Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu


pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala
aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di
tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa, 2006: 4).
Untuk mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya
saing, Pemerintah melengkapi berbagai fasilitas belajar pada Universitas UIN AR-
RANIRY Banda Aceh. Salah satu kegiatan penting dan bernilai strategis yang
sedang dilakukan Pemerintah adalah Pembangunan Gedung Laboratorium
Multifungsi sebagai salah satu sarana tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar bagi mahasiswa UIN AR-RANIRY. Tujuan pembangunan gedung tersebut
adalah untuk mendorong semangat belajar mahasiswa serta meningkatkan relevansi
dan kualitas lulusan agar mampu bersaing di era global.

1.2 Gambaran Umum Proyek


Pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Laboratorium Multifungsi ini
merupakan proyek yang ditenderkan. Adapun dana yang diperlukan untuk
Pembangunan Gedung Laboratorium Multifungsi 3 lantai ini sebesar Rp.
19.938.958.000,- ( Sembilan belas milyar sembilan ratus tiga puluh delapan juta
sembilan ratus lima puluh delapan ribu rupiah), untuk biaya konstruksi. Lokasi
pembangunan proyek ini berada di Provinsi Aceh tepatnya di kampus Universitas
Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh. Konsultan pengawas pembangunan ini
dipegang oleh CV. Ceudah Consultant, pejabat pelaksana kegiatan pada
pembangunan ini adalah UIN AR-RANIRY Darussalam Banda Aceh, Sedangkan
kontraktor pelaksana PT.Tidar Sejahtera.

1
2

Lokasi Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam bertempat


di Darussalam tepatnya di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Batas-batas
lokasinya sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan jalan Rukoh
 Sebelah timur berbatasan dengan Fakultas Tarbiyah
 Sebelah selatan berbatasan dengan asrama putra
 Sebelah barat berbatasan dengan Gedung regestrasi UIN Ar-Raniry

1.3 Tujuan Kerja Praktek


Mata kuliah Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang harus
diselesaikan untuk memenuhi persyaratan kurikulum yang harus ditempuh untuk
jenjang Sarjana Teknik (S1), dan memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Teknik
Universitas Abulyatama, Banda Aceh. Adapun tujuan Kerja Praktek (KP) ini adalah
untuk mengamati secara langsung kegiatan dalam pekerjaan konstruksi di lapangan,
dengan demikian mahasiswa dapat membandingkan antara palaksanaan pekerjaan
konstruksi dilapangan dengan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah serta
untuk mendapatkan pengalaman cara-cara pelaksanaan di lapangan.
Dalam melaksanakan kerja praktek ini, penulis telah dapat melihat langsung
situasi pelaksanaan proyek dilapangan dan telah banyak menambah pengetahuan dan
pengalaman serta dapat membandingkan hasil kerja secara teoritis di kampus dengan
hasil kerja secara nyata di lapangan, juga untuk mempraktekkan teori-teori yang
telah dipelajari.

1.4 Kedudukan Penulis


Berdasarkan surat pengantar Kerja Praktek mahasiswa nomor 31/TS-
UNAYA/IX/2018 tanggal 28 September 2018 dari Program S1 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Abulyatama yang ditujukan kepada Kontraktor
Pelaksana yaitu PT. Tidar Sejahtera yang merupakan Kontraktor pada proyek
Pembangunan Pembangunan Gedung Laboratorium Multifungsi yang bertempat di
UIN Ar Raniry Banda Aceh, penulis ditempatkan di lapangan sebagai mahasiswa
kerja praktek. Penulis berada di bawah bimbingan dan pengawasan Kontraktor
3

Pelaksana selama kurang lebih dua bulan terhitung mulai tanggal 03 September 2018
sampai dengan 03 November 2018. Untuk lebih jelasnya, surat pengantar dan surat
balasan tersebut dapat dilihat pada lampiran surat-surat.
4

BAB II

ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK

Proyek yang optimal dalam penyelesaiannya sangat tergantung dari


perencanaan sampai pelaksanaannya. Dalam menunjang keberhasilan dan kelancaran
pelaksanaan proyek, maka perlu adanya organisasi pelaksanaan proyek dimana
diharapkan akan memperjelas tugas dalam proses manajemen dan teknis
konstruksinya.Hubungan antara unsur-unsur yang terlibat didalamnya harus saling
berinteraksi dengan baik, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan tugas organisasi proyek.

2.1 Struktur Organisasi

Soeharto (1997:57), menyebutkan badan-badan hukum dan susunan


organisasi pelaksanaan pekerjaan perlu dibentuk untuk menjamin pelaksanaan
proyek agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan selesai
pada waktunya. Pekerjaan proyek Pembanguna Gedung Laboratarium Multifungsi
ini mempunyai Struktur organisasi untuk memudahkan pelaksanaan, pengawasan
serta koordinasi pelaksanaan pada proyek. Unsur-unsur yang terlibat dalam
organisasi adalah :

1. Pemilik Proyek (Bouwheer/Owner);

2. Konsultan Perencana (Consultan/designer);

3. Konsultan Pengawas (Direksi);

4. Pelaksana (Contractor); dan

5. Tenaga Kerja dan Buruh.

Unsur tersebut yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik dan saling
menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang dan fungsinya
masing-masing agar sasaran pelaksanaan dapat tercapai sebagaimana diharapkan.
5

2.1.1 Pemilik proyek (bouwheer/ owner)

Ervianto (2005 : 44), menyatakan pemilik proyek (bouwheer/owner) adalah


orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dapat berupa perseorangan,
badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.

Pemilik proyek paket proyek Pelebaran Jembatan Alue Puelimbang adalah PPK 01
dengan tugas dan wewenang pengelolaan proyek diatur dalam suatu surat keputusan
bersama. Dalam menjalankan kewajibannya tersebut, pemimpin proyek mempunyai
tugas dan kewajiban antara lain sebagai berikut:

a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang


telah dilakukan oleh penyedia jasa.

c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan


oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksaan pekerjaan.

e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa


sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

f. Ikut mengawasi jalannya pelaksaan pekerjaan yang direncanakan dengan


cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.

g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan


oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
6

2.1.2 Konsultan perencana (consultant/designer)

Menurut Ervianto (2005 : 45), konsultan perencana (consultant/designer)


adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik
bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem
bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan
hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan.

Menurut Ervianto (2005 : 45) , tugas dan tanggung jawab perencana adalah
sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana
kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya;

b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek dan pihak


kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan;

c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang


kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat;

d. Membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan; dan

e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

2.1.3 Konsultan pengawas (supervisor)

Menurut Ervianto (2005 : 44), konsultan pengawas (supervisory of


managerial) adalah perorangan, beberapa orang, badan hukum atau instansi yang
ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk mengawasi dan
mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Konsultan pengawas pada proyek
paket Pelebaran jembatan alue puelimbang adalah CV. Cuedah Consultant.
Pengawasan dan pengontrolan dilakukan agar tercapai hasil kerja sesuai dengan
persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dalam aanwijzing. Adanya
pengawasan dari direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar dan memperoleh hasil sesuai perencanaan yang diharapkan.
7

Dalam pelaksanaan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada


pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada
pelaksana (pemborong/kontraktor) jika dirasa perlu, agar pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam RKS. Petunjuk yang
diberikan mencakup bidang teknis dan administrasi.

Menurut Ervianto (2005 : 46), adapun tugas dan tanggung jawab Konsultan
pengawas (supervisor) dalam pelaksanan proyek adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan;

b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam


pelaksanaan pekerjaan;

c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan;

d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran


informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar;

e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta


menghindari pembengkakan biaya;

f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai


hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan;

g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor;

h. Menghentikan sementara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan ysng


berlaku;

i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan); dan

j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau


berkurangnya pekerjaan.
8

2.1.4 Pelaksana (contractor)

Menurut Ervianto (2005 : 46), pelaksana (contractor) adalah orang/badan


yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya
yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
yang ditetapkan. Pelaksana disebut juga sebagai rekanan yang bertugas
melaksanakan pekerjaan sesuai surat petunjuk dan surat perintah kerja.

Dari pemimpin proyek setelah dinyatakan sebagai pemenang


tender.Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau
badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Pelaksana juga
disebut sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat
petunjuk dan surat perintah kerja dari pemimpin proyek.

Menurut Ervianto (2005 : 47), adapun hak dan kewajiban Palaksana


(contractor) adalah:

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,


risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.

2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas


sebagai wakil dari pengguna jasa.

3. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan


pada saat pelaksanaan pekerjaan.

4. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam

peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.

6. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai


ketetapan yang berlaku.
9

Pada proyek ini yang bertindak sebagai pelaksana pembangunan PT. Tidar
Sejahtera yang selanjutnya melaksanakan pembangunan proyek tersebut sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati.

2.2 Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan sebuah proyek, hubungan kerja antara unsur-unsur


organisasi yang terlibat dapat berupa hubungan kerja secara teknis dan hukum.
Hubungan ini dapat dibagi atas dua kedudukan yaitu:

1. Hubungan secara teknis; dan

2. Hubungan secara hukum.

2.2.1 Hubungan secara teknis

Untuk mewujudkan pelaksanaan proyek berjalan dengan lancar dan sesuai


dengan apa yang diharapkan maka perlu dibentuk suatu mekanisme kerja sama antar
unsur-unsur yang terjalin di dalamnya. Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin
proyek dibantu oleh pengawas (direksi) dan pelaksana (Contractor) melalui surat
perjanjian kontrak. Direksi bertugas sebagai wakil pemimpin proyek dalam
mengawasi jalannya pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan (bestek) yang
telah direncanakan antara pemilik proyek dengan perencana, agar memenuhi syarat
teknis yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya struktur hubungan kerja secara teknis
dapat dilihat pada Gambar 2.1:
10

Pemilik Proyek

Perencana Pengawas

Pelaksana

Gambar 2.1 : Struktur Hubungan Kerja Secara Teknis


Sumber : Ervianto (2002)

Keterangan : = Jalur Konsultasi

= Jalur Perintah

= Jalur konsultasi berkala (informal)


Sumber : Ervianto (2002)

Dalam hal ini semua masalah perencanaan diserahkan kepada konsultan


perencana. Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemilik proyek maka semua
masalah teknis sudah diserahkan kepadanya, sehingga jika terdapat suatu masalah
teknis yang akan dibicarakan maka pemilik proyek tidak dapat mengemukakan
secara langsung kepada pelaksana, melainkan melalui pengawas.

2.2.2 Hubungan secara hukum

Menurut Ervianto (2002 : 41), kedudukan masing-masing pihak secara


hukum adalah sama dan terikat dalam kontrak. Oleh karena itu seluruh pihak harus
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama. Hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi pelaksana secara hukum
dapat dilihat pada Gambar 2.2:
11

Pemimpin Proyek

Surat Keputusan

Pemilik Proyek

Perencana Pengawas Pelaksana


Keterangan. : Kontrak Kerja

: Pembayaran Kontrak

: Penyerahan Hasil kerja (Jasa)

Gambar 2.2 : Skema Hubungan Kerja Secara Hukum


Sumber : Ervianto (2002)

Pada gambar terlihat pemilik proyek bertindak selaku pemberi dan pengatur
jalannya proyek demi keberhasilan dan kelancaran pekerjaan. Melalui pemimpin
proyek ini diadakan perjanjian atas nama pemilik proyek dengan pihak perencana,
pengawas dan pelaksana. Pemilik atau pemimpin proyek, pengawas dan pelaksana
mempunyai kedudukan yang sama secara hukum. Masing-masing pihak dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan kedudukan serta wewenangnya masing-masing
dan tidak boleh menyimpang dari yang tercantum dalam kontrak, sehingga tidak ada
pihak yang harus disalahkan atau dirugikan.
12

2.3 Pelaksanaan Prosedur Pelelangan

Menurut Ervianto (2005 : 49) adalah serangkaian kegiatan untuk


menyediakan berang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat di antara
penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata
cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara
taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik. Tujuan diadakan pelelangan ini adalah
agar didapat suatu harga penawaran yang rendah dan dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa


pemerintah, penentuan pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan cara penyediaan
jasa dan swakelola. Penyediaan jasa dapat dilakukan dengan cara:

a. Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang


dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media
massa atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya;

b. Pelelangan terbatas adalah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan


diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan
penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan
diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi
dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu,
guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang
memenuhi kualifikasi;

c. Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa lainnya


yang dilakukan secara terbuka melalui media massa baik media elektronik
maupun media cetak, sehingga siapapun dapat berkesempatan untuk ikut
serta dengan nilai pekerjaan paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
13

d. Pemilihan langsung adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan


dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-
kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus
prakualifikasi, serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya, serta
harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.

e. Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konstruksi untuk


pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia jasa konsultansi yang
memenuhi syarat.

f. Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk


jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).

g. Sayembara adalah metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan


gagasan original, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak
dapat ditetatpkan berdasarkan harga satuan.

h. Kontes adalah metode pemilihan penyedia jasa barang yang yang


meperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar
dan yang harga/benda yang tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

i. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa


dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya
sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.

Panitia lelang dibentuk oleh pimpinan proyek yang terdiri dari ketua,
sekretaris dan beberapa anggota. Berdasarkan hasil rapat, maka akan dibuat berita
acara yang ditandatangani oleh panitia lelang dan dua orang yang mewakili rekanan.
Semua rekanan yang diundang adalah rekanan yang lulus kualifikasi dan tercatat
dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM). Karena proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan
merupakan milik pemerintah, maka untuk menetapkan pelaksana proyek diadakan
14

pelelangan. Sistem pelelangan yang dilakukan adalah sistem pelelangan umum.


Biaya pelaksanaan (nilai kontrak) pada proyek Pembanguna Gedung Laboratarium
Multifungsi adalah sebesar Rp. 19.938.958.000,- ( Sembilan belas milyar sembilan
ratus tiga puluh delapan juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu rupiah) yang
berasal dari Dana APBN 2018 sehingga dilakukan pelelangan umum. Dalam
pelaksanaan pelelangan tersebut, pengendali kegiatan membentuk panitia pelelangan
yang terdiri atas bagian yang berwenang mengenai hal-hal yang bersifat teknis,
dengan menyertakan unsur-unsur perencana, keuangan dan hukum. Dalam
pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan kewajiban
sebagaiberikut:

1. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;

2. Mengadakan pengumuman pelelangan yang diadakan;

3. Memberikan penjelasan tentang syarat

4. -syarat kerja serta berita acara;

5. Menetapkan tata cara penilaianpelelangan;

6. Melaksanakan pelelangan;

7. Mengadakanpenilaian dan penetapancalonpemenang;

8. Membuatlaporankepadapemimpinproyek.

2.4 Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan)

Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir


pekerjaan secara global. Time scheduling ini disusun berdasarkan urutan langkah-
langkah kerja dengan net work planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur
sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga,
peralatan dan material agar dapat tercapai suatu pekerjaan yang baik dan lancar. Dari
time schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga dapat diperoleh kurva “S”.
Bila kegiatan yang dikerjakan lebih lama dari time schedule yang direncanakan maka
15

kontraktor diwajibkan membayar denda keterlambatan sesuai dengan pasal-pasal


yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai