar 6. Sambungan Ulir

PEMASANGAN POMPA
1. PENEMPATAN POMPA MENDATAR
Penempatan pompa mendatar harus memperhatikan tiga hal yaitu
letak terhadap permukaan zat cair yang dihisap, faktor lingkungan, dan
penempatan instrumentasi, seperti dijelaskan dibawah ini :

Letak pompa terhadap permukaan zat cair

Pompa harus diletakkan sedekat mungkin dengan permukaan


hisap dan meminimalkan jumlah belokan hal ini dimaksudkan untuk
memperkecil kerugian head hisap.

Faktor lingkungan
Pompa harus ditempatkan dalam ruangan/kamar pompa yang
kering dan bersih, mempunyai ventilasi yang baik, serta harus diberi
ruang antara yang cukup antar pompa guna aktivitas repair dan
maintenance

2. PEMASANGAN PONDASI POMPA


Dalam perencanaan pondasi pompa perlu diperhatikan hal berikut :

Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan
penggeraknya serta menahan beratnya. Untuk pompa yang dikopel
langsung dengan motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali
berat mesin. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor bakar
torak, berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat mesin

Landasan
Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak mula atau
digerakkan melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada
satu landasan. Apabila digunakan transmisi sabuk (belt), pompa dan
motor penggerak dapat mempunyai landasan yang terpisah.

Letak landasan terhadap balok


Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton,
maka garis sumbu landasan pompa sebaiknya diletakkan tepat segaris
diatas sumbu balok lantai .

Kedataran Landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi,
perlu disediakan celah sebesar 10 sampai 30 mm antara bidang atas
pondasi dan bidang dasar landasan untuk penyetelan kedataran
landasan.

Lain-lain

Harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup besar untuk


baut jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dengan mudah.

SISTEM KATUP
Katup adalah alat yang digunakan untuk mengontrol jumlah dan arah dari
fluida yang mengalir pada sistem perpipaan. Kebanyakan katup terbuat dari
perunggu, kuningan, besi, atau baja paduan. Komponen dari katup adalah:
1. Valve body
2. Packing
3. Disc
4. Packing gland/nut
5. Seat
6. Stem
7. Bonnet
8. Wheel
Katup memiliki berbagai macam model dan bentuk. Dibawah ini
diklasifikasikan tentang model-model katub untuk mempermudah penggunaannya
1. Dua model dasar:

Stop valves Digunakan untuk menghentikan sepenuhnya atau


menghentikan sebagian dari aliran fluida dalam pipa (contoh: globe,
gate, plug, needle, butterfly)

Check Valves Digunakan untuk membuka dan menutup aliran


dalam satu arah (contoh: ball-check, swing-check, lift-check)

2. Tipe Khusus:

Relief valves

Pressure-reducing valves

Remote-operated valves

Gambar 7. Globe Valve

Gambar 8. Gate Valve

Gambar 9. Butterfly Valve

Gambar 10. Swing-Check Valve

SISTEM DAN INSTALASI PIPA


Dalam perancangan sebuah perpipaan khususnya di lepas pantai (offshore),
banyak hal yang harus diperhatikan. Termasuk pelayanan terhadap kapal yang
akan berlabuh di bangunan lepas pantai tersebut untuk mengangkut hasil tambang
dan pekerja-pekerja dari bangunan lepas pantai ke daratan.
1. Pelayanan Terhadap Kapalnya
Pelayanan terhadap kapal kita berikan berupa maintenance ringan
yang dibutuhkan kapal seperti:

sistem bilga, yaitu sistem yang timbul untuk membersihkan segala


kotoran yang timbul di kapal (khususnya dalam kotoran cair)

sistem ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga agar kapal
dalam keadaan stabil (sistem keseimbangan kapal)

2. Safety
Untuk perangkat keselamatan biasanya disediakan unit pemadam
kebakaran karena pada saat pemindahan barang tambang ke kapal sangat
rawan terjadi kebakaran.
3. Bongkar Muat
Fasilitas bongkar muat ini dapat digunakan untuk distribusi logistik
bagi para pekerja dan juga untuk muatan kapal terutama muatan cair antara
lain minyak nabati, minyak bumi, bahan bakar, dll.
4. Crew/penumpang
Bagi kru atau penumpang kapal akan mendapat fasilitas seperti di
bawah ini:

Sistem suplai air tawar

Sistem sanitasi antara lain sewage dan drainage sistem

Dalam perencanaan instalasi pipa diperlukan pertimbangan beberapa hal


antara lain, banyak mempelajari contoh-contoh gambar desain pipa yang sudah
ada dan mengerti peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi atau badan Autoritas
yang lain seperti SOLAS, IMO dll serta membuka wawasan dengan membaca dan
mengetahui

perkembangan-perkembangan

peralatan/instrumen yang dipakai.

pada

desain

maupun

Secara umum dalam Perancangan Sistem dan Instalasi Pipa mencakup


beberapa aspek antara lain :
1. Aspek Teknis
Menyangkut tentang perhitungan teknis, merancang gambar instalasi
baik cara kerja dan tujuan dari sistem, kelengkapan yang disertakan/dipakai
demi keselamatan dan kesinambungan kerja, penentuan bahan/material yang
dipakai.
2. Aspek Ekonomis
Meliputi pertimbangan dalam penentuan harga bahan/ material, dan
kemudahan /ketersediaan bahan di pasar, jumlah/satuan volume pipa dan
perlengkapan yang dipakai dalam suatu sistem.
3.

Aspek Operasional
Meliputi kemudahan dalam pemasangan, pengoperasian, pemeriksaan
dan perbaikan sistem.
Suatu sistem instalasi pipa merupakan rangkaian satuan benda yang

bisaanya terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan fungsinya, antara lain:
1. Sumber fluida yang akan dipindahkan (sea chest atau tangki)

Gambar 11. Tangki

2. Pipa sebagai sarana transportasi fluida

Gambar 12. Pipa

3. Katup untuk menghentikan dan mengatur aliran serta penyelamatan sistem

Gambar 13. Katup

4. Pompa sebagai tenaga untuk menghasilkan aliran fluida

Gambar 14. Pompa

5. Peralatan lain yang berfungsi sebagai penyambung/ pembersih/ pemisah


aliran dari kotoran atau fluida yang lain
6. Tempat penampungan akhir/ pembuangan fluida yang dialirkan

INSTALASI PIPA LEPAS PANTAI (OFFSHORE PIPELINES)


Seiring berkembangnya industri minyak dan gas bumi transportasi
penggunaan sistem perpipaan sebagai media transmisi dan distribusi sudah
banyak dijumpai.
Pada dasarnya penggunaan alat penggunaan alat transportasi minyak dan
gas bumi cukup banyak pilihannya, namun sistem perpipaaan mengambil
keuntungan dalam pengoperasiaanya.
Seiring bertambahnya waktu kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi tidak
lagi hanya dilakukan di darat (onshore) melainkan juga didaerah lepas pantai
(offshore). Adanya aktivitas eksplorasi di lepas pantai menuntut perkembangan
teknologi untuk kegiatan instalasi.
Sebelum memahami jenis-jenis metode instalasi pipa lepas pantai,
disaranakan mengetahui profil kedalaman laut.

PROFIL KEDALAMAN LAUT


Pengembangan lapangan minyak dan gas bumi yang mengembangkan
potensi lepas pantai mempertimbangkan berbagai profil kedalaman dan

topografinya. Profil kedalaman perairan di kategorikan menjadi 3 bagian


diantaranya:
1. Perairan dangkal diasumsikan berada pada kedalaman 0-500 feet
2. Perairan menengah diasumsikan berada pada kedalaman 500-1000 feet
3. Perairan dalam diasumsikan berada pada kedalaman diatas 1000 feet
Sequence Proses desain dan instalasi pipa lepas pantai:
1.

Analisa statik tegangan dan strain selama proses instalasi menggunakan


Offpipe

2.

Analisa Random Amplitude Operator (RAO) menggunakan perangkat lunak


Moses/Seasoft

Gambar 11. Lambang Perangkat Lunak SEASOFT

3.

Fabrikasi stinger dan modifikasi laybarge

Gambar 15. Laybarge

4.

Survei meliputi pre-instalation, installation dan post installation survei

Gambar 16. pre-installation dan post-installation survey

5.

Selama diatas laybarge dilakukan proses produksi meliputi welding, NDT,


Coating, dan repair

6.

Pemeriksaan pipeline integrity setelah instalasi terhadap adanya overovality, buckling dan crack akibat 3rd party object.
Beberapa proses instalasi yang umum dilakukan diantaranya:

1. Lokasi fabrikasi didarat (onshore fabrication yard)

Metode Rell lay

Metode Tow two side

2. Lokasi fabrikasi dilakukan diatas laybarge

Medode S-lay

Metode J-lay

METODE S-LAY
Metode ini digunakan untuk instalasi offshore pipeline pada perairan
dangkal dan menengah dimana kedalamannya berkisar antara 0-500 feet. Metode
ini dikenal dengan istilah metode S-lay karena saat pipa diluncurkan dari atas
barge akan membentuk profil-S.

Data lapangan menyebutkan bahwa menggunakan metode instalasi ini akan


memiliki kecepatan pasang 4-5 km/hari dan NPS maksimum yang dapat dipasang
60 OD (Allseas Solitair laybarge)

Gambar 17. Metode S-Lay

METODE J-LAY
Seiring bertambahnya kedalaman air metode instalasi pipeline perlu
mempertimbangan teknologi lain. Bertambahnya tingkat kedalaman air akan
meningkatkan pengaruh gaya hidrodinamika.
Metode J-lay yang digunakan ini dikenalkan untuk instalasi offshore
pipeline pada perairan menengah dimana kedalamannya berkisar antara 500-1000
feet. Dibanding metode terdahulunya metode ini hanya mempertimbangkan 1
kategori area yang dianggap cukup kritis yaitu sagbend area. Disamping hal itu
pada metode J-lay penyambungan pipa terletak pada bagian laybarge berada pada
posisi vertikal atau bersudut sehingga tidak membutuhkan tensioner.

Gambar 18. Metode J-Lay

METODE REEL-LAY
Metode instalasi ini digunakan untuk tingkat kedalaman 100-1000 meter.
dimana kecepatan instalasi 14 km/hari. Pipa yang akan dipasang digulung dalam
suatu gulungan yang sangat besar Proses pengelasan dilakukan di darat(onshore
fabrication yard). Kemudian gulungan tersebut ditarik dengan kapal

Gambar 19. Metode Reel-Lay

Permasalahan utama proses reel laying adalah penetuan diameter reel drum
karena saat pipa digulung akan memiliki nilai strain yang berbeda. Hal ini dapat
menyebabkan

beberapa

segmen

pipa

sudah

mengalami

plastis.

Untuk

menghindari hal tersebut dilakuk dijelaskan perhitungan batasan strain yang


dijelaskan pada code DNV-OS-F101 Sec.12 K400 dan API RP 1111 Sec.4.3.22.

METODE TOW TO SITE


Metode instalasi ini dipakai untuk memasang pipa-pipa yang di clamp
menjadi satu atau pipa-pipa yang dilengkapi dengan kabel kontrol. Metode tow to
site dapat dibedakan atas 4 jenis yaitu:
1. Bottom tow
2. Off bottom tow
3. Surface tow
4. Control depth surface

Gambar 20. Metode Tow to Site

Pada proses tow to site di berikan 4 pilihan diatas yang didasarkan pada
kedalaman laut, kondisi fabrikasi dan area sekitar fabrikasi. Setelah proses
fabrikasi pipa ditarik ke tengah laut dalam lifting process di bantu dengan alat
berat side boom ilustrasi ditampilkan berikut

Gambar 21. Alat Berat Side Boom

DAFTAR PUSTAKA
http://bukit-dago-selatan.blogspot.com/2010/12/instalasi-pipa-lepaspantaioffshore.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Piping
http://www.slideshare.net/nasihatbunda/handout-perpipaan

Anda mungkin juga menyukai