Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Perkembangan zaman yang begitu pesat, memicu adanya perkembangan
ekonomi yang begitu pesat pula, di era globalisasi seperti saat ini misalnya, telah
banyak lembaga-lembaga keuangan yang memfasilitasi kemajuan ekonomi tersebut,
khususnya dalam bidang syariah, seperti yang terkait dalam masalah ini yaitu
mengenai pasar modal, sebagaimana yang diketahui, pasar modal sendiri telah
muncul di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka, dan begitipun dengan sistem
syariahnya namun sayangnya, masyarakat awam pada umumnya belum begitu tertarik
untuk bermain dalam lingkungan pasar modal, hal ini disebabkan ketidaktahuan
mereka tentang apa pasar modal itu sendiri.
Mengingat pentingnya hal tersebutlah kami menyusun makalah yang
membahas tentang pasar modal.

2. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Pasar Modal?
B. Bagaimana Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia?
C. Apa Prinsip-Prinsip Pasar Modal?
D. Bagaimana Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal?
E. Bagaimana Instrumen Keuangan di Pasar Modal Syariah?
F. Apa Dasar Hukum Pasar Modal?

3. Tujuan Pembuatan Makalah


A. Untuk Mengetahui Pengertian Pasar Modal?
B. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia?
C. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Pasar Modal?
D. Untuk Mengetahui Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal?
E. Untuk Mengetahui Instrumen Keuangan di Pasar Modal Syariah?
F. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pasar Modal?

1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam dunia ekonomi ada banyak hal yang menarik untuk dipelajari, seperti
dalam hal lembaga keuangan syariahnya, yang dalam hal ini terkait pasar modal,
dimana pasar modal merupakan sarana yang tepat bagi para investor dan dan
pengusaha pengelola dana misalnya, untuk melakukan interaksi yang saling
menguntungkan tentunya.
A. Pengertian Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal Konvensional
a. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan efek.1
b. Pasar Modal adalah transaksi modal antara pihak investor (Penyedia Modal) dengan
pihak yang memerlukan modal (pengusaha) dengan menggunakan instrumen saham,
obligasi, reksa dana dan instrumen turunannya.2
c. Tjipto Darmadji, dkk; Pasar Modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun modal
sendiri3

Dari beberapa definisi mengenai pasar modal tersebut dapat disimpulkan


bahwa pasar modal adalah tempat jual beli surat berharga atau yang berkaitan dengan
surat berharga dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu langsung, akan tetapi
dapat dilakukan melalui sarana informasi yang ada seperti sarana elektronik.

2. Pengertian Pasar Modal Syariah


a. Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.4

1
Pasal 1 ayat (12) UU No. 8 Tahun 1995
2
Dr. Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2015, Cetakan ke-1), halaman 128.
3
Tjipto Darmadji, dkk., Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), halaman 1
4
Fatwa DSN No.40 /DSN-MUI/X/2003 tentang Psar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah
di Bidang Pasar Modal.

2
b. Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkannya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.5
c. Pasar Modal Syariah adalah Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang
menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.6

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal syariah
adalah tempat jual beli surat berharga atau yang berkaitan dengan surat berharga
dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu langsung akan tetapi dapat dilakukan
melalui sarana informasi yang ada seperti sarana elektronik dengan menerapkan
prinsip-prinsip syariah.

B. Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia


Pasar modal syariah dimulai pertama kali dengan diluncurkannya Reksa dana
Syariah oleh PT Dana Reksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya,
Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Dana Reksa Investment Management
meluncurkan JII (Jakarta Islamic Index) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.
18 April 2001, untuk pertama kali DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar
modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi untuk Reksa dana Syariah, yang terakhir disempurnakan dengan Fatwa
Nomor 80/DSN-MUI/IV/2011 tentang penerapan prinsip syariah dalam mekanisme
perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar reguler bursa efek.
Pada tahun 2004 pengembangan pasar modal syariah masuk dalam struktur
organisasi Bapepam dan LK. Pada tanggal 23 November 2006, Bapepam LK
menerbitkan paket Peraturan Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal) dan LK
(Lembaga Keuangan) terkait Pasar Modal Syariah.

5
Dr. Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, halaman 134.
6
https://www.kompasiana.com/karimatussholehah/bagaimana-pasar-modal-syariah-dan-pasar-modal-
konvensional_58b568dff87e610b096810a4

3
Selanjutnya, terdapat juga UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN (Surat Berharga
Syariah Negara) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-Undang ini diperlukan sebagai
landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara.
Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia
menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.7
Yang menarik dari pasar modal syariah ini yaitu tidak adanya undang-undang
tersendiri yang memisahkannya dari pasar modal keseluruhan, sangat berbeda dengan
perbankan yang memisahkan perbankan konvensional dengan perbankan syariah.
Pertumbuhannya pun menarik jika lagi-lagi dibandingkan dengan perbankan syariah.
Efek syariah sudah mencapai sekitar 50% dari seluruh efek yang ada dalam pasar
modal, sedangkan perbankan syariah kontribusinya terhadap perbankan Indonesia
secara keseluruhan hanya sekitar 4%.

C. Prinsip-Prinsip, Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal


1. Prinsip-Prinsip Pasar Modal
Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi
keuangan yang yang ditawarkan menurut Puntjowinoto, sebagaimana dikutip oleh
Prof. Dr. Abdul Ghafur Anshari sebagai berikut:

a. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan menghindari
setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberi manfaat akan
dilakukan dengan bagi hasil.
b. Uang sebagai alat penukaran, bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya
adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu
barang atau harta. Adapun manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya
berdasarkan asas pemakaian barang atau harga yang dibeli dengan uang
tersebut.
c. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan disalah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
d. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan
risiko yang besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko.
e. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung risiko.

7
Dr. Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, halaman 140

4
f. Manajemen yang tidak mengandung unsur unsur spekulatif dan menghormati
hak asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Selain itu pasar modal syariah juga harus terhindar dari hal-hal yang
diharamkan misalnya:
a. Terhindar dari tadlis (penipuan)
b. terhindar dari tagrir (spekulasi/ketidakpastian dan ketidakjelasan barang
yang ditransaksikan)
c. Terhindar dari upaya ihtikar(penimbunan barang)
d. Terhindar dari riba (bunga)
e. terhindar dari maisir (unsur judi)8

2. Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal


Pasar modal berperan menjalankan dua fungsi secara simultan berupa fungsi
ekonomi dengan mewujudkan pertemuan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana, dan fungsi keuangan dengan
memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik
dana melalui investasi. Pada fungsi keuangan, pasar modal berperan sebagai sarana
bagi pendanaan usaha dari masyarakat pemodal (investor). Dana yg diperoleh dari
pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain. Sedangkan pada fungsi yang kedua pasar modal menjadi
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan
dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-
masing instrumen.
Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila
diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang. Oleh karena itu bagi emiten
sangat sangat menguntungkan mengingat masa pengembangannya relatif panjang,
baik yang bersifat kepemilikan maupun yang bersifat obligasi. Khusus untuk modal
bersifat kepemilikan jangka waktunya sampai perusahaan dibubarkan. Namun bagi
pemilik saham dapat pula memperjualkannya kepada pihak lain, apabila
membutuhkan dana atau sudah tidak ingin lagi menjadi pemegang saham pada
perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan bagi modal yang bersifat obligasi. Jangka
waktunya relatif terbatas, dalam waktu tertentu dan dapat pula dialihkan ke pemilik
8
Dr. Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015,
Cetakan ke-1), Hal. 135-136

5
lain jika memang sudah tidak dibutuhkan lagi sebagaimana halnya modal yang
bersifat kepemilikan.
Pasar modal juga menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara.
Pasar modal memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan
kesempatan bagi para perusahaan untuk dapat memanfaatkan dana dari operasi
perusahaan.
Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu.

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi usaha sekaligus


memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diverifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
d. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan
iklim berusaha yang sehat.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan
iklim berusaha yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja/profesi menarik.
g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai
prospek.
h. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang
bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan divesifikasi investasi.
i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan kontrol sosial.

Sedangkan menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syariah secara umum
berfungsi:

a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan


memperoleh bagian dari keuntungan dan risiko bisnisnya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

6
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.9
D. Instrumen Keuangan di Pasar Modal Syariah

Instrumen Pasar Modal adalah semua surat berharga (efek) yang secara umum
diperjualbelikan melalui Pasar Modal. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, waran, opsi, atau
derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.
Umumnya sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi,
reksa dana dan instrumen derivatif. Berikut penjelasan beberapa instrumen pasar modal:
a. Saham
Saham merupakan surat tanda bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan dalam
bentuk PT. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar
modal. Dengan memiliki saham, investor akan memperoleh dividen dan dapat
memanfaatkan fluktuasi harga saham dengan menjual saham tersebut untuk memperoleh
keuntungan yang dinamakan capital gain.
b. Obligasi
Obligasi merupakan sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan,
yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang obligasi telah meminjamkan
sejumlah uang kepada perusahaan (emiten). Perusahaan yang menerbitkan obligasi
mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditentukan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
c. Reksa dana
Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan
sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk dikelola oleh manajer investasi
profesional, agar digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di
pasar uang.
d. Instrumen derivatif
Instrumen derivatif merupakan sekuritas turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga
nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain. Ada beberapa jenis
instrumen derivatif, diantaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan future.10
(www.kajianpustaka.com)
9
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal. 112-114
10
(www.kajianpustaka.com)
7
Instrumen Investasi yang diperkenankan syariah serta memenuhi prinsip-prinsip dan
kriteria investasi Islami untuk diterapkan di pasar modal alternatif adalah: Saham biasa,
Saham preferen, Unit Penyertaan Reksa dana yang non interest (bebas bunga), Warrant
dari saham, Right dari saham, Obligasi yang tidk berbasis bunga, misal: Khazanah Bond
yaitu semacam Islamic Bond yang berbasis prinsip murabahah, Derivativies yang tidak
berbasiskan spekulasi dan bunga, misal: warrant, right.
Tentu saja intrumen-intrumen yang diperbolehkan di atas adalah dari perusahaan-
perusahaan publik peserta pasar modal yang tidak berbasiskan aset atau usaha yang
dilarang Islam. Sebagai solusi, terdapat pengelola reksadana yang membuat mekanisme
cleansing procces. Metode ini untuk membersihkan perolehan investor dari hasil usaha
yang tidak sesuai dengan syariah Islam tersebut. Kemudian dihitung dalam persentase
dibandingkan dengan perolehan etimen secara akumulatif, maka persentase dari yang
subhat dan haram tersebut harus dikeluarkan dari perolehan investor. Dengan demikian
investor hanya menerima dana yang benar-benar halal saja. Sedangkan dana dari
cleansing procces dapat disalurkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Para
ulama kontenporer, diantaranya Syaikh Nashir al-Din al-Albani (Yordania), Syaikh ‘Abd
al-Aziz ibn ‘Abdillah ibn Baz (Saudi Arabia) dan Syaikh Yusuf al-Qordowy (Qatar)
menyatakan bahwa dana-dana semacam itu dapat disalurkan kepada kegiatan-kegiatan
sosial atau pembangunan saran umum. Dikecualikan dari kriteria tersebut ialah Masjid,
memberi makan anak-anak yatim, kaum jompo dan fakir miskin, serta kegiatan dakwah
Islam secara langsung.11

E. Dasar Hukum Pasar Modal

1. Al- Quran
        
        
         
         
           

11
Setiawan Budi Utomo “fikih kontemporer”(), hal. 89-90

8
Artinya: orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu, (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS.
Al- Baqarah: 275)
          
  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-
Baqarah: 278).
         
        
Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al- Baqarah: 279).

2. Hadis
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Ketahuilah, siapa yang
memelihara anak yatim, sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia
menginvestasikannya (membisniskankannya), janganlah ia membiarkan harta itu idle,
sehingga harga itu terus berkurang lantara zakat”.
3. Fatwa dan Peraturan Lainnya
Berbeda dengan efek lainnya, selain landasan hukum, baik berupa peraturan maupun
Undang-Undang, perlu terdapat landasan fatwa yang dapat dijadikan sebagai rujukan
ditetapkannya efek syariah dalam pasar modal syariah. Landasan fatwa diperlukan
sebagai dasar untuk menetapkan prinsip-prinsip syariah yang dapat diterapkan di pasar

9
modal. [3]
Sampai dengan saat ini, pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki landasan
fatwa dan landasan hukum sebagai berikut :
Terdapat 14 fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan pasar modal syariah Indonesia
sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain:
a. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk
Reksadana Syariah
b. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
c. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
d. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
e. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
f. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
g. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) Syariah
h. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah
i. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
j. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN
k. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back
l. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back
m. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased
n. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
Juga terdapat 3 (tiga) Peraturan Bapepam & LK yang mengatur tentang efek syariah
sejak tahun 2006, yaitu:
a. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
b. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
c. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah
Selain UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal yang menjadi landasan hukum pasar
modal syariah, juga terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang SBSN (Surat Berharga
Syariah Negara), yaitu UU No. 19 Tahun 2008
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

11
DAFTAR PUSTAKA

Zaidah, Yusnah. Penyelesaian melalui Peradilan dan Arbitrase Syariah di Indonesia,


Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2015

12
13

Anda mungkin juga menyukai