Anda di halaman 1dari 16

PASAR MODAL SYARI’AH

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Kelompok 5

NAMA : Muhammad Dzaky


: Rizal Rizqullah
Unit :1
Semester :4
Prodi : HES
MK : Lembaga Keuangan Syari’ah
Dosen : Safrijal, S.E.I, M.Ag

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH (STIS)


AL HILAL SIGLI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul: “Pasar Modal Syari’ah”. Shalawat dan
salam kita panjatkan kehadirpat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.

Sigli, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Pengertian, fungsi, dan karakteristik Perkembangan pasar modal ..... 3
B. Struktur pasar modal syariah .................................................................. 6
C. Lembaga fasilitator reksa dana syariah .................................................. 6
D. Sifat Reksadana Syari’ah ......................................................................... 8
E. Teknik berinvestasi di reksa dana syariah.............................................. 8
F. Kebijakan pengelolaan.............................................................................. 9
G. Kebijakan pengembangan pasar uang syariah .................................... 10
H. Instrumen pasar uang Syari’ah ............................................................. 11
BAB III .................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan surga bagi pelaku investasi untuk menanamkan
modalnya. Hal ini terlihat sejak Indonesia belum merdeka, pihak asing telah
menanamkan modalnya dan merambah ke berbagai bidang perdagangan. Investasi
itu diawali dengan hadirnya bangsa Portugis yang datang ke Selat Malaka pada
tahun 1511 untuk berdagang rempah-rempah yang pada saat itu sedang laku keras
di berbagai negara. Investasi asing di Indonesia terus berlanjut, seperti investasi
yang dilakukan oleh Inggris dan China.
Investasi di bidang pasar modal Indonesia dimulai sejak pemerintahan Hindia
Belanda yang mendirikan Bursa Efek di Batavia (Jakarta) 14 Desember 1912
sebagai cabang Amserdamse Effectenbureurs.
Pasar modal saat itu berfungsi sebagai sumber pembiayaan perusahaan dan
menggali pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh di Indonesia.
Aktivitas pasar modal ini terhenti ketuka terjadi perang Dunia ke-II. Ketika
Indonesia merdeka, pemerintah menerbitkan obligasi pada tahun 1950. Pengaktivan
pasar modal di Jakarta ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Darurat
tentang Bursa Nomor 15 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 1952 yang berkaitan dengan pasar modal. Seiring dengan
perkembangan zaman Undang-Undang mengenai pasar modal ini telah mengalami
berbagai perubahan.
Adapun mengenai pasar modal syariah terdapat dalam Fatwa DSN-MUI
No.80/DSN-MUI/tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dan sejak
November 2007 Bapepam dan LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES)
yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Keberadaan DES tersebut
kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Yang isinya terdiri dari seluruh saham

1
syariah yang tercatat di BEI. Dengan adanya Fatwa dan ISSI diharapkan dapat
meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi syariah di pasar modal
Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sepanjang memenuhi kriteria
yang ada di dalam fatwa tersebut.
Karena latar belakang inilah akhirnya penulis berkeinginan untuk
mengambil tema dalam makalah yang akan penulis susun, dengan judul Pasar
Modal Syariah.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Pengertian, fungsi, dan karakteristik Perkembangan pasar modal
2. Struktur pasar modal syariah
3. Lembaga fasilitator reksa dana syariah
4. Sifat reksa dana syariah
5. Teknik berinvestasi di reksa dana syariah
6. Kebijakan pengelolaan
7. Kebijakan pengembangan pasar uang syariah
8. Instrumen pasar uang Syari’ah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, fungsi, dan karakteristik Perkembangan pasar modal


1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market.
Sementara untuk modal sering digunakan istilah efek, sekuritas, dan stock.
Pasar modal merupakan salah satu cara atau kaidah untuk melakukan
kegiatan investasi. Pasar modal sama seperti pasar biasa pada umumnya, yaitu
tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan objek yang diperjual belikan
adalah hak kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang perusahaan.1
Pasar modal juga dikenal dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut UU
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan
dan menyedikan sistem dan/atau sarana untuk menemukan penawaran jual dan
beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka. Dengan demikian objek transaksi di pasar modal berupa efek, yaitu surat
berharga berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit peenyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pasar Modal
adalah transaksi modal diantara pihak penyedia dana (investor) dengan pihak
yang memerlukan modal (pengusaha) dengan menggunakan instrumen saham
(adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan), obligasi (suatu istilah
yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang
dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar
kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh
tempo pembayaran), reksadana, dan instrumen turunannya.

1
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia. 2004.

3
Sedangkan yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah pasar modal
yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten (perusahaan
yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di
bursa), jenis efek yang di perdagangkannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Adapun yang dimaksud dengan Efek Syariah adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang
akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-
prinsip syariah.
2. Fungsi Pasar Modal Syariah
Fungsi pasar modal syariah di antaranya:
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan liquiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.2

3. Karakteristik Pasar Modal Syariah


Pasar modal yang ideal adalah yang memenuhi unsur etik dan
fair/transparan, disamping adanya unsur efisien. Obaidullah yang mengutip
pandangan Baruch Lev mengatakan, bahwa “pengertian etik dan fair adalah
terdapatnya persamaan kesempatan (equality of opportunity), di mana seluruh
pihak dalam pasar modal mendapat akses informasi yang sama dan relevan untuk
mengevaluasi aset”.

2
Hakim, L. 2014. Pasar Uang Berdasarkan Prinsip Syariah. Jurnal Khatulistiwa – Journal of
Islamic Studies Vol. 4 No. 1. IAIN Pontianak. 10.

4
Gambaran mengenai pasar modal yang efisien, etik, dan faur, menurut
Shefrin dan Statman (1993) yang dikutip oleh Obaidullah, mengandung tujuh
karakteristik sebagai berikut:
1. Bebas dari pemaksaan
Menurut kaidah ini investor memiliki hak untuk bertransaksi dan
bebas membuat kontrak juga berarti bahwa investor tidak boleh dilarang
dalam bertransaksi. Termasuk dalam kaidah ini adalah bahwa investor
berhak untuk mencapai informasi dan pada saat yang sama tidak boleh
ditekankan untuk membuka rahasia tertentu.
2. Bebas dari salah interpretasi
Bahwa investor mrmiliki hak untuk mendapat informasi yang besar,
sehingga tidak minimbulkan salah interpretasi.
3. Hak untuk mendapatkan informasi yang sama
Bahwa seluruh investor memiliki akses yang sama untuk
mendapatkan satu set informasi yang khusus. Apabila satu pihak
memiliki satu set informasi maka harus dikemukakan kepada yang lain.
4. Hak untuk memproses informasi yang sama
Dalam hal ini investor memiliki hak dan kemampuan yang sama
untuk memproses informasi, di mana tidak ada satu pihak yang
dirugikan.
5. Bebas dari gejolak hati
Menurut kaidah ini, seluruh investor selayaknya terbebas dari
berbuat kesalahan karena kurang pengendalian diri.
6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang efisien
Bahwa investor melakukan transaksi pada tingkat harga yang
menurut persepsinya efisien atau benar.
7. Hak untuk memiliki kekuatan tawar menawar yang sama
Bahwa dalam bertransaksi, para investor memiliki kekuatan tawar-
menawar yang sama untuk negosiasi.

5
B. Struktur pasar modal syariah

C. Lembaga fasilitator reksa dana syariah


Lembaga-Lembaga Fasilitator Reksadana
1. Bapepam-LK
Bapepam-LK berada dibawah Departemen keuangan Republik Indonesia yang
bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan psar modal
serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang lembaga keuangan.
2. Pengelola Investasi (Manajer Investasi)
Pengelolaan reksadana dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan izin
dari Bapepam-LK sebagai manajer investasi. Perusahaan pengelola reksadana
dapat berbentuk:

6
 Perusahaan efek yang secara umum berbentuk divisi tersendiri atau PT yang
khusus menangani reksadana, selain dua divisi yang lain yakno perantara
pedagang efek (broker dealer) dan penjaminan emisi (underwriter).
 Perusahaan secara khusus yang bergerak sebagai Perusahaan Manajer
Investasi (PMI) atau Manajer Investasi (MI).
3. Bank Kustodian
Bank kustodian berwenang dan bertanggung jawab dalam menyimpan, menjaga,
dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan serta pembayaran/
penjualan kembali suatu reksadana berdasarkan kontrak yang telah dibuat
dengan manajer investasi.
4. Notaris
Notaris berwenang mengeluarkan akta badan hukum pengelola investasi baik
pendirian maupun pembubaran, penyaksian pengesahan dokumen kontrak
investasi pada tahap persiapan dan perikatan lainnya.
5. Konsultan Hukum
Konsultan hukum, bertugas meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat segi hukum (legal opinion) tentang keadaan dan
keabsahan usaha emiten
6. Akuntan Publik
Akuntan publik yang disahkan oleh BPKP, bertugas antara lain melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya,
memeriksa pembukuan, apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
Indonesia dan ketentuan Bapepam-LK serta memberi petunjuk pelaksanaan
cara-cara pembukuan yang baik (apabila diperlukan)
7. Agen Penjual
Agen penjual adalah pihak yang menjual produk-produk yang dikelola oleh
manajer investasi kepada nasabah baik perorangan maupun badan hukum.3

3
Muhamad, Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2014), hal. 165.

7
D. Sifat Reksadana Syari’ah
Sifat-sifat reksadana syari’ah adalah:
1. Reksa dana tertutup (Closed-End Fund), yaitu reksa dana yang tidak dapat
membeli saham-saham yang telah di jual kepada pemodal. Artinya, pemegang
saham tidak dapat memjual kembali sahamnya kepada manager investasi.
Apabila pemilik saham hendak menjual saham, hal ini harus dilakukan melalui
bursa efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan.
2. Reksa dana terbuka (Open-End Fund), yaitu reksa dana yang menawarkan dan
membeli saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah
dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit
penyertanya setiap saat apabila diinginkan manager investasi reksa dana,
melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit
pada saat tersebut.

E. Teknik berinvestasi di reksa dana syariah


Secara sederhana proses pengelolan investasi reksadana syariah dapat
digambarkan sebagai berikut:

Dewan Pengawas  Fatwa Ulama Komite


Syariah  Persetujuan atas Investasi
Efek-efek yang
Sesuai dengan Kebijakan
Syariah Alokasi Aset

Tim investasi

Portofolio

Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam
reksadana syariah akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.

8
Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur nonhalal, sehingga
manajer investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang
mengandung unsur nonhalal dari pendapatan yang diyakini halal.
Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh reksadana syariah
dan hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh bank kustodian dan
setidak-tidaknya setiap tiga bulan dilaporkan kepada manajer investasi untuk
kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syariah Nasional.
Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari nonhalal akan
digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunannya akan ditentukan
kemudian oleh DSN serta dilaporkan secara transparan.4

F. Kebijakan pengelolaan
1. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah:
 perjudian dan permainan yang tergolong judi;
 perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
 perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
 bank berbasis bunga;
 perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
 jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional;
 memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan
barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram
bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
 melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
2. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%,
dan

4
Soemitra, A. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Edisi Kedua. (Jakarta: Prenada
Media, 2017), hlm. 176-177.

9
3. rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari
10%.5

G. Kebijakan pengembangan pasar uang syariah


Dalam pengembangan reksadana syariah diakui ada kendala-kendala yang
dihadapi. Oleh karena itu, kendala dan solusi yang bisa ditawarkan dalam
pengembangan reksadana syariah di Indonesia antara lain:
1. Reksadana syariah kurang dikenal oleh masyarakat umum karena reksadana
umumnya dikenal di kalangan investor, pelaku bisnis, praktisi dan akademisi di
bidang ekonomi syariah. Untuk mengatasi kendala ini, diperlukan adanya
sosialisasi yang lebih insentif melalui penyediaan alternatif instrumen reksadana
syariah yang beragam dan edukasi secara terus-menerus.
2. Adanya sistem pasar ganda yang menawarkan reksadana konvensional dan
reksadana syariah memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan industri
reksadana syariah di Indonesia. Untuk menjawab kendala ini, reksadana syariah
disamping harus mampu mengedepankan pendekatan idealisme (emosional
keagamaan) juga harus mampu menawarkan produk reksdana syariah
marketable yang mampu memberikan keuntungan yang baik, resiko yang
rendah, mudah dicarikan, sederhana dan fleksibel
3. Pertumbuhan reksadana syariah memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
baik pemerintah sebagai regulator, investor, praktisi, ulama dan akademisi. Oleh
karena itu, diharapkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah (Bapepam-
LK), investor, praktisi, ulama dan akademisi untuk mendorong terbangunnya
sistem pasar modal syariah yang bisa diterima.6

5
Harahap,M.I. Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah. (UIN Sumatera Utara. 2020), hal.
19-23.
6
Soemitra, A. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Edisi Kedua. (Jakarta: Prenada
Media, 2017), hal. 196-197.

10
H. Instrumen pasar uang Syari’ah
Menurut Lutfi (2018), mengemukakan bahwa instrumen pasar uang syariah
di Indonesia terdiri dari :
1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
SBIS merupakan surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
dalam jangka waktu yang pendek dalam mata uang rupiah dan tentunya harus
berdasarkan prinsip syariah.
2. Repurchase Agreement (Repo) SBIS
Repurchase Agreement (Repo) SBIS merupakan pemberian pinjaman yang
diberikan oleh Bank Indonesia untuk Bank Umum Syariah atau Unit Usaha
Syariah dengan berdasarkan agunan SBIS (collateralized borrowing).
3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) merupakan surat – surat berharga
yang dikeluarkan untuk bukti atas pencantuman terhadap aset SBSN di dalam
mata uang rupiah dengan berdasarkan prinsip syariah.
4. Repurchase Agrement (Repo) SBSN
Repo SBSN merupakan kegiatan penjualan SBSN kepada Bank Indonesia
dengan kesepakatan bahwa pembelian kembali sesuai harga dan jangka waktu
yang sudah disepakati.
5. Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)
PUAS merupakan transaksi antarbank dalam jangka waktu yang pendek baik
dalam rupiah maupun dalam valuta asing dengan berdasarkan prinsip syariah.
6. Surat Berharga lain yang memiliki kualitas tinggi dan proses pencairannya
mudah merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh badan hukum lain
yang mempunyai rangking tinggi berdasarkan penilaian lembaga yang diakui
oleh Bank Indonesia, kapan saja dapat dijual ke pasar untuk ditunaikan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reksadana dapat dipahami sebagai suatu wadah dimana masyarakat dapat


menginvestasikan dananya dan oleh pengurusnya, yaitu manajer investasi, dana
tersebut diinvestasikan ke portofolio efek. Sedangkan reksadana syariah adalah
reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam.
Bentuk hukum reksadana menentukan suatu sifat reksadana yang dapat
dilakukan. Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat dibedakan dalam dua
jenis, yaitu reksadana tertutup dan reksadana terbuka.
Mengenai bentuk hukum reksadana syari’ah ada yang berbentuk perseroan
(PT), dan adapula yang berbentuk kontrak investasi kolektif. Dan ada beberapa
jenis reksadana yang biasa digunakan, yaitu reksadana pasar uang, reksadana
pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Prinsip Dasar Reksadana Syariah antara lain bukan mencari keuntungan
yang sebanyak-banyaknya, adanya proses cleansing, proses valuation saham,
pengawasan yang lebih selektif, adanya Jakarta Islamic Indeks (JII), investasi pada
perusahaan produk halal.
Lembaga-lembaga fasilitator reksadana syari’ah yaitu bapepam-LK,
pengelola investasi (manajer investasi), bank custodian, notaris, konsultan hukum,
akuntan publik, dan agen penjual.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia. 2004.
Soemitra, A. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. 2009
Muhamad, Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014)
Harahap,M.I. Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah. (UIN Sumatera Utara. 2020)
Hakim, L. 2014. Pasar Uang Berdasarkan Prinsip Syariah. Jurnal Khatulistiwa – Journal of Islamic
Studies Vol. 4 No. 1. IAIN Pontianak.

13

Anda mungkin juga menyukai