Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal syariah
Disusun oleh :
Jl. Kuau No.01, Kp. Melayu, Kec. Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau 28
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita berupa pengetahuan
dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan tentang “Pasar Uang
Syariah” baik bagi para pembaca ataupun bagi penulis sendiri.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Meskipun saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki penyusunan makalah saya selanjutnya. Kemudian apabila terdapat
kesalahan dalam makalah baik dari segi penyusunan ataupun pembahasan, saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ..................................................................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….......3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………........5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................16
B. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kegiatan lembaga keuangan tidak telepas dari uang. Uang telah lama digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan utama dalam menggerakkan
perekonomian. Belakangan, uang bukan lagi sekedar berfungsi sebagai alat tukar, namun
juga memiliki fungsi-fungsi lainnya yang lebih luas. Seiring dengan perkembangan zaman
banyak hal baru yang ditemukan, mulai dari konsep uang, fungsi uang sampai kepada pasar
uang.Seiring dengan pesatnya perkembangan perbankan syariah tanah air, inovasi produk
sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari nasabah. Dimana hal ini
harus disiapkan oleh industri perbankan syariah. Karena industri perbankan syariah terus
berkembang, dan perlunya inovasi akad untuk menjawab setiap kebutuhan dari nasabah,
maka Bank Indonesia dari Direktorat Perbankan Syariah telah berinisiatif mengumpulkan
para decision maker yang terkait untuk memajukan pasar uang syariah tanah air. Baik itu
dari pihak pemerintah yang dalam hal ini didukung oleh Kementerian Keuangan, dan juga
dari pembuat fatwa yaitu diwakili oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI).Dalam tulisan ini akan di bahas lebih lanjut dan lebih lengkap tentang
transaksi pasar uang pada perbankan syariah mulai dari pengertian pasar uang,fungsi,
peserta dan tujuan pasar uang kemudian instrumen dan mekanisme pasar uang syariah,
serta perbedaan pasar uang konvensional dan pasar uang syariah.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
4
1. Mengetahui konsep dasar pasar uang syariah.
2. Mengetahui perbedaan pasar uang syariah dan konvensional.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar uang syariah adalah pasar yang diperdagangkan surat berharga yang
diterbitkan berkaitan dengan penempatan atau peminjaman uang dalam jangka
pendek (satu tahun atau kurang dari satu tahun) untuk memobilisasi sumber dana
jangka pendek dan me-manage likuiditas secara efisien, dapat memberikan
keuntungan dan sesuai dengan syariah.
Adapun barang yang ditransaksikan dalam pasar secara kertas berupa surat utang
atau janji untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu pula.
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di dalam pasar uang bervariasi, dapat
surat berharga yang berjangka kurang dari satu tahun sampai dengan surat
berharga yang berjangka lima tahun, tetapi pada kenyataannya sebagian besar
aktiva keuangan yang diperdagangkan di pasar uang adalah surat berharga yang
berjangka kurang dari satu tahun.1
2.Perbedaan Pasar Uang Syariah dan Konvensional
Pada dasarnya, pasar uang syariah dan pasar uang konvensional memiliki
beberapa fungsi yang sama, yaitu:
6
likuiditas. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas, ia dapat menggunakan
instrumen pasar uang untuk menginvestasikan dananya. Apabila kekurangan
likuiditas, ia dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk
mendapatkan dana tunai
b) Memiliki jangka waktu paling lama 90 hari atau merupakan jenis investasi
jangka pendek.pembayaran dapat dilakukan dengan nota kredit melalui kliring
atau bilyet giro Bank Indonesia atau transfer dana secara elektronis.
1) PUAS tidak mendasarkan transaksinya pada suku bunga, tetapi pada pola
bagi hasil, sedangkan PUAB seluruhnya mendasarkan transaksinya pada
suku bunga.
2) Peserta PUAS meliputi bank syariah dan bank konvensional, sedangkan
peserta PUAB hanya bank konvensional.
3) Peranti yang digunakan dalam PUAS adalah sertifikat IMA, sedangkan
peranti yang umum digunakan dalam PUAB adalah promes atau
promisary notes.
4) Sertifikat IMA sebagai peranti utama PUAS hanya dapat dialihkan 1 kali,
sedangkan promes dapat dipindah tangankan berulang-ulang selama belum
jatuh tempo.
5) Dalam perhitungan imbalan peranti utama, PUAS tidak mengikutkan
komponen bunga, sedangkan dalam PUAB, bunga merupakan komponen
utama perhitungan imbalan.
6) Risiko yang timbul dari aktivitas transaksi pada PUAS relatif jauh lebih
kecil daripada risiko transaksi PUAB.
7) Sertifikat IMA sebagai peranti utama PUAS diterbitkan sebagai tanda
bukti penyertaan dalam suatu proyek investasi sehingga hanya dapat
dipindahtangankan satu kali, sedangkan promes merupakan suatu
negotiable instrument yang tidak membatasi para pihak dalam
menegosiasikannya hingga waktu jatuh tempo berakhir.2
2
Ibid,hlm.230-231
7
2. Tujuan Pasar Uang Syariah
Tujuan pasar uang adalah memberikan alternatif, baik bagi lembaga keuangan
bank maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana atau menanamkan
dananya sesuai dengan syariat Islam. Tanpa adanya pasar keuangan ini, peminjam
uang (kreditor) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang
bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Perantara seperti bank
membantu dalam melakukan proses ini, yaitu bank menerima deposito dari
nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung, kemudian bank dapat
meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang.
Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung)
oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi terbuka karena di Indonesia
pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh bank sentral, yaitu Bank Indonesia
dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya.
8
ۗ َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر ٰب
.... وا
Artinya :
... Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba .... "(Q.S. Al
-Baqarah [2]:275).
اض ِّم ْن ُك ْم َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج
ٍ ارةً ع َْن تَ َر
Artinya:
2.Hadis Nabi
Ada beberapa hadis nabi yang berkaitan dengan pasar uang syariah, yaitu
sebagai berikut.
a) Riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf, yaitu "Kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat yang mereka buat, kecuali syarat mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram."
b) Riwayat Muslim, Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah Rasulullah SAW. melarang jual beli yang mengandung gharar"
c) Riwayat Ibnu Majah dari 'Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu
'Abbas dan riwayat Imam Malik dari Yahya "Tidak boleh membahayakan
orang lain dan menolak bahaya dengan bahaya."3
3.Kaidah Ushul
9
diutamakan dari menolak suatu mafsadah. Oleh karena itu,Bank Indonesia sebagai
pemegang otoritas perbankan di Indonesia memiliki kewenangan untuk
membatasi jual beli instrumen sertifikat IMA di pasar sekunder untuk mencegah
kesan terjadinya jual beli yang dapat mengarah pada tindakan spekulatif.4
c.Untuk memenuhi keperluan itu, dipandang perlu penetapan fatwa tentang pasar
uang antarbank berdasarkanprinsip syariah.
1. Ketentuan Umum
1) Pasar antar bank yang tidak dibenarkan menurut syariah, yaitu pasar uang
antar bank yang berdasarkan bunga;
2) Pasar uang antar bank yang dibenarkan menurut svariah, vaitu pasar uang
antar bank yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
4
Ibid,hlm.234
5
Ibid,hlm.234
10
3) Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syarian adalan kegiatan
transaksi keuangan jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-
prinsip syariah;
4) Peserta pasar uang sebagaimana tersebut dalam butir adalah: (a)
banksyariah sebagai pemilik atau penerima dana; dan (b) bank
konvensional hanya sebagai pemilik dana.6
2. Ketentuan Khusus
Melihat akad yang digunakan dalam pasar uang syariah adalah akad
mudharabah, musyarakah, qard, wadi’ah dan al-sharf yang tidak mengandung
riba. Dilihat dari kebutuhan bank syariah terhadap pasar uang, yang mana tugas
utama manajemen bank syariah adalah memaksimalkan laba, meminimalkan
risiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Tanpa adanya fasilitas
pasar uang bank akan menghadapi masalah, mengingat perbankan sulit
menghindari posisi keuangan yang mismatched. Untuk memanfaatkan dana, bank
dapat melakukan investasi jangka pendek di pasar uang. Sebaliknya, untuk
memenuhi kebutuhan dana yang likuiditas jangka pendek karena mismatch, bank
juga dapat memperolehnya di pasar uang.8
Implikasi adanya fatwa Dewan Syariah Nasional No. 37 tentang pasar uang
antarbank berdasarkan prinsip syariah ini adalah karena dalam pasar uang
6
Ibid,hlm.235
7
Ibid,hlm.235
8
Sarmiana Batubara,Transaksi Pasar Uang pada Perbankan Syaraiah,jurnal Ekonomi
Islam Edisi Vol.1,Nomor.2,2020,hlm.107
11
antarbank berdasarkan prinsip syariah tidak dibenarkan menggunakan bunga,
dapat diganti dengan menggunakan alternatif akad-akad lain berikut.
a) Mudharabah, yaitu akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak yang pihak
pertama (malik, shahib al-maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
usaha dibagi di antara mereka sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak.
b) Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usah
tertentu, yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (modal)
dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersam
sesuai dengan kesepakatan.
c) Al-Qardh, yaitu akad pembiayaan kepada nasabah tertentu dengan ketentuan
bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada lembaga
keuangan syariah pada waktu yang telah disepakati oleh lembaga keuangan
syariah dan nasabah.
d) Wadiah (titipan uang, barang dan surat-surat berharga), yaitu akad
seseorangkepada yang lain dengan menitipkan suatu benda untuk dijaga
secaralayak (sebagaimana halnya kebiasaan).
e) Ash-Sharf (jual beli valuta asing).9
Hal-hal yang dilarang dilakukan dalam pasar modal dan pasar uang syariah
menurut Fatwa DSN-MUI No. 80 tahun 2011 adalah sebagai berikut.
a) Manipulasi (Tadlis)
9
Mia Lasmi Wardiyah,op.cit.hlm.237
12
menyebabkan harganya bertambah. Tadlis di pasar modal biasanya berkaitan
dengan transparansi informasi dan emiten berisiko tinggi.
13
Jenis-jenis Instrumen Pasar Uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan
sistem Syariah di Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS,
Repurchase Agreement (Repo) SBIS, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),
Repurchase Agreement (Repo) SBSN, Instrument Pasar Uang Antarbank
Syariah (PUAS ), dan surat berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah
dicairkan.
PUAS atau Instrumen Pasar Uang Syariah adalah kegiatan transaksi keuangan
jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun
valuta asing.Surat berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yaitu
surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh badan hukum lain
yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemerintah
yang diakui Bank Indonesia.
14
moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah dalam rangka mendukung tugas bank
Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.10
10
Direktorat Operasional KJAI,”Pentingnya Akuntansi Keuangan dan Standar
Akuntansi” (https://jagoakuntansi.com/2017/10/25/pasar-uang-syariah/ diakses pada 28 oktober
2022)
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16
17
DAFTAR PUSTAKA
E-BOOK
JURNAL
ARTIKEL
18