perangkat aturan atau yang mengatur atau mengikat dan dipatuhi masyarakat. Aturan- aturan tersebut menentukan tata cara kerjasama dan koordinasi anggota masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya serta membantu mereka dalam menentukan hak dan kewajiban masing- masing. B.MACAM-MACAM KELEMBAGAAN
perseorangan (individual). Pola ini sesuai dilakukan oleh pengusaha yang menangani kegiatan pada skala kecil dengan keragaman kegiatan yang sangat kecil. Keunggulannya:
1. Persyaratannya mudah. 2. Kendali bisnis sepenuhnya dipegang oleh perorangan. 3. Bisa bebas melakukan usaha.
Kelemahannya:
1. Jumlah modalnya terbatas.
2. Tanggung jawab besar. 3. Pemusatan dan laba pada satu individu. 4. Labil terhadap kesinambungan usaha. 2. Persekutuan
Persekutuan adalah Asosiasi atau
perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik bisnis. Tidak ada batas jumlah orang yang dapat bergabung dalam persekutuan. Persekutuan merupakan bentuk organisasi bisnis paling sederhana di mana sejumlah orang mengumpulkan sumberdaya dan bakatnya demi keuntungan bersama. Keunggulannya:
1. Lebih banyak sumberdaya yang dapat
dikumpulkan. 2. Manajemen atas keputusan dan kebijakan bisnis ada pada para sekutu. 3. Sekutu perorangan hanya membayar pajak atas penghasilan yang diperoleh dari laba.
Kelemahannya:
1. Kewajiban tak terbatas pada sekutu umum.
2. Kurang kestabilan dan kesinambungan usaha. 3. Perseroan
Perseroan adalah inovasi yang lebih mutahir
dibandingkan dengan perusahaan perseorangan dan persekutuan. Perseroan antara lain dapat memiliki kekayaan, membuat hutang, dan dituntut membayar ganti rugi. Perbedaan yang paling penting adalah bahwa pemilik (pemegang saham) dan para manajer tidak memiliki sesuatu secara langsung. Semua aktiva (asset) perseroan dimiliki oleh badan hukum itu sendiri Keunggulannya:
1. Pemegang saham tidak secara pribadi
menanggung hutang organisasi. 2. Kepemilikan lebih mudah dipindahkan. 3. Mudah meningkatkan modal. 4. Memiliki jaminan keberlangsungan usaha lebih tinggi. Kelemahannya:
lembaga yang dapat dipakai untuk mengikat pelaku bisnis dalam melakukan kerjasama yang saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan saling memperkuat. Kelembagaan ini antara lain adalah: 1. Pola PIR. 2. Pola Pengelola. 3. Pola Penghela.
Beberapa keuntungannya adalah perusahaan
inti bisa mendapatkan bahan baku secara kontinyu, tepat waktu, dan dengan kualitas terjamin dan petani memperoleh jaminan pemasaran hasil.
Kelemahannya adalah perusahaan inti kadang-kadang
tidak membeli dengan harga yang disepakati, menunda pembayaran, sedangkan petani tidak membayar kewajibannya, menjual produk ke perusahaan lain dengan alasan harganya lebih baik. 5. Kelembagaan Penunjang.
Kelembagaan penunjang agribisnis antara
lain adalah: 1. Lembaga keuangan. 2. Lembaga Penelitian 3. Lembaga Penyuluhan. 4. Lembaga pendidikan. 5. Lembaga Pemasaran. 6. Lembaga asuransi. C. Keterkaitan Kelembagaan
Secara umum kelembagaan dapat
digolongkan ke dalam tiga pelaku utama yaitu: pemerintah, swasta, dan koperasi. Pemerintah berperan dalam:
1. Memproduksi barang dan jasa bagi masyarakat,
terutama melalui BUMN. Barang yang diproduksi adalah barang yang bersifat public goods, memiliki eksternalitas yang besar, memiliki nilai straegis dan dampak luas terhadap perekonomian. 2. Mengadakan peraturan-peraturan. 3. Memberikan insentif bagi perkembangan kelompok usaha tertentu. Koperasi berperan:
1. Menjadi intergrasi dari kegiatan anggota untuk
mendapatkan skala usaha yang lebih besar agar efisien. 2. Menjadi fasilitator bagi bisnis para anggotanya. 3. Melakukan usaha tersendiri dan para anggotanya hanya menjadi pemilik. Swasta berperan dalam menghasilkan barang dan jasa yang tidak memiliki karakteristik seperti yang diusahakan BUMN. Dengan memahami karakteristik pelaku bisnis tersebut, bentuk keterkaitan usaha dapat dikembangkan lebih jelas karena setiap pelaku bisnis memiliki peran dan tempat masing-masing. Dalam sistem agribisnis hal tersebut menjadi sangat menentukan bagi keberhasilan sistem secara keseluruhan.