Anda di halaman 1dari 22

PASAR MODAL SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Investasi dan Pasar Modal Syariah

Dosen Pengampu :

Dr Sulistyowati., SHI., MEI

Disusun oleh :

1. Jazza Bachtiar 934113519


2. Ferdy Gunawan 934113719
3. Yahya Setiawan 934117219

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KEDIRI
2022
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan surga bagi pelaku investasi untuk menanamkan
modalnya. Hal ini terlihat sejak Indonesia belum merdeka, pihak asing telah
menanamkan modalnya dan merambah ke berbagai bidang perdagangan.
Investasi itu diawali dengan hadirnya bangsa Portugis yang datang ke Selat
Malaka pada tahun 1511 untuk berdagang rempah- rempah yang pada saat itu
sedang laku keras di berbagai negara. Investasi asing di Indonesia terus berlanjut,
seperti investasi yang dilakukan oleh Inggris dan China. Investasi di bidang pasar
modal Indonesia dimulai sejak pemerintahan Hindia Belanda yang mendirikan
Bursa Efek di Batavia (Jakarta) 14 Desember 1912 sebagai cabang Amserdamse
Effectenbureurs.
Pasar modal saat itu berfungsi sebagai sumber pembiayaan perusahaan
dan menggali pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh di
Indonesia. Aktivitas pasar modal ini terhenti ketuka terjadi perang Dunia ke-II.
Ketika Indonesia merdeka, pemerintah menerbitkan obligasi pada tahun 1950.
Pengaktivan pasar modal di Jakarta ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-
Undang Darurat tentang Bursa Nomor 15 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 yang berkaitan dengan pasar
modal. Seiring dengan perkembangan zaman Undang-Undang mengenai pasar
modal ini telah mengalami berbagai perubahan.
Adapun mengenai pasar modal syariah terdapat dalam Fatwa DSN- MUI
No.80/DSN-MUI/tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dan sejak
November 2007 Bapepam dan LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES)
yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Keberadaan DES tersebut
kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Yang isinya terdiri dari seluruh
saham syariah yang tercatat di BEI. Dengan adanya Fatwa dan ISSI diharapkan
dapat meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi syariah di pasar
modal Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sepanjang
memenuhi kriteria yang ada di dalam fatwa tersebut.
B. Pembahasan
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat para penjual dan
pembeli bertemu untuk melakukan transaksi. Pembeli dan penjual langsung
bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu tempat yang disebut dengan
pasar. Dalam pengertian yang luas, pasar merupakan tempat melakukan
transaksi dan pembeli. Dalam pengertian ini, antara penjual dan pembeli tidak
harus bertemu dalam suatu tempat secara langsung. 1 Hubungan antara
keduanya dapat dilakukan dengan menggunanakan sarana informasi yang ada
seperti internet, telepon seluler ataupun sarana-sarana yang lain.
Secara umum, pengertian pasar modal adalah suatu tempat bertemunya
para penjual dan pembeli saham untuk melakukan suatu transaksi dalam
rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal ialah suatu perusahaan
yang membutuhkan modal (emiten), dengan cara menjual efek-efek. Pembeli
atau investor adalah pihak yang ingin membeli modal pada perusahaan yang
menurutnya akan mendatangkan keuntungan. Pasar modal juga dikenal
dengan nama bursa efek.
Menurut Undang-Undag Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun
modal sendiri. Pasar modal merupakan juga pasar untuk untuk surat berharga
jangka panjang. Sedangkan, pasar uang merapakan pasar surat berharga
jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari
pasar keuangan2 (Sudarsono, 2007: 184). Instrumen keuangan yang
diperjualbelikan pada pasar modal adalah saham, obligasi, waran, right,
obligasi konvertabel, dan berbagai produk turunan seperti opsi dan lain-lain.
Sedangkan, yang diperjualbelikan di antaranya adalah Surat Bank Indonesia
(SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper Notes, Call
Monery, Repurchase Agreement, Banker's Acceptence, Treasury Bill dan
lain-lain. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah. 3

Prinsip-prinsip itu antara lain :

a. Larangan terhadap setiap transaksi yang mengandung unsur ketidakjelasan.

1
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2004) 193
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, ( Yogyakarta:
Ekonosia 2007) 184
3
Sofiniyah Ghufron ( penyunting) , Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah:
Sistem Kerja Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005) 17
b. Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus memenuhi kriteria halal.

Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal


konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah
diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsipkan
syariah. Kriteria saham syariah adalah saham yang dikeluarkan perusahaan
yang melakukan usaha yang sesuai dengan syariah4

Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal


konvensional. Saham yang diperdagangkan pada pasar modal syariah harus
datang dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah. Obligasi yang
diterbitkanpun harus menggunakan prinsip syariah, seperti mudharabah,
musyarakah, ijarah, istishna’, salam, dan murabahah. Selain saham dan
obligasi syariah, yang diperjual belikan pada pasar modal syariah adalah reksa
dana syariah yang merupakan sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola
oleh manajer investasi.
2. Sejarah Berdirinya Pasar Modal Syariah
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment
Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa
Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai
dengan prinsip syariah.5
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang
berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal
September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad
yang digunakan adalah akad mudharabah.6
Pasar modal syariah dibuka secara resmi pada tanggal 14 Maret 2003
oleh Menkeu Boediono yang didampingi oleh ketua Bapepam Herwidayatmo,
wakil dari MUI, wakil DSN dari direksi SRO, direks perusahaan efek,

4
Sofiniyah Ghufron ( penyunting) , Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah:
Sistem Kerja Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005) 17
5
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2004). 194
6
https: / / www. cimbniaga. co. id/ id/ inspirasi/ perencanaan/ ulasan- pasar- modaldi akses pada 2 2 Maret
14.22
pengurus organsasi pelaku dan asosiasi profesi di pasar modal Indonesia.
Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal syariah diresmikan pada awal
Nopember 2002. 7 Akan tetapi, pada saat itu Bapepem dan Dewan Syariah
Nasional belum merasa siap. Hal ini berkaitan dengan banyaknya kendala
yang belum selesai dibahas. Sebelumnya, Bapepam telah mengkaji cukup
lama dan bahkan telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat
mekanisme beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal
syariah dunia8
Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal
Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal
Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar
Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan
dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai
tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan
perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada
sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III. Jumlah investor
pasar modal setiap tahunnya juga terus mengalami peningkatan. Seperti yang
dikutip dalam Laman web BEI menunjukkan bahwa sebelumnya pada 2018
jumlah investor pasar modal adalah 1,6 juta. Lalu di tahun 2019 pertumbuhan
investor pasar modal mencapai 5 3 % sehingga jumlah investor yang tercatat
dalam pasar modal menjadi 2,4 juta. Pada Mei 2020, jumlah investor
mencapai 2,8 juta atau telah tumbuh sebesar 13% dari akhir 2019. Angka
tersebut menunjukkan bawa adanya pandemic COVID- 19 tidak menurunkan
jumlah investor di Indonesia.9
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket
Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan
tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan
Efek Syariah dan Nomor IX.A. 14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31
Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor
II.K. 1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan
peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada
tanggal 12 September 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru
dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini
diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah

7
https: / / www. cimbniaga. co. id/ id/ inspirasi/ perencanaan/ ulasan- pasar- modaldi akses pada 2 2 Maret
14.22
8
Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, ( Surakarta: Muhammadiyah University
Press 2006). 155
9
https: // www. tapkapital. co. id/ sejarah- pasar- modal- indonesia/ di akses pada 22 Maret 14.28
negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama
kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan
penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A. 13 tentang
Penerbitan Efek Syariah dan II.K. 1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efek Syariah.10
3. Hukum Pasar Modal dan Dalil Hukum Islam
Tidak dijumpai baik dalam Al-Qur'an maupun Hadist nash yang
membicarakan tentang masalah pasar modal dan juga hukumnya. Namun
demikian, perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum Islam. Akan
tetapi, kebolehan jual beli saham ini terbatas pada saham-saham yang bidang
usahanya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam.
Seperti, perusahaan-perusahaan yang memproduksi makanan, minuman atau
jasa yang tidak dilarang Agama . Oleh karena itu, orang Islam yang ingin
membeli saham suatu perusahaan, terlebih dahulu harus mengadakan
penyelidikan yang saksama tentang bidang usaha dari perusahaan yang
menawarkan saham tersebut. 11
Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tahun 2003 mengeluarkan fatwa tentang kebolehan bertransaksi di pasar
modal selama mekanisme dan objeknya tidak bertentangan dengan prinisp
syariah. Fatwa yang dikeluarkan oleh DSN berkaitan dengan ketentuan umum
pasar modal syariah, prinsip-prinsipnya, emiten yang menerbitkan efek
syariah, kriteria dan jenis efek syariah, transaksi yang dilarang dan penentuan
harga saham (DSN-MUI, 2006: 264-277).12
Kemunculan fatwa DSN-MUI di atas dilatarbelakangi oleh beberapa hal
sebagai berikut (DSNMUI, 2006: 264): a) Perkembangan ekonomi suatu
negara tidak mungkin lepas dari perkembangan pasar modal; b) Beberapa
negara telah mengembangkan pasar modal syariah; c) Umat Islam Indonesia
memerlukan pasar modal yang aktivitasnya sejalan dengan prinsip syariah.
Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003 menentukan kriteria jenis usaha
perusahaan yang berkegiatan dalam pasar modal syariah tidak boleh
bertentangan dengan prinsip syariah yaitu: Memproduksi, mendistribusikan,
memperdagangkan makanan yang non halal, minuman keras atau beralkohol;
perjudian dan yang tergolong judi seperti kasino, dan lain sebagainya. Di
bawah ini akan dipaparkan tentang fatwa DSN yang berkaitan dengan
mekanisme transaksi di pasar modal syariah. Fatwa ini terdapat pada bab V

10
https:/ / www. ojk. go. id/ id/ kanal/ pasar- modal/ pages/ syariah. aspxdiakses pada selasa 8 Maret 2022
pukul 17.03 WIB
11
Suhrawardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam,( Jakarta: Sinar Grafika, 2004). 91
12
https:/ / www. tapkapital. co. id/ sejarah- pasar- modal- indonesia/ di akses pada 22 Maret 2022
pukul 14.48
tentang Transaksi Efek dan Pasal 5 yang berkaitan dengan Transaksi yang
dilarang, sebagai berikut (DSN-MUI, 2006: 276-277): 13
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta
tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya
mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kezaliman.

2. Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar,


riba, maisir, risywah, maksiat dan kezaliman sebagaimana di maksud
dalam ayat 1 di atas meliputi:

a) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;


b) Bai’ al-a’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah)
yang belum dimiliki (short selling);

c) Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk


memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;
d) Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
e) Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat
transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan
ribawi lebih dominan dari modalnya;

f) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan


fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian
pembelian efek syariah tersebut;

g) Ikhtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan


pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga
efek syariah, dengan tujuan mempengaruhi pihak lain;

h) Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur di atas.14


a. Al Quran
1. Al QS. Al-Baqarah [2]:275
‫َ ﺍﺫ ِ َّﻟ ْﻴ َﻦ َﻳﻜُﺄْﻟﻠ ْﻮ َﻥ ﺍﻝ ﻭﺍ َ َﻝ َﻳﻘﻠﻮْﻣﻠ ْﻮ َﻥ ِﺍﺫ َﻝ َﻛ َﻢ َﻳﻘﻠﻮْﻣﻞ ﺍﺫ ِ َّﻟﻲْ َﻳ َﺘﺨَﺒﺬﻃﻠﻬﻞ ﺍﻟﺶﺫ ْﻳﻄٰﻨﻞ ِﻣ َﻦ ْﺍﻟﻤَﺲ ٰ ِﺫ َِﻝ ََِِّﺫ ْﻝ َﻟﻠﻠﻮْﺍ ِﺍ َّﺫ َﻣﻞ ْﺍﻟ َُﺒﻴْﻞ ُِْْﻣﻞ ﺍﻝ ﻭﺍ َ َﺍُﺫ‬
‫َﺍﺻﺒﻞ ﺍﻟﻨﺬﻟ ِۚﺮ ُﻫ ْﻞ ِﻓ َْْﻴﻞ ٰﺧ ِﻠﻞ‬ ْ ٰ ‫ﺍﻣْﺮﻟﻪٗ ِﺍ َﻝ ِٰﺍﻝ ََِّۗۗ َﻣ ْﻦ َﻋﻠ َﺪ َﻓﻠ َٰۤﻠﻠ ِٕﯩ َﻚ‬ َِّۗ ‫ْﺍﻟ َُﺒ َْﻲ َ َﺣﺮﺫ َﻡ ﺍﻝ ۗﻭِّ ﺍ َﻓ َﻤ ْﻦ َﺟ ۤﻞ َﺀ ﻩٗ َﻣﻮْﻋِ ﻈ ٌَﺔ ﻥْ ﺭﺫ ﻩٖ َﻓﻠ ْٰﻨ َﺘﻰ َﻓ ٗ َﻞ َﻣﻞ َﺳ َﻠ‬
ٓٗ ََ ‫ﻒ‬
15 ْ
‫َ َﻥ‬
Artinya : Orang – orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itukarena
mereka berkata bahwa jual beli samadengan riba. Padahal Allah telah menhalalkan
jual beli sama dengan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu
dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahuku menjadi miliknya dan
urusanya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. QS Al Baqarah ayat 275.

13
https:// retizen. republika. co. id/ posts/17959/ dasar- hukum- pasar- modal- syariah- di- indonesia /
diakses pada 22 maret pukul 15.01
14
https:/ / www. tapkapital. co. id/ sejarah- pasar- modal- indonesia/ di akses pada 22 Maret 2022
pukul 14.48
15
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Bandung, CV Penerbit Diponegoro). QS Al Baqarah ayat 275
2. QS. An-Nisaa’ :29

‫ٗ ٓ َٰٰﻳ ُّﻴ َﻬﻞ ﺍﺫ ِ َّﻝ ْﻳ َﻦ ٰﺍ َﻣﻮﻟﻮْﺍ َ َﻝ َﺃ ُﻛ ْﺄﻟﻠﻮْﺍ َﺍ ْﻣ َﻮ َﺍﻟ ْﻤ ْﻞ َﺑ ْﻨ َﻮ ْﻣ ِِْ ْﻠﺒَﻠ ِ ُِﻞ ِﺍﺫ ٗ ٓ َﻝَﺍﻥْ َﻛﻮﻟﻮ َْﻥ َِﺟﻠﺮَﻉ َﻋ ْﻦ َﻛﺮَﺍ ﻡ ﻭْ ْﻣ ْ َََِّۗﻞ َﻝ َﺃ ُْﻗﻠﻠﻠﻮْﺍ َ َُّْﺍَﻟﻤْﻞِِّْۗﺍﻧﺬ َ َﻥ ِ ْﻣ ْﻞ َﺭ ْ ِﺣﻤﻌﻞ‬

Artinya : Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. QS. An-Nissa’ ayat 29.16

b. Hadits ََُُُُ
.1 N‫ ﺍ‬Nََ‫ ﺃ‬N‫ﻦ‬N‫ ُﺨ‬Nَ‫ ﻳ‬N‫ﻢ‬Nَ‫ﻟ‬N‫ﺎ‬N‫ َﻣ‬N‫ﻦ‬Nِ N‫ﻴ‬N‫ َﻜ‬N‫ ﻳ‬N‫ ِﺮ‬N‫ َﺸ‬N‫ﻟ‬N‫ ﺍ‬N‫ﺚ‬
Nٌ N‫ﻟ‬Nِ‫ﺎ‬Nَ‫ ﺛ‬N‫ﺎ‬Nَ‫ﻧ‬Nَ‫ ﺃ‬N: N‫ ُﻝ‬N‫ﻮ‬Nُ‫ﻘ‬Nَ‫ ﻳ‬N‫ﻰ‬Nَ‫ﻟ‬N‫ﺎ‬N‫ َﻌ‬Nَ‫ ﺗ‬Nَ‫ ﷲ‬N‫ﻥ‬Nَّ N‫ﺇ‬
ََُُُُ
َ Nَ ‫ ﻓَﺈ َﺫﺍ َﺧ‬،ُ‫ﺑﻴﻨﻪ َ ﺍﺹ ﺍَ ﺑﻪ‬
‫ﺟﺖ ِﻡ ﻥ‬ ُ ‫ﺹ ﺍَِ ﺑَﻪُ َﺧ َﺮ‬ َ ‫ﺎﻥ ﺃَ ﺍ‬ ِ َ ِ َ ِِ َ
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah
pihak ketiga dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak
tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya” (HR. Abu
Dawud, al-Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)

.2 ٍَ‫ﻱ َﺑْﻴﻊ‬
ْ ‫ﻑ‬
ِ ‫ﻦ‬
ِ ‫ﻦ َﺑْﻴَﻌَﺘْﻴ‬ َ َ‫ﻋَﻠْﻴِﻪ ﻭ‬
ْ َ‫ﺳَّﻠَﻢ َﻧَﻬﻰ ﻋ‬ َ ‫ﷲ‬
ُ ‫ﺻﻠَّﻰ‬
َ ‫ﻲ‬
َّ ‫ﺍﻟﻨِﺒ‬
َّ ‫ﻥ‬َّ ِ‫ﺇ‬
)‫(ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺍﻟﻨﺲـﺍﯹ‬
“Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi
pembelian.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al- Nasa’i)
3. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah disebutkan : Rasulullah SAW.
mencegah jual-beli dengan lontaran batu kecil dan yang mengandung
unsure penipuan.17

4. Prinsip – Prinsip Pasar Modal Syariah.


Prinsip- prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip- prinsip hukum
Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia ( DSN- MUI) , baik fatwa DSN -
MUI yang telah ditetapkan maupun fatwa DSN-MUI yang belum ditetapkan
dalam peraturan Bapepam dan LK. Pada BAB II pasal 2 Fatwa Dewan
Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal berbunyi :
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai
Emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-
prinsip Syariah. 18

16
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Bandung, CV Penerbit Diponegoro).
17
H.Romansyah : Pasar Modal dalam Perspektif Islam. Jurnal Pemikiran Hukum Islam. Vol. XIV,
No. 1 (Juni 2015)
18
https: / / pasarmodalsyariah. com/ p/ yuk- kenalan/ prinsip- syariah- di- pasar- modaldiakses pada
minggu 13 maret 22.15
2. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip Syariah apabila
telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.19

Selain itu, beberapa Fatwa juga sudah menjelaskan kesesuaian prinsip syariah
produk dan mekanisme di pasar modal syariah. Seperti diantaranya :

1. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah


dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler
Bursa Efek.

2. Fatwa No. 94/DSN-MUI/VI/2014 Repo Surat Berharga Syariah (SBS)


Berdasarkan Prinsip Syariah

3. Fatwa No. 95/DSN-MUI/VII/2014 Surat Berharga Syariah


Negara (SBSN) Wakalah

4. Fatwa No. 120/DSN-MUI/II/2018 Sekuritisasi Berbentuk Efek Beragun


Aset Berdasarkan Prinsip Syariah
5. Fatwa No. 121/DSN-MUI/II/2018 EBA-SP Berdasarkan Prinsip Syariah
6. Fatwa No. 124/DSN-MUI/XI/2018 Penerapan Prinsip Syariah dalam
Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek
Serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu

7. Fatwa No. 125/DSN-MUI/XI/2018 Kontrak Investasi Kolektif-Efek


Beragun Aset (KIK EBA) Berdasarkan Prinsip Syariah
8. Fatwa No. 127/DSN-MUI/VII/2019 Sukuk Wakalah bi al-istitsmar
9. Fatwa No. 131/DSN-MUI/X/2019 Tentang Sukuk Wakaf
10. Fatwa No. 135/DSN-MUI/V/2020 Tentang Saham
11. Fatwa No. 137/DSN-MUI/IX/2020 Tentang Sukuk20

Kegiatan pembiayaan dan investasi di pasar modal pada prinsipnya adalah


kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (shabibul maal) terhadap emiten
(pemilik usaha), di mana pemilik harta berharap memperoleh keuntungan atau
manfaat tertentu. Pada dasarnya kegiatan investasi di pasar modal sama
seperti investasi lain, yaitu mengutamakan kehalalan dan keadilan. Namun
secara garis besar prinsip-prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :21

1. Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan
usaha yang halal, spesifik, dan bermanfaat.

2. Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, di mana pemilik


harta akan memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka

19
https: / / www. pasarmodalsyariah. com/ p/ yuk- kenalan/ prinsip- syariah- di- pasar- modal diakses pada 2 1
maret 2022 pukul 14.34
20
https:// www. idx. co. id/ idx- syariah/ fatwa- regulasi/ diakses pada 22 maret 2022 pukul 15.11
21
https: / / www. pasarmodalsyariah. com/ p/ yuk- kenalan/ prinsip- syariah- di- pasar- modal diakses pada 2 1
maret 2022 pukul 14.34
pembiayaan dan investasi harus pada mata uang yang sama dengan
pembukuan kegiatan usaha.22
3. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.
Tindakan maupun informasinya harus transparan dan tidak boleh
menimbulkan keraguan yang dapat menimbulkan kerugian di salah satu
pihak.

4. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil risiko yang
melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.

5. Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati- hatian baik
pada investor maupun emiten.23

Penerapan prinsip syariah secara utuh dan lengkap dalam kegiatan di pasar
modal syariah, harus berdasarkan pada landasan-landasan yang sesuai dengan
ajaran Islam. Landasan-landasan tersebut berasal dari Al-Quran {Q.S. Al-
Baqarah (2): 275; Q.S. An-Nisa (4): 29; Q.S. Al-Maidah (5):1}, serta hadis
Nabi SAW. Sesuai dengan kaidah ushul fikih (kaidah dasar-dasar hukum
fikih) dalam masalah ibadah hukum asal sesuatu adalah terlarang, kecuali ada
perintah yang membolehkannya. Sedangkan dalam masalah muamalah,
hukum asal sesuatu adalah diperbolehkan kecuali ada larangannya. Dengan
demikian, berdasarkan syariah Islam pada prinsipnya segala perikatan adalah
diperbolehkan kecuali ada nash yang melarangnya. Perikatan-perikatan yang
berkaitan dengan kerja sama usaha, penanaman modal, utang-piutang, pinjam-
meminjam, jual beli, dan sebagainya, pada dasarnya boleh dilakukan seorang
muslim dengan anggota masyarakat lainnya, sepanjang dalam perikatan
tersebut tidak terdapat hal-hal yang dilarang. Berdasarkan pertimbangan dari
badan pelaksana harian, DSN MUI mengeluarkan fatwa Nomor: 40/DSN-
MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
transaksi/perdagangan efek yang dilarang ialah:24

1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta


tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di
dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah,
maksiat dan kezhaliman.25

2. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah,


maksiat dan kezhaliman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

22
H. Moch. Endang Djunaeni, “ Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal”
23
https: / / www. pasarmodalsyariah. com/ p/ yuk- kenalan/ prinsip- syariah- di- pasar- modal diakses pada 2 1
maret 2022 pukul 14.34
24
https:// www. ojk. go. id/ id/ kanal/ syariah/ pages/ pasar- modal- syariah. aspx diakses pada 22 maret 2022
pukul 15.14
25
https:// retizen. republika. co. id/ posts/17959/ dasar- hukum- pasar- modal- syariah- di- indonesia /
diakses pada 22 maret pukul 15.01
a. Bai’najsy, yaitu melakukan penawaran palsu. Dalam pasar modal
biasanya diwujudkan dalam bentuk aksi goreng-menggoreng saham.

b. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah)


yang belum dimiliki (short selling).

c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk


memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang.

d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan. Dalam pasar modal terkait


dengan fakta material (Lihat Bab XI UUPM).

e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan


fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian
pembelian efek syariah tersebut.26

f. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau pengumpulan


suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah
dengan tujuan mempengaruhi pihak lain; dan

g. Transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur di atas.27

Menurut ketentuan umum Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal


dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-181/BL/2009 tentang Penerbitan Efek
Syariah, jenis transaksi yang diharamkan dalam pasar modal adalah :

1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang


dilarang.

2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual


beli risiko yang mengandung gharar dan atau masysir.

3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan


atau menyediakan:
a. barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi);
b. barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-
ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan atau
c. barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat


( nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan
dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh
DSN-MUI.

Kegiatan pembiayaan dan investasi di pasar modal syariah harus memenuhi


prinsip-prinsip syariah diantaranya:28

26
M. Endang. D, Pengantar Manajemen Keuangan, Yogyakarta, deepublish, (2012)
27
https: / / pasarmodalsyariah. com/ p/ yuk- kenalan/ prinsip- syariah- di- pasar- modaldiakses pada
minggu 13 maret 22.15
28
https:// www. ojk. go. id/ id/ kanal/ syariah/ pages/ pasar- modal- syariah. aspx diakses pada 22 maret 2022
pukul 15.14
1. Efek yang diperjual-belikan harus merupakan representasi dari barang
atau jasa yang halal.

2. Informasi harus terbuka dan transparan, tidak boleh menyesatkan dan


tidak ada manipulasi fakta.

3. Larangan terhadap transaksi yang mengandung ketidakjelasan objek yang


ditransaksikan, baik dari sisi pembeli maupun dari sisi penjual.

4. Larangan mempertukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang


berbeda.

5. Larangan atas perdagangan efek fiscal income yang bukan merupakan


representasiain.
6. Larangan atas short selling yang menetapkan bunga atas jaminan.
7. Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapat keuntungan di
atas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik.

8. Larangan melakukan rekayasa permintaan untuk mendapatkan


keuntungan di atas laba normal, dengan cara menciptakan false demand.

9. Larangan melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat, objek,
pelaku dan periodenya sama29

5. Struktur Pasar Modal

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan di bidang Pasar Modal
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan
sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh Bapepam sebagai salah satu unit di
lingkungan Departemen Keuangan.30 Dalam pasar modal, terdapat beberapa pihak
yang terlibat dalam kegiatannya. Pihak- pihak tersebut adalah emiten, investor,
perusahaan pengelola dana dan reksa dana, Bursa Efek serta Lembaga Kliring:

1. Emiten
Emitan adalah perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat berharga
atau melakukan emisi. Dalam melakukan emisi, emiten dapat memilih dua
macam instrumen pasar modal yang bersifat kepemilikan atau hutang. Jika
emiten memilih instrumen yang bersifat kepemilikan, maka ia menerbitkan
saham. Tetapi, jika ia memilih instrumen yang bersifat hutang, maka ia
menerbitkan obligasi.31
2. Investor
Pelaku kedua di pasar modal adalah investor atau pemodal. Ia adalah yang
membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan
emisi. Sebelum membeli surat-surat berharga, investor biasanya meneliti dan

29
M. Metwally, dalam Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia,
2005). 186
30
http:// sulastri. staff. gunadarma. ac. id/ Downloads/ files/8836/ Struktur/ Pasar/ Modal. pdf diakses pada 22
maret 2022 pukul 12.00
31
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2004). 199
menganalisanya terlebih dahulu. Penelitiannya mencakup bonadifitas
perusahaan prospek usaha emiten dan analis lainnya.
3. Perusahaan Pengelola Dana (Investman Company)

Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar modal


dengan mengelola modal yang berasal dari investor. Perusahaan ini mempunyai dua
unit, yaitu pengelolaan dana (fund management) dan penyimpanan dana (qustodian).
Bagian pengelolaan dana adalah divisi yang memutuskan efek mana yang harus dijual
dan harus dibeli. Sedangkan, qustodian adalah bagian yang melakukan penjualan atau
pembelian efek. Selain itu, kustodian juga melakukan menerima bunga ( pada pasar
modal konvesional) dan deviden kepada emiten.32

4. Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal. Khususunya, pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksa dana
dirancang dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal
dan mempunyai keinginan untuk melakukan ivestasi. Akan tetapi, mereka hanya
mempunyai waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksa dana juga diharapkan
dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal33
5. Bursa Efek
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Kewajiban dan tanggung
jawab bursa efek antara lain Bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung dan
mengawasi kegiatan anggota bursa efek.Rencana anggaran tahunan dan penggunaan
laba bursa efek wajib disusun sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan
kepada Bapepam. Bursa efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan,
pencatatan, perdagangan, kesepadanan efek, kliring dan penyelesaian transaksi
bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan bursa efek.
6. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Yang dapat menjadi
pemegang saham lembaga kliring dan penjaminan adalah bursa efek, perusahaan
efek, biro administrasi efek, bank kustodian, atau pihak lain atas
persetujuan Bapepam. Lembaga yang menjalankan fungsi lembaga kliring dan
penjaminan di Indonesia oleh PT. KPEI (Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia).34
6. Mekanisme Pasar Modal
32
Sutedi Adrian, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah ,
Jakarta: Sinar Grafika, 2014. Hal 96
33
Rivai dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia System, ( Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007). 907.
34
Sutedi Adrian, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah ,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014). 96-97.
Dalam transaksi di pasar modal, investor dapat langsung meneliti dan
menganalisa keuntungan masing-masing perusahaan yang menawarkan
modal. Apabila investor mengetahui adanya kemungkinan mendapatkan
keuntungan dari jual beli saham, ia dapat langsung membeli saham tersebut
dan menjualnya kembali ketika harganya naik pada pasar yang sama. Jadi,
investor dapat pula menjadi penjual saham kepada investor yang lain 35
Pasar modal syariah sejatinya harus bebas dari transaksi-transaksi yang tidak
beretika dan bermoral, seperti insider trading dan shrot selling. Menurut al-
Habsyi yang dikemukakan oleh Sholahuddin, idealnya pasar modal syariah
tidak mengandung transaksi ribawi, gharar dan saham perusahaan yang
bergerak pada jenis usaha yang tidak dilarang syariah36
Sementara itu Obeidillah yang yang juga dikutip oleh Sholahuddin,
mengemukakan beberapa etika di pasar modal. Menurutnya, pasar modal
syariah harus mencakup kriteria-kriteria di bawah ini :37
a) Setiap orang bebas melakukan transaksi (freedom contrac) selama tidak
bertentangan dengan syariah;
b) Bentuk transaksi harus bersih dari unsur riba, gharar dan judi;
c) Harga terbentuk secara fair;
d) Terdapat informasi yang sempurna.

Oleh karena itu, pasar modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap
transaksi yang mengandung unsur spekulasi. Hal inilah yang membedakannya
dengan pasar modal konvensional yang salah satu cara untuk mendapat
keuntungannya dengan menggunakan spekulasi. Walaupun diakui, dalam
kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan manipulasi pasar dengan
membuat laporan yang palsu dilarang pada pasar modal konvensional. 38

Dalam mekanisme transaksi produk di pasar modal syariah, Irfan


Syuqi mengemukakan wacana pembelian dan penjualan saham tidak boleh
dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional, investor dapat
membeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa
broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk
memainkan harga saham. Dampaknya, perubahan harga saham ditentukan
oleh kekuatan pasar bukan oleh nilai intrinsiknya. Untuk itu, dalam pasar
modal syariah, emiten memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa.
Selanjutnya, agen tersebut bertugas untuk mempertemukan emiten dengan
calon investor, tetepi bukan untuk kenjual dan membeli saham secara

35
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2004). 194
36
Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, ( Surakarta: Muhammadiyah University
Press 2006). 164
37
Ibid . 165
38
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2004). 190
langsung. Kemudian, saham tersebut dijual atau dibeli karana
sahamnya memang tersedia berdasarkan first come-firs served.
Dalam perdagangan obligasi syariah, menurut Muhammad Gunawan,
tidak boleh diterapkan harga diskon atau harga premium yang lazimnya
dilakukan pada obligasi konvensional. Prinsip transaksi obligasi syariah
adalah al-hiwalah, yaitu transver service atau pengalihan piutang dengan
tanggungan bagi hasil. Oleh karena itu, jual beli obligasi syariah hanya boleh
pada harga nominal pelunasan jatuh tempo obligasi 39
Sedangkan dalam perdagangan reksa dana syariah, manajer investasi
menawarkan kepada pembeli reksa dana syariah baik yang bersifat jangka
panjang atau jangka pendek. Reksa dana syariah jangka panjang ditawarkan di
pasar saham dan reksa dana syariah di tawarkan di pasar uang. Keuntungan
investor dari reksa dana syariah tergantung bagaimana manajer investasi
menginvestasikan dana yang dikelolanya.40
7. Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono,
menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar
modal syariah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya

b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna


mendapatkan likuiditas.

c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk


membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada


harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

e. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja


kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.41
8. Prospek Perkembangan Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah merupakan kegiatan dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur dalam Undang- Undang Pasar Modal dengan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan tetap diawasi oleh Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Kuangan (Bapepam-LK). Pasar modal syariah
diluncurkan secara resmi pada tahun 2003 dan berkembang sampai saat ini tak
terkecuali di Indonesia. Terwujudnya pasar modal syariah ini juga sebagai
bagian penggerak perekonomia Indonesa yang tangguh dan berdaya saing
juga khususnya dalam membangkitkan ekonomi Islam. Pada dasarnya sistem

39
Sutedi Adrian, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah ,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014). 96
40
Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, ( Surakarta: Muhammadiyah University
Press 2006). 165
41
Akhmad Faozan. “ Konsep Pasar Modal Syariah”
pasar modal syariah secara keseluruhan tidak jauh berbeda dari pasar modal
konvensional, hanya saja ada beberapa karakteristik khusus dalam pasar
modal syariah yaitu pada mekanisme dan produk di dalamnya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan fiqh mu’ amalah. Adapun menurut
salah satu Ahli Tjipto Darmadji mendefinisikan pasar modal syariah sebagai
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. 4 2 Dewan
Syariah Nasional ( DSN) yang merupakan suatu lembaga dibawah naungan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan ketentuan mengenai
kegiatan investasi dan produk investasi di pasar modal syariah Indonesia.
Ketentuan tersebut dituang dalam fatwa MUI. 43
Keberadaan pasar modal syariah yang berkembang saat ini
diperlihatkan dengan adanya instrument-instrumen pasar modal syariah yang
juga ikut mewarnai perkembanganya diantaranya obligasi syariah, saham
syariah, reksadana syariah, dan instrument lainnya. Adanya instrument ini
dapat disebut sebagai indikator yang menggambarkan kinerja dari pasar modal
syariah. Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia setelah melalui
berbagai proses dan tahapan, prospek perkembangannya sangat prospektif
akhirnya melahirkan berbagai produk atau instrumen investasi syariah di pasar
modal syariah dan bertambahnya jumlah perusahaan yang listing dalam daftar
Efek Syariah.. Penerbitan instrument-instrumen investas ini dipandang
sebagai inovasi yang dikembangkan untuk segala bentuk keuangan syariah
khususnya di Indonesia, meskipun demikian masih ada pihak-pihak dan
masyarakat yang menganggap bahwa pasar modal syariah jika dilihat dari
perkembangannya masih berjalan ditempat. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan wawasan masyarakat terkait pasar modal syariah. Oleh
karena itu disebutkan mengapa perkembangan pasar modal syariah dapat
dilihat dari sisi instrumentnya. Jika instrument instrumen itu berkembang
dengan sangat signifikan maka kinerja pasar modal syariah juga dapat
dikatakan baik.44
Saham syariah merupakan instrumen pasar modal syariah lainnya
yang kinerjanya lebih unggul dibandingkan saham konvensional. Hal ini
dibuktikan dengan melihat statistik perkembangannya sejak tahun 2013
hingga tahun 2 019 yang terus meningkat. Pada tahun 2013 periode
pertama Daftar Efek

42
M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 415.
43
Toha Mohamad dkk, Perkembangan dan Problematika Pasar Modal Syariah Di Indonesia ,
( Jurnal Al-Tsaman) 137
44
Mohamad Toha, Agnes Cahyatria Manaku, Muhamad Afif Zamroni. n. d, Perkembangan
Dan Problematika Pasar, Jurnal Al-Tsaman, 137
Syariah sebesar 302 dan periode kedua meningkat hingga 328. Sedangkan
ditahun 2019 periode pertama tercatat 408 dan periode kedua mencapai 445.45
Kedepan, Menkeu berharap sukuk yang merupakan salah satu sumber
pendanaan bagi pembangunan sektor produktif bisa menjembatani secara
efektif permintaan terhadap dana investasi yang berjangka panjang dan
penawaran dari sisi investor Indonesia yang memiliki basis investor muslim
sangat besar.46

9. Hambatan dan Tantangan Perkembangan Pasar Modal Syariah


Secara garis besar pasar modal syariah juga bisa dibiliang
berkembang. Tetapi dalam hal ini perkembangan pasar modal syariah di
Indonesia tidak pula berjalan mulus, pasar modal syariah dihadapkan dengan
berbagai macam kendala atau tantangan.47
Kendala yang Pertama yang ditemui dalam perkembangan pasar
modal syariah di Indonesia adalah pengetahuan masyarakat terhadap pasar
modal syariah masih kurang, bahkan pelaku pasar modal yang masih dibilang
pemula sebagian kecil hanya mengenal saham saja. Artinya, produk pasar
modal syariah lainnya seperti reksadana syariah dan obligasi syariah belum
begitu dikenal. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi terkait pasar modal
syariah dan produk-produknya. 48
Kedua, belum ada regulasi atau Undang-Undang khusus pasar modal
syariah. Secara landasan hukumnya, pasar modal syariah memang masih

45
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Saham Syariah, dalamhttps:/ / www. ojk. go. id (diakses tanggal 04
Maret 2022)
46
https: / / www. kemenkeu. go. id/ publikasi/ berita/ peluang- dan- tantangan- pengembangan- pasar-
keuangan- syariah/ di akses pada 22 Maret 14.46
47
H. Moch. Endang Djunaeni. Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal
48
Mohamad Toha, Agnes Cahyatria Manaku, Muhamad Afif Zamroni, Perkembangan
Dan Problematika Pasar, Jurnal Al-Tsaman 139- 140
mengacu pada Undang-Undang pasar modal konvensional. Begitupun dalam
Al- Qur’ an dan Hadis tidak ada yang membicarakan mengenai pasar modal.
Akan tetapi seluruh transaksinya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Ternyata masih ada keraguan dari masyarakat mengenai perdagangan atau
transaksi di pasar modal syariah apakah benar-benar terhindar dari unsur riba,
maysir, gharar dan lain-lain yang bertentangan dengan syariah sehingga
masyarakat masih belum siap pula dalam berinvestasi di pasar modal syariah.
Sedangkan legalitas yang digunakan oleh bapepam adalah perkembangan
keberadaan pasar modal syariah yang dilihat dari permintaan pelaku pasar
yang berminat terhadap pasar modal syariah. 49

Ketiga, dalam perkembangan pasar modal syariah masih kurang


dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam hal sosialisasi dan untuk
menjawab keraguan masyarakat, misalnya terkait kesyariahan dari pasar
modal syariah itu sendiri, ataupun produk- produk pasar modal syariah yang
diperkenalkan belum bisa menarik perhatian investor. Seringkali terdapat
perbedaan pandangan mengenai pasar modal syariah sehingga mempengaruhi
pemikiran masyarakat. Mengenai sosialisasi pun, untuk pasar modal syariah
hanya berfokus ke daerah-daerah atau edukasi kepada perusahaan tertentu
yang berpotensi adanya peluang menarik investor.50

49
Ibid.140
50
Ibid . 140
C. Kesimpulan
Secara umum, pengertian pasar modal adalah suatu tempat bertemunya
para penjual dan pembeli saham untuk melakukan suatu transaksi dalam rangka
memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal ialah suatu perusahaan yang
membutuhkan modal (emiten), dengan cara menjual efek-efek. Pembeli atau
investor adalah pihak yang ingin membeli modal pada perusahaan yang
menurutnya akan mendatangkan keuntungan. Pasar modal juga dikenal dengan
nama bursa efek.
Keberadaan pasar modal syariah yang berkembang saat ini diperlihatkan
dengan adanya instrument-instrumen pasar modal syariah yang juga ikut
mewarnai perkembanganya diantaranya obligasi syariah, saham syariah,
reksadana syariah, dan instrument lainnya. Adanya instrument ini dapat disebut
sebagai indikator yang menggambarkan kinerja dari pasar modal syariah.
Fatwa DSN yang berkaitan dengan mekanisme transaksi di pasar modal
syariah ini terdapat pada bab V tentang Transaksi Efek dan Pasal 5 yang berkaitan
dengan Transaksi yang dilarang, sebagai berikut (DSN-MUI, 2006: 276-277) :
a. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta
tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya
mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kezaliman.

b. Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba,


maisir, risywah, maksiat dan kezaliman sebagaimana di maksud dalam ayat 1
di atas meliputi:

1. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;


2. Bai’ al-a’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang
belum dimiliki (short selling);

3. Inside trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk


memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;
4. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
5. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya;

6. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan


fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian
efek syariah tersebut;

7. Ikhtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan


suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah,
dengan tujuan mempengaruhi pihak lain;

8. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur di atas.


Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai
Emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip
Syariah.

2. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip Syariah apabila telah


memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.

Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat
dan kezhaliman :
a. Bai’ najsy, yaitu melakukan penawaran palsu. Dalam pasar modal biasanya
diwujudkan dalam bentuk aksi goreng-menggoreng saham.

b. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang
belum dimiliki (short selling).

c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh


keuntungan atas transaksi yang dilarang.

d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan. Dalam pasar modal terkait


dengan fakta material (Lihat Bab XI UUPM).

e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas
pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek syariah
tersebut.

f. Ihtikar ( penimbunan) , yaitu melakukan pembelian atau pengumpulan suatu


efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah dengan tujuan
mempengaruhi pihak lain;

Dalam Struktur Pasar Modal ada beberapa pihak yang berperan yaitu

1. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat berharga
atau melakukan emisi. Dalam melakukan emisi, emiten dapat memilih dua
macam instrumen pasar modal yang bersifat kepemilikan atau hutang
2. Investor
Pelaku kedua di pasar modal adalah investor atau pemodal. Ia adalah yang
membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan
emisi.
3. Perusahaan Pengelola Dana (Investman Company)
Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar
modal dengan mengelola modal yang berasal dari investor.
4. Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal. Khususunya, pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka
5. Bursa Efek
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/ atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
6. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa
Secara garis besar pasar modal syariah juga bisa dibiliang berkembang.
Tetapi dalam hal ini perkembangan pasar modal syariah di Indonesia tidak pula
berjalan mulus, pasar modal syariah dihadapkan dengan berbagai macam kendala
atau tantangan. Kendala dalam perkembangan pasar modal syariah diantaranya :
Yang pertama ditemui dalam perkembangan pasar modal syariah di
Indonesia adalah pengetahuan masyarakat terhadap pasar modal syariah masih
kurang. bahkan pelaku pasar modal yang masih dibilang pemula sebagian kecil
hanya mengenal saham saja.
Yang ke dua, belum adanya regulasi atau Undang- Undang khusus pasar
modal syariah. Yang ke tiga masih kurangnya dukungan dari berbagai pihak,
terutama dalam hal sosialisasi dan untuk menjawab keraguan masyarakat,
misalnya terkait kesyariahan dari pasar modal syariah itu sendiri, ataupun produk-
produk pasar modal syariah yang diperkenalkan belum bisa menarik perhatian
investor.
Ketiga, dalam perkembangan pasar modal syariah masih kurang dukungan
dari berbagai pihak, terutama dalam hal sosialisasi dan untuk menjawab keraguan
masyarakat, misalnya terkait kesyariahan dari pasar modal syariah itu sendiri,
ataupun produk-produk pasar modal syariah yang diperkenalkan belum bisa
menarik perhatian investor. Seringkali terdapat perbedaan pandangan mengenai
pasar modal syariah sehingga mempengaruhi pemikiran masyarakat.
D. Daftar Pustaka

22.15, https://pasarmodalsyariah.com/p/yuk-kenalan/prinsip-syariah-di-pasar-modal
diakses pada minggu 13 maret. n.d.
Adrian, Sutedi. 2014. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan
Prinsip Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
Arif, M. Nur Rianto Al. 2015. Pengantar Ekonomi Syariah. Bandung: CV Pustaka
Setia.
dkk, Rivai. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia
System. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Faozan, Akhmad. n.d. "Konsep Pasar Modal Syariah."
n.d. https://pasarmodalsyariah.com/p/yuk-kenalan/prinsip-syariah-di-pasar-modal
diakses pada minggu 13 maret 22.15 .
Kasmir. 2004. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Lubis, Suhrawardi K. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
M. Metwally, Heri Sudarsono. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Yogyakarta: Ekonisia.
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.
Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.
Mohamad Toha, Agnes Cahyatria Manaku, Muhamad Afif Zamroni. n.d.
"Perkembangan Dan Problematika Pasar ." Jurnal Al- Tsaman 135- 144.
Muhammad. 2014. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN. Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern.
Yogyakarta: CV.ANDI OFFSET.
Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Saham Syariah, dalam
https://www.ojk.go.id (diakses tanggal 04 Maret 2022). n.d.
Sholahuddin. 2006. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta:
Muhammadiyah University Press. .
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi. Yokyakarta: Ekonosia.
— . 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonosia.
M. Endang. D, Pengantar Manajemen Keuangan, Yogyakarta, deepublish, 2012.

H. Moch. Endang Djunaeni. Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan


Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal

Anda mungkin juga menyukai