Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal
Syariah
Diampu oleh Ibu Dr. S. Purnama Sari, SH, S, Sos. I, MSI
Disusun Oleh :
Anandita Salma Della
2105020115
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pasar Uang Dan
Pasar Modal Syariah. Penulis ucapkan terima kasih Ibu Dr. S. Purnama Sari, SH,
S, Sos. I, MSI selaku dosen mata kuliah Pasar Uang Dan Pasar Modal Syariah yang
telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan Penulis sendiri. Oleh karena itu, sangatlah Penulis
harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
ii
Daftar isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 telah
mengakibatkan penurunan tajam kegiatan ekonomi serta melemahnya daya beli
masyarakat. Sebagian besar bank di Indonesia harus mengalami negative spread
serta menanggung kredit macet dalam jumlah besar. Akibat penarikan dana dalam
jumlah besar, untuk menghindarkan diri dari likuiditas yang makin buruk,tidak
sedikit bank konvensional yang tidak punya pilihan lain selain menawarkan bunga
simpanan tinggi pada tingkat 50 persen hingga 70 persen. Akibatnya, puluhan bank
menjadi sekarat dan banyak usaha gulung tikar karena tidak mampu membayar
kewajibannya.
Namun demikian kondisi tersebut tidak terjadi dengan bank syariah yang
menerapkan sistem bagi hasil dan terbebas dari pengaruh fluktuasi bunga yang
terjadi. Ketahanan perbankan syariah dari badai krisis tersebutsekaligus memicu
perlunya diwujudkan pasar uang dan pasar modal syariah.
1
Islamic Index (JII) yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 Juli
2000. Beragam produk ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII maupun ISSI
seperti saham, obligasi, sukuk, reksadana syariah, dsb.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pasar uang syariah
2. Apa saja Instrumen pasar uang dengan prinsip syariah
3. Apa saja jenis instrument pasar uang
4. Bagaimana perkembangan pasar uang syariah
5. Bagaimana mekanisme operasi pasar uang syariah
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pasar uang syariah
2. Untuk mengetahui instrumen pasar uang dengan prinsip syariah
3. Untuk mengetahui jenis instrumen pasar uang
4. Untuk mengetahui perkembangan pasar uang syariah
5. Untuk mengetahui mekanisme operasi pasar uang syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Uang Syariah
Pasar uang adalah pasar surat berharga jangka pendek seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), Commercial Paper
Notes (CPN) dan sebagainya. Jadi pasar uang syari’ah adalah pasar yang
dimana diperdagangkan surat berharga yang diterbitkan sehubungan dengan
penempatan atau peminjaman uang dalam jangka pendek dan memanage
likuiditas secara efesien, dapat memberikan keuntungan dan sesuai dengan
syari’ah. Dana ini bisa dimiliki masyarakat yang hanya ingin menanamkan
modalnya dalam jangka pendek serta lembaga keuangan lainnya yang memiliki
kelebihan likuiditas sementara yang bersifat jangka pendek, bukan jangka
panjang.
Pasar Uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagang kan
dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun.
Sedangkan Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan
lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan
mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan
kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas. Kegiatan di pasar uang ini
terjadi karena ada dua pihak; pihak pertama yang kekurangan dana yang
sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu
jangka pendek juga.
Instrumen yang digunakan dalam Pasar Uang Antar bank Syariah (PUAS)
adalah apa yang disebut dengan SIMA atau Sertifikat Investasi Mudharabah
Antar Bank. SIMA digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang memiliki
kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan, dan di lain pihak dapat
digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana jangka pendek bagi bank
syariah yang mengalami defisit dana.
3
Di Indonesia masalah SIMA ini telah diatur oleh Bank Indonesia dengan
PBI No. 2/8/PBI/2000. Dan Fatwa DSN Nomor:37/DSNMUI/X.2002.
Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerbitkan
sertifikat ini adalah.
Harus mencantumkan: Kata-kata “Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank”
Tempat dan tanggal penerbitan SIMA
Nomor seri sertifikat SIMA
Nilai nominal investasi
Nisbah bagai hasil
Jangka waktu investasi
Tingkat indikasi imbalan
Tanggal pembayaran nominal atau imbalan
Tempat pembayaran.
Nama bank penanam dana
Nama bank penerbit dan tanda tangan pejabat yang berwenang.
Berjangka waktu paling lama 90 hari
Diterbitkan oleh kantor pusat bank syariah atau unit usaha syariah lainnya.
Format yang harus diikuti oleh sertifikat IMA tersebut dapat mengikuti
format yang dikeluarkanoleh Bank Indonesia, dan kualitas kertas yang akan
digunakan diserahkan kepada masing-masing bank untuk melakukannya tanpa
harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Bagi bank Syariah yang telah
menerbitkan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah (IMA) wajib
melaporkan kepada Bank Indonesia pada hari penerbitan Sertifikat Investasi
Mudharabah Antar Bank Syari’ah (IMA) tersebut mengenai hal-hal: (1) Nilai
Nominal Investasi; (2) Nisbah Bagi Hasil; (3) Jangka stasi dan; (4) Tingkat
indikasi imbalan sertifikat IMA.
4
bank, perusahaan asuransi dan perusahaan keuangan non bank lainnya. adalah
sebagi berikut:
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Merupakan surat berharga atas tunjuk dalam rupiah yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek dengan sistem
diskonto. Bank Indonesia menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan
tujuan bagi investor baik bank maupun lembaga keuangan, dengan tujuan untuk
memperkecil uang beredar sehingga inflasi dapat ditekan. Bank Indonesia
membeli dalam rangka meningkatkan uang beredar dan sekaligus membuat
deplasi agar tidak terjadi secara terus-menerus.
Untuk mempengaruhi inflasi (misalnya jika inflasi naik) maka BI dapat
menaikkan resi cadangan wajib (pengenaan cadangan wajib bagi bank oleh BI).
Tetapi jika hal ini dilakukan maka akan terjadi lebih banyak penjualan surat
berharga (oleh bank ke BI) disamping akan mengurangi keuntungan bank. Hal
ini karena bank tidak menghasilkan pendapatan bunga, menyebabkan bagi bank
umum lebih menyukai jika cadangan wajib yang ditetapkan BI pada tingkat
yang rendah, sebab jika jumlah cadangan wajib yang dikenakan tinggi maka
pasokan uang akan turun, dan sebaliknya.
Dengan demikian, sebelum jatuh tempo SBI boleh dijualbelikan, baik oleh
bank,lembaga keuangan bukan bank, maupun masyarakat atau dunia usaha
setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu, security house akan membeli atau
menjual SBI setiap hari dengan tingkat diskonto yang berlaku di pasar. Untuk
memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral Indonesia menunjukkan
beberapa market dan broker yang terdiri dari bank – bank umum sebagai
lembaga penujang dalam perdagangan SBI.
Market maker disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder. Dalam
hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sebagai
berikut :
Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar
sekunder.
5
Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan
menawarkan SBI di pasar sekunder. Pembelian dan penjualan dapat dilakukan
baik secara outright maupun repo.
2. Interbank Call money
Merupakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring. Dalam
transaksi kliring yang diselenggarakan oleh bank Indonesia setiap hari kerja dan
selalu ada yang kalah dan ada yang menang. Bagi bank yang kalah kliring
apabila tidak dapat menutupi kekalahannya maka terkena sanksi akibat
kekurangan likuiditas, maka bank tersebut dapat meminjamkan uang dari bank
lain yang kita kenal dengan nama Interbank call money.
Pengertian call money itu sendiri adalah kredit atau pinjaman yang harus
segera dilunasi/dibayar apabila sudah ada tagihan atau penagihan dari pihak
pemberi dana (kreditor). Proses pemberian call money pada prinsipnya tidak
berbeda dengan pemberian kredit umumnya. Mungkin yang menjadi perbedaan
adalah persyaratannya yang ringan serta jangka waktunya yang relatif singkat,
namun sebelum fasilitas call money diberikan terlebih dahulu pihak kreditor
mempertimbangkan masalah kepercayaan. Hal ini disebabkan jaminan yang
diberikan hanyalah jaminan kepercayaan.
Transaksi ini bisa dilakukan secara langsung melalui telepon atau melalui
lembaga kliring. Tata cara pinjam meminjam di luar perhitungan kliring, maka
bank yang menerima pinjaman berkewajiaban untuk menerbitkan surat sanggup
(aksep/promes) yang ditujukan kepada bank pemberi pinjaman sesuai dengan
transaksi yang disepakati, dan menyampaikan tebusan atau fotocopi surat
sanggup yang bersangkutan kepada Bank Indonesia.
Merupakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring. Dalam
transaksi kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia setiap hari kerja
dan selalu saja ada yang kalah dan ada yang menang. Bagi bank yang kalah
kliring apabila tidak dapat menutupi kekalahannya maka akan terkena sanksi
oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu agar tidak terkena sanksi akibat
kekurangan likuiditas maka bank tersebut dapat meminjamkan uang dari bank
lain yang kita kenal dengan nama interbank call money atau call money.
6
Pemberian call money dapat berbentuk one day call money (overnigh)
dimana harus dilunasi dalam 1 hari. Call money dapat pula berbentuk two day
call money dimana masa pelunasannya 2 hari. Proses pemberian call money
pada prinsipnya tidak berbeda dengan pemberian kredit umumnya, mungkin
yang menjadi perbedaan adalah persyaratannya yang ringan serta jangka waktu
pembayarannya yang relatif singkat. Namun sebelum fasilitas call money
diberikan, terlebih dahulu pihak kreditor mempertimbangkan masalah
kepercayaan. Hal ini disebabkan jaminan yang diberikan hanyalah kepercayaan.
b. Besarnya pinjaman call money tidak boleh melebihi kalah kliring hari ini.
d. Maksimal jangka waktu 7 hari dan apabila tidak dapat dilunasi pada masa
jatuh tempo, maka akan berupa menjadi pinjaman biasa.
Kelebihan dari comersial paper terletak pada jaminan dimana pihak penerbit
tidak perlu menyediakan jaminan tertentu. Kemudian tingkat suku bunga yang
relatif rendah jika dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Hal ini adalah
penerbitannya mudah dengan jangka waktu yang tidak terlalu pendek.
7
Sedangkan kelemahannya adalah akibat tidak adanya jaminan tertentu maka
untuk menjualnya relatif lebih sulit apabila si penerbit tersebut bonafitasnya
dianggap kurang. Kelemahan lainnya dana yang diperoleh hanya digunakan
untuk modal kerja.
8
Repurchase Agreement yang selanjutnya disebut Repo adalah transaksi
pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada BUS atau UUS dengan
agunan SBIS. Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
dijual tersebut pada tanggal dan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam
melakukan transaksi repo adalah surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD atau Treasury
Bills.
9
Instrumen Efek (yang dijadikan jaminan, bisa berupa SUN, Obligasi
Korporasi, SBI, atau Saham)
5. Banker’s Acceptance
Di samping itu, time draft umumnya dibayarkan dengan mata uang bank
penerbit L/C, dan mata uang ini kemungkinan tidak dibutuhkan oleh eksportir yang
bersangkutan. Dengan alasan tersebut kemudian eksportir mendiskontokan aksep
tersebut sebelum jatuh temponya melalui banknya (principal bank). Eksportir
kemudian menerima pembayaran dalam mata uang lokal dan menghindari risiko
perdagangan (trading risk) dalam valuta asing. Bank luar negeri yang telah membeli
10
atau mendiskonto aksep dari eksportir meneruskannya atau mengirimkannya
(bersama dokumen pengiriman) kepada bank penerbit L/C.
Dalam kegiatan yang dilakukan dalam pasar uang ini maka haruslah sesuai
dengan prinsip dan persyaratan yang dilakukan atau yang sudah ditetapkan oleh
lembaga pasar uang FASBI, diantara prinsip-prinsip FASBI ini adalah:
11
1. Bank Indonesia dapat menyediakan FASBI setiap saat apabila dianggap
perlu.
3. Dalam hal yang dianggap perlu, Bank Indonesia dapat menetapkan waktu
penutupan transaksi lebih awal dari waktu pengajuan penawaran transaksi atau
tambahan waktu penawaran transaksi yang telah diumumkan sebagaimana
dimaksud dalam angka.
10. Bank Indonesia melakukan stelmen data transaksi FASBI pada hari
pelaksanaan transaksi.
12
Bank baik yang bertidak sebagai peserta langsung maupun tidak langsung,
wajib menyediakan dana sebesar jumlah transaksi FASBI yang diterima untuk
seluruh waktu pelaksanaan transaksi sampai dengan cut-off warning sistem
BIRTGS. Sebagai resiko yang mungkin dihadapi investor dalam kegiatan investasi
di pasar keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Risiko pasar (interest-rate risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan turunnya
harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami
capital loss. Semua surat berharga termasuk instrumen pasar uang memiliki risiko
yang disebut market risk atau kadang-kadang juga disebut interest rate risk.
2. Risiko reinvestment, yaitu risiko terhadap penghasilan suatu asset finansial yang
harus di-reinvest dalam asset yang berpendapatan rendah. Dalam praktiknya bukan
saja harga surat berharga yang dapat naik tetapi juga tingkat bunga. Turunnya harga
sekuritas pada gilirannya menyebabkan timbulnya risiko investor yang disebut
reinvestment risk.
3. Risiko gagal bayar. Risiko gagal bayar terjadi akibat tidak mampunya peminjam
(debitur) memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Risiko ini
juga disebut sebagai default risk atau credit risk.
13
merupakan sertifikat yang dapat dijual oleh bank syariah, atau unit usaha syariah
bank konvensional, yang memerlukan likuiditas kepada pihak lain dengan bagi
hasil yang disepakati. Dengan kata lain sertifikat ini merupakan instrumen likuiditas
antar bank. SWBI adalah instrumen yang dikeluarkan Bank Indonesia apabila bank
mengalami kelebihan likuiditas. Karena dasarnya wadiah (titipan),sertifikat ini
tidak menghasilkan apa-apa kecuali Bank Indonesia memberikan semacam hadiah
atau bonus kepada bank yang menitipkan dananya.
Banyak pihak yang kritis terhadap instrumen ini, terutama SWBI. Ada yang
mengatakan bahwa instrumen ini hanya potokopi dari Sertifikat Bank Indonesia,
instrumen moneter Bank Indonesia untuk melakukan ekspansi dan kontraksi
peredaran uang melalui bank konvensional dengan bunga tertentu. Sebagaimana
dimaklumi, SBI kini menjadi alat bagi bank konvensional untuk mencari
keuntungan ketimbang menyalurkan kredit ke sektor riil. Adanya SWBI malah
menjadikan bank syariah seperti bank konvensional, cukup menitipkan uangnya di
Bank Indonesia dengan mengharapkan bonus dan tidak menyalurkannya kepada
sektor riil. Alasan ini cukup mendasar karena adanya permintaan dari bank syariah
dan unit usaha syariah agartingkat bonus SWBI disamakan dengan tingkat bunga
SBI! Pihak lain mempertanyakan darimana bonus yang dibayarkan Bank Indonesia
SWBI. Banyak yang tidak ingat bahwa sebenarnya SWBI adalah instrumen
sementara, karena belum adanya pasar uang antar perbankan syariah. Apabila pasar
uang antar bank syariah sudah berkembang, kemungkinan besar fasilitas ini akan
dihilangkan.
Kenyataan di perbankan syariah berbicara lain. Sebagian bank syariah yang
malah berkutat mengembangkan produk retail untuk menyaingi produk perbankan
konvensional. Sebagian sibuk ekspansi bikin cabang baru. Malah ada diantaranya
yang rajin ngurusin politik, bikin statement kagak karuan. Lain di Indonesia, lain
pula di Malaysia dan Bahrain. Disana justru yang rajin bikin instrumen pasar uang
justru bank syariahnya sendiri. Karena aktifnya membuat piranti pasar uang ini.
AAOIFI sebagai lembaga standarisasi kemudian membuat standar akuntansi
dan standar syariah untuk pembuatan instrumen berdasarkan transaksi-tansaksi
seperti Salam, Istisna, Mudharabah dan lainnya. Selain itu untuk mengakomodasi
pasar uang antar bank syariah yang bersifat internasional, International Islamic
14
Financial Market(IIFM) yang dipelopori Islamic Development Bank dan AAOIFI
sudah mulai beroperasi awal April ini. Para player nya kebanyakan dari negara
Timur Tengah dan Malaysia.Sementara dari Indonesia belum ada yang bisa
diharapkan, karena belum memenuhi kriteria.
1. Fatwa ulama pada symposium yang disponsori Dallah al Baraka Group pada
November 1984 di Tunis menyatakan : “Adalah dibolehkan menjual bagian
modal dari setiap perusahaan di mana manajemen perusahaan tetap berada di
tangan pemilik nama dagang (owner of trade name) yang telah terdaftar secara
legal. Pembeli hanya mempunyai hak atas bagian modal dan keuntungan tunai
atas modal tersebut, tanpahak pengawasan atas manajemen atau pembagian
asset kecuali untuk menjual bagian saham yang mewakili kepentinganny.”
15
e) Fleksibel Dalam rangka memenuhi syarat-syarat tersebut, tanpa
mengabaikan batas-bats yang diperkenankan oleh Syariah, diperlukan adanya
suatu special purpose company (selanjutnya disebut “company”) dengan fungsi
sebagi berikut :
16
BAB III
PENUTUP
E.Kesimpulan
Dari semua uraian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Pasar uang
merupakan sarana yang mutlak dibutuhkan bagi dunia perbankkan, tak terkecuali
perbankkan syariah, untuk mengamankan dan mempertahankan likuiditasnya. Oleh
karena itu bank-bank syariah harus mempunyai pasar uang yang berbasis syariah
(PUAS). Piranti pasar uang antar bank syariah (PUAS) adalah Sertifikat Investasi
Mudharabah Antar bank syariah (IMA) yang pembayaran imbalannya dengan
sistim bagi hasil. Sertifikat ini hanya boleh diterbitkan oleh bank yang
menggunakan prinsip syariah.
Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan
mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan
pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses
ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk
ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang
berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam
bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18