Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN ATAS

MANAJEMEN
KEUANGAN SYARIAH
Nadia Azalia Putri, S.E., M.M.
Referensi: Muhamad. 2016. Manajemen Keuangan Syari’ah:
Analisis Fiqh dan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Pengertian Manajemen Keuangan Syariah
◦ Manajemen Keuangan Syariah merupakan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan
yang dituntun oleh prinsip-prinsip syari’ah untuk mencapai tujuan
perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
Optimalisasi Keuntungan vs Optimalisasi Nilai
Perusahaan
◦ maksimisasi keuntungan ≠ maksimisasi nilai perusahaan
◦ nilai perusahaan akan ditentukan oleh banyak faktor: keuntungan, risiko, dll. Nilai
perusahaan, yang biasanya tercermin melalui harga saham, merupakan konsensus
yang terjadi di pasar keuangan terhadap prospek dan risiko perusahaan di masa
mendatang.
◦ Dalam manajemen keuangan syari'ah, berarti syariat merupakan nilai utama yang
menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis. dengan kendali syariat,
bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama: (1) target hasil: profit-materi dan
benefit non-materi, (2) pertumbuhan, artinya terus meningkat, (3) keberlangsungan,
dan (4) keberkahan atau keridhaan Allah.
Tujuan Perusahaan
Qimah Madiyah

Qimah insaniyah

Qimah khuluqiyah

Qimah ruhiyah
Masalah yang sering dihadapi

Masalah yang sering timbul dan dihadapi oleh seorang manajer keuangan adalah :
◦ Apakah investasi tersebut profitable?
◦ Dari manakah dana sumber pembiayaan investasi itu diperoleh ?
◦ Berapa besar kas yang harus selalu ada ?
◦ Kredit macam apa untuk konsumen?
◦ Berapa persediaan harus dipertahankan ?
◦ Haruskah laba yang diperoleh dipertahankan diinvestasikan atau dibagikan?
◦ Bagaimana kebijakan deviden yang optimal?
◦ Bagaimana keseimbangan antara resiko dan tingkat keuntungan?
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Syariah

Keputusan Investasi

Keputusan Pendanaan

Keputusan Bagi Hasil atau Dividen

Keputusan Zakat Perusahaan


Penjelasan Fungsi Man. Keuangan dalam Neraca

Fungsi
investasi

Fungsi
pendanaan
Aspek-Aspek Syariah
dalam Keuangan
(1)
(3) (2)

(6)

(4) (5)

Manajer dan Pasar Keuangan


Keterangan:

1. Manajer keuangan dalam menjalankan aktivitas perusahaan harus berlandaskan pada ideologi islam seperti
menerapkan bagi hasil, tidak menggunakan riba, terhindar dari tindakan judi tidak jelas, serta kewajiban
berzakat.
2. Manajer keuangan mencari dana dari pasar keuangan dengan jalan menerbitkan sekuritas atau memperoleh
penyertaan dari lembaga keuangan yang berbasis syariah. Pada dasarnya ada dua jenis sekuritas/instrumen
dasar, yaitu saham syariah dan sukuk. Sisi kanan neraca keuangan meringkaskan aset yang diperoleh oleh
manajer keuangan.
3. Dana tersebut kemudian diinvestasikan oleh manajer keuangan, membeli asset yang bias menghasilkan
return. Sisi kiri neraca keuangan meringkaskan asset yang diperoleh manajer keuangan.
4. Aset tersebut menghasilkan kembalian keuntungan atau return.
5. Sebagian dana tersebut dikembalikan ke pasar keuangan melalui medium yang berbeda-beda. Untuk
pemegang saham, perusahaan membagikan dividen, sementara untuk pemegang obligasi syari’ah atau sukuk,
perusahaan membagikan bagi hasil
6. Sebagian kembalian atau tingkat keuntungan (rate of return) ditanamkan kembali oleh manajer keuangan ke
dalam perusahaan.
Bentuk Organisasi
Perusahaan Syari’ah
Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perorangan adalah format
organisasi bisnis yang paling sederhana
yang hampir ada dalam setiap sistem
ekonomi non-sosialis dan merupakan
bentuk usaha pelaksanaan bisnis tertua,
dimana bentuk-bentuk organisasi bisnis
lain yang berkembang kemudian adalah
berangkat dari bentuk awal ini sesuai
dengan kompleksitas dan kebutuhan
hidup social dan ekonomi manusia
Persekutuan/syirkah (partnership)
◦ Persekutuan merupakan suatu hubungan antara
dua orang atau lebih untuk mendistribusikan laba
(profit) atau kerugian (losses) dari suatu bisnis yang
di jalankan oleh mereka atau salah satu dari
mereka.
◦ Implikasinya dapat disimpulkan bahwa dua orang
atau lebih dapat menyatakan sumber daya yang
mereka miliki untuk menjalankan suatu bisnis
bersama, sebab tidak satupun dari mereka dapat
mengelolanya secara perorangan.
◦ Hal terpenting dalam bentuk kerjasama ini yaitu
masing-masing pihak harus memiliki andil modal
dalam usaha tersebut. Bentuk usaha perserikatan
ini di kenal dengan istilah syikatul inan atau
syirkatul mufawadah.
Mudharabah

◦ Sebuah hubungan antara dua orang atau lebih di mana salah satu pihak menyediakan
modal dan pihak lainnya menjadi pengelola. Implikasinya dapat dilihat sebagai
berikut:
◦ Persetujuan tidak terbatas hanya dua orang saja, tetapi bias lebih dari jumlah tersebut.
◦ Adanya dua orang yang terlibat.
◦ Pihak pengelola dapat membawa modalnya sendiri untuk kepentingan bisnis atau
usahanya tetapi harus memiliki persetujuan pemilik modal.
◦ Pengalokasian keuntungan dan kerugian
Jenis Akad dan Implementasi dalam Organisasi
Bisnis

Usaha Perseorangan

Usaha Pola Kemitraan (Partnership)

Perseroan
Usaha Perseorangan (Sole Proprietorship)

◦ Usaha ini dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh


seseorang yang bertanggung jawab penuh (tidak
terbatas) terhadap semua risiko dan aktivitas
perusahaan.
◦ Relatif mudah didirikan dan paling murah untuk
dirintis
Usaha Pola Kemitraan (Partnership)

Mudharabah

Musyarakah

Kombinasi Mudharabah dan Musyarakah atau Mudharabah


Musytarakah
Perseroan
Perusahaan dalam bentuk PT, mempunyai ciri sebagai berikut:
◦ Hak dan kewajiban yang terbatas bagi pemegang sahamnya
◦ Proses pendirian PT diperlukan adanay Akte Notaris dan biaya yang
relatif tinggi serta waktu yang lama
◦ Keberlangsungan usaha relatif jangka panjang, memiliki organisasi
bisnis yang lebih besar dan terdapat biaya hukum
◦ Merupakan entitas yang terkena pajak, baik pajak pendapatan
perusahaan maupun pajak penghasilan pribadi (pajak ganda)
◦ Mampu menggabungkan modal dari banyak pemegang saham
◦ Lebih cenderung meningkatkan modalnya dari pasar keuangan, baik
pasar uang maupun pasar modal.
Pemisahan Kepemilikan dan Agency Problem
◦ Pada beberapa bentuk organisasi dan kontrak bisnis yang diulas diatas, salah satu cirinya terdapat
pemisahan kepemilikan dari manajemen, ialah pihak manajer berpihak sebagai agen dari pemilik.
◦ Hal ini diperkirakan dapat menimbulkan Agency Problem (masalah keagenan) merupakan terdapat
kemungkinan manajer tidak dapat melakukan keputusan atau tindakan yang terbaik sesuai kepentingan
pihak pemilik. 
◦ Agency problem akan berkurang dalam bentuk musyarakah karena masing-masing modal mitra juga
dipertaruhkan. Selain itu, kemitraan modal sendiri (ekuitas) akan meminimalkan masalah asimetri
informasi karena semua mitra akan memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengelolaan proyek
investasi mereka.
◦ Namun begitu, kontrak bisnis musyarakah ini kehilangan daya tarik dari sudut pandang penyediaan dana
karna terdapat kewajiban yang tidak terbatas bagi semua mitra. Berbeda dengan perushaan modern yang
menetapkan ketentuan kewajiban yang terbatas bagi penyedia dana sehingga membuat perusahaan lebih
mudah untuk memperoleh dana.
Tugas
(manfaatkan google)
◦ Jelaskan ruang lingkup manajer keuangan yang terdiri dari
ruang lingkup keputusan pendanaan, keputusan investasi,
keputusan dividen, dan keputusan zakat.
◦ Jelaskan 4 qimah tujuan perusahaan beserta contohnya.

Anda mungkin juga menyukai