Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PASAR MODAL SYARIAH DAN PASAR MODAL SYARIAH YANG ADA DI DUNIA

Dosen Pengampu : Dr.Diana Hasyim.SE,MM

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Ahmat siddik /7203210024

Kamelia manik /72035100139

Tri Rizaldi / 7203210030

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang Telah Melimpahkan
Rahmat Dan Berkat-NYA, Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Tugas Makalah Pasar Modal
Syariah Dan Pasar Modal Syariah Yang Ada Di Dunia ini.

Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta
masukan dari semua pihak. Untuk itu kami berterimakasih kepada ibu Dr.Diana
Hasyim.SE,MM selaku dosen mata kuliah Pasar Modal yang telah membantu dan memberi
pengarahan kepada saya sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu.

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari
pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita untuk menambah
wawasan pembaca sekalian.

Medan,14 November 2022


Penulis,

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................
A. Apa yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah .................................................
B. Perbedaan dan persamaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional ....
C. Sejarah Pasar Modal Syari’ah ................................................................................
D. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syari’ah ............................................................
E. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syari’ah ....................................................................
F. Strategi Pengembangan Pasar Modal Syari’ah.......................................................
G. Kelebihan dan kekurangan pasar modal syari’ah dan konvensional. .....................
H. Implikasi pasar syari’ah pada aspek keuangan dan perekonomian. .......................

BAB III PENUTUP .............................................................................................................


A. Kesimpulan .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan surga bagi pelaku investasi untukmenanamkan modalnya. Hal


ini terlihat sejak Indonesia belum merdeka, pihak asing telah menanamkan modalnya dan
merambah ke berbagai bidang perdagangan. Investasi itu diawali dengan hadirnya
bangsaPortugis yang datang ke Selat Malaka pada tahun 1511 untuk berdagangrempah-
rempah yang pada saat itu sedang laku keras di berbagai negara.Investasi asing di Indonesia
terus berlanjut, seperti investasi yangdilakukan oleh Inggris dan China.Investasi di bidang
pasar modal Indonesia dimulai sejak pemerintahan Hindia Belanda yang mendirikan Bursa
Efek di Batavia(Jakarta) 14 Desember 1912 sebagai cabang Amserdamse Effectenbureurs.

Pasar modal saat itu berfungsi sebagai sumber pembiayaan perusahaan dan menggali
pembiayaan bagi perkebunan milik Belandayang tumbuh di Indonesia. Aktivitas pasar modal
ini terhenti ketuka terjadi perang Dunia ke-II. Ketika Indonesia merdeka, pemerintah
menerbitkanobligasi pada tahun 1950. Pengaktivan pasar modal di Jakarta ini ditandaidengan
diterbitkannya Undang-Undang Darurat tentang Bursa Nomor 15Tahun 1951 yang kemudian
ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor15 Tahun 1952 yang berkaitan dengan pasar
modal. Seiring dengan perkembangan zaman Undang-Undang mengenai pasar modal ini
telahmengalami berbagai perubahan.Adapun mengenai pasar modal syariah terdapat dalam
Fatwa DSN-MUI No.80/DSN-MUI/tentang Penerapan Prinsip Syariah dalamMekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler BursaEfek. Dan sejak November 2007
Bapepam dan LK telah mengeluarkanDaftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham
syariah yang ada di indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah
2. Perbedaan dan persamaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional
3. Sejarah Pasar Modal Syari’ah
4. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syari’ah
5. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syari’ah
6. Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah

1
7. Kelebihan dan kekurangan pasar modal syariah dan konvensional.
8. Implikasi pasar syariah pada aspek keuangan dan perekonomian.

C. Tujuan Penulisan

Mampu memahami Perbedaan dan persamaan pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional,Sejarah Pasar Modal Syari’ah,Fungsi dan Karakter Pasar Modal
Syari’ah,Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syari’ah,Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah
,Kelebihan dan kekurangan pasar modal syariah dan konvensional dan Implikasi pasar syariah
pada aspek keuangan dan perekonomian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal Syariah


Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementara untuk
istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pengetian Pasar Modal
berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dalam Bab I
Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (13), yang didalamnya disebutkan, bahwa Pasar Modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek. (1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal) Pasar
modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.
Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan untuk menjual efek-efek di pasar
modal yang disebut emiten, sedangkan pembeli disebut investor. Pasar modal Syari’ah secara
sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip Syari’ah
dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari halhal yang dilarang seperti: riba,
perjudian, spekulasi. Pasar modal Syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkannya telah sesuai
dengan prinsipprinsip Syari’ah. Sedangkan efek Syari’ah adalah efek yang dimaksudkan
dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitnya memenuhi prinsip-prinsip Syari’ah yang didasarkan
atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia) dalam bentuk fatwa.

B. Perbedaan dan persamaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional.
Persamaan sistem pasar modal konvensional dengan sistem pasar modal syari’ah
antara lain:

1. Asas Kebebasan Berkontrak.

Pada pasar modal konvensional, pelaksanaan kontrak berdasar pada asas kebebasan
berkontrak sesuai dengan Pasal 1338 dan kesepakatan sesuai Pasal 1320 KUHPerdata.

3
Sedangkan pada pasar modal syari’ah, semua kontrak diperbolehkan kecuali yang dilarang
menurut syari’ah Islam dan dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
2. Pembatasan Pada pasar modal konvensional pembatasannya antara lain ialah
sebab yang halal, hal tertentu,tidak khilaf, tidak berat sebelah (misbruik van omstandigheden).
Kehati-hatian (dalam perbankan dinamakan prudential banking yang diatur dalam
SKDirBI/SEBI No.30 tgl 27/2/98). Pada pasar modal juga dilarang praktek penipuan,
manipulasi pasar, transaksi dua efek atau lebih. Penjelasan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Pasal 90 UUPM
1) Pada kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak
langsung.
2) Menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apa pun.
3) Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain
4) Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan
fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang
terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau
menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi
Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek
b. Pasal 91 UUPM
Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung,
dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan
perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.
Sedangkan pada pasar modal syari’ah pembatasannya antara lain ialah:
1) Sebab yang halal
2) Tidak gharar
3) Tidak menzholimi dan tidak dizholimi
4) Harus adil
5) Tidak maysir (judi)
6) Prinsip ihtiyath
7) Tidak najsy.
3. Instrumen Efek
a. Obligasi.

4
Pada pasar modal konvensional, pokok obligasi dikembalikan kepada pada pihak yang
berpiutang. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 4 Tahun 1998. Sedangkan pada pasar modal
syari’ah, dana obligasi dibayar kembali. Hal ini diatur dalam ketentuan khusus Fatwa DSN
No. 33/DSN-MUI/X/2002 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah.
b. Reksa Dana.
Pada pasar modal konvensional, Hubungan Kuasa antara Manajer Investasi dan
pemodal (KUHPerdata Buku ke 3 Bab XVI). Sedangkan pada pasar modal syari’ah, reksa
dana berdasarkan prinsip wakalah.
4. Upah atas jasa pekerjaan.
Pada pasar modal konvensional upah atas jasa pekerjaan ditentukan berdasarkan
persetujuan-persetujuan untuk melakukan pekerjaan. Pada pasar modal syari’ah, upah atas
jasa pekerjaan ditentukan berdasarkan prinsip Ijaroh yaitu:
a. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang
sama dengan obyek kontrak.
b. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam
ukuran waktu, tempat dan jarak.
5. Penyelesaian Sengketa
Bila terjadi sengketa antar pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal dapat
diselesaikan melalui pengadilan, arbitrase maupun badan alternatif penyelesaian sengketa
(ADR30), tetapi tetap diawali dengan proses musyawarah dan mufakat.31 Badan arbitrase
penyelesaian sengketa di Indonesia ialah Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)32
atau Indonesian Capital Market Arbitration Board, yang didirikan untuk menjadi tempat
menyelesaikan persengketaan perdata di bidang pasar modal melalui mekanisme penyelesaian
di luar pengadilan. Sedangkan untuk sengketa pasar modal syari’ah melalui jalur litigasi
(proses pengadilan) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka yang menangani
sengketa tersebut adalah Pengadilan Agama. Secara umum, jika sengketa penanaman modal
timbul antara pemerintah dengan investor asing.
C. Sejarah Pasar Modal Syari’ah

Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana
Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa
Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment

5
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001,
untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor
20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran
Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.

Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah
akad mudharabah. Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan
institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan
tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU
menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan
pasar modal berbasis syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK,
perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar
Modal Syariah pada tahun 2003.

D. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syari’ah.


Menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syari’ah secara umum berfungsi :
• Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
• Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.
• Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan
mengembangkan lini produksinya.
• Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham
yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
• Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja bisnis sebagaimana
tercermin pada harga saham

Menurut Metwally karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah
adalah sebagai berikut :

6
• Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.
• Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat diperjualbelikan
melalui pialang.
• Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa efek
diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan
kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak
tidak lebih dari 3 bulan.
• Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan
dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
• Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST.
E. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syari’ah
1. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang halal,
spesifik, dan bermanfaat.
2. Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan investasi harus
pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan.
3. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.
4. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi
kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
5. Adanya penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada
investor maupun emiten
F. Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah
Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki motif investasi
yang didasari prinsip syariah dan dilandasi akan keyakinan potensi berkembangnya pasar
modal syariah yang akan menjadi salah satu pilar penunjang industri pasar modal Indonesia,
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) – Departemen
Keuangan Republik Indonesia (RI) telah menyusun Master Plan Pasar Modal Indonesia
(2005-2009). Di dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan pasar modal berbasis
syariah, yaitu:
1. Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan pasar modal
berbasis syariah dan mendorong pengembangannya;

7
2. Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar modal berbasis syariah.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Danareksa Investment Management (DIM) pada tahun 2000
telah meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan
prinsip syariah.
Selanjutnya dua strategi utama tersebut dijabarkan Bapepam-LK dalam implementasi
strategi yaitu:
1. Mengatur penerapan prinsip syariah.
2. Menyusun standar akuntansi.
3. Melakukan sosialisasi penerapan prinsip syariah di pasar modal dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar.
4. Mengembangkan produk pasar modal berbasis syariah yang telah ada.
5. Menciptakan produk pasar modal berbasis syariah yang baru.
6. Melakukan kerja sama pengkajian pengambangan produk pasar modal berbasis
syariah antara regulator, DSN-MUI, dan pelaku pasar.(8. Ibid, h.159-161); Sehubungan
dengan pengembangan pasar modal berbasis syariah tersebut, pada tanggal 23 November
2006, Ketua Bapepam-LK Departemen Keuangan RI telah menerbitkan dua buah peraturan
terkait pasar modal syariah, yaitu: (1) Peraturan No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,
dan (2) Peraturan No. IX.A. 14 tentang Akad-akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek
Syariah di Pasar Modal.
G. Kelebihan dan kekurangan pasar modal syariah dan konvensional.

1. Kelebihan Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Instrumen Pasar Modal Syariah

Instrumen pasar modal konvensional dapat menjadi sumber pendanaan perusahaan.


Perusahaan yang memiliki kendala perihal pendanaan dalam tujuan untuk mengembangkan
usahanya, biasanya akan menawarkan diri untuk bergabung ke dalam pasar modal agar bisa
memperoleh sumber dana yang bisa dikembangkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih
banyak. Selain itu, instrumen pasar modal juga dapat mengembangkan perekonomian suatu
negara dan sarana investasi bagi masyarakat. Pasar modal dapat memperbaiki ekonomi
masyarakat yang pada akhirnya akan diperhitungkan sehingga bisa membuat perekonomian
negara pun menjadi baik.

Sementara itu kelebihan instrumen pasar modal syariah yaitu lebih pasti. Maksudnya,
karena mengikuti syariat, investasi di pasar modal syariah tidak gharar. Artinya, terhindar dari

8
ketidakpastian dan dampak selanjutnya, terasa lebih aman. Selain itu, instrumen pasar modal
syariah juga bebas dari riba dan diperkuat payung hukum yang terdiri atas antara lain 9
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait Peratu pasar modal syariah, Undang Undang
Sukuk Negara (SBSN), dan Undang Undang 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

2. Kekurangan Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Instrumen Pasar Modal Syariah

Instrumen pasar modal baru dikenal oleh masyarakat menengah ke atas Ragi
masyarakat menengah ke bawah, masih belum cukup mengenal pasar modal sehingga banyak
dari mereka yang belum bisa berinvestasi untuk memperoleh keuntungan. Hal ini dapat
menyebabkan adanya kualitas hidup yang belum seluruhnya baik di balik perekonomian
negara yang sudah terlihat baik karena masyarakat menengah ke atas yang memajukan
perekonomian. Selain itu, segala bentuk investasi pasti memiliki risiko, begitu pula dengan
berinvestasi di instrumen pasar modal. Di dalam investasi tidak hanya mendapat keuntungan,
tetapi bisa juga mendapatkan kerugian. Maka dari itu, jika akan melakukan investasi harus
siap juga untuk menerima segala risiko yang ada di dalamnya.

Sementara itu kekurangan berinvestasi pada instrumen pasar modal syariah ialah
masih terbatasnya instrumen pasar modal syariah tersebut. Perusahaan- perusahaan sekuritas
yang ada pun belum sebanyak perusahaan sekuritas yang bergerak di sektor pasar modal
konvensional. Hal tersebut merupakan konsekuensi karena hanya perusahaan tertentu saja
yang dapat masuk dalam pasar modal syariah Selam itu risiko yang dihadai adalah kelulangan
modal yang dipengaruhi oleh ketidakpastian di masa depan membuat pendapatan investasi
bisa untung juga bisa rugi. Jika menguntungkan, maka harta yang diinvestasikan otomatis
akan bertambah, namun jika sebaliknya yang terjadi, maka nilai harta yang diinvestasikan
akan menurun. Begitu pun dalam investasi syariah, bisa saja investor mengalami kerugian jika
nilai turun. Kisiko investasi syariah selanjutnya adalah adanya ketidakpastian pada
keuntungan dari berbagai sarana investasi yang ada. Resiko ini masih menyangkut pada risiko
kehilangan modal, namun lebih terfokus pada keuntungan yang akan diperoleh dari investasi
berbeda-beda.

H. Implikasi pasar syariah pada aspek keuangan dan perekonomian.

9
Perkembangan pasar modal syari’ah di Indonesia khususnya pada saham syari’ah
belum menggambarkan perkembangan yang cukup baik jika dibandingkan dengan
perkembangannya di Malaysia. Walaupun JII (Jakarta Islamic Index) sudah bekerja dengan
cukup baik, Indonesia masih sangat jauh tertinggal dalam pengembangan kegiatan investasi
syari’ah di pasar modal. Saham syari’ah yang boleh masuk ke JII disyaratkan memiliki nilai
ketidakhalalan (haram/riba) maksimal sebesar 15%. Hal ini sangat bertentangan dengan
prinsip-prinsip syari’ah.

Dalam laporan perkembagan jumlah emiten, investor dan transaksi jual beli saham
syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan transaksi baik dalam transaksi jual
maupun transaksi beli saham syariah. Pertumbuhan dan Perkembangan saham syariah dari
tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 57% dari tahun sebelumnya. Adanya
pertumbuhan ekonomi di Indonesia menguat akibat tumbuhnya nilai ekspor dan tumbuhnya
harga komoditas permintaan barang sehingga menguatnya nilai tukar mata uang rupiah
terhadap dollar Amerika.

Adapun data perkembangan Saham Syariah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas mengenai perkembangan saham syariah tahun ke tahun


mengalami peningkatan jumlah emiten, jumlah investor, dan jumlah transaksi mengalami
peningkatan mulai dari tahun 2016 sampai 2020 mengalami peningkatan sebesar 57, 46%.
Jumlah Emiten dari tahun ketahun mengalami peningkatan jumlah karena adanya dorongan
dari BEI pada produk saham syariah untuk meningkatkan permintaan dan penawaran produk-
produk yang dipasarkan oleh pihak emiten kepada masyarakat.

10
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan pasar modal syariah pada
produk saham syariah mengalami peningkatan tiap tahun sebesar 23,41%, sedangkan jumlah
investor tiap tahun mengalami peningkatan sebesar 18.42% yang ingin menanamkan sebagian
dari dana mereka di investasikan dalam bentuk saham syariah.

Perkembangan kinerja pada perdagangan saham syari’ah ditunjukkan oleh nilai Indeks
Saham Syari’ah Indonesia (ISSI), untuk menggambarkan kinerja perkembangan saham
syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilihat dari kinerja laporan keuangan,
kinerja produksi, dan kinerja pendapatan yang dilaporkan dalam jangka waktu 1 tahun,
sedangkan dalam Jakarta Islamic Index (JII) hanya diwakili oleh 30 emiten/perusahaan yang
penentuannya melibatkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) syariah. Perkembangan
ISSI dan JII dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

11
Berdasarkan tabel di atas pada tahun 2019 sampai 2020 nilai Jakarta Islamic Indeks
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam transaksi penjualan maupun pembelian
saham syariah yang dapat mempengaruhi minat masyarat dalam berinvestasi pada pasar
modal syariah pada produk saham syariah, perkembangan transaksi saham syariah dari tahun
2018 sampai 2019 mengalami peningkatan sebesar 78% akibat meningkatnya nilai
produktivitas, kinerja dan pendapatan yang didapatkan oleh emiten. Akibat dari meningkatnya
kinerja produksi dan kinerja pendapatan yang didapatkan dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi pada tingkat sektor non riil.

Perkembangan saham syari’ah menunjukkan hal yang positif. Peningkatan kinerja


bursa saham di Indonesia pada tahun 2016 berdampak pula pada peningkatan kinerja saham
syari’ah yang diindikasikan oleh Indeks Saham Syari’ah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic
Index (JII). Pada akhir Desember 2016 nilai kapitalisasi JII mengalami peningkatan jika
dibandingkan akhir 2015, yaitu dari Rp. 1,737.29 miliar menjadi Rp. 2,041.07 miliar. Begitu
juga dengan ISSI mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 2015 sebesar Rp.
2,600.85 miliar menjadi sebesar Rp. 3.170.06 miliar pada tahun 2016.

Keterkaitan atau pengaruh antara saham syari’ah dengan pertumbuhan ekonomi dapat
dilihat dari meningkatnya investasi syari’ah yang berdampak pada peningkatan
perekonomian. Dalam mekanisme saham syari’ah terdapat proses screening, yaitu proses
yang bertujuan untuk mengidentifikasi saham-saham yang melanggar prinsip-prinsip syari’ah,
seperti riba, perjudian (maysir) dan ketidakpastian (gharar). Metode screening merupakan
elemen penting dalam melakukan pengawasan terhadap emiten di pasar modal yang perlu
ditingkatkan dari waktu ke waktu. Hal ini mendorong munculnya investor yang bertanggung
jawab dalam pemilihan investasi jangka panjang dalam mendorong peningkatan produktivitas
di sektor riil yang berkontribusi pada pendapatan nasional dalam menggerakkan pertumbuhan
ekonomi.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa kelompok kami dapat adalah Pasar modal Syari’ah adalah pasar
modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkannya telah sesuai dengan prinsipprinsip Syari’ah. Sedangkan efek Syari’ah
adalah efek yang dimaksudkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitnya memenuhi prinsip-prinsip
Syari’ah yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI
(Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia) dalam bentuk fatwa. Pasar modal syariah
sendiri memiliki perbedaan dan persamaan dengan pasar modal konvensional. Perbedaan
yang kami temukan ada dari beberapa aspek yaitu dari segi asas kebebasan
berkontrak, pembatasan pada pasar modal konvensional, upah atas jasa pekerjaan, serta
penyelesaian sengketa. Jadi pasar modal syariah sangat dibutuhkan di Indoensia karena
melihat negara kita merupakan negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ristiani, Ayu Lia, Arie Syantoso, dan Iman Setya Budi. (2020). Peranan Pasar Modal Syariah
Dalam Mendorong Pertumbuhan Investasi Pada Sektor Non Rill (Studi Kasus Pada
Saham Syariah Di IDX Cabang Banjarmasin). Universitas Islam Kalimantan MAB:
Kalimantan.

Nuriyana, Anna. (2021). Analisis Perbandingan Instrumen Pasar Modal Konvensional dan
Instrumen Pasar Modal Syariah. Undergraduate thesis, IAIN Parepare.

14

Anda mungkin juga menyukai