Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

“PASAR MODAL SYARIAH DAN PASAR UANG SYARIAH”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen Pengampu: Nur Haida, M.S.I

Disusun Oleh:

1. Fatimatuz Zahro (2020.7.5.1.00129)


2. Selvi Wijayanti (2020.7.5.1.00149)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul (Pasar Modal Syariah dan Pasar Uang Syariah) tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas ibu (Nur Haida, M.S.I) pada bidang
studi (Bank dan Lembaga Keuangan Syariah) di (Universitas Islam Bunga Bangsa
Cirebon).

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu (Nur Haida,


M.S.I) selaku dosen mata kuliah (Bank dan Lembaga Keuangan Syariah) atas
bimbingannya dalam penyusunan makalah ini. Tugas yang diberikan ini dapat
menambah wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 3 Februari 2023


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian, Fungsi, Instrumen dan Karakteristik Pasar Modal Syariah


a. Pengertian Pasar Modal Syariah
b. Fungsi Pasar Modal Syariah
c. Instrumen Pasar Modal Syariah
d. Karakteristik Pasar Modal Syariah
B. Pengertian, tujuan, instrument, dan perbedaan Pasar Uang Syariah
a. Pengertian Pasar Uang Syariah
b. Tujuan Pasar Uang Syariah
c. Instrumen Pasar Uang Syariah
d. Perbedaan Pasar Uang Syariah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam meningkatkan pembangunan perekonomian Indonesia, salah satunya
yang berpengaruh besar adalah investasi. Didalam sektor investasi terdapat berbagai
macam instrumen yang digunakan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi,
salah satunya adalah pada sektor pasar modal.

Perkembangan ekonomi dan teknologi komunikasi yang sangat pesat


memberikan begitu banyak kemudahan dalam dunia bisnis. Hal ini terlihat dengan
banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dan berkembang dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi.

Selain itu, perkembangan bisnis ini juga berdampak pada meningkatnya daya
saing antar perusahaan sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu
mengembangkan strateginya. Salah satu bentuk perusahaan dalam menunjang
kinerja perusahaan adalah dengan bergabung di Pasar Modal.

Aktivitas pasar modal di indonesia dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta. Efek
yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham milik perusahaan orang Belanda
dan obligasi yang diperdagangkan adalah obligasi milik pemerintah Hindia Belanda.
Aktivitas pasar modal ini berhenti ketika terjadi perang dunia II. Ketika Indonesia
merdeka, pemerintah menerbitkan obligasi pada tahun 1950. Pengaktifan pasar
modal di jakarta ini ditandai dengan diterbitkan Undang-Undang darurat tentang
Bursa Nomor 13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan Undang-Undang
Nomor 15 tahun 1952 yang berkaitan dengan pasar modal. (Malkan et al., 2018)

Dengan berbagai manfaat dan peran pasar modal menjadikan instrumen ini
semakin berkembang khususnya di Indonesia sendiri. Bagi penduduk Indonesia
yang notabennya mayoritas Muslim, tidak sedikit juga yang masih mempertanyan
kegiatan investasi dalam pasar modal ini.

Oleh karena itu, lahirlah pasar modal syariah yang menjawab keraguan sebagian
masyarakat dan telah disahkan pada tahun 2003. Pasar modal syariah ini juga turut
mewarnai kebangkitan Islam di bidang ekonomi dengan adanya transaksi dan
kegiatan ekonomi berdasarkan prinsip syariah. Dari sisi dasar hukum pasar modal
syariah didasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) dan juga diatur dalam UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. (Toha
et al., 2020)

Terdapat banyak perusahaan atau individual mengalami kesusahan mengatur kas


yang tidak sesuai pemasukan dan pengeluaran. Untuk mengatasi isu tersebut,
diperlukan lembaga jasa keuangan. Umat Muslim menjadi salah satu bagian dari
masyarakat yang memerlukan lembaga keuangan yang terbebas dari gharar, maysir
dan riba. Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional
(DSN) mengeluarkan fatwa no. 37 tahun 2002 tentang pasar uang yang sesuai
dengan prindip-prinsip hukum Islam. (Rizki & Syakur, 2022)

Pasar uang syariah juga mempunyai fungsi yang sama dengan pasar uang
kovensional, namun dalam operasionalnya pasar finansial syariah tersebut
dijalankan berdasarkan syariah. Peningkatan jumlah instrumen pasar uang di pasar
uang syariah meningkatkan eksposur bank syariah untuk berbagai risiko seperti
likuiditas, dan risiko kredit. Pasar uang syariah adalah bagian integral dari fungsi
sistem perbankan syariah, pertama, dalam memberikan lembaga keuangan syariah
dengan fasilitas pendanaan dan menyesuaikan portofolio dalam jangka pendek.
(Evan Hamzah Muchtar, 2019)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah?
2. Apa fungsi dan tujuan dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah?
3. Bagaimana karakteristik dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah?
4. Apa perbedaan dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari pasar modal syariah dan pasar uang
syariah
3. Untuk mengetahui karakteristik dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah
4. Untuk mengetahui perbedaan dari pasar modal syariah dan pasar uang syariah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Fungsi, Instrumen dan Karakteristik Pasar Modal Syariah

a. Pengertian Pasar Modal Syariah


Pasar modal syariah adalah kegiatan ekonomi muamalah yang memperjual
belikan surat berharga yang menurut investasi syariah yaitu saham syariah,
obligasi/sukuk dan reksadana syariah. (Malkan et al., 2018)

Pasar modal syariah mengacu pada pasar di mana kegiatan dilakukan dengan
cara yang tidak bertentangan dengan prinsip- prinsip Islam. Pasar modal syariah
mewakili penegasan hukum agama dalam transaksi pasar modal di mana pasar
bebas dari aktivitas dan elemen yang dilarang seperti riba (riba), maisir (judi),
dan gharar (ambiguitas). (Widiyanti, 2019)

Pasar modal syariah diluncurkan secara resmi pada tahun 2003 dan berkembang
sampai saat ini tak terkecuali di Indonesia. Terwujudnya pasar modal syariah ini
juga sebagai bagian penggerak perekonomian Indonesia yang tangguh dan
berdaya saing juga khususnya dalam membangkitkan ekonomi Islam. Pada
dasarnya sistem pasar modal syariah secara keseluruhan tidak jauh berbeda dari
pasar modal konvensional, hanya saja ada beberapa karakteristik khusus dalam
pasar modal syariah yaitu pada mekanisme dan produk di dalamnya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan fiqh mu’amalah. (Toha et al., 2020)

Aktivitas di pasar modal mencakup pelaku pasar, infrastruktur pasar, mekanisme


transaksi dan efek yang ditransaksikan. Dengan demikian, suatu pasar modal
dikatakan memenuhi prinsip islam atau dikategorikan sebagai pasar modal islam
apabila pelaku pasar, mekanisme transaksi, infrastruktur pasar dan efek yang
ditransaksikan telah memenuhi prinsip-prinsip islam.

Di Indonesia sendiri, pasar modal syariah berkembang dengan cukup baik.


Meskipun tidak secepat perkembangan perbankan syariah, namun memiliki
kecenderungan yang terus meningkat, sejalan dengan perkembangan industri
keuangan syariah di Indonesia. Salah satu alasan dikembangkannya pasar modal
syariah adalah untuk mengakomodir kebutuhan umat Islam yang ingin
melakukan investasi di pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah. (Dhea
Rizky Amalia, 2019)

Otoritas Jasa Keuangan adalah institusi yang bertugas untuk mendorong dan
mengawasi kegiatan pasar modal. Otoritas Jasa Keuangan telah secara aktif
mendorong berkembangnya aktivitas pasar modal syariah di Indonesia. Hal
tersebut dapat dilihat dari berbagai kebijakan diuraikan dalam Road Map Pasar
Modal Syariah Indonesia 2015-2019. Road Map merupakan kelanjutan dari
strategi dan program yang terdapat di dalam Rencana Induk Pasar Modal
Indonesia tahun 2005- 2009 dan tahun 2010-2014 yang mana berisikan strategi
dan program. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan juga telah mengeluarkan
beberapa peraturan khusus yang mengatur penerbitan produk syariah di pasar
modal Indonesia sejak tahun 2006.5 Ini menunjukkan bahwa pemerintah juga
mendukung pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia. (Subaidi, 2017)

Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran


sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan
penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam
ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara
sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal
syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih
muamalah yang menyatakan bahwa “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Konsep inilah yang
menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia. (Indah Maesaroh, 2020)

b. Fungsi Pasar Modal

Di negara-negara maju, pasar modal memiliki peranan yang sangat penting


dalam menggerakan dunia usaha. Selain di negara maju, pasar modal pun
menjadi pendrongkrak majunya perekonomian bagi negara yang masih
berkembang. Oleh karena itu terdapat empat fungsi pasar modal yaitu:
Pertama, Fungsi ekonomi yakni fungsi pasar modal dalam menyediakan fasilitas
atau media yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak pertama yang
memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak kedua yang memerlukan dana
(issuer). Para investor menanamkan modalnya di pasar modal dengan harapan
memperoleh imbalan berupa deviden dan capital gain. Sedangkan para issuer
dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi baru dan modal
kerja dalam rangka mengembangkan kegiatan usahanya tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan itu sendiri.

Kedua, Fungsi Keuangan maksudnya bahwa dengan adanya pasar modal dapat
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilihnya. Dipasar
modal uang berputar antar perusahaan dan atar investor, pasar modal pula dapat
menjadi wahana pengumpulan modal yang dapat menggerakan roda
perekonomian nasional.

Ketiga, Fungsi tabungan dimaksudkan dengan surat berharga yang


diperdagangkan di pasar modal memberikan jalan yang mudah bagi pelakunya
untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Dana tersebut digunakan untuk
memperbanyak barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Dengan menyimpan
uang dalam bentuk surat berharga, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran
untuk menabung hingga mampu memperbaiki kondisi hidupnya.

Keempat, Fungsi Likuidiatas dimaksudkan kekayaan yang disimpan dalam


bentuk surat berharga bisa dilikuiditaskan melalui pasar modal, proses pencairan
surat berharga dilakuakn dengan relatif murah dan cepat. Dengan demikian,
pasar modal merupakan pasar yang siap untuk melayani pemenuhan kebutuhan
pemegang surat berharga. (Dhea Rizky Amalia, 2019)

c. Instrumen Pasar Modal Sayariah

Instrumen pasar modal bentuknya beraneka ragam, pada prinsipnya pasar modal
adalah semua surat-surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek.
Dalam pasar modal syariah instrumen yang boleh diperjual belikan adalah
instrumen pasar modal yang memenuhi prinsip-prinsip Islam, adapun yang
menjadi instrumen pasar modal syariah adalah: (Widiyanti, 2019)

1. Saham Syariah

Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu


perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara
pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Saham syariah
adalah saham-saham yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memiliki
karakteristik sesuai dengan syariah Islam. (Nurafiati, 2019)

Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia. Pertama,
saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah
berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah, kedua adalah saham yang dicatatkan sebagai
saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan
peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015. (Via Sukmaningati & Fadlilatul Ulya,
2021)

2. Sukuk

Sukuk (surat berharga syariah) dianggap sebagai instrumen keuangan syariah


yang dibuat untuk pembiayaan jangka menengah dan panjang karena
beberapa keterbatasan yang ada dalam sistem keuangan syariah, sehingga
kurangnya penggunaan obligasi umum. Instrumen ini sangat mirip dengan
obligasi biasa; Namun, ada beberapa perbedaan juga antara keduanya dan
dalam beberapa kasus mereka menanggung karakteristik saham. Hal ini
menyebabkan Sukuk dianggap sebagai jenis instrumen keuangan hybrid. Di
luar sistem keuangan Islam, instrumen hybrid dianggap sebagai salah satu
jenis sekuritas yang berlaku dan umum. Instrumen ini dibagi menjadi
beberapa kategori, yang masing-masing memiliki karakteristik obligasi dan
saham. (Widiyanti, 2019)

3. Reksadana Syariah

Reksadana Syariah merupakan wadah yang dipergunakan untuk


menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana
syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai dengan
penerbitan reksadana syariah Danareksa Saham pada bulan Juli 1997.
Dengan adanya reksadana syariah lebih memudahkan lembaga yang surplus
dana dalam menempatkan dananya untuk diinvestasikan. (Dhea Rizky
Amalia, 2019)

Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional yang


bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola
oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrument-
instrumen pasar modal dan pasar uang. Reksadana syariah memiliki
kebijakan investasi yang berbasis pada prinsip Islam. (Hasbiyah, 2020)

Mekanisme transaksi di dalam investasi melalui reksa dana syariah harus


memperhatikan hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam, di
antaranya tidak diperbolehkan melakukan tindakan spekulasi, yang di
dalamnya mengandung unsur gharar, seperti najsy, ihtikar, dan tindakan
spekulasi lainnya. (Putri Jamilah, Wahyi Busyro, Rika Septianingsih, 2019)

d. Karakteristik Pasar Modal Syariah

Menurut Mokhtar Muhammad Metwally (Rifai, 2009) karakteristik pasar modal


syariah adalah:

1. Semua saham harus diperjual belikan pada bursa efek.


2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang.
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
kentungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen
bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari tiga bulan sekali.
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari tiga bulan sekali.
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST.
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang
terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.
8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu priode
perdagangan setelah menentukan HST.
9. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan dengan harga HST. (Fadilla, 2018)

B. Pengertian, tujuan, instrument, dan perbedaan Pasar Uang Syariah

a. Pengertian Pasar Uang Syariah

Pasar uang syariah dapat diartikan tempat dimana dipertemukan penjual dan
pembeli yang diperjual belikan adalah uang dalam waktu jangka pendek kurang
dari satu tahun. Dalam hal ini, pasar uang syariah dapat dikatakan sebagai
lembaga keuangan syariah yang menggunakan instrumen pasar yang
mekanismenya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang mengatur persoalan
kelebihan likuiditas ataupun kekurangan likuiditas. Peraturan Bank Indonesia
Nomor 10/36/PBI/2008 tanggal 10 desember 2008 tentang operasi moneter
syariah yang merupakan pengendalian moneter syariah untuk mendukung tugas
BI dalam kebijakan moneter. Hal ini juga merupakan kebijakan mengenai pasar
uang syariah. (Rizki & Syakur, 2022)

Pasar uang adalah campuran dari penawaran dan permintaan mata uang
domestik dan asing, yaitu pasar di mana valuta asing diperdagangkan. Saat ini,
arus kas dan modal jarang dikaitkan dengan permintaan perdagangan
internasional dan modal investasi jangka Panjang. (Rahmi Syahfitri Harahap,
2022)

Ada beberapa prinsip dasar yang tidak bisa ditinggalkan dalam kita merancang
bangun pasar uang syariah, seperti transaksi tidak pada objek yang diharamkan,
tidak mengandung unsur riba, gharar dan maysir. Pasar uang dalam perspektif
Islam hanya diperbolehkan pada pasar uang yang tidak menggunakan sistem
bunga dan bisa diganti dengan alternatif akad seperti mudharabah, musyarakah,
al-qard, wadiah, dan al-sharf dan menghilangkan unsur gharar dan maysir yang
terkandung didalamnya. (Evan Hamzah Muchtar, 2019)

Adapun pihak-pihak yang terilabat dalam pasar uang, pertama adalah pihak yang
membutuhkan dana, yaitu bank ataupun perusahaan non bank yang kebetulan
membutuhkan dana yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu.
Kedua adalah pihak yang menanamkan dana atau pihak yang menjual dana baik
bank maupun perusaan non bank dengan tujuan investasi di pasar uang. Para
pelaku pasar uang terdiri dari bank komersial, perusahaan, pemerintah, dan
perusahaan swasta yang bergerak dibidang keuangan yang terkait erat dengan
pemerintah. (Batubara, 2020)

Di samping itu, pasar uang juga dapat berfungsi sebagai informasi dimana pasar
uang dapat memberikan informasi bagi perusahaan, pemerintah, masyarakat,
perorangan, sektor luar negeri, dan peserta pasar uang lainnya mengenai kondisi
moneter, prefernsi dan tingkah laku pasar uang, pengaruh kebijakan moneter
serta pengaruh interaksi kegiatan ekonomi dalam dan luar negeri. (Batubara,
2020)

b. Tujuan Pasar Uang Syariah

Tujuan pasar uang adalah untuk memberikan alternatif, baik bagi lembaga
keuangan bank maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana atau
menanamkan dananya. Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang
(kreditur) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia
untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu
dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya
yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan
uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. (Fatimah, 2019)

c. Instrumen Pasar Uang Syariah


1. Instrumen bearing; instrumen pasar nuang model ini di kaitkan dengan
pembayaran suku bunga. Ada 3 jenis instrumen yang di gunakan yaitu:
a. Money market deposits – non negotiable instrument
b. Certicifate of deposits - negotiable instrument
c. Repurchase agreement (repo) – negontiable instrument
2. Money market deposits, ada 2 jenis instrumen yang tersedia pada pasar
uang pada bank,yaitu;
a. Fixed deposits, yang di mana tanggal jatuh tempo dan tingkat suku
bunganya telah di sepakati pada saat transaksi telah disetujui.
b. Notice atau call deposit, yang dimana tanggal jaatuh tempo dan
tingkat suku bunganya dapat berubah dan apabila telah diputuskan
akan berakhir, maka dana tersebut efektif berlakunya pada saat
beberapa hari kemudian.
c. Certificate deposit yaitu institusi keuangan lainnya dengan jangka
waktu tertentu dan tingkat suku bunganya diterima di muka. (Nabiil
Salasa Ramadhan, 2022)

Adapun instrumen pasar uang yang ada di Indonesia, yaitu:

a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), SBI adalah suatu instrumen hutang


yang diterbitkan atau yang berasal dari pemerintah atau bank sentral
di negara tersebut atas dasar unjuk dengan jumlah yang tertentu dan
akan dibayarkan kepada pemegang atau pemilik dana pada tanggal
yang telah ditentukan dan disepakati bersama sebelumnya. Jangka
waktu atau jatuh tempo instrumen ini kurang lebih satu tahun dengan
sistem diskonto. SBI Indonesia merupakan salah satu mekanisme
yang digunakan oleh Bank Indonesia dengan tujuan untuk
mengontrol kestabilan nilai rupiah.
b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat berharga ini termasuk
jenis surat yang memiliki jangka waktu pendek, dan gunanya untuk
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau
lembaga-lembaga lain yang dalam naungan Bank Indonesia atau
lembaga yang dirujuk atau ditunjuk oleh Bank Indonesia.
c. Sertifikat Deposito, Sertifikat deposito merupakan salah satu
instrumen keuangan yang diterbitkan oleh atas dasar unjuk dan
dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu, tingkat bunga tertentu.
Pada dasarnya sertifikat deposito ini merupakan deposito berjangka
yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan dan diperjualbelikan.
(Evan Hamzah Muchtar, 2019)

d. Perbedaan Pasar Uang Konvensional dan Syariah

Pada dasarnya pasar uang syariah dan konvensional memiliki beberapa


fungsi yang sama, diantaranya sebagai pengatur likuiditas. Jika bank kelebihan
likuiditas maka mereka akan menggunakan instrument pasar uang untuk
investasi, dan apabila kekurangan likuiditas akan menerbitkan instrumen untuk
mendapatkan dana tunai. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu adalah
dalam hal mekanisme penerbitan dan sifat instrumen itu sendiri. Pada pasar uang
konvensional instrument yang diterbitkan adalah instrumen hutang yang dijual
dengan diskon dan didasarkan atas perhitungan bunga sedangkan pasar uang
syariah lebih kompleks dan mendekati mekanisme pasar modal. (Nidia Konita,
2023)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
secara umum pasar modal adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam memperoleh modal. Penjual dalam
pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten),
sehingga mereka berusaha menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan
pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang
menurut mereka menguntungkan. Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah. Pasar Modal
Syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan pada tahun 2003. Pasar modal
secara umum menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.
(Basrowi & Ma’rifah, 2018)

Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagangkan


dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun.
Kegiatan di pasar ini juga terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang
kekurangan dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan
dana dalam waktu jangka pendek juga. Mereka itu dipertemukan di dalam pasar
uang, sehingga unit yang kekurangan memperoleh dana yang di butuhkan,
sedangkan unit yang kelebihan memperoleh penghasilan atas uang yang lebih
tersebut.

Prinsip pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvesional.


Beberapa instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada
masyarakat seperti saham syariah, obligasi syariah dan reksadana syariah.
Perbedaan pasar modal syariah dengan pasar modal konvesional dapat dilihat
dari instrument dan mekanisme transaksinya. Di Indonesia sendiri,
perkembangan pasar modal syariah ini belum begitu maju dan masih tertinggal.
Masih banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi yaitu belum meratanya
pemahaman dan pengetahuan masyarakat di Indonesia tentang pasar modal yang
berbasis syariah serta belum didukungnya dengan peraturan yang memadai
tentang investasi syariah pasar modal Indonesia. (Rahmarisa, 2019)

Perbedaan pasar modal syariah dan pasar uang syariah dari segi waktu pasar
uang memiliki jangka waktu pendek biasannya dibawah 1 tahun sedangkan
pasar modal memiliki jangka waktu yang panjang. Tempat perdagangan dalam
pasar uang transaksi bersifat abstrak yang artinya tidak diperdagangkan di pasar
tertentu sedangkan pasar modal diperdagangkan di bursa efek.
DAFTAR PUSTAKA

Basrowi, & Ma’rifah, A. N. (2018). Sistem Investasi Pasar Modal Syariah. Naskah
Publikasi - Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 18(2), 1–26.
https://osf.io/f3xv4/download
Batubara, S. (2020). Al-Sharf Transaksi Pasar Uang Pada Perbankan Syariah. 1(2),
98–112. https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Dhea Rizky Amalia. (2019). STRATEGI PENGEMBANGAN EKSISTENSI PASAR
MODAL SYARIAH DALAM KAJIAN ISLAM. 4(1), 88–100.
Evan Hamzah Muchtar, dkk. (2019). APLIKASI SISTEM KEUANGAN SYARIAH
PADA PASAR UANG. Jurnal Asy- Syukriyyah, 20, 52–65.
Fadilla. (2018). PASAR MODAL SYARIAH DAN KONVENSIONAL. Pasar Modal
Syariah Dan Konvensional, 3, 45.
Fatimah, S. (2019). Analisis Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Utara Untuk Meningkatkan Pasar Keuangan Syariah. 3(1).
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/2918
Hasbiyah, W. (2020). Reksadana Dalam Persfektif Ekonomi Syariah. Jurnal Al-
Hikmah, 8, 17–26.
Indah Maesaroh. (2020). Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya
bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi
Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama
melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah. Jurnal Dinamika
Wacana Mahasiswa Berparadigma, 4(1), 88–100.
Malkan, M., Kurniawan, I., & Noval, N. (2018). PENGARUH PENGETAHUAN
TENTANG PASAR MODAL SYARIAH TERHADAP MINAT INVESTASI SAHAM
DI PASAR MODAL SYARIAH Malkan. 3(1).
Nabiil Salasa Ramadhan, dkk. (2022). APLIKASI KEUANGAN SYARIAH PADA
PASAR UANG. 1(5), 773–778.
Nidia Konita, D. (2023). Jurnal Pijar Studi Manajemen dan Bisnis. 1(2), 83–88.
Nurafiati, N. (2019). Perkembangan Pasar Modal Syariah Dan Kontribusinya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Inklusif (Jurnal Pengkajian Penelitian
Ekonomi Dan Hukum Islam), 4(1), 65. https://doi.org/10.24235/inklusif.v4i1.4167
Putri Jamilah, Wahyi Busyro, Rika Septianingsih, M. L. (2019). Prospektus Reksadana
Sebagai Prinsip Bisnis Syariah. Jurnal Islamika, 2(2), 110–119.
https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/JSI/article/view/1640
Rahmarisa, F. (2019). Investasi Pasar Modal Syariah. JEKKP (Jurnal Ekonomi,
Keuangan Dan Kebijakan Publik), 1(2), 79–84.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JEKKP/article/view/2263
Rahmi Syahfitri Harahap, dkk. (2022). Konsep pasar Uang dalam Persfektif Ekonomi
Islam. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM), 2(1), 923–926.
Rizki, R., & Syakur, F. (2022). Jurnal Hukum Ekonomi Islam (JHEI) Problematika
Investasi Pasar Uang Syariah bagi Bak Syariah di Indonesia ABST RAK. Jurnal
Hukum Ekonomi Islam (JHEI), 6(1), 52–73. www.jhei.appheisi.or.id
Subaidi, S. (2017). Rekonstruksi Hukum Pasar Modal Syariah dalam Memberi Jaminan
Kepastian Hukum. Istidlal: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 1(2), 155–166.
https://doi.org/10.35316/istidlal.v1i2.105
Toha, M., Manaku, A. C., & Zamroni, M. A. (2020). Perkembangan Dan Problematika
Pasar Modal Syariah Di Indonesia. Jurnal Al-Tsaman, 2(1), 135–144.
Via Sukmaningati, & Fadlilatul Ulya. (2021). Keuntungan Investasi di saham syariah.
Jurnal Investasi Islam, 5(1), 59–68. https://doi.org/10.32505/jii.v5i1.1648
Widiyanti, M. dkk. (2019). Kajian Pasar Modal Syariah Dalam Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Ekonomikawan: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan
Studi Pembangunan, 19(1), 21–30.
https://doi.org/10.30596/ekonomikawan.v19i1.3236

Anda mungkin juga menyukai