Anda di halaman 1dari 20

LEMBAGA PEREKONOMIAN UMAT

“Pasar Modal Syariah”

Disusun Oleh :

M. imam azhari (190201020)


Riki Maulana suryadi (190201030)
Nahda rahayu (190201005)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt
yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah
dan inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang “Pegadaian Syariah”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu lembaga perekonomian umat yang
berkaitan dengan pegadaian syariah. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah
ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan lembaga perekonomiat
umat secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan
dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga
laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Lombok Tengah , Oktober 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Cover

Kata pengantar

Daftar isi

Bab i pendahuluan

A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................2

Bab ii pembahasan

A. Pengertian pasar modal syariah...................................................................3


B. Dasar hukum pasar modal syariah...............................................................4
C. Lembaga pendukung pasar modal syariah...................................................7
D. Jenis-jenis efek syariah.................................................................................8
E. Fungsi pasar modal syariah.........................................................................10
F. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional................12

Bab iii penutup

Kesimpulan..................................................................................................14
Daftar pustaka.............................................................................................15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang maslah

1
Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif
dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas
melarang aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki (9:33).
Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus
diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk
menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi
adalah menanamkan hartanya di pasar modal.
Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Pasar
modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat
ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk
memperkuat posisi keuangannya. Keberadaan pasar modal dalam aktifitas
perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan
wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan aktivitas
perdagangannya. Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat pencairan
kepemilikan saham sebuah perusahaan dengan menjualnya. Dengan
demikian, pentingnya peranan pasar modal adalah dalam rangka
1
Ahmad Nazir, S Sos, and M Si, “PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA,” n.d., 105–20.

1
memobilisasi dana dari mayarakat dan dapat juga dijadikan sebagai indikator
perekonomian negara.
Namun demikian, pasar modal yang ada selama ini diakui mengandung
berbagai hal yang menyimpang dari prinsip-prinsip syariah, seperti riba,
maisir dan gharar. Dengan kehadiran pasar modal syariah, memberikan
kesempatan bagi kalangan muslim maupun non muslim yang ingin
menginvestasikan dananya sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan
ketenangan dan keyakinan atas transaksi yang halal. Dibukanya Jakarta
Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000 sebagai pasar modal
syariah memberikan kesempatan para investor untuk menanamkan dananya
pada perusahaan yang sesuai prinsip syariah. Beragam produk ditawarkan
dalam indeks syariah dalam JII maupun ISSI seperti saham, obligasi, sukuk ,
reksadana syariah, dsb.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :


1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah?
2. Apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar modal syariah?
3. Apa saja institusi pendukung pasar modal syariah?
4. Apa saja jenis jenis efek syariah?
5. Apa Fungsi Pasar Modal syariah?
6. Apa saja Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensiona

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal Syariah


2
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat para penjual dan
pembeli bertemu untuk melakukan transaksi. Pembeli dan penjual
langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu tempat yang
disebut dengan pasar. Dalam pengertian yang luas, pasar merupakan
tempat melakukan transaksi dan pembeli. Dalam pengertian ini, antara
penjual dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu tempat secara
langsung . Hubungan antara keduanya dapat dilakukan dengan
menggunanakan sarana informasi yang ada seperti internet, telepon seluler
ataupun saranasarana yang lain. Secara umum, pengertian pasar modal
adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli saham untuk
melakukan suatu transaksi dalam rangka memperoleh modal.
Penjual dalam pasar modal ialah suatu perusahaan yang
membutuhkan modal (emiten), dengan cara menjual efek-efek. Pembeli
atau investor adalah pihak yang ingin membeli modal pada perusahaan
yang menurutnya akan mendatangkan keuntungan. Pasar modal juga
dikenal dengan nama bursa efek. informasi yang ada seperti internet,
telepon seluler ataupun saranasarana yang lain. Secara umum, pengertian
pasar modal adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli
saham untuk melakukan suatu transaksi dalam rangka memperoleh modal.

2
Yenni Batubara, “Analisis Maslahah : Pasar Modal Syariah Sebagai Instrumen Investasi Di Indonesia,”
n.d.

3
Penjual dalam pasar modal ialah suatu perusahaan yang membutuhkan
modal (emiten), dengan cara menjual efek-efek.
Pembeli atau investor adalah pihak yang ingin membeli modal pada
perusahaan yang menurutnya akan mendatangkan keuntungan. Pasar
modal juga dikenal dengan nama bursa efek. modal syariah harus datang
dari emiten yang memenuhi kriteriakriteria syariah. Obligasi yang
diterbitkanpun harus menggunakan prinsip syariah, seperti mudharabah,
musyarakah, ijarah, istishna’, salam, dan murabahah. Selain saham dan
obligasi syariah, yang diperjual belikan pada pasar modal syariah adalah
reksa dana syariah yang merupakan sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang
dikelola oleh manajer investasi

B. Dasar Hukum Islam Pasar Modal Syariah

3
Dalam ajaran Islam, kegiatan investasi dapat dikategorikan sebagai
kegiatan ekonomi yang termasuk ke dalam kegiatan muamalah, yaitu
suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia
lainnya. Sementara itu dalam kaidah fiqhiyah disebutkan bahwa hukum
asal dari kegiatan muamalah adalah mubah (boleh), kecuali yang jelas ada
larangannya dala al Qur’an dan Al Hadits. Ini berarti bahwa ketika suatu
kegiatan muamalah baru muncul dan belum dikenal, maka kegiatan
tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat indikasi dari al Qur’an
dan hadits yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit. Konsep
inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia.

3
Nazir, Sos, and Si, “PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA.”

4
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah adalah Efek
sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang
akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya
tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah di Pasar Modal.
Berbeda dengan efek lainnya, selain landasan hukum, baik berupa
peraturan maupun Undang-Undang, perlu terdapat landasan fatwa yang
dapat dijadikan sebagai rujukan ditetapkannya efek syariah. Landasan
fatwa diperlukan sebagai dasar untuk menetapkan prinsip-prinsip syariah
yang dapat diterapkan di pasar modal.
Sampai dengan saat ini, pasar modal syariah di Indonesia telah
memiliki landasan fatwa dan landasan hukum sebagai berikut: Terdapat 14
fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional- Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan pasar modal
syariah Indonesia sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain:
1. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Untuk Reksadana Syariah
2. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
3. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah
4. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
5. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
6. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi
7. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
8. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah

5
9. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN)
10. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan
SBSN
11. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back
12. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and
Lease Back
13. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset
To Be Leased
14. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip
Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar
Reguler Bursa Efek.

1. Al-Qur’an

a. QS. Al-Baqarah [2]:275


“... dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ...”

b. QS. An-Nisaa’ [4]:29


“Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu ...”

c. QS. Al-Maa’idah [5]:1


“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ...”

2. Hadits

6
a. “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah
pihak ketiga dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak
tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya.” (HR. Abu
Dawud, al-Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)

b. “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi


pembelian.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i)

3. Kaidah Fiqh
“Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang
tidak ada dalil yang mengharamkannya”.

4. Pendapat Ulama

a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 (Beirut: Dal al-
Fikr, tanpa tahun): “Jika salah seorang dari dua orang berserikat
membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli
pihak lain”.

b. Pendapat Dr. Wahab al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu


Juz 3/1841:”Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi di
atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra
dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya”.

c. Keputusan muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:


“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan
peraturan yang berlaku pada perseroan”.

7
C. Lembaga Pendukung Pasar Modal Syariah

4
Untuk mendukung kegiatan pasar modal diperlukan lembaga yang
dapat membantu menunjang kegiatan pasar modalagar dapat berjalan
dengan baik. Adapun Lembaga penunjang tersebut antara lain:
a. BAPEPAM Sesuai dengan keputusan Mentri Keuangan Republik
Indonesia No. 53/KMK.01/1997, Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) Melaksanakan tugas di bidang pembinaan, pengaturan, dan
pengawasan kegiatan padar modal yang berada di bawah
pertanggungjawaban langsung kepada Mentri Keuangan dan dipimpin
oleh seoran ketua.
b. Bursa Efek Bursa efek adalah lembaga/perusahaan yang
menyelenggarakan/menyediakan fasilitas sistem pasar untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek antara berbagai
perusahaan/perorangan yang terlibat dalam tujuan memperdagangkan
efekefek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa efek.
c. Lembaga Kliring dan Penjamin Lembaga kliring dan penjamin
adalah lembaga pendukung terselenggaranya sistem pasar modal secara
lengkap, selain lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Lembaga ini
menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Bursa.
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Lembaga/perusahaan
yang menyelenggaraan kegiatan kustodian sentral (tempat penyimpanan
terpusat) bagi Bank Kostudian, perusahaan efek dan pihak lain. Saat ini
diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Effek Indonesia.
e. Perusahaan Efek Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
sebagi penjamin emisi efek , Perantara Pedagang efek atau Manajer

4
Dasar Pemikiran, “│ 45 Pasar Modal Syariah Dan Konvensional” 3 (2018): 45–56.

8
Investasi (UU Pasar Modal). Perusahaan efek dapat menjalankan usaha
tersebut setelah mendapat izin dari Bapepam.

D. Jenis jenis efek syariah

56
Ada 5(lima) jenis efek syariah yang dapat diperdagangkan dalam
Pasar Modal Syariah yaitu:
1) Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria berdasarkan fatwa DSN-MUI, dan tidak termasuk
saham yang memiliki hak-hak istimewa.
2) Obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayarpendapatan
kepadapemegang obligasi syariah.
3) Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana
Syariah Adalah suatuukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap
pihak dalam portofolio investasi suatu KIK Reksa Dana sSyariah.
4) Efek Beragun Aset (KIK EBA) syaria adalah efek yang
diterbitkan ole kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolionya
terdiri atas aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial
5) Surat Berharga Komersial Syariah adalah surat pengakuan atas
suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
6) Surat berharga syariah lainnya.(Nurhayati dan Wasilah, 2015 :
353). Adapun Efek syari’ah dalam fatwa DSN MUI No. 40/DSN-

5
Batubara, “Analisis Maslahah : Pasar Modal Syariah Sebagai Instrumen Investasi Di Indonesia.”
6
Pemikiran, “│ 45 Pasar Modal Syariah Dan Konvensional.”

9
MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syari’ah di Pasar Modal adalah :
a. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah,
Reksa Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK
EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan Prinsip-
prinsip Syariah.
b. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria prinsip syari’ah, dan tidak termasuk saham yang
memiliki hak-hak istimewa.
c. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang
berdasarkan Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
d. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan
Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-
mal dengan pengguna investasi.
e. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh
kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolio-nya terdiri dari
aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial,
tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh
lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin oleh pemerintah,
sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.

10
f. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas
suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip syariah. (Hanif, 2012 : 5-6)

E. Fungsi Pasar Modal Syariah

78
Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri
Sudarsono, menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah.
Kelima fungsi pasar modal syariah tersebut adalah sebagai berikut
(Sudarsono 2007: 186):
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya
guna mendapatkan likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari
luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka
pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal
konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh
kinerja kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.
f. Dari beberapa fungsi pasar modal syariah di atas diketahui
bahwa keberadaan pasar modal syariah sangat bermanfaat dalam rangka
meningkatkan aktifitas perekonomian umat Islam dan selanjutnya dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka. Indeks Saham Syariah
1. Jakarta Islamic Index

7
Pemikiran.
8
Batubara, “Analisis Maslahah : Pasar Modal Syariah Sebagai Instrumen Investasi Di Indonesia.”

11
2.DES (Daftar Efek Syariah) Karakteristik Pasar Modal Syariah
Menurut Mokhtar Muhammad Metwally (Rifai, 2009)
karakteristik pasar modal syariah adalah:
1. Semua saham harus diperjual belikan pada bursa efek.
2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham
dapat diperjualbelikan melalui pialang.
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat
diperjualbelikan di bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang
perhitungan (account) kentungan dan kerugian serta neraca keuntungan
kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari tiga
bulan sekali.
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST)
tiap tiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari tiga bulan sekali.
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi
dari HST .
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua
perusahaan yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standarakuntansi
syariah.

F. Perbedaan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional

9
Dari penjelasan berdasarkan teori yang dijelaskan di atas,
maka dapat penulis simpulkan beberapa perbedaan pasar modal dan pasar
modal syariah. Adapun perbedaan-perbedaan itu antara lain :
1) Pasar modal syariah efek yang diperdagangkan haruslah dari
perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaannya

9
Nazir, Sos, and Si, “PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA.”

12
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan dalam pasar
modal biasa tidak ada aturan yang mengatur tentang kegiatan operasional
perusahaan.
2) Landasan hukum pasar modal syariah pada dasarnya adalah
Al-Qur’an dan Hadis di pertegas dengan Fatwa Dewan Syariah Nasinonal
(DSN) sedangkan pasar modal konvensional adalah Undang-Undang
Pasar Modal yaitu Undang-Undang No.8 tahun 1995.
3) Dalam pelaksanaan kegiatannya pasar modal syariah diawasi
oleh DSN (Dewan Syariah Nasional), sedangkan pasar modal
konvensional tidak. 4) Indeks harga saham konvensional anatara lain
IHSG, LQ45, Kompas 100 dll, dan Indeks harga saham syariah ialah JII
(Jakarta Islamic Index) dan DES (Daftar Efek Syariah )
Saham Syari’ah:
1. Investasi terbatas pada sektor tertentu (sesuai dengan
syariah), dan tidak atas dasar utang.
2. Didasarkan pada prinsip syari’ah (penerapan lossprofit
sharing).
3. Melarang berbagai bentuk bunga, spekulasi dan judi.
4. Adanya syari’ah guidline yang mengatur berbagai aspek
seperti alokasi aset, praktek investasi, perdagangan dan distribusi
pendatapan.
5. Terdapat mekanisme screening perusahaan yang harus
mengikuti prinsip syari’ah.
Konvensional :
1. Investasi bebas pada seluruh sektor.
2. Didasarkan pada prinsip bunga.
3. Membolehkan spekulasi dan judi yang pada gilirannya akan
mendorong fluktuasi pasar yang tidak terkendali.

13
4. Guidline investasi secara umum pada produk hukum pasar
modal

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar


modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem
yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Secara umum
kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal
konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal

14
Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah.
Dibukanya Jakarta Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000
sebagai pasar modal syariah memberikan kesempatan para investor muslim
maupun non mulim untuk mengivestasikan dananya pada perusahaan yang
sesuai prinsip syariah. Beragam produk ditawarkan dalam indeks syariah dalam
JII antara lain berupa saham, obligasi, sukuk , reksadana syariah, dll.
Di pasar modal, larangan syariah diatas mesti diimplementasikan
dalam bentuk aturan main yang mencegah praktek spekulasi, riba, gharar, dan
maysir. Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum holding period atau
jangka waktu memegang saham minimum.
Di dunia internasional indeks saham syariah telah bermunculan
berkembang pesat terutama di Barat dan Timur Tengah seiring dengan
perkembangan ekonomi Islam secara global. Indeks syariah memberikan
alternatif investasi yang aman khususnya bagi kaum muslim yang ingin
berinvestasi sesuai dengan syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Yenni. “Analisis Maslahah : Pasar Modal Syariah Sebagai Instrumen


Investasi Di Indonesia,” n.d.

Nazir, Ahmad, S Sos, and M Si. “PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA,”


n.d., 105–20.

15
Pemikiran, Dasar. “│ 45 Pasar Modal Syariah Dan Konvensional” 3 (2018): 45–56.

16

Anda mungkin juga menyukai