Anda di halaman 1dari 15

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

Usaha-usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Di


Indonesia kita mengenal 3 macam bentuk badan, yaitu:

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

2. Koprasi

3. Swasta

Pembagian ini bersumber dari UUD 1945 Pasal 33.

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Adalah suatu badan usaha yang didirikan oleh Negara, dan


pemilikannya dipegang oleh pemerintah atau Negara republik
Indonesia. Dalam hal ini terdapat berbagai macam antara lain;

a. PERUM (Perusahaan Umum), bentuk ini merupakan perusahaan


yang menjadi milik dan dikelola oleh suatu departemen
pemerintah. Contoh: perum perhutani

b. PERJAN (Perusahaan Jawatan), pemilikannya dipegang oleh suatu


jawatan (dinas/ bagian dari departemen) tertentu di bawah suatu
departemen. Contoh: perusahaan jawatan kereta api

c. PN (Perusahaan Negara) contoh perusahaan Negara perkebunan


atau PNP. Bentuk ini kemudian diganti namanya menjadi
Perseroan Terbatas (PT) Persero karna pemilikan dari usaha ini
oleh Negara diwujudkan dalam bentuk saham.

Selain BUMN, yang merupakan milik pemerintah pusat, ada juga


BUMD (Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah) yang menjadi pemda
setempat. Perusahaan ini dikenal dengan sebutan Perusahaan
Daerah atau disingkat PD. Contoh di Yogyakarta ada PD.Purosani
yang bergerak di industry besi.

Dalam perjalanannya perusahaan-perusahaan tersebut mengalami


perubahan bentuk hukum. Perubahan ruang gerak tersebut
dimaksudkan untuk membarikan ruang bisnis yang lebih longgar
kepada badan usaha yang bersangkutan. Ruang gerak yang lebih
longgar berada pada bentuk Perum dan Persero. Dengan bentuk ini,
perusahaan dapat bekerja sama (baik produksi, pemasaran, dll)
dengan pihak swasta. Sedangkan bentuk PN dan perjan merupakan
bentuk yang tidak longgar dimana dalam bentuk ini segala kebijakan
bisnis perusahaan berada sepenuhnya ditangan pemerintah.

Ciri-ciri BUMN:

1. Modal disetor olah pemerintah melalui Anggaran Penerimaan


dna Belanja Negara/ Daerah (APBN/APBD) biasanya lewat Bank
Pemerintah Pusat (BPD).

2. Seluruh modalnya milik Negara

3. Bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan


menciptakan kemakmuran rakyat.

2. KOPERASI

Ditinjau dari arti katanya, koperasi yang dalam bahasa asing


cooperation dapat diartikan kerjasama. Sedangkan dalam arti bisnis
koperasi merupakan bentuk kerja sama dari para anggota dengan
tujuan agar dapat memenuhi kebutukan mereka bersama. Tujuan yang
terkandung dalam bentuk koperasi adalah:

a. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota.

b. Meningkatkan kemakmuran yang adil dan merata bagi seluruh


anggotanya.

Bentuk koprasi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Koprasi konsumsi, adalah koprasi yang bergerak dalam usaha


untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras,
sabun, gula, buku bagi pelajar dan mahasiswa, dsb.

2. Koprasi kredit, berusaha mengumpulkan uang simpanan dari para


anggota dan kemudian meminjamkannya kepada para anggota
lain maupun yang bukan anggota.

3. Koprasi produksi, berusaha secara bersama-sama dalam


pengadaan alat-alat perlengkapan produksi, bahan baku,
bangunan, gudang penyimpanan hasil produksinya serta
keperluan lain untuk proses produksi para anggotanya.

4. Koperasi jasa, bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang


diperlukan bagi para anggotanya, contoh; Kopata (koprasi
angkutan kota)

5. Koprasi serba usaha, mengelola berbagai jenis kebutuhan yang


diperlukan para anggota khususnya dan yg bukan anggota pada
umumnya.
3. SWASTA

Bentuk ini pada umumnya selalu diasosiasikan sebagai bentuk


usaha yang bertujuan mencari keuntungan, namun demikian ada
juga usaha swasta yang tidak mencari keuntungan semata; seperti
sekolah, panti asuhan, rumah sakit. Bentuk badan usaha swatsa
dapat dibagi kedalam beberapa macam, yaitu:

1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Usaha ini dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh seseorang yeng
bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas
perusahaan. Tidak memerlukan ijin untuk pendiriannya. Contoh :
agen sembako, toko kelontong, pedagang bakso.

Kebaikan usaha perseorangan:


a. Pemilik bebas dalam mengambil keputusan
b. Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik
c. Sifat kerahasiaan perusahaan terjamin, baik dalam hal
keuangan maupun proses produksi
d. Kebebasan dan fleksibilitas, pemilik tidak perlu berkonsultasi
dengan orang lain dalam mengambil suatu keputusan

Keburukan usaha perseorangan:

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas, artinya seluruh harta


milik pribadi menjadi jaminan terhadap hutang perusahaan.
b. Sumber keuangan terbatas, usaha-usaha yang dilakukan untuk
memperoleh sumber dana hanya bergantung pada
kemampuan pemilik.
c. Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti
pembelian, penjualan, pengaturan karyawa, dan sebagainya
dipegang oleh pimpinan.
d. Kelangsungan usaha kurang terjamin. Jika seandainya pemilik
meninggal atau terkena hukuman oenjara, maka perusahaan
akan berhenti aktivitasnya.
e. Kontinuitas kerja karyawan terbatas, umunya karyawan sangat
mudah untuk dikeluarkan ataupun keluar dengan kemauan
sendiri. Tidak jarang para karyawan hanya bekerja hanya untuk
mendapatkan keterampilan teknis atau rahasia bisnis.

2. FIRMA (Fa)
Merupakan suatu persekutuan antara dua orang atau lebih
dengan nama bersama untuk menjalankan suatu usaha, dimana
tanggung jawab masing-masing anggota tidak terbatas,
Sedangkan laba yang akan diperoleh akan dibagi bersama-sama.
Demikian juga juka menderita kerugian, akan ditanggung
bersama. Firma bukan merupakan badan hukum, melainkan
sebagai sebutan dari anggota bersama-sama. Ini disebabkan karna
masing-masing anggota bertanggung jawab terhadap utang
perusahaan dengan harta benda pribadinya. Sedangkan badan
hukum mempunyai pengertian bahwa tanggung jawab para
anggota terhadap utang perusahaan itu hanya terbatas pada
kekayaan dari badan hukum bersangkutan. Besarnya bagian
keuntungan yang akan diterima masing-masing anggota
ditentukan berdasarkan perbandingan modalnya.
Apabila terjadi kerugian maka kerugian itu juga ditanggung oleh
seluruh anggota dengan perbandingan tertentu diantara mereka.
Meskipun kerugian hanya diakibatkan oleh satu anggota. Contoh:
pengacara, konsultan hukum, akuntan publik

Kebaikan Firma:
a. Jumlah modal relative besar dari usaha perseorangan sehingga
lebih mudah untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit, karna kemampuan finansial
yang besar
c. Kemampuan manajemen yang besar, karna adaya pembagian
kerja diantara para anggota, selain itu, semua keputusan
diambil secara bersama-sama.

Keburukan firma:

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang


perusahaan
b. Kelangsungan perusahaan tidak menentu, jika salah satu
anggota membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha
bersama, otomatis firma menjadi bubar
c. Kerugian yang diakibatkan salah seorang anggotaharus
ditanggung anggota yang lain.

3. PERSEROAN KOMANDITER/ Comanditer Vennontschaap (cv)


Adalah bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama
antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur
perusahaan, dan bertanggung jawab penuh dengan ekayaan
pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan
tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perush
tersebut.

Keangotaan dalam CV:


A. Sekutu Pimpinan (general patner)
Adalah anggota yang aktif dan duduk sebagai pengurus dalam
CV; biasanya modal yang disetorkan lebih besar dari anggota
yang lain. Sekutu ini bertanggung jawab secara tidak terbatas
terhadap utang perusahaan
B. Sekutu Terbatas (limited partner)
Termasuk sekutu terbatas adalah anggota yang bertanggung
jawab terbatas terhadap utang perusahaan sebesar modal yang
disetorkan, mereka tidak diperbolehkan aktif dalam
perusahaan.

Kebaikan CV:

a. Pendiriannya mudah
b. Mudah memperoleh kredit
c. Kemampuan manajemenna besar
d. Modal yang dikumpulkan besar

Keburukan CV:

a. Sebagian sekutu mempunyai tanggung jawab tidak tebatas


b. Kelangsungan hidupnya tidak menentu
c. Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama
bagipimpinan.
4. PERSEROAN TERBATAS (Pt)
Merupakan suatu badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri
yang terpisah adari kekayaan pribadi masing-masingpemegang
saham. Kepada pemegan saham hanya dibayarkan deviden
apabila perseroan mendapatkan laba. Kalau perusahaan
mendapatkan rugi, tidak boleh dibayarkan deviden kepada
persero. Olehkarna itu setiap tahun diwajibkan pada direktur
untuk melaporkan keuntungan yang diperolehnya.
Deviden: pembagian keuntungan dari laba bersih yg dihasilkan
perusahaan dalam periode tertentu. Besar kecilnya tergantung
kebijakan perusahaan maupum permintaan dari pemegang saham
utama dan harus disetujui RUPS

Saham yang dikeluarkan oleh suatu PT pada pokoknya


digolongkan menjadi:

a. Saham biasa
Yaitu saham yg tidak mempunyai kelebihan hak dari jenis saham
yang lain, artinya pemilik saham akan memperoleh deviden hanya
apabila perusahaan memperoleh laba.
b. Saham preferen
Saham ini memiliki hak istimewa, yaitu:
1. Pembagian deviden yang didahulukan
Maksudnya pemegang saham mendapat pembagian deviden
terlebih dahulu dari pemegang saham biasa
2. Pembagian deviden kumulatif
Maksudnya pemegang saham ini mendapatkan hak untuk
memeperoleh deviden pada setiap periode. Jika dia tidak
memperoleh deviden karna uatu hal, maka iaakan
memperolehnya pada periode yad secara kumulatif.
3. Pembagian kekayaan didahulukan
Para pemegang saham preferen mempunyai hak untuk
memperoleh pembagian kekayaan perusahaan terlebih dahulu
dibandingkan pemegang saham biasa, pada saat perusahaan
dilikuidasi.

Kebaikan PT:

a. Adanya tanggung jawab terbatas dari para pemegang saham


terhadap hutang-hutang perusahaan
b. Mudah mendapatkan tambahan modal
c. Kontinuitas perusahaan sebagai badan hokum lebih terjamin
d. Terdapat efisiensi pengelolaansumber dana dan pimpinan
karna pimpinan yang kurang cakap dapat diganti

Keburukan PT:

a. Pendirian lebih sulit, menggunakan akte notaris dan ijin khusus


b. Biaya pembentukan relative tinggi
c. Kurangnya rahasia perusahaan, disebabkan karna segala aktivitas
harus dilaporkan pada pemegang saham, terutapa yang
menyangkut laba perusahaan.
Pemilihan bentuk perusahaan harus ditetapkan pada saat perusahaan
akan didirikan. Pemilihan ini harus sesuai dengan kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan perusahaan. Beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam memilih bentuk perusahaan yang akan didirikan:

1. Jenis usaha yang akan dilaksanakan (jasa, industry, perdagangan


dan sebagainya).
2. Jumlah modal untuk usaha dan kemungkinan untuk menambah
modal tersebut
3. Rencana pembagian laba
4. Penanggungan resiko yang akan dihadapi
5. Prinsip-prinsip pengawasan yang akan dilakukan

KERJASAMA, PENGGABUNGAN DAN EKSPANSI DALAM PERUSAHAAN

1. KERJASAMA

a. Join Venture

Merupakan bentuk kerjasama antara beberapa perusahaan yang berasal dari


beberapa negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai kosentrasi kekuatan-
kekuatan ekonomi yang lebih padat.
Ciri-ciri Joint Venture :
(1) Merupakan perusahaan beru yang secara bersama-sama didirikan
oleh beberapa perusahaan lain.
(2) Modalnya berupa saham yang disediakan oleh perusahaan-
perusahaan pendiri dengan perbandingan tertentu.
(3) Kekuasaan dan hak suara dalam Joint Venture didasarkan pada
banyaknya saham yang ditanam oleh masing-masing perusahaan
pendiri.
(4) Perusahaan-perusahaan pendiri Joint Venture tetap memiliki
eksistensi dan kebebasan masing-masing.
(5) Di Indonesia Joint Venture merupaka kerjasama antara Perusahaan
domestic dan perusahaan asing, tidak menjadi soal apakah modal
pemerintah atau modal swasta.
(6) Risiko ditanggng bersama-sama antara masing-masing partner
melalui perusahaan-perusahaan yang berlainan.

Menurut UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing , perusahaan-


perusahaan Joint Venture harus memiliki bentuk hukum Perseroan Terbatas (PT),
terutama sekali akibat ketentun hukum yang jelas antara pihak-pihak
yangmembentuk usaha Joint Venture tersebut.

Alasan Pembentukan Join Venture


1. ingin membangun perusahaan yang kuat
2. Adanya pembagian biaya dan resiko
3. Memperbaiki akses sumber finansial / modal
4. Akses menuju teknologi dan pelanggan baru
5. Akses menuju praktek managerial yang innovative
6.Pertimbangan ekonomi dan keuntungan

Contoh: PT ISTW adalah perusahaan Joint Venture Indonesia – Jepang yang


memproduksi pipa Galbani. Produknya telah dipakai secara luas oleh masyarakat
dan juga dipakai untuk keperluan proyek-proyek penting milik PDAM dan PLN.

b. Kartel

Merupakan bentuk persekutuan antara beberapa perusahaan sejenis di bawah


suatu perjanjian tertentu. Di sini masing-masing perusahaan tetap berdiri sendiri,
mempunyai kedudukan sama dan setiap waktu dapat membatalkan perjanjian
yang telah dibuat.

Secara sederaha, kartel adalah bentuk persekongkolan dari beberapa pihak yang
bertujuan untuk mengendalikan hargadan distribusi suatu barang untuk
kepentingan (keuntungan) mereka sendiri.
Kartel dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Kartel Daerah atau Kartel Rayon


Masing-masing perusahaan mengadakan perjanjian untuk membagi daerah
pemasarannya yang boleh dikuasainya. Salah satu anggota tidak
diperbolehkan menjual barangnya ke daerah lain yang dikuasai oleh anggota
lainnya.

b. Kartel Produksi
Perusahaan-perusahaan yang membentuk Kartel Produksi mengadakan
perjanjian untuk menentukan luas produksi masing-masing. Penetapan
besarnya hasil produksi dimaksudkan ahar hasil produksi di pasar jangan
melewati batas, yang memungkinkan turunnya harga barang tersebut.

c. Kartel Kondisi atau Kartel Syarat (conditie kartel)


Kartel kondis dibentuk atas dasar suatu perjanjian yang mengatur syarat-
syarat penjualan, termasuk syarat penyerahan barang, tempat penjualan,
penjualan tunai atau kredit, pemberian potongan dan sebagainya.

d. Kartel Pembagian Laba atau Pool


adalah suatu kerjasama dimana keuntungan dari badan-badan usaha yang
mengadakan perjanjian dimasukan ke dalam kas bersama dan pembagiannya
didasarkan atas persetujuan mereka.

e. Kartel Harga
Dalam Kartel Harga, perjanjian yang diadakan meliputi penentuan harga
minimum dari barang-barang yang dijual, sehingga bentuk inidapat
mengurangi persaingan harga diantara para anggota.

BAHAYA PRAKTEK KARTEL:


1. Harga beberapa produk dipasar rentan tidak stabil. Hal I ni sering dijumpai
pada produk daging sapi, bawang, bahkan garam.
2. Iklim usaha yang tidak baik
3. Berpengaruh terhadap daya beli masyarakat
4. Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar.

Contoh praktek kartel:


Beberapa tahun yang lalu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berhasil membongkar
praktik kartel dalam penetapan tarif layanan pesan pendek atau short message service (SMS).
Kartel tersebut melibatkan nama-nama perusahaan operator seluler seperti Excelcomindo,
Telkomsel, Telkom, Bakrie Telecomunication.
Praktik kartel tersebut teridentifikasi dilakukan selama periode beberapa tahun, serta
merugikan konsumen sebesar Rp 4-5 triliun. Praktik kartel dalam industri telepon seluler
sesungguhnya sudah terendus cukup lama, bukan semata pada layanan SMS nya, melainkan
pula pada penetapan tarif panggilan (call).

c. Waralaba (Franchising)

Usaha waralaba adalah kesepakatan bisnis untuk memproduksi dan menjual


suatu produk atau jasa di dalam rangka mengembangkan suatu usaha secara
eksklusif dengan pembinaan dan komitmen khusus. Waralaba adalah izin yang
dijual oleh suatu perusahaan (franchisor) pada perusahaan lain (franshisee), yang
memperbolehkan perusahaan yang membeli untuk memproduksi dan menjual
produk atau jasa denganpersyaratan-persyaratan tertentu.

Perjanjian melibatkan dua pihak:


1. Franchisor sebagai pemilik merek yang memunyai sistem manajemen serta
teknologi yang sudah teruji keberhasilannya seseuai dengan
pengalamannya.
2. Franchisee yaitu perusahaan yang mendapat izin untuk memanfaatkan
property right (merek, logo, dll), transfer sistem manajemen, teknologi dan
pengalaman. Untuk itu franchisor mendapat imbalan berupa franchisee
fee, royalty, dll.
Secara umum terdapat dua jenis waralaba :
(1) Business format franchise
adalah suatu waralaba dengan ketentuan franchisor memberi franchisee rencana
yang menyeluruh dan komprehensif untuk mengoperasikan suatu usaha.
(2) Product of trade franchise
adalah suaru waralaba dengan ketentuan franchisor mengijinkan franchise untuk
menjual produk dengan menggunakan merek dagang dan logo franchisor.

3. PENGGABUNGAN
Adalah usaha yang ditempuh perusahaan dalam ranhgka menambah kemampuan
perusahaan untuk bersaing.
a. Merger, penggabungan dua perusahaan yang ukurannya tidak sama dan
hanya satu perusahaan yang tetap survival. Perusahan yang besar tetap
survival, sedangkan perusahaan kecil melebur kedalam perusahaan besar.
Contoh:
Perusahaan x + perusahaan y= Perusahaan X
Bank Niaga (besar), Bank Lippo.

b. Konsolidasi, penggabungan dua perusahaan atau lebih yang ukurannya


relative sama menjadi satu perusahaan baru.
Contoh:
Perusahaan A dan perusahaan Bmelakukan konsolidasi, dan muncul
Perusahaan C sebagai hasil konsolidasi. Contoh: bank BBD, BANK
BAPINDO,BANK DAGANG NEGARA, BANKS EXIM melakukan konsolidasi dan
menghasilkan BANK MANDIRI.

c. Akuisisi, penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor


membeli sebagian besar saham perusahaan yang diakuisisi,s ehingga
pengendalian maanajemen perusahaan yang diakuisisi pindah ke
perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing-masing tetap
beroperasi sebagai badan hokum yang berdiri sendiri-sendiri.
Contoh akuisisi yaitu Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca cola,
dll

Anda mungkin juga menyukai