17
PENGANTAR KULIAH SPAM
A=Q/V
dimana :
A = luas permukaan SPL (m2)
Q = Kapsitas pengolaha (m3/jam)
V = Kecepatan aliran penyaringan (m/jam)
Tampak Atas
Inlet
90 – 120 cm
18
PENGANTAR KULIAH SPAM
Koagulasi :
Koagulasi adalah proses pencampuran bahan koagulan ke air
baku dan diaduk dengan tenaga yang besar dan kecepatan yang
tinggi. Tujuan dari proses koagulasi ini adalah agar bahan
kogulan dapat teraduk di air baku dengan cepat dan merata
Flokulasi :
Flokulasi adalah proses pembentukan flok dari partikel
kekeruhan berkumpul dan mengelompok dengan bantuan bahan
koagulan. Proses flokulasi dilakukan dengan cara pengandukan
yang lambat.
Sedimentasi :
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel dengan butiran
besar yang berasal dari pembentukan flok melalui proses
koagulasi dan flokulasi sebelumnya.
Filtrasi :
Filtrasi adalalah proses penyaringan sisa mikro flok yang tidak
terendapkan pada proses sedimentasi. Unit filtrasi menggunakan
sistim Saringan Pasir Cepat
19
PENGANTAR KULIAH SPAM
+
+
+ +
Colloid bermuatan
ion negatif
+
Pemberian ion positif
yang berasal dari bahan
koagulan
+
+ Membentuk Flock
+ +
+ +
Mengendap
Bahan koagulan :
Bahan koagulan yang dapat memberikan donor ion positif yang
biasa digunakan adalah :
- Aluminum Sulfate Al2(SO4)3, menghasilkan ion Al+3
- Ferric Sulfate Fe2(SO4)3, menghasilkan ion Fe+3
- PAC, Poli Aluminum Cloride menghasilkan ion positip
Aluminum yang lebih banyak
Design Kriteria :
Koagulasi :
- G (Gradient velocity) = 500 - 1000 per detik
- Td (waktu tinggal) = 120 – 600 detik
G x Td = 104 - 105
Flokulasi :
- G (Gradient velocity) = 20 – 100 per detik
20
PENGANTAR KULIAH SPAM
Bak Pengendap
Inlet
Saringan Pasir Cepat
Plate Settler
Koagulasi
Pipa Inlet
Flokulasi
Potongan Memanjang
Gambar 2.2 : Instalasi Pengolahan Air Konvensional
21
PENGANTAR KULIAH SPAM
Motor
Pengaduk
Outlet
Outlet
Inlet
Inlet
Baling-baling
Sludge Blangket
Aselator
1. PEMAHAMAN
Grit Chamber adalah bagian dari unit pengolahan air yang berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel besar dan pasir yang terbawa oleh aliran
air dari unit pengambilan sumber air baku (air permukaan) menuju unit
pengolahan. Penggunaan Grit chamber yang ditempatkan sebelum instalasi
pengolahan air ini ditujukan untuk mengurangi beban kekeruhan dari air
baku sehingga proses pengolahan dapat menjadi lebih efisien. Jenis aliran
pengendapan pada grit chamber adalah horizontal
DIAMETER JENIS
KECEPATAN ENDAP BERAT JENIS
PARTIKEL PARTIKEL
22
PENGANTAR KULIAH SPAM
Grit chamber ditujukan untuk menagkap partikel besar dan pasir yang
memiliki diameter antara 0,08 – 0,3 mm dengan kecepatan endap sekitar
21,6 – 115,2 m/jam.
3. KRITERIA DESIGN
Design criteria yang digunakan untuk merencanakan grit chamber adalah
sebagai berikut :
L=K( H)V
U
Dimana :
L = Panjang bak
H = Tinggi efektif bak
U = Kecepatan endap pasir (m/jam) (diameter pasir yang digunakan
antara 0,1 – 0,2 mm)
V = Kecepatan aliran air (m/jam)
K = Angka keamanan = 1,5 - 2
23
PENGANTAR KULIAH SPAM
DENAH L
H GRIT
SALURAN PENGURAS
LUMPUR
POTONGAN MEMANJANG
1. Pendahuluan
Kekeruhan yang terjadi pada air baku dari sumber air permukaan berasal
dari partikel yang disebut dengan “Colloid”. Colloid memiliki ukuran yang
sangat kecil yaitu sekitar 0,001 – 1 (mikron meter/ per seribu mm),
sehingga sulit mengendap. Agar colloid tersebut dapat mudah mengendap
maka perlu dilakukan pengelompokan diantara colloid tersedut sehingga
24
PENGANTAR KULIAH SPAM
Colloid biasanya bermuatan ion negatif, sehingga agar dapat saling tarik
menarik dengan colloid lainnya dibutuhkan pemberian ion positif. Dengan
pemberian ion positif dan dilakukan pengadukan maka sejumlah colloid
akan saling menempel dan membentuk flock
+
+
+
+
+ +
Colloid bermuatan
ion negatif
+
Pemberian ion positif
yang berasal dari bahan
koagulan
+
+ Membentuk Flock
+ +
+ +
Mengendap
Bahan koagulan :
Bahan koagulan yang dapat memberikan donor ion positif yang biasa
digunakan adalah :
Design Kriteria :
Koagulasi :
- G (Gradient velocity) = 500 - 1000 per detik
- Td (waktu tinggal) = 120 – 600 detik
G x Td = 104 - 105
Flokulasi :
- G (Gradient velocity) = 20 – 100 per detik
- Td (waktu tinggal) = 1200 – 2400 detik
25
PENGANTAR KULIAH SPAM
G x Td = 104 - 105
2. G Value
Proses pengelompokan dua atau lebih materi, misalkan colloid, di dalam air
akan dipengaruhi oleh faktor kecepatan (dv) dan jarak (dz) antara
partikelnya. Perbandingan antara kecepatan partikel dan jarak antara
partikel untuk bertemu dan mengelompok disebut gradien velocity atau
memiliki simbul G dengan satuan 1/dt
dv
dz
Rumus : G = P/ .C
Dimana :
P = Power = .g.H.Q
= Kerapatan air pada 26o C = 0,996 ton/m3
g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2
H = Kehilangan tekanan (m)
Q = Kapasitas aliran (m3/dt)
= Viscositas absolute, pada 26o C, = 0,8746 x 10-6 m2/dt
C = Volume air (m3)
3. Coagulation
4. Flocculation
26
PENGANTAR KULIAH SPAM
v2
Inlet
v1
Outlet
Pada baffel chanel dengan jenis aliran horizontal akan terjadi dua
macam aliran yaitu aliran lurus dengan kecepatan v1 (m/dt) dan aliran
berkelok dengan kecepatan v2 (m/dt) , dimana dari kedua jenis
kecepatan aliran tersebut masing-masing akan menghasilkan
kehilangan tekanan, sebagai berikut :
v1 v3
27
PENGANTAR KULIAH SPAM
h h = v2 /2g
Q = v. . A
v Dimana :
= Koef kontraksi
= 0,63
A = luas lubang
Contoh Soal :
Jawab :
28
PENGANTAR KULIAH SPAM
G= .g.h.Q / . C
Inlet
1
v2
2
Outlet H
3 6
4 A1
5 v1
29
PENGANTAR KULIAH SPAM
Atau a = A/ 2,598
Diagonal = 2a
2a
30
PENGANTAR KULIAH SPAM
v
rpm
Dimana :
Cd = Koefisien drag = 1,8
A = Luas daun baling-baling (m2)
v = Kecepatan relatif baling-baling terhadap aliran air (m/dt)
C = Volume air di bak flocculator
1. TEORI
31
PENGANTAR KULIAH SPAM
ZONA OUTLET
Vo =
Q/A
ZONA
PENGENDAPAN
V H q
o o
A ZONA
Q INLET
ZONA LUMPUR
qo = Q/n ; n = Jumlah
lubang
qo
JENIS PARTIKEL
Jenis partikel yang akan diendapkan pada bak pengendap dapat terdiri dari dua
macam jenis yaitu sebagai berikut :
32
PENGANTAR KULIAH SPAM
t0 t1 t2 t0 t1 t2
33
PENGANTAR KULIAH SPAM
T = 2 – 3 jam ; H = 2 – 4 m
Q
So = (m/jam)
A
S
Q = Kapasitas Aliran (m3/jam)
A = Luas Permukaan (m2)
H
So
S = So Partikel melayang
Divinisi : Aliran turbulen adalah yang memiliki alur aliran yang saling
berpotongan dengan arah yang tidak sama
34
PENGANTAR KULIAH SPAM
Divinisi :
- Aliran Laminer adalah aliran air yang memiliki alur yang sejajar
dengan arah yang sama
- Aliran Stabil adalah aliran air yang memilki alur yang sejajar dengan
arah yang sama disepanjang aliran
Bak pengendap yang memiliki aliran yang makin stabil akan mengasilkan
proses pengendapan dengan efisiensi yang makin besar
35
PENGANTAR KULIAH SPAM
Aliran short circuit dapat terjadi akibat dari adanya hembusan angin
atau aliran yang tidak merata di zona inlet atau zona outlet
Angin
Short Circuit
Short Circuit
Aliran di Inlet
tidak merata
36
PENGANTAR KULIAH SPAM
- Pada malam hari, suhu air yang berada di bak pengendap, akan
memiliki temperatur yang relatif lebih rendah dibandingkan pada siang
hari. Pada saat siang hari dimana permukaan air di bak pengendap
memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dibagian bawah
bak akibat sinar matahari, akan mengalami aliran arus air dari yang
bersuhu lebih hangat ke tempat yang bersuhu lebih dingin. Arus air
yang terjadi tersebut akan dapat membawa flocc dari dasar bak
menuju permukaan.
Sinar
Matahari
Suhu Hangat
Suhu Dingin
- Pada malam hari dimana air di bak pengendap memiliki suhu yang
dingin, maka jumlah oksigen terlarut (DO) di dalam air secara alami
akan lebih besar dibandingkan pada suhu yang lebih hangat. Pada
siang hari dimana air di bak pengendap menjadi lebih hangat akibat
terpengaruh sinar matahari, maka air akan mengeluarkan sejumlah
oksigen yang terlarut yang berbentuk gelembung udara. Gelembung-
gelembung udara yang terbentuk akibat air melepaskan sejumlah
kandungan oksigen yang terlarut akan dapat membawa flocc-flocc
yang akan mengendap ke permukaan bak.
Sinar
Matahari
Gelembung
udara
37
PENGANTAR KULIAH SPAM
38
PENGANTAR KULIAH SPAM
PLAT PENGENDAP
Plat pengendap dapat digunakan untuk memperbesar luas permukaan
bak pengendap, yang berarti memperkecil beban permukaan yang
digunakan oleh bak pengendap. Plat pengendap terdiri dari plat-plat tipis
yang disusun membentuk sudut tertentu, berjarak W tertentu, dengan
ketebalan plat t tertentu, dan memiliki ketinggian tegak H tertentu.
Perhitungan plat pengendap mengikuti diagram dibawah ini :
C D
V
o
H
S
t o’
W
A
q
B
Apabila So merupakan beban permukaan bak pengendap tanpa plat
pengendap, sedangkan So’ merupakan beban permukaan bak pengendap
dengan plat pengendap
Dengan menggunakan diagram plat pengendap yang digambarkan diatas,
maka akan dihasilkan rumus sebagai berikut :
- Untuk sudut kemiringan plat > 50o ; So’ = So (W + t)/ (H Cos +
W)
- Untuk sudut kemiringan plat < 50o ; So’ = So (W + t)/ (H Cos - W)
- Untuk sudut kemiringan plat = 50o ; So’ = So (W + t)/ (H Cos -
W/2)
Dimana :
- So = Beban permukaan bak pengendap tanpa plat pengendap
(m/jam)
- So’ = Kecepatan endap partikel dengan menggunakan plat pengendap
(m/jam)
- W = jarak antara plat pengendap (m)
- t = Tebal plat pengendap (m)
- H = Tinggi tegak plat pengendap (m)
39
PENGANTAR KULIAH SPAM
Contoh :
Misalkan digunakan nilai-nilai :
- Beban permukaan tanpa plat pengendap So = 3 m/jam ; W = 0,05
m ; t = 0,001 ; H = 1 m ; = 60o
- Maka beban permukaan setelah menggunakan plat pengendap So’ =
3 (0,05 + 0,001) / (1 x Cos 60o + 0,05) = 0,27 m/jam. Besar beban
permukaan dengan plat pengendap ini harus lebih kecil dari kecepatan
endap partikel Vo
2. CONTOH PERHITUNGAN :
Bak pengendap dengan aliran vertikal
A. Zona Pengendap :
Misalkan akan dihitung unit bak pengendap untuk kapasitas Q = 20 l/d
= 72 m3/jam
- Panjang Bak Pengendap = 4 m
- Lebar bak pengendap = 4,5 m
- Luas permukaan bak = 18 m2
- Beban permukaan So = Q/A = 72/18 = 4 m/jam
Digunakan Plat Settler dengan spesifikasi sbb :
- Jarak antar plat W = 5 cm = 0,05 m
- Tebal plat t = 1 mm = 0,001 m
- Tinggi tegak plat H = 1 m
- Sudut miring plat = 60o
40
PENGANTAR KULIAH SPAM
C. Zona Inlet
Zona inlet menggunakan pipa header. Aliran air dari pipa inlet harus dapat
menghasilkan G < 10 1/dt
Hazen William : H = 0,54 (Q x L0,54/(0,278 x 120 x D2,63)
Apabila digunakan pipa dengan diameter D = 0,6 m, panjang pipa L = 4,5
m, maka H = 0,0051 m dan
Volume pipa C = ¼ x x D2 x 4,5 = 1,27 m3
G2 = H.Q/( .C) = 0,0051 x 0,02/(0,89 x 10-6 x 1,27) = 91,465
G = 9,56 1/dt , < 10 1/dt
q q q
Q
q = Q/n
n = Jumlah lubang
D. Zona Outlet
41
PENGANTAR KULIAH SPAM
3. CARA PENGOPERASIAN
1. CARA PERAWATAN
42
PENGANTAR KULIAH SPAM
perlu dilakukan agar ketinggian air yang maksimum yang ada dapat
digunakan secara cepat untuk mendapatkan tenaga penguras yang
maksimum
- Proses pengurasan lumpur dapat dikatakan telah cukup apabila air
yang keluar dari bak pengendap telah terlihat jernih
- Pada saat pengurasan lumpur dilakukan, sebaiknya plat pengendap
juga dibersihkan dari lumpur yang tersisa dengan cara
menyemprotkan air bersih pada sela-sela plat pengendap dengan
menggunakan pompa dengan tekanan yang cukup besar
1. TEORI
Penyaringan air menggunakan media pasir merupakan salah satu jenis
proses penjernihan yaitu dengan mengalirkan air melalui sela-sela
porousnya. Partikel halus yang menjadi penyebab kekeruhan pada air,
apabila memiliki diameter lebih besar dari rongga porous media pasir akan
tertahan.l
Penyaringan air menggunakan media pasir memiliki mekanisme sebagai
berikut :
a) Mechanical Straining
COLLOID
b) Pengendapan
43
PENGANTAR KULIAH SPAM
KOTORAN
PASIR
c) Adsorbtion
d) Kimiawi
Proses kimiawi juga dapat terjadi didalam media penyaring pada saat
menyaring air yang memiliki kandungan bahan anorganik maupun
organik yang akan bereaksi dengan oksigen yang terbawa oleh arus
air :
Bahan Anorganik :
2 Mn++ + O2 + 4 HCO3- 2 MnO2+ 2 H2O + 4 CO2
Bahan Organik :
e) Biologis
Proses biologis mikroorganisme akan berlangsung pada proses
penyaringan dengan media pasir terutama apabila pada air baku
banyak mengandung zat organik. Proses biologis ini biasanya terjadi
pada Saringan Pasir lambat
44
PENGANTAR KULIAH SPAM
45
PENGANTAR KULIAH SPAM
%
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,2 2,4
diameter
Kehilangan Tekanan
Pada saat air mengalir melalui media pasir maka akan terjadi kehilangan
tekanan. Kehilangan tekanan di dalam media saringan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Carman-Kozeny sebagai berikut :
H = 180 x (1 – Po)2 x Vo x L
g d.eff2
Dimana : Po
3
= Viskositas kinematik = (1,011) 10-6 m2/dt
g = grafitasi = 9,81 m/dt2
p = porositas pasir = 40% = 0,4
46
PENGANTAR KULIAH SPAM
Saringan pasir secara umum terdiri dari dua jenis yaitu Saringan Pasir
Cepat dan Saringan Pasir Lambat. Saringan pasir cepat memiliki media
penyaring dengan diameter yang besar dan kecepatan aliran filtrasi yang
besar. Sedangkan Saringan Pasir lambat memiliki media penyaring yang
menggunakan diameter yang kecil dengan kecepatan aliran filtrasi yang
kecil. Saringan Pasir Cepat digunakan untuk menyaring materi yang
besar seperti Flocc. Saringan pasir lambat dapat menyaring materi yang
sangat kecil seperti virus. Penggunaan SPC harus didahului oleh proses
flokulasi untuk membentuk flocc, sedangkan pada PSL dapat langsung
menyaring air baku tanpa memerlukan proses pembentukan floc
47
PENGANTAR KULIAH SPAM
SAAT
PASIR KWARSA
FILTRASI SAAT
BACKWASHING
Design Kriteria :
Desing kriteria untuk Saringan Pasir Cepat sebagai berikut :
Kecepatan Filtrasi (Vf) : 7 – 12 m/jam
Media penyaring : Pasir Silika SiO2
Dia. Efektif Pasir (df) : 0,7 – 1,2 mm
Uniformity Coefisient (UC) : 1,5
Tebal Gravel : 20 – 30 cm
Cara pencucian media filter : Backwashing
48
PENGANTAR KULIAH SPAM
2. PERHITUNGAN
Unit saringan pasir cepat pada IPA yang terbuat dari Fiber Glass dengan
kapasitas 50 l/d berbentuk silinder dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Diameter luar bak = 9,8 m
- Diameter dalam bak = 8,5 m
- Luas bersih permukaan bak SPC, A = (0,25 x x 9,82) – (0,25 x x
8,52) = 18,67 m2
49
PENGANTAR KULIAH SPAM
= 0,56 m
3. CARA PENGOPERASIAN
Cara pengoperasian unit SPC sebagai berikut :
a. Pengoperasian Saat Proses Filtrasi :
- Pada saat proses filtrasi, seluruh Gate Valve backwash SPC (VF)
dalam keadaan tertutup
- Gate Valve hasil filtrasi (VO) menuju Reservoir dalam keadaan
terbuka penuh
b. Pengoperasian Saat Backwashing :
- Kegiatan backwashing perlu dilakukan apabila ketinggian air
diatas media filter sudah terlalu tinggi, atau telah keluar dari
saluran Over Flow
- Proses backwashing SPC menggunakan tenaga dari ketinggian
air yang maksimum di bak SPC
- Sebelum dilakukan backwashing pada salah satu unit SPC,
ketinggian air diatas media SPC harus dalam keadaan
maksimum dengan cara menutup penuh Gate Valve hasil filtrasi
(VO), hingga air keluar dari saluran Over Flow
- Setelah air keluar dari saluran Over Flow, maka salah satu dari
10 unit SPC dapat dilakukan backwashing dengan cara
membuka secara penuh Gate Valve backwash SPC (VF) dari SPC
yang akan dicuci, sementara VO tetap tertutup.
- Pada saat proses backwashing berlangsung, media pasir harus
dapat terekspansi sebesar 30%, atau memiliki ketinggian 18 cm
dari ketinggian media pasir semula
- Pada proses backwashing tidak diperkenankan adanya media
psir yang terbawa ke saluran pembuang
- Lama pencucian media pasir SPC dilakukan minimal dalam
waktu 10 menit, atau hingga air hasil cucian terlihat telah jernih.
- Setelah proses backwashing selesai, VO dibuka kembali dan VC
ditutup dengan rapat
4. CARA PERAWATAN
Car perawatan unit SPC sebagai berikut :
- Periksa apakah ketebalan media pasir masih seperti semula yaitu
60 cm. Periksa juga tidak ada keruntuhan di saluran Under Drain
oleh gravel sebagai pengganjal media pasir
- Apabila di saluran pembuangan air hasil baqckwashing banyak
terdapat pasir yang terbawa, periksalah keadaan media pasir yang
digunakan apakah telah terjadi permasalahan yang mengganggu
50
PENGANTAR KULIAH SPAM
- Pada saat proses filtrasi pastikan media filter tidak dalam keadaan
tersumbat (cloging)
- Seluruh Gate Valve backwashing (VF) harus dalam keadaan
tertutup rapat pada saat proses filtrasi, dan Gate Valve hasil filtrasi
(VO) dalam keadaan terbuka penuh
- Apabila ada Gate Valve yang bocor pada saat tertutup, hal tersebut
kemungkinan karena adanya gangguan dari kotoran yang
mengganjal Gate Valeve. Untuk mengatasinya lakukan kegiatan
buka tutup pada GV terkait hingga kotoran dapat dihilangkan, dan
Gate Valve dapat ditutup dengan rapat
- Pada saat setelah proses backwashing selesai dan permukaan
media pasir telihat, periksa apakah ada kotoran yang masih
tertinggal diatasnya. Apabila terdapat kotoran segera disingkirkan
sebelum SPC dioperasikan kembali
- Apabila nilai ekspansi media pasir pada saat proses backwashing
tidak lagi dapat mencapai 30% (atau ketinggian media pasir lebih
tinggi 18 cm dari ketinggian semula) maka dimungkinkan kotoran
sudah merekat dengan pasirnya. Apabila ini terjadi, lakukan
pengangkatan seluruh media pasir dan dicuci secara manual, atau
diganti dengan pasir baru yang memiliki spesifikasi yang memenuhi
ketentuan yang ditetapkan.
1. Pendahuluan
Sludge blanket atau selimut lumpur merupakan suatu lapisan lumpur flocc
yang mengambang di air yang akan bersifat seperti filter pada aliran air
yang diolah. Tujuan penggunaan selimut lumpur ini adalah untuk
memperbesar flocc yang terbentuk, yaitu dapat menangkap flocc yang
sangat kecil/ mikro yang akan menempel pada yang lebih besar, sehingga
memberikan efek hasil air olahan menjadi lebih jernih. Mengambangnya
selimut lumpur didalam bak flocculasi dikarenakan kecepatan endap flocc
sama dengan kecepatan aliran air, dimana arah aliran air adalah vertikal
dari bawah ke atas
Inlet
51
PENGANTAR KULIAH SPAM
Outlet
Selimut
Makro dan Lumpur
Mikro Flocc
dimana :
52
PENGANTAR KULIAH SPAM
Zona
Pengendapan
Q
Zona
Flocculasi
H
60 cm
Titik Apex
H2 = g / )( s – 1 )( 1 – f) Q – 0,187
1,822 G2
1. PENDAHULUAN
Pengolahan air minum (IPA) yang menggunakan sumber air baku dari air
permukaan akan menghasilkan Lumpur yang cukup banyak. Hasil
produksi Lumpur dari IPA tersebut dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Selama ini produksi
Lumpur dari IPA biasanya dibuang ke saluran sungai sehingga
menyebabkan pencemaran yang akan dapat merusak lingkungan. Untuk
menjaga agar produksi lumpur dari Intalasi Pengolahan Air tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan maka pemerintah mengeluarkan
ketentuan bahwa seluruh IPA harus dilengkapi dengan unit penanganan
Lumpur produksi IPA yaitu unit pengering Lumpur/ Sludge Drying Bed
53
PENGANTAR KULIAH SPAM
2. FUNGSI
3. DESIGN KRITERIA
Unit Sludge Drying Bed harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut
:
4. CARA PENGOPERASIAN
54
PENGANTAR KULIAH SPAM
LAPISAN GRAVEL 20 CM
UNDER DRAIN
55
PENGANTAR KULIAH SPAM
1. TUJUAN AERASI
Sistim aerasi banyak digunakan pada berbagai proses pengolahan air, baik
pengolahan air bersih maupun pengolahan air limbah. Proses aerasi adalah
suatu proses fisik pertemuan antara gas dan air. Tujuan dari proses aerasi
adalah untuk:
1.1. Menghilangkan kandungan gas tertentu dari dalam badan air,
56
PENGANTAR KULIAH SPAM
57
PENGANTAR KULIAH SPAM
2. GAS TRANSFER
Proses aerasi pada dasarnya merupakan peristiwa gas transfer yaitu
perpindahan molekul gas dari phase gas ke phase cairan, atau sebaliknya.
Perpindahan gas dari phase gas ke phase cairan disebut absorption
(penyerapan), sedangkan perpindahan gas dari phase cairan ke phase gas
disebut precipitation (penguapan). Dengan demikian, keberhasilan proses
aerasi akan tergantung pada besarnya nilai gas transfer yang terjadi yang
dipengaruhi oleh bebrapa factor yaitu koefisien gas transfer (k), besarnya
konsentrasi gas (c), dan besarnya tekanan udara (p). Koefisien gas transfer
pada dasarnya merupakan fungsi dari viskositas kinematis yang besarnya
akan dipengaruhi oleh besarnya ketebalan lapisan tipis (film) yang
terbentuk pada wilayah pertemuan antara phase gas dan phase cairan,
sebagaimana yang digambarkan pada diagram dibawah ini :
Pg
Pi Phase cairan
Phase gas
Pertemuan
(interface)
Tekanan udara/
konsentrasi gas
ci
Lapisan cl
film gas Lapisan
Film cairan
58
PENGANTAR KULIAH SPAM
Dari uraian diatas maka besarnya jumlah gas transfer persatuan luas
permukaan dan persatuan waktu secara umum dapat dituliskan sebagai berikut
:
dimana :
dW/(A dt) = jumlah beratnya gas yang mengalir yang melalui satuan luas
tertentu dan untuk waktu tertentu
kd(g) = Koefisien diffusion pada phase gas
k d(l) = Koefisien gas transfer pada phase liquid/ cair
pg , pi = Tekanan udara pada phase gas dan phase interface
ci , cl = Konsentrasi gas pada phase interface dan phase liquid/ cair
Nilai koefisian gas transfer (k) akan dipengaruhi oleh ketebalan lapisan film,
makin tebal lapisan film makin kecil nilai k. Untuk mengecilkan ketebalan
lapisan film sekaligus memperbesar nilai koefisien gas transfer dapat dilakukan
dengan cara pengadukan atau menciptakan aliran turbulen, makin besar nilai
pengadukan (RPM) makin tipis ketebalan lapisan film . Dari hasil percobaan
memberikan data sebagai berikut :
59
PENGANTAR KULIAH SPAM
Dimana :
P = Power/ tenaga (Kilo Watt)
C = Volume air
G = Gradien velocity = VP/µC
µ = viskositas absolut
Dimana :
Cd = Koefisien gesekan
ρ = Density air
A = Luas daun baling-baling
v = Kecepatan relative daun baling-baling = 2π(1 – k) r n/60
π = phi = 22/7
k = rasio antara kecepatan aliran cairan dengan kecepatan baling-baling
r = panjang radius relatif baling-baling dengan shaft
n = nilai putaran, RPM
60
PENGANTAR KULIAH SPAM
Contoh hitungan :
Shaft
a. Gravity Aerator
Sistim aerasi dengan cara menerjunkan air secara gravitasi adalah untuk
beberapa tujuan yaitu menciptakan luas permukaan air yang terekspose
ke udara bebas lebih besar, membawa oksigen yang ditangkap ke badan
air yang ada dibawahnya dan terjadinya benturan baik antara air
maupun dengan lantai dibawahnya.. Adanya benturan air akan
menciptakan aliran turbulensi yang akan membantu memperbesar nilai
koefisien gas transfer untuk membuat proses aerasi menjadi lebih baik.
Salah satu jenis aerator ini dinamakan Cascades, yaitu terjunan air yang
menggunakan beberapa ambang pelimpah yang disusun bertingkat .
Contoh yang lain adalah dengan menjatuhkan butiran-butiran air
(droplet) dengan ketinggian tertentu. Aerasi sistim doplet yang
dijatuhkan dan dialirkan pada media berbutir seperti koral dan pasir
akan memberikan nilai koefisien gas transfer menjadi lebih tinggi,
karena akan tercipta aliran turbulen. Oleh karena itu, sistim aerasi
dengan cara mengucurkan air melalui lubang-lubang kecil ke media filter
berupa pasir akan mendapatkan hasil yang terbaik. Sistim filter yang
digunakan pada cara ini haruslah berupa sistim dry filter (filter kering),
yaitu media filter yang tidak digenangi oleh air
61
PENGANTAR KULIAH SPAM
Media Pasir
b. Spray Aerator
Aerasi atau proses penambahan atau pengurangan gas didalam badan
air dapat dilakukan dengan cara pembentukan butiran air (droplet).
Pembentukan butiran air dapat dilakukan dengan cara disemprotkan
dengan menggunakan sprayer sehingga dapat membentuk butiran-
butiran air yang sangat halus. Pembentukan butiran-butiran kecil dari
air dimaksudkan untuk memperluas permukaan air. Semakin kecil
butiran air yang diciptakan, semakin besar luas permukaan air yang ada,
dan semakin besar jumlah oksigen yang dapat ditangkap oleh air dari
udara bebas disekelilingnya. Sistim aerator dengan menggunakan spray
ini biasanya menghasilkan proses menangkap oksigen yang lebih baik
dari sistim aerator gravitasi. Kelemahan dari sitim aerasi yang
menggunakan spray adalah menggunakan nozel memiliki lubang-lubang
yang sangat kecil yang dapat mudah tersumbat oleh kotoran
Spray Aerator
62
PENGANTAR KULIAH SPAM
Gelembung
udara
d. Mechanical Aerator
Aerator mekanikal adalah proses aerasi dengan menggunakan baling-
baling yang digerakan oleh motor untuk alat pengaduk air. Tujuan dari
pengadukan air adalah untuk menangkap air yang ada dipermukaan air
dan memasukkannya ke dalam badan air, sekaligus menciptakan aliran
turbulensi yang akan membantu proses aerasi menjadi lebih baik.
Mechanical Aerator
b) Tentukan jumlah tetesan bahan kimia dari pompa dosing dengan cara
sebagai berikut :
Kebutuhan pembubuhan/ dosing = 500 ml/ detik
63
PENGANTAR KULIAH SPAM
64