Anda di halaman 1dari 13

PASAR MODAL SYARIAH

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Perekonomian Syariah

DISUSUN OLEH:

1. M Adin Al Azim (2020104084)


2. Oktareni (2120104038)
3. Intan Nopita Sari (2120104046)
4. Maura Oktaviani (2120104070)

DOSEN PENGAMPU:
Nyayu Sakinatul Mardhiyah, ME

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk yang
isinya sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang dapat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 06 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2

A. Pengertian Pasar Modal Syariah .......................................................................................... 2

B. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah ................................................................................... 2

C. Macam-Macam Pasar Modal ............................................................................................... 3

D. Fungsi Pasar Modal Syariah ................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9

A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 9

B. SARAN ................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal syariah adalah bagian integral dari sistem keuangan syariah yang
berkembang pesat di seluruh dunia. Pasar ini telah menjadi salah satu instrumen utama
dalam memfasilitasi investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Latar belakang
konsep ini bermula dari kebutuhan untuk memadukan prinsip-prinsip keuangan Islam
dengan instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal konvensional.
Pasar modal syariah hadir sebagai respon terhadap tuntutan umat Islam yang semakin
sadar akan prinsip-prinsip keuangan Islam. Prinsip-prinsip ini melarang riba (bunga),
berspekulasi secara berlebihan, dan investasi dalam bisnis yang melanggar nilai-nilai Islam
seperti alkohol, perjudian, dan produksi barang haram lainnya. Oleh karena itu, pasar
modal syariah dirancang untuk memberikan alternatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip
keuangan Islam, memungkinkan umat Islam untuk berinvestasi dengan cara yang halal dan
sesuai dengan keyakinan mereka.
Pasar modal syariah telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan semakin
banyak negara yang menanggapi permintaan produk-produk keuangan syariah. Hal ini
mencerminkan ketertarikan global terhadap prinsip-prinsip keuangan yang adil, etis, dan
berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Pasar Modal syariah?
2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pasar Modal syariah?
3. Apa Saja Macam-Macam Pasar Modal syariah?
4. Apa Saja Fungsi dari Pasar Modal syariah?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Pasar Modal Syariah
2. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah
3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Pasar Modal Syariah
4. Untuk Mengetahui Fungsi dari Pasar Modal Syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah,
dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan
ketentuan syariah. Pasar modal syariah tidak hanya ada dan berkembang di Indonesia tetapi
juga di negara-negara lain, seperti negara Malaysia.
Dari pengertian lain Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh
mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan
mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang
dimaksud dengan efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad pengelolaan perusahaan maupun
cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah
Definisi pasar modal syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor:
40/DSN-MUI/IX/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal adalah:1
1. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten,
jenis Efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek yang menjalankan kegiatannya sesuai dengan prisip-prinsip Syariah.

B. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah


Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi
keuangan yang ditawarkan menurut Puntjowinoto, sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr.
Abdul Ghafur Anshari sebagai berikut:

1
Heru Maruta, ‘Dinamika Pasar Modal Syariah, Perdagangan Indeks Saham Gabungan Syariah Dan Pasar Uang
Syariah (PUAS)’, Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 1.1 (2020), 806–23.

2
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan menghindari setiap
transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberi manfaat akan dilakukan
dengan bagi hasil.
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya
adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang
atau harta. Adapun manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya berdasarkan
asas pemakaian barang atau harga yang dibeli dengan uang tersebut.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan
di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. Resiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan resiko
yang besar atau melebihi kemampuan menanggung resiko.
5. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung
resiko.
6. Manajemen yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi
manusia serta menjaga kelestarian lingkungan hidup

C. Macam-Macam Pasar Modal


1. Saham Syariah
Saham (stock) meruapakan surat tanda kepemilikan modal pada suatu perusahaan.
Pemilik saham disebut investor yang merupakan pemilik perusahaan. Saham juga
dapat diartikan sebagai perwujudan sertifikat dimana pemilik sertifikat tersebut berhak
atas klaim aktiva suatu perusahaan yang telah melepas sahamnya kepada investor
publik.2
Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk kepada definisi saham pada
umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan OJK lainnya. Ada dua
jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia. Pertama, saham yang
dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK
tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syariah, kedua adalah saham yang

2
Ali Geno Berutu, ‘MEMAHAMI SAHAM SYARIAH: Kajian Atas Aspek Legal Dalam Pandangan Hukum Islam
Di Indonesia’, Veritas, 6.2 (2020), 160–86 <https://doi.org/10.34005/veritas.v6i2.599>.

3
dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah
berdasarkan peraturan OJK.3
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syari’ah, penyertaan modal
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip syari’ah, seperti
perjudian, riba, serta memproduksi barang yang diharamkan. Penyertaan modal dalam
bentuk saham tersebut dapat dilakukan berdasarkan akad musyarakah dan
mudharabah. Akad musyarakah pada umumnya dilakukan pada perusahaan yang
bersifat privat, sedangkan akad mudharabah umumnya dilakukan pada saham
perusahaan publik (Soemitra, 2009: 138). 4
Tidak semua saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah. Untuk dapat diebut
sebagai saham syariah, perusahaan penerbit harus memenuhi 2 kriteria, yaitu:
a) Kriteria kegiatan usaha Kegiatan usaha perusahaan tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah yaitu kegiatan usaha yang mengandung unsur perjudian,
lembaga keuangan berbasis bunga, memproduksi serta mendistribusikan serta
memperdagangkan barang atau jasa yang haram seperti minuman keras atau
barang yang bersifat mudarat atau membahayakan.
b) Kriteria rasio keuangan, yang terdiri atas:
• Rasio utang berbasis bunga terhadap total aset perusahaan tidak boleh lebih
dari 45%;
• Rasio pendapatan non halal terhadap total pendapatan tidak boleh lebih dari
10%.

Secara umum pengertian saham syariah dan saham konvensional itu hampir sama,
perbedaannya terdapat pada sistem saham pasar modal syariah harus berasal dari
emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah (Syariah Compliance) (Shofiatul
Jannah, 2019). Demikian, saham sebagai surat janji yang merepresentasikan atau
mewakili penyertaan modal ke dalam sebuah perusahaan, maka proses penyertaan

3
Anisa Istiyani and Rifda Nabila, ‘Pengaruh Saham Syariah, Sukuk, Dan Reksa Dana Syariah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Dengan Nilai Tukar Sebagai Variabel Moderating Tahun 2011-2020’, EKOMA : Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Akuntansi, 1.1 (2021), 11–19 <https://doi.org/10.56799/ekoma.v1i1.22>.
4
Choirunnisak Choirunnisak, ‘Saham Syariah; Teori Dan Implementasi’, Islamic Banking : Jurnal Pemikiran Dan
Pengembangan Perbankan Syariah, 4.2 (2019), 67–82 <https://doi.org/10.36908/isbank.v4i2.60>.

4
modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip
syariah. Kriteria produk saham syariah yang sejalan dengan prinsip Islam yaitu usaha
yang didalamnya tidak mengandung unsur perjudian, tidak melakukan permainan
uang, dan tidak ada unsur gharar (ketidakpastian).

2. Sukuk (Obligasi)
Sukuk atau sering dikenal obligasi didunia internasional dikenal nama Sukuk. Kata
Sukuk dapat ditelusiri dengan mudah pada literature islam komersial klasik. Sukuk
berasal dari bahasa arab “sak” (tunggal) dan “Sukuk” (jama’) yang memiliki arti mirip
dengan sertiifkat atau note. Menurut Iggi H. Ahsien dalam Muhamamd Kamal Zubair
Dalam pemahaman praktisnya, Sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan. 5
Sukuk merupakan surat berharga jangka panjang dengan prinsip syariah yang
dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegan9g obligasi syariah. Dimana emiten memiliki
kewajiban untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa
bagi hasil/fee/margin serta membayar kembali dana obligasi pada saat sudah jatuh
tempo (Hardianti & Widarjono, 2017). Sukuk atau obligasi syariah tidak dapat
disamakan dengan yang konvensional meskipun kedua produk tersebut sama-sama
jenis efek pendapatan tetap, tetapi obligasi konvensional merupakan efek berbasis
surat utang keduanya termasuk dalam efek pendapatan tetap. Obligasi adalah debt
Securities atau efek berbasis surat utang sedangkan sukuk adalah Asset Securitization
atau efek syariah berbasis sekuritasi aset (Maulana & Thamrin, 2020) 6
Telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.04/2015
tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk, aset yang menjadi dasar sukuk wajib tidak
bertentangan dengan prinsip syariah, yang terdiri atas:
a) Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat)
b) Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada
c) Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
d) Aset proyek tertent/u (maujudat masyru’ mu’ayyan) dan/atau

5 Maula Nasrifah, ‘Sukuk (Obligasi Syariah) Dalam Perspektif Keuangan Islam’, Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam,
5.2 (2019), 165–79 <https://doi.org/10.36835/assyariah.v5i2.120>.
6
Istiyani and Nabila.

5
e) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)

Terdapat beberapa karakteristik sukuk, yaitu : 7

a. Merupakan bukti kepemilikkan suatu aset berwujud atau hak manfaat


(beneficial title)
b. Pendapatan berupa imbalan/kupon, marjin, dan bagi hasil sesuai dengan jenis
akad yang digunakan
c. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan masyir
d. Penerbitan melalui special purpose vehicle (SPV)
e. Memerlukan underlying asset f. Penggunaan proceeds harus sesuai dengan
prinsip syariah.

Menurut fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, terdapat 6 akad


sukuk yang berlaku di Indonesia saat ini: Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,
Salam, Istishna dan Ijarah. Disamping itu DSAK-IAI juga telah menerbitkan
kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan syariah yaitu PSAK
NO.101 tentang penyajian laporan keuangan syariah dan PSAK NO.105 tentang
akuntansi mudharabah. Oleh karena itu, diharapkan produk sukuk tidak hanya
sebagai instrument investasi yang lebih Islami dan lebih likuid, namun peraturan
dan perundang- undangan yang saat ini telah dan sedang dirumuskan juga mampu
menjadikan Sukuk memiliki daya saing dan daya banding dengan obligasi
konvensional.8

3. Reksadana Syariah
Dilihat dari asal kosa katanya, reksa dana berasal dari dua kosa kata, yaitu reksa
yang berarti jaga/pelihara dan dana yang berarti kumpulan uang. Dengan demikian,
reksa dana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk
suatu kepentingan

7 Abdul Hamid Enceng Iip Syaripudin, Deni Konkon Furkony, Bung Hijaj Sulthonuddin, ‘Sukuk Dalam Perspektif
Hukum Ekonomi Syariah’, Jurnal NARATAS, 04.01 (2022), 9–20.
8
Enceng Iip Syaripudin, Deni Konkon Furkony, Bung Hijaj Sulthonuddin.

6
Reksa dana syariah merupakan tempat untuk menghimpun dana masyarakat yang
bertujuan untuk di invesestasikan dengan berlandaskan prinsip syariah dan dikelola
oleh badan hukum yaitu manajer investasi (Vinet & Zhedanov, 2011). Dalam Fatwa
DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI NO. 20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan
reksa dana Islam sebagai reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai milik harta dengan manajer
investasi sebagai wakil shahib al-mal. Reksa dana merupakan sebuah lembaga
intermediasi yang membantu surplus (kelebihan dana) untuk melakukan penempatan
dana untuk diinvestasikan. Sehingga produk reksa dana ini dapat digunakan sebagai
sarana investasi yang sejalan dengan syar’at Islam (Khalijah, 2017).
Munculnya reksa dana merupakan respon atas berbagai pertanyaan yang muncul
seputar investasi, sekaligus solusi yang tepat bagi investor-investor pemula untuk
menanamkan dananya. Dengan modal yang tidak terlalu besar, serta kecakapan
pengetahuan yang terbatas, investor bisa mempersempit risiko atas investasinya,
karena diversifikasi dan pengelolaan dana kolektif, oleh institusi yang profesional di
bidang investasi.
Prinsip dasar yang menjadi karakter reksa dana syariah adalah sebagai berikut:
1) Jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syari’at Islam, seperti:
perjudian, lembaga keuangan konvensional (ribawi), usaha yang
memproduksi, mendistribusi, memperdagangkan makan dan minuman yang
haram, dan usaha yang memproduksi barang-barang atau jasa yang merusak
moral dan sifat mudarat.
2) Jenis transaksinya tidak mengandung hal-hal yang dilarang, seperi: Najasy,
Ba’i al-Ma’dum, Insider trading, dan melakukan investasi pada perusahaan
yang tingkat utangnya lebih dominan dari modalnya.
3) Prinsip aturan investasi hanya pada efek-efek dari perusahaan yang kegiatan
usaha utamanya dan hasil usaha utamanya sesuai dengan pedoman syari’at
Islam. 4) Adanya “screening” dan “cleansing”

Reksadana syariah merupakan satu dari banyak lembaga di bidang keuangan


syariah yang berperan penting dalam pasar modal syariah, karena investor bisa
memperoleh berbagai macam keuntungan dengan adanya reksadana syariah.
7
Reksadana syariah juga dapat berfungsi sebagai penyeimbang dan meningkatkan
perkembangan pasar modal itu sendiri, dan memiliki peran penting terhadap
stabilitas. Pembiayaan syariah yang bersumber dari pasar modal syariah yang
berupa reksadana syariah dapat digunakan untuk menciptakan dan melengkapi
sektor perekonomian9

D. Fungsi Pasar Modal Syariah


Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono,
menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar modal
syariah tersebut adalah sebagai berikut (Sudarsono 2007: 186): 10
a) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.
c) Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
d) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham
yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional.
e) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaiman tercermin pada harga saham. ‘Dari beberapa fungsi pasar modal syariah
di atas diketahui bahwa keberadaan pasar modal syariah sangat bermanfaat dalam
rangka meningkatkan aktifitas perekonomian umat Islam dan selanjutnya dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka.

9
Indah Melati and Yulida Army Nurcahya, ‘Analisis Pengaruh Asuransi Syariah, Obligasi Syariah/Sukuk, Saham
Syariah, Dan Reksadana Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (2013-2020)’, Jurnal Akuntansi
Kompetif, 5.1 (2022), 22–30.
10
Akhmad Faozan, ‘Konsep Pasar Modal Syariah’, Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 4.2 (2013),
287 <https://doi.org/10.18326/muqtasid.v4i2.287-310>.

8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana
setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan
Syariah.
pengertian lain Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan menghindari setiap
transaksi yang zalim.
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya
adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang
atau harta.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan
di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Macam-Macam Pasar Modal

• Saham Syariah
• Sukuk (Obligasi)
• Reksadana Syariah

B. SARAN
Alhamdulillah dengan terselesainya makalah ini pemakalah ingin memberikan saran-saran
bagi pembaca dan khususnya diri kami sendiri antara lain:
1. Pemakalah, Mengaharapkan bagi para pembaca bisa mengajukan kritikan jika terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini
2. Pemakalah sangat berterima kasih bagi para pembaca dan minta maaf jika di dalam
makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan-kesalahan baik dari segi tulisan
penyusunan yang membuat makalah ini tidak efektif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Berutu, Ali Geno, ‘MEMAHAMI SAHAM SYARIAH: Kajian Atas Aspek Legal Dalam
Pandangan Hukum Islam Di Indonesia’, Veritas, 6.2 (2020), 160–86
<https://doi.org/10.34005/veritas.v6i2.599>
Choirunnisak, Choirunnisak, ‘Saham Syariah; Teori Dan Implementasi’, Islamic Banking : Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah, 4.2 (2019), 67–82
<https://doi.org/10.36908/isbank.v4i2.60>
Enceng Iip Syaripudin, Deni Konkon Furkony, Bung Hijaj Sulthonuddin, Abdul Hamid, ‘Sukuk
Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah’, Jurnal NARATAS, 04.01 (2022), 9–20
Faozan, Akhmad, ‘Konsep Pasar Modal Syariah’, Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
/Syariah, 4.2 (2013), 287 <https://doi.org/10.18326/muqtasid.v4i2.287-310>
Istiyani, Anisa, and Rifda Nabila, ‘Pengaruh Saham Syariah, Sukuk, Dan Reksa Dana Syariah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dengan Nilai Tukar Sebagai Variabel
Moderating Tahun 2011-2020’, EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 1.1
(2021), 11–19 <https://doi.org/10.56799/ekoma.v1i1.22>
Maruta, Heru, ‘Dinamika Pasar Modal Syariah, Perdagangan Indeks Saham Gabungan Syariah
Dan Pasar Uang Syariah (PUAS)’, Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 1.1 (2020), 806–23
Maula Nasrifah, ‘Sukuk (Obligasi Syariah) Dalam Perspektif Keuangan Islam’, Asy-Syari’ah :
Jurnal Hukum Islam, 5.2 (2019), 165–79 <https://doi.org/10.36835/assyariah.v5i2.120>
Melati, Indah, and Yulida Army Nurcahya, ‘Analisis Pengaruh Asuransi Syariah, Obligasi
Syariah/Sukuk, Saham Syariah, Dan Reksadana Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (2013-2020)’, Jurnal Akuntansi Kompetif, 5.1 (2022), 22–30

10

Anda mungkin juga menyukai