Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN AGRIBISNIS

Modul praktikum

Tim Pengampu Manajemen Agribisnis


“INTEGRASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM AGRIBISNIS”

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
MANAJEMEN AGRIBISNIS

INTEGRASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM AGRIBISNIS

Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mengusai pengetahuan tentang subsistem agribisnis
2. Mahasiswa dapat menguasai pengetahuan tentang kaitan vertikal dan horizontal
dalam agribisnis
3. Mahasiswa dapat menguasai pengetahuan tentang pelaku agribisnis

I. Subsistem Agribisnis

Agribisnis merupakan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem. sistem


agribisnis merupakan satu kesatuan dari subsistem yang berada dalam satu
sistem agribisnis yang dimulai dari kegiatan hulu atau input produksi (off farm),
budidaya (on farm), prooduksi (off farm), dan distribusi.

Pengadaan sarana Budidaya/ Pengolahan


Pemasaran
produksi usahatani hasil

Lembaga penunjang: Lembaga Penelitian, Bank,


Pemerintah, Koperasi, Dll

Gambar 1. Subsistem Agribisnis

a. Subsistem Sarana Produksi. Termasuk di dalam kegiatan Subsistem Input dan


Sarana Produksi adalah kegiatan dalam penyaluran pupuk, bibit tanaman,
peralatan dan mesin pertanian, dan sebagainya. Hubungan bolak balik seperti
terlihat pada gambar antara Subsistem Input dan Sarana Produksi dan
1
MANAJEMEN AGRIBISNIS

Budidaya merupakan hubungan saling ketergantungan dimana Subsistem


Input dan Sarana Produksi membutuhkan informasi terhadap perbaikan input
dan sarana yang dihasilkan agar sesuai dengan kebutuhan Budidaya. Adapun
Budidaya membutuhkan sarana dan input produksi untuk operasionalisasi dari
kegiatan budidaya atau produksi. Sektor hilir juga memasok sarana dan input
produksi bagi Pengolahan.
b. Subsistem produksi primer/budidaya. Seluruh aktivitas yang berkaitan dengan
budidaya yang memproduksi. Hasil produk yang dihasilkan oleh Budidaya
biasanya masih bisa langsung dapat dikonsumsi tapi ada juga yang harus
diproses terlebih dahulu. Jika produksi dari Budidaya tersebut dapat langsung
dikonsumsi maka bisa langsung dijual melalui Pemasaran, tetapi jika produk
tersebut belum dapat dikonsumsi tapi harus diproses dulu maka produk
tersebut masuk ke Pengolahan untuk diolah. Biasanya hasil olahan produk
dari Budidaya akan menghasilkan produk yang siap untuk dikonsumsi dan
harganya lebih tinggi dari pada saat masih raw material.
c. Subsistem Pengolahan merupakan subsistem yang mengolah produksi
komoditas pertanian menjadi produk-produk turunanya.
d. Subsistem Pemasaran maerupakan subsistem yang mendistribusikan
produksi komoditas pertanian dan produk turuananya ke tangan konsumen
akhir.
e. Subsistem lembaga penunjang merupakan susbsistem yang turut andil dalam
mengembangkan Subsistem Input dan Sarana Produksi sampai Subsistem
Pemasaran, seperti lembaga keuangan, perguruan tinggi, lembaga penelitian,
koperasi, dan sebagainya.

II. Kaitan Vertikal dan Horizontal dalam Agribisnis

Kaitan/integrasi vertikal adalah hubungan antar pelaku dalam subsistem


yang berbeda. Kaitan/integrasi horisontal adalah hubungan antar pelaku dalam
subsistem yang sama (Nasruddin & Nuraeni, 2006). Menurut Nasruddin daan
Nuraeni (2006), integrasi vertikal merupakan perluasan dari sistem agribisnis

2
MANAJEMEN AGRIBISNIS

yang terdiri dari empat subsistem yaitu subsistem pengadaan input dan sarana
produksi, usahatani, pengolahan hasil dan pemasaran. Integrasi vertikal hanya
dapat terselenggara ketika terdapat hubungan yang saling menguntungkan dan
saling mendukung antar pelaku bisnis dalam suatu sistem komoditas. Misalnya
adanya hubungan antara plasma sebagai petani dan inti sebagai pembeli sawait;
pengolah dan pemasar nanas.

Gambar 2. Integrasi Vertikal


Sumber: (Nasruddin & Nuraeni, 2006)

Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa dalam suatu komoditas agribisnis


secara vertikal misalnya komoditas bawang merah terdapat beberapa pelaku
seperti (1) produsen dan distributor input, (2) petani bawang merah, (3)
pedagang pengumpul bawang merah, (4) agroindustri yang menggunakan bahan
baku atau bahan tambahan bawang merah, (5) konsumen bawang merah (dalam
dan luar negeri), serta (6) lembaga pendukung lainnya.

3
MANAJEMEN AGRIBISNIS

Integrasi horisontal terselenggara apabila terdapat keterkaitan yang erat


antar lini komoditas pada subsistem yang sama atau antar pelaku dalam suatu
komoditas yang sama (Nasruddin & Nuraeni, 2006). Misalnya, bergabungnya
beberapa petani bwang merah dalam rangka meningkatkan posisi tawar
(bergining position) dalam satu asosiasi yang dilandasi oleh program dan
kepentingan bersama baik dalam hal teknis budidaya maupun pemasaran
hasilnya.

III. Pelaku Agribisnis

Pelaku agribisnis adalah setiap orang atau organisai yang berusaha pada
berbagai tingkatan/ subsistem agribisnis. Masing-masing pelaku agribisnis
memiliki peran dalam pengembangan agribisnis baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, sinergitas diantara pelaku agribisnis sangat
diperlukan.
1. Subsistem sarana produksi : produsen input pertanian (pabrik pupuk/pakan,
pabrik pestisida, perusahaan pembenihan/pembibitan), penyedia bahan baku
untuk pabrik, pemasok teknologi.
2. Subsistem usahatani: petani, nelayan, peternak, perusahaan perkebunan
(milik negara/swasta).
3. Subsistim pengolahan hasil pertanian: pengrajin tahu/tempe, UMKM,
pengusaha besar misalnya PT. Indofood Sukses Makmur.
4. Subsistem pemasaran: pedagang pengumpul/tengkulak, pedagang besar,
distributor, pedagang pengecer, importir, eksportir dari berbagai produk
agroinput, usahatani, dan agroindustri.
5. Subsistem jasa pendukung: peneliti, guru, dosen, penyuluh, bankir,
pemerintah.

Tugas Praktikum
Tugas dikerjakan secara individu dan dikumpulkan satu minggu setelah
penugasan.
1. Jelaskan maksud dari agribisnis merupakan suatu sistem!
4
MANAJEMEN AGRIBISNIS

2. Jelaskan maksud dari integrasi vertikal dan integrasi horisontal dalam


agribisnis!
3. Jelaskan pelaku-pelaku dalam agribisnis dan uraikan peran masing-masing
pelaku tersebut!
Referensi

Nasruddin, W., & Nuraeni, I. (2006). Manajemen Agribisnis. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Siagian, R. (2003). Pengantar Manajemen Agribisnis. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai