Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusun ucapkan yang telah
memberikan nikmat kepada penulis berupa kesehatan, kesempatan sehingga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan ini.
Laporan Kerja Lapangan ini berjudul”Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Plat dan
Pada Pembangunan Perumahan II Lantai di PT.Primaland Tunggul Wulung Kota Malang.
Kerja praktek lapangan ini sudah penyusun laksanakan dengan baik
Laporan Kerja Lapangan ini merupakan tugas yang merupakan keharusan untuk
diselesaikan oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil program S1 di Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Dalam proses pembuatan laporan ini tak lupa penyusun menghaturkan terimakasih
kepada yang terhormat:
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
DESKRIPSI KEGIATAN
.
Gambar 2.1 Lokasi PKL
Organisasi proyek merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa unsur, yang
masing – masing mempunyai hubungan kerja yang sangat erat. Organisasi proyek di maksud
sengaja dibentuk untuk saling menunjang dan saling mendukung dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Masing – masing unsur yang tergantung dalam organisasi proyek tersebut dibebani
suatu tanggung jawab terhadap penyelesaian proyek yang telah terencana. Unsur – unsur
yang di maksud tersebut antaran lain Owner atau pemilik proyek, Pemimpin proyek atau
Konsultan Perencana, konsultan pengawsan dan kontraktor atau pemborong. Di dalam
pelaksanaan proyek diperlukan adanya organisasi yang sistimatis di mana akan terlihat
hubungan kerja yang terorganisir sehingga masing – masing pihak akan mengetahui tugas
dan kewajibannya. Sistem organisasi tersebut yang di pergunakan harus sesuai dengan
lingkup dan tujuan proyek.
Tujuan pembentukan organisasi proyek antara lain:
a. Menjelaskan hubungan, kedudukan hak dan wewenang dari masing - masing
pihak agar terjadi keselarasan untuk menghindari kesimpang dalam menjalani hak,
wewenang dan tanggung jawab.
b. Dengan adanya pembagian kerja yang jelas di maksudkan agar tidah terjadi
pemusatan pekerjaan hanya pada satu unsur saja tetapi setiap unsur dapat
menggunakan keahliannya secara optimal untuk mkencapai hasil kerja yang
maksimal.
c. Memudahkan dalam pelaksanan, pengawasan baik setiap item pekerjaan maupun
secara keseluruhan kegiatan, sehingga dapat melihat kemajuan dan hambatan yang
ada di proyek, agar proyek tersebut dapat berjalan dengan tertib dan selesai tepat
waktu sesuai dengan Time Schedule.
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek antara lain:
2 .Pimpinan Proyek
a. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
b. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
5. Pengawas
Pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk
mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan
bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik yang ada. pengawas konstruksi
berfungsi melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi. Pengawas konstruksi mulai
bertugas sejak ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Pengawas konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian proyek.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat.
Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik
proyek untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemilik
proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi langsung oleh Konsultan MK.
Manejer Proyek adalah orang yang duduk di dalam proyek atau yang secara langsung
memimpin pelaksanaan dan bertanggung jawab atas :
a. Tercapainya sasaran proyek sebagaimana yang di tetapkan.
b. Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya.
c. Upaya untuk mendapat hasil yang baik dari proyek sesuai untuk kepentingan
bersama.
a. Mencapai sasaran proyek bagaimana yang telah ditetapkan oleh manejer proyek.
b. Bertanggung jawab mengenai terselenggaranya efisiensi dan aktivitas proyek dan
sumber daya sesuai dengan lingkupnya.
c. Hasil lebih dari tahap pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
d. Memeriksa hasil kerja yang di lakukan oleh pelaksana.
9. Pelaksana Sipil / Struktur (Site Engineering)
Pelaksana sipil adalah bagian teknisi yang mengkoordinasikan pekerjaandilapangan.
Tugas dan wewenang pelaksana sipil adalah :
a. Bertanggung jawab atas tersedianya program kerja harian dari setiap tahap pekerjaan
sesuai dengan bidangnya, berdasarkan program mingguan.
b. Menghitung jumlah kebutuhan bahan yang dipakai sekaligus menghitung upah
pekerjaan setiap minggu.
c. Member petunjuk kepada mandor berdasarkan gambar kerja.memberikan laporan
yang benar dan terperinci setiap hari atau sedikitnya seminggu sekali kepada
pelaksana mengenai perkembangan volume pekerjaan yang telah di kerjakan.
10. Logistic.
Logistic adalah bagian dari organisasi proyek yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan ke beradaan barang dalam gudang. Tugas wewenangnya adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran barang dari dalam
gudang.
b. Bertanggung jawab terhadap banyaknya barang dalam gudang dan melaporkan
kepada pengawas lapangan.
11. Mandor
Dalam suatu proyek mandor berfungsi untuk mengawasi secara langsung pada pekerjaan
dilapangan. Mandor memberi instruksi kepada para tukang agar bekerja sesuai dengan
gambar rencana atau menurut instruksi dan tugas untuk mengontrol kebutuhan jumlah tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan proyek. Apabila jumlah pekerja di perhitungkan masih –
masing. Tugasnya adalah melaksanakan apa yang di perintahkan oleh mandor sesuai dengan
gambar yang di rencana atau menurut instruksi gambar. Tukang dibagi beberapa bagian
yaitu:
Organisasi proyek merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa unsur, yang
masing-masing mempunyai hubungan kerja yang sangat erat.Organisasi proyek dimaksud
sengaja dibentuk untuk saling menunjang dan saling mendukung dalam menyesaikan suatu
pekerjaan.Masing-masing unsur tergantung dalam organisasi proyek tersebut dibebani suatu
tanggung jawab terhadap penyelesaian proyek yang telah terencana.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha
baik swasta maupun pemerintah.Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur,
mekanikan elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta dokumen-
dokumen pelengkap lainnya. Konsultan perencana mendapatkan proyek melalui proses lelang
yang diadakan panitia tender pekerjaan konstruksi.
Berikut ini adalah tugas dan wewenang konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek
konstruksi:
b. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
c. Direktur Perusahan
3. Team Leader
b. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan
dan sesuai dengan aturan.
4. Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan
mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial.
5. Ahli Sipil
Teknik sipil adalah sebuah cabang ilmu teknik yang berhubungan dengan
pembangunan infrastruktur untuk menunjang kehidupan manusia dari masa lalu sampai kini.
1. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Teknik Sipil bagian Perencanaan
Gedung,yaitu:
6. Surveyor
Survey adalah suatu tugas mencari dan mengungkapkan fakta pada waktu
sekarang.Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan
mengamati suatu pekerjaan lainnya.
7. Juru Ukur
Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung (Quantity Surveyor For Building) adalah
orang yang melakukan Pekerjaan yang berkaitan dengan pengukuran dan penilaian kegiatan-
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pasca konstruksi gedung, sehingga biayanya dapat
diperkirakan, direncanakan, dikendalikan, dan dihitung.
8. Draftman
Draftman adalah orang bekerja membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja
teknik, sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti orang lain dan
mudah dalam proses pembentukan objek gambar tersebut.
d. Melakukan Penggambaran
1. Menyapkan Bahan dan peralatan yang akan digunakan
2. Melakukan Koordinasi dengan Arsitek
3. Melakukan penggambaran
4. Melaukan tindakan perawatan terhadap peralatan yang digunakan
5. Mencatat dan melaporkan hasil penggambaran
Keuntungan Kerugian
Pengeluaran biaya proyek bisa bertahan Pekerjaan dengan sistem harian ini
sesuai dengan kemampuan, cocok bagi biasanya nberjalan lambat, apalagi
orang yang ingin membangun atau jika hanya dikerjakan oleh 1-2
merenovasi bangunan secara bertahap. orang tukang saja.
Bila dana sementara yang disiapakan Perlu melakukan pengawasan
sudah habis, maka pekerjaan bisa di pekerjaan agar tukang bekerja
hentikan sementara. Sistem upah harian sesuai target setiap harinya.
biasanya diterapkan juga oleh mandor Para tukang lebih hitung-hitungan
terhadap tukang yang dipekerjakannya. jam kerja, dan jam lembur mereka
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas anatara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.Plat lantai didukung oleh
balok-balok bertumpu pada kolom-kolom bangunan.Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
Dimensi besi dari tulangan yang dipakai yaitu:Ø8 mm,dan perakitan tulangan plat
menggunakan kawat benrat sebagai pengikat tulangan atau tanpa di las(pabrifikasi).Mutu
beteon yang dipakai adalah K250/ fc 1=25 Mpa, mutu baja U24/fy =240 Mpa.
Dalam proses pekerjaan Plat lantai pada suatu bangunan, urutan pekerjaan yang harus
diselesaikan adalah:
a. Pekerjaan Pesiapan
b. Pekerjaan Bekesting
c. Pekerjaan Pembesian
a) Pekerjaan Persiapan
b) Pekerjaan Beksting
Setelah proses pemasangan regelar plat, tiang perancah dari bambu dan pemasangan
slot pada tiang perancah dengan benar-benar teliti sesuai ukuran sebelum pemasangan maka
selanjutnya adalah pemasangan triplek dengan ukuran 10 mm. Sebelum memasang triplek
perlu di periksa untuk mengetahui kualitas triplek yang akan di pakai dan posisi permukaan
regel. Setelah selesai diperiksa maka triplek siap dipasang. Setiap pemasangan triplek dimulai
dari permukaanya hingga jarak antara triplek harus di sesuaikan dengan setiap triplek yang
lainnya guna menjaga rata permukaan sesuai benang pada regelar dan untuk mengurangi
atau menghindari adanya lubang jarak yang membuat campuran beton menjadi tumpah. Jika
pemasangan triplek sudah benar-benar selesai dan di periksa maka kita tinggal memasuki
tahap pekerjaan berikut saja.
Gambar 2.3 Pemasangan Tripleks
Setelah pekerjaan bakesting plat selesai maka selanjutnya kita akan memasang
tulangan. Proses pemasangan tulangan harus memiliki ketelitian dan harus menjaga diri
karena besi yang berat dan tajam. sebelum tulangan di pasang kita harus melakukan
pengukuran pada setiap sudut kolom dengan ukuran tebal plat menggunakan waterpass
supaya tulangan yang dipasang sesuai dengan tinggi tebal plat dan setelah itu di tandai
dengan benang. Tulangan yang dipakai adalah wiremes yaitu besi Ulir dan besi polos,
yang masing-masing terdiri atas:
Tulangan yang digunakan untuk ekstra lapangan dan ekstra tumpuan ø12-250
Tulangan yang digunakan untuk bentangan datar dan tegak ø10-300 dan
ukuran besi ( 8 – 150 mm). Setelah pengukuran permukaan plat dengan waterpas selesai.
1. Sekop
2. Strika beton
4. Ember
5. Mesin vibrator
6. Molen
2. Air
3. Kerikil
4. Semen
Pemeriksaan Bekisting
1. Pemeriksaan pada setiap sudut bekisting
Tenaga kerja
Tukang Cor yang terampil karena pekerjaan pengecoran membutuhkan
kecepatan dan ketrampilan yang baik.
Setelah semua sudah siap, pimpinan kerja akan memberi komando kepada pekerja dan
team dari pabrik beton (truk mixer serta truk pompa beton ) untuk memulai
pengecoran. Pengecoran di mulai dari bahagian belakang bangunan.
Untuk meratakan atau memadatkan campuran yang masuk dalam balok akan dibantu
dengan vibrator supaya lebih mempermudah masuknya campuran beton kedalam
tulangan.setiap campuran yang disebar harus segera di ratakan dengan setrika beton dan
diukur dengan besi pengukur ketebalan plat yang di buat secara kusus.
Setelah proses pengecoran selesai kita harus melakukan pengecekan guna melihat bagian-
bagian yang campurannya kurang padat.
e) Perawatan Beton
Perawatan beton biasanya dilakukan dengan pembasahan/penguapan (steam)
atau membutuhkan suatu bahan tambahan yang mampu mempersingkat waktu
pengeringan Beton, dan tetap menjaga mutu beton yang baik. Berikut cara perawatan
beton agar cepat kering adalah dengan cara Plasticizeratau dikenal dengan reducing
admixtures. Umumnya bahan tersebut bekerja dengan mengurangi kadar air yang ada
dalam adukan beton sehingga mampu menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu.
Tulangan plat lantai berfungsi untuk menahan beban yang ada di atasnya oleh karena
itu dalam pekerjaan perakitan tulangan harus teliti .dan menggunakan besi beton diameter 10
mm berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum dan diameter 20 mm berjarak 20 cm pada
lokasi momen minimum.
Gambar 2.9 Prakitan Tulangan. Sumber : dokumentasi pribadi
3.2.3 Pengawasan pekerjaan persiapan sebelum pengecoran
Setelah pembuatan pembuatan bekisting dan perakitan tulangan plat lantai
tentunya akan di lanjutkan dengan pekerjaan pengecoran .oleh karena itu perlu di
lakukan pembersihan sisa kotoran dari hasil pekerjaan bekisting dan perakitan
tulangan .Setelah pembersihan maka akan di lakukan pekerjaan selanjutnya.
b. Bahan
Pasir
Air
Kerikil
Semen
Site mix
Pengecoran dengan sistim site mix adalah pelaksanaan pengecoran dimana proses
pencampuran dan pengadukan beton dilakukan di lapangan / di lokasi kerja.
1) Pengawas harus memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang masuk ke lokasi,
antara lain : Semen ( dipastikan menggunakan Portland Semen Type1 ), Pasir
Cor (ukuran dan gradasi butir standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan
organik), Split/ Koral ( batu pecah ukuran ½ – 2/3, bukan batu bulat, gradasi butir
standar, bersih dari lumpur dan bahan organik).
2) Pelaksana harus menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran
berdasarkan perhitungan Mix Design. Pengawas harus memastikan ukuran dan jumlah
bak ukur sesuai. Bak ukur ini akan dipergunakan sebagai takaran pada proses
pencampuran material beton.
3) Pengawas dan Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak
pakai, seperti : mesin molen, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa,
alat Slump Test, cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan
pelaksanaan pengecoran. Pelaksana harus memastikan mesin molen berfungsi dengan
baik untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu pengecoran yang tidak
terlalu lama.
5) Lakukan pemeriksaan slump trest. Dari nilai pemeriksaan slump test akan diketahui
komposisi air optimal untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan
adalah 8 – 12 cm. Jika nilai slump test dibawah 8 cm, berarti adukan terlampau kering
maka air harus ditambah. Jika nilai slump test diatas 12 berarti adukan terlampau.maka
jumlah air harus dikurangi.
6) Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat
maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Jika belum dilakukan lagi pemeriksaan
di pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam
beberapa tahap atau diacak jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton
dianggap kurang layak.
7) Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji
Kubus/Silinder untuk uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran beton Benda
Uji diambil dari adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
8) Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering menambahkan air. Hal
ini harus secara tegas dilarang oleh pengawas.
9) Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap
penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator
sesuai standar pemakaiannya.
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan dalam proyek ini adalah
membungkus balok dan pelat menggunakan plastic. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 21 hari.
Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan
disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan dan
kemampuan struktur.
Alat untuk pekerjaan pembongkaranvbekisting pada pelat lantai dan balok ialah:
1. Palu.
Palu digunakan untuk membuka paku pada bekisting.
2. Linggis
Linggis digunakan untuk membuka rangkaian papan bekisting.