Anda di halaman 1dari 13

PENYEBAB TERJADINYA JARIMAH ZINA

DI
S
U
S
U
N

OLEH:
KELOMPOK 5

NAMA : IMELDA
: MAULINA
: IMAM MUSTAKIM
UNIT :1
SEM :3
PRODI : HES
MK : FIQH II
DOSEN : MUSLIADI, Lc., M.Sh

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH (STIS)


AL HILAL SIGLI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul: “PENYEBAB TERJADINYA
JARIMAH ZINA”. Shalawat dan salam kita panjatkan kehadirpat Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan ke alam yang
penuh ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.

Sigli, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Pergaulan Bebas ......................................................................................... 2
B. Kemiskinan ................................................................................................. 5
C. Kejahilan Ilmu Agama ............................................................................... 6
BAB III................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah suatu sistem nilai yang paling mapan dalam sejarah

agama di dunia. Dalam menjalani kandungan ajaran tersebut maka Allah SWT telah

menjanjikan dua hal sebagai balasan atas apapun yang menjadi tindakan umat

manusia. Pahala (balasan baik) adalah bagi mereka yang beramal shalih. Dan dosa

(balasan buruk) akan berbuah siksa bagi mereka yang melakukan tindak

kemaksiatan. Kedua konsekuensi tersebut adalah bukti bagi ke-Maha Adilan Allah

SWT .

Bagi umat Islam setidaknya terdapat sepuluh aktivitas yang menjadi

larangan utama. Adapun balasan bagi semua dosa hanyalah satu, yaitu siksa yang

sangat pedih. Neraka adalah suatu lembah isolasi bagi mereka yang berdosa di

dalam hidupnya. Neraka adalah mimpi buruk bagi setiap manusia yang berlumuran

dosa. Dan mereka abadi didalamnya.

Zina sebagai masalah sosial sementara ini dilihat dari hubungan sebab-

akibat dan asal mulanya tidak dapat diketahui dengan pasti, namun sampai sekarang

pelacuran masi banyak dijumpai dalam kehidupan seharihari dan ada di hampir

setiap wilayah di Indonesia, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun

sembunyi-sembuny

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana terjadinya jarimah zina ditinjau dari pergaulan bebas?

2. Bagaimana terjadinya jarimah zina ditinjau dari kemiskinan?

3. Bagaimana terjadinya jarimah zina ditinjau dari kejahilan agama?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang

melewati batas kewajiban, tuntutan,aturan, syarat,dan perasaan malu. Pengertian

pergaulan bebas di ambil dari kata Pergaulan yang artinya proses interaksi antar

individu atau individu dengan kelompok, sedang kata Bebas yang artinya terlepas

dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama, dan pancasila. 1

Pergaulan bebas menurut agama, pengertian pergaulan bebas menurut

agama adalah proses dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur

pergaulan. Pergaulan bebas tertuang dalam surah An-Nur ayat 30-31

bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul.

Beberapa sebab remaja melakukan pergaulan bebas yaitu sikap mental yang

tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa terhadap keluarga yang tidak harmonis,

kegagalan remaja menyerap norma-norma agama dan norma-norma pancasila.

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan

individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan

oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang

artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan

manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan

1
Djazuli,Ahmad.Fiqih Jinayah,Upaya menanggulangi kejahatan dalam Islam, PT.Raja
Grafindo Persada. Jakarta.1996.Hal.79

2
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok

guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih

mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja

yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat

labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu

yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

Ciri-Ciri pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu:

1. Terjerat dalam pesta hura-hura.

2. Mabuk-mabukan dan menggunakan obat-obat terlarang (narkoba).

3. Perilaku yang tidak baik.

4. Menggunakan pakaian terbuka.2

Faktor penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu:

1. Rendahnya taraf pendidikan keluarga, seperti keluarga yang mengizinkan

sang anak berpacaran tanpa ada pengawasan yang menyebabkan anak

terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

2. Orang tua yang kurang memperhatikan pergaulan anak, orang tua yang

sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak tidak bisa diperhatikan dengan

maksimal.

3. Kurang berhati-hati dalam berteman, contohnya teman menuntun kita

kearah yang negative, terjadi karena berteman dengan orang yang tidak baik.

2
Haliman.Dr.Hukum PiDANA Syari’at Islam.PT.Bulan Bintang.Jakarta.197.Hal.131

3
4. Keadaan ekonomi keluarga, contohnya anak yang putus sekolah karena

ekonomi keluarga yang rendah membuat perilaku sang anak menjadi

tambah parah.

Dampak dari pergaulan bebas memberikan pengaruh besar bagi diri sendiri, orang

tua, dan negara. Seperti ketergantungan obat-obatan terlarang, menurunnya tingkat

kesehatan, meningkatnya kriminalitas, meregangkan hubungan keluarga,

meyebarkan penyakit, menurunnya prestasi belajar, berdosa.

Adapun cara mengatasi pergaulan bebas terhadap anak-anak yaitu:

1. Memperbaiki cara pandang.

2. Jujur pada diri sendiri.

3. Menanamkan nilai ketimuran.

4. Menjaga keseimbangan pola hidup.

5. Banyak beraktivitas secara positif.

6. Berpikir tentang masa depan.

7. Mengurangi menonton tv yang mengandung unsur seksual dan kekerasan.

8. Selalu membaca buku yang memberikan motivasi baik.

9. Berkomunikasi dengan baik dengan orang

10. Mengadakan sosialisasi tentang bahaya pergaulan bebas.

11. Menegakkan aturan hukum.

Dengan cara-cara di atas diharapkan kepada orang tua, guru (pendidik),

pemerintah, mampu berkerja sama dalam mengurangi tingkat pergaulan bebas yang

terjadi di tanah Sumbawa ini, agar anak-anak di tanah Sumbawa terbebas dari

pergaulan bebas dan menjadi anak-anak yang berguna bagi bangsa dan negara.

4
B. Kemiskinan

Keadaan miskin adalah keadaan ketika seseorang tidak memiliki apapun

yang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka tidak meminta – minta kepada

manusia. Adapun kefakiran pada kondisi seseorang yang tidak mempunyai harta

yang bisa mencukupi kebutuhan dasarnya yang meliputi pangan, sandang dan

papan. Demikianlah pengertian fakir dan miskin dalam al Amwal fi Daulatil

Khilafah.

Kemiskinan dan kefakiran itu ada yang dipicu karena faktor kekurangan

fisik. Misalnya seseorang yang sakit sehingga ia tidak sanggup untuk bekerja. Atau

karena faktor pendidikan yang rendah sehingga pekerjaan yang dimiliki tidak cukup

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kemiskinan dan kefakiran juga bisa bersifat komunal. Hal ini terjadi karena

kesalahan kebijakan politik dalam mengelola kekayaan alam dan sumber – sumber

ekonomi bangsa dan negara. Penerapan Kapitalisme telah menjadikan kekayaan

alam dikuasai oleh para kapital dan korporasi atas nama investasi. Bahkan negara

hanya mendapatkan hak royalti yang tidak seberapa. Akibatnya kekayaan dikuasai

oleh para kapital dan korporasi. Sedangkan negara guna memenuhi kebutuhan

pembangunan menjadikan pajak kepada rakyat. Jadi sebuah keanehan, kekayaan

alam diserahkan kepada swasta dan asing sementara rakyat yang sudah menderita

dikenai pajak

Kemiskinan dan pemerataan pendapatan masih merupakan alasan klasik

yang selalu dipakai untuk menjawab semua permasalahan mengenai penyebab

pelacuran. Menurut Koentjoro (2004), tindakan pelacuran atau prostitusi lahir

5
disebabkan karena tingginya aspirasi material dan dukungan budaya serta peranan

kemiskinan. Beberapa hal terkait dasar pembangunan perekonomian masyarakat

seperti pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang mereka butuhkan seringkali

terabaikan.

Dengan kondisi minimnya keahlian yang dimiliki seseorang kurang mampu

dalam bersaing untuk memperoleh kerja, ditambah lagi dengan kecilnya daya serap

pada setiap sektor kerja yang akhirnya membuat banyak orang tidak dapat bekerja

atau menjadi pengangguran. Dengan tidak dapat bekerja berarti tidak memiliki

penghasilan, sedangkan pemenuhan kebutuhan hidup memerlukan uang sebagai alat

pertukaran. Untuk hal ini sebagian orang rela melakukan apa saja agar bisa

mendapatkan suatu imbalan berupa uang atau apapun yang bisa digunakan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka termasuk melakukan tindakan

pelacuran atau prostitusi.

C. Kejahilan Ilmu Agama

Berdasarkan konsep ilmu dalam Islam itu, maka keterlibatan kita, anak-anak

dan generasi muda kita, mencari dan menuntut ilmu sama ada melalui pengalaman,

pembacaan atau persekolahan, amat dituntut dan dihargai selagi ilmu-ilmu itu

mampu mendekatkan diri kepada Allah, agama dan demi untuk kepentingan

umatnya.

Ilmu yang dikategorikan sebagai akademik perlu diolah dan diberi

pendekatan syarak. Apa jua yang dipelajari sangat penting dan mendapat

pengiktirafan, dengan syarat ia menjadi wasilah bagi membantu seseorang

6
membentuk diri sebagai hamba Allah yang dicipta untuk tunduk dan patuh

kepadaNya dan syariatNya.

Hakikat ini perlu difahami benar-benar oleh para ibubapa dan tenaga

pengajar, supaya dengan itu tercapai matlamat pendidikan dan menuntut ilmu dalam

Islam, iaitu mendekatkan diri kepada Allah, menjalani kehidupan mematuhi syarak,

bersedia membela agama dan membawa kebaikan kepada umatnya. Di samping

ilmu menjadi wasilah mengabdikan diri kepada Allah, terdapat pelbagai kelebihan

seperti berikut :-

1. Ilmu tetap kekal, tidak seperti harta kekayaan. Sabda Rasulullah s.a.w. yang

bermaksud, “Apabila mati seorang anak adam terputuslah amalannya

kecuali tiga perkara : sedekah jariah (wakaf), ilmu yang dimanfaatkan

dengannya, atau anak yang soleh yang mendoakan kebaikan baginya.”

2. Menuntut ilmu bererti menerima pusaka para nabi yang kaya dengan rahmat

dan kasih sayang Allah.

3. Ilmu yang bermanfaat, memelihara dan menjadikan kehidupan seseorang

lebih murni, bersih, bermaruah dan mulia.

4. Mencari ilmu bererti merentas jalan ke syurga.

5. Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati untuk mengenal Allah dan

melicinkan perhubungan sesama manusia.

6. Allah mengangkat martabat orang berilmu yang beriman.

Kelebihan ilmu makin terserlah dengan menginsafi bahaya dan bencana

kejahilan seperti :-

1. Membuka jalan kepada syirik, bidaah dan kesesatan.

7
2. Mencetuskan masalah kepada keluarga, persekitaran, masyarakat dan

organisasi.

3. Menyuburkan akhlak keji, maksiat dan jenayah.

4. Menjalani hidup tanpa matlamat yang jelas.

5. Mendedahkan diri kepada kemurkaan dan neraka Allah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam agama islam Allah SWT telah menjanjikan dua hal sebagai balasan atas

apapun yang menjadi tindakan umat manusia. Pahala (balasan baik) adalah bagi

mereka yang beramal shalih. Dan dosa (balasan buruk) akan berbuah siksa bagi

mereka yang melakukan tindak kemaksiatan.

2. Di dalam al-qur’an Allah SWT banyak berfirman dan menjelaskan tentang

larangan zina.

3. Zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh seorang lelaki dengan seorang

perempuan tanpa nikah yang sah menurut hukum islam. Zina dibagi dua yaitu

zina muhsan dan bukan muhsan.

4. Seseorang yang melakukan zina Muhsan, wajib dikenakan keatas mereka

hukuman had (rejam) Yaitu dilempar dengan batu yang sederhana besarnya

hingga mati,sedangkan yang bukan muhsan harus di cambuk sebanyak seratus

kali cambukan.

B. Saran

Melalui makalah yang singkat ini penulis menyarankan kepada segenap

pembaca agar merujuk kepada sumber-sumber lain yang relevan untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif

9
DAFTAR PUSTAKA

Djazuli,Ahmad.Fiqih Jinayah,Upaya menanggulangi kejahatan dalam

Islam, PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.1996

Haliman.Dr.Hukum PiDANA Syari’at Islam.PT.Bulan Bintang.Jakarta.1997

Audah Awaisyah,Syeikh Husain.Ensiklopedia Fiqih Praktis menurut Al-Qur’an

dan As-Sunnah.Pustaka Imam As-Syafi’i.Jakarta.2010

10

Anda mungkin juga menyukai