B. Proses Flokulasi
1. Pengadukan secara mekanik (Mechanical Mixing Systems)
Pengadukan secara mekanik akan menghasilkan hasil flok yang kecil namun
kuat secara fisik. Pengadukan mekanik menggunakan alat pengaduk berupa impeller
yang digerakan menggunakan motor bertenaga listrik. Dalam pengadukan akan terjadi
tubrukan antar partikel sehingga partikel bergabung benjadi satu yang kemudian disebut
partikel flokulen yang selanjutnya akan diolah dalam koagulasi.
2. Menggunakan baffled (Baffeld Channel System)
Pengadukan menggunakan baffle :
1. Aliran horizontal :
Flokulasi dengan aliran horizontal terdiri dari beberapa buffle yang
diletakkan disekitar ujung dan diberi jarak untuk memungkinkan pembersihan.
Buffle dibentuk seperti sekat berupa belokan dengan arah aliran horizontal agar
partikel akan membentuk flok dengan bantuan energy potensial . Jenis flokulasi
ini sangat cocok untuk pengolahan yang skalanya kecil, karena lebih mudah
untuk menguras dan membersihkan.
2. Aliran Vertikal
Flokulasi dengan aliran vertikal terdiri dari beberapa buffle yang
diletakkan berjejer diberi jarak antara permukaan air dan tepi baffle, bagian
bawah berupa cekungan dan bagian bawah baffle. Partikel akan melewati
belokan dengan aliran air vertical. Jenis flokulasi ini sangat cocok untuk
pengolahan yang sedang dang besar.
C. Kriteria Desain
Proses Flokulasi dapat menggunakan flokulator mekanik atau baffle. Unit-unit ini akan
mereduksi hubungan arus pendek dan menginduksi benturan serta penggumpalan partikel.
Kategori khusus dari system pencampuran sebagai berikut :
a. Pencampuran Mekanik
- Sumbu vertical dengan turbin atau propeller tipe bilah.
- Pedal dengan sumbu vertical atau horizontal
- Unit-unit paten diantaranya Walking Beam, Flocsilator, dan NU-treat
b. Baffled Channel Basins
- Saluran dengan baffle horizontal
- Saluran dengan baffle horizontal
c. Reactor Clarifier Proprietary System
d. Contact Flocculation (Gravel Packed Filter)
e. Diffused Air or Water Jet Agitation
Desain tangki flokulasi hanya didasarkan pada dua kriteria : waktu detensi dan tingkat
energi pencampuran. Tingkat energi adalah nilai G atau gradien kecepatan.
Tabel -1 : Kriteria Desain Unit Flokulasi
D. Perhitungan desain :
I. Data perencanaan :
Laju aliran / Debit = 1 m3/s = 23 mgd (maksimum per hari)
Waktu detensi = 25 menit (per 1 m3/s)
Jumlah tangki = 2 tangki
Tahap flokulasi (stage) = 3 tahap (stage)
Energi yang masuk = G = 70 s-1 (stage 1)
G = 34 s-1 (stage 2)
G = 20 s-1 (stage 3)
Tipe saluran (channel) = Around-the-end type
Suhu air minimum = 10oC
II. Tentukan :
a) Ukuran tangki dan jumlah saluran.
b) Ukuran saluran dan rencana Baffles.
c) Headloss dan bukaan tiap baffle.
III. Perhitungan :
a) Total volume yang dibutuhkan (1 x 60) x 25 = 1500 m3. Karena direncanakan 2 tangki,
maka volume tiap tangki yaitu 750 m3. Diasumsikan kedalaman air rata-rata yaitu 2 m,
dan terpasang 6 saluran (lebar 2.2 m) tiap tangki. Maka, Panjang tiap saluran yaitu :
!"# %&
[().) + , - ./012/3) , ) +]
= 28.4 m » 28.5 m
b) Gambar 3.2.4-10, menjelaskan semua infromasi yang diperlukan untuk desain: ukuran
saluran dan rencana baffles / penyekat.
c) Stage 1 saluran flokulasi memerlukan energi G = 70 s-1 pada 0.5 m3/s tiap tangki. Oleh
karena itu, headloss di saluran stage 1 yaitu :
h1 = G2v V/gQ
= [(70 s-1)2 (1.3 x 10-6) x 250 m3] / (9.81 m/s2 x 0.5 m3/s)
= 0.325 m
Stage 2 saluran flokulasi memerlukan energi G = 35 s-1 pada 0.5 m3/s. Oleh karena itu :
h2 = G2v V/gQ
= [(35 s-1)2 (1.3 x 10-6) x 250 m3] / (9.81 m/s2 x 0.5 m3/s)
= 0.081 m
Stage 3 saluran flokulasi memerlukan energi G = 20 s-1 pada 0.5 m3/s. Oleh karena itu :
h3 = G2v V/gQ
= [(20 s-1)2 (1.3 x 10-6) x 250 m3] / (9.81 m/s2 x 0.5 m3/s)
= 0.027 m
Total headloss yang melintas tiap tangki yaitu :
htotal = h1 + h2 + h3
= 0.325 m + 0.081 m + 0.027 m
= 0.433 m
Dimensi bukaan tiap baffle pada saluran stage 1 dapat dihitung dari headloss yang
diperlukan tiap belokan. Ini khusus contoh yang menggunakan total 20 belokan, sehingga
menghasilkan headloss 0.325 m (headloss 0.0163 m tiap belokan). Headloss per
belokannya dapat dihitung sebagai :
h = K (v2/2g)
dimana, K = 1.5 karena kecepatan aliran rata-rata tiap saluran adalah hanya 0.114 m/s dan
aliran masuk secara tangensial ke ruang berikutnya; aliran masuk sedemikian rupa
sehingga pola aliran helicoidal adalah mengembangkan dan memperjelas 180o aliran
tersumbat yang tidak berkembang. Kecepatan yang diperlukan pada setiap celah di
saluran stage 1 adalah :
v1 = (2gh1 / 1.5)0.5
= (19.62 x 0.0163 m / 1.5)0.5
= 0.462 m/s
Lebar yang diperlukan untuk setiap celah pada saluran stage 1 dapat dihitung yaitu :
w1 = Q / vH
= 0.5 m3/s / 0.462 m/s x 2 m
= 0.54 m
Pada flokulasi stage 2, ada total 16 belokan dan total headloss melintasi stage adalah
0.081 m, jadi :
v2 = 0.258 m/s
dan lebar tiap celah yaitu w2 = 0.97 m. Flokulasi stage 3 terdapat 12 baffles dan harus
menghasilkan total headloss 0.027 m (0.00223 m pada tiap baffle). Karena itu, v3 = 0.17
m/s dan lebar celah harus 1.47 m. Tabel berikut merangkum karakteristik proses flokulasi
saluran baffle :
1 m3/s ( max. day) 0.667 m3/s (ave. day)
Stage Stage Stage Stage Stage Stage
1 2 3 1 2 3
Ukuran celah (m) 0.54 0.97 1.47 0.54 0.97 1.47
Kecepatan aliran pada
0.47 0.26 0.17 0.31 0.17 0.11
celah (m/s)
Headloss (m) tiap 0.001
0.0051 0.0022 0.0073 0.0023 0.001
celah 63
Jumlah celah per
20 16 12 20 16 12
stage
Energi per stage (s-1) 70 35 20 38 19 11
Headloss (m)
0.43 0.19
melewati proses
Note : desain yang disajikan dalam contoh diatas didasarkan pada asumsi efesiensi 100%.
Desain yang sebenarnya harus memungkinkan efisiensi 80%. Karena itu stage 2 dan 3
harus memiliki 10 belokan per saluran, bukan 8 dan 6 seperti yang ditunjukkan. Total
belokan seluruh tangki menjadi 60 bukan 48 seperti yang ditunjukkan.