Anda di halaman 1dari 95

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Illahi Robi penulis panjatkan, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
pada program Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tepat pada waktunya. Laporan
ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik di Jurusan
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota UNIKOM Bandung. Laporan ini
disusun berdasarkan pengamatan selama mengikuti kegiatan Praktik Kerja pada
Program Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Terwujudnya laporan ini tidak
terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moral
maupun materil, maka sewajarnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan ini;

2. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung dengan sepenuh hati baik

moril maupun materi, dan dengan do’a-do’anya yang selalu mengiringi

sehingga dapat terselesaikannya penulisan laporan ini;

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, MT., selaku Rektor

Universitas Komputer Indonesia;

4. Bapak Dr.Ir. Herman S. Soegoto., Selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia;

5. Ibu Dr. Wanita Subadra Abioso Ir., MT selaku Ketua Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia, serta

selaku dosen pembimbing kerja praktik yang telah memberikan bantuan

pengarahan dan bimbingan selama pengerjaan Laporan Kerja Praktik ini;

6. Ibu Romeiza Syafriharti,Ir.,MT. selaku Koordinator Kerja Praktik

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer

Indonesia;
7. Seluruh Dosen dan Sekertariat Program Studi Perencanaan Wilayah dan
Kota yang telah membantu memperlancar pelaksanaan kerja praktik;

8. Seluruh pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu yang


telah menerima penulis untuk melakukan kerja praktik di Dinas
Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu (PU);

9. Shirley C. Tulangi, ST., Kepala Seksi Pertanahan dan Pemanfaatan


Ruang sekaligus pembimbing lapangan saya di Dinas Pekerjaan Umum
Kota Kotamobagu, yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam melaksanakan kerja praktik maupun penyusunan laporan kerja
praktik;

10. Seluruh Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu;

11. Bapak Deny selaku ASN di lingkungan kantor PU yang telah membantu
meladeni dan menyambungkan komunikasi saya ke kantor dinas
pekerjaan umum kota kotamobagu;

12. Kawan-kawanku PWK UNIKOM Angkatan 2015;

Di dalam penulisan ini, segala daya upaya telah dikeluarkan


semaksimal mungkin, walaupun demikian penulis menyadari bahwa laporan
kerja praktik ini masih jauh dari sempurna. Semoga laporan kerja praktik ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 29 September 2018

Sukiman Makalalag
1.06.15.031
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan dan Sasaran Kerja Praktik
1.2.1 Tujuan dan Sasaran
1.3 Prosedur Kerja Praktik
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kerja Praktik
1.4.2 Ruang Lingkup Waktu
BAB II
PROFIL INSTANSI KERJA PRAKTIK

2.1 Latar Belakang Dinas


2.2. Manajemen dan Staff Perusahaan
2.2.1 Tugas Dan Fungsi
2.3. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu
2.4. Pembinaan Sumber Daya Manusia
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi Materi Pekerjaan Secara Umum


3.1.1. Pendahuluan
3.1.1.1. Pengertian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) secara umum
3.1.1 Cara Mengurus IMB
3.2 Visi Dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu
3.2 Tujuan Stratejik
3.2.1 Sasaran Stratejik
3.2.2 Tujuan Dan Sasaran
3.3 Materi Penataan Ruang
3.3.1 Azas Dan Tujuan Penataan Ruang
3.3.2 Klasifikasi Penataan Ruang
3.4 Tugas dan Wewenang
3.4.1 Wewenang Pemerintah
3.4.2 Wewenang Pemerintah Daerah Provinsi
3.4.3 Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
3.4.4 Pengaturan dan Pembinaan
3.4.5 Perencanaan Tata Ruang
3.4.6 Pemanfaatan Ruang
4.1 Pengawasan Penataan Ruang
4.2 Pemantauan dan Evaluasi
4.3 Pengawasan Kinerja
4.4 Penyelesaian Sengketa, Penyidikan dan Pidana
4.4.1 Substansi Kerja Praktik
4.4.2 Persyaratan Administratif Dokumen Untuk Permohonan Imb
4.4.3 Persyaratan Teknis Dokumen Untuk Permohonan IMB
4.4.4 Pola Umum Pengaturan Izin Mendirikan Bangunan Gedung
4.4.5 Proses Izin Mendirikan Bangunan Gedung
4.4.6 Proses Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung
4.4.7 Pelayanan Administrasi Izin Mendirikan Bangunan Gedung
4.5.1 Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada Umumnya
4.5.2 Pencatatan Penelitian Kelengkapan dan Kebenaran Dokumen Administratif
4.5.3 Penyusunan pertimbangan teknis
4.5.4 Penilaian/Evaluasi
4.5.5 Proses Pemeriksaan dan Penelitian/Pengkajian Dokumen Administratif dan
Dokumen Rencana Teknis
4.5.6 Proses Administratif Penyelesaian Dokumen IMB
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Kesan
5.3 Kesan Terhadap Instasi Serta Lingkungan Kerja Praktek……………….......…….

6.1 Saran Untuk Program Studi Wilayah dan Kota.......................................................79

6.2 Saran Untuk Instasi Kerja Praktik............................................................................79

6.3 Saran Bagi Calon Praktikan.....................................................................................80

6.4 Saran.........................................................................................................................81

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini akan membahas secara umum Mata Kuliah Kerja

Praktik yang telah dilakukan oleh praktikan yang meliputi : latar belakang, tujuan dan

sasaran kerja praktik, prosedur kerja praktik, ruang lingkup kegiatan kerja praktik yang

terdiri dari runag lingkup materi dan ruang lingkup waktu, peran dan kedudukan

praktikan, serta penjelasan mengenai sistematika pembahasan yang akan dibahas pada

bab-bab selanjutnya.

1.1 Latar Belakang

Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh

mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Komputer

Indonesia dalam menyelesaikan tahap pendidikan (S-1). Mata kuliah ini dilakukakan

minimal selama 2 (dua) bulan dan maksimal 3 (tiga) bulan, kerja praktik dapat dilakukan

pada instansi pemerintahan seperti Dinas Tata Ruang, Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Bina Marga atau instansi swasta seperti konsultan perencanaan, dan badan-badan

yang bergerak di bidang perencanaan wilayah dan kota. Pada kerja praktik kali ini

praktikan bekerja pada instansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu dan Materi

yang akan diterima oleh mahasiswa kerja praktik selanjutnya dibagi sesuai kebijakan dari

instansi kerja praktik, dengan mempertimbangkan mata kuliah apa saja yang telah diikuti

oleh praktikan tersebut yang disesuaikan dengan ilmu pengetahuan serta kemampuan

yang dimiliki oleh praktikan.

Mata kuliah kerja praktik dengan beban 2 sks ini bertujuan agar mahasiswa

mendapatkan pengalaman dan mengetahui tata cara dan proses pekerjaan di dunia nyata

sesuai dengan latar belakang pendidikan dan dapat mengimplementasikan ilmu yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di Program Studi Perencanaan Wilayah dan

Kota.
Dalam hal ini praktikan melaksanakan kerja praktik pada instansi swasta yaitu

Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu. Praktikan memperoleh kesempatan kerja

praktik di Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu dengan proyek izin mendirikan

bangunan (IMB). Proyek ini sendiri merupakan proyek dari bagian bidang penataan

pertanahan dan penataan ruang.

1.2 Tujuan dan Sasaran Kerja Praktik

Tujuan dan sasaran pada subbab ini berisi tentang tujuan penulisan laporan Kerja

Praktik (KP) serta sasaran yang sudah atau belum dicapai oleh praktikan dalam kegiatan

kerja praktik, sehingga praktikan mengerti dan paham akan prosedur dari penjabaran

tujuan dan sasaran kerja praktik.

1.2.1 Tujuan dan Sasaran

Tujuan umum Kerja Praktik adalah mahasiswa dapat memahami pekerjaan yang

dikerjakannya, memahami manajemen Instansi Kerja Praktik (IKP), serta mampu

melakukan kegiatan perencanaan yang ditugaskan oleh instansi kerja praktik. Adapun

tujuan penulisan Laporan Kerja Praktik adalah agar praktikan lebih mengerti dan

memahami mengenai masalah prosedur dan tahapan dalam mengerjakan suatu kegiatan

perencanaan yang mana tidak diperoleh di bangku perkuliahan. Adapun sasaran yang

ingin dicapai dalam mengikuti kegiatan Kerja Praktik (KP) antara lain yaitu :

a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah

terhadap suatu perencanaan yang nyata.

b. Mengetahui proses dan mekanisme maupun prosedur yang telah di buat.

c. Memperoleh pengalaman bekerja sama dengan berbagai bidang keahlian

lain dalam membuat suatu perencanaan sebagai wujud dari segala bidang ilmu yang

dipelajari.

d. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja

setelah menyelesaikan studi, terutama dalam hal disiplin waktu dan tanggung jawab

pekerjaan.
e. Dapat memecahkan permasalahan pembangunan di bidang perencanaan

(perencanaan wilayah, pedesaan, dan kota), baik perencanaan fisik ruang, ekonomi,

maupun sosial.

1.3 Prosedur Kerja Praktik

Kerja Praktik membutuhkan persetujuan dari instansi kerja praktik yang terkait,

oleh karena itu membutuhkan persetujuan apakah akan diterima bisa melakukan kerja

praktik atau tidak. Praktikan sendiri memilih instansi kerja praktik di Dinas Pekerjaan

Umum Kota Kotamobagu. Prosedur yang harus dilakukan dan dipersiapkan adalah

sebagai berikut :

1. Perlu mengetahui siapa Dosen koordinator Kerja Praktik.

2. Cari informasi mengenai tempat kerja praktik dan contact person dari

instansi tempat kita akan kerja praktik nanti.

3. Mahasiswa mengajukan kerja praktik kepada sekertariat Perencanaan

Wilayah dan Kota dengan membawa nama instasnis beserta alamat

tempat praktikan akan melakukan kerja praktik, selanjutnya akan

disahkan oleh Dosen koordinator kerja praktik dan Ketua Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota serta mendapatkan stempel.

4. Surat pengajuan kerja praktik akan diproses dan bila belum memenuhi

standar yang sudah ditetepkan, akan dilakukan proses revisi.

5. Surat pengajuan sudah sesuai akan dibuatkan surat pengantar kerja

praktik oleh sekretariat jurusan perencanaan Wilayah dan Kota ke

instansi yang dituju oleh mahasiswa.

6. Mahasiswa membawa Surat Pengantar kerja praktik sebanyak 1 lembar

untuk meminta tanda tangan dari Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah

dan Kota.

7. Mahasiswa memberikan Permohonan Ijin Kerja Praktik ke Instansi yang

dituju.
8. Menunggu surat balasan, jika diterima oleh instansi kerja praktikk kita

akan mendapat surat balasan yang menyatakan kita diterima untuk

melakukan Kerja Praktik di instansi tersebut.

9. Menggandakan surat balasan minimal sebanyak 2 lembar.

10. Setelah itu kita akan diberikan form isian nilai dan kegiatan yang

dilakukan praktikan saat kerja praktik.

11. Praktikan melakukan kerja praktik.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kerja Praktik

Ruang lingkup dalam pelaksanaan kerja praktik ini terdiri dari ruang

lingkup materi dan ruang lingkup waktu.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Ada dua kegiatan yang merupakan ruang lingkup Mata Kuliah

Kerja

Praktik, yaitu :

A. Melakukan Kerja Praktik di Lembaga/Instansi Kerja Praktik

Praktikan melakukan Kerja Praktik di Dinas Pekerjaan Umum

Kota Kotamobagu. Alasan praktikan memilih melakukan Kerja Praktik di

dinas tersebut karena perusahaan tersebut bergerak pada bidang

perencanaan tata ruang yang sangat terkait dengan bidang perencanaan

wilayah dan kota. Dalam kegiatan Kerja Praktik di Dinas Pekerjaan

Umum Kota Kotamobagu, proyek yang diikuti praktikan adalah izin

mendirikan bangunan di dinas tersebut. Dalam hal ini praktikan

membantu dan ikut serta dalam proses survey langsung lokasi yang akan

didirikan bangunan tersebut sehingga bisa merasakan kerja sama dengan

para teknisi.

B. Menyususn Laporan Kerja Praktik


Laporan kerja praktik disusun oleh praktikan untuk melaporkan

hasil yang didapatkan dan dilakukan selama kerja praktik. Selama

melakukan kerja praktik, terdapat dua pembimbing yang menjadi

pembimbing praktikan yaitu dosen pembimbing dan pembimbing di

tempat kerja praktik. Pembimbing di tempat kerja praktik membimbing

selama praktikan melakukan kerja praktik dan memberikan penilaian

terhadap kinerja praktikan, sementara dosen pembimbing melakukan

evaluasi dan bimbingan terhadap laporan kerja praktik yang disusun oleh

mahasiswa. Laporan kerja praktik yang dibuat oleh praktikan membahas

mengenai latar belakang dan tujuan melakukan kerja praktik, tinjauan

kebijakan, dan membahas mengenai proyek yang dikerjakan oleh

praktikan.

1.4.2 Ruang Lingkup Waktu

Waktu pelaksanaan kerja praktik dimulai pada tanggal 13

Agustus 2018 sampai dengan 31 September 2018. Kegiatan kerja praktik

pada bulan Agustus dalam setiap minggunya mendapatkan jadwal praktik

6 hari kerja. Dan begitu juga kegiatan kerja praktik pada bulan

Septembernya. Masuk kerja praktik dimulai pada pukul 07.30 Am dan

pulang pada pukul 15.00 pm.

1.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan susunan dari keseluruhan isi

laporan Kerja Praktik yang akan disusun oleh praktikan. Adapun

sistematika pembahasan yang akan disusun adalah sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran

kerja praktik, prosedur kerja praktik, ruang lingkup kegiatan kerja praktik

yang terdiri dari runag lingkup materi dan ruang lingkup waktu, peran

dan kedudukan praktikan, serta sistematika pembahasan.

BAB II PROFIL INSTANSI KERJA PRAKTIK

Bab Ini Menjelaskan Mengenai Latar Belakang Dinas Pekerjaan

Umum Kotamobagu,, Lingkup Pekerjaan, Data Administrasi, Informasi

Komunikasi, Tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia, Serta Struktur

Organisasi.

BAB III PEMBAHASAN

Bab pembahasan ini akan membahas mengenai materi Bidang

Penataan Ruang dan Materi terkait IMB (izin mendirinkan bangunan)

maupun tujuan dan sasaran stratejik serta bagaimana tugas-tugas

pengerjaan dalam proses merealisasikan IMB. Dalam materi Kerja

Praktik mengenai pembahasan keikutsertaan praktikan selama kerja

praktik dalam proyek yang ada pada saat kerja praktik.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan, kesan-kesan untuk

Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu selama melakukan kegiatan

praktikan dan saran untuk program studi Perencanaan Wilayah dan Kota,

saran untuk instansi kerja praktik dan saran bagi calon praktikan.
BAB II

PROFIL INSTANSI KERJA PRAKTIK

Bab Ini Menjelaskan Mengenai Latar Belakang Dinas Pekerjaan Umum

Kotamobagu,, Lingkup Pekerjaan, Data Administrasi, Informasi Komunikasi, Tentang

Pembinaan Sumber Daya Manusia, Serta Struktur Organisasi.

2.1 Latar Belakang Dinas

Dinas Pekerjan Umum Kotamobagu Daerah Kotamobagu merupakan satuan

kerja perangkat daerah (SKPD) dengan visi misinya : tersedianya infrastruktur pekerjaan

umum yang handal dan bermanfaat secara berkelanjutan serta berbasis tataruang untuk

mendorong terwujudnya Kota Kotamobagu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional

menuju masyarakat sejahtera, sehat, cerdas dan berbudaya”.

Dinas yang berkerja untuk berbagai pembangunan daerah seperti Proyek

Jembatan, Jalan, dan lain-lain ini, memiliki kesulitan dalam memonitoring dan

mengevalusai proyek yang sedang berjalan maupun proyek yang sudah direalisasikan.

Selama ini proyek-proyek diawasi satu persatu secara manual, dikarenakan Dinas

Pekerjaan Umum (PU) belum memiliki sistem informasi yang bisa mengawasi dan

mengevaluasi semua proyek secara bersamaan dan juga memberikan gambaran geografis

lokasi proyek secara keseluruhan, setiap proyek yang dikerjakan juga memiliki tempat

dan tingkat keberhasilan yang berbeda – beda, hal ini.

2.2. Manajemen dan Staff Perusahaan


Manajemen dan struktur organisasi perusahaan adalah suatu susunan atau urutan

yang menggambarkan tentang tingkat, bagian-bagian dalam suatu perusahaan yang dapat

menjelaskan mengenai peran dan tanggungjawab dari masing-masing bagian serta

hubungan antara satu sama lain dalam mencapai.

2.2.1 Tugas Dan Fungsi

Tugas Pokok Dinas PU adalah membantu Bupati dalam melaksanakan

kewenangan daerah di bidang pekerjaan umum, pengembangan wilayah, permukiman,

tata ruang, pertamanan dan kebersihan. Dalam penyelenggaraan tugas pokok tersebut,

Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu menyelenggarakan fungsi: Perumusan perencanaan

kebijakan teknis, pembangunan dan pengelolaan, pembinaan umum, pemberian

bimbingan dan perijinan di bidang pekerjaan umum, pengembangan wilayah,

permukiman, tata ruang, pertamanan dan kebersihan sesuai dengan kebijaksanaan yang

ditetapkan Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Pengawasan

dan pengendalian teknis di bidang pekerjaan umum, pengembangan wilayah,

permukiman, tata ruang, pertamanan dan kebersihan; Pengelolaan tata usaha dinas;

Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas.

Untuk melaksanakan fungsinya, Dinas PU Kotamobagu mempunyai kewenangan

sebagai berikut : Penyusunan dan penetapan rencana tata ruang dan teknis di bidang cipta

karya; Pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan tata ruang dan pembangunan di bidang

cipta karya; Penyediaan bantuan/dukungan penerapan hasil penelitian dan pengembangan

teknologi, arsitektur bangunan, dan jatidiri kawasan; Penetapan kebijakan pengelolaan

pengairan pada wilayah skala kabupaten;Penetapan rencana pengelolaan pengairan dan

kawasan lindung sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten;

Pembentukan wadah koordasi pengairan di wilayah dan atau pada wilayah sungai

kabupaten; Penetapan dan pemberian izin dan rekomendasi teknis atas penyediaan,

peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan pengaairan pada wilayah sungai di kabupaten;


Menjaga efektifitas, efisiensi, kualitas dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan pengairan

pada wilayah sungai di kabupaten; Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan,

pengubahan dan atau pembongkaran bangunan dan atau saluran irigasi pada jaringan

irigasi primer dan sekunder di kabupaten; Pengaturan jalan meliputi perumusan kebijakan

penyelenggaraan jalan, penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan,

penetapan fungsi jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota

kecamatan, antar kecamatan, jalan lokal dan jalan lingkungan, penetapan status jalan dan

penyusunan perencanaan umum pembiayaan jaringan jalan;

Pembinaan jalan, fasilitasi penyelesaian sengketa antar kecamatan dan

pengembangan teknologi terapan di bidang jalan kabupaten; Perencanaan, pembangunan

dan pengawasan jalan di kabupaten; Penetapan kebijakan dan strategi wilayah kabupaten

dalam pembangunan perkotaan dan perdesaan; Fasilitasi penyiapan program

pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan perdesaan jangka panjang dan

menengah kabupaten; Pengawasan dan pengendalian terhadap pembangunan dan

pengelolaan kawasan perkotaan dan perdesaan di kabupaten; Penetapan perda kebijakan

pengembangan persampahan dan pertamanan di kabupaten; Perencanaan, pengembangan,

pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi pengembangan persampahan dan pertamanan di

kabupaten; Penginventarisasian, penetapan, pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi jalur

hijau; Monitoring evaluasi pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh;

Penetapan perda tentang bangunan gedung dan lingkungan, penetapan kebijakan strategi

wilayah dan penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan

dilestarikan skala kabupaten; Pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi, sistem

informasi jasa konstruksi dan penelitian dan pengembangan jasa konstruksi skala

kabupaten; dan Penerapan standarisasi mutu dan kualitas pembangunan infrastruktur.

2.3. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu


Dalam menjalankan roda kegiatannya Dinas Pekerjaan Umum dibagi dalam

beberapa bagian dan diatur oleh Struktur Organisasi Kantor sebagaimana terlihat dalam

Bagan Struktur Organisasi Perusahaan di bawah ini.

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu

2.4. Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan Sumber daya manusia dilakukan dinas Pekerjaan Umum demi

terciptanya lingkungan kerja yang baik. Setelah penetapan tujuan Dinas, dan
mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai, Dinas Pekerjaan Umum melakukan

pembinaan sumber daya manusia agar mendukung pencapaian tujuan Instansi.

Adapun upaya tugas-tugas dalam lingkup internal Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu

yaitu :

A. Pemantauan

Pemantauan dilakukan dengan tujuan jika terjadi kesalahan, dapat dideteksi

secara dini dan dilakukan tindak pencegahan yang tepat. Di Dinas Pekerjaan Umum,

pemantauan dilakukan secara berkala baik oleh pengawas internal maupun eksternal. Juga

dilakukan eveluasi secara berkala segala kegiatan pengendalian atas operasi yang

mendukung pencapaian tujuan organisasi.

B. Informasi dan Komunikasi

Dalam Dinas Pekerjaan Umum, informasi tentang tujuan instansi dikomunikasikan

dengan jelas kepada seluruh pegawai tentang apa yang harus dilakukan agar keseluruhan

tujuan dapat dicapai dengan baik. Informasi disediakan tepat waktu agar dapat

dilaksanakan pemantauan sehingga bila diperlukan tindakan koreksi dapat dilakukan

secara cepat.

C. Lingkungan Pengendalian

Pengendalian Intenal yang diterapkan Dinas Pekerjaan Umum sudah dijalankan

dengan baik. Para pimpinan dan para pegawai menjunjung tinggi integritas dan nilai

etika, hal ini dibuktikan dengan adanya sanksi bagi pegawai yang melanggar aturan yang

ditetapkan dengan cara mendapat teguran lisan maupun tulisan. Hal tersebut dapat

menekan terjadinya penyimpangan di Dinas Pekerjaan Umum. Para pegawai juga


ditempatkan sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing juga dilakukan

pengembangan sumber daya manusia seperti diklat dan pelatihan demi menunjang kinerja

pegawai. Pemisahan fungsi tugas kerja juga jelas sehingga para pegawai bekerja dan

ditempatkan di bagian yang sesuai dengan latar belakang pengalaman dan pendidikannya.

Komunikasi yang tercipta antara bawahan dan atasan juga baik sehingga tercipta

lingkungan yang kondusif dan mempermudah dalam pencapaian tujuan dinas.

Pembambagian wewenang dan tanggung jawab juga dikomunikasikan dengan baik oleh

pimpinan kepada bawahan sehingga para pegawai diarahkan untuk mengatasi masalah

maupun memperbaiki masalah yang sudah terlanjur terjadi. Dinas Pekerjaan Umum juga

menetapkan berbagai kriteria yang jelas sehubungan dengan penerimaan karyawan baru

serta mengadakan pelatihan secara berkesinambungan. Dengan demikian dapat dikatakan

lingkungan pengendalian memiliki peranan penting dalam menunjang kinerja para

pegawai Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi.


BAB III

PEMBAHASAN

Bab pembahasan ini akan membahas mengenai Bidang Penataan Ruang dan

Materi terkait IMB (izin mendirinkan bangunan) maupun tujuan dan sasaran stratejik

serta bagaimana tugas-tugas pengerjaan dalam proses merealisasikan IMB. Dalam materi

Kerja Praktik mengenai pembahasan keikutsertaan praktikan selama kerja praktik dalam

proyek yang ada pada saat kerja praktik.

3.1. Deskripsi Materi Pekerjaan Secara Umum

3.1.1. Pendahuluan

Dalam materi ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup

pekerjaan, metode pelaksanaan.

3.1.1.1. Pengertian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) secara umum

Sebelum membangun sebuah rumah, ada satu kewajiban yang perlu dimilki, yaitu

IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Surat IMB diberikan instansi berbentuk dinas yang

berada di wilayah pemerintah tingkat kota untuk setiap rencana pembangunan rumah

baru, rehabilitasi atau pun renovasi. Bangunan yang dimaksud termasuk rumah tinggal,

rumah susun, rumah ibadah, hingga gedung perkantoran. Mengurus IMB sebaiknya

dilakukan juah sebelum pelaksanaan pendirian pembangunan sehingga kedepannya tidak

bermasalah dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Ketidaklengkapan dokumen


property akan menyulitkan sipemilik rumah kedepannya saat ingin merenovasi ataupun

menjual rumah.

Mendirikan Bangunan atau biasa dikenal dengan IMB adalah perijinan yang

diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru,

mengubah, memperluas, mengurangi dan atau merawat bangunan sesuai dengan

persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. IMB merupakan salah satu

produk hukum untuk mewujudkan tatanan tertentu sehingga tercipta ketertiban,

keamanan, keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian hukum. Kewajiban setiap

orang / badan yang akan mendirikan bangunan memiliki Izin Mendirikan Bangunan

terdapat pada pasal 5 ayat 1 Perda No.7 Tahun 2009. IMB tersebut melegalkan suatu

bangunan yang direncanakan sesuai dengan Tata Ruang yang telah ditentukan dan

rencana konstruksi bangunan tersebut juga dapat dipertanggung jawabkan dengan

maksud untuk kepentingan bersama sehingga jelas bahwa IMB itu penting.

3.1.1 Cara Mengurus IMB

Banyak masyarakat yang tidak mengurus IMB karena malas dengan prosedur

yang dikira akan berbelit-belit. Padahal tujuan IMB adalah menciptakan tata letak

bangunan yang teratur, nyaman dan sesuai peruntukan tanah. Tata letak bangunan yang

teratur nantinya akan berujung menjadi tata kota yang lebih baik. Lalu, bagaimana cara

mengurus IMB? Dalam mengurus permohonannya harus disertai dengan kelengkapan

sejumlah dokumen. Beberapa diantaranya adalah foto kopi gambar rencana dan

denahnya, foto kopi sertifikat tanah, foto kopi KTP pemilik lahan dan bangunan, & surat

perjanjian penggunaan lahan, jika tanah itu bukan milik si pemilik lahan

Dalam proses pembuatan IMB bias memakan biaya tak lebih dari satu juta rupiah

bila diurus sendiri sesuai jalur dan waktu yang ditentukan. Waktu yang dibutuhkan adalah

2-3 minggu. Jangka waktu proses IMB berbeda-beda tergantung kebijakan daerah
pengawasan setempat dan kesiapan berkas yang diperlukan. IMB juga bias diperbaharui

jika dalam proses pembangunan mengalami perubahan signifikan atau renovasi yang

berdampak dengan lingkungan, seperti perubahan fungsi dan bentuk. Perubahan yang

dimaksud, misalnya penambahan ruangan atau beralih fungsi (misalnya tempat tinggal

menjadi ruko atau tempat usaha lain).

Jika ingin mengurus IMB tanpa bantuan jasa, beberapa langkah yang harus

diikuti adalah:

1. Mengambil formulir di Dinas Perkerjaan Umum setempat

2. Formulir diisi dan ditandatangani di atas materai Rp. 6000 oleh pemohon

3. Formulir dilegalisir kelurahan dan kecamatan dimana bangunan akan

didirikan

4. Lampiran-lampiran yang diperlukan masing(-masing 3 rangkap) adalah:

 Gambar denah, tampak (minimal 2 gambar), potongan (minimal 2

gambar), rencana pondasi, rencanaatap, rencana sanitasi serta site plan.

 Gambar konstruksi beton serta perhitungannya.

 Gambar konstruksi baja serta perhitungannya

 Hasil penyelidikan tanah serta uji laboratorium mekanika tanah untuk

bangunan berlantai 2 atau lebih.

 Surat keterangan kepemilikan tanah/sertifikat HM (Hak Milik)/HGB

(Hak Guna Bangunan).

 Surat persetujuan tetangga, untuk bangunan berhimpit dengan batas

persil.

 Surat kerelaan tanah bermaterai Rp.6000 dari pemilik tanah yang

diketahui oleh Lurah serta camat, apabila tanah bukan milik pemohon

 Surat Perintah Kerja (SPK) apabila pekerjaan diborongkan

 Ada izin usaha (HO) untuk bangunan komersial


 Ada izin prinsip dari pejabat Kepala Daerah bila lokasi bangunan

menyimpang dari Tata Ruang Kota.

Jenis jenis IMB secara garis besar yaitu:

1. IMB untuk bangunan tempat tinggal atau bangunan bertingkat

2. IMB untuk Bangunan Pemerintah

3. IMB untuk Bangunan Khusus

IMB sangat berkaitan erat dengan pertahanan. Setiap warga negara Indonesia

berhak memanfaatkan tanah baik untuk bangunan maupun untuk tempat tinggal demi

kemakmuran rakyat sesuai dengan yang terkandung pada UUD 1945 pasal 33 ayat (3).

Segala bentuk izin mendirikan bangunan terutama yang berhubungan dengan pengajuan

permohonan dan juga penerbitannya wajib disertai syarat-syarat dan juga pertimbangan.

Pesyaratan persyaratan yang harus dipenuhi diatur dalam Undang

Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung. Syarat syarat

tersebut terdiri dari :

1. Persyaratan Teknis, meliputi :

a. Persyaratan Tata Bangunan

b. Persyaratan Keandalan Bangunan

2. Persyaratan Administratif, meliputi :

a. Status hak atas tanah

b. Status kepemilikan bangunan gedung

c. Izin Mendirikan Bangunan


Dalam hal pengaturan proses perizinan mengalami prosedur yang berbeda beda

dari jenis perizinan yang satu dengan lainnya, termasuk prosedur IMB. Pada umumnya

pelayanan IMB berada pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu ( KPMPT

). Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) merupakan lembaga

teknis daerah yang mempunyai tugas pokok di bidang pelayanan penanaman modal,

perizinan, dan non perizinan. Setiap daerah daerah Indonesia mempunyai Kantor

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu sebagai penunjang efektivitas penanaman

modal. Secara umum Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu ini melayani

pengurusan izin izin seperti:

1. Izin Mendirikan Bangunan

2. Izin Reklame, Izin Gangguan

3. Izin Usaha Jasa Konstruksi

4. Izin Mendirikan Sekolah, Izin Racun Api

5. Izin Penelitian

3.2 Visi Dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diemban Dinas Pekerjaan Umum

Kotamobagu mempunyai rencana stratejik yang beroreintasi pada hasil pembangunan

yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2014 - 2018.

Dengan didasarkan pada isu-isu stratejik yang timbul baik issue stratejik lingkungan

internal maupun eksternal yang akan menjadi potensi, peluang dan tantangan bagi

organisasi. Rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum ini mencakup Visi, Misi, Tujuan,

Sasaran serta cara pencapaian tujuan dan sasaran akan diuraikan dalam bab ini.

Selanjutnya sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 2014 akan dijelaskan dalam

Rencana Kinerja 2014.

a) Visi
Berdasarkan hasil pembahasan dan musyawarah seluruh staf Dinas Pekerjaan

Umum dengan berlandaskan pada tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Daerah

Nomor tahun 2009, maka disepakati untuk menetapkan Visi Dinas Pekerjaan Umum

Kotamobagu dalam penyelemggaraan Otonomi Daerah, dan pemerintahan yang bersih

dan berwibawa (Good Governance & Clean Governance yaitu :

“ Mewujudkan Pelayanan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum yang Baik dan Layak

Untuk Kehidupan yang Produktif dan Berkelanjutan ”

Rumusan Visi ini mengacu pada Visi Kota Kotamobagu sebagaimana tertuang

dalam Peraturan Daerah Nom 12 tahun 2009 (Renstra tahun 2009 – 2014). Didalam Visi

tersebut terkandung keinginan Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu sebagai instansi

teknis yang menangani pembangunan fisik di Kota Kotamobagu untuk mewujudkan suatu

Infrastruktur yang berkualitas yang mampu menjadi faktor pendorong dan menarik (pull

dan push factor) dalam mendukung pembangunan dan pergerakan perekonomian

Kotamobagu dimasa mendatang, dengan mengembangkan dan memanfaatkan potensi

ekonomi lokal (local economic development) yang ada dalam mencapai kesejahteraan

masyarakat Kotamobagu. Untuk itu didalam perencanaan dan pembangunan suatu

infrastruktur, maka prinsip efisiensi, efektif dan optimal dengan azas pemberdayaan

masyaraka (bottom up – top down), senantiasa dikembangkan dan diterapkan dalam

setiap tahapan kegiatan perencanaan pembangunan

b) Misi

Dalam mewujudkan pencapain Visi yang telah dirumuskan tersebut, maka

implementasinya dijabarkan melalui Misi dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai,

yang selanjutnya akan dituangkan dalam rumusan program kegiatan nantinya. Sebagai

arah tindak operasional organisasi, maka perumusan misi dilakukan dengan tetap

mengacu dan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi organisasi. Misi yang diemban

Dinas Pekerjaan Umum Kota Kotamobagu adalah :


“ Memenuhi kebutuhan dan Mengembangkan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum

secara Profesional, Partisipatif dan Transparan guna mewujudkan Ruang Kota

Kotamobagu yang Nyaman dan Berkualitas”

3.2 Tujuan Stratejik


Misi tersebut yang merupakan pernyataan organisasi, dalam implementasinya

perlu ditetapkan tujuan yang merupakan penjabaran dari pernyataan misi Dinas Pekerjaan

Umum Kotamobagu. Tujuan ini akan memberikan gambaran yang nyata tentang apa

yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan.

Dengan perumusan tujuan stratejik ini maka Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu dapat

mengetahui secara tepat apa yang akan dilaksanakan dalam memenuhi pencapaian Visi

dan Misinya dalam jangka waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan tetap

memperhatikan potensi internal organisasi berupa sumber daya yang dimiliki. Beberapa

tujuan stratejik Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu adalah sebagai berikut : Tujuan

Stratejik DPUK yaitu :

Mewujudkan perumusan dan pembinaan perencanaan, Kepegawaian, evaluasi

dan pelaporan administrasi fisik dan keuangan DPUK Penyusunan program

pembangunan sesuai skala prioritas pembangunan dan aspirasi masyarakat yang berazas

pada pemerataan dan penyebaran pembangunan berwawasan lingkungan Meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat melalui pembangunan infrastruktur berdasarkan skala

prioritas dan aspirasi masyarakat. Meningkatkan mutu / kualitas pembangunan

infrastruktur dengan menerapkan program Manajemen Mutu (quality assurance)

Melakukan pembinaan teknis kepada aparatur pemerintah daerah.

3.2.1 Sasaran Stratejik

Setelah menentukan tujuan stratejik, maka selanjutnya tentu harus dirumuskan

sasaran stratejik yang ingin dicapai sebagai wujud dari proses perencanaan stratejik.

Tujuan utama dari penentuan sasaran adalah bagaimana mewujudkan suatu infratruktur
yang berkualitas, yang mampu memberikan nilai tambah dalam pemanfaatannya dengan

menggunakan sumber daya pembiayaan dan sumber daya organisasi secara efisien,

efektif dan berhasil guna. Sasaran yang disusun diuraikan berdasarkan fungsi dan peran

masing-masing bagian dalam organisasi yang ada dengan berdasarkan pada tujuan yang

telah ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan dengan program dan

kegiatan yang disusun tiap – tiap tahun anggaran.

Sasaran stratejik Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu yang merupakan bagian

dari proses perencanaan stratejik merupakan landasan yang kuat dalam bergerak (prime

mover) untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja organisasi serta akan

memberikan jaminan terhadap keberhasilan pelaksanaan program keseluruhan

bagian/satuan kerja dalam lingkup organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu.

Sasaran-sasaran yang diterapkan merupakan faktor pendukung (support factor) pencapain

tujuan stratejik yang terkait. Dengan demikian apabila seluruh sasaran stratejik telah

dicapai, maka diharapkan tujuan stratejik terkait dengan sendirinya terealisasi sesuai yang

diinginkan. Secara keseluruhan sasaran dan program Dinas Pekerjaan Umum

Kotamobagu adalah sebagai berikut :

3.2.2 Tujuan Dan Sasaran

a) Tujuan

Misi tersebut merupakan pernyataan operasional yang dalam implementasinya

perlu ditetapkan tujuan yang merupakan penjabaran dari pernyataan Misi Dinas Pekerjaan

Umum Kotamobagu. Untuk mewujudkan Visi dan Misi ini, maka strategis yang

dikembangkan adalah : Mengurangi tingkat kemiskinan dan mengembangkan berbagai

wilayah serta meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan antar

wilayah melalui pendekataan penataan ruang; Meningkatkan ketahanan pangan dan

mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah melalui penyediaan infrastruktur

bidang Pekerjaan Umum yang berkualitas. Meningkatkan profesionalisme, produktivitas,

dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pekerjaan umum.


b) Sasaran

Dari Uraian penjabaran tujuan yang akan dicapai Dinas Pekerjaan Umum

Kotamobagu untuk Rencana Kerja (RENJA), maka beberapa sasaran telah ditetapkan

antara lain :

1. Meningkatnya kualitas lingkungan yang disertai dengan meningkatnya akses

masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana perumahan dan

permukiman;

2. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar serta perluasan

kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin dan kawasan perdesaan;

3. Meningkatkan ketersedian prasarana dan sarana wilayah di wilayah tertinggal dan

terisolasi

4. Meningkatnya pemanfaatan tata ruang sebagai landasan dan acuan kebijakan bagi

pembangunan lintas sektor dan wilayah;

5. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga, permukiman,

pertanian dan industri, serta berkurangnya dampak bencana banjir maupun

kekeringan;

6. Meningkatnya kecepatan maupun kenyamanan mobilitas manusia, barang dan

jasa seiring dengan meningkatnya daya dukung, kapasitas, maupun kualitas

pelayanan prasarana jalan, serta meningkatnya aksesibilitas wilayah

7. Meningkatnya kemampuan pelayanan internal wilayah kota kecamatan,

kabupaten menuju kota yang maju;

8. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengawasan dan profesionalisme

penyelenggaraan pekerjaan umum;

9. Meningkatkan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pelayanan publik

dalam penyelenggaraan pekerjaan umum melalui penerapan prinsip-prinsip good

governance.
Harian Kerja Kabid Penataan Ruang

Table 3.1 harian kerja kepala bidang


Hari
No KEGIATAN KETERANGAN
/Tanggal

- Apel Pagi

- Mengikuti Rapat Dinas di pimpin Kepala Dinas


Tata Kota Kotamobagu dan dihadiri seluruh Staf
1 Senin 04 Agustus 2018 - Menyelesaikan Administrasi IMB
- Rapat bersama dengan KPA Mesjid Agung Baitul
Makmur
- Apel Sore

- Apel perdana dilapangan Kotamobagu dipimpin


oleh Ibu Walikota Kotamobagu
- Pertemuan denagn pekerja Mesjid Agung Baitul
2 Selasa 05 Agustus 2018 Makmur bersama KPA langsung di Mesjid lokasi
kegiatan
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Rapat bersama Staf dipimpin Kepal Dinas
membahas kinerja 2016 dan 2018
- Menandatangani Izin Mendirikan Bangunan
3 Rabu 06 Agustus 2018 (IMB)
- Pembahasan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
tentang Tower di Kotobangon
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Tandatangan berkas Izin Mendirikan Bangunan
(IMB)
- Survey lapangan berkas An. Dr. Frans Paliliwu
dilokasi moayat rencana pembangunan Insimilator
Pembakaran Bahan Limbah Rumah Sakit
- Bertemu dengan Sekretaris Kota sebagai PA dan
KPA dalam rangka pelaksanaan pembangunan
4 Kamis 07 Agustus 2018
mesjid tahap 4 (Empat) ke Asuransi Penjamin
- Bersama dengan PPTK menyelesaikan berkas
Klem ke Asuransi Penjamin di Jakarta bertempat di
Kantor Dinas PU KK
- Menyelesaikan berkas Administrasi Gedung di
jalan AKD
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Kerja Bakti dilapangan Kotamobagu
- Koordinasi ke Bagian Kesos dalam rangka
5 Jumat 08 Agustus 2018 persiapan Klem ke Asuransi Penjamin
Pembangunan Mesjid Agung Baitul Makmur
Kotamobagu
- Apel Siang

6 Sabtu 09 Agustus 2018

7 Minggu 10 Agustus 2018


- Apel Pagi penjelasan langsung oleh Kepala Dinas
Tata Kota dan Sekretaris tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil apel pagi dan apel sore dan menyangkut
pembayaran TPP
- Rapat dengan Kasie.IMB dan Kasie. Tata Ruang
terkait tugas pokok dan fungsi tentang Garis
Sempadan Bangunan (GSB) dan Peruntukan Ruang
11 Agustus - Rapat dengan kariawan Hotel Sutan Raja tentang
8 Senin
2018 pembahasan GSB dan Peruntukan Ruang
pembangunan hotel Sevila Togop Kelurahan
Kotamobagu
- Membahas pembangunan Insimilator An. DR.Frans
Paliliwu di Desa Tabang/Moayat
- Apel Sore

- Apel Pagi

- Persiapan rapat dengan Kabag Kesos

- Rapat pembahasan masalah Klem Asuransi di Pek.


MABM
12 Agustus
9 Selasa
2018
- Persiapan berkas Klem Asuransi di Jakarta

- Apel Sore

13 Agustus
10 Rabu TL
2018

14 Agustus
11 Kamis TL
2018

15 Agustus
12 Jum'at TL
2018

16 Agustus
13 Sabtu
2018
17 Agustus
14 Minggu
2018

18 - Apel Korpri di Lapangan Kotamobagu


15 Senin Agustus - Rapat Dinas dipimpin langsung Kepala Dinas Tata
2018 Kota tentang Retribusi Kebersihan
- Rapat dengan Kasie. Tata Ruang tentang Zona,
RTRW Bangunan Kinapit
- Rapat dengan Kepala Dinas Tata Kota dan Staf
tentang pengurangan pegawai Honorer
- Pertemuan dengan Staf Kinapit (Asruf) masalah
IMB Kinapit
- Pertemuan dengan Wakil Walikota tentang Mesjid
Agung Baitul Makmur
- Pertemuan dengan Inspektorat tentang Surat dari PT.
Tirta Dea
- Apel Pagi

- Apel Pagi dipimpin langsung Kepala Dinas Tata


Kota Kotamobagu
19 - Konsultasi ke Wakil Walikota Kotamobagu dan
16 Selasa Agustus Assiten I dalam rangka pelaksanaan rencana kembali
2018 pembangunan Mesjid Agung Baitul Makmur
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Pembahasan tentang pembangunan Rumah Sakit
20 Kinapit bersama Kepala Seksi Tata Ruang
17 Rabu Agustus - Koordinasi dengan Kabag Kesos dalam rangka
2018 lanjutan pelaksanaan Mesjid Agung Baitul makmur
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Pembahasan bersama dengan KPA Mesjid dan
rencana PPTK Tahun 2016 terkait kegiatan tahapan
21 lanjutan pembangunan Mesjid
18 Kamis Agustus - Koordinasi dengan Assiten I tentang Perjalanan
2018 Dinas ke Manado untuk lanjutan rencana pelaksanaan
Mesjid Raya
- Apel Sore

22 Tugas Luar dalam rangka Konsultasi pada Konsultan


19 Jum'at Agustus perencana untuk tahapan penyusunan RAB Mesjid TL
2018 Agung Baitul Makmur Kotamobagu TA. 2018

23
Agustus
20 Sabtu
2018

24
Agustus
21 Minggu
2018

22 Senin 25 - Apel Pagi langsung dipimpin Kepala Dinas Tata Kota


Agustus Kotamobagu
2018 - Rapat pembahasan bersama dengan seluruh Penagih
Retribusi Kebersihan
- Konsultasi dengan Kasie. IMB tentang pengurusan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB)
- Bahas bersama dengan Jefri Karundeng terkait dengan
pembangunan Rumah Sakit Kinapit Kotamobagu
- Konsultasi dengan bantuan hukum terkait dengan
pemutusan kontrak pelaksanaan Mesjid Agung Baitul
Makmur
- Apel Sore

- Apel Pagi dipimpin Kasubag Keuangan


- Pemabahasan dengan Kasie. Tata Ruang dan Kasie. IMB
26 tentang pengukuran kembali lahan dan bangunan Rumah
23 Selasa Agustus Sakit Kinapit Kotamobagu sehubungan dengan kesesuaian
2018 pada Perda No. 8 Tahun 2014
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Rapat lanjutan pembahasan Koefisien Luas Lantai
Bangunan Rumah Sakit Kinapit dengan Kasie. Tata Ruang
27 dan Kasie. IMB
24 Rabu Agustus - Konsultasi ke ULP dalam rangka persiapan ulang lampu
2018 penerangan jalan
- Apel Sore

- Apel Pagi
- Pertemuan dengan PPTK dalan rangka persiapan ulang 3
unit Mobil Pik - Up Sampah dan 1 Unit Mobil Pemadam
Kebakaran
- Menandatangani hasil kajian teknis Rumah Sakit Kinapit
28
25 Kamis Agustus - Rapat Dinas terkait pelaksanaan semua kegiatan PPK,
2018 PPTK dan tugas struktural Dinas
- Pembahasan Renstra dan Renja dan pembahasan tenaga
honorer di BKD dan Ruang Sekot
- Apel Sore

- Apel Pagi

29 - Kerja Bakti di Median Jalan depan Toko Abdi Karya


26 Agustus
2018 - Apel Siang

30
Agustus
27 Sabtu
2018

31
Agustus
28 Minggu
2018
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu, 2018
Kerja Harian Kepala Seksi Pernahan Dan Pemanfaatan Ruang

Table 3.2 kerja harian kepala seksi pertanahan dan pemanfaatan ruang

JUMLAH KETERANGAN
NO
HARI/TANGGAL KEGIATAN OUTPUT (LAPORAN/DOK) DISETUJUI/TIDA
. OUT PUT K SETUJUI
Senin, 04 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
1
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir

Selasa , 05 Agustus - Apel Perdana Tahun - Penandatanganan daftar hadir


2 2018
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir

3 Rabu, 06 Agustus 2018 - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir


- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Kamis , 07 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
4
2018
- Survey lapangan - Survey Lapangan Pemeriksaan GSB dan GGS 1
An. Hj. Sherliwaty Neu

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Jumat , 08 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
5
2018
- Membuat dan - Membuat dan menandatangani Kajian Teknis 6
menandatangani An. Sumarni Paputungan
Kajian Teknis IMB An. Hamdan Lobud
selaku Tim Teknis An. Moh. Ikbal Dolot
An. I Dewa Gede Dwiadnyana
An. Hj. Pannece
An. Mariani Kawi

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir

Sabtu, 09 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir


6
2018
- Membuat dan - Membuat dan menandatangani Kajian Teknis 2
menandatangani An. PT. Hasjrat Abadi
Kajian Teknis IMB An. Hj. Sherliwaty Neu
selaku Tim Teknis

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Senin, 11 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
7
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Pemohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)
- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir
Selasa, 12 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
8
2018
- Survey lapangan dan - Permohonan IMB untuk Gudang di Jalan
pengukuran Pande Bulan Kel. Gogagoman
- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir
Rabu , 13 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
9
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)
- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir
Kamis, 14 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
10
2018
- Kerja bakti - Kerja bakti di Kampung KB Gogagoman

- Apel Siang - Penandatanganan daftar hadir


Jumat , 15 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
11
2018
- Membuat dan - Membuat dan menandatangani Kajian Teknis 81
menandatangani An. Jimmy A. Limen (Permahan Puri Citra
Kajian Teknis IMB Indah Type 36 / 81 Unit)
selaku Tim Teknis

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


- Apel Korpri - Penandatanganan daftar hadir
Sabtu , 16 Agustus
12 dilapangan Boki
2018
Hotimbang
- Membuat dan - Membuat dan menandatangani Kajian Teknis 2
menandatangani An. Neni Etriyani Sulaeman (Rumah Tinggal)
Kajian Teknis IMB An. Neni Etriyani Sulaeman (Tempat Kost)
selaku Tim Teknis

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Senin, 18 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
13
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)
- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir
Selasa, 19 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
14
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir

15 Rabu, 20 Agustus 2018 - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir


- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir

Kamis, 21 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir


16
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)
- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir
Jumat, 20 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
17
2018
- Membuat dan - Membuat dan menandatangani Kajian Teknis 1
menandatangani An. Moh. Arifin Djojosuroto
Kajian Teknis IMB
selaku Tim Teknis

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Sabtu , 21 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
18
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Senin, 23 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
19
2018
- Kerja bakti - 1 Kegiatan kerja bakti 1

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Selasa, 24 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
20
2018
- Melayani Masyarakat - Melayani Masyarakat untuk Permohon Izin -
Mendirikan Bangunan (IMB)

- Apel Siang - Penandatanganan daftar hadir


Rabu , 25 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
21
2018
- Survey lapangan - Survey Lapangan Pemeriksaan GSB dan GGS 2
An. Dr. Sitti Korompot
An. Sofian paputungan

- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir


Kamis, 26 Agustus - Apel Pagi - Penandatanganan daftar hadir
22
2018
- Survey lapangan - Survey Lapangan Pemeriksaan GSB dan GGS 1
An. Tati hartati Olii
- Apel Sore - Penandatanganan daftar hadir
Total Output Pekerjaan 1 (satu) Bulan 97
Sumber : Dinas Kota Kotamobagu 2018
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
BIDANG PENATAAN RUANG
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PEMERINTAH KOTA KOTAMOBAGU

Su
mber : Sop Dinas Kota Kotamobagu 2018

Tabel 3.3 Bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Pemerintah Kota Kotamobagu
3.3 Materi Penataan Ruang

a) Ruang

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata

ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-

pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional di kotamobagu. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu

wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang

untuk fungsi budi daya. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan

penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengawasan penataan ruang.

Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik

Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pengaturan penataan ruang adalah

upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat dalam penataan ruang. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan

struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan

pelaksanaan program beserta pembiayaannya. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah

upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan

tata ruang.
b) Wilayah

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur

terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau

aspek fungsional. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai

jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah. Sistem internal perkotaan adalah struktur

ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal

perkotaan. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan sumber daya buatan. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat

kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan

sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan

hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. Kawasan perkotaan

adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan metropolitan adalah

kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau

kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki

keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang

terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000


(satu juta) jiwa. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau

lebih kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah

sistem. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,

pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,

termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi

terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis

kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai

pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya,

dan/atau lingkungan. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik

yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Izin pemanfaatan ruang

adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

3.3.1 Azas Dan Tujuan Penataan Ruang

a) Azas

Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang

diselenggarakan berdasarkan asas: keterpaduan; keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan; keberlanjutan;  keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;  keterbukaan; 

kebersamaan dan kemitraan;  pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan

keadilan; dan akuntabilitas.

b) Tujuan

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah

nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan

Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: Terwujudnya keharmonisan antara


lingkungan alam dan lingkungan buatan; terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan

sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;

dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

lingkungan akibat pemanfaatan ruang. 

3.3.2 Klasifikasi Penataan Ruang

Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan: Sistem, Fungsi Utama Kawasan,

Wilayah Administratif, Kegiatan Kawasan, dan Nilai Strategis Kawasan. Penataan ruang

berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan. Penataan

ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi

daya. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang

wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah

kabupaten/kota. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan

ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Penataan ruang

berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis

nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan

strategis kabupaten/kota.Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan: rencana

umum tata ruang; dan rencana rinci tata ruang.

Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud di atas secara berhierarki

terdiri atas: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; rencana tata ruang wilayah provinsi;

dan rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota. Rencana

rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas terdiri atas: rencana tata ruang

pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional; rencana tata ruang

kawasan strategis provinsi; dan rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata

ruang kawasan strategis kabupaten/kota. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud

di atas disusun sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang. Rencana rinci

tata ruang sebagaimana dimaksud di atas disusun apabila: rencana umum tata ruang

belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang; dan/atau rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan

yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian

sebelum dioperasionalkan. Rencana detail tata ruang sebagaimana dimaksud di atas

dijadikan dasar bagi penyusunan peraturan zonasi.

a) Cakupan Rencana Tata Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan

rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang di dalam bumi. 

b) Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali. Peninjauan kembali rencana tata

ruang sebagaimana dimaksud dapat menghasilkan rekomendasi berupa: rencana tata

ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; atau rencana tata

ruang yang ada perlu direvisi. Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang

menghasilkan rekomendasi sebagaimana dimaksud di atas, revisi rencana tata ruang

dilaksanakan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara

peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas akan diatur dengan

peraturan pemerintah. 

c) Muatan Rencana Tata Ruang

Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola

ruang. Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud  meliputi rencana sistem pusat

permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana. Rencana pola ruang meliputi

peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya. Peruntukan kawasan lindung dan

kawasan budi daya sebagaimana dimaksud meliputi peruntukan ruang untuk kegiatan

pelestarian lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.

Dalam rangka pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud di atas, dalam rencana tata

ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
daerah aliran sungai. Penyusunan rencana tata ruang harus memperhatikan keterkaitan

antarwilayah, antarfungsi kawasan, dan antarkegiatan kawasan. Ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara penyusunan rencana tata ruang yang berkaitan dengan fungsi

pertahanan dan keamanan sebagai subsistem rencana tata ruang wilayah diatur dengan

peraturan pemerintah.

d) Penetapan Rencana

Penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang

wilayah provinsi dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan

substansi dari Menteri. Penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang

rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu

harus mendapat persetujuan substansi dari Menteri setelah mendapatkan rekomendasi

Gubernur. Ketentuan mengenai muatan, pedoman, dan tata cara penyusunan rencana tata

ruang wilayah provinsi dan penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota

sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan peraturan Menteri. 

3.4 Tugas dan Wewenang

Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, negara memberikan

kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan pemerintah

daerah. Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dengan

tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. 

3.4.1 Wewenang Pemerintah

Wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan penataan ruang

meliputi: pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang

wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan

ruang kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; pelaksanaan penataan

ruang wilayah nasional; pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional;


dan kerja sama penataan ruang antarnegara dan pemfasilitasan kerja sama penataan ruang

antarprovinsi. Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang nasional

meliputi: perencanaan tata ruang wilayah nasional; pemanfaatan ruang wilayah nasional;

dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional.

Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis

nasional meliputi: penetapan kawasan strategis nasional; perencanaan tata ruang kawasan

strategis nasional; pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional; dan pengendalian

pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional. Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud di

atas dapat dilaksanakan pemerintah daerah melalui dekonsentrasi dan/atau tugas

pembantuan.  Dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang, Pemerintah berwenang

menyusun dan menetapkan pedoman bidang penataan ruang. Dalam pelaksanaan

wewenang sebagaimana dimaksud di atas, Pemerintah: 

a. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan: rencana umum dan

rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah

nasional; arahan peraturan zonasi untuk sistem nasional yang disusun dalam rangka

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan pedoman bidang penataan ruang; 

b. menetapkan standar pelayanan minimal bidang penataan

ruang. Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan oleh seorang Menteri. Tugas dan

tanggung jawab Menteri dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud

mencakup: pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penataan ruang; pelaksanaan

penataan ruang nasional; dan koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas sektor,

lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. 

3.4.2 Wewenang Pemerintah Daerah Provinsi 

Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang

meliputi: pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang

wilayah provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang


kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota; pelaksanaan penataan ruang wilayah

provinsi; pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan kerja sama

penataan ruang antarprovinsi dan pemfasilitasan kerja antarkabupaten/kota. sama

penataan ruang. Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam pelaksanaan penataan

ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud di atas meliputi: perencanaan tata ruang

wilayah provinsi; pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah provinsi. Dalam penataan ruang kawasan strategis provinsi sebagaimana

dimaksud di atas, pemerintah daerah provinsi melaksanakan: penetapan kawasan strategis

provinsi; perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi; pemanfaatan ruang kawasan

strategis provinsi; dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi. 

Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan

strategis provinsi sebagaimana dimaksud di atas dapat dilaksanakan pemerintah daerah

kabupaten/ kota melalui tugas pembantuan. Dalam rangka penyelenggaraan penataan

ruang wilayah provinsi, pemerintah daerah provinsi dapat menyusun petunjuk

pelaksanaan bidang penataan ruang pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dalam

pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud di atas, pemerintah daerah provinsi: 

a. Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan: rencana umum dan

rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah

provinsi; arahan peraturan zonasi untuk sistem provinsi yang disusun dalam rangka

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan. petunjuk pelaksanaan bidang

penataan ruang; 

b. Melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. Dalam hal

pemerintah daerah provinsi tidak dapat memenuhi standar pelayanan minimal bidang

penataan ruang, Pemerintah mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. 
3.4.3 Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan

ruang meliputi: pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan

ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota; pelaksanaan

penataan ruang wilayah kabupaten/kota; pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis

kabupaten/kota; dan kerja sama penataan ruang antarkabupaten/ kota. 

Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan penataan ruang

wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud di atas meliputi: perencanaan tata ruang

wilayah kabupaten/ kota; pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota; dan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan

strategis kabupaten/kota sebagaimana dimaksud di atas, pemerintah daerah

kabupaten/kota melaksanakan: penetapan kawasan strategis kabupaten/kota; perencanaan

tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota; pemanfaatan ruang kawasan strategis

kabupaten/kota; dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota. 

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2),pemerintah daerah kabupaten/kota mengacu pada pedoman bidang penataan ruang

dan petunjuk pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud di

atas, pemerintah daerah kabupaten/kota: 

menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan rencana umum dan rencana

rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota;

dan melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. Dalam hal

pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat memenuhi standar pelayanan minimal

bidang penataan ruang, pemerintah daerah provinsi dapat mengambil langkah

penyelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 


3.4.4 Pengaturan dan Pembinaan

Pemerintah melakukan pembinaan penataan ruang kepada pemerintah daerah

provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan masyarakat. Pembinaan penataan ruang

sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan melalui: koordinasi penyelenggaraan

penataan ruang; sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi pedoman

bidang penataan ruang; pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan

penataan ruang; pendidikan dan pelatihan; penelitian dan pengembangan; pengembangan

sistem informasi dan komunikasi penataan ruang; penyebarluasan informasi penataan

ruang kepada masyarakat; dan pengembangan kesadaran dan tanggung jawab

masyarakat. Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota

menyelenggarakan pembinaan penataan ruang sebagaimana dimaksud di atas menurut

kewenangannya masing-masing. 

3.4.5 Perencanaan Tata Ruang

a. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

b. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)

c. Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

d. Perencanaan Tata Ruang Wilahah (RTRW) Kota

3.4.6 Pemanfaatan Ruang

a) Pengendalian Pemanfaatan Ruang,

b) Penataan Ruang Kawasan Perkotaan,

c) Penataan Ruang Kawasan Perdesaan 


S
umber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu, 2018

Gambar 3.4

Peta Struktur Ruang Kotamobagu RTRW


Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu, 2018

Gambar 3.5

Peta Pola Ruang RTRW Kotamobagu


Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu, 2018

Gambar 3.6

LayOut Kawasan Pergudangan Pande Bulan


Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu, 2018

Gambar 3.7

Layout Kawasan Pergudangan AKD


4.1 Pengawasan Penataan Ruang

a) Pengawasan

Untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang

sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan pengawasan terhadap kinerja pengaturan,

pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang. Pengawasan sebagaimana dimaksud terdiri

atas tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Pengawasan sebagaimana dimaksud

dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan

kewenangannya. Pengawasan Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud

di atas dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat. 

4.2 Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dengan

mengamati dan memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan penataan ruang dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabila hasil pemantauan dan evaluasi

sebagaimana terbukti terjadi penyimpangan administratif dalam penyelenggaraan

penataan ruang, Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota mengambil langkah

penyelesaian sesuai dengan kewenangannya. 

4.3 Pengawasan Kinerja

Untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang

sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan pula pengawasan terhadap kinerja fungsi dan

manfaat penyelenggaraan penataan ruang dan kinerja pemenuhan standar pelayanan

minimal bidang penataan ruang. Dalam rangka peningkatan kinerja fungsi dan manfaat

penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional disusun standar pelayanan

penyelenggaraan penataan ruang untuk tingkat nasional.

4.4 Penyelesaian Sengketa, Penyidikan dan Pidana

a) Penyelesaian Sengketa

Penyelesaian sengketa penataan ruang pada tahap pertama diupayakan

berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat. Dalam hal penyelesaian sengketa


sebagaimana dimaksud di atas tidak diperoleh kesepakatan, para pihak dapat menempuh

upaya penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau di luar pengadilan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan. 

b) Penyidikan

Selain pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia, pegawai negeri

sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung

jawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk

membantu pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Penyidik pegawai negeri sipil

sebagaimana dimaksud di atas berwenang: melakukan pemeriksaan atas kebenaran

laporan atau keterangan yang berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang penataan

ruang; melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana

dalam bidang penataan ruang; meminta keterangan dan bahan bukti dari orang

sehubungan dengan peristiwa tindak pidana dalam bidang penataan ruang; melakukan

pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang

penataan ruang; melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan

bukti dan dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan

barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana dalam

bidang penataan ruang; dan meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana dalam bidang penataan ruang. Penyidik pegawai negeri sipil

sebagaimana dimaksud di atas memberitahukan dimulainya penyidikan kepada pejabat

penyidik kepolisian negara Republik Indonesia.

c) Pidana

Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a yang mengakibatkan perubahan fungsi

ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling

banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Jika tindak pidana sebagaimana


dimaksud di atas mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang,

pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling

banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah). Jika tindak pidana

sebagaimana dimaksud di atas mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan

pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Setiap orang yang memanfaatkan ruang tidak

sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 61 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)

tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Jika tindak

pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan perubahan fungsi ruang,

pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Jika tindak pidana sebagaimana

dimaksud di atas mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang,

pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah). Jika tindak pidana

sebagaimana dimaksud di atas mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan

pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

d) Ketentuan Pidana

Setiap orang yang tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan

izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud di atas, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah). Setiap orang yang tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh

peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum sebagaimana dimaksud

di atas, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling

banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).  Setiap pejabat pemerintah yang

berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana
dimaksud  di atas , dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Selain sanksi pidana

sebagaimana dimaksud  di atas pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa

pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya. 

1) Ketentuan Pidana oleh Korporasi

Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dilakukan oleh suatu

korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat

dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari

pidana denda sebagaimana dimaksud dalam di atas. Selain pidana denda sebagaimana

dimaksud di atas, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: pencabutan izin

usaha; dan/atau pencabutan status badan hukum. 

2) Kerugian dan Ganti-Rugi

Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana sebagaimana

dimaksud di atas, dapat menuntut ganti kerugian secara perdata kepada pelaku tindak

pidana. Tuntutan ganti kerugian secara perdata sebagaimana dimaksud dilaksanakan

sesuai dengan hukum acara pidana. 

3) Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat

Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk: mengetahui rencana tata

ruang; menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; memperoleh

penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan

kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang; mengajukan keberatan

kepada pejabat berwenang  terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata

ruang di wilayahnya; mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian

pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang;

dan mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin

apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan

kerugian. 
4) Kewajiban

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib: menaati rencana tata ruang yang

telah ditetapkan; memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat

yang berwenang; mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

pemanfaatan ruang; dan memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum. 

5) Sanksi

Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di atas, dikenai

sanksi administratif. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud di atas dapat

berupa: peringatan tertulis; penghentian sementara kegiatan; penghentian sementara

pelayanan umum; penutupan lokasi; pencabutan izin; pembatalan izin; pembongkaran

bangunan; pemulihan fungsi ruang; dan/atau denda administratif. Ketentuan lebih lanjut

mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud di

atas diatur dengan peraturan pemerintah. 

6) Peran Masyarakat

Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan

peran masyarakat. Peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud di atas

dilakukan, antara lain, melalui: partisipasi dalam penyusunan rencana tata

ruang; partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan partisipasi dalam pengendalian

pemanfaatan ruang. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan bentuk peran

masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan peraturan

pemerintah. Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang dapat

mengajukan gugatan melalui pengadilan. Dalam hal masyarakat mengajukan gugatan

sebagaimana dimaksud di atas, tergugat dapat membuktikan bahwa tidak terjadi

penyimpangan dalam penyelenggaraan penataan ruang. 


Data Bangunan Di Kecamatan Kotamobagu Timur

Table 3.8 Bangunan Di Kecamatan Kotamobagu Timur

ALAMAT LUAS BANGUNAN


NO NAMA PEMOHON LOKASI FUNGSI BANGUNAN SIFAT BANGUNAN M2
1 2 3 4 5 6
1 Meyske B. Manoppo Manado Rumah Tinggal Permanen 170
Kel.Sinindian
2 Gledys Amelia H.Mamonto Kel.Kotobangon Rumah Tinggal Permanen 195,19
3 Saleh Suratinoyo,SE Kel.Sinindian Toko Permanen 187,2
4 Welly Komaling Kel.Kotobangon Toko Permanen 193,8
5 Hj.Sonya Sugeha Kel.Motoboi Besar Minimarket Permanen 183,546
6 Alfian Bara Kel.Sinindian Minimarket Permanen 173,7
7 Supriadi Paputungan Kel.Matali Toko / Ruko Permanen 110
8 Fitria Mamonto Desa Moyag Gudang Permanen 328
9 Abdul Fatah Lukum,SE Kel.Kotobangon Rumah Kost Permanen Lt I = 93.5
Lt II = 93.5
10 Riwalni Lomboan kel.Sinindian Rumah Tinggal Permanen 257
11 Sri Wahyuna Manoppo kel.Sinindian Tempat Olah Raga Permanen 537,045
(GYM)
12 Helfri Ronald kapojos,S.Sos kel.Sinindian Rumah Tinggal Permanen Lt I = 188.5
Lt II = 26.6
13 Dr.Tarti R.Manoppo kel.Sinindian Ruko Permanen Lt I = 300
Lt II = 315
14 Iswanto Kel.Kotobangon Rumah Tinggal Permanen Lt I = 180
Lt II = 104.50
15 Donny Sompotan,ST Tumubui Gedung Serbaguna Permanen Lt I = 287
Lt II = 287
16 Hiesky Lauritan Kel.Sinindian Gudang Permanen 360
17 Jhony krisen Kotobangon Hotel Permanen Lt I = 218.4
Lt II = 241.14
18 Dr.Lucky L.T. Siwi. SPPD Kel.Kotobangon Tempat Praktek Permanen 40
19 Husain Nurhamidin Kel.Sinindian Ruko Permanen Lt I = 66
Lt II = 66
20 Badria Mokoginta Motoboi Besar Rumah Tinggal Permanen 118
21 Hervina Tanjung kel.Sinindian Rumah Tinggal Permanen 226
22 Dr.Lucky Nanlohy Kel.Kotobangon Rumah Tinggal Permanen Lt I = 239
Lt II = 172.5
23 Moh.Arifin Djojosuroto Kel.Kotobangon Toko / Indomaret Permanen 202,8
24 I Desak Raka Sari Kel.Sinindian Tempat Kost Permanen 245,66
25 Darman Kel.Sinindian Toko Permanen 165
26 Ahmad Sholeh Kel.Kotobangon Rumah Tinggal Permanen 71
27 Engelbertus Saerang Kel. Kotobangon Ruko Permanen Lt I = 311
Lt II = 311
Minimarket /
28 Rahmat Irwan Yambo Kel. Kobo Besar Indomaret Permanen 234
29 Andri Friyandi Mokodompit Kel. Kotobangon Rumah Tinggal Permanen 150
30 Novita Makalalag Kel. Kotobangon Tempat Kost Permanen Lt I = 114
Lt II = 114
31 Novita Makalalag Kel. Kotobangon Rumah Tinggal Permanen Lt I = 121
Lt II = 82.30
32 Elvi Komangki Kel. Matali Ruko Permanen Lt I = 140
Lt II = 153.6
33 Chelsia Paputungan Kel. Matali Rumah Tinggal Permanen Lt I = 187
Lt II = 52.7
Minimarket /
34 Mustapa Ginintu Kel. Kobo Kecil Indomaret Permanen 217
Minimarket /
35 Marissa Vydia Awaludin, SH Kel. Kotobangon Indomaret Permanen 216
Perkerasan Paving = 169
36 Yayud Makalalag Kel. Matali Rumah Tinggal Permanen 114
37 Ida Ayu Made Suarjani Kel. Sinindian Tempat Kost Permanen 236
Sumber: Dinas PekerjaanUmum Tahun 2018
Data Permintaan data IMB 2018

Table 3.9 Permintaan data IMB 2018

CAPAIAN TARGET
No. DATA RUMUS KET
2018 2019
3,2 Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka Luas ruang terbuka hijau Data luasan RTH
Hijau per Satuan
3.2.1 Luas wilayah ber HPL - berada di Dinas
Luas Wilayah ber
HGB PRKP
HPL - HGB

Luasan RTH publik yang


tersedia di akhir tahun
Luas RTH publik
pencapaian SPM Data luasan RTH
sebesar 20% dari luas x
3.2.2 Luasan RTH publik yang berada di Dinas
wilayah kota/ 100
seharusnya tersedia di PRKP
kawasan perkotaan
wilayah kota/ kawasan
perkotaan

Rasio bangunan ber - Jumlah bangunan ber -


x 2222
3.2.3 IMB per satuan IMB 1924 x 100 10.54% x 100 12.08%
100 = =
bangunan Jumlah bangunan 18254 18393

Jumlah ruang publik yang Data tentang RTH,


Ruang publik yang berubah fungsi (ha) x Taman dan Ruang
3.2.4 berubah
Jumlah ruang publik yang 100 publik berada di
peruntukannya
tersedia (ha) Dinas PRKP

Rasio luas kawasan Luas kawasan tertutup


tertutup pepohonan pepohonan berdasarkan
berdasarkan hasil hasil pemotretan citra Data citra satelit
3.2.5 pemotretan citra satelit dan survei foto berada di
satelit dan survei foto udara Bapelitbangda
udara terhadap luas
Luas daratan
daratan
Realisasi RTRW Data peruntukan
Ketaatan terhadap
3.2.6 RTRW berada di
RTRW Rencana peruntukan Bapelitbangda
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu
Data Jumlah Bangunan Yang Ber-IMB Di Kotamobagu

Table 3.10 Jumlah Bangunan Yang Ber-Imb Di Kotamobagu

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2012 Tahun 2017
2011 2013 2014 2015 2016

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan
Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb Ber-Imb

10 1 19 1 1 2
124 218 276
9 15 4 39 75 13 78

5 76 8 1.0 1.3
Ber-Imb 233 451 1.641
66 0 99 974 87 65

Bangunan
16.65 16.6 16. 16.7 16.6
Tidak Ber- 16.661
9 85 698 22 37
Imb

Jumlah 17.41 17.5 17. 17.8 18.0


18.302
Bangunan 9 84 672 09 02

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu


Laporan Data Imb Pertahun 2018

Table 3. 11 data pembangunan unit rumah berdasarkan IMB (Perumahan)

BENTUK JUMLAH
LUAS LAHAN TYPE
NAMA RUMAH UNIT
NO PERUMAHAN ALAMAT PERUMAHAN
PENGEMBANG PERUMAHA Non
Tapak/Susun (LB/LT) MBR
N MBR
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT. Puri Citra Kel. Motoboi Kecil & 133
1. Jimmy A. Limen Tapak Type 36 M²
Indah Desa Poyowa Kecil Unit
Kec. Kotamobagu
Selatan

Table 3. 12 unit Rumah Berdasarkan IMB (Perorangan)

JUMLAH UNIT
NO KECAMATAN
MBR Non MBR
1 2 3 4
1. Kec. Kotamobagu Selatan 7 Unit

2. Kec. Kotamobagu Barat 8 Unit

3. Kec. Kotamobagu Utara 2 Unit 1 Unit

4. Kec. Kotamobagu Timur 10 Unit

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu


4.4.1 Substansi Kerja Praktik

Dalam kegiatan kerja praktik ini, praktikan dilibatkan dalam tahapan tahapan
yaitu pada tahapan pengumpulan dan analisis data, karena proyek tersebut telah berjalan
sebelum praktikan melakukan kerja praktik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Table 3. 13 Kegiatan Kerja Praktek
N Agustus September

o 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan

1 Persyaratan permohonan izin mendirikan bangunan gedung

2 Persyaratan teknis dokumen untuk permohonan imb

3 Retribusi izin mendirikan bangunan gedung

4 Pola umum pengaturan izin mendirikan

Bangunan gedung

5 Prinsip-prinsip Penerbitan Izin Mendirikan

6 Penggolongan Bangunan Gedung

7 Proses izin mendirikan bangunan

8 Proses Penerbitan Izin Mendirikan

9 Pengecekan langsung untuk memantau lokasi

10 Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

Secara Bertahap

11 Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

untuk Pembangunan Secara Massal

12 Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

untuk Pembangunan dengan Strata Title

13 Pelayanan Administrasi Izin Mendirikan

Bangunan Gedung

14 Pengesahan dokumen Rencana teknis

15 Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tertentu

16 Pemeriksaan permohonan izin mendirikan

Bangunan gedung
17 Kelengkapan dokumen izin mendirikan

Bangunan gedung

18 Penelitian Kebenaran Rencana Teknis

19 Waktu proses penerbitan izin mendirikan bangunan gedung

4.4.2 Persyaratan Administratif Dokumen Untuk Permohonan Imb

Setiap permohonan IMB harus mengisi formulir Permohonan Izin Mendirikan

Bangunan Gedung (PIMB) dan memenuhi persyaratan administratif, yang terdiri atas

status hak atas tanah dan status kepemilikan bangunan gedung.

1. Status Hak Atas Tanah

Setiap bangunan gedung yang didirikan harus pada lahan kavling/persil yang

status hak atas tanahnya jelas. Status hak atas tanah sebagai tanda bukti

penguasaan atau kepemilikan tanah, harus dibuktikan dan/atau dilengkapi

dengan:

a. Surat bukti status hak atas tanah yang diputuskan oleh pemerintah daerah dapat berupa:

1) Sertifikat tanah;

2) Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan atas Tanah oleh pejabat yang berwenang

di bidang pertanahan;

3) Surat kavling dari pemerintah daerah, atau Pemerintah;

4) Fatwa tanah, atau rekomendasi dari Badan Pertanahan Nasional;

5) Surat girik/petuk/akta jual beli, yang sah disertai surat pernyataan pemilik bahwa tidak

dalam status sengketa, yang diketahui lurah setempat;

6) Surat kohir verponding Indonesia, disertai pernyataan bahwa pemilik telah menempati

lebih dari 10 tahun, dan disertai keterangan pemilik bahwa tidak dalam status sengketa

yang diketahui lurah setempat; atau

7) Surat bukti kepemilikan tanah lainnya.


b. Surat perjanjian pemanfaatan/penggunaan tanah, merupakan perjanjian tertulis

antara pemilik bangunan gedung dengan pemilik tanah, apabila pemilik bangunan

gedung bukan pemilik tanah.

c. Data kondisi/situasi tanah, merupakan data-data teknis tanah yang memuat

informasi meliputi:

1. Gambar peta lokasi/lengkap dengan contournya;

2. Batas-batas tanah yang dikuasai;

3. Luas tanah; dan

4. Data bangunan gedung eksisting (kalau ada).

2. Status Kepemilikan Bangunan Gedung

Untuk permohonan IMB pembangunan bangunan gedung baru, status

kepemilikan bangunan gedung yaitu dokumen keterangan diri pemilik yang mengajukan

Permohonan IMB dan kepemilikan atas bangunan gedung memuat informasi sekurang-

kurangnya:

a) Nama (sebagai perorangan atau wakil pemilik/pengguna);

b) Alamat;

c) Tempat/tanggal lahir;

d) Pekerjaan;

e) Nomor KTP dan data identitas lainnya (Fotokopi KTP dan bukti identitas lainnya

sebagai lampiran);

f) Keterangan mengenai data bangunan gedung; dan

g) Keterangan mengenai perolehan bangunan gedung.

Untuk proses terkait dengan permohonan IMB kegiatan lainnya, status kepemilikan

bangunan gedung berupa Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung.

Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung sebagai dokumen status kepemilikan

mengikuti ketentuan dalam Peraturan Presiden.

3. Dokumen/Surat-surat yang Terkait


Dokumen/surat-surat yang terkait dapat berupa:

a. SIPPT untuk pembangunan di atas tanah dengan luas minimum tertentu;

b. Rekomendasi instansi/lembaga yang bertanggungjawab di bidang fungsi khusus

(untuk bangunan gedung fungsi khusus);

c. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/UPL/UKL; dan/atau

d. Rekomendasi instansi teknis terkait untuk bangunan gedung di atas/bawah

prasarana dan sarana umum.

4.4.3 Persyaratan Teknis Dokumen Untuk Permohonan IMB

Kelengkapan minimal dokumen rencana teknis bangunan gedung yang

disyaratkan dalam PIMB disesuaikan dengan penggolongan meliputi:

1. Rencana Teknis Bangunan Gedung pada Umumnya

a. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana, meliputi rumah inti

tumbuh, rumah sederhana sehat, dan rumah deret sederhana

1) Data umum bangunan gedung memuat informasi meliputi:

a) Fungsi/klasifikasi bangunan gedung;

b) Luas lantai dasar bangunan gedung;

c) Total luas lantai bangunan gedung;

d) Ketinggian/jumlah lantai bangunan gedung; dan

e) Rencana pelaksanaan.

2) Rencana teknis bangunan gedung, meliputi:

a) Gambar pra-rencana bangunan gedung, terdiri atas gambar siteplan/situasi,

denah, tampak, dan gambar potongan; dan

b) Spesifikasi teknis bangunan gedung

4.4.4 Pola Umum Pengaturan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) adalah perizinan yang

diberikan oleh pemerintah daerah, dan oleh Pemerintah atau pemerintah provinsi
untuk bangunan gedung fungsi khusus, kepada pemilik bangunan gedung untuk

kegiatan meliputi:

- Pembangunan bangunan gedung baru, dan/atau prasarana bangunan gedung;

- Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung,

meliputi perbaikan/perawatan, perubahan, perluasan/ pengurangan; dan

- Pelestarian/pemugaran.

Dalam proses penerbitan IMB, pemerintah daerah, Pemerintah dan pemerintah

provinsi untuk bangunan gedung fungsi khusus, melaksanakan dengan prinsip pelayanan

prima, serta mengendalikan penerapan persyaratan administratif dan persyaratan teknis

yang ditetapkan dalam rencana teknis.

Prinsip layanan IMB seperti pada Lampiran 1 pedoman teknis ini.

1. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

a) Lingkup penyelenggaraan bangunan gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung sebagai satu kesatuan sistem dalam

pelaksanaan urusan wajib pemerintahan di bidang bangunan gedung, meliputi:

pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran bangunan gedung gedung

pada umumnya dan bangunan gedung tertentu.

b) Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung

Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan dengan:

1) Penerbitan IMB;

2) Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung dan Perpanjangan

Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung; dan

3) Persetujuan Rencana Teknis Pembongkaran Bangunan Gedung.

c) Izin Mendirikan Bangunan Gedung

IMB sebagai pengesahan dokumen rencana teknis yang telah disetujui oleh

pemerintah daerah, Pemerintah untuk bangunan gedung fungsi khusus di wilayah

Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah provinsi lainnya untuk bangunan gedung fungsi
khusus di wilayahnya diberikan untuk dapat memulai pelaksanaan konstruksi bangunan

gedung.

2. Prinsip-prinsip Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

Penerbitan IMB sebagai bagian dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh

pemerintah daerah, Pemerintah untuk bangunan gedung fungsi khusus di wilayah

Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah provinsi lainnya untuk bangunan gedung fungsi

khusus di wilayahnya, harus dilandasi prinsip-prinsip meliputi:

3. Pelayanan prima

Proses pemeriksaan (pencatatan dan penelitian) termasuk pengkajian,

penilaian/evaluasi, persetujuan, dan pengesahan dokumen rencana teknis berupa

penerbitan IMB dilakukan dengan:

1) Prosedur yang jelas sesuai dengan proses dan kelengkapan yang diperlukan

berdasarkan tingkat kompleksitas permasalahan rencana teknis;

2) Waktu proses yang singkat berdasarkan penggolongan sesuai dengan tingkat

kompleksitas prosedur penerbitan IMB;

3) Transparansi dalam pelayanan dan informasi termasuk

penghitungan/penetapan besarnya retribusi IMB yang dilakukan secara objektif,

proporsional dan terbuka; dan

4) Keterjangkauan yaitu besarnya retribusi IMB sesuai dengan lingkup dan jenis

bangunan gedung serta tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

4. Penggolongan Bangunan Gedung

Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung

Fungsi bangunan gedung harus memenuhi ketentuan peruntukan yang telah

ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

kabupaten/kota, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRKP),

dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL ) yang bersangkutan.


a) Fungsi bangunan meliputi fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi

usaha, fungsi sosial budaya, serta fungsi khusus.

b) Bangunan gedung dapat dirancang memiliki lebih dari satu fungsi,

dengan tetap memenuhi ketentuan dalam RTRW Nasional, RTRW

provinsi, RTRW kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL.

Klasifikasi bangunan gedung

a) Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat kompleksitas meliputi:

(1) Bangunan gedung sederhana;

(2) Bangunan gedung tidak sederhana; dan

(3) Bangunan gedung khusus.

b) Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat permanensi meliputi:

(1) Bangunan gedung permanen;

(2) Bangunan gedung semi permanen; dan

(3) Bangunan gedung darurat atau sementara.

c) Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat risiko kebakaran meliputi:

(1) Bangunan gedung tingkat risiko kebakaran tinggi;

(2) Bangunan gedung tingkat risiko kebakaran sedang; dan

(3) Bangunan gedung tingkat risiko kebakaran rendah.

d) Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan pada zonasi gempa, mengikuti

tingkat zonasi gempa yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang meliputi:

(1) Zona I / minor;

(2) Zona II / minor;

(3) Zona III / sedang;

(4) Zona IV / sedang;

(5) Zona V / kuat; dan

(6) Zona VI / kuat.

5. Penggolongan bangunan gedung untuk penerbitan IMB


Penggolongan bangunan gedung untuk penerbitan IMB sebagai dasar

untuk menentukan lamanya (durasi) waktu proses penerbitan IMB meliputi:

1) Bangunan gedung pada umumnya

a) Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana, meliputi: rumah

inti tumbuh, rumah sederhana sehat, dan rumah deret sederhana;

b) Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal dan rumah deret – sampai

dengan 2 (dua) lantai –; dan

c) Bangunan gedung hunian rumah tinggal tidak sederhana – 2 (dua) lantai atau

lebih –, bangunan gedung lainnya pada umumnya.

4.4.5 Proses Izin Mendirikan Bangunan Gedung

1. Keterangan Rencana Kabupaten/Kota

a. Pemerintah daerah wajib memberikan Keterangan Rencana Kabupaten/Kota untuk

lokasi yang bersangkutan kepada setiap orang atau badan hukum yang akan

mengajukan permohonan IMB.

b. Keterangan Rencana Kabupaten/Kota untuk lokasi yang bersangkutan tersebut

berisi ketentuan-ketentuan meliputi:

1) Fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan;

2) Ketinggian maksimum bangunan gedung yang diizinkan;

3) Jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah permukaan tanah dan KTB

yang diizinkan, apabila membangun di bawah permukaan tanah;

4) Garis sempadan dan jarak bebas minimum bangunan gedung yang diizinkan;

5) KDB maksimum yang diizinkan;

6) KLB maksimum yang diizinkan;

7) KDH minimum yang diwajibkan;

8) KTB maksimum yang diizinkan;

9) Jaringan utilitas kota; dan

10) Keterangan lainnya yang terkait.


c. Dalam Keterangan Rencana Kabupaten/Kota dicantumkan ketentuan-ketentuan

khusus yang berlaku untuk lokasi yang bersangkutan meliputi:

1) Lokasi-lokasi yang terletak pada kawasan rawan bencana gempa; kawasan rawan

longsor; kawasan rawan banjir, dan/atau lokasi yang kondisi tanahnya tercemar; dan

2) Keterangan Rencana Kabupaten/Kota digunakan sebagai dasar penyusunan rencana

teknis bangunan gedung.

4.4.6 Proses Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

Proses penerbitan IMB disesuaikan dengan penggolongan sebagaimana dimaksud

yaitu ;

a) IMB bangunan gedung pada umumnya

1) Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana (rumah inti tumbuh dan

rumah sederhana sehat), dan rumah deret sederhana

a) Pengambilan Keterangan Rencana Kabupaten/Kota oleh pemohon di kantor

pemerintah daerah.

b) Penyediaan dokumen rencana teknis siap pakai (prototip, dsb.) yang

memenuhi persyaratan sesuai Keterangan Rencana Kabupaten/Kota. Gambar

rencana teknis diadakan/disiapkan oleh pemerintah daerah.

c) Pengajuan Surat Permohonan IMB dengan kelengkapan dokumen administratif

dan dokumen rencana teknis.

d) (1) Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran (pencatatan, penelitian) dokumen

administratif dan dokumen rencana teknis, penilaian/evaluasi, serta persetujuan

dokumen rencana teknis yang telah memenuhi persyaratan.

(2) Dokumen administratif dan/atau dokumen rencana teknis yang belum memenuhi

persyaratan dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi/ diperbaiki.

e) Penetapan besarnya retribusi IMB.

f) Pembayaran retribusi IMB melalui lembaga keuangan yang sah.

g) Penyerahan bukti penyetoran retribusi kepada pemerintah daerah.


h) Penerbitan IMB sebagai pengesahan dokumen rencana teknis untuk dapat

memulai pelaksanaan konstruksi.

i) Penerimaan dokumen IMB oleh pemohon.

b) Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung Secara Bertahap

Pada pembangunan bangunan gedung di kota yang berkembang pesat dan jadwal

pelaksanaan konstruksi yang optimum, pemerintah daerah dapat mempertimbangkan

penerbitan IMB dengan tahapan yang merupakan satu kesatuan dokumen, sepanjang tidak

melampaui batas waktu yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

c) Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung untuk Pembangunan

Bangunan Gedung Secara Massal

Pembangunan bangunan gedung secara massal, seperti bangunan gedung hunian

rumah tinggal tunggal, dan rumah deret di satu kawasan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

d) Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung untuk Pembangunan

dengan Strata Title

Pembangunan bangunan gedung dengan strata title, seperti bangunan gedung

rumah susun atau apartemen bertingkat, dengan mengikuti ketentuan peraturan

perundang-undangan yang terkait

4.4.7 Pelayanan Administrasi Izin Mendirikan Bangunan Gedung

Pemilik bangunan gedung dapat mengajukan pelayanan administrasi IMB, untuk:

a. Pembuatan duplikat/kopi dokumen IMB yang dilegalisasikan sebagai

pengganti dokumen IMB yang hilang atau rusak, dengan melampirkan

keterangan hilang tertulis dari instansi yang berwenang.

b. Pemecahan dokumen IMB sesuai dengan perubahan pemecahan dokumen IMB

dan/atau kepemilikan tanah dan perubahan data lainnya, atas permohonan yang

bersangkutan.
c. Bangunan gedung yang sudah terbangun yang belum memiliki IMB dan

diwajibkan mengajukan permohonan IMB sesuai ketentuan daerah masing-

masing.

4.5.1 Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada Umumnya

a. Dalam proses penerbitan IMB, dokumen rencana teknis:

1) Wajib mengikuti persyaratan dalam RTRW Nasional, RTRW provinsi, RTRW

kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL.

2) Pada lokasi yang terdapat program instansi yang terkait dalam penyelenggaraan

prasarana dan sarana atau pelayanan kepentingan umum (seperti jalan, jalur penerbangan,

telekomunikasi, gas, listrik, pertahanan dan keamanan) harus mendapat

persetujuan/rekomendasi dari instansi terkait atau pembina penyelenggaraan prasarana

dan sarana yang dimaksud.

3) Dokumen rencana teknis diperiksa (dicatat dan diteliti), dinilai/dievaluasi dan disetujui

oleh pemerintah daerah melalui/cq. instansi teknis pembina penyelenggaraan bangunan

gedung.

4) Persetujuan diperoleh pemohon tanpa pungutan biaya atau secara cuma-cuma.

b. Bupati/walikota, kecuali Provinsi DKI Jakarta adalah Gubernur, menerbitkan

surat perintah pembayaran retribusi IMB kepada pemohon.

c. Pemohon melakukan pembayaran retribusi IMB melalui lembaga keuangan

yang sah, setelah dokumen rencana teknis mendapat persetujuan sebagaimana

dimaksud pada butir a.

d. Bupati/walikota, kecuali Provinsi Sulawesi Utara adalah Gubernur,

menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan Gedung sebagai pengesahan dokumen

rencana teknis setelah pemohon menyelesaikan pembayaran retribusi IMB

dengan menyerahkan bukti pembayaran retribusi IMB (penyetoran uang) melalui

lembaga keuangan yang sah.


Tata cara pengesahan dokumen rencana teknis bangunan gedung pada umumnya

seperti pada Lampiran 9.1 pedoman teknis ini.

A. Dalam proses penerbitan IMB, dokumen rencana teknis:

1) Wajib mengikuti persyaratan dalam RTRW Nasional untuk bangunan gedung fungsi

khusus, RTRW provinsi, RTRW kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL.

2) Disusun dengan mengacu pada rekomendasi/hasil Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) yang diwajibkan untuk bangunan gedung tertentu, atau Upaya

Pemantauan Lingkungan (UPL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL).

3) Pada lokasi yang terdapat program instansi yang terkait dalam penyelenggaraan

prasarana dan sarana atau pelayanan kepentingan umum (seperti jalan, jalur penerbangan,

telekomunikasi, gas, listrik, serta pertahanan dan keamanan) harus mendapat

persetujuan/rekomendasi dari instansi terkait atau pembina penyelenggaraan prasarana

dan sarana yang dimaksud.

4.5.2 Pencatatan Penelitian Kelengkapan dan Kebenaran Dokumen Administratif

a. Pemeriksaan terhadap status hak atas tanah meliputi kelengkapan dan

kebenaran dokumen kepemilikan:

1) Pemilik tanah sebagai pemilik bangunan gedung, pemeriksaan yang dilakukan

meliputi:

a) Kebenaran dan keabsahan status hak atas tanah;

b) Kejelasan dan kebenaran data kondisi/situasi tanah (letak/lokasi dan

topografi/contour); dan

c) Pernyataan bahwa tanah yang dimaksud tidak dalam status sengketa.

2) Pemilik tanah bukan pemilik bangunan gedung, pemeriksaan yang dilakukan

meliputi:

a) Kebenaran dan keabsahan status hak atas tanah.


b) Kejelasan dan kebenaran data kondisi/situasi tanah (letak/lokasi dan

topografi/contour);

c) Pernyataan dari pemilik tanah bahwa tanah tersebut tidak dalam status

sengketa; dan

d) Perjanjian tertulis antara pemilik tanah dan pemilik bangunan gedung.

b. Pemeriksaan terhadap status kepemilikan bangunan gedung meliputi

kelengkapan dan kebenaran dokumen:

1) Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung, atau dokumen bentuk lainnya sebagai

bukti awal kepemilikan.

2) Data pemilik/pemohon bangunan gedung, meliputi nama, alamat, tempat/tanggal lahir,

pekerjaan, nomor KTP, atau identitas lainnya, serta fotokopi KTP atau identitas lainnya.

Pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen rencana teknis meliputi kelengkapan:

a. Gambar arsitektur;

b. Gambar sistem struktur;

c. Gambar sistem utilitas (mekanikal dan elektrikal);

d. Perhitungan struktur untuk bangunan gedung 2 lantai atau lebih, dan/atau

bentang struktur lebih dari 6 m, disertai hasil penyelidikan tanah;

e. Perhitungan utilitas (untuk bangunan gedung selain hunian rumah tinggal

tunggal dan rumah deret); dan

f. Data penyedia jasa perencanaan yaitu arsitektur, struktur, dan utilitas

(mekanikal dan elektrikal).

a. Pemeriksaan kebenaran data umum bangunan gedung meliputi

1) Fungsi/klasifikasi bangunan gedung terhadap peruntukan lokasi;

2) Luas lantai dasar bangunan gedung terhadap KDB maksimum dan/atau luas lantai

basement terhadap KTB maksimum;

3) Total luas lantai bangunan gedung terhadap KLB maksimum; dan

4) Ketinggian bangunan gedung terhadap ketinggian maksimum.


Penilaian dilakukan berdasarkan Keterangan Rencana Kabupaten/Kota.

b. Kebenaran rancangan arsitektur bangunan gedung meliputi:

1) Gambar site plan/situasi;

2) Gambar denah;

3) Gambar tampak;

4) Gambar potongan; dan

5) Spesifikasi umum finishing bangunan gedung.

Penilaian dilakukan berdasarkan pada persyaratan arsitektur dan lingkungan.

c. Kebenaran rancangan struktur meliputi:

1) Gambar struktur bawah (pondasi);

2) Gambar struktur atas, termasuk struktur atap; dan

3) Spesifikasi umum struktur bangunan gedung.

Penilaian dilakukan berdasarkan pada persyaratan kekuatan dan ketahanan struktur

dalam mendukung beban hidup dan beban mati, termasuk beban yang timbul akibat alam

(angin dan gempa).

d. Kebenaran rancangan utilitas (mekanikal dan elektrikal) meliputi:

1) Gambar sistem utilitas (mekanikal dan elektrikal);

2) Gambar sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

3) Gambar sistem sanitasi;

4) Gambar sistem drainase; dan

5) Spesifikasi umum utilitas (mekanikal dan elektrikal) bangunan gedung.

Penilaian dilakukan berdasarkan pada persyaratan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran, kesehatan, dan aksesibilitas termasuk kelengkapan sarana

dan prasarana bangunan gedung.

4.5.3 Penyusunan pertimbangan teknis

Pertimbangan teknis yang disusun oleh Tim Ahli Bangunan Gedung sebagai

kesimpulan dari hasil pengkajian berupa nasihat, pendapat, dan pertimbangan profesional
secara tertulis merupakan masukan untuk penilaian/evaluasi dokumen rencana teknis

dalam memberikan persetujuan pemenuhan persyaratan teknis oleh pemerintah daerah,

Pemerintah dan pemerintah provinsi lainnya.

4.5.4 Penilaian/Evaluasi

Penilaian/evaluasi dilakukan untuk penetapan keputusan terakhir tentang

pemenuhan persyaratan teknis dari dokumen rencana teknis setelah mendapat

pertimbangan teknis Tim Ahli Bangunan Gedung dengan ketentuan:

a) Pada proses pengesahan dokumen rencana teknis bangunan gedung pada

umumnya, selanjutnya dinilai dan dievaluasi oleh instansi teknis pembina

penyelenggaraan bangunan gedung.

b) Pada proses pengesahan dokumen rencana teknis bangunan gedung

tertentu, hasil dari pemberian pertimbangan teknis dari Tim Ahli Bangunan

Gedung

4.5.5 Proses Pemeriksaan dan Penelitian/Pengkajian Dokumen Administratif dan

Dokumen Rencana Teknis

a) Jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak

penerimaan surat Permohonan IMB dan kelengkapan dokumen administratif

dan dokumen rencana teknis bangunan gedung yang telah memenuhi

persyaratan kelengkapan; dan

b) Dokumen administratif dan/atau dokumen rencana teknis yang belum

memenuhi persyaratan kelengkapan, dikembalikan kepada pemohon untuk

dilengkapi/diperbaiki.

4.5.6 Proses Administratif Penyelesaian Dokumen IMB

Dokumen IMB diterbitkan dengan jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)

hari terhitung sejak persetujuan dokumen rencana teknis untuk bangunan gedung

pada umumnya termasuk setelah adanya pertimbangan teknis dari Tim Ahli
Bangunan Gedung untuk persetujuan/pengesahan dokumen rencana teknis

bangunan gedung tertentu.

BAB IV

PENUTUP

Bab penutup ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan serta kesan-kesan


yang sudah didapatkan selama berada di lingkunagan kerja praktek maupun juga
berupa saran yang nanti akan di inisiasikan pada program studi perencanaan wilayah
kota, instansi kerja praktik, dan calon praktikan, dalam kerja praktik ini.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan kerja praktik yang telah dilakukan praktikan pada


instansi Dinas Pekerjaan Umum Kotamobagu maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. Proses maupun hasil yang sudah didapatkan dalam program kerja praktik di

Dinas Perkerjaan Umum Kotamobagu ini yaitu berupa pengalaman – pengalaman

yang positif dan menjadikan mahasiswa kerja praktik menjadi berperngalaman

bekerja mandiri serta bisa terjun langsung merasakan kinerja dalam program

yang sudah di tetapkan tugas pokok dan fungsi di dinas pekerjaan umum tersebut.

2. Mendapatkan pelajaran bagaimana mahasiswa bekerja dalam program tepatnya

yang sudah di tetapkan diruang bidang penataan ruang yang saya tempatkan itu

dan disini bisa belajar melihat proses dan mekanisme maupun prosedural yang

nantinya akan kita rasakan langsung selama turun di lapangan seperti mendata
satu persatu IMB (izin mendirikan bangunan) yang dimiliki oleh pemilik, tujuan

yaitu memeriksa apakah ada penambahan struktur bangunan maupun tidaknya

dan jika tidak maka pihak tersebut akan segera di arahkan unutk segera

menguruskan lagi IMB tersebut.

3. Keikutsertaan dalam program di bidang penataan ruang juga menjadi menambah

pengetahuan dalam kerja praktikan ini seperti melihat langsung mekanisme apa

saja yang bekerja, seperti kerja team yang di koordinatorkan langsung oleh

pembinbing lapangan saya dan pegawai kontrak lainya termasuk dalam team

survey lokasi yang akan kami tinjau langsung untuk melihat kesesuaian dalam

membangun struktur bangunan sesuai dengan apa yang sudah di buatkan dalam

denah maupun gambar bangunan.

5.1 Kesan

Kesan yang didapat oleh praktikan selama melaksanakan kerja praktik terbagi
menjadi dua yaitu kesan terhadap instansi kerja praktik dan kesan terhadap lingkungan
kerja praktik.

5.2 Kesan Terhadap Instansi Serta Lingkungan Kerja Praktek

Kesan terhadap instansi beserta di lingkungan kerja praktik yaitu dimana setelah

mengikuti beberapa proses mengenai programnya di instansi tersebut disini lebih banyak

mendapatkan begitu banyak pelajaran baru yang nantinya akan di serap ilmu baik

pengalamanya ketika selalu terlibat dalam survey, untuk itu ini telah menjadi suatu proses

belajar yang sangat mandiri ini sehingga bila di suatu saat nanti terjun di dunia pekerjaan

kita sudah tidak merasa sesuatu yang kaku dan beku dengan apa yang sedang kita

kerjakan karena sudah mempunyai pengalaman ketika menjadi mahasiswa magang

selama kurang lebih 2 bulan di tempat kerja praktek tersebut.

Kesanpun mengenai di lingkungan kerja praktek yaitu bisa dilihat ketika kita lagi

sedang bekerja disini kita lebih belajar disiplin tepat waktu dan siap untuk mengikuti
segala aturan maupun attitude yang sudah tertradisi di lingkungan kerja tersebut sehingga

saya bisa belajar juga hal-hal yang baru dan banyak pengalaman maupun kondisi-kondisi

bisa di petik maupun kita pelajari di tempat kerja praktek tersebut untuk itu kita harus

juga bersinergitas dengan para stakehoders di lingkungan kerja tersebut sehingga bisa

menjalankan pekerjaan yang baik dan benar, mungkin begitu saja sedikit kesan dari apa

yang saya dapatkan selama menjalankan proses dan mekanis di tempat kerja praktik

tersebut.

Saran

Setelah melakukan kegiatan kerja praktik di instansi di Dinas Pekerjaan


Umum Kotamobagu ini selama kurang lebih 2 bulan lamanya adapun saran yang akan
di sampaikan kepada dinas pekerjaan umum kotamobagu, program studi dan calon
kerja praktek nanti yaitu :

6.1 Saran Untuk Program Studi Wilayah dan Kota

Rekomendasi yang praktikan ingin sampaikan setelah melakukan kegiatan


kerja praktik untuk Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota UNIKOM, yang
merupakan jurusan dimana praktikan menimba ilmu di bangku perkuliahan. Adapun
rekomendasi yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut ini :

1. Program studi hendaknya memberikan daftar-daftar instansi untuk


dapat dihubungi bagi mahasiswa/calon praktikan yang akan
melaksanakan kerja praktik.

2. Kerjasama antara Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


dengan instansi yang terkait untuk kegiatan kerja praktik lebih
banyak dan tingkatkan lagi untuk kemudahan praktikan dalam
melakukan Kerja Praktik.

3. Diharapkan pihak Program Studi dapat meningkatkan dan menambah


lagi buku pedoman mengenai instansi-instansi tempat kerja praktik,
yang terdiri dari kantor, konsultan atau instansi swasta. Sehingga
mahasiswa mengerti sistem pekerjaan yang diberikan, ruang lingkup
pekerjaan dan informasi lainnya yang akan sangat membantu
praktikan dalam menentukan instansi kerja praktik.

4. Pemantauan terhadap praktikan selama melakukan kerja praktik


ditingkatkan lagi. Hal tersebut berguna untuk melihat proses yang
dilakukan praktikan sekaligus memberikan bimbingan sesuai dengan
materi yang sedang dikerjakan, sehingga diharapkan akan tercipta
keseriusan dan pemahaman yang lebih terhadap pekerjaan yang
dilakukan praktikan.
6.2 Saran Untuk Instansi Kerja Praktek

Adapun rekomendasi yang dapat disampaikan oleh praktikan kepada Dinas


Pekerjaan Umum Kotamobagu sebagai instansi kerja praktik praktikan adalah
sebagai berikut :

1. Adapun untuk kegiatan di instansi tersebut yaitu untuk

mengefisienkan kinerja-kinerja maupun program yang telah disusun

rapih disini, diusahakan untuk setiap team survey lokasi untuk selalu

bisa mengkonsepsikan strategi dari agar bisa saling berkordinasi satu

sama yang lainya dan untuk pembagian waktu harus juga bisa selalu

di perhitungkan agar kinerja akan tercapai dengan baik dan benar.

2. terus untuk sumber daya manusianya yang memiliki kemampuan

teknis yang baik juga harus segera di distribusikan dalam instsansi

ini agar bisa mengefektifkan teknis yang akan di jalankan nanti

sehingga SOP tidak menjadi molor di karenahkan ada sebagian para

teknisi sulit untuk berkorelasi dengan koordinatornya dikarenahkan

keterbatasan skils di bidang tersebut.

6.3 Saran Bagi Calon Praktikan

Kerja praktik merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan
kaitannya dengan persiapan para planner untuk terjun langsung kemasyarakat, dan
kegiatan tersebut diwajibkan oleh pihak mahasiswa. Namun adapun saran-saran untuk
calon praktikan kerja praktik adalah sebagai berikut :
1. Calon praktikan sebaikanya memahami dengan baik bahwa kegiatan
kerja praktik tersebut bukan hanya sebagai persyaratan akademis,
melainkan yang paling penting adalah manfaat dan pengalaman yang
dapat diambil dalam kegiatan yang dilakukan dalam kerja praktik
tersebut.

2. Instansi kerja praktik yang dipilih sebaiknya dan seharusnya instansi


yang mengerjakan pekerjaan dibidang perencanaan wilayah dan kota.
3. Dalam menyusun laporan kerja praktik sebaiknya dikerjakan secara
bertahap, tidak perlu menunggu berakhirnya waktu pelaksanaan kerja
praktik.

4. Calon praktikan sebaiknya lebih menentukan target yang akan


dicapai, sebelum pelaksanaan kerja praktik tentukan sikap, bidang
dan target apa yang diharapkan. Dengan persiapan seperti ini
diharapkan praktikan dapat selektif dalam memilih instansi dan
bidang apa yang akan dijadikan sebagai tempat kerja praktik.

5. Calon praktikan sebaiknya mempersiapkan lebih matang baik


kesiapan ilmu, maupun kesiapan prosedur yang harus ditempuh
dalam kerja praktik agar setelah bekerja praktikan tidak mengalami
hambatan.
LAMPIRAN I
Surat Permohonan Kerja Praktik
Surat Ijin Kerja Praktik
Laporan Kegiatan Kerja Praktik
Laporan Kegiatan Kerja Praktik
Laporan Kegiatan Kerja Praktik
Laporan Kegiatan Kerja Praktik
Lembar Penilaian Kerja Praktik
LAMPIRAN II
Dokumentasi Kerja Praktik

Mengsurvei Lokasi Pembuatan Jalan Raya Di Desa Sia

Bantu Mengawasi Penertiban Izin Mendirikan Bangunan


engecekan Langsung Untuk Memantau Lokasi
Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Pemeriksaan IMB pada toko toko di jln.Kartini Kotamobagu

Anda mungkin juga menyukai