AGRIBISNIS
PENDAHULUAN
Agribisnisdapat mempunyai sumber daya bernilai
milyaran rupiah, atau bisa saja hanya terdiri dari
seorang penjual bibit jagung secara sambilan (part
time).
Agribisnis dapat bergerak dalam kegiatan apa saja
yang ada kaitannya dengan produksi, pemrosesan,
dan pemasaran bahan pangan dan serat (sandang).
Walaupun agribisnis yang dikelola satu orang atau
satu keluarga bukan tidak bisa, tetapi hampir semua
volume bisnis yang sebenarnya di dalam pertanian
diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan yang
mempekerjakan sekelompok orang dalam bentuk
suatu organisasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMILIHAN BENTUK
ORGANISASI
Setiap Bentuk organisasi mempunyai ciri-ciri
sendiri. Pemilik dan manajer harus memilih
bentuk yang paling pantas untuk masing-
masing agribisnis yang unik.
Agribisnis mungkin perlu mengubah bentuk
hukum organisasinya jika berkembang atau
kondisinya berubah. Guna memutuskan
bentuk mana yang paling baik, pemilik atau
para pemilik harus menganalisis beberapa
faktor.
Berapa jumlah biaya pengorganisasian dan seberapa mudah bentuk
agribisnis itu diorganisasikan?
Berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk mejalankan agribisnis tersebut?
Berapa modal pemilik atau para pemilik yang tersedia?
Seberapa jauh kemudahan untuk mendapatkan tambahan modal dalam
agribisnis tersebut?
Kewajiban dan hak pilih atau opsi apa yang tersedia dalam perpajakan?
Bagaimana pemilik atau para pemilik akan dilibatkan secara
perorangan dalam manajemen dan pengendalian agribisnis?
Apa saja faktor stabilitas, kesinambungan, dan pengalihan
pemilikan yang penting untuk agribisnis?
Sampai sejauh mana kerahasiaan masalah agribisnis ingin
dipertahankan?
Berapa besar risiko dan kewajiban yang harus dipikul pemilik
atau para pemilik?
Apakah jenis/tipe bisnisnya, dimana akan dilangsungkan, dan
apa yang menjadi sasaran dan falsafah pemilk atau para pemilk
untuk agribisnis tersebut?
Ada 4 bentuk dasar organisasi :
Perusahaan Perseorangan
Persekutuan
Perseroan
Koperasi
PERUSAHAAN PERORANGAN
Bentuk organisasi bisnis yang sederhana adalah perusahaan perorangan
atau pribadi (single or individual proprietorship), yakni organisasi yang
dimiliki dan dikendalikan oleh satu orang.
Keuntungan Perusahaan Perorangan:
Pemilik memegang kendali penuh atas bisnisnya, hanya tunduk
pada peraturan pemeirntah yg berlaku
Pemilik menjalankan kendali atas rencana, program, modal
kebijakan, keputusan manajemen lainnya
keuntungan dan kerugian dibebankan kepada pemilik
Biaya pengorganisasian dan pembubaran rendah
Perkara bisnis dapat dirahasiakn penuh
Pemilik dapat menjual bisnisnya kepada siapa saja, kapan saja,
dengan harga yg dirasa memuaskan
Perusahaan perorangan tidak membayar pajak penghasilan sebagai
bisnis tersendiri, tetapi dipajaki dari pajak penghasilan pribadi
Kelemahan perusahaan perorangan:
Keterbatasan jumlah modal
Kewajiban pribadi sebagai pemilik untuk semua hutang &
kewajiban bisnis meluas sampai kepada warisan pribadi
Pembebasan dari pajak bisnis dapat menjadi kelemahan,
karena keuntungan bisnis perusahaan perorangan dianggap
keuntungan pemilik, sehingga keuntungan tinggi
mengakibatkan pemilik dikenai tariff pajak yg lebih tinggi
daripada bentuk perusahaan perseroan
Pemusatan kendali dan laba pada satu individu dapt membuat
karyawan merasa bahwa masa depan kesejahteraan dan
hidupnya tergantung ada satu orang
Kekurangan stabilitas dan kesinambungan karena sangat
tergantung pada satu orang.
PERSEKUTUAN
Persekutuan (partnership) adalah asosiasi atau
perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai
pemilik bisnis. Tidak ada batas jumlah orang
yang dapat bergabung dalam persekutuan..
Persekutuan dapat didasarkan pada perjanjian
tertulis atau lisan,atau kontrak atara kelompok
yg terlibat. Ini merupakan bentuk organisasi
bisnis paling sederhana dimana sejumlah orang
mengumpulkan sumberdaya dan bakatnya demi
keuntungan bersama.
Terdapat 2 jenis pesekutuan:
1. Persekutuan Umum
Masing-masing sekutu, tanpa memperhitungkan
persentase modal yang ditanam, mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Sekutu umum mempunyai
wewenang untuk bertindak sebagai agen persekutuan,
ikut serta dalam manajemen dan operasi bisnis.
Masing-masing sekutu menanggung semua hutang
persekutuan, berbagi laba dengan perbandngan yg
dsepakati atau pembagian merata. Bila bangkrut, semua
kewajiban dibagi rata.
2. Persekutuan Terbatas
Rendah
partisipasi
Solidaritas kelompok lemah anggota
“Mutual distrust”
Lemah kontrol
terhadap pengurus
dan manajemen
Belajar dari Masa Lalu:
Membangun Koperasi yang Efektif untuk
Memajukan Daya Saing Global Anggotanya
Elemen-Elemen Pokok
“Strong common
Jumlah anggota yang interest”
relatif terbatas Usahatani sejenis dgn
skala relatif sama
Perencanaan dan
“Built-in mechanism to
kegiatan produksi,
internalize consequence
pemasaran, inovasi
of free ride problem”
dan promosi secara
Produk dgn brand sama
bersama
Implikasi Pokok dari
Pengembangan Kelembagaan
Koperasi yang Solid pada Bisnis
Anggotanya
Memberi Kesempatan untuk
mendapatkan “Market Power and
Economic Rent”
Pasar persaingan monopolistik
Product brand image control on own
market
Earning of economic rent
Memberi Kesempatan untuk
Menikmati Manfaat dari
‘Economies of Scale’
Skalausaha ekonomis dalam
pemasaran, promosi, dll
Efisiensi biaya
Membuka Akses terhadap teknologi
baru
Persaingan dinamis pengembangan
produk perlu teknologi baru
‘Strong product brand image’ kesempatan
menghasilkan ‘economic rent’ dari
penggunanan teknologi baru dan inovasi
produk
‘Economic rent’ insentif untuk adopsi
teknologi baru dan inovasi produk
Membuka akses pada Pasar Kredit
Perbankan
Kemampuan mengelola resiko lebih baik
‘Market power’ resiko pemasaran (harga) lebih terkendali
Perencanaan, pemeliharaan tanaman dan produksi bersama
resiko produksi lebih terkendali
Bank lebih ramah pada petani
Group borrowing scheme
Triadic relation bank, petani individu dan grup
petani
Group lending menekan ongkos transaksi
Peer group pendisiplin dan penjamin komitmen
anggotanya tidak perlu ‘material collateral’ untuk
meminjam ke bank
Membangun Kemampuan untuk
‘Political Lobbying’