Anda di halaman 1dari 8

Mengenal Organisasi

Bisnis Syariah
Anggota Kelompok:
Hasyimi Rafsanjani
Husnia Devi
Nadiaturrahmi
Jenis organisasi Bisnis Sesuai Syariah
Di dalam perekonomian Islam bentuk atau jenis dari organisasi-organisasi bisnis
(usaha) yang ada secara umum dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya di miliki oleh satu
orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan cara tertentu.
Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya
Persekutuan/Syirkah
akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan porsi
kontribusi dana
Mudharabah
adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Ciri-ciri Organisasi Bisnis Syariah
1. Selalu berpijak pada nilai-nilai ruhiyah
2. Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram
3. Mengimplementasi aturan secara syari
4. Tidak hanya berorientasi pada dunia namun juga akherat
Akad Dalam Bisnis Syariah
Akad dari segi ada atau tidaknya adanya kompensasi, fiqh muamalah
membagi akad menjadi dua bagian, yakni akad tabaru’ dan akad tijarah:
1. Akad tabarru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak di tujukan
untuk memperoleh laba (nirlaba)
2. Akad tijarah merupakan akad yaang di tujukan untuk memperoleh keuntungan
Kerjasama dalam Bisnis Syariah
 kerjasama (syirkah) adalah kerjasama dua orang atau lebih yang sepakat
menggabungkan dua atau lebih kekuatan (aset modal, keahlian dan tenaga)
untuk digunakan sebagai modal usaha, dengan tujuan mencari keuntungan.
Kerjasama yang dimaksud disini adalah kerjasama dalam bentuk bagi
hasil, yaitu kerjasama dalam berusaha untuk mendapatkan keuntungan
Hak dan Kewajiban Dalam Bisnis Syariah
Hak dan Kewajiban Pekerja
1. Berhak menerima upah yang memungkinkan menikmati hidup layak dan berkewajiban patuh
serta mengikuti apa yang di gariskan oleh atasannya
2. Tidak boleh di beri pekerjaan yang terlalu berat yang ia tak sanggup
3. Harus di beri bantuan pengobatan yang layak
4. Majikan harus mengeluarkan sedeqah untuk pekerjanya
5. Pekerja harus di perlakuakan dengan baik dan sopan
Hak dan kewajiban atasan
Hak atasan ialah memerintahkan bawahan dan kemudian ia berhak memperoleh keuntungan.
Sedangkan kewajiban atasan adalah harus membayar upah sesegera mungkin, tidak di tunda-
tunda dan ia wajib bersikap baik, lemah-lembut dan kasih sayang, serta edukatif (sikap
mendidik), dan juga menjaga keselamatan bawahannya
Situasi Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap
Produktivitas
Produktivitas adalah rasio terbaik antara hasil (output) dengan masukan (input)
Peningkatan produktivitas perusahaan tidak lepas dari adanya faktor yang
mempengaruhi lingkungan salah satunya adalah faktor lingkungan kerja islami
yang memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produktivitas kerja
pada lembaga bisnis syari’ah, bahkan sudah seharusnya lembaga bisnis syari’ah
menggunakan nilai-nilai syari’at Islam dalam segala aktifitasnya. karena itu
perusahaan harus memperhatikan kondisi lingkungan tempat bekerja mulai dari
fentilasi udara, keamanan dan kebersihan tempat kerja, etika, lingkungan bersih
mengakibatkan karyawan akan semangat dalam bekerja karena setengah dalam
sehari waktu mereka dihabiskan dalam lingkungan kerja tersebut.
Kesimpulan
Melalui manajemen yang efektif, sebuah organisasi bisnis akan pada
awalnya bersifat aktivitas, kemudian bergeser menjadi sebuah etitas
bisnis, yakini dalam bentuk perusahaan maupun persekutuan.
Bisnis bukanlah aktivitas maupun etitas yang berdiri sendiri,
melainkan mempunyai hubungan erat dan tidak terlepas dari sruktur
dan sistem kemasyarakatan yang terdiri dari problematika
kemanusiaan, kemasyarakatan, kenegaraan dari segi kemanfaatan
maupun tidak. Maka dari itu, butuh pengarah, pembimbing maupun
pengontol bisnis agar bisnis tidak keluar dari tujuan hakikat bisnis
tanpa melanggar nilai-nilai ajaran islam, hukum pemerintah dan
nilai-nilai kemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai