Anda di halaman 1dari 16

Kelompok IX Pasar Modal Syariah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas:

Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Syariah

Dosen: Rahmad Kurniawan. S.E, Sy. M.E

Di susun oleh:

Krismiati
NIM: 1084130055

Siti Niswatun Sururin


NIM: 1804130048

INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

TAHUN 2020/1441 H
Kata Pengantar

Assalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh


Puji syukur atas kehadirat Allah subhanawataalla tuhan alam semesta yang
Maha Esa atas segala limpahan rahmat taufik hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul pasar modal syariah yang ditugaskan oleh
dosen, Rahmad Kurniawan, dengan lancar dan baik. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
pada umumnya.

Harapan kami mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan dapat menambah


pengetahuan bagi pembaca. Kami akui makalah ini mungkin masih jauh dari
sempurna, sehingga kami mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam kata-kata
maupun dalam penulisan makalah ini. Untuk itu diharapkan bagi pembaca untuk
memberi masukan serta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah yang baik dan benar.
Akhirnya, hanya kepada Allah subhannawataalla kami mohon, semoga usaha
ini merupakan usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai hari
kemudian.
Wassalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh

Palangka Raya, 23 oktober 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................2

D. Metode Penulisan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pasar modal Syariah………………………………………………………..6

B. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional……………………....7

C. Instrument pasar modal syariah………………………………………………………...8

D. Derivatif dalam kauangan syariah………………………………………………..….10

E. Mekanisme pasar modal syariah…………………………………………………......11

F. Indeks harga saham syariah…………………………………………………………....12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………14

B. Saran………………………………………………………………………………...…...15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting
sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk
membesarkan aktivitas perdagangannya. Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat
pencairan kepemilikan saham sebuah perusahaan dengan menjualnya. Dengan demikian,
pentingnya peranan pasar modal adalah dalam rangka memobilisasi 2 dana dari
mayarakat dan dapat juga dijadikan sebagai indikator perekonomian negara (Muhammad,
2004: 147). Namun demikian, pasar modal yang ada selama ini diakui mengandung
berbagai hal yang menyimpang dari prinsip-prinsip syariah, seperti riba, maisir dan
gharar. Gelombang gerakan Islamisasi ekonomi pada abad 20 yang dipelopori oleh
beberapa tokoh umat Islam mengajak penerapan prinsip-prinsip dan nilai-nilai syariah
pada lembaga-lembaga keuangan dan aktifitasnya, seperti pada pasar modal. Akhirnya di
Indonesia pada tahun 2003, Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(MUI) mengeluarkan fatwa mengenai mekanisme beroperasinya pasar modal syariah,
objek yang diperdagangkan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu emtien yang
terlibat di dalamnya. Setelah itu, pada tahun yang sama diresmikanlah pasar modal
syariah oleh Menkeu Boediono dan dihadiri oleh wakil dari MUI, Bapepam dan lainnya.
(Sudarsono, 2007: 95) Pasar modal syariah sebetulnya telah bermunculan di berbagai
negara Islam ataupun Barat, seperti Amerika serikat. Keberadaan pasar modal syariah
merupakan suatu usaha positif untuk mempertemukan emiten yang bergerak di bidang
usaha yang sesuai dengan syariah dan investor muslim yang ingin menanamkan
modalnya di bursa saham. Walaupun di akui proses berjalannya pasar modal syariah
sekarang belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan ajaran-ajaran ekonomi yang
ditetapkan Islam karena masih ada beberapa kendala. Dalam tulisan ini, penulis akan
membahas tentang pasar modal syariah dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Hal-hal
yang diangkat dalam pembahasan ini mencakup pengertian pasar modal syariah,
sejarahnya, fungsinya, hukumnya, para pelaku yang terlibat didalamnya, jenis-jenis pasar
modal, instrumen-instrumennya, bagaimana beropeasinya Jakarta Islamic Index,

4
bagaimana mekanisme beropasinya pasar modal syariah, cara menentukan harga saham,
karakteristik pasar modal, bagaimana tinjuan Islam terhadap spekulasi, kendala-kendala
pengembangan pasar modal syariah dan bagaimana strategi pengembangannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian pasar modal Syariah ?


2. Apa saja perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional ?
3. Apa instrument pasar modal syariah ?
4. Apa derivatif dalam kauangan syariah ?
5. Apa mekanisme pasar modal syariah ?
6. Apa Indeks harga saham syariah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami pasar modal syariah


2. Untuk mengetahui Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensonal ?
3. Untuk mengetahui instrument pasar modal syariah ?
4. Untuk mengetahui derivative dalam keuangan syariah ?
5. Untuk mengetahui mekanisme pasar modal syariah ?
6. Untuk mengetahui indeks harga saham syariah ?

D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan menggunakan beberapa metode yang sudah ditelaah
dari beberapa buku yang ada di E-book dan jurnal yang ada di internet sebagai bahan
referensi dimana penulis mencari bahan yang berhubungan dengan makalah yang telah
dibuat.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pasar Modal Syariah

Dalam ajaran islam, kegiatan investasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan


ekonomi yang termasuk dalam kegiatan muamalah,yaitu kegiatan yang mengatur
hubungan antar manusia dengan manusia lainya.1

Menurut Undang-Undag Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar
modal konvensional. Saham yang diperdagangkan pada pasar modal syariah harus datang
dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah. Obligasi yang diterbitkanpun harus
menggunakan prinsip syariah, seperti mudharabah, musyarakah, ijarah, istishna’, salam,
dan murabahah. Selain saham dan obligasi syariah, yang diperjual belikan pada pasar
modal syariah adalah reksa dana syariah yang merupakan sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh
manajer investasi.
Pasar Modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang di perdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah sesuai dengan prinsip syariah. Adapun yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan oleh syariah ajaran islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalu fatwa. Instrumen di pasar modal Syariah,
saham Syariah, obligasi syariah(Sukuk), reksadana syariah, dan warran Syariah.2
Pengembangan pasar modal syariah global merupakan hasil dari desakan
kebutuhan manajemen likuiditas lembaga keuangan syariah. Sepanjang 1980 hingga
1990, lembaga keuangan syariah mampu memobilisasi dana lewat deposito yang
diinvestasikan pada berbagai instrumen keuangan yang masih sangat terbatas. Adanya
1
Boedi abdullah, “manajemen keuangan syariah “, ( CV PUSTAKA SETIA BANDUNG, 2017 ), Hlm, 312
2
Ahmad Ulil Albab and Saifudin Zuhri, “Pengaruh Manfaat, Pengetahuan dan Edukasi Terhadap Minat Mahasiswa
Dalam Berinvestasi Di Pasar Modal Syariah (Study Kasus Pada Mahasiswa IAIN Salatiga),” Li Falah: Jurnal Studi
Ekonomi dan Bisnis Islam 4, no. 1 (August 5, 2019): hlm.135, https://doi.org/10.31332/lifalah.v4i1.1367.

6
dorongan pasar, kekurangan aset likuid, dan keterbatasan lainnya, komposisi aset
lembaga keuangan syariah hampir tidak berkembang (statis) dan lebih berfokus pada
istrumen jangka pendek ( terutama biaya komoditas ) mendorong perlunya penciptaan
instrumen investasi syariah yang lebih luas. 3 Pasar modal syariah merupakan pasar modal
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya dan terbebas dari
hal-hal yang dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi dan lainya sebagainya. Penerapan
prinsip-prinsip syariah melekat pada instrumen atau surat berharga atau efek yang
diperjual belikan ( efek syariah ) dan cara bertransaksiny sebagaimana diatur oleh fatwa
DSN MUI, sehingga tidak memerlukan bursa efek yang terpisah. Pasar modal syariah
resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersama dengan penandatanganan MOU
antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional-MUI. Namun instrumen pasar
modal syariah telah hadir di indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan
peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment
Management.4
B. Perbedaan Pasar Modal Syariah Dan Pasar Modal Konvensional
Dunia perekonomian berkembang dengan pesat dan juga menghadirkan berbagai
macam tawaran. Perkembangan juga terjadi pada dunia pasar modal. Pasar modal selain
berbasis konvensional, kini juga sudah marak pasar modal yang berbasis syariah.
Berangkat dari dasar yang berbeda, tentunya ada perbedaan pasar modal syariah dan
pasar modal konvensional.
Secara umum, perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional
adalah pada prinsip-prinsip dasarnya. Namun ada beberapa lagi perbedaan pasar modal
syariah dan pasar modal konvensional jika dilihat dari kaca mata yang lebih terperinci.
Secara mendasar dan terperinci, perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional memiliki tiga aspek perbedaan. Tiga aspek perbedaan pasar modal syariah
dan pasar konvensional itu antara lain:
Pertama, Indeks saham. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional yang pertama adalah pada indek sahamnya. Pada pasar modal konvensional
akan memasukkan semua saham yang berada dalam bursa tanpa mempertimbangkan
aspek halal dan haramnya. Pada pasar modal konvensional akan lebih.
3
Dr Andri Soemitra M.A, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia (Prenada Media, 2014), hlm. 78.
4
Akuntansi Syariah di Indonesia (Penerbit Salemba, n.d.), hlm. 316.

7
mempertimbangkan aspek kesesuaian dengan aturan yang ada atau yang penting saham
tersebut legal. Dalam aspek ini perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional terdapat garis pemisah dalam indeks saham dia antara keduanya.
Kedua, Instrumen. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional
berikutnya adalah terletak pada instrumen. Dalam perbedaan pasar modal syariah dan
pasar modal konvensional, pada pasar modal konvensional yang diperdagangkan adalah
surat-surat berharga seperti obligasi, saham, reksa dana dan lain sebagainya. Sedangkan
dalam pasar modal syariah instrumen yang digunakan untuk diperdagangkan adalah
saham, reksa dana syariah, dan obligasi syariah yang lainnya tidak termasuk.
Ketiga, Mekanisme transaksi. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional yang mendasar yang terakhir adalah pada mekanisme transaksinya. Pada
perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional transaksi yang dilakukan
syariah tidak mengandung ribawi, meragukan, dan juga menolak saham yang bergerak
pada usaha yang memiliki sifat haram. Sedangkan pasar modal konvensional tidak
memperhatikan hal tersebut. prinsip syariah, seperti mudharabah, musyarakah, ijarah,
istishna’, salam, dan murabahah. Selain saham dan obligasi syariah, yang diperjual
belikan pada pasar modal syariah adalah reksa dana syariah yang merupakan sarana
investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk
yang dikelola oleh manajer investasi.5
C. Instrumen Pasar Modal Syariah
Sebagai sebuah pasar, tentu terdapat penjual dan pembeli serta produk yang
diperjualbelikan pada tingkat harga tertentu. Instrumen syariah di pasar modal antara lain
berupa surat berharga atau efek. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Sejalan
dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek harus tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Adapun jenis efek yang diperdagangkan sesuai dengan prinsip
syariah adalah Saham syariah, Sukuk, Reksa Dana Syariah, dan surat berharga lainnya
yang sesuai dengan prinsip syariah.
5
Any Eliza and Ulul Azmi Mustofa, “FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG 1440 H / 2019 M,” n.d., hlm. 5.

8
Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan
konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep
ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara
konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun
demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat
disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah
jika saham tersebut diterbitkan oleh emiten dan perusahaan publik yang secara jelas
menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan
publik tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Selain saham, instrumen syariah lainnya adalah sukuk. Sukuk adalah sertifikat
yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor
tersebut/ pemegang sukuk telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Sukuk
berbeda dengan obligasi, sukuk bukan merupakan surat utang melainkan bukti
kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Penggunaan dana sukuk harus digunakan
untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan,
bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Ketentuan sukuk ditetapkan dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32 tahun 2002 tentang
obligasi syariah, Fatwa DSN-MUI Nomor 41 tahun 2004 tentang obligasi syariah ijarah.
Reksadana Syariah merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Reksadana syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun
1997 ditandai dengan penerbitan reksadana syariah Danareksa Saham pada bulan Juli
1997. Dengan adanya reksadana syariah lebih memudahkan lembaga yang surplus dana
dalam menempatkan dananya untuk diinvestasikan. Sama halnya dengan reksadana
konvesional, reksadana syariah juga membutuhkan manajer investasi profesional yang
mematuhi ketentuan. sebagaimana diatur dalam Undang-undang Pasar Modal serta tidak
melakukan tindakan yang dilarang dalam hukum Islam.6

6
“234031549.Pdf,” Hlm. 29-31, accessed November 22, 2020, https://core.ac.uk/download/pdf/234031549.pdf.

9
D. Derivatif dalam Keuangan Syariah
Di dalam Dictionary of Financial Terms di jelaskan bahwa makna transaksi
derivatif adalah Hybrid Invesment7, yaitu investasi hibrida, cangkokan dari yang asal,
yang berarti transaksi-transaksi baru yang timbul sebagai bentuk penyimpangan atau
pengembangan atau kekhususan dari transaksi-transaksi yang sudah mapan. Transaksi ini
biasanya memiliki pola yang hampir sama dengan transaksi asalnya, akan tetapi ada hal-
hal yang berbeda yang dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti
tradisi, maslahah, atau yang lain.
Di dalam transaksi konvensional, transaksi derivatif dapat dicontohkan dalam
akad future contrack dan option contract. Transaksi future ada lah transaksi antara pihak-
pihak yang dilakukan sekarang, akan tetapi penyerahan aset dilakukan di masa
mendatang. Transaksi ini merupakan bentuk khusus dari transaksi forward8 akan tetapi
memiliki kekhususan-kekhususan sebagai berikut; 1) Transaksi ini lebih teratur, 2)
Transaksi ini standar, artinya transaksi-transaksi yang tergolong dalam future ini
memiliki kemiripan satu sama lain sehingga layak dikelompokkan. Selain itu ada
pembatasan untuk menghindari gejolak harga, 3) Dilakukan dengan perantara clearing
haouse, yaitu sebuah tempat yang berfungsi ganda, sebagai pembeli dari pemasok barang
dan sebagai penjual bagi perusahaan yang memasoknya. 4) Penyelesaian transaksi hari-
an. Sedangkan option adalah hak untuk men-jual atau membeli put option atau call
option. Ini dapat masuk pada berbagai jenis transaksi yang ada.
Transaksi derivatif memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Seluruh bentuk
transaksi yang merupakan “cangkokan” dari transaksi yang sudah mapan disebut
transaksi derivatif. Sebagian dari transaksi-transaksi tersebut adalah :
1. Transaksi forward dan future sebagai derivasi dari jual beli spot.
2. Transaksi swap sebagai derivasi dari transaksi spot dan forward sekaligus (gabungan
2 transaksi).9
3. Transaksi salam sebagai derivasi dari jual beli yadan bi yadin.
4. Transaksi istishna sebagai derivasi dari jual beli yadan bi yadin.

7
Virgina B Morris and Kenneth M Moris. Dictionary of Financial Terms (New York. Light Bulb Press. 2000). Hal. 41.
8
Ahmad Ifham Sholihin. Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010). Hal. 854.
9
Ahmad Ifham Sholihin. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010).
Hal.266

10
5. Transaksi ‘inah dantawaruq sebagai deri vasi dari jual beli Kredit dan tunai
(gabungan 2 transaksi).10
6. Transaksi Mudarabah Mushtarakah sebagai derivasi dari akad mudarabah dan musha-
rakah (gabungan 2 transaksi).
7. Mudarabah dengan jaminan sebagai derivasi dari mudarabah dengan kepercayaan.
8. Transaksi Mudarabah dan musharakah para-rel sebagai derivasi dari Mudarabah dan
musharakah.
9. Transaksi murabahah dengan fiducia sebagai derivasi dari jual beli murabahah
dengan harga tangguh (BBA).
10. Bai’ Urbun sebagai derivasi dari bai yadan bi yadin, dll.
E. Mekanisme Pasar Modal Syariah
Terdapat beberapa mekanisme yang dipakai dalam pasar modal syariah. Adapun
rinciannya seperti berikut:
1. Transaksi Tanpa Riba
2. Terhindar dari Praktik Spekulasi
3. Hanya Mentransaksikan Efek Syariah
4. Emiten yang Tergolong Syariah
5. Transaksi Menggunakan Akad

Bagi perusahaan yang mencari dana segar, pasar modal menyediakan dana segar
melalui mekanisme go public dengan menerbitkan saham dan menyediakan dana dari
penjualan saham. Perusahaan dapat juga menerbitkan obligasi kepada masyarakat luas
dan membayar imbalan yang lebih rendah daripada imbalan yang harus dibayar melalui
pinjaman perbankan.

Dalam mekanisme transaksi produk di pasar modal syariah, Irfan Syuqi


mengemukakan wacana pembelian dan penjualan saham tidak boleh dilakukan secara
langsung. Dalam pasar modal konvensional, investor dapat membeli atau menjual saham
secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini
memungkinkan bagi para spekulan untuk memainkan harga saham. Dampaknya,
perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan oleh nilai intrinsiknya.

10
Ibid.Hal. 843.

11
Untuk itu, dalam pasar modal syariah, emiten memberikan otoritas kepada agen di lantai
bursa. Selanjutnya, agen tersebut bertugas untuk mempertemukan emiten dengan calon
investor, tetepi bukan untuk kenjual dan membeli saham secara langsung. Kemudian,
saham tersebut dijual atau dibeli karana sahamnya memang tersedia berdasarkan first
come-firs served. Dalam perdagangan obligasi syariah, menurut Muhammad Gunawan,
tidak boleh diterapkan harga diskon atau harga premium yang lazimnya dilakukan pada
obligasi konvensional. Prinsip transaksi obligasi syariah adalah al-hiwalah, yaitu
transver service atau pengalihan piutang dengan tanggungan bagi hasil. Oleh karena itu,
jual beli obligasi syariah hanya boleh pada harga nominal pelunasan jatuh tempo obligasi
(Sholahuddin, 2006: 165).11

F. Indeks Harga Saham Syariah


Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan
harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu
serta dievaluasi secara berkala. Tujuan/manfaat dari indeks saham antara lain:
1. Mengukur sentimen pasar,
2. Dijadikan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta
produk turunan,
3. Benchmark bagi portofolio aktif,
4. Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi (return), risiko
sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko, serta
5. Proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara aktif terus melakukan inovasi dalam
pengembangan dan penyediaan indeks saham yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku
pasar modal baik bekerja sama dengan pihak lain maupun tidak. Buku indeks “IDX Stock
Index Handbook” berisikan gambaran ringkas dan padat mengenai indeks – indeks yang
disediakan oleh BEI.12

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei
2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan

11
Akhmad Faozan. Konsep Pasar Modal Syariah. Hal.13
12
https://www.idx.co.id/produk/indeks/ Dikutip pada: Kamis,26 November 2020. Pukul: 14:03 WIB

12
indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh
saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang
diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk
ke dalam ISSI. Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap
bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode
seleksi, selalu ada saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI.
Metode perhitungan ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu
rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai
tahun dasar perhitungan ISSI.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar Modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang di perdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah sesuai dengan prinsip syariah.

13
Secara umum, perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional
adalah pada prinsip-prinsip dasarnya. Namun ada beberapa lagi perbedaan pasar modal
syariah dan pasar modal konvensional jika dilihat dari kaca mata yang lebih terperinci.
Secara mendasar dan terperinci, perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional memiliki tiga aspek perbedaan. Tiga aspek perbedaan pasar modal syariah
dan pasar konvensional itu antara lain: Pertama, Indeks saham. Perbedaan pasar modal
syariah dan pasar modal konvensional yang pertama adalah pada indek sahamnya.
Kedua, Instrumen. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional
berikutnya adalah terletak pada instrumen. Ketiga, Mekanisme transaksi.
. Instrumen syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) Efek
adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Di dalam Dictionary of Financial Terms di jelaskan bahwa makna transaksi
derivatif adalah Hybrid Invesment13, yaitu investasi hibrida, cangkokan dari yang asal,
yang berarti transaksi-transaksi baru yang timbul sebagai bentuk penyimpangan atau
pengembangan atau kekhususan dari transaksi-transaksi yang sudah mapan.
Terdapat beberapa mekanisme yang dipakai dalam pasar modal syariah. Adapun
rinciannya seperti berikut: Transaksi Tanpa Riba, Terhindar dari Praktik Spekulasi,
Hanya Mentransaksikan Efek Syariah, Emiten yang Tergolong Syariah, Transaksi
Menggunakan Akad.
Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan
harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu
serta dievaluasi secara berkala.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan dalam makalah tersebut.

13
Virgina B Morris and Kenneth M Moris. Dictionary of Financial Terms (New York. Light Bulb Press. 2000). Hal. 41.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ifham Sholihin. Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010)

Ahmad Ifham Sholihin. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. 2010).

Abdullah, Boedi. “manajemen keuangan syariah “, CV PUSTAKA SETIA BANDUNG, 2017

Akhmad Faozan. Konsep Pasar Modal Syariah.

15
Albab, Ahmad Ulil, and Saifudin Zuhri. “Pengaruh Manfaat, Pengetahuan dan Edukasi
Terhadap Minat Mahasiswa Dalam Berinvestasi Di Pasar Modal Syariah (Study Kasus
Pada Mahasiswa IAIN Salatiga).” Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam 4, no.
1 (August 5, 2019)

Eliza, Any, and Ulul Azmi Mustofa. “FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H / 2019 M,” n.d.,
111.

M.A, Dr Andri Soemitra. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Prenada Media, 2014.

Virgina B Morris and Kenneth M Moris. Dictionary of Financial Terms (New York. Light Bulb
Press. 2000).

Akuntansi Syariah di Indonesia. Penerbit Salemba, n.d.

“234031549.Pdf.”AccessedNovember22, 2020https://core.ac.uk/download/pdf/234031549.pdf.

https://www.idx.co.id/produk/indeks/

16

Anda mungkin juga menyukai