1.1.Latar Belakang
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (UNITRI) merupakan
perguruan tinggi swasta yang menekankan penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung era globalisasi. Sebagai
mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Jurusan Teknik
Sipil semester VI, kami diwajibkan untuk mengikuti Program Praktek Kerja
Lapangan (PKL) selama 1 bulan pada awal 23 Februari 2022 sampai 23
Maret 2022 yang mana merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa
untuk lanjut ke semester berikutnya. Banyak manfaat yang didapat dalam
Praktek Kerja Lapangan ini yaitu, memberi gambaran pada mahasiswa
tentang dunia kerja yang sesungguhnya, merubah pola pikir mahasiswa,
menambah ilmu pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadikan
mahasiswa siap bekerja pada saat mahasiswa telah lulus kuliah karena bekal
yang dimiliki mempunyai modal dasar ia bekerja.
Perencanaan sebuah gedung atau perumahan, khususnya gedung MPM
sukerejo, harus memperhatikan beberapa kriteria yang matang dari unsur,
kekuatan, kenyamanan, serta aspek ekonomisnya. Kenyamanan yang
diinginkan membutuhkan tingkat ketelitian dan keamanan yang tinggi dalam
perhitungan konstruksinya. Faktor yang seringkali mempengaruhi kekuatan
konstruksi adalah beban hidup, beban mati, beban angin, dan beban gempa.
Oleh karena itu, perlu disadari bahwa keadaan atau kondisi lokasi
pembangunan perumahan akan mempengaruhi pula terhadap kekuatan gempa
yang ditimbulkan yang kemudian berakibat pada bangunan itu sendiri.
Indonesia sebagai salah satu daerah rawan gempa, kondisi ini memberikan
pengaruh dasar dalam proses perencanaan sebuah gedung/bangunan di
Indonesia. Maka dari itu membutuhkan suatu solusi untuk memperkecil
resiko yang terjadi akibat gempa,
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bentuk kuliah dimana
mahasiswa terjun langsung dilapangan. Diharapkan dengan melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa akan lebih banyak mengetahui
seluk beluk proyek dan ilmu-ilmu lain di lapangan.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun analisis situasi di atas, permasalahan yang akan di angkat dalam
pelaksanaan kegiatan PKL ini adalah:
a. Bagaimana Situasi dan Kondisi Proyek?
b. Bagaimana Struktur dan Organisasi Proyek?
c. Bagaimana mengetahui metode pelaksanaan kolom dan balok yang ada di
Lapangan?
1.2 Tujuan Dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan praktik kerja lapangan.
a. Tujuan umum
a. Untuk memperoleh pengalaman kerja mahasiswa di lapangan agar bisa
menjadi tenaga kerja yang profesional.
b. Untuk memahami pelaksanaan proyek di lapangan secara nyata dan
konsep yang benar.
c. Untuk membentuk sikap mental, disiplin, terampil dan kemampuan dalam
berkomunikasi dengan karyawan dan pekerja lapangan.
d. Untuk menggali, mengamati dan menganalisis secara lebih mendalam
mengenai pekerjaan di lapangan, dan dapat disinkronkan dengan teori
yang ada.
b. Tujuan khusus
a. Untuk memahami dan mengetahui manajemen pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
b. Untuk memahami dan mengetahui struktur organisasi atau garis koordinasi
proyek.
c. Untuk memahami bagaimana pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok
yang baik dan benar.
1.3.2. Manfaat praktik kerja lapangan
Pekerjaan kolom dan balok pada proyek pembangunan gedung MPM
mempunyai peranan penting, khususnya bagi mahasiswa berupa penerapan
sistem pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) yang sesuai dengan metode
yang ada di lapangan.
a.Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat yang di ambil dari pelaksanaan praktik kerja lapangan bagi
mahasiswa antara lain:
a. Dapat memberikan pengalaman yang nyata dan aktual kepada mahasiswa
dalam penerapan mata kuliah yang dipelajari dibangku kuliah dengan
praktik yang ada di lapangan.
b. Dapat membentuk sikap mental, disiplin, bertanggung jawab dan berbagai
keterampilan di lapangan.
c. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang dipelajari dibangku kuliah
dengan penerapan di lapangan dalam pelaksaan pekerjaan kolom dan
balok.
d. Mahasiswa mampu memahami konstruksi pada setiap komponen pada
pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok.
b. Manfaat bagi program studi
a. Dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu dibidang
teknik sipil.
b. Menambah referensi ke perpustakaan yang berkaitan dengan materi
terutama dalam bidang praktik kerja lapangan.
c. Mendapat lulusan yang kreatif, inovatif dibidang konstruksi.
c. Manfaat bagi pihak perusahaan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi atau kebijakan pelaksanaan pada
pekerjaankolm da balok pada pembangunan gedung MPM.
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN
Kordinator proyek
Welly Mulyono
2. Project manager
Project manager merupakan seseorang yang diberi tanggung jawab
untuk melaksanakan strategi manajemen proyek untuk mencapai tujuan
proyek. Hal ini sejalan dengan pengertian project manager menurut Project
Management Body of Knowledge Guide (PMBOK Guide) yakni seseorang
yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek Secara sederhana,
project manager adalah pemimpin sebuah proyek
Project manager memiliki peran penting atas stabilitas sebuah proyek
anda. Karena
itu, penting untuk memastikan project manager yang anda pilih benar berat
handal untuk
membawa proyek berjalan pada cara yang terbaik. Bayangkan jika anda
merekrut pect
manager yang spesifikasinya adalah pada proyek konstruksi, namun anda
tempatkan pada
proyek teknologi informasi, Bayangkan pula pa project manager yang anda
pilih ternyata
tidak cukup memiliki kemampuan leadership, analisa bisnin, hingga
kemampuan teknikal
yang baik.
Adapun tugas dari project manager, yaitu:
a) Membuat rencana proyek
b) Mengalokasikan pekerjaan kepada tim
c) Membentuk komunikasi tim yang efektif
d) Melakukan kalkulasi anggaran
e) Mitigasi masalah dan krisis
f) Memonitor perkembangan proyek berdasarkan blueprint
g) Membuat laporan untuk stakeholder
3. Drafter
Drafter adalah orang yang bekerja membuat gambar (kasarnya sih
tukang gambar). Mereka membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja
teknik, sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti
orang lain dan mudah dalam proses pembentukan obyek gambar tersebut.
Tanggung Jawab Drafter antara lain:
Mampu menggambar teknik menggunakan software CAD atau sejenisnya,
baik itu jgambar 2D atau 3D
Mampu menerapkan pemahaman gambar teknik yang benar
Mampu menjelaskan mengenai gambar, kepada pelaksana lapangan
mengenai desain/bentuk dengan detail dan pastikan penjelasan dapat
dipahami
Merevisi gambar perencanaan, jika terjadinya perubahan plan yang dapat
disesuaikan di lapangan
Memastikan desain telah sesuai dengan standar kualitas.
4. Manejer Proyek (Site Manager)
Manejer Proyek adalah orang yang duduk di dalam proyek atau yang secara
langsung memimpin pelaksanaan dan bertanggung jawab atas :
a. Tercapainya sasaran proyek sebagaimana yang di tetapkan.
b. Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya milik perusahaan
yang dipercayakan kepadanya.
c. Upaya untuk mendapat hasil yang baik dari proyek sesuai untuk
kepentingan bersama
Tugas dan wewenang manejer proyek adalah :
a. Mengupayakan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan proyek
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
b. Mengupayakan kualitas dan pelaksanaan kerja, pemanfaatan
sumberdaya keuangan dan waktu penyelesaian proyek secara optimal.
c. Memiliki metode kerja yang handal dan efektif.
d. Menandatangani surat menyurat sehubungan dengan pelaksanaan
proyek.
e. Mengupayakan pemilihan kemanpuan dan disiplin bawahannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
f. Mengupayakan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang baik.
5. Logistik
Logistic adalah bagian dari organisasi proyek yang bertanggung jawab
terhadap
keselamatan dan ke beradaan barang dalam gudang. Tugas wewenangnya
adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran barang dari
dalam gudang.
b. Bertanggung jawab terhadap banyaknya barang dalam gudang dan
melaporkan kepada pengawas lapangan.
6. Angineer
Engineer/insinyur adalah seseorang yang bekerja di bidang engineering
dan mampu menggunakan ilmunya untuk menghasilkan suatu benda yang
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang engineer/insinyur
juga membantu memecahkan masalah dal Untuk menjadi seorang
engineer/insinyur, dibutuhkan suatu kerja keras dan ketekunanam teknologi
yang ada.
2.2 Kegiatan Khusus
2.2.1 Pekerjaan Kolom Dan Balok
1. Pekerjaan Kolom
a. Pekerjaan Kolom Beton
Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom
beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi
vertikal. Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan
penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman
dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan
perhitunganFungsi dari kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan , kolom itu seperti rangka tubuh
manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk
sturuktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti
beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting ,agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan kepermukaan tanah dibawahnya. Struktur kolom, dibuat dari
besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tarikan
dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah
material yang tahan akan tekanan. Gabungan kedua material ini didalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof
dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan tersebut.
b. Jenis – Jenis Kolom
. Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis
yaitu kolom utama dan kolom praktis.
a) Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi untuk menyanggah beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom
utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak begitu
besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk
bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 15/25, dengan
tulangan pokok 6d12mm, dan begel d 810cm ( 6 d 12 maksudnya jumlah besi
beton diameter 12mm 6 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan
jarak 10 cm).
b) Kolom praktis
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi untuk membantu kolom
utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-15 mm.
2. Keuntungan Dan Kerugian Beton
Adapun keuntungan dan kerugian dari beton bertulang adalah :
1. Keuntungan beton bertulang.
Mempunyai daya dukung yang besar, melebihi bahan-bahan kayu,
batu bata dan sebagainya. Karena kuat tekan sangat tinggi dari
betonnya dan kuat tarik yang sangat besar dari bajanya.
Mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang tinggi dan dapat
tahan lama asalkan dipelihara dengan baik.
Cukup tahan terhadap kejutan serta getaran, misalnya akibat gempa
bumi, mesin yang bergetar dan lain-lain.
Beton dapat dicor dalam bentuk sesuai dengan yang dikehendaki,
dan mendapatkan keteguhan yang disyaratkan sehingga
penggunaannya praktis.
2. air
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi kimia antara semen dan
air, maka sangat diperlukan proses pemeriksaan terhadap mutu air, apakah air
tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Air tawar yang
dapat diminum, tanpa diragukan dapat dipakai. Persyaratan mutu air sesuai
dengan PBI 1971 NI-2, antara lain:
Air yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat
organik atau bahan lain yang dapat adukan dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
Apabila terjadi keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk
mengirimkan contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan yang diakui,
untuk diselidiki seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat
merusak adukan.
Apabila pemeriksaan contoh air seperti yang tertera pada poin (2) ini
tidak dapat dilakukan, maka pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan
percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortar dan air dengan
memakai air tanpa disuling. Air tersebut dapat dipakai apabila kekuatan
tekan mortar dan air dengan memakai air tanpa disuling pada umur 7
dan 28 hari paling sedikit. adalah 90% dari kekuatan tekan mortar
dengan memakai air yang telah disuling pada umur yang sama.
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton, dapat
ditentukan.
menurut ukuran isi dan ukuran berat dan harus dilakukan dengan tepat.
Selain hal tersebut di atas, air yang digunakan untuk perawatan
selanjutnya Tujuan utama dalam penggunaan air untuk pengecoran
adukan beton adalah agar terjadi proses hidrasi, yaitu suatu proses
kimia antara semen dan air, sehingga mengakibatkan campuran menjadi
mengeras.Air yang digunakan dalam pembangunan rumah tinggal
adalah air yang diambil dari kran yang bersumber dari PDAM dan
ditampung didalam drom, yang berada disamping proyek.
3. Agregat
Agregat adalah bahan-bahan campuran beton yang saling diikat oleh
perekat semen. Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil dan batu-
batuan pecah. Pemilihan agregat tergantung dari :
Syarat-syarat yang ditentukan oleh suatu jenis beton.
Perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu.
Dari pemakaian agregat spesifik, sifat-sifat beton dapat dipengaruhi.
Dibawah ini adalah pembagian jenis agregat, berdasarkan tingkat
kekasarannya :
1. Agregat normal (kuarsit, pasir, kerikil, basalt).
2. Agregat halus (puing batu, terak lahar, serbuk batu/bims).
3. Agregat kasar (bariet, biji besi, magnetiet dan limoniet).
Pemilihan agregat halus hendaknya memenuhi persyaratan yang
sesuai dengan pengawasan dan mutu agregat pada berbagai mutu beton,
antara lain :
1. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak mudah
pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari
maupun hujan.
2. Tidak terlalu banyak mengandung bahan-bahan organik.
3. Kadar lumpur yang terkandung di dalam agregat tidak boleh lebih dari
5% terhadap berat kering.
4. Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam ukurannya (max 5 mm).
Dalam pekerjaan pembangunan perumahan ini, pasir yang digunakan
adalah pasir sungai yang diambil dari dasar sungai.
1. Kayu
Gamnbar : kayu
Kayu yang digunakan berupa papan dari kayu randu, dan sejenisnya; mutu
kayu kelas II, III, IV. Tebal berkisar 2-5 cm lebar maksimal 20 cm.
1. Gergaji yang digunakan untuk memotong kayu besi dan papan randu
sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Paku dan kawat yang
digunakan sebagai pengikat rangkaian bekesting yang akan dibuat.
2. Pemukul/palu dan kawat yang digunakan sebagai penancap alat
pengikat
3. Meteran yang digunakan sebagai alat pengukur untuk menentukan
ukuran dari bekesting yang diperlukan
4. Pensil dan mistar sebagai alat mengukur dan memberikan dimensi
dalam menentukan suatu ukuran bekesting sesuai dengan ukuran yang
diperlukan.
5. Pensil dan mistar sebagai alat mengukur dan memberikan dimensi
dalam
menentukan suatu ukuran bekesting sesuai dengan ukuran yang
diperlukan.
4. Pekerjan pembesian
a. Baja tulangan
Tulangan merupakan suatu fungsi yang sangat penting untuk struktur
beton karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari hasil kerja
sama antara beton dan tulangan. Tulangan tersebut terdiri dari suatu jaringan
batang-batang besi. Baja tulangan adalah baja yang berbentuk batang yang
digunakan untuk penulangan beton. Dalam konstruksi bangunan dikenal
dengan baja ulir dan baja polos, di mana baja berpenampang ulir mempunyai
kekuatan lebih jika dibandingkan dengan baja polos. Syarat-syarat yang
ditentukan dalam tulangan baja :
Baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan,
retak-retak dan gelombang.
Permukaan hanya diperbolehkan untuk berkarat ringan.
Batang-batang baja tulangan harus lurus.
Dimensi dari tulangan yang dipakai yaitu Ø12 mm dan Ø10 mm,
sedangkan dimensi untuk sengkang atau begel yaitu Ø8 mm. Mutu beton
yang dipakai adalah K250/fc1 = 25 Mpa mutu baja U24/fy = 240 Mpa.
a. Pemasangan Bekisting
Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena
berdampak langsung pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. Persyaratan
pekerjaan beksiting menurut Dinas Pekerjaan Umum yang harus dipenuhi
ialah:
Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu
tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami
perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat
struktur sia-sia.
Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah
tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja. Selain itu, perencanaan
dan desain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga
pertimbangan pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:
Ekonomis,
Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar.
Tidak bocor.
Pemasangan bekisting balok akan dilaksanakan bersamaan dengan
pemasangan bekisting plat lantai, tapi dikerjakan sesuai fungsi masing-
masing. Pekerjaan pertama yang dilakukan untuk membuat bekisting balok
adalah pemasangan gelegar akan mengikuti benang yang telah diukur sesuai
permukaan balok. Pada pekerjaan bekisting, ada beberapa balok yang tidak
memerlukan penopang atau tiang penyanga, yaitu pada bagian yang
dibawahnya pasangan dinding bata, karena penempatan tersebut langsung
dinding bata yang menopangnya dan hanya menggunakan papan setebal 2 cm
untuk mengukur sesuai dimensi balok dan kasu usuk 5/7 untuk mengikat
pada setiap ujung balok sehingga kuat dan tidak goyah atau begeser pada saat
pengecoran. Pertama yang harus di lakukan adalah mempersiapkan papan
bekisting sesuai dengan ukuran balok, untuk memperkuat arah memanjang
pada balok di pasang kayu kaso 5/7 (di pasang vertikal). Pada bekisting pelat
lantai, pemasangan plywood disatukan dengan rangkaian balok sesuai dengan
ukuran yang di butuhkan.Pemasangan bekisting balok akan dilaksanakan
bersamaan dengan pemasangan bekisting plat lantai, tapi dikerjakan sesuai
fungsi masing- masing.
Pekerjaan pertama yang dilakukan untuk membuat bekisting balok adalah
pemasangan gelegar akan mengikuti benang yang telah diukur sesuai
permukaan balok. Pada pekerjaan bekisting, ada beberapa balok yang tidak
memerlukan penopang atau tiang perancah, yaitu pada bagian yang
dibawahnya pasangan dinding bata, karena penempatan tersebut langsung
dinding bata yang menopangnya dan hanya menggunakan papan setebal 2 cm
untuk mengukur sesuai dimensi balok dan kasu usuk 5/7 untuk mengikat
pada setiap ujung balok sehingga kuat dan tidak goyah atau begeser pada saat
pengecoran.
5. Pekerjaan Pembesian
a. Perakitan Tulangan
Untuk pekerjaan balok pada proyek Pembangunan Perumahan Panorama
Temas perakitan tulangan di lakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek
agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan balok dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran balok.
Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pada balok, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada balok
tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tulangan balok dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak mudah lepas. Menurut PBI 1971, pada
balok harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh diambil lebih
dari 30 cm, sedangkan di bagian-bagian balok dimana sengkang-sengkang
bekerja sebagai tulangan geser, jarak sengkang tersebut tidak boleh
diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok.
Diameter batang sengkang minimal 6 mm pada jenis baja lunak dan baja
sedang, dan berdiameter minimal 5mm untuk jenis baja keras.
b. Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan balok maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk balok tersebut tidak terlalu berat dan
ketinggian dari atas permukaan tanah tidak terlalu tinggi. Pada penulangan balok
dilakukan secara bersamaan dengan penulangan plat, karena pada pekerjaan
penulangan balok satu kesatuan dengan pekerjaan penulangan plat. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
Hasil rakitan tulangan dipasang diatas pasangan dinding bata merah dan
pada bekisting yang telah disediakan secara horizontal dari permukaan
tanah dengan bantuan waterpass
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan papan
bekisting, jarak antara tulangan dengan papan bekisting 20 mm, yaitu
dengan menggunakan pengganjal yang dibuat dari batu kali disetiap ujung
sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak kelihatan dan tidak enjadi karat
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.
2.2.3 Pengecoran Balok dan Pelat Lantai
a. Persiapan Pengecoran Balok dan Pelat Lantai
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal
seperti dibawah ini:
1. Pemeriksaan Bekisting
Posisi dan kondisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan
yang direncanakan. Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak dan
tidak bocor. Bekisting juga harus kuat, terpasang dengan kokoh agar tidak
bergeser karena getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran.
Mengingat pentingnya pemeriksaan ini, maka tidak boleh ditunda sampai
mendekati waktu pengecoran. Pemeriksaan ini meliputi :
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi)
Kemungkinan elevasi tidak tepat, pengecekan menggunakan waterpass
Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horizontal maupun
vertikal
Kebersihan lokasi pengecoran, sehingga pembersihan permukaan
bekisting serta tulangan harus benar-benar dijaga. Untuk
membersihkan kotoran yang ringan menggunakan kompressor.
Sedangkan untuk kotoran yang bersifat berat seperti potongan kawat
bendrat atau logam lainnya menggunakan potongan magnet yang
didekatkan sehingga menempel dan diambil.
Pemeriksaan sambungan bekisting
Pemeriksaan perkuatan bekisting
Jarak beton decking
2. Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum
pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan
untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta
pengaitan antar tulangan sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang
sesuai dengan spesifikasi.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan:
Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama
Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
Pemeriksaan penyambungan tulangan
Pemeriksaan kekuatan bendrat
Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain
yang dapat mengurang daya rekatan. Sebelum melakukan pekerjaan
pengecoran kita harus mempersiapkan tenaga kerja, alat dan bahan.
Alat Pengecoran
Sekop
Strika beton/cetak
Besi ukur tebal beton
Ember
Molen
Besi pemadat beton
Gerobak sorong
Tangga darurat
Papan yang dibuat kotak segiempat untuk penuangan
campuran beton
Papan dan multriplek untuk jalur grobak dorong
Bahan Pengecoran
Semen
Pasir
Kerikil
Air
Tenaga Kerja
Tukang cor yang terampil, karena pekerjaan pengecoran
membutuhkan kecepatan dan keterampilan yang baik.
3. Pelaksanaan Pengecoran Balok dan Pelat Lantai
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti kaleng, persiapan
tangga darurat untuk mengangkat beton secara manual, gerobak sorong
penyalur beton. Menyiapkan molen untuk adukan beton karena pada
pekerjaan pengecoran tersebut dilakukan secara manual dan tidak melakukan
truk mixe panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan kaki
ayam yang harus sesuai dengan gambar rencana. Pastikan semua tulangan dan
bekisting telah dicek.
Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok,
penentuan batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting
dilapangan. Jika bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka
volume cor yang diambil adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting yang
telah mampu menahan berat beton segar (diambil pada perhitungan mekanika
rekayasa, jarak yang diambil merupakan jarak dimana besarnya momen sama
dengan nol).
4. Pembersihan area yang akan dicor.
Menuangkan spesi beton kedalam bekisting balok dan plat dengan grobak
sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga pengecoran dalam
pemadatan beton dengan penumbukan melalui besi secara manual. Pada saat
pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dilakukan
pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah
direncanakan. Perataan ini masih menggunakan sistem manual memakai
ruskam kayu. Perataan ini bertujuan agar permukaan plat rata dan
memastikan tidak ada udara yang terjebak didalam campuran beton.
Selanjutnya dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus
pengecekannya menggunakan pesawat waterpass dan batang kayu yang telah
diberi tanda. Untuk perawatannya, basahi permukaan pelat dan dengan air
setiap 2 kali sehari selama satu minggu. Bekisting balok dan plat dapat
dilepas setelah umur beton telah mencapai 28 hari dan dalam membongkar
bekisting diharapkan berhati-hati untuk menghindari terjadi patah pada balok.
BAB III
HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN
2. Pemeriksaan bekisting
a. Pemeriksaan pada setiap sudut bekisting
b. Pemeriksaan permukaan bekisting
c. Pemeriksaan kondisi besi balok (jika berdebu di sirami air)
d. Pemeriksaan sambungan bekisting
3. Tenaga kerja
Tukang cor yang terampil karena pekerjaan pengecoran membutuhkan
kecepatan dan ketrampilan yang baik.Setelah semua sudah siap, pimpinan
kerja akan memberi komando kepada pekerja untuk melakukan pekerjaan
campuran beton pada bangunan tersebut (menggunakan molen secara
manual) untuk memulai pengecoran. Pengecoran di mulai dari bagian
belakang bangunan.
3.3.4 Situasi Dan Kondisi Di Lapangan
a. Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan proyek dan pengawasan proyek merupakan wujud nyata dari
seluruh rangkaian pekerjaan untuk merealisasikan apa yang telah direncanakan.
Pada dasarnya pemanfaatan sumber daya sangat penting dalam konteks
ketersediaan, keberhasilan dari proyek sangat tergantung dari ketersediaan
sumber daya dan pemanfaatan sumber daya efektif dan efisien. (Ahdi, 2009).
Pelaksanaan dan pengawasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek, mutu suatu pekerjaan sangat
berpengaruh pada instansi pengawas lapangan. Pengawas dan pelaksana yang baik
tentu mempunyai hasil yang baik dari struktur organisasi proyek yang
bersangkutan. Selain itu pelaksanaan dan pengawas pekerjaan dalam suatu proyek
harus mematuhi aturan dan syarat-syarat yaitu (RKS) serta time Schedule yang
telah ditentukan oleh perencana atau pemilik proyek yang berpedoman pada
jadwal yang telah disusun.
a. Biaya
b. Kuantitas (quality)
c. Waktu (time)
Ketiga parameter tersebut tidak hanya berlaku pada akhir pekerjaan tetapi
sepanjang tahap pekerjaan proyek konstruksi berlangsung dan dari setiap item
pekerjaan, hai ini menjadi tolak ukur ketelitian pelaksanaan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Pelaksanaan lapangan adalah bagian dari kontraktor yang bertugas dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan teknik dilapangan. Hak dan kewajiban
pelaksana antara lain:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, metode kerja, gambar
kerja, dan spesifikasi pekerjaan.
b. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja dilapangan.
c. Mengusulkan perubahan rencana pelaksanaan karena kondisi pelaksanaan yang
tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan
rencana.
d. Menjaga kebersihan dan ketertiban dilapangan.
e. Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporkan kepada manajer proyek.
b. Permasalahan Yang Terjadi Di Proyek
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi pasti ada permasalahan atau kendala
yang dihadapi, untuk itu perlu adanya pengendalian proyek agar proyek dapat
berjalan dengan lancar. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya koordinasi antara pekerja dengan pelaksanaan atau pengawas
sehingga terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan pekerjaan yang
dimaksud.
2. Cuaca kurang mendukung saat pelaksanaan sehingga tidak mencapai
bobot yang direncanakan per hari, bahkan hingga target bulan.
3. Pada saat proses pekerjaan konstruksi berlangsung pekerja yang tidak
memperhatikan K3, seperti tidak menggunakan alat perlindungan seperti
tidak mengenakan helm, sepatu dan menggunakan sarung tangan saat
bekerja pekerjaan, hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan para pekerja
yang dimana kecelakaan ringan meliputi luka biasa dan adapun kecelakaan
fatal yang mengakibatkan kematian para pekerja.
BAB IV ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE
H. Pekerjaan Batu.
1. Batu bata harus berkualitas baik.
2. Pasangan batu bata dipasang lapis berlapis diisi atau diikat dengan
adukan 1 PC : 4 Pasir.
3. Batu bata yang dipakai adalah batu bata bertulang dengan kerapian
pori yang padat dan halus.
4. Bersih dari lumpur yang lumut pada waktu pemindahan dan
penumpukan sementara ketempatan pemasangan.
I. Pekerjaan Plesteran.
Semua dinding bagian luar dan dalam diplester dengan ketebalan
1,5 sampai 2 cm dengan adukan 1 : 4 untuk trasram digunakan adukan
1 : 2 dan untuk parit digunakan adukan 1 : 4.
J. Pekerjaan Pembesian.
Baja pekerjaan beton yang digunakan besi yang tidak boleh cacat
seperti serpih, retak, gelembung, lipatan atau bagian yang tidak
sempurna. Untuk besi tulangan menggunakan besi ulir. Beton yang
digunakan harus bersih dari kotoran, lemak dan karat uang lapis.
Kawat harus berkulita
4.3 Perhitungan Volume Kolom Dan Balok
Perhitungan biaya dan waktu dilakukan dengan menghitung volume
tiap-tiap item pekerjaan yang telah ditentukan serta menentukan metode
pelaksanaan masing-masing item pekerjaan untuk menghitung produktivitas
baik alat, material maupun tenaga manusia, sehingga diperoleh biaya dan
durasi pelaksanaan.Perhitungan biaya dan waktu meliputi pekerjaan struktur
bawah dan pekerjaan struktur atas.
Pekerjaan kolom dan balok menggunakan metode konvensional bukan
dengan menggunakan metode pracetak tahapan pekerjaan dimulai dengan
menentukan waktu pelaksanaan dengan menghitung pemotongan besi,
bengkokan dan kait besi, Pemasangan besi, pemasangan bekisting,
pengecoran, waktu beton setting, pembongkaran bekisting dan pengangkatan
material.
Menghitung volume pekerjaan merupakan data penting dari sebuah
proyek karena dengan adanya volume pekerjaan akan diketahui kebutuhan
material tiap kpekerjaan. Khusus untuk ( RAB ) pada analisis ini hanya
memperhitungkan volume pekerjaan kolom. Contoh perhitungan volume
pekerjaan dan kebutuhan material adalah:
4.31. Perhitungan Volume Kolom
TABEL 1 Perhitungan Kolom
T.Volum T.Vol.Beki
Perhitungan Volume Kolom
e Kolom stingl
No Nama Pekerjaan Volume
Kolom 13 x 30 P L T
1 Volume Kolom 0,13 0,3 9,9 0,386 0,3861
2 Pekerjaan Bekesting Kolom 0,13 0,3 9,9 0,386 0,3861
Kolom 20 x 30
1 Volume Kolom 0,2 0,4 9,9 0,792 0,792
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,2 0,4 9,9 0,792 0,792
T.Volum T.Vol.Beki
Perhitungan Volume Kolom
e Kolom stingl
Kolom 13x 40
1 Volume Kolom 0,13 0,4 9,9 0,515 0,5148
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,13 0,4 9,9 0,515 0,5148
Kolom L 13 x 40 x40
1 Volume Kolom 0,13 0,16 9,9 0,206 0,61776
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,13 0,4 9,9 0,515 0,51
T.Volum T.Vol.Beki
Perhitungan Volume Kolom
e Kolom stingl
Sloof 20 x 40
1 Volume Kolom 0,2 0,4 9,9 0,792 0,792
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,2 0,4 9,9 0,792 0,792
Kolom L 20 x 40 x40
1 Volume Kolom 0,2 0,16 9,9 0,3168 0,9504
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,2 0,4 9,9 0,792 0,79
T.Volum T.Vol.Beki
Perhitungan Volume Kolom
e Kolom stingl
Kolom 30 x 40
1 Volume Kolom 0,3 0,4 9,9 1,188 1,188
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,3 0,4 9,9 1,188 1,188
Kolom 40 x 40
1 Volume Kolom 0,4 0,4 9,9 1,584 1,584
2 Pekerjaan Bekesting Sloof 0,4 0,4 9,9 1,584 1,584
TABEL 2 Perhitungan Besi Kolom
DETAIL SLOF NO JENIS PEKERJAAN RUMUS VOLUME SATUAN
1 Perhitungan Besi
a Besi utama
Kolom 13 x 30 Ø10(1,042) Jlh Tul pd kolom x T. kolom 6 9,9 59,4 m²
Jlh Batang P. tul kolom xjlh koloh 59,40 5 297 m²
Pjg besi utama x jlh kolom/12 297 12 25 batang
b Besi Sekang
Panjang sekang 0,8 0,25 0,05 0,50 m²
Kolom 13 x 30 Ø8-150(4,74 kg)(tumpuan) 9,9 0,15 5 330 bh
Jlh begel x pjg 1begel /12 330 0,50 12 14 Batang
berat besi 330 0,62 204,60 kg
1 Perhitungan Besi
a Besi utama
Kolom 20 x 30 Ø16(1,042) Jlh Tul pd kolom x T. kolom 6 9,9 59,4 m²
Jlh Batang P. tul kolom xjlh koloh 59,4 8 475 m²
Pjg besi utama x jlh kolom/12 475,2 12 40 batang
b Besi Sekang
Panjang sekang 0,15 0,25 0,05 0,90 m²
Kolom 20 x 30 Ø8-150(4,74 kg)(tumpuan) 9,9 0,15 8 528 bh
Jlh begel x pjg 1begel /12 528 0,90 12 40 Batang
berat besi 528 0,62 327,36 kg
c Perhitungan kerikil/split
1 m3 = 1026 kg
beraat jenis = 1350kg/mᶾ
volume sloff x 1 6,83 1026 7002,51156 mᶾ
m3 kerikil/split 7002,51156 1350 5,187 mᶾ
d Perhitungan Air
1 m3 = 215 liter
Voleme sloff x 1 6,83 215 1467,3879 liter
m3 air
Perhitungan kerikil/split
1 m3 = 1026 kg
beraat jenis = 1350kg/mᶾ
volume sloff x 1 230,23 1026 236217 mᶾ
m3 kerikil/split 88022,6 1350 65,20 mᶾ
Perhitungan Air
1 m3 = 215 liter
Voleme sloff x 1 m3 230,23 215 49499,6 liter
air
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan pada proyek pembangunan
Pembangunan Gedung Mpm Sukorejo, Pasuruan, penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Koordinasi yang baik karena antara pihak yang terlibat dalam proyek baik
kontraktor, konsultan, pengawas dan pemilik proyek (owner) sangat
menentukan kelancaran pada saat berjalannya proyek di lapangan, selain itu
dibutuhkan pula pengawasan yang terpadu dan terorganisir untuk pekerjaan di
lapangan sehingga pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
gambar rencana.
Apabila terjadi hal-hal diluar perencanaan pada saat pelaksanaan berjalan,
maka pengawas lapangan mengambil suatu tindakan yang tepat sehingga tidak
menyimpang dari perencanaan awal yang telah ditetapkan.
2. Pekerjaan Pondasi, Sloof ,kolom dan dinding secara garis besar sudah sesuai
dengan rencana dan gambar kerja. Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan pada
saat di lapangan, meliputi:
1.Pekerjaan persiapan 4. Pekerjaan Bekisting dan
2.Pekerjaan Tanah 5. Pengecoran
3.Pekerjaan Pembesian
5.2 Saran
Setelah melihat keadaan di lapangan dimana telah dilaksanakan praktek kerja
lapangan, maka pada pembangunan Pembangunan Gedung Mpm Sukorejo,
Pasuruan ini juga tidak lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan tersebut, maka
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Ketelitian dalam melakukan suatu pekerjaan sangat dibutuhkan mengingat
resiko yang mempengaruhi suatu pekerjaan sangatlah besar.
2. Pengelolaan dan manajemen yang baik sangat mutlak bagi suatu proyek
dalam mengontrol dan mengendalikan situasi dan kondisi di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA