Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PASAR MODAL SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Syariah

Oleh:
Riya Yuni Sari
165080019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Pasar Modal Syariah.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Syariah. Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik penulisannya.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Pasar Modal Syariah .................................................................... 3

2.2 Pertimbangan Dalil Hukum Islam pada Pasar Modal Syariah ....................... 4

2.3 Institusi Pendukung Pasar Modal ................................................................... 5

2.4 Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah ............................................................. 7

2.5 Fungsi Pasar Modal Syariah .......................................................................... 7

2.6 Karakteristik Pasar Modal Syariah ................................................................ 8

2.7 Instrumen Pasar Modal Syariah ..................................................................... 9

BAB III SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 12

3.1 Simpulan ...................................................................................................... 12

3.2 Saran ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan surga bagi pelaku investasi untuk menanamkan
modalnya. Hal ini terlihat sejak Indonesia belum merdeka, pihak asing telah
menanamkan modalnya dan merambah ke berbagai bidang perdagangan.
Investasi itu diawali dengan hadirnya bangsa Portugis yang datang ke Selat
Malaka pada tahun 1511 untuk berdagang rempah-rempah yang pada saat itu
sedang laku keras di berbagai negara. Investasi asing di Indonesia terus
berlanjut, seperti investasi yang dilakukan oleh Inggris dan China. Investasi di
bidang pasar modal Indonesia dimulai sejak pemerintahan Hindia Belanda
Bursa Efek di Batavia (Jakarta) sebagai cabang Amserdamse Effectenbureurs.
Pasar modal saat itu berfungsi sebagai sumber pembiayaan perusahaan
dan menggali pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh di
Indonesia. Aktivitas pasar modal ini terhenti ketuka terjadi perang Dunia ke-II.
Ketika Indonesia merdeka, pemerintah menerbitkan obligasi pada tahun 1950.
Pengaktivan pasar modal di Jakarta ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-
Undang Darurat tentang Bursa Nomor 15 Tahun 1951 yang kemudian
ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 yang berkaitan
dengan pasar modal. Seiring dengan perkembangan zaman Undang-Undang
mengenai pasar modal ini telah mengalami berbagai perubahan.
Adapun mengenai pasar modal syariah terdapat dalam Fatwa DSN-MUI
No.80/DSN-MUI/tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dan sejak
November 2007 Bapepam dan LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Keberadaan
DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Yang isinya terdiri
dari seluruh saham syariah yang tercatat di BEI. Dengan adanya Fatwa dan
ISSI diharapkan dapat meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi
syariah di pasar modal Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
sepanjang memenuhi kriteria yang ada di dalam fatwa tersebut.

1
1.2.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah?
2. Apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar modal syariah?
3. Apa saja institusi pendukung pasar modal syariah?
4. Bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah?
5. Apa saja fungsi pasar modal syariah?
6. Bagaimana karakteristik pasar modal syariah?
7. Apa saja instrumen dalam pasar modal syariah?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah;
2. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar
modal syariah;
3. Untuk mengetahui apa saja institusi pendukung pasar modal syariah;
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah;
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi pasar modal syariah;
6. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pasar modal syariah;
7. Untuk mengetahui apa saja instrumen dalam pasar modal syariah.

1.4.Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal syariah di Indonesia;
2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai acuan
atau sarana untuk lebih b bbbbb megetahui tentang pasar modal syariah,
serta sebagai salah satu referensi dalam sistematika penulisan makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pasar Modal Syariah


Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market. Sementara
untuk modal sering digunakan istilah efek, sekuritas, dan stock.
Pasar modal merupakan salah satu cara atau kaidah untuk melakukan kegiatan
investasi. Pasar modal sama seperti pasar biasa pada umumnya, yaitu tempat
bertemunya penjual dan pembeli dengan objek yang diperjual belikan adalah hak
kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang perusahaan.
Pasar modal juga dikenal dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut UU No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyedikan sistem dan/atau sarana untuk menemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Dengan
demikian objek transaksi di pasar modal berupa efek, yaitu surat berharga berupa
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang,
unit peenyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
derivatif dari efek.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pasar Modal adalah
transaksi modal diantara pihak penyedia dana (investor) dengan pihak yang
memerlukan modal (pengusaha) dengan menggunakan instrumen saham (adalah
satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada
bagian kepemilikan sebuah perusahaan), obligasi (suatu istilah yang digunakan
dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi
kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang
beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran),
reksadana, dan instrumen turunannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah pasar modal
yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten (perusahaan yang
akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa), jenis
efek yang di perdagangkannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun
yang dimaksud dengan Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam

3
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.

2.2.Pertimbangan Dalil Hukum Islam pada Pasar Modal Syariah


1. Al-Qur’an
a. QS. Al-Baqarah [2]:275
“... dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ...”
b. QS. An-Nisaa’ [4]:29
“Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu ...”
c. QS. Al-Maa’idah [5]:1
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ...”
2. Hadits
a. “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah pihak
ketiga dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak tidak
mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu pihak mengkhianati
yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya.” (HR. Abu Dawud, al-
Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)
b. “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian.”
(HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i)
3. Kaidah Fiqh
“Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada
dalil yang mengharamkannya”.
4. Pendapat Ulama
a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 (Beirut: Dal al-Fikr,
tanpa tahun): “Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi
mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli pihak lain”.
b. Pendapat Dr. Wahab al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu Juz
3/1841:”Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi di atas)
saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam
perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya”.

4
c. Keputusan muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan
peraturan yang berlaku pada perseroan”.

2.3.Institusi Pendukung Pasar Modal


Ada beberapa institusi yang diperlukan institusi pasar modal yang akan
melakukan transaksi perdagangan sampai penyelesaian transaksi. Di antara institusi-
institusi tersebut yaitu:
1. Bapepam
Dalam melakukan aktivitas pasar modal diperlukan suatu institusi yang
berwenang mengawasi semua aktivitas, karena keberadaan dan aktivitas
pasar modal melibatkan banyak pihak. Maka untuk mewujudkan tempat
investasi yang lebih baik, diperlukan instansi yang berfungsi sebagai
pengatur (regulator).
2. Bursa Efek
Bursa efek merupakan tempat dilakukannya aktivitas perdagangan
sekuritas (modal), dan penyediaan sistem untuk mempertemukan penjual
dan pembeli.
3. Lembaga Kriling dan Penjamin (LKP) serta Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga kriling dan penyimpanan dibentuk untuk melakukan kliring,
yang merupakan proses yang digunakan untuk menetapkan dan memberi
hak dan kewajiban kepada anggota bursa atas transaksi yang dilakukan.
4. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberi jasa terhadap penitipan sekuritas
atau harta lain yang berkaitan dengan sekuritas. Lembaga kustodian ini
terdiri dari LPP, perusahaan sekuritas atau perusahaan efek dan bank umum
yang disetujui pemerintah.

5
5. Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek merupakan lembaga pendukung pasar modal di
Indonesia, yang mempunyai peranan dalam pengelolaan sekuritas. Dalam
hal ini Biro Administrasi Efek memberi jasa terhadap perusahaan penerbit
(emiten) dalam bentuk pencatatan dan pengalihan kepemilikan sekuritas
bagi perusahaan penertbit.
6. Wali Amanat
Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili
kepentingan seluruh pemegang obligasi. Jadi, peranan wali amanat
diperlukan pada saat penerbitan obligasi. Dan bertindak sebagai wali amanat
bagi investor.
7. Underwriter
Underwriter adalah pihak yang bertugas untuk menjual sekuritas.
Underwriter akan mengambil resiko untuk menjual sekuritas dengan
mendapatkan fee (imbalan yang diterima atas usaha yang telah dikerjakan
untuk pihak lain) dan komisi dari perusahaan yang dijamin.
8. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar di mana sekuritas pertama kali dikeluarkan
dengan kerja sama perusahaan dan pemerintah. Pada pasar perdana
perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual sekuritas.
9. Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan tempat di mana pembeli dan penjual datang
bersama untuk memperdagangkan sekuritas dengan teratur, melalui harga
yang jelas bagi pihak penjual dan pembeli. Yang dimaksud pasar sekunder
adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar perdananya berakhir. Pasar
sekunder merupakan pasar di mana surat berharga dijual setelah pasar
perdana.

6
2.4.Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah
Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi
keuangan yang ditawarkan menurut Puntjowinoto, sebagaimana dikutip oleh Prof.
Dr. Abdul Ghafur Anshari sebagai berikut:
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan menghindari
setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberi manfaat akan
dilakukan dengan bagi hasil.
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan komoditas perdagangan dimana
fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya
beli suatu barang atau harta. Adapun manfaat atau keuntungan yang
ditimbulkannya berdasarkan asas pemakaian barang atau harga yang dibeli
dengan uang tersebut.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. Resiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan
resiko yang besar atau melebihi kemampuan menanggung resiko.
5. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung resiko.
6. Manajemen yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak
asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.

2.5.Fungsi Pasar Modal Syariah


Fungsi pasar modal syariah di antaranya:
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
liquiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

7
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

2.6.Karakteristik Pasar Modal Syariah


Pasar modal yang ideal adalah yang memenuhi unsur etik dan fair/transparan,
disamping adanya unsur efisien. Obaidullah yang mengutip pandangan Baruch Lev
mengatakan, bahwa “pengertian etik dan fair adalah terdapatnya persamaan
kesempatan (equality of opportunity), di mana seluruh pihak dalam pasar modal
mendapat akses informasi yang sama dan relevan untuk mengevaluasi aset”.
Gambaran mengenai pasar modal yang efisien, etik, dan faur, menurut Shefrin
dan Statman (1993) yang dikutip oleh Obaidullah, mengandung tujuh karakteristik
sebagai berikut:
1. Bebas dari pemaksaan
Menurut kaidah ini investor memiliki hak untuk bertransaksi dan bebas
membuat kontrak juga berarti bahwa investor tidak boleh dilarang dalam
bertransaksi. Termasuk dalam kaidah ini adalah bahwa investor berhak
untuk mencapai informasi dan pada saat yang sama tidak boleh ditekankan
untuk membuka rahasia tertentu.
2. Bebas dari salah interpretasi
Bahwa investor mrmiliki hak untuk mendapat informasi yang besar,
sehingga tidak minimbulkan salah interpretasi.
3. Hak untuk mendapatkan informasi yang sama
Bahwa seluruh investor memiliki akses yang sama untuk mendapatkan
satu set informasi yang khusus. Apabila satu pihak memiliki satu set
informasi maka harus dikemukakan kepada yang lain.
4. Hak untuk memproses informasi yang sama
Dalam hal ini investor memiliki hak dan kemampuan yang sama untuk
memproses informasi, di mana tidak ada satu pihak yang dirugikan.
5. Bebas dari gejolak hati
Menurut kaidah ini, seluruh investor selayaknya terbebas dari berbuat
kesalahan karena kurang pengendalian diri.

8
6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang efisien
Bahwa investor melakukan transaksi pada tingkat harga yang menurut
persepsinya efisien atau benar.
7. Hak untuk memiliki kekuatan tawar menawar yang sama
Bahwa dalam bertransaksi, para investor memiliki kekuatan tawar-
menawar yang sama untuk negosiasi.

2.7.Instrumen Pasar Modal Syariah


Instrumen pasar modal pada prinsipnya yaitu semua surat berharga (efek) yang
umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Adapun yang menjadi instrumen pasar
modal syariah yaitu:
1. Saham Syariah
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan pada suatu
perusahaan. Pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan
aktiva perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang
mempresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan.
Dalam syariah diatur ketentuan bahwa penyertaan modal tersebut harus
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-
prinsip syariah, seperti bidang perjudian, menjalankan riba, memproduksi
barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain.
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur
untuk mengukur perkembangan kinerja suatu investasi pada saham yang
berbasis syariah. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah
emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah. Selain
kriteria tersebut dalam proses pemilihan saham yang masuk JII (Jakarta
Islamic Index), BEI melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga
mempertimbangkan aspek liquiditas dan kondisi keuangan emiten, yaitu
memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan
(kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar); memilih saham berdasarkan
laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio
kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%; memilih 60 saham dari

9
susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
terbesar selama satu tahun terakhir; memilih 30 saham dengan urutan
berdasarkan tingkat liquiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama
satu tahun terakhir.
2. Obligasi Syariah
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang obligasi
tersebut telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Adapun
yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee,
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sebelum melaksanakan investasi pada obligasi, disarankan bagi para
investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode penilaian
akan kemungkinan gagal bayar pada suatu obligasi. Saat ini terdapat dua
perusahaan pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Kasnic Duff &
Phelps Credit Rating Indonesia.
Tidak semmua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah karena untuk
menerbitkan obligasi syariah terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi. Syarat pertama adalah aktivitas utama emiten harus halal atau
tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
Syarat kedua adalah peringkat investment grade, yaitu perusahaan harus
memiliki fundamental usaha yang kuat; memiliki fundamental keuangan
yang kuat; memiliki citra yang baik bagi publik.
Di Indonesia terdapat dua skema obligasi syariah yang telah berjalan,
yaitu obligasi syariah mudharabah dan obligasi syariah ijarah. Obligasi
mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil
sedemikian rupa sehingga pendapaatan yang diperoleh investor atas obligasi
tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. Sedangkan
obligasi ijarah menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat
tetap dan bisa diketahui sejak awal obligasi diterbitkan.

10
Obligasi syariah mudharabah memiliki pedoman khusus dengan
disahkannya Fatwa DSN No. 33/DSN-MUI/XI/2002, sedangkan obligasi
syariah ijarah tercantum dalam Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004. Dan
obligasi syariah mudharabah konversi memiliki payung hukum Fatwa No.
29/DSN-MUI/V/2007.
3. Reksadana Syariah
Reksadana adalah sekumpulan saham, obligasi, serta efek lain yang
dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan
investasi yang profesional. Dengan membeli sebagian unit Penyertaan,
investor individual dengan dana yanng terbatas dapat menikmati manfaat
atas kepemilikan berbagai macam efek. Selain itu, investor juga terbebas
dari kesulitan untuk menganalisis efek.
Reksadana syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan seluruh
dana atau portofolionya ke dalam instrumen syariah seperti saham yang
tergabung dalam JII, obligasi syariah, dan berbagai instrumen keuangan
syariah lainnya. Reksa dana syariah memiliki payung hukum Fatwa DSN
No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk
reksa dana syariah.

11
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah penulis paparkan di bab sebelumnya,
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten (perusahaan yang akan
melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di
bursa), jenis efek yang di perdagangkannya telah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah;
2. Salah satu dalil hukum pasar modal syariah adalah dalam QS. Al-
Baqarah; 275;
3. Salah satu fungsi pasar mmodal syariah adalah memungkinkan bagi
masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh
bagian dari keuntungan dan resikonya;
4. Instrumen pasar modal syariah adalah saham syariah, obligasi
syariah, dan reksa dana syariah.

3.2. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut:
1. Pasar moda syariah digunakan oleh para investor untuk melakukan
penanaman modal atau melakukan jual beli saham secara syariah
yang tentunya bebas dari praktek-praktek yang dilarang;
2. Untuk mennghindari praktek yang dilarang seperti perjudian dan riba
maka kita sebagai umat Islam sudah seharusnya melakukan jual beli
saham di pasar modal syariah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:


PRENADAMEDIA GROUP.
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern. Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET.

13

Anda mungkin juga menyukai