Anda di halaman 1dari 38

BANGUNAN-BANGUNAN

PELENGKAP DAN
FUNGSINYA

MODUL 6
Perlengkapan-Perlengkapan Pokok

Manhole
Drop Manhole
Terminal Clean Out
Rumah Pompa dan Pompa
Junction dan Transition – Syphon
Bangunan Penggelontor
Manhole

Manhole digunakan untuk mengadakan


pemeriksaan pada saluran dan mengadakan
pembersihan apabila ada penyumbatan.
Penempatannya :
1. Pada jalur saluran yang lurus, dengan jarak tertentu,
tergantung diameter saluran
2. Di setiap perubahan kemiringan saluran, diameter dan
perubahan arah aliran, baik vertikal maupun horizantal yang
> 22,5 %.
3. Di setiap pertemuan aliran percabangan saluran.
4. Di setiap pertemuan bangunan-bangunan lain.
Jarak Manhole Menurut Diameter Pipa

Diameter Jarak
(cm ) (m)
20 50-100
50 100-125
100 125-150
200 150- 200
Diameter Manhole Menurut Kedalamannya

Kedalaman (m ) Diameter Minimum


(m )
< 0,8 0,75
0,8 - 2,1 1,00
2,10 - lebih 1,50
Konstruksi Manhole

Umumnya manhole dibuat dari konstruksi beton,


pasangan batu kali, batu bata.
Besarnya diameter manhole harus cukup untuk
dimasuki pekerja-pekerja.
Faktor pemilihan tutup manhole :
 Mudah untuk diperbaiki dan diganti, sehubungan dengan
kerusakan akibat lalu lintas.
 Cukup kuat menahan beban di atasnya.
 Ada di pasaran dan murah.
 Berfungsi sebagai ventilasi.
Syarat Manhole yang Baik

Bersifat padat.
Dinding dan fondasi kedap air.
Cukup kuat untuk menahan gaya-gaya dari luar.
Cukup luas agar petugas mudah masuk ke dalam
manhole, sehingga memudahkan dalam
pemeriksaan.
Terbuat dari beton atau pasangan batu bata dan batu
kali. Jika ф pipa besar dan kedalaman > 2,50 meter
digunakan beton bertulang. Bagian atas dinding
manhole perlu diberi konstruksi yang flexible
(flexible structure).
Gambar Penempatan Manhole
Drop Manhole
 Jika pertemuan cabang saluran yang tingginya tidak sama
digunakan drop manhole.
 Juga jika saluran yang datang (incoming) letaknya lebih tinggi dari
pada saluran yang “meninggalkan" (outgoing).
 Drop manhole digunakan jika beda elevasi antara incoming dan
outgoing > 45 cm.
• Tujuan : untuk melindungi orang yang
mungkin pada suatu waktu masuk ke
dalam manhole dan untuk menghindari
spashing/menceburnya air buangan.
• Tekanan yang disebabkan menceburnya
air buangan dapat merusak dinding dan
dasar Drope manhole, begitu pula
dengan lepasnya H2S.
Terminal Clean Out

• Tujuan pemasangan Terminal


Clean Out adalah untuk dapat
memasukkan alat pembersih,
penggelontor, dan
memasukkan alat penerangan
pada waktu pemeriksaan
saluran.
• Bangunan Terminal Clean Out,
digunakan pada ujung saluran
air buangan, misalnya : pada
pipa lateral dan dekat dengan
FIRE HYDRANT.
Rumah Pompa dan Pompa

• Fungsi Pompa:
1. Memindahkan air buangan dari suatu zone ke zone yang lain
dalam suatu sistem.
2. Mengangkat air buangan dari suatu tempat yang rendah ke
tempat yang lebih tinggi untuk menghindarkan kedalaman
penggalian yang melampaui kriteria desain.
• Demi keamanan, sebaiknya dipasang atau diletakkan
pada suatu rumah pompa.
• Wet Well atau sumuran pengumpul, gunanya untuk
menampung debit puncak selama (10 - 30) menit, dalam
perencanaan sistem pengumpul diambil, detention
timenya 15 menit untuk mencegah proses pembusukan.
Pompa

• Peralatan pompa yang dipergunakan dalam jaringan


pengumpul adalah pompa centrifugal non clogging.
• Operasi pompa centrifugal pada specific speed rendah
mempunyai effisiensi yang tinggi.
• Jenis pompa centrifugal dapat diklasifikasikan ke dalam :
– Axial Flow
– Mixed Flow
– Radial Flow Pump.
• Klasifikasi ditentukan oleh spesific speed (Ns) pada titik
yang mempunyai effisiensi maksimum dan dihitung dgn:

• Dimana :
H = Head (Feet)
Ns = Specific speed
rpm = Putaran per menit
Qpm = Debit, dalam gallon per menit.
Pompa Axial Flow

Memompa air hujan, jenis pompa ini tidak bisa


digunakan untuk air buangan, karena dapat
menimbulkan clogging pada baling-baling pompa
(propeller).
Harganya lebih mahal dari pada pompa mixed
flow dan radial flow pump.
Capasitas di atas 600 Us mempunyai head lebih
kecil dari 9 meter.
Specific speed (Ns) antara 8000 - 16000 rpm
Mixed Flow

Memompa air buangan dan air hujan


Harga lebih murah dari pada pompa non clogging
(Radial Flow Pump)
Ukuran partikel yang dapat dilewatkan lebih kecil
dari pada ukuran partikel yang dapat dilewatkan
oleh pompa non clogging (kedua jenis pompa
ukurannya sama)
Head antara ( 7,6 - 10 ) m.
Specific speednya antara ( 4200 - 9000 ) rpm.
Radial Flow Pump/Non Clogging/
Centrifugal Pump

• Memompa air buangan dan air hujan


• Pompa non clogging mempunyai jalur lintasan
antara baling-baling impeller yang lebar disebabkan
jumlah baling-baling sedikitnya satu s/d empat buah
baling­-baling)
• Dengan jalur lintasan yang renggang ini dapat
mencegah clogging di dalam pompa.
• Specific speed rendah , yaitu 4200 rpm untuk tipe 1
impeller & 6000 rpm untuk type 2 impeller.
Perencanaan Pompa

1. Kapasitas pompa direncanakan berdasarkan aliran


puncak air buangan. Demikian pula dengan
perpipaan dan saluran-saluran yang ada dalam
rumah pompa tersebut.
2. Jumlah pompa ditetapkan berdasarkan fluktuasi
aliran air buangan yang masuk dan karakteristiknya.
3. Jumlah pompa minimum 3 buah dengan kapasitas
yang sama, dimana sebuah pompa dipergunakan
untuk cadangan dan dua pompa dioperasikan.
4. Pompa harus dapat bekerja secara otomatis, bila
aliran pasca sumur pengumpul (wet well) sudah
penuh.
Perlengkapan Vent (1)

• Untuk mengeluarkan gas yang berbau, yang terkumpul pada


saluran misalnya : H2S yang dapat menyebabkan korosi dan
membahayakan pekerja. Juga digunakan untuk mernasukkan
udara segar ke dalam saluran.
• Untuk mencegah timbulnya H2S sebagai hasil proses dekomposisi
zat organik di dalam saluran.
• Ruangan penampung air penggelontor seperti yang diketahui
berhubungan sengan ujung/permulaan saluran pembuangan air
kotor.
• Karena permulaan ini terletak paling tinggi, maka terdapat gas-
gas yang berbau. Dan gas-gas ini dapat masuk ke tempat
penampungan air penggelontor, dengan demikian harus diadakan
tempat keluarnya gas-gas itu (vent).
• Vent ini juga diperlukan apabila perjalanan air kotor dari
permulaan sumber sampai akhir saluran lebih besar dari 18 jam
perjalanan.
• Diharapkan dapat mengatur tekanan di dalam saluran atau
manhole dan menyelaraskannya dengan tekanan udara luar.
Perlengkapan Vent (2)
• Pemasangan vent tidak boleh mengganggu kepentingan umum.
• Pemberian ventilasi dilakukan pada tutup manhole dan harus terjaga
keamanannya, jangan sampai kemasukkan air dari luar (misalnya, air
hujan).
• Untuk memperkirakan letak vent dipasang atau jarak pemberian
antara satu ventilasi dengan ventilasi lainnya dapat didekati dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
X =18 jam / 24 jam x Vr (m/detik)
Dimana :
X = Jarak pemberian Ventilasi (m)
V = Kecepatan aliran air buangan (m/detik)
• Persamaan di atas berlaku jika kondisi aliran air buangan di dalam
saluran adalah ideal, yaitu dengan asumsi : selama pengaliran
tidak terdapat hambatan-hambatan dan gangguan-gangguan.
Belokan
• Persyaratan:
– Pada belokan tidak bolah terjadi adanya perubahan bentuk penampang
lintang saluran.
– Pada belokan, pembuatan dinding saluran harus diusahakan selicin
mungkin.
– Bentuk saluran harus uniform, yaitu baik yang menyangkut radius,
maupun kemiringan saluran.
– Pada setiap tikungan atau belokan harus dibuatkan sebuah manhole
untuk memudahkan pemeriksaan/ pemeliharan terhadap clogging.
– Radius lengkung belokan yang sangat pendek perlu dihindari, agar
kehilangan energi aliran dapat ditekan seminimal mungkin.

• Untuk mengatasi ini, maka dibatasi bentuk radius


lengkungan dari pusat adalah lebih besar dari 3 kali
diameter saluran.
Sambungan Rumah (1)

Sambungan rumah adalah cabang atau pertemuan


antara saluran air buangan dari rumah dengan
saluran utama.
Pertemuan yang dimaksud adalah:
 pertemuan antara pipa persil dengan pipa service atau
 antara pipa service dengan pipa lateral, terutama pada lokasi
pertemuan yang tidak dibuatkan manhole.
Sambungan Rumah (2)
• Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
• Air buangan dari sambungan rumah tidak boleh mengganggu
kelancaran aliran di dalam saluran utama.
• Jika air buangan dari sambungan rumah masuk ke saluran utama
secara horizontal, harus diusahakan agar perubahan aliran tidak
terlalu tajam, sebaiknya diberikan sudut pertemuan < 45 ° C.
• Jika air buangan dari rumah masuk ke saluran berikutnya secara
vertikal, maka harus diusahakan agar masuknya air kedalam
saluran tidak mengalir melalui dinding saluran, yaitu untuk
menghindari timbulnya pengkerakan di sekitar sambungan..
• Setiap sambungan rumah harus mempunyai minimal sebuah bak
kontrol (inspection box), yaitu untuk mengontrol dan
membersihkan saluran.
Sambungan Rumah (3)
• Diameter
sambungan
rumah yang
digunakan 100
mm atau 150
mm.
• Dan slope
dianjurkan 2%,
jika keadaan
tidak
mengizinkan,
dapat diambil 1
%.
Junction

• Junction, dibutuhkan jika satu atau lebih cabang saluran


disambungkan atau memasuki saluran utama.
• Pada junction harus dibuatkan manhole agar
memudahkan dalam pemeliharaan, karena pada Junctions
sering terkumpulnya lumpur yang menyebabkan clogging.
Transition

Transition, dibutuhkan bila satu jalur saluran air


buangan mengalami perubahan dimensi, biasanya
perubahan dari diameter yang lebih besar.
Pada transition harus dibuatkan manhole agar
memudahkan dalam memeriksa dan
membersihkan saluran dari kotoran/endapan.
Junction Dan Transition

Untuk mengurangi kehilangan energi dalam


pengaliran melalui junction dan transition maka:
1. Pembuatan dinding dalam saluran harus diusahakan
selicin mungkin.
2. Kecepatan aliran dari setiap saluran yang bersatu
diusahakan seragam.
3. Pada junction diusahakan agar terjadinya perubahan
arah aliran jangan terlalu tajam dan sudut pertemuan
antara saluran cabang dan saluran utama < 45 ° C.
Siphon

• Siphon diperlukan bila saluran melintasi sungai,


jalan lembah, jalan kereta api.
• Faktor yang harus diperhatikan:
– Kehilangan energi
– Mudah untuk Pemeliharaan
• Kehilangan energi pada siphon tergantung kepada
kecepatan di dalam siphon.
• Kehilangan energi relatif kecil untuk kecepatan
rendah, tetapi head loss itu naik secara kasar
sebagai fungsi dari V2(H=0,5 - 1,0 m).
Perencanaan Bangunan Siphon

1. Diameter minimum untuk siphon adalah 6 - 8 inch ( 15 - 20 )


cm.
2. Pipa siphon harus terisi penuh (selalu)
3. Kecepatan pengaliran harus konstan agar mampu
menghanyutkan kotoran, kecepatan > 1 m/s.
4. Untuk mempermudah pemeliharaan tidak dibuat terlalu
tajam/vertikal, tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga
mempunyai radius lengkungan yang cukup dapat dipergunakan
untuk pengaliran air buangan.
5. Perencanaan harus dipertimbangkan terhadap debit pengaliran
rata-rata, maksimum dan minimum ( pipa pembawa ).
6. Pada awal dan akhir siphon dibuat sumur pemeriksaan untuk
mempermudah bila dilakukan pemeriksaan dan pembersihan.
Persamaan Siphon

• Dimensi pipa siphon dapat dihitung berdasarkan persamaan :


Q = A * V = (1/4 π D2)* V
Dimana :
Q = Kuantitas Air Buangan ( m3/s)
V = Kecepatan Aliran Dalam Syphon ( m/s)
D = Diameter Pipa Siphon ( m )
• Kehilangan tekanan sepanjang pipa, dapat dihitung berdasarkan
persamaan :
h = V2 / 2g (1 + a + b . L / D)
a=1/µ-1
b = 1,5 ( 0, 01989 + 0,0005078 / D
Dimana :
h = Kehilangan Tekanan Sepanjang Pipa ( m)
v = Kecepatan Aliran Dalam Siphon ( m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s)
a = Koefisien konstruksi Pada Mulut dan Tikungan-Tikunan Pipa (Minor Losses)
b = Kcefisien Gaya Gesek antara air dan pipa (mayor losses).
L = Panjang Pipa (m)
D = Diameter Pipa (m)
Gambar Siphon
Bangunan Penggelontor

• Fungsi
1. Untuk mencegah agar kotoran-kotoran tidak mengendap
dalam saluran.
2. Untuk mencegah pembusukan kotoran-kotaran padat
yang terdapat dalam saluran.
3. Untuk menjaga agar air di dalam saluran selalu mencapai
ketinggian berenang.
• Faktor perhatian dalam penggelontoran:
1. Air Penggelontoran tidak boleh mengotori saluran
2. Air penggelontor harus bersih, tidak banyak
mengandung lumpur atau pasir dan tidak bersifat asam
atau basa, dan tidak asin.
Sistim Penggelontor

a. Sistem Kontinu
– Dengan sistem ini penggelontoran dilakukan secara terus
menerus dengan debit konstan.
– Dalam penentuan dimensi saluran, debit ini harus
diperhatikan.
b. Sistem Periodik
– Dengan sistem ini penggelontoran dilakukan secara berkala.
– Penggelontoran dilakukan pada saat Q min.
– Penggelontoran dilakukan paling sedikit satu kali sehari.
– Volume penggelontoran tergantung dari panjang pipa yang
digelontor.
– Volume Bak Penggelontor setiap unit maximum = kurang
lebih 4 m3
Tempat Penggelontoran

• Pada pipa-pipa utama (mis.


Lateral, cabang induk) dimana
akibat kelandaian yang kecil
menyebabkan kecepatan air
buangan berkurang.
• Pada pipa-pipa pada daerah
pelayanan yang menerima air
buangan dalam jumlah yang
relatif kecil.
• Pada manhole yang terdapat
pada bagian-bagian permulaan
dari sistem perpipaan ( bagian
hulu ).
Jumlah Air Penggelontor
• Bergantung pada:
a. Diameter saluran
b. Kemiringan pipa dan panjang pipa yang akan digelontor.
c. Macam kotorannya ( besar atau kecil )
d. Ketinggian berenang yang diinginkan (ke dalam penggelontoran)
dan luas penampang saat penggelontoran.
e. Keadaan awal aliran yang menyangkut kecepatan aliran saat
minimum, kedalaman air minimum, luas penampang aliran
minimum yang mana d dan e akan menentukan kecepatan
gelombang.
f. Bangunan penggelontoran direncanakan untuk mengumpulkan air
penggelontor, baik dari sumber air permukaan atau air minum,
biasanya jika penggelontoran dilakukan intermitten ( berkala).
g. Sumber penggelontor dari air minum dan jika kontinu sumber air
penggelontor dari sumber permukaan untuk menghemat biaya.
h. Volume bak penggelontor biasanya kurang lebih 4 m3. Dengan
adanya penggelontoran diharapkan tidak akan mengakibatkan
rusaknya pipa saluran, yaitu dengan terjadinya suatu gelombang
aliran yang dapat menimbulkan water hammer atau suatu pukulan
air yang besar terhadap jaringan perpipaan.
Alternatif Sistim Penggelontoran
• Pada waktu debit aliran air buangan kecil endapan
dapat terjadi walaupun kelandaian pipa sudah
diatur sedemikian rupa dengan mengikuti kriteria
self cleaning.
• Untuk menghilangkan endapan-endapan akibat
bahan-bahan padat yang terdapat dalam air
buangan, maka digunakan penggelontoran.
• Untuk air penggelontoran dapat digunakan :
l. Air Tanah
2. Air Hujan
3. Air dari Hydrant
4. Air Sungai
Alternatif I : Air Tanah

• Jika dalam kota banyak mengandung air tanah,


dimana pada waktu musim kering kapasitas air
tanah tidak berkurang.
• Air tanah cukup bersih.
• Sebagian besar penduduk menggunakan air tanah
ini untuk kebutuhan sehari-hari
• Kedalaman air tanah ini antara ( 2 - 4 )m
• Kerugian :
– Membutuhkan tenaga ahli untuk pengoperasian alat-alat,
misalnya : Pompa
– Dari segi ekonomis, membutuhkan biaya untuk konstruksi
dan pemeliharaan.
Alternatif II : Air Hujan

• Dapat memanfaatkan air hujan yang mengalir melalui saluran air hujan kota
(drainase)
• Untuk menghubungkan saluran air buangan dan air hujan digunakan CSD
(Connection between the sewer system and Drainage System).
• Diharapkan dengan sistim CSD akan memeberikan debit air hujan yang cukup
besar kedalam pipa air buangan sehingga dapat mencegqah terjadinya
penyumbatan dalam pipa.
• Dengan cara ini akan mengurangi tenaga manusia untuk membersihkan
saluran (manual cleaning system).
• Memebutuhkan biaya yang rendah untuk konstruksi dan pemeliharaan.
• Airnya masih cukup bersih disebabkan system CSD menggunakan systeem
saringan yang dipasang pada CSD.
• Kerugian :
– Sangat tergantung kepada besarnya dan lamanya curah hujan.
– Masih membutuhkan pemeliharaan untuk membersihkan CSD pit.
Alternatif III : Air dari hydrant

Keuntungan :
 Air bersih dan tidak mengandung pasir dan benda-benda
padat yang mungkin dapat mempercepat terjadinya
pengendapan dalam pipa air buangan.

Kerugian :
 Membutuhkan biaya yang mahal
 Membutuhkan tenaga ahli dan maintenance untuk
pengoperasiannya.
Alternatif IV: Air Sungai
Keuntungan :
 Jika diperhatikan kondisi dari sungai-sungai yang ada di
kota besar, lebih menguntungkan jika digunakan sebagai
penggelontoran.
Kerugian :
 Umumnya air sungai mengandung suspended solid yang
tinggi.
 Pada waktu musim kering kuantitasaair buangan sangat
kecil, kadang-kadang air sungai kering.

Anda mungkin juga menyukai