Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengertian Kelembagaan

 Kelembagaan didefinisikan sebagai suatu


perangkat aturan atau yang mengatur atau
mengikat dan dipatuhi masyarakat. Aturan-
aturan tersebut menentukan tata cara
kerjasama dan koordinasi anggota
masyarakat dalam memanfaatkan
sumberdaya serta membantu mereka dalam
menentukan hak dan kewajiban masing-
masing.
B.MACAM-MACAM KELEMBAGAAN

 Ada lima macam kelembagaan agribisnis,


yaitu:
1. Kelembagaan individual (perseorangan).
2. Kelembagaan persekutuan.
3. Kelembagaan perseroan.
4. Kelembagaan kemitraan.
5. Kelembagaan penunjang.
1. Kelembagaan Perseorangan (individual)

 Pemilik usaha adalah petani secara


perseorangan (individual). Pola ini sesuai
dilakukan oleh pengusaha yang menangani
kegiatan pada skala kecil dengan
keragaman kegiatan yang sangat kecil.
 Keunggulannya:

1. Persyaratannya mudah.
2. Kendali bisnis sepenuhnya dipegang oleh
perorangan.
3. Bisa bebas melakukan usaha.

 Kelemahannya:

1. Jumlah modalnya terbatas.


2. Tanggung jawab besar.
3. Pemusatan dan laba pada satu individu.
4. Labil terhadap kesinambungan usaha.
2. Persekutuan

  Persekutuan adalah Asosiasi atau


perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai
pemilik bisnis. Tidak ada batas jumlah orang
yang dapat bergabung dalam persekutuan.
Persekutuan merupakan bentuk organisasi bisnis
paling sederhana di mana sejumlah orang
mengumpulkan sumberdaya dan bakatnya demi
keuntungan bersama.
 Keunggulannya:

1. Lebih banyak sumberdaya yang dapat


dikumpulkan.
2. Manajemen atas keputusan dan kebijakan
bisnis ada pada para sekutu.
3. Sekutu perorangan hanya membayar pajak atas
penghasilan yang diperoleh dari laba.

 Kelemahannya:

1. Kewajiban tak terbatas pada sekutu umum.


2. Kurang kestabilan dan kesinambungan usaha.
3. Perseroan

  Perseroan adalah inovasi yang lebih mutahir


dibandingkan dengan perusahaan perseorangan
dan persekutuan. Perseroan antara lain dapat
memiliki kekayaan, membuat hutang, dan
dituntut membayar ganti rugi. Perbedaan yang
paling penting adalah bahwa pemilik (pemegang
saham) dan para manajer tidak memiliki sesuatu
secara langsung. Semua aktiva (asset) perseroan
dimiliki oleh badan hukum itu sendiri
 Keunggulannya:

1. Pemegang saham tidak secara pribadi


menanggung hutang organisasi.
2. Kepemilikan lebih mudah dipindahkan.
3. Mudah meningkatkan modal.
4. Memiliki jaminan keberlangsungan usaha lebih
tinggi.
 Kelemahannya:

1. Perseroan membayar pajak atas laba yang


diperoleh.
2. Deviden pemegang saham membayar pajak
penghasilan.
4. Kelembagaan Kemitraan

 Kelembagaan kemitraan adalah suatu


lembaga yang dapat dipakai untuk mengikat
pelaku bisnis dalam melakukan kerjasama
yang saling membutuhkan, saling
menguntungkan, dan saling memperkuat.
 Kelembagaan ini antara lain adalah:
1. Pola PIR.
2. Pola Pengelola.
3. Pola Penghela.

 Beberapa keuntungannya adalah perusahaan


inti bisa mendapatkan bahan baku secara kontinyu,
tepat waktu, dan dengan kualitas terjamin dan petani
memperoleh jaminan pemasaran hasil.

 Kelemahannya adalah perusahaan inti kadang-kadang


tidak membeli dengan harga yang disepakati,
menunda pembayaran, sedangkan petani tidak
membayar kewajibannya, menjual produk ke
perusahaan lain dengan alasan harganya lebih baik.
5. Kelembagaan Penunjang.

 Kelembagaan penunjang agribisnis antara


lain adalah:
1. Lembaga keuangan.
2. Lembaga Penelitian
3. Lembaga Penyuluhan.
4. Lembaga pendidikan.
5. Lembaga Pemasaran.
6. Lembaga asuransi.
C. Keterkaitan Kelembagaan

 Secara umum kelembagaan dapat


digolongkan ke dalam tiga pelaku utama
yaitu: pemerintah, swasta, dan koperasi.
 Pemerintah berperan dalam:

1. Memproduksi barang dan jasa bagi masyarakat,


terutama melalui BUMN. Barang yang
diproduksi adalah barang yang bersifat public
goods, memiliki eksternalitas yang besar,
memiliki nilai straegis dan dampak luas
terhadap perekonomian.
2. Mengadakan peraturan-peraturan.
3. Memberikan insentif bagi perkembangan
kelompok usaha tertentu.
 Koperasi berperan:

1. Menjadi intergrasi dari kegiatan anggota untuk


mendapatkan skala usaha yang lebih besar
agar efisien.
2. Menjadi fasilitator bagi bisnis para anggotanya.
3. Melakukan usaha tersendiri dan para
anggotanya hanya menjadi pemilik.
 Swasta berperan dalam menghasilkan barang dan
jasa yang tidak memiliki karakteristik seperti
yang diusahakan BUMN.
 Dengan memahami karakteristik pelaku
bisnis tersebut, bentuk keterkaitan usaha
dapat dikembangkan lebih jelas karena setiap
pelaku bisnis memiliki peran dan tempat
masing-masing. Dalam sistem agribisnis hal
tersebut menjadi sangat menentukan bagi
keberhasilan sistem secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai