Anda di halaman 1dari 14

Makalah

MASALAH DAN PENYELESAIAN DALAM PERDAGANGAN


BERJANGKA KOMODITI

Disusun oleh:

Riska Nova Risda : 23120051


Armanda Sulfikri : 23120240
Irna Semayang : 23120242
Siti Intan Natasya : 23120058
Al-Syifa Safitri : 23120047
Dian Farezi : 23120248
Haikal Abdul Razi : 23120049
Khalidi Abrar : 23120044
Safuandi : 23120050
Ariana : 23120048
Frendi Sastra : 23120249
Erfandi Kurniawan : 23120250
Reza Arif Maulana : 23120212

Dosen pengampu :
Marah Sutan Rangkuti, SE.,M.Si

PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang
“MASALAH DAN PENYELESAIAN DALAM PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI” Makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan kepada kami. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini untuk
menambah wawasan tentang pengetahuan ekonomi Islam secara luas.Sehingga
besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi kontribusi positif
bagi pembaca. Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu dengan segala kesalahan yang ada kami
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah lebih baik.

Aceh Besar, Desember 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Makalah...........................................................................................2
C. Tujuan Makalah...............................................................................................2
BAB ll PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia.................................3
B. Pengertian Perdagangan Berjangka.................................................................4
C. Institusi dalam Perdagangan Berjangka...........................................................4
D. Peraturan dalam Perdagangan Berjangka........................................................6
E. Masalah Dan Penyelesaian Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi..........7
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar komoditi dan pasar keuangan merupakan jenis pasar yang memiliki
pengaruh besar dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Kedua pasar
tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi para investor, pelaku usaha, dan
masyarakat jika ditangani dengan pengelolaan yang baik dan benar. Menurut
Dibyo Purnomo et al. (2013:1), investasi di pasar komoditi mempunyai potensi
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan tabungan atau deposito,
bahkan dapat melebihi keuntungan dari saham atau obligasi. Namun demikian,
investasi di pasar komoditi khususya perdagangan berjangka, harus dilakukan
dengan bijak karena memiliki risiko yang lebih besar serta tidak mendapatkan
jaminan oleh pemerintah/Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia saat ini dapat
dikatakan semakin membaik. Hal tersebut terlihat pada pernyataan World
Economic Forum yang menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia
peringkat ke-18 sehingga Indonesia masuk dalam jajaran negara elit G-20 dan
bahkan mendapatkan investment grade (negara layak investasi) pada bulan
Desember 2011 yang terlepas sejak krisis moneter tahun 1997 (Dibyo Purnomo et
al., 2013:2). Kemajuan perekonomian Indonesia tersebut ikut mendorong
perkembangan industri jasa keuangan khususnya pada perdagangan berjangka
komoditi yang digunakan sebagai sarana pengelolaan risiko dan pembentuk harga
acuan yang wajar dan transparan di pasar fisiknya. Sebagai negara penghasil
berbagai komoditi andalan dunia seperti minyak sawit, kakao, kopi, karet, kayu,
emas, timah dan lain-lain, Indonesia pada hakikatnya memiliki kekuatan untuk
ikut mengatur harga komoditi dunia. Namun kenyataannya, negara kita hanya
sebagai negara produsen yang tidak berdaya dalam mengatur harga komoditi yang
dihasilkannya. Jika Indonesia berhasil mengembangkan perdagangan berjangka
maka Indonesia nantinya dapat menjadi barometer harga berbagai komoditi
andalan dunia.

1
B. Rumusan Makalah
1. Bagaimana Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia
2. Apa Pengertian Perdagangan Berjangka
3. Institusi apa saja dalam Perdagangan Berjangka
4. Apa saja Masalah Dan Penyelesaian Dalam Perdagangan Berjangka
Komoditi

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia
2. Untuk mengetahui Pengertian Perdagangan Berjangka
3. Untuk mengetahui Institusi dalam Perdagangan Berjangka
4. Untuk mengetahui Masalah Dan Penyelesaian Dalam Perdagangan
Berjangka Komoditi

2
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia


Kehadiran perdagangan berjangka komoditi di Indonesia sebenarnya sudah
lama ada, akan tetapi perdagangan dilakukan melalui bursa berjangka yang ada di
luar Indonesia. Pada waktu itu banyak perusahaan asing yang bekerjasama dengan
perusahaan lokal menjalankan kegiatan penyaluran amanat nasabah ke bursa
berjangka luar negeri melalui beberapa perusahaan komisioner.
Seiring perkembangan jaman dengan maraknya kasus penipuan yang
terjadi, maka pada tahun 1977, Menteri Perdagangan saat itu menerbitkan SK No.
03/m/INS/77 tentang Pelarangan Kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi
sehingga membuat perkembangan perdagangan berjangka menjadi
terhambat/mundur. Pemerintah masih menganggap penting keberadaan
perdagangan berjangka, hal ini terlihat lima tahun kemudian tepatnya pada tahun
1982 Pemerintah membentuk suatu badan untuk mempersiapkan pendirian bursa
komoditi di Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982
tentang Bursa Komoditi, serta membentuk badan pelaksanaan perdagangan
Berjangka Komoditi dibawah Departemen Perdagangan (BAPPEBTI).
Bertahun-tahun Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAPPEBTI) menyiapkan keperluan untuk lahirnya bursa berjangka pertama di
Indonesia, setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang
Perdagangan Berjangka Komoditi, persiapan untuk membentuk bursa komoditi
juga semakin mantap.
Pada tanggal 21 November 2000, izin usaha bursa berjangka pertama
dikeluarkan oleh BAPPEBTI, melalui Surat Keputusan Nomor
02/BAPPEBTI/SI/XI/2000 tentang Pemberian Izin Usaha Untuk
Menyelenggarakan Bursa Berjangka Kepada PT Bursa Berjangka Jakarta. Pada
saat itu Bursa Berjangka pertama yang dinamakan Bursa Berjangka Jakarta resmi
berdiri dan pada tanggal 15 Desember 2000 untuk pertama kalinya Bursa
Berjangka Jakarta melakukan transaksi berjangka.

3
B. Pengertian Perdagangan Berjangka
Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan
Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan
penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan
Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan
penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi Atas Kontrak
Berjangka.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian perdagangan berjangka bukan
hanya kegiatan transaksi jual beli yang terjadi di bursa berjangka saja tetapi
mempunyai arti yang lebih luas yaitu mencangkup proses penawaran kontrak
berjangka oleh Wakil Perusahaan Pialang Berjangka (wakil pialang) kepada
nasabahnya, penempatan amanat oleh nasabah, pelaksanaan transaksi sampai
penyelesaian keuangan dari transaksi yang bersangkutan atau penyerahan
barangnya. Prosesnya juga termasuk dalam kegiatan perdagangan berjangka
adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh para pelaku perdagangan berjangka
(perusahaan pialang berjangka/perusahaan trading).

C. Institusi dalam Perdagangan Berjangka


Perdagangan berjangka mencakup institusi yang berperan penting dan
secara langsung terlibat dalam kegiatan berjangka, yaitu:
a. Badan Pengawas
Badan Pengawas merupakan lembaga pemerintah yang diberi tugas dan
wewenang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku untuk
mengawasi kegiatan perdagangan berjangka. Keberadaan badan pengawas diatur
dalam Bab II Pasal 4 sampai dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)
mempunyai wewenang yang cukup luas yang pada dasarnya diarahkan untuk
memudahkan terselenggarakannya perdagangan berjangka yang tertib dan teratur.

4
Kewenangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)
diantaranya adalah:
1) Mencakup memberikan penafsiran dan pembuatan peraturan teknis
pelaksanaan perdagangan berjangka
2) Sebagai lembaga perizinan bagi pengelola pasar dan para profesional
dalam perdagangan berjangka
3) Sebagai lembaga yang memberi persetujuan berbagai bentuk peraturan
dan tata tertib bursa berjangka serta lembaga kliring berjangka (termasuk
persyaratan kontrak)
4) Melakukan pemantauan harian, pemeriksaan dan penyidikan terhadap
kegiatan perdagangan berjangka apabila tidak sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997
tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.
b. Bursa Berjangka
Bursa Berjangka merupakan institusi yang berperan sebagai penyelenggara
kegiatan perdagangan berjangka.
Bursa berjangka merupakan lembaga yang menyediakan fasilitas serta
menyelenggarakan dan mengawasi kegiatan transaksi di pasar berjangka agar
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan bursa berjangka mendapatkan
wewenang untuk membuat aturan sendiri dalam organisasinya (Self Regulatory
Organization/SRO) yaitu peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi anggotanya
dan para pelaku transaksi.
Bursa berjangka disyaratkan harus berbentuk perseroan terbatas (PT)
dengan minimal 11 pendiri sebagai badan usaha yang tidak berafiliasi satu dengan
yang lainnya untuk menghindari kepemilikan bursa berjangka dikuasai oleh satu
orang atau kelompok tertentu, maka setiap pemegang saham hanya boleh
memiliki satu saham saja.
c. Lembaga Kliring Berjangka
Lembaga Kliring Berjangka merupakan lembaga penunjang atau
pelengkap bursa berjangka. Semua transaksi yang dilakukan di bursa berjangka
dijamin dan diselesaikan oleh lembaga kliring berjangka. Hal ini lembaga kliring

5
berjangka bertindak sebagai wakil penjual terhadap pembeli dan sebagai pembeli
terhadap penjual.
d. Perusahaan Pialang Berjangka (Perusahaan Trading)
Pialang berjangka merupakan pelaku utama dan transaksi yang terjadi di
bursa berjangka. Pialang Berjangka adalah pelaku yang mengelola amanat (order)
dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikannya di bursa berjangka.
Pelaksanaan Kegiatannya pialang berjangka harus memenuhi pedoman
berperilaku yang ditetapkan dalam menyalurkan amanat dari nasabahnya. Selain
itu sebelum dapat menjadi pialang berjangka setiap orang harus mengikuti tes dan
mendapakan sertifikasi dari Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAPEBBTI) sebagai bentuk izin dari pialang berjangka.
e. Sentra Dana Berjangka
Sentra Dana Berjangka dikelola oleh Pengelola Sentra Dana Berjangka
(PSDB) yang merupakan badan usaha berbadan hukum perseroan terbatas (PT)
yang diberi izin usaha oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAPPEBTI) untuk menyelenggarakan kegiatan menghimpun dana dari
masyarakat yang dipergunakan dalam transaksi kontrak berjangka di bursa
berjangka.
Dana yang dihimpun tersebut dikelola dalam Sentra Dana Berjangka yang
dibentuk atas kesepakatan dengan peserta Sentra Dana Berjangka mendapatkan
sertifikat penyertaan yang telah ditetapkan nominalnya. Dana Setra Berjangka
disimpan dan diadministrasikan di bank penitipan yang disetujui oleh Badan
Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

D. Peraturan dalam Perdagangan Berjangka


Peraturan Perdagangan Berjangka diatur dalam berbagai
ketentuan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi
b. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Perdagangan Berjangka Komoditi

6
c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Tatacara
Pemeriksaan Dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi
d. Keputusan Presiden Tahun 1999 tentang Komoditi yang dapat dijadikan
Subjek Kontrak Berjangka Komoditi
e. Peraturan Teknis dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)
f. Peraturan dan Tata Tertib di Bursa Berjangka
g. Peraturan dan Tata Tertib di Lembaga Kliring Berjangka

E. Masalah Dan Penyelesaian Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi


Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi terdapat masalah-masalah
dalam ruang lingkup luas yang timbul dari beberapa pihak yang melakukan
kegiatan di perdagangan berjangka komoditi sebagai berikut:
1. Ketiadaan Sentra Dana Berjangka, Pengelola Sentra Dana
Berjangka, Penasihat Berjangka, & Wakil Penasihat Berjangka;
2. Peraturan-peraturan kerap di revisi dalam waktu yang dekat sehingga
menimbulkan kebingungan pada pelaku usaha dan masyarakat;
3. Sosialisasi pengetahuan & ilmu belum komprehensif menjangkau seluruh
elemen pelaku usaha dan masyarakat, sebaiknya sudah ada mata
kuliah Perdagangan Berjangka Komoditi;
4. Pialang Berjangka Illegal tumbuh subur & sulit dihentikan karena
kebebasan & keterbukaan informasi & teknologi tanpa batas;
5. Penegakkan hukum para pelaku pelanggaran PBK kurang ditindak tegas
sehingga para pelaku tidak jera & mengabaikan peraturan hukum serta
penegakkan hukum.
Beberapa praktek perdagangan yang menjadi masalah dalam
perdagangan berjangka komoditi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bucketing Teknik transaksi terjadi ketika Pialang atau Wakil Pialang
yang ada dilantai Bursa secara langsung maupun tidak langsung
mengambil posisi atas nama nasabahnya, tetapi untuk kepentingannya
sendiri. Perusahaan Pialang Berjangka yang melakukan hal ini

7
disebut bucket shop. Tindakan bucketing bukan hanya merugikan
investor melainkan kredibilitas Bursa Berjangka yang berakibat
menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perdagangan berjangka.
2. Matching OrderPembelian kontrak berjangka di Bursa yang sudah diatur
sebelumnya atau direncanakan terlebih dahulu. Matching Order ada
pengecualian atau biasa disebut Exchange for Physical (EFP), yakni
pertukaran dan transaksi komoditas fisik dengan kontrak berjangka yang
telah diaturdalam Peraturan dan Tata Tertib Bursa Berjangka.
3. With Holding OrderPialang dilarang untuk menahan atau menolak
amanat nasabah yang harus segera ditawarkan ke pasar hanya karena
untuk kepentingan dan keuntungan pialang itu sendiri.
4. Disclosing OrderTindakan Pialang Berjangka membuka atau memberi
tahu amanat atau rencana nasabah kepada pihak lain.
5. Amanat Beli dan Jual Simultan dari nasabah yang sama Pialang tidak
boleh menerima amanat beli dan jual dari nasabah untuk kontrak
berjangka dengan bulan penyerahan yang sama.
6. Wash TradingTransaksi yang menampilkan penjualan dan pembelian
yang seolah-olah benar terjadi, padahal, kenyataannya nasabah tidak
melakukan satu posisi apapun di pasar. Transaksi ini biasanya tidak
menghasilkan perubahan posisi para nasabah di pasar walaupun
mereka sudah banyak melakukan transaksi di pasar.
7. Churning Melakukan transaksi di Bursa Berjangka secara berlebih, baik
dalam jumlah dan frekuensi. Akibat dari transaksi ini Pialang Berjangka
memperoleh komisi yang berlipat ganda tanpa memperhatikan
kepentingan Nasabah sebagai pemilik akun.
8. Location SchemesMelakukan beberapa transaksi dimana keuntungan dan
transaksi tersebut bukan untuk rekening nasabah, melainkan rekening
tertentu.
9. Insider TradingTransaksi kontrak berjangka yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang mempunyai akses informasi kepada pihak lain karena
jabatan atau kedudukan. Informasi tersebut kemudian dimanfaatkan untuk

8
mengambil keuntungan bagi diri sendiri atau pihak lain yang memiliki
kepentingan.
10. PenipuanNasabah harus waspada terhadap tindak penipuan. Hal ini bukan
untuk membuat nasabah lantas menjadi curiga, tetapi tindak penipuan
dalam Bursa Berjangka juga cukup banyak jenisnya. Seperti
menyalahgunakan dana nasabah untuk keperluan dan kepentingan diluar
transaksi, Pialang Berjangka yang melakukan penjualan atau promosi
dengan iming-iming keuntungan dan janji-janji fix income dan
hadiah-hadiah menjanjikan diluar kewajaran sehingga calon nasabah
tertarik untuk berinvestasi bertransaksi kontrak berjangka
dikarenakan adanya janji-janji tersebut bukan karena persyaratan
sebagai nasabah yang dapat bertransaksi di Industri Perdagangan
Berjangka Komoditi

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan
Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan
penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi terdapat masalah-masalah
dalam ruang lingkup luas yang timbul dari beberapa pihak yang melakukan
kegiatan di perdagangan berjangka komoditi sebagai berikut:
1. Ketiadaan Sentra Dana Berjangka, Pengelola Sentra Dana
Berjangka, Penasihat Berjangka, & Wakil Penasihat Berjangka;
2. Peraturan-peraturan kerap di revisi dalam waktu yang dekat sehingga
menimbulkan kebingungan pada pelaku usaha dan masyarakat;
3. Sosialisasi pengetahuan & ilmu belum komprehensif menjangkau seluruh
elemen pelaku usaha dan masyarakat, sebaiknya sudah ada mata
kuliah Perdagangan Berjangka Komoditi;
4. Pialang Berjangka Illegal tumbuh subur & sulit dihentikan karena
kebebasan & keterbukaan informasi & teknologi tanpa batas;
5. 5.Penegakkan hukum para pelaku pelanggaran PBK kurang ditindak tegas
sehingga para pelaku tidak jera & mengabaikan peraturan hukum serta
penegakkan hukum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Christhophorus Barutu, Op.cit. Hlm.10.

Amirizal. 1999. Hukum Bisnis Risalah Teori Dan Praktek. Jakarta: Djambatan.
Amrullah, Afif. 2010. Kariato Indikator Andalan Pasar Global: Saham,
Indeks, Komoditi, dan Valas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Anshori, Abdul Ghofur. 2016. Filsafat Hukum. Yogyakarta: Pers Universitas


Gadjah Mada.

Barnes, Wayne R. 2007. “Menuju Model Persetujuan Konsumen yang Lebih Adil
terhadap Kontrak Bentuk Standar: Dalam Pembelaan Pernyataan Kembali
Subbagian 211 (3)”, Artikel, Washington: Washington Law Review
Association. P. 234-235

Saya membuat Aswin Ksamawantara, JI (2019). Perlindungan Konsumen


terhadap Penipuan yang Dilakukan Broker Forex Ilegal. Jurnal Interpretasi
Hukum, 281-286.

Fuady, Munir. 1994. Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek Buku Kesatu.
Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Fuady, Munir. 1999. Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis.
Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

11

Anda mungkin juga menyukai