Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusun ucapkan yang telah
memberikan nikmat kepada penulis berupa kesehatan, kesempatan sehingga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan ini.
Laporan Kerja Lapangan ini berjudul”Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Plat dan
Pada Pembangunan Perumahan II Lantai di PT.Primaland Tunggul Wulung Kota Malang.
Kerja praktek lapangan ini sudah penyusun laksanakan dengan baik
Laporan Kerja Lapangan ini merupakan tugas yang merupakan keharusan untuk
diselesaikan oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil program S1 di Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Dalam proses pembuatan laporan ini tak lupa penyusun menghaturkan terimakasih
kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.Nawir Rasidi,ST.,MT.Selaku Dekan Fakultas Teknik.


2. Bapak Handika Setiawan,ST.,MT.Selaku Ketua Program Studi Fakultas Teknik.
3. Bapak Rifky Ardila,ST.,MT. selaku dosen pembimbing yang meluangkan waktu
kepada penulis dalam rangka penyelesaian laporan PKL ini.
4. Bapak Yulius Andika selaku
5. Seluruh Staf dan Karyawan PT.Prima Land.
6. Teristimewa kepada Ayah, Ibu, dan Keluarga yang memberikan dukungan materil dan
moril
7. Teman –teman Teknik Sipil angkatan 2016 yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam penyusunan laporan ini.
Penulispun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dengan segala kekurangannya. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini.
Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
mahasiswa-mahasiswi dan pembaca sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang Praktek
Kerja Lapangan.
Malang,Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diakibatkan karena


semakin banyaknya tuntutan zaman, begitu juga dengan tuntutan didalam dunia teknik sipil,
tuntutan pembangunan yang semakin beragam mulai dari bentuk estetika dan fungsionalnya.
Oleh karena itu untuk mendukung hal tersebut usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan
dibidang teknik sipil harus ditingkatan demi tercapainya ahli-ahli dalam bidang teknik sipil
seperti bidang keahlian struktur, manajemen konstruksi, keairan dan jalan raya.
Penerapan dan pengembangan teori merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
mahasiswa, di dalam perkuliahan seharusnya tidak hanya teori, tetapi dibutuhkan juga
mengaplikasikan teori dilapangan, salah satu penerapan yang dilakukan oleh Fakultas Teknik
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG, adalah Praktek Lapangan
atau yang dikenal dengan PKL. PKL adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
setiap mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik.UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUNGGADEWI MALANG. PKL wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa S1 yang dilakukan
secara terprogram dan terbimbing oleh setiap dosen pembimbing merupakan proses belajar
ilmiah yang dikemas dalam kurikulum pendidikan. Sedangkan bangunan lebih identik dengan
aktivitas berupa aplikasi dan teori- teori yang diperoleh dalam dunia pendidikan.

Praktikum lapangan bagi Mahasiswa Teknik Sipil pelaksanaannya sangatlah penting,


selain mendapatkan teori di perkuliahan mahasiswa juga mendapatkan teori dilapangan.Hal
ini dapat menunjung apabila mahasiswa sudah masuk dunia kerja.Praktek lapangan juga
bermanfaat bagi mahasiswa yang membandingkan antara teori dan prakteknya di lapangan,
dan bisa memecahkan masalah yang terjadi di proyek pekerjaan suatu proyek.
Dalam laporan ini penulis membahastentang“PENGAWASAN PEKERJAAN PLAT
LANTAI PADA PERUMAHAN DUA LANTAI DI JL AKURDION
TUNGGULWULUNG”.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar mahasiswa dapat


menambah wawasan sebagai Sarjana Teknik sehingga dapat menambah daya pikir dan nalar
untuk menganalisa segala kejadian di lapangan beserta permasalahannya yang sangat
kompleks khususnya yang berhubungan dengan dunia teknik sipil.

1.2.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.2.2.1 Tujuan Pengawasan Perumahan

Untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi,maka diperlukan Pengawasan


Pembangunan Perumahan, Kegiatan Pembangunan Perumahan, Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur pada Bagian Umum perumahan Jl. Akordion
tunggulwulung kota Malang, agar dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi teknik yang telah ditentukan, tepat waktu, tepat mutu, tepat volume, sehingga
bangunan atau konstruksi yang dihasilkan dapat berguna dan bermanfaat seperti yang
diharapkan.

1.2.2.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1) Tujuan Umum Praktek Kerja Lapangan
a. Mahasiswa dapat memperdalam pemahaman teori yang telah didapatkannya
diperkuliahan dengan menerapkannya dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan.
b. Mahasiswa dapat Merencanakan pekerjaan struktur Plat Lantai pada
pengawasan pembangunan Perumahan di Jl.Akordion Tunggulwulung.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman teknis di lapangan sehingga
diharapkan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan tepat ketika
nantinya terjun ke masyarakat dalam menghadapi permasalahan yang
sebenarnya.
d. Untuk memenuhi syarat akademis sebelum memperoleh Gelar Sarjana (S1)
dalam bidang Teknik Sipil di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2) Tujuan Khusus Praktek Kerja Lapangan
Untuk lebih memahami dan menguasai :
a. Struktur organisasi proyek.
b. Sistem dan prosedur tata pengawasan bangunan.
c. Teknis pengawasan pekerjaan beton khususnya untuk pekerjaan Plat.
BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Devinisi Proyek dan Lokasi Proyek

Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka


sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar
dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai.
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang dibatasi oleh waktu dan sumberdaya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek
konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan
infrastruktur.
Pengawasan dalam manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan
waktu.Pengawasan dalam manajemen konstruksi memiliki beberapa fugsi antara lain :
a. Sebagai pengawasan mutu (quality control) untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan.
b. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi kendala –
kendala pada waktu pelaksanaan.
c. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan
dengan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
d. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap
masalah– masalah yang terjadi di lapangan.

2.2 Lokasi Pekerjaan


Proyek ini terletak di Jl. Akordion, Tunggulwulung, Kec.Lowokwaru-Kota
Malang.Pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan proyek ini adalah
Pimpinan Proyek Pembangunan Perumahan Hunian Islami di Desa Tunggulwulung,
Kec.Lowokwaru-Kota Malang.

.
Gambar 2.1 Lokasi PKL

2.3 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Berdasarkankomposisitenagaahlidantenagapendukungseperti yang telahdisampaikandiatas,


makaberikutiniadalahstrukturorganisasipelaksanapekerjaan.

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan


2.4 Unsur – Unsur Pembangunan

Unsur–unsur pembangunan adalah usaha – usaha untuk mewujudkan sebuah


bangunan diawali dari tahap ide hingga tahap pelaksanaan.
Pihak– pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap perencanaan sampai
pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi empat (4) pihak, yaitu
a. Pihak pemilik proyek (owner)
b. Pihak Konsultan Perencana (Consultant)
c. Konsultan Pengawas (Supervisor) dan
d. Pihak Kontraktor (Contractor).
Masing–masingunsur organisasi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan fungsinya.
2.5 Tanggung Jawab Organisasi Proyek

Organisasi proyek merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa unsur, yang
masing – masing mempunyai hubungan kerja yang sangat erat. Organisasi proyek di maksud
sengaja dibentuk untuk saling menunjang dan saling mendukung dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Masing – masing unsur yang tergantung dalam organisasi proyek tersebut dibebani
suatu tanggung jawab terhadap penyelesaian proyek yang telah terencana. Unsur – unsur
yang di maksud tersebut antaran lain Owner atau pemilik proyek, Pemimpin proyek atau
Konsultan Perencana, konsultan pengawsan dan kontraktor atau pemborong. Di dalam
pelaksanaan proyek diperlukan adanya organisasi yang sistimatis di mana akan terlihat
hubungan kerja yang terorganisir sehingga masing – masing pihak akan mengetahui tugas
dan kewajibannya. Sistem organisasi tersebut yang di pergunakan harus sesuai dengan
lingkup dan tujuan proyek.
Tujuan pembentukan organisasi proyek antara lain:
a. Menjelaskan hubungan, kedudukan hak dan wewenang dari masing - masing
pihak agar terjadi keselarasan untuk menghindari kesimpang dalam menjalani hak,
wewenang dan tanggung jawab.
b. Dengan adanya pembagian kerja yang jelas di maksudkan agar tidah terjadi
pemusatan pekerjaan hanya pada satu unsur saja tetapi setiap unsur dapat
menggunakan keahliannya secara optimal untuk mkencapai hasil kerja yang
maksimal.
c. Memudahkan dalam pelaksanan, pengawasan baik setiap item pekerjaan maupun
secara keseluruhan kegiatan, sehingga dapat melihat kemajuan dan hambatan yang
ada di proyek, agar proyek tersebut dapat berjalan dengan tertib dan selesai tepat
waktu sesuai dengan Time Schedule.
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek antara lain:

1. Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang atau badan yang memiliki proyek
dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak
penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. 

Hak  pemilik proyek:

a) Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor.


b) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
c) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik.

Tugas dan tanggung jawab pemilik adalah sebagai berikut.

a) Mendefinisikan proyek (kebutuhan)


b) Menetapkan tujuan proyek
c) Membentuk dan memilih anggota tim proyek
d) Mengomunikasikan persyaratan mengenai cara proyek dilaksanakan
e) Memastikan ketersediaan dan mengelola pendanaan untuk proyek

2 .Pimpinan Proyek

Pimpinan proyek adalah penanggung jawab seluruh pelaksananan pekerjaann serta


bertindak sebagai pemberi tugas yang telah ditunjuk oleh pemilik proyek. Pimpinan proyek
secara langsung bertanggung jawab kepada pemilik proyek:
Tugas dan wewenang pimpinan Proyek antara lain:
a) Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai proyek yang di kerjakan.
b) Menandatangani semua surat perintah kerja dan surat perjanjian (kontrak) Dengan
pihak pelaksana.
c) Mengeluarkan semua instruksi kepada pihak pelaksana.
d) Memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan.
e) Menetapkan penambahan atau pengurangan pekerjaan akibat perubahan desain atau
sebab lain.
3. Perencana
Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan
pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta
maupun pemerintah. Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur, mekanikan
elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta dokumen-dokumen
pelengkap lainnya.
Tugas Konsultan Perencana
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek
(bisa pihak swasta maupun pemerintah).
b. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat –
sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.
c. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
d. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke
dalam desain bangunan. Melakukan perubahan desain bila terjadi
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan.
e. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi. kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi
yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.

Wewenang Konsultan Perencana

a. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
b. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.

5. Pengawas

Pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk
mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan
bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik yang ada. pengawas konstruksi
berfungsi melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi. Pengawas konstruksi mulai
bertugas sejak ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Pengawas konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian proyek.

Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :

1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.

2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan


pekerjaan.

3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar


berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari


pembengkakan biaya.

6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir yang sesuai dengan yang diharapkan  dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan.

7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.

8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.

10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya


pekerjaan.

Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas :

a. Menolak penilaian estetis hasil pekerjaan pelaksana;


b. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena perimbangan dalam dirinya
akibat yang muncul diluar kekuasaan kedua belah pihak dan juga dari pemberi tugas;
c. Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.
6. Kontraktor

Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat.

Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik
proyek untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemilik
proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi langsung oleh Konsultan MK.

Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:

a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat,


risalah penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas
sebagai wakil dari pengguna jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai
dengan ketetapan yang berlaku.
7. Manejer Proyek (Site Manager)

Manejer Proyek adalah orang yang duduk di dalam proyek atau yang secara langsung
memimpin pelaksanaan dan bertanggung jawab atas :
a. Tercapainya sasaran proyek sebagaimana yang di tetapkan.
b. Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya.
c. Upaya untuk mendapat hasil yang baik dari proyek sesuai untuk kepentingan
bersama.

Tugas dan wewenang manejer proyek adalah :

a. Mengupayakan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan proyek sesuai dengan


prosedur yang berlaku.
b. Mengupayakan kualitas dan pelaksanaan kerja, pemanfaatan sumberdaya keuangan
dan waktu penyelesaian proyek secara optimal.
c. Memiliki metode kerja yang handal dan efektif.
d. Menandatangani surat menyurat sehubungan dengan pelaksanaan proyek.
e. Mengupayakan pemilihan kemanpuan dan disiplin bawahannya untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
f. Mengupayakan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang baik.
8. Kepala Proyek / Pelaksana.
Kepala proyek adalah teknisi yang mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan baik
pelaksana sipil maupun pelaksana – pelaksana yang lain, yang ada dilapangan dan
bertanggung jawab kepada manejer proyek.

Tugas dan wewenang kepala pelaksanaan adalah :

a. Mencapai sasaran proyek bagaimana yang telah ditetapkan oleh manejer proyek.
b. Bertanggung jawab mengenai terselenggaranya efisiensi dan aktivitas proyek dan
sumber daya sesuai dengan lingkupnya.
c. Hasil lebih dari tahap pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
d. Memeriksa hasil kerja yang di lakukan oleh pelaksana.
9. Pelaksana Sipil / Struktur (Site Engineering)
Pelaksana sipil adalah bagian teknisi yang mengkoordinasikan pekerjaandilapangan.
Tugas dan wewenang pelaksana sipil adalah :
a. Bertanggung jawab atas tersedianya program kerja harian dari setiap tahap pekerjaan
sesuai dengan bidangnya, berdasarkan program mingguan.
b. Menghitung jumlah kebutuhan bahan yang dipakai sekaligus menghitung upah
pekerjaan setiap minggu.
c. Member petunjuk kepada mandor berdasarkan gambar kerja.memberikan laporan
yang benar dan terperinci setiap hari atau sedikitnya seminggu sekali kepada
pelaksana mengenai perkembangan volume pekerjaan yang telah di kerjakan.
10. Logistic.
Logistic adalah bagian dari organisasi proyek yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan ke beradaan barang dalam gudang. Tugas wewenangnya adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran barang dari dalam
gudang.
b. Bertanggung jawab terhadap banyaknya barang dalam gudang dan melaporkan
kepada pengawas lapangan.
11. Mandor

Dalam suatu proyek mandor berfungsi untuk mengawasi secara langsung pada pekerjaan
dilapangan. Mandor memberi instruksi kepada para tukang agar bekerja sesuai dengan
gambar rencana atau menurut instruksi dan tugas untuk mengontrol kebutuhan jumlah tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan proyek. Apabila jumlah pekerja di perhitungkan masih –
masing. Tugasnya adalah melaksanakan apa yang di perintahkan oleh mandor sesuai dengan
gambar yang di rencana atau menurut instruksi gambar. Tukang dibagi beberapa bagian
yaitu:

1. Tukang batu dengan tugas adalah sebagai berikut :


a. Menggali dan mengebor tanah untuk pondasi serta memasang batu kosong
(Aanstampang), urugan pasir ,lantai,kerja dan pondasi.
b. Mengecor beam (Sloof), pelat lantai dan balok, kolom, tangga, ring balok serta
semua pekerjaan struktur.
c. Memasang pasangan batu bata untuk tembok serta plesteran, acian dan lain –
alainnya.
2. Tukang besi mempunyai tugas adalah :
Memotong ,menekuk dan merangkai serta memasang besi tulangan untuk pondasi,
sloof, pelat lantai dan kolom, tangga dan lain – lainnya yang berhubungan dengan
pembesian.
3. Tukang kayu mempunyai tugas adalah
a. Membuat penyanggah (schafolding), bekisting (balok, kolom dan plat lantai)
b. Membuat kerangka atap kayu.
c. Membuat plafond
d. Membuat dan memasang Kusen, pintu, jendela dan ventilasi serta daun pintu
jendela dan ventilasi.
4. Tukang cat mempunyai tugas adalah :
Melakukan pengecetan terhadap semua bangunan yang perlu di cat.
2.6 Pelaksanaan Proyek Dan Pengawasan Proyek
Pelaksanaan proyek dan pegawasan proyek merupakan wujud nyata dari rangkaian
pekerjaan untuk merealisasikan apa yang telah direncanakan. Pada saat ini terjadi pengaruh
dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia, keberhasilan dari proyek sangat tergantung dari
ketersediaan sumber daya dan pemanfaatan sumber daya secara efiktif dan efisien.
Pelaksanan dan pengawasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
pelaksanan pekerjaan suatu proyek.Mutu suatu pekerjaan sangat di pengaruhi oleh intensitas
pengawasan di lapangan.Pengawasan dan pelaksanaan yang baik tentunya memperoleh hasil
yang baik dari organisasi proyek yang bersangkutan. Selain itu pelaksana dan pengawasan
pekerja adalam suatu proyek harus berpedoman dan pada suatu aturan dan syarat – syarat
yaitu (RKS) serta time schedule yang telah di tentukan oleh perencana dan pemilih proyek
yang berpedoman pada jadwal yang telah disusun.
a) Biaya (kost)
b) Kualitas (quality)
c) Waktu (time)
Ketiga parameter tersebut tidak hanya berlaku pada akhir pekerjaan saja tetapi sepanjang
tahap pekerjaan konstruksi berlangsung dan di teliti dari setiap item pekerjaan. Hal ini akan
menjadi tolak ukur ketelitian pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Organisasi proyek merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa unsur, yang
masing-masing mempunyai hubungan kerja yang sangat erat.Organisasi proyek dimaksud
sengaja dibentuk untuk saling menunjang dan saling mendukung dalam menyesaikan suatu
pekerjaan.Masing-masing unsur tergantung dalam organisasi proyek tersebut dibebani suatu
tanggung jawab terhadap penyelesaian proyek yang telah terencana.

2.7 Tugas Dan Wewenang Dari Masing-Masing StrukturOrganisasi

1. Pejabat Pembuat Komitmen


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengadaan barang atau jasa.

Tugas dan kewenangan pejabat pembuat komitmen meliputi:

a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang meliputi:


1). Spesifikasi teknis barang atau jasa;

2). Harga perkiraan sendiri;

3). Rancangan kontrak;

b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa;


a) Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/Surat Perintah Kerja
(SPK)/surat perjanjian;
b) Melaksanaan kontrak dengan penyedia barang atau jasa;
c) Mengendalikan pelaksanaan kontrak;
d) Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian pengadaan barang atau jasa kepada
pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran;
e) Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang atau jasa kepada pengguna
anggaran atau kuasa pengguna anggaran dengan Berita Acara Penyerahan;
f) Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan
pelaksanaan pekerjaan kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran
setiap triwulan; dan
g) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pengadaan barang atau jasa.

2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha
baik swasta maupun pemerintah.Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur,
mekanikan elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta dokumen-
dokumen pelengkap lainnya. Konsultan perencana mendapatkan proyek melalui proses lelang
yang diadakan panitia tender pekerjaan konstruksi.

Berikut ini adalah tugas dan wewenang konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek
konstruksi:

1. Tugas Konsultan Perencana

a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik


proyek (bisa pihak swasta maupun pemerintah).

b. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat –


sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.

c. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).

d. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke


dalam desain bangunan. Melakukan perubahan desain bila terjadi
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan.

e. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi


kegagalan konstruksi. kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi
yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.

2. Wewenang Konsultan Perencana

a. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan


yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

b. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.

c. Direktur Perusahan

Direktur adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan Terbatas


(PT).

1. Tugas dan Wewenang Direktur Perusahaan :

a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi


perusahaan.

b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan


perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan


termasuk juga keuntungan perusahaan.

d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan


dan pembelanjaan kekayaan perusahaan.

e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya


dengan dunia luar perusahaan.

f. Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai visi dan misi


perusahaan.
g. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di
perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga
pengadaan, kualitas produk, persediaan dan distribusi barang.

h. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan

2. Tanggung Jawab Direktur

Secara garis besar tanggung jawab Direktur adalah sebagai berikut:

a. Memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan


perusahaan.

b. Memilih, menentukan, mengawasi pekerjaan karyawan.

c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan dan melaporkan


pelaksanaan tugasnya kepada owner perusahaan atau pemegang
saham.

3. Team Leader

Team Leader adalah orang yang memimpin sebuah Tim.

1. Tugas Dan Wewenang Team Leader

a. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja sama


team yang solid.

b. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan
dan sesuai dengan aturan.

c. Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh kegiatan baik


dilapangan maupun dikantor.

d. Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan


tim pelaksana pekerjaan.

e. Membimbing dan Mengarahkan anggota team dalam mempersiapkan semua


laporan yang diperlukan.
f. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.

g. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.

4. Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan
mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial.

1. Tugas Ahli Arsitektur adalah Sebagai Berikut :

a. Membuat kerangka umum/konsep rencana arsitektur, dan pengembangan


disainnya.
b. Melakukan analisa yang berkenaan dengan perencanaan teknis (DED)
arsitektur gedung / bangunan.
c. Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli yang lain dan tenaga pendukung
yang ada.
d. Melakukan tahapan konsultasi dengan owner dan atau instansi terkait dengan
proyek.
e. Membuat / menyusun perencanaan dan prarancangan (Schematic Design), dari
awal
f. sampai tahap penjabaran TOR/Term of Reference atau KAK/ Kerangka Acuan
Kerja pra desain sampai dengan detail pengembangan perancangan.
g. Mampu dalam memecahkan permasalahan yang muncul dalam tahap
pelaksanaan akibat kesalahan perencanaan.
h. Pengembangan rancangan dan gambar kerja
i. Penyiapan dokumen pelaksanaan dan proses pengadaan pelaksana konstruksi,
serta pengawasan berkala.

2. Wewenang Ahli Arsitektur adalah Sebagai Berikut:

a. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya.


b. Mendukung dan memberi input design arsitek.
c. Memecahkan problem design.
d. Mengadakan review dan diskusi.
e. Konsultasi dengan Dinas Teknis bangunan atau Unit satuan kerja terkait lain.
f. Mendisain, menghitung secara konstruksi pada proses perencanaan dan proses
pelaksanaan.
g. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan.
h. Membuat gambar skematik sistem struktur yang akan digunakan.

5. Ahli Sipil

Teknik sipil adalah sebuah cabang ilmu teknik yang berhubungan dengan
pembangunan infrastruktur untuk menunjang kehidupan manusia dari masa lalu sampai kini.

1. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Teknik Sipil bagian Perencanaan
Gedung,yaitu:

a. Bertanggungjawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya.


b. Mengidentifikasi dan merumuskan kembali ketentuan-ketentuan teknis
perencanaan bangunan. 
c. Mengupayakan dan menyimpulkan hasil pengujian hasil survey tanah.
Membuat konsep dasar, outline sistem struktur, rencana struktur serta
penghitungan awal struktur. 
d. Membuat gambar kerja, rencana kerja, merumuskan syarat-syarat
pelaksanaannya serta mengidentifikasi bill of quantity (BQ).
e. Melakukan prakiraan biaya awal dan penghitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB).
f. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB).
g. Menentukan material yang dipakai untuk ruang dalam maupun luar
h. Memberikan informasi kepada Quantity Surveyor.
i. Konsultasi dengan Dinas Teknis Bangunan atau Unit Satuan Kerja terkait
lainnya.
j. Membuat konsep &gambar perencanaan. 
k. Memberikan bantuan pengawasan kapada para KPA dan PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen)
l. Melakukan koordinasi dan komunkasi dengan penyelenggaraan program
Pembangunan
m. Menjamin pelaksanaan fisik dan spesifikasi teknis pembangunan bangunan.
n. Pembinaan dan pengendalian terhadap pengawas lapangan .
o. Memantau peyampaian pelaporan pembangunan kepada team leader
p. Melakukan konsolidasi laporan penanggung jawab kegiatan dan pengawas
bangunan dalam setiap bulannya.
q. Memberikan saran penanganan apabila ada permasalahan, serta alternatif
tindak lanjut penangananya kepada penyelenggara kegiatan di lapangan 
r. Memberikan dukungan teknis, menajemen kepada pengawas bangunan.
s. Melakukan dokumentasi foto-foto pelaksanaan dengan menggunakan kamera
yang berkualitas sehingga hasil dari pengambilan gambar bagus

2. Tugas dari pelaksana sipil/struktur adalah sebagai berikut :

a. Melakukan analisa, perhitungan dan perencanaan struktur / konstruksi


bangunan.
b. Menyusun pelaporan dan perhitungan struktur.
c. Melakukan koordinasi dengan Team Leader, tenaga ahli yang lain dan tenaga
pendukung yang ada.
d. Membuat analisa teknis dan persyaratan bahan.
e. Mampu dalam memberikan pemecahan terhadap permasalahan yang muncul
dalam tahap pelaksanaan akibat kesalahan perencanaan.
f. Melakukan kontrol kualitas dokumen perencanaan.

6. Surveyor
Survey adalah suatu tugas mencari dan mengungkapkan fakta pada waktu
sekarang.Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan
mengamati suatu pekerjaan lainnya.

Tugas Dan Wewenang Surveyor,yaitu:

a. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi


lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya,
c. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
d. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data
yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan
peninjauan desain atau detail desain.
e. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar
rencana.
f. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan
g. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.

7. Juru Ukur

Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung (Quantity Surveyor For Building) adalah
orang yang melakukan Pekerjaan yang berkaitan dengan pengukuran dan penilaian kegiatan-
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pasca konstruksi gedung, sehingga biayanya dapat
diperkirakan, direncanakan, dikendalikan, dan dihitung.

Uraian Tugas Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung,yaitu:

a. Mengidentifikasi Pekerjaan Yang akan dihitung


1. Mempelajari Gambar Kerja
2. Mempelajari Spsifikasi Teknis Pekerjaan
3. Mengidentifikasi Jenis Pekerjaan Yang Akan Dihitung
b. Menghitung Quantity (Kuantitas) Bahan Yang diperlukan
1. Menjelaskan Cara Pengukuran Pekerjaan
2. Menghitung Quantity Bahan Berdasar Gambar
3. Menjelasakan Cara Penilaian Pekerjaan Yang Sudah dilaksanakan
c. Menghitung Peralatan-Peralatan, Tenaga Kerja Dan Waktu Yang Diperlukan
1. Menghitung kebutuhan Peralatan yang diperlukan
2. Menghitung Tenaga Kerja Yang dibutuhkan
3. Menghitung Alokasi Waktu Penyelesaian Pekerjaan
d. Menghitung Biaya Total Pekerjaan
1. Menghitung Biaya Bahan Bangunan Gedung
2. Menghitung Biaya Peralatan Dan Tenaga Kerja
3. Menghitung Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan) Bangunan Gedung
4. Menghitung Biaya Total Pekerjaan
e. Menghitung Biaya Akibat Adanya Perubahan Pekerjaan
1. Menghitung Pekerjaan Tambah Kurang
2. Menghitung Biaya Akibat Perubahan Gambar Dan Spesifkasi
3. Menghitung Biaya Akibat Adanya Eskalasi Harga
f. Melakukan Pemantauan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Menyiapkan Borang-Borang sesuai dengan Bill Of Quantity Dan Jadwal
Kerja Yang Telah Dibuat
2. Mengisi Borang-Borang sesuai dengan realisasi pekerjaan dilapangan
3. Membandingkan Hasil isian dengan rencana Kerja yang ada
4. Membuat Rekomendasi Pemantauan Pekerjaan
g. Membuat Laporan Hasil Pekerjaan
1. Menyiapkan Borang-Borang Laporan
2. Membuat Laporan Hasil Pekerjaan
3. Menyerahkan Laporan

8. Draftman
Draftman adalah orang bekerja membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja
teknik, sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti orang lain dan
mudah dalam proses pembentukan objek gambar tersebut.

Uraian Tugas Draftman,yaitu:

a. Mendiagnosa Gambar Sketsa/Draft


1. Mempelajari Gambar Skesa/Draft
2. Menyesuaikan Dengan Spesifikasi Teknis
3. Mengedintifikasikan Keterangan Sketsa yang tidak jelas
4. Memperbaiki Gambar

b. Mengedintifikasi Bahan Dan alat Yang diperlukan


1. Menetapkan Ukuran, Jenis kertas dan setting gambar yang diperlukan
2. Menghitung Jumlah Gambar yang akan dikejakan
3. Menyusun daftar peralatan gambar, perangkat keras dan perangkat lunak
yang diperlukan
4. Memberikan daftar bahan dan alat yang dibutuhkan pada atasan langsung

c. Membuat Jadwal Kerja


1. Memperkirakan Jumlah Waktu untuk tiap gambar
2. Memperkirakan alokasi waktu penyelesaian pelaksanaan penggambaran
3. Memberikan jadwal kerja kepada atasan

d. Melakukan Penggambaran
1. Menyapkan Bahan dan peralatan yang akan digunakan
2. Melakukan Koordinasi dengan Arsitek
3. Melakukan penggambaran
4. Melaukan tindakan perawatan terhadap peralatan yang digunakan
5. Mencatat dan melaporkan hasil penggambaran

e. Menyimpan / merapihkan gambar dan peralatan yang sudah selesai digunakan


1. Menyimpan Gambar File Ditempat yang telah ditentukan 
2. Mengumpulkan peralatan yang digunakan
3. Menyimpan kembali peralatan, bahan yang belum dipakai dan sisa bahan
ditempat semula
4. Membersihkan dan merapikan area pekerjaan

f. Membuat Laporan Hasil Penggambaran


1. Menyiapkan Borang-Borang Laporan
2. Mengisi Borang-Borang sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan
3. Membuat catatan yang diperlukan dalam Borang-Borang
4. Menyerahkan Laporan Kepada Atasan Langsung.

9. Tenaga Adminitrasi Dan Keuangan

Tenaga Administrasi Keuangan Orang adalah menyusun anggaran belanja,


menentukan sumber biaya dan cara penggunaannya, serta membuat pembukuan tentang
semua hal yang berkaitan dengan proses pembiayaan dan pengeluaran keuangan agar
penggunaan biaya dapat efektif dan efisien. Agar tercapai hasil yang baik maka konsep
administrasi keuangan adalah Rangkaian kegiatan dalam mengelola keuangan secara tertib,
sah , hemat, berdayaguna dan berhasil guna mengelola keuangan tersebut meliputi
penerimaan-penerimaan dan sumber-sumber serta pembiayaan-pembiayaannya demi
Terselenggaranya administrasi teknik proyek dengan baik.
Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Administrasi dan keuangan,yaitu:
a. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum.
b. Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek.
c. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di Proyek.
d. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan
masuk di Proyek.
e. Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan
Umum.
f. Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktifitas karyawan di Proyek.
g. Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di
Proyek.
h. Memberikan masukan kepada, Kepala Proyek tentang kondisi keungan di
Proyek.

10. Operator Komputer

Operator Komputer Adalah orang yang tugasnya beroperasi beralih hardware,


menjalankan perangkat lunak, berinteraksi withhardware dan perangkat lunak yang
semuanya beroperasi, dan menyelesaikan operasi (menghentikan software
andhardware mematikan).
Tugas operator komputer adalah mengatur semua data perencanaan pekerjaan proyek.
a. Memeriksa kelengkapan data
b. Entri data pada sistem aplikasi
c. Memeriksa output data yang berasal
dari aplikasi

11. Sistem Pengupahan


Sistem Upah yang digunakan di proyek ini adalah Sitem Upah Harian.Sistem upah
harian adalah sistem pekerjaan oleh tukang bangunan yang di bayar upahnya secara harian.
Biasanya upah dibayarkan secara periode, mingguan, dua mingguan, ataupun
bulanan.Dengan riciannya antar lain: Buru kasar/pekerja Rp 60.000 Perhari, kepala Tukang
Rp 80.000 Perhari, Mandor Rp 100.000 Perhri. Besarnya upah harian tukang biasanya
tergantung upah pasaran suatu area kerja atau daerah tertentu, tergantung pada tingkat
keahlian seorang tukang, tingkat kesulitan pekerjaan, alat pendukung yang digunakan dan
banyaknya permintaan terhadap pekerjaan.Untuk jam kerja semua tukang dengan bagian
masing-masing pada dasarnya adalah sama, yakni 7 hingga 8 jam kerja sehari dengan waktu
istirahat yang digunakan untuk makan dan lain-lain sesuai kebijakan mandor bangunan. untuk
setiap daerah memiliki standar harga tukang yang mungkin sedikit memiliki selisih, namun
selisih harga setiap tukang bisa nego terlebih dahulu sebelum melakukan kesepakatan.
DAFTAR UPAH
TAHUN ANGGARAN 2018
Table 2.1 Daftar Upah Pekerja

SATUA UPAH KETERANGA


KODE URAIAN N (RP) N
L01 MANDOR ORG/HR 100,00
L02 KEPALA TUKANG ORG/HR 90,00
L03 KEPALA TUKANG BATU ORG/HR 90,00
L04 KEPALA TUKANG KAYU ORG/HR 90,00
L05 KEPALA TUKANG BESI ORG/HR 90,00
L06 KEPALA TUKANG CAT ORG/HR 90,00
L07 KEPALA TUKANG LISTRIK ORG/HR 90,00
L08 TUKANG ORG/HR 80,00
L09 TUKANG BATU ORG/HR 80,00
L10 TUKANG KAYU ORG/HR 80,00
L11 TUKANG BESI ORG/HR 80,00
L12 TUKANG CAT ORG/HR 80,00
L13 TUKANG LISTRIK ORG/HR 80,00
L14 TUKANG PIPA ORG/HR 80,00
L15 TUKANG PLITER ORG/HR 80,00
L16 TUKANG TAMAN ORG/HR 80,00
L17 TUKANG ASPAL ORG/HR 80,00
L18 TUKANG GALI ORG/HR 80,00
L19 TUKANG TEBAS ORG/HR 80,00
L20 TUKANG LAS LISTRIK ORG/HR 80,00
L21 JURU UKUR ORG/HR 171,50
L22 PEMBANTU TUKANG ORG/HR 70,00
L23 PEMBANTU JURU UKUR ORG/HR 70,00
L24 PEMBANTU SOPIR ORG/HR 70,00
L25 PEMBANTU OPERATOR ORG/HR 70,00
L26 PEMBANTU MEKANIK ORG/HR 70,00
L27 PEKRJA ORG/HR 70,00
L28 PENJAGA MALAM ORG/HR 70,00
L29 OPERATOR CRANE ORG/HR 80,00
L30 OPERATOR POMPA ORG/HR 80,00
L31 MEKANIK ORG/HR 80,00
L32 ENGINEER DAN CREW LS 582,50
L33 TENAGA AHLI GEOLISTIK ORG/HR 723,30
L34 TENAGA AHLI GEOFISIKA ORG/HR 620,00
Table 2.2 Keuntungan Dan Kerugian Upah Harian

Keuntungan Kerugian
Pengeluaran biaya proyek bisa bertahan  Pekerjaan dengan sistem harian ini
sesuai dengan kemampuan, cocok bagi biasanya nberjalan lambat, apalagi
orang yang ingin membangun atau jika hanya dikerjakan oleh 1-2
merenovasi bangunan secara bertahap. orang tukang saja.
Bila dana sementara yang disiapakan  Perlu melakukan pengawasan
sudah habis, maka pekerjaan bisa di pekerjaan agar tukang bekerja
hentikan sementara. Sistem upah harian sesuai target setiap harinya.
biasanya diterapkan juga oleh mandor  Para tukang lebih hitung-hitungan
terhadap tukang yang dipekerjakannya. jam kerja, dan jam lembur mereka

Sistem kesejahteraan yang diterapkan oleh PT.PRIMALAND Selaku Kontraktor


Pelaksana menyediakan Asuransi Jiwa dan kesehatan apabila terjadi kecelakan di lokasi
proyek untuk jabatan Mandor keatas. Sedangkan jam kerja yang diterapkan pada proyek
Pembangunan perumaamahan Muslimah Primaland Tunggulwulung Malang yaitu, 8 jam/hari
dimulai pukul 08:00-16:00 WIB. Dan jam istirahatnya pukul 12:00-13:00 WIB, atau 1
jam/hari istirahat.
BAB III

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN

3.1 Kegiatan Khusus

Pada kegiatan khusus ini, pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan adalah, mulai


dari pekerjaan persiapan, pekerjaan Bekesting Plat Lantai, pekerjaan Pembesian atau
tulangan, pekerjaan pengecoran Plat Lantai, dan Pekerjaan Perawatan Beton.

3.1.1 Pengertian Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas anatara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.Plat lantai didukung oleh
balok-balok bertumpu pada kolom-kolom bangunan.Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

1. Besar lendutan yang diinginkan


2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
3. Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan : kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama rata dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak
kaki.Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang
diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari
plat lantai.Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapisan tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama.
Sedangkan beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu
lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah
kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal
dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan
akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

Pekerjaan pelat terlebih dahulu di lakukan perhitungan konstruksi.Dari hasil Perhitungan


di proleh dimensi pelat lantai A berukuran 3.50 × 3.00 cm2 sebanyak dua buah,plat lantai
berukuran 3.00 × 3.95cm2 sebanyak satu buah,plat berukuran 2.05× 3.05cm2 sebanyak satu
buah, dan plat berukuran 1.50 × 2.50 sebanyak satu buah pada pembanguna rumah 2 lanatai
di PT.PRIMALAND.

Dimensi besi dari tulangan yang dipakai yaitu:Ø8 mm,dan perakitan tulangan plat
menggunakan kawat benrat sebagai pengikat tulangan atau tanpa di las(pabrifikasi).Mutu
beteon yang dipakai adalah K250/ fc 1=25 Mpa, mutu baja U24/fy =240 Mpa.

Untuk pekerjaan plat lantai 2 pembangunan rumah 2 lantai di PT.PRIMALAND,


perbandingan campuran yang di gunakan adalah menggunakan perbandingan 1:2:3 yaitu
menggunakan takaran 1(satu) semen ,2(dua) pasir,3(tiga)kerikil/koral dengan menggunakan
wadah takaran yang sama.

Pekerjaan plat merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arahhorizontal


dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolombangunan. Pekerjaan plat lantai meliputi
bekisting, pekerjaan pemasangan tulangan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan
pembongkaran bekisting.

3.1.2 Fungsi Plat Lantai

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut


1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas.
2. Sebagai tempat berpijak penguhuni di lantai atas.
3. Menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah.
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

Dalam proses pekerjaan Plat lantai pada suatu bangunan, urutan pekerjaan yang harus
diselesaikan adalah:

a. Pekerjaan Pesiapan

b. Pekerjaan Bekesting

c. Pekerjaan Pembesian

d. Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai dan


e. Perawatan Beton

a) Pekerjaan Persiapan

Rencanakan Ukuran Beketing yang sesuai dengan panjang dan Lebar


Plat lantai serta Plat lantai. Setelah itu kita mulai mempersiapakan pembesian
sebagai tulangan yang akan di pasang pada dasar bekisting sebelum dilakukan
pengecoran. Dan sebelum melakukan pengecoran kita melakukan pengecekan
elevasi bekesting dan pembesian yang telah dipasang diatas papan bekesting
tersebut.

1. Pengecekan Elevasi Balok


2. Pemeriksaan Penulangan yang meliputi
a. Pemeriksaan Ukuran dan Tulangan
b. Pemeriksaan jumlah jarak dan posisi Sengkang
c. Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan
d. Pemeriksaan kekuatann bendrat
e. Pemeriksaan Decking (tebal selimut beton)

b) Pekerjaan Beksting

1. Pengukuran dan pengawasan pekerjaaan Bekisting pada Plat.


Pengukuran dilakukan guna mengetahui bahan yang dibutuhkan dan
memastikan jarak antar konstruksi.Sebelum melakukan pengukuran dan
pemasangan bekisting plat, kita harus mempersiapkan peralatan dan bahan
seperti usuk 5/7, triplex tebal 10mm, benang, meteran, pensil, gergaji, palu,
paku (5cm, 7 cm, 10cm) dan bambu.

2. Pemasangan Bagian-bagian Bekisting Plat.


Pemasangan bekisting plat akan dilaksanakan atau dikerjakan setelah
bekisting balok telah selesai dipasang. Pekerjaan pertama yang dilakukan
untuk membuat bekisting plat adalah pemasangan regelar plat dengan usuk
5/7 dan dengan jarak 40cm. posisi usuk regelar akan mengikuti benang yang
telah diukur sesuai permukaan plat.
Gambar 2.2 pemasangan regelar plat lantai
Sumber : dokumentasi pribadi
Setelah pemasangan regelar akan dipasang Tiang bambu/ dipasang perancah dari
bambu sebagai penopang regelar plat agar tidak goyah dan jangan lupa mengontrol
ketinggian bambu yang menopang regelar dengan benang yang diukur dengan waterpass.
Untuk menambah kuatnya bambu sebagai tiang perancah maka di beri tambahan
slot/pengunci supaya bambu tidak bergerak ketika menerima beban pada saat pengecoran.

Setelah proses pemasangan regelar plat, tiang perancah dari bambu dan pemasangan
slot pada tiang perancah dengan benar-benar teliti sesuai ukuran sebelum pemasangan maka
selanjutnya adalah pemasangan triplek dengan ukuran 10 mm. Sebelum memasang triplek
perlu di periksa untuk mengetahui kualitas triplek yang akan di pakai dan posisi permukaan
regel. Setelah selesai diperiksa maka triplek siap dipasang. Setiap pemasangan triplek dimulai
dari permukaanya hingga jarak antara triplek harus di sesuaikan dengan setiap triplek yang
lainnya guna menjaga rata permukaan sesuai benang pada regelar dan untuk mengurangi
atau menghindari adanya lubang jarak yang membuat campuran beton menjadi tumpah. Jika
pemasangan triplek sudah benar-benar selesai dan di periksa maka kita tinggal memasuki
tahap pekerjaan berikut saja.
Gambar 2.3 Pemasangan Tripleks

Sumber : dokumentasi pribadi

Volume Bekesting Triplek Untuk plat Lantai


Plat Lantai berukuran 9 m × 12 m
Jadi Plat lantai yang akan di cor = 108m2

Menggunakan Triplek ukuran 10 mm dengan 2,44 m×1,22 m Luas Triplek =


2,9768 m2 . Jadi Jumlah triplek yang diperlukan untuk plat lantai dengan luas
108 m2 adalah 108m2 :2,9768m2 = 36,280Lembar triplek ≈ 37 Lbr

c) Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan (Pembesian)

Setelah pekerjaan bakesting plat selesai maka selanjutnya kita akan memasang
tulangan. Proses pemasangan tulangan harus memiliki ketelitian dan harus menjaga diri
karena besi yang berat dan tajam. sebelum tulangan di pasang kita harus melakukan
pengukuran pada setiap sudut kolom dengan ukuran tebal plat menggunakan waterpass
supaya tulangan yang dipasang sesuai dengan tinggi tebal plat dan setelah itu di tandai
dengan benang. Tulangan yang dipakai adalah wiremes yaitu besi Ulir dan besi polos,
yang masing-masing terdiri atas:
 Tulangan yang digunakan untuk ekstra lapangan dan ekstra tumpuan ø12-250

 Tulangan yang digunakan untuk bentangan datar dan tegak ø10-300 dan

 Tulangan untuk begel ø8-150


Wiremes merupakan besi tulangan yang dibuat dipabrik dengan las otomatis dengan

ukuran besi ( 8 – 150 mm). Setelah pengukuran permukaan plat dengan waterpas selesai.

Gambar 2.4 Proses perakitan Dan Pemasangan Tulangan


Sumber : dokumentasi pribadi
Volume Besi Tulangan pada Plat Lantai
Plat Beton dengan Ukuran 9m×12m (untuk arah datar =108 m)
Tebal Plat = 12 cm
Besi yang digunakan ø 10-300
Sepanjang 12 m dengan jarak 30 cm, maka 12:0,3 =40 buah besi. Karena dipasang atas
bawah maka 40×2 = 80 buah besi.
Sehingga panjang 12m = 2 lapis × 80 ×9 =1.440m
Jumlah untuk arah tegak dengan panjang 9 m
maka 9:0,3 = 30 buah besi. Dipasang diatas dan bawah maka, 30×2 = 60 buah besi.
Sehingga dengan lebar 9 m = 2 lapis × 60 ×12 = 1.440 m.
Total kebutuhan adalah = 1.440 +1.440 = 2.880.
Maka jumlah batang besi yang dibutuhkan adalah 2.880÷12 = 540 batang besi yang
dibutuhkan.
wiremes dipasang sesuai ukuran petak ruang plat (petak yang di batasi oleh balok)
dengan syarat besi yang masuk pada balok minimal 7cm dan di pasang beton deking pada
dasar tulangan supaya tidakn menempel dengan triplex setelah itu akan ditambah tulangan
extra pada setiap sisi dengan ukuran 80 cm.

Gambar 2.5 Pemasangan Beton Deking


Sumber : dokumentasi pribadi
d) Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai

Sebelum melakukan pekerjaan pengecoran kita harus mempersiapkan Tenaga kerja,


alat, bahan dan pemeriksaan kondisi bekisting:

Alat pengecoran plat

1. Sekop

2. Strika beton

3. Besi ukur tebal beton

4. Ember
5. Mesin vibrator

6. Molen

Bahan pengecoran plat


1. Pasir

2. Air

3. Kerikil

4. Semen

Pemeriksaan Bekisting
1. Pemeriksaan pada setiap sudut bekisting

2. Pemeriksaan Permukaan bekisting

3. Pemeriksaan kondisi besi balok (jika berdebu di sirami air)

4. Pemeriksaan sambungan bekisting

Tenaga kerja
 Tukang Cor yang terampil karena pekerjaan pengecoran membutuhkan
kecepatan dan ketrampilan yang baik.

Setelah semua sudah siap, pimpinan kerja akan memberi komando kepada pekerja dan
team dari pabrik beton (truk mixer serta truk pompa beton ) untuk memulai
pengecoran. Pengecoran di mulai dari bahagian belakang bangunan.

Gambar 2. 6 Proses Pengecoran Plat Lantai .Sumber : dokumentasi pribadi


Volume pekerjaan Pengecoran Plat Lantai.
Diketahui : P = 12 m, L = 9 m, T = 0,12 m
= 12×9×0,12= 12,96 m3Beton yang dibutuhkan.
1pc : 6pasir : 5 krikil

Untuk meratakan atau memadatkan campuran yang masuk dalam balok akan dibantu
dengan vibrator supaya lebih mempermudah masuknya campuran beton kedalam
tulangan.setiap campuran yang disebar harus segera di ratakan dengan setrika beton dan
diukur dengan besi pengukur ketebalan plat yang di buat secara kusus.

Setelah proses pengecoran selesai kita harus melakukan pengecekan guna melihat bagian-
bagian yang campurannya kurang padat.

e) Perawatan Beton
Perawatan beton biasanya dilakukan dengan pembasahan/penguapan (steam)
atau membutuhkan suatu bahan tambahan yang mampu mempersingkat waktu
pengeringan Beton, dan tetap menjaga mutu beton yang baik. Berikut cara perawatan
beton agar cepat kering adalah dengan cara Plasticizeratau dikenal dengan reducing
admixtures. Umumnya bahan tersebut bekerja dengan mengurangi kadar air yang ada
dalam adukan beton sehingga mampu menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu.

Gambar 2. 7 Perawatan Beton


sumber : dokumentasi pribadi
Setelah melakukan perawatan plat lantai beton selama kurang lebih 2 hari kita tinggal
mengontrol keadaan plat beton selama (5 hari) sampai pada pembongkaran bekisting plat
lantai.
3.2 Pengawasan Pekerjaan Plat Perumahan Muslimah Primaland
3.2.1 Pengawasan pekerjaan pembuatan bekisting plat lantai.
Sebelum melaksanakan pengecoran plat lantai, harus membuat bekisting terlebih
dahulu, pekerjaan ini lakukan sebagai acuan untuk mendapatkan bentuk profil yang di
inginkan serta sebagai penampung dan penumpu sementara beton basah selama proses
pengeringan .

Gambar 2.8 Begisting Plat Lantai di Lapangan


Sumber:dokumentasi pribdi

3.2.2 Pengawasan pekerjaan perakitan tulangan plat lantai

Tulangan plat lantai berfungsi untuk menahan beban yang ada di atasnya oleh karena
itu dalam pekerjaan perakitan tulangan harus teliti .dan menggunakan besi beton diameter 10
mm berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum dan diameter 20 mm berjarak 20 cm pada
lokasi momen minimum.
Gambar 2.9 Prakitan Tulangan. Sumber : dokumentasi pribadi
3.2.3 Pengawasan pekerjaan persiapan sebelum pengecoran
Setelah pembuatan pembuatan bekisting dan perakitan tulangan plat lantai
tentunya akan di lanjutkan dengan pekerjaan pengecoran .oleh karena itu perlu di
lakukan pembersihan sisa kotoran dari hasil pekerjaan bekisting dan perakitan
tulangan .Setelah pembersihan maka akan di lakukan pekerjaan selanjutnya.

3.2.4 Pengawasan Pengecoran Konstruksi Pelat lantai 2


Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran di lapangan adapun alat dan bahan
yang dipersiapkan :
a. Alat
 Sekop
 Strika beton
 Besi ukur tebal beton
 Ember
 Mesin vibrator
 Molen

b. Bahan
 Pasir
 Air
 Kerikil
 Semen
 Site mix
Pengecoran dengan sistim site mix adalah pelaksanaan pengecoran dimana proses
pencampuran dan pengadukan beton dilakukan di lapangan / di lokasi kerja.

 Langkah-langkah  pengecoran di lapangan dengan menggunakan beton site mix :

1) Pengawas harus memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang masuk ke lokasi,
antara lain : Semen  ( dipastikan menggunakan Portland Semen Type1 ), Pasir
Cor  (ukuran dan gradasi  butir standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan
organik), Split/ Koral  ( batu pecah ukuran ½ – 2/3, bukan batu bulat, gradasi butir
standar, bersih dari lumpur dan bahan organik).
2) Pelaksana  harus menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran
berdasarkan perhitungan Mix Design. Pengawas  harus memastikan ukuran dan jumlah
bak ukur sesuai. Bak ukur ini akan dipergunakan sebagai takaran pada proses
pencampuran material beton.

Gambar 2.10 Bak Ukuran Campuran

Sumber : dokumentasi pribadi

3) Pengawas dan Pelaksana memastikan  kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak
pakai, seperti : mesin molen, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa,
alat Slump Test, cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan
pelaksanaan pengecoran. Pelaksana harus memastikan  mesin molen berfungsi dengan
baik untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu pengecoran yang tidak
terlalu lama.

4) Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem  penalangan, maka   


pelaksana harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang
baik adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton dengan lancar, salah satunya
dengan dilapisi seng. Harus dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak
jatuh maksimum sebesar 60 cm.

5) Lakukan pemeriksaan slump trest. Dari nilai pemeriksaan slump test akan diketahui
komposisi air optimal untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan
adalah 8 – 12 cm. Jika nilai slump test dibawah 8 cm, berarti adukan terlampau kering
maka air harus ditambah. Jika nilai slump test diatas 12 berarti adukan terlampau.maka
jumlah air harus dikurangi.
6) Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat
maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Jika belum dilakukan lagi pemeriksaan
di pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam
beberapa tahap atau diacak jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton
dianggap kurang layak.
7) Pengawas berhak  memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji
Kubus/Silinder  untuk uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran beton  Benda
Uji  diambil  dari  adukan secara acak dari beberapa pengadukan. 
8) Kadangkala untuk mempercepat pengadukan,  pekerja sering menambahkan air. Hal
ini harus secara tegas dilarang oleh pengawas.
9) Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap
penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator
sesuai standar pemakaiannya.

3.2.5 Perawatan (curing)

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan dalam proyek ini adalah
membungkus balok dan pelat menggunakan plastic. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 21 hari.

3.2.6 Pembongkaran Bekisting Pelat lantai

Untuk pembongkaran bekisting dilakukan setelah 21 hari setelah pengecoran. Sebagai


penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan
disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan dan
kemampuan struktur.

Alat untuk pekerjaan pembongkaranvbekisting pada pelat lantai dan balok ialah:

1. Palu.
Palu digunakan untuk membuka paku pada bekisting.
2. Linggis
Linggis digunakan untuk membuka rangkaian papan bekisting.

Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting:

1. Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran


2. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yangbeton yang telah
cukup umur.
3. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secarahati-hati
4. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding
5. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan hasil cor yang
dilakukan oleh QC.

Anda mungkin juga menyukai