K E L O M P O K : K A R T I K A N U R C A H YA N I 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 0 9 4 E M I R Z A R A C H M A N S Y A H 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 0 9 5 S I T I A M I N A H 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 1 0 5 C H A N D R A A R D H I A N T I 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 1 0 6 A U L I A F A I F U S 2 1 0 8 0 1 1 2 1 4 0 1 1 6 YA S Y N A B I L A 2 1 0 8 0 1 1 2 1 4 0 1 1 7 H A S F I H A WA L I 2 1 0 8 0 1 1 2 1 4 0 1 2 9 V A N E Z A C I T R A 2 1 0 8 0 1 1 2 1 4 0 1 3 0 F E B R I N A M A R G A R E T A 2 1 0 8 0 1 1 2 1 4 0 1 3 9 M U H A M M A D WA F A 2 1 0 8 0 1 1 2 1 4 0 1 4 2 R E T N O S U R YA N I 2 1 0 8 0 1 1 2 1 2 0 0 1 3 R I Z K I J A N U A R I T A 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 0 2 8 A D I T YA R A H M A T 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 0 6 9 C H , M O N I C A S I T A N G G A N G 2 1 0 8 0 1 1 2 1 3 0 0 7 0
LATAR BELAKANG Proses pembangunan serta pertumbuhan penduduk yang pesat di Indonesia saat ini menyebabkan peningkatan buangan air limbah baik dari unsur domestik maupun non domestik. Karenanya, penanganan buangan air limbah yang tepat menjadi tantangan besar yang harus dihadapi guna memperkecil risiko pencemaran lingkungan. Sementara itu, penyaluran dari sumber ke tempat pembuangan merupakan salah satu aspek terpenting penanganan air buangan yang harus dirancang dengan sangat baik.
Dalam merancang penyaluran air buangan, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ialah debit air buangan. Perhitungan debit air buangan perlu diperhatikan mengingat aspek ini akan berpengaruh besar terhadap penentuan dimensi alat atau bangunan dalam proses penyaluran air buangan seperti diameter pipa. Oleh karena itulah, perlu adanya pembahasan terkait perhitungan debit air buangan yang terdiri atas debit infiltrasi, debit rata-rata, debit puncak, serta debit minimum.
PRINSIP DASAR AIR BUANGAN Prinsip yang mendasari dalam penyaluran air buangan adalah tidak berbeda dengan prinsip dalam penyaluran air bersih, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah perhitungan debit air buangan dan aspek hidrolika. Debit air limbah meliputi sisa penggunaan air bersih, infiltrasi dari tanah, dan run off aliran air permukaan (inflow). Menurut beberapa sumber, prosentase air limbah adalah: 60-130 % dari jumlah total pemakaian air bersih
(Supeno, 1987) 60-80 % dari jumlah total pemakaian air bersih (Okun dan Ponghis, 1975) 50-80 % dari jumlah total pemakaian air bersih (Moduto, 2000) 60-70 % dari jumlah total pemakaian air bersih (Fair, 1996) Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyaluran air buangan, yaitu : 1. Sumber atau asal air buangan 2. Besar atau prosentase air buangan dari air minimum Kuantitas pemakaian air merupakan parameter yang paling penting dalam perencanaan air buangan, karena air buangan yang berasal dari aktifitas yang menggunakan air. Untuk mendapatkan kuantitas air minum diperlukan data data: 1. Jumlah penduduk yang dilayani dengan sambungan langsung 2. Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum 3. Fasilitas umum dan jumlahnya 4. Pemakaian air minum rata-rata sambungan langsung 5. Pemakaian air minum rata-rata kran umum 6. Pemakaian air minum rata-rata pada fasilitas umum
TAHAP MEMPERKIRAKAN DEBIT BUANGAN Langkah- langkah untuk memperkirakan debit air buangan sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah penduduk yang dilayani 2. Berdasarkan jumlah penduduk yang ada maka dapat diketahui jumlah pemakaian air bersih. 3. Debit air limbah rata-rata diperoleh dari debit pemakaian air. Jumlah pemakaian air bersih berbeda dengan air limbah yang dihasilkan. Hal ini karena kegiatan pemakaian air seperti mencuci, mengepel lantai, dan menyiram tanaman tidak dapat dihitung sebagai debit air limbah. Debit satuan air limbah dapat dirumuskan sebagai berikut: (Moduto, 2000)
Q ab = Fab . Qam Keterangan: Qab : Debit satuan air Limbah ( L/dt) Fab : Faktor Air Limbah ( 60 -80)% 1-10 Qam : Debit satuan Air Bersih ( L/dt)
4. Jumlah penduduk total adalah jumlah penduduk domestik dan penduduk ekivalen dari non domestik. Jumlah penduduk domestik adalah nyata sedangkan jumlah penduduk non domestik , dinyatakan sebagai jumlah penduduk ekivalen, (Moduto, 2000).
P = P d + P e
P e = Q nd /q ab Keterangan: P : jumlah penduduk total (jiwa) Pd : jumlah penduduk domestik (jiwa) Pe : jumlah penduduk non domestik (jiwa) Qnd : debit kebutuhan air non domestik (L/dt) qab : debit satuan air limbah (L/dt)
Sehingga debit rata-rata air limbah dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q r = P . Q ab
Keterangan: P : jumlah penduduk total (jiwa) Qr : debit rata-rata air limbah (L/dt) Qab : debit satuan air limbah (L/dt)
5. Penentuan faktor puncak, debit maksimum, dan debit minimum air limbah. Debit maksimum dan minimum terjadi karena fluktuasi pemakaian air, yaitu:
a) Pemakaian air hari maksimum. Menurut studi Nihon Suido
diperoleh angka untuk faktor puncak harian yaitu 1,1-1,25. namun dalam desain yang sering digunakan adalah 1,25 b) Faktor pemakaian hari minimum biasanya diambil 0,8. Angka ini digunakan dalam perhitungan debit minimum dalam pipa.
Debit jam puncak (Q p ) terjadi pada dua kondisi, yaitu: 1. debit jam puncak pada musim kering tanpa terjadi hujan (Q pk ) 2. debit puncak musim basah bersamaan dengan terjadinya hujan (Q pb ). Debit jam puncak yang dipakai dalam perencanaan dimensi pipa adalah pada saat pemakaian air hari maksimum dan terjadi hujan.
a. Untuk pipa lateral Q pk = .. .+ X Qpsr Keterangan: Qpk : debit puncak musim kering (L/dt) m : jumlah lajur pipa servis x : angka perbandingan populasi total yang dilayani oleh pipa lateral dan populasi rata-rata yang dilayani oleh satu pipa servis dalam pipa lateral tersebut Qpsr : total populasi pipa lateral/populasi rata-rata pipa servis
Q psr = 0,5 . n . Q pp
Q pp = 0,5 . p 0,5 . Q md
Keterangan: n : jumlah rumah/persil Qpp : debit puncak persil Qpsr : debit puncak servis P : populasi rata-rata tiap rumah/1000 Q md : debit maksimum harian untuk 1000 orang
b. Pipa cabang dan pipa induk Q p = 5 p 0,8 . Q md + 0,2 Q r + (L/1000) . Q inf
Keterangan: p : jumlah populasi/1000 Qmd : debit harian maksimum L : panjang pipa Qinf : debit aliran infiltrasi
c. Debit aliran minimum Debit aliran minimum terjadi pada saat pemakaian air minimum, sehingga jumlah air limbah yang dihasilkan juga minimum.
Q min = 0,2 . p 1/6 . Q r
Keterangan: p : jumlah populasi/1000 Qr : debit rata-rata air limbah (L/dt)
DEBIT INFILTRASI Debit infiltrasi adalah debit air yang masuk saluran air buangan yang berasal dari air hujan, infiltrasi air tanah, dan air permukaan. Infiltrasi air dari sumber-sumber di atas biasanya masuk melalui jalur pipa dan sambungan rumah. Infiltrasi dari sumber-sumber yang disebutkan di atas tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh: pekerjaan sambungan pipa kurang sempurna jenis bahan saluran dan sambungan yang dipergunakan kondisi tanah dan air tanah adanya celah-celah pada tutup manhole
Besar debit infiltrasi/inflow ditentukan berdasarkan : 1. luas daerah pelayanan 2. panjang saluran 3. panjang saluran dan diameter Besarnya debit inflow berdasarkan luas daerah pelayanan menurut ASCE dan WPCF adalah 400 200000 gpd/acre.
Persamaan untuk menghitung debit infiltrasi adalah sebagai berikut : Qinf = Cr.Qr + L.qinf Keterangan : Qinf : Debit infiltrasi (L/detik) Qr : Debit rata-rata air buangan (L/detik 1000 jiwa) qinf : Debit inflow (L/detik/Lm) (tergantung jenis pipanya) Cr : Koef.infiltrasi rata-rata daerah persil (0,2-0,3) L : Panjang lajur pipa mayor/lateral (Km)
DEBIT RATA - RATA Debit rata-rata air buangan adalah debit air buangan yang berasal dari rumah tangga, bangunan umum, bangunan komersial, dan bangunan industri.
Persamaan untuk menghitung debit rata-rata adalah sebagai berikut : Qr = Fab x Qam Keterangan : Qr = Debit rata-rata air buangan (L/detik) Fab = Faktor timbulan air buangan Qam = Besarnya kebutuhan rata-rata air minimum (L/detik)
DEBIT PUNCAK (QPEAK) Debit puncak adalah debit air buangan yang dipergunakan dalam menghitung dimensi saluran. Debit puncak merupakan penjumlahan dari debit maksimum dan debit infiltrasi / inflow.
Persamaan untuk menghitung debit puncak adalah sebagai berikut : Qp = 5p 0,8 qmd + Cr. P.Qr + L/1000 . Qinf(l/dt) = 5p 0,8 qmd + Qinf low
Keterangan : Qp = debit puncak (l/dt) p = jumlah penduduk dalam ribuan Cr = koefisien infiltrasi di daerah persil qr = debit satuan harian rata-rata (l/dt.1000 jiwa) qinf = debit infiltrasi saluran (l/dt.km)
DEBIT MINIMUM ( QMIN) Debit minimum adalah debit air buangan pada saat minimum. Debit minimum ini berguna dalam penentuan kedalaman minimum, untuk menentukan apakah saluran harus digelontor atau tidak. Persamaan untuk menghitung debit minimum adalah : Qmin = 0,2 p 1,2 qr (l/dt) (1 < p < 1000) Keterangan : Qmin = Debit minimum (L/detik) qr = Debit rata-rata air buangan (l/detik/ribuan jiwa) P =Jumlah penduduk (dalam ribuan jiwa)
DEBIT MAKSIMUM ( QMAX ) Debit hari maksimum adalah debit air buangan pada keadaan pemakaian air maksimum. Besar debit hari maksimum merupakan perkalian faktor peak dengan debit air buangan rata-rata. Harga faktor peak bervariasi tergantung jumlah penduduk kota yang dilayani, dan dirumuskan sebagai berikut: Fp= 18 + 0,5 4+ 0,5
Sedangkan debit maksimum dirumuskan sebagai : Qmd = fp . Qr ab Dimana : Qmd : debit hari maksimum ( l/det ) fp : faktor peak Qr ab : debit air buangan rata-rata ( l/det ) p : jumlah penduduk dalam ribuan ( jiwa )