Anda di halaman 1dari 67

ANALISIS

ANALISIS DAN DAN PEMODELAN


PEMODELAN MANAJEMEN
MANAJEMEN WAKTU
WAKTU DENGAN
METODE
METODE PEMBAGIAN
PEMBAGIAN ZONA
ZONA PEKERJAAN
PEKERJAAN STRUKTUR
STRUKTUR
GEDUNG SKPD 1 TANGERANG SELATAN
GEDUNG SKPD 1 TANGERANG SELATAN

MUHAMMAD NOFAL

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis dan


Pemodelan Manajemen Waktu dengan Metode Pembagian Zona Pekerjaan
Struktur Gedung SKPD 1 Tangerang Selatan adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2016

Muhammad Nofal
NIM F44120030
ABSTRAK

MUHAMMAD NOFAL. Analisis dan Pemodelan Manajemen Waktu dengan


Metode Pembagian Zona Pekerjaan Struktur Gedung SKPD 1 Tangerang Selatan.
Dibimbing oleh MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.

Metode penjadwalan dan pelaksanaan konstruksi merupakan bagian dari


penerapan manajemen waktu dalam sebuah proyek. Proyek gedung Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) 1 Tangerang Selatan merupakan proyek yang
menerapkan metode pembagian zona (zoning) dalam manajemen waktu pekerjaan
struktur gedung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan memodelkan
perbandingan manajemen waktu pekerjaan struktur dengan dan tanpa pembagian
zona dan memberikan rekomendasi tindakan perbaikan dalam peningkatan
efektivitas waktu pekerjaan struktur di proyek gedung SKPD 1 Tangerang
Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis dan pemodelan manajemen
waktu dengan metode zoning mengurangi terjadinya pekerjaan kritis dan durasi
penyelesaian pekerjaan struktur sehingga kemajuan penyelesaian pekerjaan lebih
cepat. Total durasi pekerjaan struktur tanpa zoning selama 109 hari, sedangkan
dengan zoning selama 87 hari. Percepatan pekerjaan dilakukan untuk mengatasi
keterlambatan realisasi pekerjaan. Percepatan pekerjaan pembesian plat dan balok
mengurangi durasi pekerjaan struktur menjadi 80 hari tanpa penambahan
pekerjaan kritis yang signifikan.
Kata kunci: manajemen waktu, pekerjaan struktur, pemodelan, zoning

ABSTRACT

MUHAMMAD NOFAL. Time Management Analysis and Modeling Using


Zoning Method of SKPD 1 South Tangerang Building Structural Work.
Supervised by MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.

The scheduling and execution of the construction work are part of the application
of time management in a project. The project of Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) 1 South Tangerang building is a project that implements the methods of
zone division (zoning) in time management of building structural work. The
purpose of this study were to analyze and develop model comparison of time
management of structural work with and without zoning system and provide
recommendations for corrective actions in increasing time effectiveness of
structural work of SKPD 1 South Tangerang building project. The results showed
that time management analysis and modeling using zoning method decreased
critical work and duration of the structural work so the progress of work
completion was faster. The total duration of the structural work without zoning
was 109 days, while with zoning was 87 days. The acceleration of work was
conducted to overcome delays in the realization of the work. The acceleration on
the plate and beam reinforcement work reduced duration of the structural work
became 80 days without any significant addition of critical work.
Keywords: modeling, structural work, time management, zoning.
ANALISIS DAN PEMODELAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN
METODE PEMBAGIAN ZONA PEKERJAAN STRUKTUR
GEDUNG SKPD 1 TANGERANG SELATAN

MUHAMMAD NOFAL

MUHAMMAD NOFAL

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan
karunia dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis dan Pemodelan
Manajemen Waktu dengan Metode Pembagian Zona Pekerjaan Struktur Gedung
SKPD 1 Tangerang Selatan” ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
Disadari keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak lepas
dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc selaku pembimbing atas segala
bantuan serta waktu yang telah diberikan selama penulis mengikuti
pendidikan dan penyusunan skripsi.
2. Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng, dan Dr. Ir. M. Yanuar Jarwadi
Purwanto, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan
dalam penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA selaku Ketua Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan atas masukan dan waktu yang diberikan untuk
penyempurnaan penyusunan skripsi.
4. Kedua orang tua dan kakak, papah Syamsudin Yahya dan mamah
Junainah, Kak Syifaur Rahmah serta seluruh keluarga besar atas doa,
dukungan, dan motivasi yang diberikan.
5. PT Brantas Abipraya (Persero), khususnya Bapak Chandra, Bapak Rafdi,
Ibu Erma, dan tim proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan atas
bantuannya telah menyediakan informasi dan data penelitian untuk
penyusunan skripsi.
6. Tubagus Verry S.A atas segala bantuannya dalam sharing ilmu
pemodelan selama penyusunan skripsi.
7. M. Gilang Nugraha, Siti Rahmatika, Larasati S.W, dan Tubagus Verry
S.A sebagai rekan satu bimbingan atas bantuan dan kebersamaannya.
8. Kelompok BL SIL dan keluarga SIL 49 atas bantuan, semangat, dan
segala kebersamaannya.
Diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan,
khususnya di bidang teknik sipil.

Bogor, Oktober 2016

Muhammad Nofal
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Perumusan Masalah ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
Manajemen Waktu ......................................................................................... 2
Metode Pembagian Zona (Zoning) ................................................................ 5
Pemodelan...................................................................................................... 5
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 7
Waktu dan Tempat ......................................................................................... 7
Alat dan Bahan .............................................................................................. 7
Prosedur Penelitian ........................................................................................ 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 15
Gambaran Umum Proyek SKPD 1 Tangerang Selatan ............................... 15
Analisis Manajemen Waktu Menggunakan Microsoft Project 2013 .......... 15
Pemodelan Manajemen Waktu Menggunakan Tekla Structures 20.0 ........ 17
Rekomendasi Tindakan Perbaikan Manajemen Waktu ............................... 21
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 24
Simpulan ...................................................................................................... 26
Saran ............................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
LAMPIRAN 29
RIWAYAT HIDUP 58
DAFTAR TABEL

1 Koefisien AHSP Tahun 2013 untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan


besi polos atau ulir ............................................................................................ 14
2 Koefisien AHSP Tahun 2013 untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan
jaring kawat (wire mesh) .................................................................................. 15
3 Perbandingan durasi pekerjaan struktur antara tanpa pembagian zona dan
dengan pembagian zona ................................................................................... 17
4 Kinerja waktu pekerjaan persiapan dan struktur ............................................... 22
5 Data keterlambatan realisasi perencanaan pekerjaan struktur .......................... 23
6 Hasil perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembesian balok dengan besi polos atau ulir satu zona ................................... 24
7 Hasil perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembesian plat dengan jaring kawat (wire mesh) satu zona ............................ 24

DAFTAR GAMBAR

1 Sistem manajemen waktu proyek ....................................................................... 3


2 Contoh jaringan kerja .......................................................................................... 4
3 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek model Tekla Structure ................ 6
4 Lokasi penelitian gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ....................................... 7
5 Diagram alir penelitian ....................................................................................... 8
6 Halaman kerja Microsoft Project 2013 ............................................................... 9
7 Analisis jalur kritis pekerjaan ............................................................................. 9
8 Pembuatan grid ................................................................................................. 10
9 Kotak dialog properties .................................................................................... 11
10 Component Catalog ........................................................................................ 11
11 Pembuatan model komponen tangga .............................................................. 11
12 Pembuatan model komponen balok ................................................................ 12
13 Konfigurasi objek grup not started ................................................................. 13
14 Konfigurasi objek grup started ....................................................................... 13
15 Konfigurasi objek grup completed .................................................................. 13
16 Konfigurasi objek grup all .............................................................................. 13
17 Konfigurasi object representation .................................................................. 14
18 Model pondasi KSLL gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ............................ 18
19 Model kolom dan balok gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ........................ 18
20 Model plat gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ............................................. 19
21 Model tangga gedung SKPD 1 Tangerang Selatan......................................... 19
22 Pemodelan kinerja waktu tanggal 31 Maret 2015........................................... 20
23 Pemodelan kinerja waktu tanggal 16 April 2015............................................ 20
24 Pemodelan kinerja waktu tanggal 29 April 2015............................................ 21
25 Kurva S kontrak awal dan addendum ............................................................. 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ..................................................... 29


2 Perencanaan proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan: kurva S dan
penjadwalan ...................................................................................................... 30
3 Perubahan kontrak rencana (addendum) proyek gedung SKPD 1 Tangerang
Selatan: kurva S dan penjadwalan .................................................................... 31
4 Data perencanaan jadwal dan realisasi pekerjaan struktur gedung SKPD 1 .... 32
5 Shop drawing arsitektur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ......................... 33
6 Shop drawing struktur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan (contoh lantai 1) . 34
7 Penjadwalan pekerjaan struktur gedung SKPD 1 tanpa pembagian zona ........ 35
8 Hasil analisis manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 tanpa
pembagian zona ................................................................................................ 40
9 Penjadwalan pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan pembagian zona ..... 41
10 Hasil analisis manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1
dengan pembagian zona ................................................................................... 46
11 Pemodelan struktur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan dengan Tekla
Structures 20.0.................................................................................................. 48
12 Analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1
dengan percepatan ............................................................................................ 49
13 Hasil analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung
SKPD 1 dengan percepatan ............................................................................ 54
14 Perhitungan analisis kebutuhan pekerja untuk pembesian plat ...................... 56
15 Perhitungan analisis kebutuhan pekerja untuk pembesian balok .................... 57
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan sektor jasa konstruksi merupakan sektor yang mengalami


peningkatan sejak tahun 2007 hingga tahun 2013. Pada tahun 2007, 7.72% PDB
nasional merupakan kontribusi dari sektor jasa konstruksi. Pada tahun 2013,
kontribusi sektor jasa konstruksi naik menjadi 9.99% terhadap nilai PDB nasional
(Kemendag 2015). Peningkatan tersebut menunjukkan pesatnya pembangunan di
Indonesia. Hal tersebut menciptakan kompetisi antar pihak penyedia jasa
konstruksi (kontraktor) untuk meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proyek
pembangunan secara efektif dan efisien. Kepiawaian kontraktor dalam manajemen
proyek menentukan tercapainya tujuan dari suatu proyek pembangunan yaitu
keberhasilan yang memenuhi kriteria waktu, biaya, dan mutu.
Aspek waktu merupakan salah satu dari aspek dalam manajemen proyek.
Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang
direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat (Husen 2011). Oleh
sebab itu, diperlukan suatu manajemen waktu dalam menjalankan suatu proyek.
Metode pelaksanaan konstruksi merupakan bagian dari penerapan
manajemen waktu dalam sebuah proyek. Menurut Kraiem dan Dickman dalam
Messah et al. (2013), kesalahan atau ketidaktepatan dalam memilih metode
konstruksi, walaupun mungkin tidak sampai menimbulkan kegagalan
penyelesaian struktur, seringkali berdampak lebih lamanya waktu penyelesaian
yang diperlukan. Ada berbagai bentuk metode pelaksanaan konstruksi, salah
satunya yang sering dijumpai di lapangan adalah metode pembagian zona
(zoning). Proyek gedung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1 Tangerang
Selatan adalah salah satu contoh proyek yang menerapkan metode pembagian
zona dalam pekerjaan struktur gedung. Namun, berdasarkan data kemajuan
pekerjaan proyek masih ditemukan keterlambatan sehingga diperlukan analisis
untuk mengidentifikasi seberapa besar efektif pengaruh metode pembagian zona
dalam manajemen waktu pekerjaan struktur proyek tersebut.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan pada


objek dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana perbandingan manajemen waktu pekerjaan struktur dengan dan
tanpa pembagian zona di proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan.
2. Bagaimana pemodelan manajemen waktu dari pembagian zona pekerjaan
struktur di proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan.
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam menangani kekurangan
manajemen waktu dari metode pembagian zona di proyek gedung SKPD 1
Tangerang Selatan.
2

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Menganalisis perbandingan manajemen waktu pekerjaan struktur dengan dan
tanpa pembagian zona di proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan.
2. Memodelkan hasil analisis manajemen waktu dengan dan tanpa pembagian
zona pekerjaan struktur di proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan.
3. Memberikan rekomendasi tindakan perbaikan dalam peningkatan efektifitas
waktu pekerjaan struktur di proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi berbagai pihak seperti akademisi,
pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat umum. Beberapa manfaat dari hasil
penelitian ini antara lain:
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh penerapan metode pembagian zona
dalam pekerjaan struktur terhadap manajemen waktu.
2. Memberikan informasi terkait pemodelan pelaksanaan metode pembagian zona
pada pekerjaan struktur.
3. Sebagai informasi awal ataupun bahan perencanaan dalam upaya pengelolaan
manajemen waktu suatu proyek konstruksi.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini dideskripsikan secara singkat sebagai


berikut:
1. Penelitian dilakukan dibatasi hanya pada pekerjaan struktur di proyek gedung
SKPD 1 Tangerang Selatan yang menjadi lokasi penelitian.
2. Analisis yang dilakukan dititikberatkan pada analisis dan pemodelan
manajemen waktu dengan dan tanpa metode pembagian zona pekerjaan
struktur.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Waktu

Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya


satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Pada rangkaian
tersebut terdapat proses mengolah sumberdaya (5M man, money, machine,
material,dan method) proyek menjadi sesuatu yang bersifat fisik atau bangunan
(Reinaldi 2012). Sumberdaya proyek konstruksi tersebut dikelola dalam suatu
pengelolaan yang disebut manajemen proyek konstruksi. Suharto dalam Ismael
(2013) menyatakan bahwa manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan,
3

mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai


sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
Aspek waktu merupakan salah satu aspek dalam manajemen proyek
konstruksi. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja.
Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang
direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat (Husen 2011).
Adapun pengertian manajemen waktu proyek adalah proses merencanakan,
menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu
termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu
penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau
tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan
penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk
menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Sears
1991). Sistem dari aspek-aspek dalam manajemen waktu dijelaskan pada Gambar
1 (Clough dan Sears 1991).
Menentukan penjadwalan

Memperbaharui Mengukur dan membuat


penjadwalan proyek laporan kemajuan

Merencanakan penanganan Membandingkan


untuk mengatasi akibat kemajuan di lapangan
tersebut dengan penjadwalan

Menentukan akibat yang


ditimbulkan pada akhir

Gambar 1 Sistem manajemen waktu proyek

Gambar 1 menunjukkan bahwa dalam manajemen waktu diperlukan


perencanaan dan pengendalian yang baik sehingga tujuan proyek dapat berjalan
sesuai tujuan. Ada berbagai cara dan alat bantu dalam melakukan kegiatan
perencanaan dan pengendalian manajemen waktu proyek, dua diantaranya adalah
penjadwalan dan kurva S proyek serta mengidentifikasi jalur kritis pekerjaan.

Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang
berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan. Pada tahap
ini harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas yang
mudah ditangani secara bersamaan. Tujuan memecah lingkup aktivitas dan
menyusun urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun waktu
penyelesaian proyek (Clough dan Sears 1991). Adapun langkah-langkah dalam
menentukan penjadwalan proyek, yaitu:
4

1. Identifikasi aktivitas (Work Breakdown Structure)


2. Penyusunan urutan kegiatan
3. Perkiraan kurun waktu
4. Penyusunan jadwal

Jalur Kritis Pekerjaan


Pekerjaan kritis adalah pekerjaan yang pelaksanaannya rawan dan sangat
berpengaruh terhadap waktu selesai proyek (Irawan 2002). Pekerjaan-pekerjaan
yang kritis dalam suatu proyek dapat diidentifikasi dengan menyusun jaringan
kerja. Jaringan kerja merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang
akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berapa lama kurun waktu
penyelesaian proyek tercepat serta kegiatan mana yang bersifat kritis dan non
kritis (Ardani 2009). Contoh jaringan kerja ditampilkan pada Gambar 2
(Herroelen et al. 2002).

Gambar 2 Contoh jaringan kerja

Salah satu metode penyusunan jaringan kerja/kegiatan adalah Precedence


Diagram Method (PDM). Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk
klasifikasi Activity On Node (AON). Di sini kegiatan dituliskan dalam node yang
umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk
hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan (Soeharto 1999). Jalur
kritis dan float adalah konsep yang paling penting dari semua informasi dalam
penjadwalan proyek. Jalur kritis adalah rangkaian pekerjaan terpanjang pada
jadwal proyek, dan itu menentukan waktu tercepat dari sebuah proyek dapat
selesai. Waktu ini sering disebut sebagai durasi proyek tapi lebih umum diketahui
sebagai jalur kritis. Ada beberapa jenis float, yang lebih sederhana dan paling
penting adalah total float (TF) dan free float (FF). TF adalah waktu maksimum
yang dapat ditunda dari tanggal penyelesaian sebuah pekerjaan tanpa
mempengaruhi penyelesaian keseluruhan proyek. FF adalah jumlah waktu yang
dapat ditunda dari tanggal penyelesaian sebuah pekerjaan tanpa mempengaruhi
waktu mulai dari pekerjaan lainnya dalam proyek. Korelasi jalur kritis dan float
adalah setiap pekerjaan pada jalur kritis dikenal sebagai pekerjaan kritis.
Pekerjaan kritis mempunyai nilai TF nol. Ketika ada pekerjaan kritis tersebut yang
tertunda, maka itu menyebabkan keterlambatan pada tanggal penyelesaian proyek
(Nisar 2015). Dengan memfokuskan pada pekerjaan-pekerjaan paling kritis itu
proyek dapat dipastikan tepat waktu dan menjaga kecepatan dengan jadwal yang
ditetapkan (Stelth dan Le Roy 2009).
5

Jalur kritis menghasilkan perkiraan waktu penyelesaian proyek (Raz et al.


2003). Setidaknya lebih dari satu jalur kritis dapat terjadi dalam proyek, manajer
dan pembuat keputusan diharuskan untuk fokus dan memilih jalur kritis yang
memiliki potensi dampak paling besar terhadap keseluruhan proyek (Herroelen et
al. 2002).

Metode Pembagian Zona (Zoning)

Zona telah digunakan berbagai peneliti mengacu pada ruang atau kelompok
ruang, yang dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu untuk melayani operasi konstruksi
sebagai unit kerja (Elmahdi et al. 2011). Shaked dan Warszawski (1995)
mendefinisikan zona berdasarkan karakteristik (horisontal dan vertikal), sebutan
(basement, lobi, mekanik, kantor, poros lift, dll), dan lokasi. Thabet dan Beliveau
(1994) telah merintis bidang penelitian zona. Mereka menyarankan untuk
membagi lantai menjadi beberapa zona dan kemudian dipecah menjadi blok kerja.
Sumber daya (material, peralatan, buruh, dll) kemudian dapat dialokasikan untuk
blok ini.
Pembagian zona pekerjaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
ketersediaan sumber daya, schedule pelaksanaan struktur secara keseluruhan, alur
mobilitas site yang tersedia dan lain sebagainya (Mardal 2008). Dan juga
sebaliknya, pembagian zona pekerjaan akan mempengaruhi proses mobilisasi
material dan alat, schedule pekerjaan dan produktivitas pekerja (Werdhi dan
Indryani 2012).

Pemodelan

Pemodelan adalah rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan


suatu objek, sistem, konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Model yang akan dibuat dapat digolongkan menjadi pemodelan dua
dimensi (2D), pemodelan tiga dimensi (3D), dan pemodelan empat dimensi (4D)
(Hergunsel 2011). Pemodelan dua dimensi merupakan bentuk dari benda yang
memiliki panjang dan lebar. Penggambarannya hanya pada titik koordinat sumbu
x dan sumbu y (Nurrafidin 2014). Menurut Hergunsel (2011), penggambaran 3D
merupakan pengembangan lebih lanjut dari penggambaran 2D. Sebuah model tiga
dimensi dibuat dengan menggunakan sejumlah titik dalam ruang 3D, yang
dihubungkan dengan berbagai data geometris seperti garis, bidang datar, dan
permukaan melengkung yang menghasilkan bentuk tiga dimensi utuh menyerupai
objek yang dijadikan model.
Pemodelan 4D memberikan cara yang lebih cepat dan lebih efektif
menyampaikan informasi antar pihak proyek yang berkepentingan. Salah satu
informasi yang disampaikan adalah scheduling (jadwal pelaksanaan) konstruksi,
sehingga informasi bangunan akan dibangun hari demi hari dapat terlihat
(Nurrafidin 2014). Program aplikasi untuk pemodelan 4D diantaranya adalah
Tekla Structure dan Microsoft Project sebagai aplikasi penunjang untuk
menentukan jalur kritis proyek.
6

Tekla Structure
Tekla Corporation memiliki empat jenis perangkat lunak berdasarkan fungsi
pekerjaan yang dihadapi, diantaranya Tekla Structure untuk pekerjaan struktur,
Tekla XCity untuk arsitektur, Tekla XPipe untuk perpipaan, dan Tekla XCPower
untuk bagian elektrikal. Kelebihan-kelebihan Tekla Structure diantaranya yaitu
kualitas dan detailing gambar yang presisi, mengurangi kesalahan dalam fabrikasi
dan ereksi, gambar yang dihasilkan selalu up to date karena terintegrasi dengan
analisis perencanaan, dan mengurangi pekerjaan yang berulang. Kolaborasi pihak
yang terlibat dalam proyek model Tekla Structure ditampilkan pada Gambar 3
(Tekla dalam Gustriani 2015).
Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan mampu
mempersingkat proses pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi dan
manajemen konstruksi, dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa Tekla merupakan
program yang dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses
perencanaan (pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses
pelaksanaan (fabrikasi, dan manajemen konstruksi) (Yanuarini 2011).

Gambar 3 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek model Tekla Structure
Microsoft Project
Microsoft Project adalah suatu paket program komputer yang membantu
penyusunan perencanaan dan pemantauan jadwal suatu proyek. Program tersebut
sangat membantu dalam perhitungan jadwal suatu proyek secara terperinci
kegiatan demi kegiatan dan merupakan program buatan Microsoft, yaitu salah satu
perusahaan software terbesar. Microsoft menyatakan bahwa program tersebut
merupakan scheduling terbaik saat ini yang beroperasi di bawah sistem operasinya
sendiri yaitu Microsoft Windows. Microsoft Project membantu melakukan
pencatatan dan pemantauan terhadap penggunaan sumber daya, baik yang berupa
sumber daya manusia, peralatan, maupun bahan. Aplikasi tersebut juga dapat
menyajikan laporan pada setiap posisi sesuai perkembangan yang terjadi pada
proyek (Lynna dan Syafriandi 2006).
Para ahli manajer proyek umumnya telah menggunakan program Microsoft
Project yang lebih unggul dan lengkap, yaitu Microsoft Project Professional
(MPP). MPP adalah aplikasi perangkat lunak manajemen proyek popular yang
digunakan oleh manajer proyek. MPP juga memiliki beberapa fitur dan alat
manajemen resiko yang dapat cukup berguna untuk manajemen proyek (Rao
2012).
7

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Maret sampai Juni
2016. Analisis data dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Pertanian Bogor. Lokasi yang diamati adalah gedung SKPD 1 Tangerang
Selatan yang berada dalam Kompleks Pusat Pemerintahan Kota Tangerang
Selatan (Gambar 4) (Google Earth 2016).
U

6°19’21.85’’ S, 106°42’27.96’’ E

261 ft

Gambar 4 Lokasi penelitian gedung SKPD 1 Tangerang Selatan

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat komputer
dengan program Microsoft Office 2010, Microsoft Project 2013, AutoCAD 2012,
dan Tekla Structures 20.0. Bahan-bahan yang digunakan adalah data sekunder
tentang kondisi lokasi penelitian, yaitu:
1. Data perencanaan awal proyek: Kurva S dan penjadwalan
2. Data perencanaan hasil rapat (addendum): Kurva S dan penjadwalan
3. Data gambar dan teknis pembagian zona pekerjaan struktur
4. Data perencanaan dan realisasi pekerjaan struktur
5. Data gambar teknik bangunan shop drawing

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian digunakan sebagai pedoman dalam melakukan langkah-


langkah penelitian. Secara garis besar, prosedur penelitian ini terdiri dari studi
pustaka, pengumpulan data dan informasi, serta pengolahan dan analisis data.
Diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 5.
8

Mulai

Pengolahan data sekunder

Data Tanpa
Data Metode Penyusunan Metode
Pembagian Jaringan Kerja Pembagian
Zona (Ms. Project 2013) zona

Pemodelan
Analisis Manajemen Waktu (Tekla Structure 20.0 dan Ms.
Project 2013)

Membandingkan Menganalisis
Tidak
Manajemen Waktu
Terbaik dengan
Kekurangan/Kelemahan
Realisasi sesuai

Menentukan Tindakan Perbaikan


Sesuai
Selesai

Gambar 5 Diagram alir penelitian

Tahapan penelitian terdiri dari:


1. Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan untuk mempelajari berbagai metode dalam
menganalisis manajemen waktu dengan mengetahui penjadwalan pekerjaan,
jalur kritis pekerjaan, dan panduan menggunakan perangkat lunak Tekla
Structure 20.0 dan Microsoft Project 2013.
2. Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang diperlukan merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT Brantas
Abipraya (Persero) sebagai kontraktor proyek gedung SKPD 1 Tangerang
Selatan.
3. Pengolahan dan Analisis Data
1) Mengolah data untuk jaringan pekerjaan struktur kedua jenis alternatif, yaitu
jaringan kerja dengan metode pembagian zona dan jaringan kerja tanpa
metode pembagian zona.
2) Menyusun jaringan kerja pekerjaan struktur kedua alternatif dengan
perangkat lunak Microsoft Project 2013.
Penyusunan jaringan kerja dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak Microsoft Project 2013. Terdapat dua bagian pada halaman kerja
9

Microsoft Project 2013 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Bagian


pertama berisi informasi pekerjaan yang terdiri dari kolom nama pekerjaan
(task name), durasi pekerjaan (duration), tanggal mulai dan selesai pekerjaan
(start dan finish), pekerjaan pendahulu (predecessors), dll. Bagian kedua
merupakan bar chart dari setiap pekerjaan dan garis hubungan antar
pekerjaan.

Gambar 6 Halaman kerja Microsoft Project 2013

3) Melakukan analisis masing-masing alternatif manajemen waktu berdasarkan


penjadwalan pekerjaan dan jalur kritis dengan metode PDM.
Analisis jalur kritis dari masing-masing alternatif manajemen waktu
dapat ditunjukkan dengan menggunakan fitur critical tasks pada Microsoft
Project 2013. Pekerjaan kritis dan jalur kritis dapat ditampilkan dengan
memilih critical tasks pada menu format dan durasi dari jalur kritis dapat
dilihat pada kolom Duration seperti pada Gambar 7.

Gambar 7 Analisis jalur kritis pekerjaan


10

5. Membuat pemodelan 3D gedung SKPD 1 Tangerang Selatan dan


melengkapinya menjadi model 4D berdasarkan analisis manajemen waktu
hasi pengolahan dengan perangkat lunak Tekla Structure 20.0 dan Microsoft
Project 2013.
a. Pembuatan grid
Pembuatan grid dilakukan sebagai halaman kerja yang digunakan untuk
pemodelan. Pembuatan grid dilakukan melalui menu Modeling kemudian
dipilih Create Grid. Data-data grid seperti elevasi dan label dapat
dimasukkan pada kotak dialog yang ditampilkan seperti pada Gambar 8.

Gambar 8 Pembuatan grid


b. Menampilkan gambar shop drawing pada grid sebagai acuan
Pemodelan akan lebih mudah jika terdapat gambar shop drawing sebagai
acuan pada grid. Sehingga posisi dan dimensi dari komponen pemodelan
yang dibuat dapat mengikuti gambar acuan. Gambar shop drawing dapat
ditampilkan melalui menu File kemudian dipilih Insert Reference Model.
Gambar acuan yang ditampilkan dapat berupa file berekstensi dwg hasil
olahan perangkat lunak AutoCAD.
c. Pemodelan komponen struktur gedung
Pembuatan model komponen dilakukan melalui menu Drawing
kemudian dipilih Create Concrete Part. Ada pilihan komponen yang dapat
dibuat, yaitu pad footing, strip footing, column, beam, polybeam, slab, panel,
dan item (kondisional).
Model pondasi kaki sarang laba-laba (KSLL) dibuat melalui opsi strip
footing, column untuk pembuatan kolom, dan beam untuk balok, slab untuk
plat. Perubahan karakteristik model komponen agar sesuai dengan shop
drawing dapat dibuat melalui kotak dialog properties dengan cara mengeklik
ganda pada komponen tersebut (Gambar 9).
Model yang telah dibuat kemudian dilengkapi dengan detail tulangan
melalui menu Detailing, lalu dipilih Component, dan Component Catalog.
Kotak dialog Component Catalog menampilkan model detail yang dapat
diatur sesuai kebutuhan (Gambar 10).
11

Gambar 9 Kotak dialog properties

Gambar 10 Component Catalog


Pembuatan model tangga juga tersedia pada Concrete Modeling opsi
Precast stairs. Pengaturan dimensi dan profil secara detail dapat dilakukan
dengan mengeklik ganda pada kotak Precast stairs seperti pada Gambar 11.

Gambar 11 Pembuatan model komponen tangga


12

Kecuali detail tulangan model komponen balok yang dibuat melalui


menu Tools kemudian dipilih Macros seperti ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12 Pembuatan model komponen balok


6. Pengklasifikasian komponen dengan Model Organizer
Pengklasifikasian komponen dari pemodelan yang telah dibuat dalam
berbagai kelompok klasifikasi. Klasifikasi dapat berdasarkan jenis komponen
dan juga letak/posisinya, seperti level lantai. Pengklasifikasian tersebut dapat
dilakukan dengan fitur Model Organizer yang dapat dipilih melalui menu
Tools. Komponen-komponen model dapat diklasifikasikan sesuai kebutuhan.
7. Memvisualisasikan pemodelan kinerja waktu tanpa dan dengan metode
pembagian zona.
a. Membuat penjadwalan pekerjaan menggunakan Tekla Strucure 20.0.
Penjadwalan pada Tekla Strucure 20.0 dilakukan melalui fitur Task
Manager yang dapat dipilih melalui menu Tools. Penjadwalan sebelumnya
yang telah dibuat dengan Microsoft Project 2013 dapat digunakan pada
proses ini. File penjadwalan dengan Microsoft Project 2013 dsimpan dalam
format ekstensi .xml. Kemudian pada jendela Task Manager dipilih Scenario.
Lalu dilakukan Import file penjadwalan berekstensi .xml yang telah dibuat
sebelumnya.
b. Menghubungkan penjadwalan pekerjaan dengan model.
Menghubungkan penjadwalan pekerjaan dengan model dapat lebih
mudah dengan menggunakan Model Organizer. Jendela Model Organizer
menampilkan seluruh objek dari pemodelan yang telah dibuat. Dipilih objek-
objek yang disesuaikan dengan penjadwalan pekerjaan. Setelah objek pada
model dipilih (ditandai dengan warna highlight), pada Task Manager diklik
kanan jenis pekerjaan yang sesuai pada objek terpilih, kemudian dipilih Add
Selected Objects.
c. Visualisasi pemodelan kinerja waktu pekerjaan.
Kinerja waktu pekerjaan dengan kedua metode dapat ditampilkan secara
visual pada permodelan yang telah dibuat. Digunakan fitur Objek
representation pada menu View dan Project status visualization pada menu
Tools Tekla Structures 20.0. Objek representation digunakan untuk
mengkategorikan objek berdasarkan status pekerjaannya, yaitu belum dimulai
13

(not started), dimulai (started), dan telah selesai dikerjakan (completed).


Diklik tombol Object group pada jendela Objek representation untuk
membuat konfigurasi grup objek yang diinginkan. Grup objek yang telah
dibuat kemudian disimpan dengan cara memilih tombol Save as. Gambar 13,
Gambar 14, Gambar 15, Gambar 16, dan Gambar 17 adalah konfigurasi grup
objek yang digunakan. Setelah grup objek dibuat kemudian dipilih Project
status visualization pada menu Tools untuk menampilkan kinerja pekerjaan
sesuai waktu yang dipilih. Diklik tombol Step untuk mengubah tanggal
review sesuai rentang waktu yang diinginkan.

Gambar 13 Konfigurasi objek grup not started

Gambar 14 Konfigurasi objek grup started

Gambar 15 Konfigurasi objek grup completed

Gambar 16 Konfigurasi objek grup all


14

Gambar 17 Konfigurasi object representation


8. Menentukan metode manajemen waktu dan pemodelan yang terbaik
berdasarkan studi pustaka, kemudian membandingkannya dengan realisasi
pekerjaan berdasarkan data laporan kemajuan pekerjaan.
9. Memberikan rekomendasi terkait upaya perbaikan dan peningkatan serta
pengelolaan dari manajemen waktu yang dijalankan.
a. Percepatan pekerjaan
Percepatan pekerjaan dilakukan untuk meningkatkan efektifitas
pekerjaan dan efisiensi durasi pekerjaan. Tahapan percepatan pekerjaan,
yaitu:
- Mengidentifikasi pekerjaan kritis dan jalur kritis
- Mengidentifikasi pekerjaan yang memiliki potensi pengurangan durasi
- Menghilangkan jeda antar pekerjaan
- Perhitungan kebutuhan pekerja akibat dilakukan percepatan
Perhitungan untuk menentukan jumlah pekerja dapat diperoleh
berdasarkan satuan indeks pada analisis harga satuan pekerja (AHSP) SNI
dengan rumus seperti persamaan (1) (Wijaya et al. 2012). Faktor koefisien
pekerja dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Sebelum perhitungan jumlah pekerja
yang dibutuhkan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan volume pekerjaan
pembesian plat dan balok berdasarkan shop drawing penulangan plat dan
balok, SNI 7394:2008 (BSN 2008), dan AHSP 2013 (Kemen PU 2012).
(1)
Keterangan:
JP : Jumlah pekerja (orang)
Q : Kuantitas atau volume pekerjaan
f : Faktor koefisien pekerja (orang hari)
t : Durasi pekerjaan (hari)

Tabel 1 Koefisien AHSP Tahun 2013 untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan
besi polos atau ulir
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.700
Tukang besi OH 0.700
Kepala Tukang OH 0.070
Mandor OH 0.040
15

Tabel 2 Koefisien AHSP Tahun 2013 untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan
jaring kawat (wire mesh)
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.250
Tukang besi OH 0.250
Kepala Tukang OH 0.020
Mandor OH 0.010
Nilai koefisien pada Tabel 1 dan Tabel 2 adalah untuk kuantitas pembesian
per 100 kg. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian nilai koefisien terhadap
besaran kuantitas pekerjaan (pembesian per 1 kg) dalam perhitungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Proyek SKPD 1 Tangerang Selatan

Gedung SKPD 1 merupakan salah satu gedung dalam Komplek Pusat


Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (KP2KTS). Gedung yang memiliki 8 lantai
ini diperuntukkan sebagai kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah dari beberapa
dinas pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Lantai dasar dipergunakan
pelayanan pengadaan secara elektronik (LPSE) dan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen, lantai satu dipakai Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag), lantai dua untuk Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta
lantai tiga untuk Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Trasmigrasi
(Dinsosnakertrans). Kemudian lantai empat dijadikan sarana rapat bersama, lantai
lima untuk Kantor Penanaman Modal daerah (KPMD) serta Kantor Kebudayaan
dan Pariwisata. Lantai enam untuk Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah
(KPMD) serta Sekretariat Korpri. Lantai tujuh dipergunakan Bagian Pengelola
Teknologi Informasi (BPTI) Setda serta server untuk kebutuhan SKPD Kota
Tangerang Selatan.
Gedung SKPD 1 ini berlokasi di Jalan Pamulang Permai 2, Ciputat,
Tangerang Selatan, dengan titik koordinat 6.323° LS 106.708° BT. Gedung SKPD
1 termasuk bangunan gedung negara yang biaya pembangunannya bersumber dari
APBD Kota Tangerang Selatan. Gedung berlantai delapan ini memiliki struktur
tipikal dengan luasan per lantai 784 m2 (28 x 28 m) (Lampiran 5 dan 6). Adapun
rincian informasi proyek dapat dilihat pada Lampiran 1.

Analisis Manajemen Waktu Menggunakan Microsoft Project 2013

Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk


memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat
pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam
perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik
untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan
Sears 1991). Dilakukan dua macam penjadwalan proyek pekerjaan struktur
gedung SKPD 1 dengan menggunakan Precedence Diagram Method (PDM) atau
16

diagram preseden pada Microsoft Project 2013, yaitu penjadwalan tanpa


pembagian zona dan penjadwalan yang diterapkan di lapangan, yaitu dengan
pembagian zona.
Urutan pelaksanaan pekerjaan struktur gedung SKPD 1 tanpa pembagian
zona dan dengan pembagian zona pada dasarnya sama, yaitu menggunakan sistem
down-top (dari bawah ke atas). Perbedaannya hanya terletak pada keterkaitan
antar pekerjaan. Urutan pada metode tanpa pembagian zona, yaitu pekerjaan
dimulai dari pekerjaan persiapan, pondasi kaki sarang laba-laba (KSLL), plat
lantai dasar, dan kemudian pekerjaan kolom. Jika pekerjaan plat lantai dan kolom
sudah selesai, maka pekerjaan plat lantai, balok, dan kolom pada lantai
selanjutnya baru dapat dikerjakan, dan seterusnya. Sedangkan pada metode
pembagian zona, setelah pekerjaan persiapan dan pondasi KSLL, pengerjaan plat
lantai dan kolom lantai dasar dilakukan pada zona 1 terlebih dahulu sebelum pada
zona 2. Ketika pekerjaan plat lantai dasar dan kolom pada zona 1 selesai,
pekerjaan plat, balok, dan kolom pada lantai selanjutnya pada zona 1 dapat
dikerjakan walaupun pekerjaan plat lantai dasar dan kolom pada zona 2 belum
selesai, dan seterusnya. Pengaruh perbedaan urutan dan keterkaitan pekerjaan ini
yang dianalisis dengan PDM menggunakan Microsoft Project 2013.
Penjadwalan pekerjaan struktur tanpa pembagian zona dapat dilihat pada
Lampiran 7 dan penjadwalan pekerjaan struktur dengan pembagian zona dapat
dilihat pada Lampiran 9 kemudian dianalisis sehingga dapat diidentifikasi
pekerjaan-pekerjaan dan jalur kritisnya. Hasil analisis pekerjaan kritis dan jalur
kritis tanpa pembagian zona dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8. Hasil
analisis pekerjaan kritis dan jalur kritis dengan pembagian zona dapat dilihat pada
Lampiran 9 dan Lampiran 10.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada metode tanpa pembagian zona,
pekerjaan kritis terjadi hampir pada keseluruhan pekerjaan elemen struktur
gedung, kecuali pekerjaan tangga. Jalur kritis terjadi mulai dari pekerjaan
persiapan, pondasi KSLL, plat dan balok lantai dasar dan juga lantai selanjutnya,
pekerjaan kolom lantai dasar dan lantai selanjutnya, dan sampai pada pekerjaan
ruang mesin lift di lantai atap. Detail pekerjaan tidak kritis hanya terjadi pada
pekerjaan pengecoran plat dan balok lantai 1, pembesian kolom lantai 1 sampai
lantai 7, dan pekerjaan tangga lantai dasar sampai lantai 6.
Kemudian hasil analisis dengan pembagian zona menunjukkan bahwa jalur
kritis terjadi mulai dari pekerjaan persiapan, pondasi KSLL, plat dan balok lantai
dasar, dan pekerjaan struktur plat dan balok serta kolom pada zona 2 lantai
selanjutnya termasuk pekerjaan ruang mesin lift. Detail pekerjaan tidak kritis
terjadi pada pekerjaan tangga dan pekerjaan struktur di zona 1 pada tiap lantai,
kecuali pekerjaan plat dan balok serta pembesian kolom pada lantai dasar. Jalur
kritis yang terjadi hanya pada zona 2 diakibatkan adanya rangkaian pekerjaan-
pekerjaan kritis terpanjang terdapat pada zona 2. Jalur kritis pada zona 2 inilah
yang apabila ada pekerjaan kritis di dalamnya mengalami keterlambatan, maka
waktu penyelesaian proyek juga akan terlambat.
Setelah diketahui jalur kritis dan pekerjaan kritis masing-masing metode,
dilakukan analisis total durasi pekerjaan persiapan dan pekerjaan struktur.
Perbandingan hasil perhitungan durasi pekerjaan persiapan dan struktur tiap lantai
dari metode tanpa pembagian zona dan dengan pembagian zona ditunjukkan pada
Tabel 3.
17

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh total durasi pekerjaan dengan pembagian


zona lebih sedikit 22 hari dari total durasi pekerjaan tanpa pembagian zona. Total
durasi pekerjaan dengan pembagian zona selama 152 hari, sedangkan total durasi
pekerjaan tanpa pembagian zona selama 174 hari. Total durasi tersebut bukan
penjumlahan durasi pekerjaan persiapan dan struktur tiap lantai, namun
berdasarkan perhitungan durasi jalur kritis yang terjadi. Perbedaan terjadi pada
durasi tahap pekerjaan struktur, yaitu tanpa pembagian zona selama 109 hari dan
dengan pembagian zona selama 87 hari.
Tabel 3 Perbandingan durasi pekerjaan struktur antara tanpa pembagian zona dan
dengan pembagian zona
Durasi (hari)
Jenis Pekerjaan Tanpa Pembagian Dengan
Zona Pembagian Zona
Persiapan 65 65
Pekerjaan Struktur 109 87
 Pondasi KSLL 29 29
 Lantai Dasar 24 22
 Lantai 1 20 24
 Lantai 2 23 17
 Lantai 3 28 17
 Lantai 3A 32 19
 Lantai 5 36 17
 Lantai 6 40 17
 Lantai 7 45 16
 Lantai Atap 11 12
Total Durasi Pekerjaan (Jalur Kritis) 174 152

Pemodelan Manajemen Waktu Menggunakan Tekla Structures 20.0

Hasil analisis jalur dan pekerjaan kritis yang dilakukan menggunakan PDM
pada Microsoft Project 2013 kemudian dimodelkan menggunakan software Tekla
Structures 20.0. Pertama, dilakukan pemodelan struktur gedung SKPD 1
Tangerang Selatan terlebih dahulu tanpa memodelkan analisis jalur dan pekerjaan
kritis. Pemodelan mengacu pada gambar teknik shop drawing struktur gedung.
Hasil pemodelan pondasi gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ditampilkan pada
Gambar 18.
Jenis pondasi yang digunakan pada gedung SKPD 1 Tangerang Selatan
adalah pondasi kaki sarang laba-laba (KSLL). Gambar 18 menunjukkan bahwa
pondasi KSLL terdiri dari panel-panel beton yang saling terhubung satu sama lain
secara simetris (kecuali pada bagian ruang lift). Kedalaman galian pondasi
bervariasi mulai dari 1.5 m s.d 2.2 m. Tebal panel-panel beton juga bervariasi
mulai dari 10 cm s.d 20 cm dengan mutu K-250.
18

Gambar 18 Model pondasi KSLL gedung SKPD 1 Tangerang Selatan

Gambar 19 Model kolom dan balok gedung SKPD 1 Tangerang Selatan


Hasil pemodelan kolom dan balok gedung SKPD 1 Tangerang Selatan
ditampilkan pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan ada 16 buah model kolom
utama dan 6 model kolom ruang lift pada tiap lantai. Kolom yang digunakan
memiliki profil 80/80 cm dengan tulangan 20 D 22. Kolom lantai dasar s.d lantai
3A merupakan beton K-400 sedangkan untuk kolom lantai 5 s.d lantai atap adalah
K-300. Kemudian model balok terdiri dari dua macam, yaitu balok induk dan
balok anak. Balok induk memiliki profil 40/75 cm dan balok anak 30/40 cm.
Keduanya bermutu beton K-300.
Hasil pemodelan plat lantai gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ditampilkan
pada Gambar 20. Model plat dibuat diatas model balok dengan ketebalan profil 13
cm. Pekerjaan pembuatan plat di lapangan menggunakan bondek (metal
floordeck) dan lapisan jaring kawat (wiremesh) M8 sebagai tulangan. Mutu beton
untuk plat yang digunakan adalah K-300. Hasil pemodelan tangga gedung SKPD
1 Tangerang Selatan ditampilkan pada Gambar 21. Ada dua jenis tangga yang
dibuat, yaitu tangga utama dan tangga darurat. Hasil keseluruhan pemodelan
struktur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan dapat dilihat pada Lampiran 11.
Setelah seluruh model komponen struktur gedung sudah dibuat kemudian
dilakukan visualisasi kinerja waktu pekerjaan berdasarkan penjadwalan kedua
metode. Tujuan dilakukan visualisasi kinerja waktu pekerjaan pada pemodelan
adalah untuk mengetahui metode yang paling efektif dan cepat dalam manajemen
waktu secara visual.
19

Gambar 20 Model plat gedung SKPD 1 Tangerang Selatan

Gambar 21 Model tangga gedung SKPD 1 Tangerang Selatan


Berdasarkan penjadwalan yang telah dilakukan dengan menggunakan
Microsoft Project 2013, pekerjaan struktur gedung dengan menggunakan metode
tanpa pembagian zona dimulai dari tanggal 1 Februari 2015 dan selesai pada
tanggal 20 Mei 2015. Sedangkan pekerjaan struktur gedung dengan menggunakan
metode pembagian zona dimulai dari tanggal 1 Februari 2015 dan selesai pada
tanggal 28 April 2015. Berdasarkan rentang waktu penjadwalan pekerjaan struktur
kedua metode tersebut digunakan tiga tanggal pengamatan (review date), yaitu
pada tanggal 31 Maret 2015, 16 April 2015, dan 29 April 2015. Review date
digunakan untuk melihat perbandingan kemajuan pekerjaan dari kedua metode
dalam bentuk pemodelan. Gambar 22, Gambar 23, dan Gambar 24 berikut adalah
hasil visual pemodelan perbandingan kinerja waktu pekerjaan struktur metode
tanpa pembagian zona dan dengan pembagian zona.
Berdasarkan Gambar 22, kemajuan pekerjaan struktur dengan metode
pembagian zona lebih cepat dari metode tanpa pembagian zona per tanggal 31
Maret 2015. Hal itu terlihat dari telah selesainya (completed) pekerjaan plat dan
balok serta pekerjaan kolom zona 1 pada lantai 3. Sementara itu pada metode
tanpa pembagian zona, pekerjaan komponen plat, balok dan kolom yang telah
selesai baru sampai lantai 2. Kemudian pekerjaan tangga pada lantai dasar, lantai
1, dan lantai 2 dengan metode pembagian zona telah selesai. Sedangkan pekerjaan
tangga tanpa pembagian zona yang telah selesai adalah tangga lantai dasar, tangga
lantai 1 baru mulai/sedang dikerjakan.
20

Gambar 22 Pemodelan kinerja waktu tanggal 31 Maret 2015


Selanjutnya pengamatan kinerja waktu pekerjaan dilakukan pada tanggal 16
April 2015. Berdasarkan Gambar 23, kemajuan pekerjaan dengan metode
pembagian zona semakin jelas terlihat lebih cepat dari kemajuan pekerjaan tanpa
metode pembagian zona. Hal itu terlihat pada metode dengan pembagian zona
telah selesainya seluruh pekerjaan lantai 6 kecuali tangga, sedangkan pada metode
tanpa pembagian zona baru sampai pekerjaan plat, balok, dan kolom lantai 3A
yang telah selesai.

Gambar 23 Pemodelan kinerja waktu tanggal 16 April 2015

Kemudian pengamatan pada tanggal 29 April 2015, yaitu saat seluruh


pekerjaan dengan penjadwalan metode pembagian zona selesai. Gambar 24
menunjukkan bahwa pada saat seluruh pekerjaan dengan penjadwalan metode
pembagian zona selesai, kemajuan pekerjaan tanpa pembagian zona masih pada
pekerjaan di lantai 6 dan pekerjaan tangga lantai 5 pun belum dikerjakan.
Berdasarkan hasil analisis dan pemodelan manajemen waktu kedua metode,
diperoleh bahwa manajemen waktu pekerjaan struktur terbaik adalah dengan
dilakukan pembagian zona. Karena dengan metode pembagian zona dapat
21

mengurangi terjadinya pekerjaan kritis, mempunyai durasi penyelesaian pekerjaan


persiapan dan struktur yang lebih sedikit/cepat, dan kemajuan pekerjaan yang
lebih baik.

Gambar 24 Pemodelan kinerja waktu tanggal 29 April 2015

Rekomendasi Tindakan Perbaikan Manajemen Waktu

Berdasarkan hasil analisis dan pemodelan kedua metode, keputusan pihak


kontraktor gedung SKPD 1 Tangerang Selatan dalam menggunakan metode
pembagian zona dalam penjadwalan pekerjaan struktur sudah tepat. Tetapi perlu
dilakukan evaluasi kinerja waktu pekerjaan untuk mengetahui keefektifan
penjadwalan metode tersebut dalam pelaksanaannya. Kinerja waktu pekerjaan
persiapan dan struktur minggu ke-1 sampai minggu ke-14 ditunjukkan pada Tabel
4. Berdasarkan Tabel 4, pelaksanaan pekerjaan struktur dengan pembagian zona
masih mengalami keterlambatan. Hal itu dapat dilihat dari nilai deviasi antara
pekerjaan realisasi dan rencana telah bernilai negatif mulai dari minggu ke-1
sampai minggu ke-14. Pihak kontraktor melakukan perubahan kontrak rencana
pekerjaan atau yang dikenal sebagai addendum sebagai respon adanya
keterlambatan tersebut (Lampiran 3). Kurva S kontrak awal dan kurva S
addendum dapat dilihat pada Gambar 25.
Addendum sering dilakukan ketika realisasi pekerjaan tidak mencapai target
rencana pekerjaan. Addendum yang dilakukan biasanya berupa penambahan
waktu penyelesaian pekerjaan yang terlambat. Berdasarkan pengamatan pada
rencana penjadwalan (Lampiran 2 dan 3) dan hasil monitoring rencana pekerjaan
struktur (Lampiran 4), diketahui bahwa keterlambatan mulai terjadi pada
pekerjaan struktur lantai dasar zona 2 yang seharusnya selesai dikerjakan pada 9
Maret 2015 tetapi realisasinya pada 15 Maret 2015. Keterlambatan pada zona 2
lantai dasar tersebut berdampak juga pada zona 2 lantai berikutnya. Zona 2 lantai
1 juga mengalami keterlambatan yang seharusnya selesai pada 22 Maret 2015
menjadi 25 Maret 2015. Data keterlambatan pada lantai dasar sampai lantai 1
ditunjukkan pada Tabel 5 dan data keterlambatan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
22

Tabel 4 Kinerja waktu pekerjaan persiapan dan struktur


Minggu ke- Bobot Rencana Bobot Realisasi Deviasi
1 0.56 0.21 -0.35
2 1.11 0.31 -0.80
3 1.67 0.53 -1.14
4 2.22 0.93 -1.29
5 2.78 1.32 -1.46
6 3.47 1.71 -1.76
7 4.17 2.11 -2.06
8 5.15 2.49 -2.66
9 6.13 2.88 -3.25
10 7.25 3.26 -3.99
11 8.37 3.76 -4.61
12 9.86 4.28 -5.58
13 11.36 4.84 -6.52
14 12.73 5.86 -6.87

50.00
45.00
40.00
35.00
30.00
Bobot pekerjaan kumulatif
25.00 (%)
20.00 Kurva S rencana
15.00 Kurva S realisasi
10.00 Add-1 rencana
5.00
Add-1 realisasi
0.00
0 10 20 30 40
Minggu ke-

Gambar 25 Kurva S kontrak awal dan addendum


Berdasarkan data keterlambatan pada Lampiran 4, keterlambatan realisasi
pekerjaan terjadi terutama pada zona 2, merupakan zona jalur kritis yang apabila
mengalami keterlambatan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Oleh
karena itu, diperlukan suatu penjadwalan perbaikan yang lebih efektif dalam
pelaksanaan di lapangan.
Salah satu cara untuk mengatasi adanya keterlambatan pekerjaan adalah
dengan melakukan percepatan disertai pemajuan pekerjaan yang terkait dan
memfokuskan sumberdaya (pekerja, alat, dan material) pada pekerjaan yang kritis
dalam rangkaian proyek. Berdasarkan jaringan pekerjaan pada metode pembagian
zona terdapat pekerjaan yang memiliki potensi untuk dilakukan percepatan, yaitu
pekerjaan pembesian plat dan balok. Pekerjaan tersebut memiliki potensi untuk
dipercepat durasi pengerjaannya karena masih memiliki durasi 2 hari dan
merupakan salah satu pekerjaan kritis. Pekerjaan pembesian plat dan balok tiap
lantai (kecuali ruang mesin lift) dipercepat 1 hari pengerjaannya. Percepatan ini
juga diikuti dengan pemajuan pekerjaan yang terkait sehingga mengurangi waktu
jeda antar pekerjaan. Hasil analisis manajemen waktu pembagian zona dengan
23

percepatan pekerjaan pembesian plat dan balok dapat dilihat pada Lampiran 12
dan Lampiran 13.
Tabel 5 Data keterlambatan realisasi perencanaan pekerjaan struktur
Pekerjaan Tanggal Rencana Tanggal Realisasi
Lantai Dasar
 Zona 1
Pembesian Kolom 7 Maret 2015 7 Maret 2015
Bekisting Kolom 7 Maret 2015 7 Maret 2015
Cor Kolom 8 Maret 2015 8 Maret 2015
 Zona 2
Pembesian Kolom 9 Maret 2015 15 Maret 2015
Bekisting Kolom 9 Maret 2015 15 Maret 2015
Cor Kolom 14 Maret 2015 15 Maret 2015
Lantai 1
 Zona 1
Pembesian Kolom 7 Maret 2015 7 Maret 2015
Bekisting Kolom 18 Maret 2015 18 Maret 2015
Cor Kolom 18 Maret 2015 18 Maret 2015
Bekisting plat & balok 18 Maret 2015 19 Maret 2015
Pembesian plat & balok 21 Maret 2015 22 Maret 2015
Cor plat & balok 22 Maret 2015 23 Maret 2015
 Zona 2
Pembesian Kolom 9 Maret 2015 15 Maret 2015
Bekisting Kolom 9 Maret 2015 21 Maret 2015
Cor Kolom 20 Maret 2015 21 Maret 2015
Bekisting plat & balok 18 Maret 2015 21 Maret 2015
Pembesian plat & balok 21 Maret 2015 25 Maret 2015
Cor plat & balok 22 Maret 2015 25 Maret 2015

Berdasarkan hasil analisis itu menunjukkan bahwa terjadi sedikit perbedaan


jalur kritis akibat dari dilakukan percepatan pekerjaan pembesian plat dan balok.
Sebelumnya dengan metode zoning, jalur kritis terjadi pada pekerjaan persiapan,
pondasi KSLL, beberapa pekerjaan struktur lantai dasar, dan pekerjaan struktur
lantai 1 s.d ruang mesin lift pada zona 2 saja (kecuali pekerjaan tangga). Namun
dengan dilakukan percepatan pekerjaan pembesian plat dan balok, setelah
pekerjaan persiapan dan pondasi KSLL jalur kritis terjadi pada pekerjaan plat dan
pekerjaan kolom lantai dasar zona 1, dan seterusnya ke pekerjaan struktur pada
zona 2, kecuali pekerjaan plat lantai dasar zona 2 dan pekerjaan tangga tiap lantai.
Kemudian, durasi total pekerjaan struktur setelah dilakukan percepatan pada
pekerjaan pembesian plat dan balok adalah 80 hari, lebih sedikit/cepat 7 hari dari
sebelumnya. Hal ini dikarenakan percepatan pekerjaan pembesian plat dan balok
yang dilakukan termasuk dalam jalur kritis. Sehingga dapat mengurangi durasi
pekerjaan struktur secara keseluruhan.
Perubahan durasi pekerjaan dapat mempengaruhi kebutuhan sumber daya
proyek (5M) yang tersedia. Percepatan pekerjaan pembesian plat dan balok
menyebabkan durasi pengerjaan menjadi lebih cepat, sehingga dilakukan
pengamatan sumber daya proyek yang dibutuhkan. Pengamatan sumber daya
proyek yang dilakukan hanya pada kebutuhan jumlah pekerja (man), metode
pelaksanaan (method), material atau bahan (material), dan peralatan (machine).
Aspek biaya (money) tidak dibahas karena tidak ada data biaya yang diberikan
oleh pihak terkait.
24

Perhitungan untuk menentukan jumlah pekerja dapat diperoleh berdasarkan


satuan indeks pada SNI dengan rumus seperti persamaan (1). Diketahui target
durasi pekerjaan pembesian plat dan balok 1 hari, volume pekerjaan satu zona
pembesian untuk plat dengan jaring kawat (wire mesh) 478.87 m2 dan untuk balok
45.4 m3. Material yang dibutuhkan untuk pembesian plat adalah 2657 kg besi dan
untuk pembesian balok adalah 9081 kg besi. Langkah perhitungan secara lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 15.
Berdasarkan persamaan (1) dan Tabel 1 dapat dihitung jumlah pekerja yang
dibutuhkan untuk pembesian balok dengan besi polos atau ulir satu zona. Nilai
koefisien yang digunakan dalam perhitungan telah disesuaikan terhadap nilai
kuantitas. Hasil perhitungan tersebut ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembesian balok dengan besi polos atau ulir satu zona
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah Pekerja
Pekerja OH 0.007 64 orang
Tukang besi OH 0.007 64 orang
9081 kg 1 hari
Kepala Tukang OH 0.0007 7 orang
Mandor OH 0.0004 4 orang

Berdasarkan Tabel 6, untuk menyelesaikan pekerjaan pembesian balok satu


zona dalam 1 hari dibutuhkan 64 orang pekerja, 64 orang tukang besi, 7 orang
kepala tukang, dan 4 orang mandor. Kemudian berdasarkan persamaan (1) dan
Tabel 2 dapat dihitung jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk pembesian untuk
plat dengan jaring kawat (wire mesh) satu zona dan hasilnya ditunjukkan pada
Tabel 7.
Tabel 7 Hasil perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembesian plat dengan jaring kawat (wire mesh) satu zona
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah Pekerja
Pekerja OH 0.0025 7 orang
Tukang besi OH 0.0025 7 orang
2657 kg 1 hari
Kepala Tukang OH 0.00020 1 orang
Mandor OH 0.00010 1 orang

Berdasarkan Tabel 7, untuk menyelesaikan pekerjaan pembesian plat satu


zona dalam 1 hari dibutuhkan 7 orang pekerja, 7 orang tukang besi, 1 orang
kepala tukang, dan 1 orang mandor. Metode pekerjaan pembesian plat dengan
jaring kawat (wire mesh) memang lebih sedikit membutuhkan pekerja dan lebih
mudah pengerjaannya dibandingkan dengan pembesian plat secara konvensional.
Jaring kawat yang digunakan dapat diproduksi di pabrik berupa gulungan (roll)
dan siap dipasang di lapangan seperti ditunjukkan pada Gambar 26. Untuk
pekerjaan pembesian balok, yaitu pemasangan tulangan balok dilakukan langsung
di tempat oleh pekerja seperti ditunjukkan pada Gambar 27.
Kemudian, peralatan (machine) yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembesian plat dan balok adalah mesin potong besi (Gambar 28) yang
dioperasikan sesuai kebutuhan banyaknya pekerjaan pemotongan besi. Pekerjaan
pemotongan besi dilakukan oleh pekerja yang sudah ahli mengoperasikan alat
25

tersebut karena ketepatan pemotongan harus sesuai dengan dimensi besi tulangan
yang dibutuhkan.

Gambar 26 Jaring kawat (wire mesh) untuk pembesian plat


Sumber: dokumentasi perusahaan, 2015

Gambar 27 Pembesian balok


Sumber: dokumentasi perusahaan, 2015

Gambar 28 Pemotongan besi dengan mesin pemotong besi


Sumber: dokumentasi perusahaan, 2015
26

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Jalur kritis yang didapat dari penjadwalan metode tanpa pembagian zona
terjadi hampir pada keseluruhan pekerjaan elemen struktur gedung, kecuali
pekerjaan tangga, sedangkan dari penjadwalan metode dengan pembagian zona
hanya terjadi pada zona 2. Total durasi pekerjaan struktur tanpa pembagian
zona selama 109 hari, sedangkan dengan pembagian zona selama 87 hari.
2. Hasil pemodelan pada tiga tanggal pengamatan menunjukkan kemajuan
pekerjaan dengan metode pembagian zona lebih baik dari kemajuan pekerjaan
tanpa pembagian zona.
3. Rekomendasi yang diberikan adalah perbaikan penjadwalan dengan percepatan
pada pekerjaan pembesian plat dan balok mengurangi durasi pekerjaan struktur
menjadi 80 hari tanpa adanya penambahan pekerjaan kritis yang signifikan.

Saran

Penelitian ini akan lebih baik jika dapat dilengkapi dengan perbandingan
analisis biaya, baik pada proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan ini maupun
pada proyek konstruksi lainnya yang berkaitan dengan penerapan metode
pembagian zona dalam penjadwalan dan pelaksanaan pekerjaan. Sehingga dapat
diketahui pengaruh penerapan metode pembagian zona terhadap pembiayaan
proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Ardani. 2009. Analisa penerapan manajemen waktu pada proyek konstruksi jalan
(studi kasus: PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih Reinhard, PT.
Dian Perkasa) [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. SNI
7395:2008. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
Clough RH, Sears GA. 1991. Construction Project Management. Edisi ketiga.
New York (US): John Wiley.
Elmahdi A, Wu IC, Bargstädt HJ. 2011. 4D grid-based simulation framework for
facilitating workspace management. Proceeding The 11th International
Conference on Construction Applications of Virtual Reality; 2011
November 3-4; Weimar, Jerman. Weimar (DE): Bauhaus-Universität
Weimar.
Gustriani RR. 2015. Analisis kinerja waktu dan pemodelan 3D menggunakan
software Tekla Structure 17 pada proyek pabrik Astra Honda Motor,
Cikampek [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
27

Hergunsel M. 2011. Benefits of building information modeling for construction


managers and BIM based scheduling [tesis]. Worcester (US): Worcester
Polytechnic Institute.
Herroelen W, Leus R, Demeulemeester E. 2002. Critical chain project scheduling:
do not oversimplify. J Project Management. 33(4):48-60.
Husen A. 2011. Manajemen Proyek: Perencanaan, Penjadwalan, &
Pengendalian Proyek. Edisi kedua. Yogyakarta (ID): ANDI.
Irawan B. 2002. Peningkatan kualitas metode I-J dan PDM dengan pendekatan
metode penjadwalan berdasarkan progres pada penjadwalan proyek
konstruksi bangunan gedung bertingkat [skripsi]. Depok (ID): Universitas
Indonesia.
Ismael I. 2013. Keterlambatan proyek konstruksi gedung faktor penyebab dan
tindakan pencegahannya. J Momentum. 14(1): 46-55.
[Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2015. Kesiapan Sektor Jasa Konstruksi
Nasional Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Jakarta
(ID): Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
[Kemen PU] Kementerian Pekerjaan Umum. 2012. Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta (ID):
Kementerian Pekerjaan Umum.
Lynna P, Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project untuk Penjadwalan Kerja
Proyek Teknik Sipil. Yogyakarta (ID): ANDI.
Mardal M. 2008. Optimalisasi waktu dan biaya pekerjaan bekisting untuk gedung
bertingkat dengan sistem zoning [skripsi]. Depok (ID): Universitas
Indonesia.
Messah YA, Widodo T, Adoe ML. 2013. Kajian penyebab keterlambatan
pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Kota Kupang. J Tek Sipil. 2(2):
157-168.
Nisar SA. 2015. Study on scheduling technique considering resource
dependency, critical activity scheduling time [tesis]. Nagoya (JP): Nagoya
Institut of Technology.
Nurrafidin R. 2014. Monitoring dan evaluasi kinerja waktu menggunakan
software Tekla pada pembangunan lantai 15-36 Chase Tower, Jakarta
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rao VN. 2012. Product review Microsoft Project as a risk management tool. Int
J Risk Contingency Management. 1(2):54-57.
Raz T, Barnes R, Dvir D. 2003. A critical look at critical chain project
management. J Project Management. 34(4):24-32.
Reinaldi BD. 2012. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di proyek konstruksi:
kajian terhadap hubungan antara pengaruh persepsi pekerja pada system
manajemen K3 dan kecelakaan kerja [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Rezaei A. 2015. Location based scheduling in the form of flow line and its
comparison to CPM/bar chart scheduling. IJEMME. 5(1):891-903.
Shaked O, Warszawski A. 1995. Knowledge-based system for construction
planning of high-rise building. J Construction Eng Management. 121(2):
172-182.
Soeharto I. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jilid
1. Edisi kedua. Jakarta (ID): Erlangga.
28

Stelth P, Le Roy G. 2009. Projects’ analysis through CPM (Critical Path Method).
J Sch Doct Stud (EU). 1(1):10-51.
Thabet WY, Beliveau YJ. 1994. Modeling work space to schedule repetitive
floors in Multistory Buildings. J Construction Eng Management.
120(1):96-116.
Werdhi SWH, Indryani R. 2012. Analisa alternatif pembagian zona pekerjaan
bekisting dari segi biaya dan waktu pada proyek konstruksi Puncak
Kertajaya Apartemen. J Tek POMITS. 1(1):1-4.
Wijaya GD, Marsiano F, Limanto S. 2012. Studi kasus penjadwalan proyek pada
proyek rumah toko x menggunakan Microsoft Project 2010 [skripsi].
Surabaya (ID): Universitas Kristen Petra.
Yanuarini E. 2011. Aplikasi program bantu Tekla Structures 15 untuk
perancangan Gedung Graha Nusantara menggunakan sistem pracetak
[skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
29

Lampiran 1 Proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan

Nama Proyek : Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang


Selatan Gedung SKPD 1
Lokasi Proyek : Jl. Pamulang Permai 2, Kec. Ciputat, Kota Tangerang
Selatan ‎
Pemberi Tugas : Dinas Tata Kota Pemukiman dan Bangunan Kota
Tangerang Selatan
Konsultan : PT REKACIPTA BANGUN STRUKTUR
Kontraktor : PT BRANTAS ABIPRAYA (Persero)
Sub-Kontraktor : PT KATAMA SURYABUMI
Nilai Kontrak : Rp. 57.156.694.100,- (Incl. PPn)
Waktu Pelaksanaan : 335 hari kalender (28 November 2014 s.d 28 Oktober
2015)
Masa Pemeliharaan : 180 hari kalender
Cara Pembayaran : Termijn I 30%, Termijn II 40%, Termijn III 30%
Tipe Kontrak : Unit Price Contract
Sumber Dana : APBD Kota Tangerang Selatan
Uang Muka : 15 % dari nilai kontrak
Retensi : 5 % dari nilai kontrak
30

Lampiran 2 Perencanaan proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan: kurva S dan penjadwalan
Pekerjaan : Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Gedung Satu KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI KONTRAKTOR
Kegiatan : Pembangunan Gedung Pusat Pemerintahan PT. REKACIPTA BANGUN STRUKTUR PT. BRANTAS ABIPRAYA PERSERO
Pemberi Kerja : Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman, Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Konsultan Manajemen Konstruksi : PT Rekacipta Bangun Struktur
Penyedia Jasa : PT Brantas Abipraya (Persero)
No. Kontrak : 900/02/KTRK-BANG/PGPP/DTKBP/APBD/2014
Tanggal : 28 November 2014
Lokasi : Jl. Pamulang Permai 2, Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN


Kontrak Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6 Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9 Bulan ke-10 Bulan ke-11
Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4 Mgg 5 Mgg 6 Mgg 7 Mgg 8 Mgg 9 Mgg 10 Mgg 11 Mgg 12 Mgg 13 Mgg 14 Mgg 15 Mgg 16 Mgg 17 Mgg 18 Mgg 19 Mgg 20 Mgg 21 Mgg 22 Mgg 23 Mgg 24 Mgg 25 Mgg 26 Mgg 27 Mgg 28 Mgg 29 Mgg 30 Mgg 31 Mgg 32 Mgg 33 Mgg 34 Mgg 35 Mgg 36 Mgg 37 Mgg 38 Mgg 39 Mgg 40 Mgg 41 Mgg 42 Mgg 43 Mgg 44 Mgg 45 Mgg 46 Mgg 47 Mgg 48
No Uraian Pekerjaan Bobot 28 Nov 5 Des 12 Des 19 Des 26 Des 2 Jan 9 Jan 16 Jan 23 Jan 30 Jan 6 Feb 13 Feb 20 Feb 13 Mar 20 Mar 17 Apr 12 Jun 19 Jun 11 Sep 18 Sep Keterangan
27 Feb 6 Mar s/d 27 Mar 3 Apr s/d 10 Apr s/d 24 Apr s/d 1 Mei s/d 8 Mei s/d 15 Mei s/d 22 Mei s/d 29 Mei 5 Jun s/d 26 Jun s/d 3 Jul s/d 9 10 Jul s/d 17 Jul s/d 24 Jul s/d 31 Jul s/d 7 Agt s/d 14 Agt s/d 21 Agt sd 28 Agt s/d 4 Sep s/d 25 Sept 2 Okt s/d 9 Okt s/d 16 Okt s/d 23 Okt s/d
(%) s/d 4 s/d 11 s/d 18 s/d 25 s/d 1 s/d 8 s/d 15 s/d 22 s/d 29 s/d 5 s/d 12 s/d 19 s/d 26 s/d 19 s/d 26 s/d 23 s/d 18 s/d 25 s/d 17 s/d 24
s/d 5 Mar 12 Mar s/d 2 Apr 9 Apr 16 Apr 30 Apr 7 Mei 14 Mei 21 Mei 28 Mei s/d 4 Jun 11 Jun 2 Jul Jul 16 Jul 23 Jul 30 Jul 6 Agt 13 Agt 20 Agt 27 Agt 3 Sep 10 Sep s/d 1 Okt 8 Okt 15 Okt 22 Okt 28 Okt
Des Des Des Des Jan Jan Jan Jan Jan Feb Feb Feb Feb Mar Mar Apr Jun Jun Sep Sep

1 PEKERJAAN PERSIAPAN 7.843 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 100
2 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG 1

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI DASAR 6.191 0.41 0.41 0.41 0.41 0.41 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 2.296 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2 2.273 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3 2.319 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4 2.319 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5 2.312 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 6 2.287 0.25 0.25 0.25 0.38 0.38 0.38 0.38

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 7 2.193 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP 1.949 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 75
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP MESIN 0.196 0.05 0.05 0.05 0.05

PEKERJAAN STRUKTUR LAIN-LAIN/KOLAM 0.738 0.25 0.12 0.12 0.12 0.12

3 PEKERJAAN ARSITEKTUR GEDUNG 1

LANTAI DASAR 2.499 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.17 0.17 0.17 0.11 0.11 0.11 0.11 0.05

LIBUR HARI RAYA


LANTAI 1 2.550 0.08 0.08 0.08 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.17 0.17 0.17 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13

LANTAI 2 2.187 0.05 0.05 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.15 0.15 0.15 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11

LANTAI 3 2.605 0.14 0.14 0.14 0.13 0.13 0.13 0.13 0.17 0.17 0.17 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.10

LANTAI 4 (3A) 2.247 0.07 0.07 0.11 0.11 0.11 0.11 0.15 0.15 0.15 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.16 0.16

LANTAI 5 2.550 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.17 0.17 0.17

LANTAI 6 2.243 0.07 0.07 0.19 0.19 0.19 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.11 0.11 0.11 0.11
50
LANTAI 7 2.299 0.19 0.19 0.19 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11

LANTAI ATAP 0.258 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

PEKERJAAN FASADE 3.822 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

PEKERJAAN LAIN - LAIN 1.176 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08

4 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 10.366 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.58 0.58 0.58 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09

5 PEKERJAAN ELEKTRONIK

PEKERJAAN FIRE ALARM SISTEM 0.947 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

PEKERJAAN SOUND SYSTEM 0.400 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

PEKERJAAN CCTV SYSTEM 0.818 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07

PENANGKAL PETIR 0.115 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
25
6 PEKERJAAN MEKANIKAL

PEKERJAAN TATA UDARA 5.838 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.10 0.10 0.10 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31

PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING 2.441 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.14 0.14 0.14 0.10 0.10 0.10 0.10 0.08 0.08 0.08 0.08 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN 3.702 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

PEKERJAAN LIFT 3.970 0.44 0.44 0.44 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33

7 PEKERJAAN POWERHOUSE 9.192 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 1.82 1.82 1.82 1.82 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16

8 PEKERJAAN GROUND WATER TANK DAN RUMAH POMPA 2.337 0.39 0.39 0.39 0.29 0.29 0.29 0.29

9 PEKERJAAN INST. SWAGE TREATMENT PLANT 0.404 0.08 0.08 0.08 0.08 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

10 PEKERJAAN INST. WASTE WATER TREATMENT PLANT 1.715 0.32 0.32 0.32 0.32 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09

11 PEMBUATAN JEMBATAN PENGHUBUNG (JUNCTION) 0.400 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.05 0.05 0.05 0.05
TOTAL PROGRESS 100.000 0
RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.69 0.69 0.98 0.98 1.12 1.12 1.50 1.50 1.37 1.37 1.47 1.47 1.81 1.81 1.76 1.81 1.43 2.30 2.44 2.50 2.50 2.10 2.27 2.03 2.03 3.22 3.22 0.14 0.14 3.42 3.65 3.65 3.65 3.65 5.49 5.44 5.31 5.20 2.27 2.16 2.01 1.84 1.73
RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KUMULATIF 0.56 1.11 1.67 2.22 2.78 3.47 4.17 5.15 6.13 7.25 8.37 9.86 11.36 12.73 14.10 15.57 17.03 18.84 20.64 22.40 24.21 25.64 27.94 30.38 32.88 35.38 37.48 39.76 41.78 43.81 47.03 50.25 50.39 50.54 53.95 57.60 61.26 64.91 68.56 74.04 79.48 84.79 89.99 92.26 94.42 96.43 98.27 100.00
REALISASI MINGGUAN
REALISASI MINGGUAN KUMULATIF
DEVIASI
31

Lampiran 3 Perubahan kontrak rencana (addendum) proyek gedung SKPD 1 Tangerang Selatan: kurva S dan penjadwalan
Pekerjaan : Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Gedung Satu KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
Kegiatan : Pembangunan Gedung Pusat Pemerintahan PT. REKACIPTA BANGUN STRUKTUR PT. BRANTAS ABIPRAYA PERSERO
Pemberi Kerja : Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman, Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Konsultan Manajemen Konstruksi : PT Rekacipta Bangun Struktur
Penyedia Jasa : PT Brantas Abipraya (Persero)
Nomor Kontrak : 02/ADD-II/BANG.PGPP/APBD/2015
Tanggal : 5 Agustus 2015
Lokasi : Jl. Pamulang Permai 2, Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan
Schedule LAPORAN MINGGUAN KE - 43

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN


KONTRAK AWAL ADDENDUM - 1 ADDENDUM - 2
Bobot (%)
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6 Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9 Bulan ke-10 Bulan ke-11

No. Uraian Pekerjaan ADD - 1 ADD - 2 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4 Mgg 5 Mgg 6 Mgg 7 Mgg 8 Mgg 9 Mgg 10 Mgg 11 Mgg 12 Mgg 13 Mgg 14 Mgg 15 Mgg 16 Mgg 17 Mgg 18 Mgg 19 Mgg 20 Mgg 21 Mgg 22 Mgg 23 Mgg 24 Mgg 25 Mgg 26 Mgg 27 Mgg 28 Mgg 29 Mgg 30 Mgg 31 Mgg 32 Mgg 33 Mgg 34 Mgg 35 Mgg 36 Mgg 37 Mgg 38 Mgg 39 Mgg 40 Mgg 41 Mgg 42 Mgg 43 Mgg 44 Mgg 45 Mgg 46 Mgg 47 Mgg 48 Keterangan
Kontrak 28 Nov 5 Des 28 Nov 28 Nov 28 Nov 2 Jan 9 Jan 16 Jan 23 Jan 30 Jan 6 Feb 13 Feb 20 Feb 6 Mar 13 Mar 20 Mar 10 Apr 24 Apr 22 Mei 12 Jun 19 Jun 4 Sep 11 Sep 18 Sep 16 Okt
ADD - 1 ADD - 2 27 Feb 27 Mar 3 Apr s/d 17 Apr s/d 1 Mei s/d 8 Mei s/d 15 Mei 29 Mei 5 Jun s/d 26 Jun 3 Jul s/d 10 Jul s/d 17 Jul 24 Jul 31 Jul 7 Agt s/d 14 Agt 21 Agt 28 Agt 25 Sep 2 Okt s/d 9 Okt s/d 23 Okt s/d
Awal Realisasi Sisa Realisasi Sisa s/d 4 s/d 11 s/d 4 s/d 4 s/d 4 s/d 8 s/d 15 s/d 22 s/d 29 s/d 5 s/d 12 s/d 19 s/d 26 s/d 12 s/d 19 s/d 26 s/d 16 s/d 30 s/d 28 s/d 18 s/d 25 s/d 10 s/d 17 s/d 24 s/d 22
s/d 5 Mar s/d 2 Apr 9 Apr 23 Apr 7 Mei 14 Mei s/d 21 Mei s/d 4 Jun 11 Jun s/d 2 Jul 9 Jul 16 Jul s/d 23 Jul s/d 30 Jul s/d 6 Agt 13 Agt s/d 20 Agt sd 27 Agt s/d 3 Sep s/d 1 Okt 8 Okt 15 Okt 28 Okt
Des Des Des Des Des Jan Jan Jan Jan Feb Feb Feb Feb Mar Mar Mar Apr Apr Mei Jun Jun Sep Sep Sep Okt

1 PEKERJAAN PERSIAPAN 7.84 5.99 4.36 0.78 5.21 3.71 0.65 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
2 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG 1

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI DASAR 6.19 5.20 5.20 4.06 1.15 5.20 - 0.41 0.41 0.41 0.41 0.41 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.38 0.38 0.38
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 2.30 1.96 1.96 - 1.96 1.96 - 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.49 0.49 0.49 0.49

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2 2.27 1.99 1.99 - 1.99 1.99 - 0.38 0.38 0.66 0.66 0.66
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3 2.32 1.98 1.98 - 1.98 1.98 - 0.66 0.66 0.66
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4/3A 2.32 2.02 2.02 - 2.02 2.02 - 0.67 0.67 0.67

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5 2.31 2.02 2.02 - 2.02 2.02 - 0.67 0.67 0.67
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 6 2.29 1.99 1.99 - 1.99 1.99 - 0.66 0.66 0.66
REALISASI
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 7 2.19 1.93 1.93 - 1.93 1.93 - 0.64 0.64 0.64
KONTRAK
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP 1.95 1.58 1.58 - 1.58 1.58 - 0.53 0.53 0.53

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP MESIN 0.20 0.25 0.25 - 0.25 0.25 - 0.12 0.12

PEKERJAAN STRUKTUR LAIN-LAIN/KOLAM 0.74 0.74 - - 0.74 - - RENCANA


3 PEKERJAAN ARSITEKTUR GEDUNG 1 KONTRAK
LANTAI DASAR 2.50 2.84 3.52 - 2.84 - 3.52 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.28 0.28 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.29 0.29 0.59 0.59 0.59 0.29

LANTAI 1 2.55 2.65 2.07 - 2.65 0.38 1.70 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.20 0.20 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15

LANTAI 2 2.19 2.30 2.03 - 2.30 0.17 1.87 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17

LANTAI 3 2.60 2.61 2.06 - 2.61 0.01 2.04 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.20 0.20 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19
LANTAI 4 (3A) 2.25 2.35 1.99 - 2.35 0.34 1.65 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.18 0.18 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15
LANTAI 5 2.55 2.61 2.16 - 2.61 0.29 1.88 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.20 0.20 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17

LANTAI 6 2.24 2.36 2.07 - 2.36 0.39 1.68 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.18 0.18 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15

LANTAI 7 2.30 2.44 2.20 - 2.44 0.26 1.95 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18

LANTAI ATAP 0.26 0.10 0.30 - 0.10 - 0.30 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
PEKERJAAN FASADE 3.82 7.77 8.09 - 7.77 0.48 7.61 0.65 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.63 0.63 1.27 1.27 1.27 0.63
PEKERJAAN LAIN - LAIN 1.18 2.45 2.46 - 2.45 1.38 1.08 0.20 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.09 0.09 0.18 0.18 0.18 0.09

4 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 10.37 10.24 11.56 - 10.24 0.03 11.54 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
REALISASI
0.04 0.04 0.04 0.04 0.63 0.63 0.48 0.48 0.48 0.48 0.48 0.48 0.96 0.96 1.92 1.92 1.92 0.96
5 PEKERJAAN ELEKTRONIK
KONTRAK
PEKERJAAN FIRE ALARM SISTEM 0.95 0.95 0.69 - 0.95 - 0.69 0.12 0.12 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.23 0.03
PEKERJAAN SOUND SYSTEM 0.40 0.40 0.38 - 0.40 - 0.38 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.13 0.02
PEKERJAAN CCTV SYSTEM 0.82 0.83 0.63 - 0.83 - 0.63 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.21 0.03

PEKERJAAN INSTALASI DATA - - 1.37 - - - 1.37 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.46 0.06
PEKERJAAN INSTALASI TELPON - - 0.31 - - - 0.31 RENCANA 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.10 0.01

PENANGKAL PETIR 0.11 0.15 0.13 - 0.15 0.10 0.04 KONTRAK 0.07 0.07 0.02 0.02
6 PEKERJAAN MEKANIKAL
AWAL
PEKERJAAN TATA UDARA 5.84 5.84 10.44 - 5.84 - 10.44 RENCANA
0.29 0.29 0.49 0.49 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87 0.87

PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING 2.44 2.44 3.03 - 2.44 1.09 1.94


REALISASI 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 KONTRAK
0.020.02 0.02 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN 3.70 3.70 2.12 - 3.70 - 2.12 KONTRAK 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 ADD-1
0.030.03 0.03 0.30 0.30 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18

PEKERJAAN LIFT 3.97 3.97 3.97 - 3.97 3.73 0.24 AWAL 0.40 0.40 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

7 PEKERJAAN POWERHOUSE 9.19 9.37 9.24 - 9.37 6.43 2.81 0.14 0.14 0.14 0.14 0.67 0.67 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
8 PEKERJAAN GROUND WATER TANK DAN RUMAH POMPA 2.34 2.34 - - 2.34 - - 0.23 0.23

9 PEKERJAAN INST. SEWAGE TREATMENT PLANT 0.40 0.39 0.40 - 0.39 0.37 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01

10 PEKERJAAN INST. WASTE WATER TREATMENT PLANT 1.72 - - - - - -


11 PEMBUATAN JEMBATAN PENGHUBUNG (JUNCTION) 0.40 0.64 0.87 - 0.64 0.40 0.48 0.10 0.10 0.10 0.12 0.12 0.12 0.12

12 PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR DEEP WELL - 0.62 0.62 - 0.62 0.62 - 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09

TOTAL PROGRESS 100.00 100.00 100.00 4.84 95.16 41.07 58.93

RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KONTRAK AWAL - 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.69 0.69 0.98 0.98 1.12 1.12 1.50 1.50 1.37 1.37 1.47 1.47 1.81 1.81 1.76 1.81 1.43 2.30 2.44 2.50 2.50 2.10 2.27 2.03 2.03 3.22 3.22 0.14 0.14 3.42 3.65 3.65 3.65 3.65 5.49 5.44 5.31 5.20 2.27 2.16 2.01 1.84 1.73
RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KUMULATIF KONTRAK AWAL - 0.56 1.11 1.67 2.22 2.78 3.47 4.17 5.15 6.13 7.25 8.37 9.86 11.36 12.73 14.10 15.57 17.03 18.84 20.64 22.40 24.21 25.64 27.94 30.38 32.88 35.38 37.48 39.76 41.78 43.81 47.03 50.25 50.39 50.54 53.95 57.60 61.26 64.91 68.56 74.04 79.48 84.79 89.99 92.26 94.42 96.43 98.27 100.00
REALISASI MINGGUAN KONTRAK AWAL 0.21 0.10 0.22 0.40 0.39 0.40 0.40 0.38 0.39 0.39 0.50 0.52 0.56

REALISASI MINGGUAN KUMULATIF KONTRAK AWAL - 0.21 0.31 0.53 0.93 1.32 1.71 2.11 2.49 2.88 3.26 3.76 4.28 4.84
RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN ADD - 1 1.02 1.02 1.68 1.30 1.47 0.89 1.56 0.95 1.62 1.05 1.77 1.25 1.96 1.38 2.00 1.48 1.48 1.20 1.21 0.15 0.15 4.81 5.66 5.76 5.73 5.73 5.90 5.78 5.71 5.31 5.09 4.09 3.62 2.76 2.61

RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KUMULATIF ADD - 1 - 4.84 5.86 6.88 8.56 9.86 11.34 12.22 13.78 14.73 16.36 17.41 19.18 20.42 22.39 23.77 25.77 27.25 28.73 29.92 31.13 31.28 31.43 36.24 41.90 47.67 53.40 59.13 65.03 70.81 76.52 81.83 86.92 91.01 94.64 97.39 100.00
REALISASI KEMAJUAN FISIK MINGGUAN ADD - 1 1.49 0.94 1.32 2.49 2.85 2.18 2.47 2.09 1.81 0.49 0.40 0.34 0.65 0.46 1.03 6.00 0.22 1.17 0.96 0.03 0.03 1.00 5.82

REALISASI KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KUMULATIF ADD - 1 - 4.84 6.32 7.27 8.59 11.08 13.92 16.10 18.57 20.66 22.47 22.96 23.36 23.70 24.35 24.81 25.84 31.84 32.06 33.23 34.19 34.22 34.25 35.25 41.07

DEVIASI (ADD - 1) 0.46 0.39 0.03 1.21 2.59 3.88 4.79 5.92 6.11 5.55 4.18 3.27 1.96 1.05 0.08 4.60 3.33 3.31 3.06 2.94 2.83 (0.99) (0.83)
RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN ADD - 2 - 3.81 3.81 3.93 3.95 3.95 4.07 4.94 5.00 6.98 6.98 7.82 3.70

RENCANA KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KUMULATIF ADD - 2 41.07 44.88 48.69 52.62 56.57 60.52 64.59 69.53 74.53 81.50 88.48 96.30 100.00
REALISASI KEMAJUAN FISIK MINGGUAN ADD - 2 3.58 4.74 4.12 3.19 2.98 3.17 8.81 0.09 0.02 0.02 0.02 0.02
REALISASI KEMAJUAN FISIK MINGGUAN KUMULATIF ADD - 2 41.07 44.65 49.39 53.51 56.69 59.68 62.85 71.66

DEVIASI (ADD - 2) (0.23) 0.70 0.89 0.13 (0.84) (1.74) 2.13


32

Lampiran 4 Data perencanaan jadwal dan realisasi pekerjaan struktur gedung SKPD 1
SCHEDULE STRUKTUR SKPD 1
Rencana Plat Lantai R Mesin Lift Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
25-Apr-15 27-Apr-15 28-Apr-15 8-May-15 26-May-15
BALOK DAN PLAT LANTAI MACHINE ROOM K-300 Realisasi Plat Lantai R. Mesin Zona 2 Rencana Realisasi
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Test Beton 28 Hari : 23-May-15 27-May-15

Kolom Lt. Atap


Kolom Lt. Atap

Kolom Lt. Atap


30-Apr-15 3-May-15 4-May-15 14-May-15 1-Jun-15 Bongkar Bekisting : 25-Apr-15 30-Apr-15

K-300
Pengecoran : 25-Apr-15 29-Apr-15
Pasang Bekisting : 25-Apr-15 29-Apr-15
Pembesian : 25-Apr-15 29-Apr-15
Rencana Plat Lantai Atap Zona 1 BALOK DAN PLAT LANTAI ATAP Rencana Plat Lantai Atap Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Cor K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
17-Apr-15 20-Apr-15 21-Apr-15 1-May-15 19-May-15 Besi 20-Apr-15 23-Apr-15 24-Apr-15 1-May-15 22-May-15
Rencana Realisasi Realisasi Plat Lantai Atap Zona 1 Bekisting Realisasi Plat Lantai Atap Zona 2 Rencana Realisasi
Kolom Lt. 7 Test Beton 28 Hari : 15-May-15 17-May-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Test Beton 28 Hari : 18-May-15 22-May-15

Kolom Lt. 7

Kolom Lt. 7

Kolom Lt. 7

Kolom Lt. 7

Kolom Lt. 7
Bongkar Bekisting : 17-Apr-15 20-Apr-15 16-Apr-15 19-Apr-15 20-Apr-15 30-Apr-15 18-May-15 25-Apr-15 28-Apr-15 29-Apr-15 9-May-15 27-May-15 Bongkar Bekisting : 20-Apr-15 25-Apr-15

K-300
Pengecoran : 17-Apr-15 19-Apr-15 Pengecoran : 20-Apr-15 24-Apr-15
Pasang Bekisting : 17-Apr-15 19-Apr-15 Pasang Bekisting : 20-Apr-15 24-Apr-15
Pembesian : 16-Apr-15 19-Apr-15 Pembesian : 16-Apr-15 17-Apr-15
Rencana Plat Lantai 7 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 7 Rencana Plat Lantai 7 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 12-Apr-15 15-Apr-15 16-Apr-15 26-Apr-15 14-May-15 Bekisting 15-Apr-15 18-Apr-15 19-Apr-15 26-Apr-15 17-May-15 Rencana Realisasi
Test Beton 28 Hari : 10-May-15 12-May-15 Realisasi Plat Lantai 7 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 7 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 13-May-15 16-May-15
Kolom Lt. 6

Kolom Lt. 6

Kolom Lt. 6

Kolom Lt. 6

Kolom Lt. 6

Kolom Lt. 6
Bongkar Bekisting : 12-Apr-15 15-Apr-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 15-Apr-15 19-Apr-15

K-300
Pengecoran : 12-Apr-15 14-Apr-15 15-Apr-15 18-Apr-15 19-Apr-15 29-Apr-15 17-May-15 19-Apr-15 22-Apr-15 23-Apr-15 3-May-15 21-May-15 Pengecoran : 15-Apr-15 18-Apr-15
Pasang Bekisting : 12-Apr-15 14-Apr-15 Pasang Bekisting : 15-Apr-15 18-Apr-15
Pembesian : 11-Apr-15 14-Apr-15 Pembesian : 11-Apr-15 17-Apr-15
Rencana Plat Lantai 6 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 6 Rencana Plat Lantai 6 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 7-Apr-15 10-Apr-15 11-Apr-15 21-Apr-15 9-May-15 Bekisting 10-Apr-15 13-Apr-15 14-Apr-15 21-Apr-15 12-May-15 Rencana Realisasi
Test Beton 28 Hari : 5-May-15 7-May-15 Realisasi Plat Lantai 6 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 6 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 8-May-15 10-May-15
Kolom Lt. 5

Kolom Lt. 5

Kolom Lt. 5

Kolom Lt. 5

Kolom Lt. 5

Kolom Lt. 5
Bongkar Bekisting : 7-Apr-15 10-Apr-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 10-Apr-15 13-Apr-15

K-300
Pengecoran : 7-Apr-15 9-Apr-15 10-Apr-15 13-Apr-15 14-Apr-15 24-Apr-15 12-May-15 13-Apr-15 16-Apr-15 17-Apr-15 27-Apr-15 15-May-15 Pengecoran : 10-Apr-15 12-Apr-15
Pasang Bekisting : 7-Apr-15 9-Apr-15 Pasang Bekisting : 10-Apr-15 12-Apr-15
Pembesian : 6-Apr-15 9-Apr-15 Pembesian : 6-Apr-15 7-Apr-15
Rencana Plat Lantai 5 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 5 Rencana Plat Lantai 5 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 2-Apr-15 5-Apr-15 6-Apr-15 16-Apr-15 4-May-15 Bekisting 5-Apr-15 8-Apr-15 9-Apr-15 16-Apr-15 7-May-15 Rencana Realisasi
Test Beton 28 Hari : 30-Apr-15 3-May-15 Realisasi Plat Lantai 5 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 5 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 3-May-15 5-May-15
Kolom Lt. 4

Kolom Lt. 4

Kolom Lt. 4

Kolom Lt. 4

Kolom Lt. 4

Kolom Lt. 4
Bongkar Bekisting : 2-Apr-15 6-Apr-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 5-Apr-15 8-Apr-15

K-400
Pengecoran : 2-Apr-15 5-Apr-15 6-Apr-15 8-Apr-15 9-Apr-15 19-Apr-15 7-May-15 8-Apr-15 11-Apr-15 11-Apr-15 21-Apr-15 9-May-15 Pengecoran : 5-Apr-15 7-Apr-15
Pasang Bekisting : 2-Apr-15 5-Apr-15 Pasang Bekisting : 5-Apr-15 7-Apr-15
Pembesian : 1-Apr-15 5-Apr-15 Pembesian : 27-Mar-15 7-Apr-15
Rencana Plat Lantai 4 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 3A Rencana Plat Lantai 4 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 28-Mar-15 31-Mar-15 1-Apr-15 11-Apr-15 29-Apr-15 Bekisting 31-Mar-15 3-Apr-15 4-Apr-15 11-Apr-15 2-May-15 Rencana Realisasi
Test Beton 28 Hari : 25-Apr-15 26-Apr-15 Realisasi Plat Lantai 4 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 4 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 28-Apr-15 28-Apr-15
Kolom Lt. 3

Kolom Lt. 3

Kolom Lt. 3

Kolom Lt. 3

Kolom Lt. 3

Kolom Lt. 3
Bongkar Bekisting : 28-Mar-15 30-Mar-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 31-Mar-15 1-Apr-15

K-400
Pengecoran : 28-Mar-15 29-Mar-15 31-Mar-15 4-Apr-15 3-Apr-15 13-Apr-15 1-May-15 31-Mar-15 3-Apr-15 4-Apr-15 14-Apr-15 2-May-15 Pengecoran : 31-Mar-15 31-Mar-15
Pasang Bekisting : 28-Mar-15 29-Mar-15 Pasang Bekisting : 31-Mar-15 31-Mar-15
Pembesian : 27-Mar-15 28-Mar-15 Pembesian : 27-Mar-15 26-Mar-15
Rencana Plat Lantai 3 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 3 Rencana Plat Lantai 3 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 23-Mar-15 26-Mar-15 27-Mar-15 6-Apr-15 24-Apr-15 Bekisting 26-Mar-15 29-Mar-15 30-Mar-15 6-Apr-15 27-Apr-15 Rencana Realisasi
Test Beton 28 Hari : 20-Apr-15 21-Apr-15 Realisasi Plat Lantai 3 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 3 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 21-Apr-15 23-Apr-15
Kolom Lt. 2

Kolom Lt. 2

Kolom Lt. 2

Kolom Lt. 2

Kolom Lt. 2

Kolom Lt. 2
Bongkar Bekisting : 23-Mar-15 25-Mar-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 24-Mar-15 27-Mar-15

K-400
Pengecoran : 23-Mar-15 24-Mar-15 24-Mar-15 28-Mar-15 28-Mar-15 7-Apr-15 25-Apr-15 28-Mar-15 31-Mar-15 30-Mar-15 9-Apr-15 27-Apr-15 Pengecoran : 24-Mar-15 26-Mar-15
Pasang Bekisting : 23-Mar-15 24-Mar-15 Pasang Bekisting : 24-Mar-15 26-Mar-15
Pembesian : 22-Mar-15 24-Mar-15 Pembesian : 22-Mar-15 26-Mar-15
Rencana Plat Lantai 2 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 2 Rencana Plat Lantai 2 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 18-Mar-15 21-Mar-15 22-Mar-15 1-Apr-15 19-Apr-15 Bekisting 18-Mar-15 21-Mar-15 22-Mar-15 1-Apr-15 19-Apr-15 Rencana Realisasi
Test Beton 28 Hari : 15-Apr-15 15-Apr-15 Realisasi Plat Lantai 2 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 2 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 17-Apr-15 18-Apr-15
Kolom Lt. 1

Kolom Lt. 1

Kolom Lt. 1

Kolom Lt. 1

Kolom Lt. 1

Kolom Lt. 1
Bongkar Bekisting : 18-Mar-15 19-Mar-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 20-Mar-15 22-Mar-15

K-400
Pengecoran : 18-Mar-15 18-Mar-15 19-Mar-15 22-Mar-15 23-Mar-15 2-Apr-15 20-Apr-15 21-Mar-15 25-Mar-15 25-Mar-15 4-Apr-15 22-Apr-15 Pengecoran : 20-Mar-15 21-Mar-15
Pasang Bekisting : 18-Mar-15 18-Mar-15 Pasang Bekisting : 20-Mar-15 21-Mar-15
Pembesian : 7-Mar-15 7-Mar-15 Pembesian : 9-Mar-15 15-Mar-15
Rencana Plat Lantai 1 Zona 1 Cor BALOK DAN PLAT LANTAI 1 Rencana Plat Lantai 1 Zona 2
Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Besi K-300 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr
Rencana Realisasi 8-Mar-15 16-Mar-15 17-Mar-15 27-Mar-15 14-Apr-15 Bekisting 15-Mar-15 18-Mar-15 19-Mar-15 29-Mar-15 16-Apr-15 Rencana Realisasi
Kolom Lt. Dasar

Kolom Lt. Dasar

Kolom Lt. Dasar

Kolom Lt. Dasar

Kolom Lt. Dasar

Kolom Lt. Dasar


Test Beton 28 Hari : 5-Apr-15 5-Apr-15 Realisasi Plat Lantai 1 Zona 1 Realisasi Plat Lantai 1 Zona 2 Test Beton 28 Hari : 11-Apr-15 12-Apr-15
Bongkar Bekisting : 8-Mar-15 9-Mar-15 Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bekisting Besi Cor Bongkar Scafolding Test Beton 28 Hr Bongkar Bekisting : 14-Mar-15 16-Mar-15
K-400

Pengecoran : 8-Mar-15 8-Mar-15 8-Mar-15 16-Mar-15 17-Mar-15 27-Mar-15 14-Apr-15 16-Mar-15 19-Mar-15 20-Mar-15 30-Mar-15 17-Apr-15 Pengecoran : 14-Mar-15 15-Mar-15
Pasang Bekisting : 7-Mar-15 7-Mar-15 Pasang Bekisting : 9-Mar-15 15-Mar-15
Pembesian : 7-Mar-15 7-Mar-15 Pembesian : 9-Mar-15 15-Mar-15

PONDASI KSLL (akhir 14 Maret 2015)

ZONA 1 ZONA 2
33

Lampiran 5 Shop drawing arsitektur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan


34

Lampiran 6 Shop drawing arsitektur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan (contoh lantai 1)
35

Lampiran 7 Penjadwalan pekerjaan struktur gedung SKPD 1 tanpa pembagian zona


36

Lampiran 7 Lanjutan
37

Lampiran 7 Lanjutan
38

Lampiran 7 Lanjutan
39

Lampiran 7 Lanjutan
40

Lampiran 8 Hasil analisis manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 tanpa pembagian zona
Pekerjaan Status Pekerjaan
Persiapan Kritis
Pondasi KSLL Kritis
Plat dan Balok Kolom Tangga
Bekisting Pembesian Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran
Lantai Dasar Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 1 Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 3 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 3A Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 5 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 6 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Lantai 7 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis
Plat Dak Atap
R. Mesin Lift Kritis Kritis Kritis - - -
Kritis Kritis Kritis
41

Lampiran 9 Penjadwalan pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan pembagian zona


42

Lampiran 9 Lanjutan
43

Lampiran 9 Lanjutan
44

Lampiran 9 Lanjutan
45

Lampiran 9 Lanjutan
46

Lampiran 10 Hasil analisis manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan pembagian zona
Pekerjaan Status Pekerjaan
Persiapan Kritis
Pondasi KSLL Kritis
Plat dan Balok Kolom Tangga
Bekisting Pembesian Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran
Lantai Dasar
Zona 1 Kritis Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis
Lantai 1
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 2
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis
Lantai 3
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 3A
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 5
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
47

Lampiran 10 Lanjutan
Pekerjaan Status Pekerjaan
Plat dan Balok Kolom Tangga
Bekisting Pembesian Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran
Lantai 6
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 7
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai Atap
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis - - - - - -
Zona 2 Kritis Kritis Kritis - - - - - -
Plat Dak Atap
R. Mesin Lift Kritis Kritis Kritis - - -
Kritis Kritis Kritis
48

Lampiran 11 Pemodelan struktur gedung SKPD 1 Tangerang Selatan dengan Tekla Structures 20.0
49

Lampiran 12 Analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan percepatan
50

Lampiran 12 Lanjutan
51

Lampiran 12 Lanjutan
52

Lampiran 12 Lanjutan

Lampiran 12 Analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan percepatan (lanjutan)

Lampiran 12 Analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan percepatan (lanjutan)

Lampiran 12 Analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan percepatan (lanjutan)
53

Lampiran 12 Lanjutan
54

Lampiran 13 Hasil analisis perbaikan manajemen waktu pekerjaan struktur gedung SKPD 1 dengan percepatan
Pekerjaan Status Pekerjaan
Persiapan Kritis
Pondasi KSLL Kritis
Plat dan Balok Kolom Tangga
Bekisting Pembesian Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran
Lantai Dasar
Zona 1 Kritis Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Kritis
Lantai 1
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 2
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis
Lantai 3
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis
Lantai 3A
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 5
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
55

Lampiran 13 Lanjutan
Pekerjaan Status Pekerjaan
Plat dan Balok Kolom Tangga
Bekisting Pembesian Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran Pembesian Bekisting Pengecoran
Lantai 6
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai 7
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis
Zona 2 Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis
Lantai Atap
Zona 1 Tidak Kritis Tidak Kritis Tidak Kritis - - - - - -
Zona 2 Kritis Kritis Kritis - - - - - -
Plat Dak Atap
R. Mesin Lift Kritis Kritis Kritis - - -
Kritis Kritis Kritis
56

Lampiran 14 Perhitungan analisis kebutuhan pekerja untuk pembesian plat

Perhitungan volume pekerjaan pembesian plat dengan wiremesh:


Perhitungan luasan plat berdasarkan gambar shop drawing:
 Zona 1
Luas lantai: (13.55 m x 27.1 m ) + (4.6 m x 1.55 m) = 374.335 m2
 Zona 2
Luas lantai: (13.55 m x 27.1 m) = 367.205 m2
*) perhitungan luas lantai untuk digunakan dalam perhitungan pemasangan
wiremesh

Spesifikasi wiremesh M8:


Per roll: 2.1 m x 5.4 m = 11.34 m2
Berat: 61.79 kg

Volume pekerjaan pemasangan wiremesh M8


 Luas plat yang dipasang satu lapis = luas plat lantai zona 1: 374.335 m2
 Luas plat yang dipasang dua lapis : 104.537 m2

Total luasan wiremesh M8 yang dibutuhkan: 374.335 m2 + 104.537 m2 = 478.87


m2
Jumlah roll wiremesh M8 yang dibutuhkan: = 43 buah

Volume berat wiremesh M8 yang dibutuhkan: 43 x 61.79 kg = 2657 kg

Volume pekerjaan pembesian plat dengan wiremesh: 2657 kg

Contoh perhitungan jumlah pekerja dengan persamaan 1 dan AHSP SNI 2013:

Jumlah pekerja = = 7 orang

Jumlah tukang besi = = 7 orang

Jumlah kepala tukang = = 1 orang

Jumlah mandor = = 1 orang


57

Lampiran 15 Perhitungan analisis kebutuhan pekerja untuk pembesian balok

Perhitungan volume pekerjaan pembesian balok dengan besi ulir atau polos:

Perhitungan volume balok berdasarkan gambar shop drawing:


*) Karena struktur gedung tipikal, maka perhitungan dilakukan bisa
berdasarkan zona 1 atau zona 2
 Volume balok induk 40/75 cm:
panjang x luas penampang = 109.95 m x (0.4 m x 0.75 m) = 32.985 m3
 Volume balok anak 20/40 cm:
panjang x luas penampang = 155.2 m x (0.2 m x 0.4 m) = 12.416 m3
 Total volume pekerjaan balok= 32.985 m3 + 12.416 m3 = 45.401 m3
*) 1 m3 balok membutuhkan 200 kg besi (AHSP SNI 2012)

Volume pekerjaan pembesian balok : 45.401 m3 x 200 kg/m3 = 9081 kg

Contoh perhitungan jumlah pekerja dengan persamaan 1 dan AHSP SNI


2013:

Jumlah pekerja = = 64 orang

Jumlah tukang besi = = 64 orang

Jumlah kepala tukang = = 7 orang

Jumlah mandor = = 4 orang


58

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 November


1993 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan
Bapak Syamsudin Yahya dan Ibu Junainah. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di
Madrasah Ibtidaiyah At-Taqwa, Jakarta. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Jakarta hingga tahun 2009. Tahun
2012 penulis lulus dari SMA Negeri 55 Jakarta dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan dan
diterima di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi
Pertanian.
Pada bulan Juni-Agustus tahun 2015, penulis melaksanakan praktik
lapangan di proyek gedung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1 Tangerang
Selatan dan menyusun laporan berjudul “Pekerjaan Struktur Baja Atap Gedung
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1 Tangerang Selatan, PT Brantas
Abipraya (Persero)”
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi
keprofesian Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (Himatesil) IPB
sebagai staf Departemen Khusus tahun 2013-2014. Selama menjadi staf di
Himatesil IPB, penulis juga aktif dalam kepanitiaan seperti acara Gerakan Cinta
Bumi (Gecimi) 2013, Bina Desa Himatesil IPB-BEM Fateta IPB 2013 dan Bina
Desa Himatesil IPB 2014 di Desa Pamijahan, Bogor, orientasi mahasiswa baru
Teknik Sipil dan Lingkungan (Pondasi) 2013, dan acara skala nasional Indonesian
Civil and Environmental Festival (ICEF) 2013 sebagai staf acara dan ICEF 2014
sebagai ketua staf Publikasi, Desain, dan Dokumentasi (PDD).
Prestasi yang pernah diraih oleh penulis antara lain menjadi delegasi Institut
Pertanian Bogor pada Konferensi HISAS 12th di Hokkaido University, Jepang
(2015), semifinalis LKTI Engineering Physics Week di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (2015), serta semifinalis LKTI Green Science Competition di
Universitas Negeri Semarang (2014). Selama kuliah, penulis juga menerima
beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) IPB (2014-2016). Penulis
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemodelan dan Analisis Manajemen Waktu
dengan Metode Pembagian Zona Pekerjaan Struktur Gedung SKPD 1 Tangerang
Selatan” untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di bawah bimbingan Ir.
Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai