Anda di halaman 1dari 12

ASPEK HUKUM

BADAN-BADAN USAHA

Kelompok 3 (Tiga) :
1. TOLO
2. AINI
3. NASRANI
4. DEWI JULIANI GEA
5. MELIYANUS

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NIAS (UNIAS)
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa sehingga kami dari
kelompok 3 (Tiga) dapat menyelesaikan Makala kami ini yang merupakan Tugas dari Mata Kuliah
Hukum Bisnis dengan judul “Aspek Hukum Badan-badan Usaha” tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih untuk Dosen mata kuliah Hukum Bisnis telah membantu mengarahkan
dan teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makala ini.
Kami dari Kelompok Tiga menyadari dalam makalah kami ini masih begitu banyak
kekurangan-kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dikemudian hari. Akhir kata saya
ucapkan Terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Badan usaha di Indonesia beraneka ragam jenis. Badan usaha dibagi dalam dua kategori
besar berdasar kacamata hukum, yakni badan usaha yang berbadan hukum dan badan usaha
yang tidak berbadan hukum. Badan usaha yang tidak berbadan hukum terdiri dari Persekutuan
Firma, Persekutuan Komanditer (CV), Usaha Perseorangan, atau Usaha Dagang (UD). Adapun
badan usaha yang berbadan hukum adalah Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi. Jenis badan
usaha ini dalam sistem hukum di Indonesia lebih mendapatkan pengaturan yang tegas dengan
peraturan perundang-undangan tersendiri untuk tiap jenis badan hukum tersebut.
Kehadiran Perseroan Terbatas (PT) sebagai suatu badan usaha dalam kehidupan sehari-hari
tidak lagi dapat diabaikan. Praktik bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha, baik itu
pedagang, industrialis, investor, kontraktor, distributor, banker, perusahaan asuransi, pialang,
agen dan lain sebagainya tidak lagi dipisahkan dari kehadiran Perseroan Terbatas. Berbisnis
dengan mempergunakan Perseroan Terbatas, baik dalam skala kecil, menengah maupun berskala
besar merupakan model yang paling banyak dan paling lazim dilakukan.
Istilah Perseroan Terbatas yang digunakan dewasa ini, dulunya dikenal dengan istilah
Naamloze Vennotschap disingkat NV. Bagaimana asal muasalnya istilah Perseroan Terbatas dan
disingkat menjadi PT tidak dapat ditelusuri, namun istilah Perseroan Terbatas telah baku di
dalam kehidupan masyarakat.

1.2. TUJUAN
Tujuan makalah ini untuk menambah wawasan tentang Aspek Hukum badan-badan Usaha.
Dan apa saja yang menjadi permasalahan dan beberapa hal yang terjadi dalam aspek dalam
sebuah usaha.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. ASPEK HUKUM BADAN-BADAN USAHA


Untuk memulai studi kelayakan usaha, umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun
banyak yang melakukannya dari aspek lainnya tergantung dari kesiapan masing masing
perusahaan.
Evaluasi aspek hukum mencakup tentang :
1. Bentuk badan hukum perusahaan
2. Legalitas pelaksanaan proyek
3. Identitas pelaksana proyek
4. Lokasi pelaksanaan proyek
5. Waktu pelaksanaan proyek dan
6. Cara pelaksanaan proyek.
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan perizinan yang
diperlukan untuk menjalankan usaha.
Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan dan jumlah
pemilik. Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan beberapa dasar-dasar
pertimbangan, maka perlu diketahui definisi, peraturan perundang-undangan yang mengatur
serta kelebihan dan kekurangan masing-masing bentuk badan usaha. Beberapa bentuk badan
hukum usaha antara lain yaitu :

a. Usaha Swasta
1. Perusahaan perorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang hanya dimiliki perseorangan
atau hanya seorang saja dan ia bertanggungjawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan
kegiatan perusahaan.
Tanggung jawab tidak terbatas artinya bahwa orang tersebut (pemilik) bertanggung
jawab atas kewajiban atau utang-utangnya dengan mengorbankan modal.
Contoh: Usaha Dagang (UD), Perusahaan Dagang (PD), toko kelontong, warung,
usaha percetakan, jasa ahli/konsultan, tukang bakso keliling, salon, dan lain sebagainya.
Kelebihan perusahaan perseorangan:
- Keuntungan yang diperoleh dapat dimiliki sendiri
- Mudah dalam proses pendiriannya
- Membutuhkan modal yang relatif kecil
- Biaya pengelolaan rendah
Kelemahan perusahaan perseorangan:
- Aset pribadi dan aset perusahaan sulit dibedakan dan dipisahkan karena
umumnya belum dilakukan pencatatan secara tertib
- Pengembangan dan pengelolaan usaha sangat tergantung dari kemampuan
pemilik
- Kelangsungan perusahaan tidak terjamin
- Jika mengalami kerugian akan ditanggung sendiri
- Pemilik bertanggung jawab penuh dalam segala aspek pengelolaan usaha .

2. Persekutuan perdata
Persekutuan perdata atau Maatschap merupakan kumpulan dari orang-orang yang biasanya
memiliki profesi yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun/berkumpul dengan
menggunakan nama bersama. Biasanya mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Adapun hal  yang dihimpun beragam, dapat berupa barang, uang atau
pun keahlian.
Contoh profesi dalam pesekutuan perdata diantaranya adalah pengacara dan akuntan.
Persekutuan perdata ini biasanya lebih dikenal dengan menggunakan istilah associate, rekanan
atau partner.
Terdapat beberapa jenis Persekutuan Perdata diantaranya yaitu :
a. Persekutuan Perdata Umum (algehele maatschap.
Jenis ini tidak mengadakan perincian atas harta kekayaan tertentu yang dimasukkan para
sekutu, baik sebagian maupun seluruhnya.
b. Persekutuan perdata khusus (Bijzondere maatchap).
Merupakan jenis yang mengadakan perincian atas harta kekayaan tertentu yang
dimasukan para sekutu, baik sebagian maupun seluruhnya. Persekutuan Keuntungan
(algehele maatschap van wints) Jenis ini merupakan pengecualian dari perdata umum
yaitu tidak diperkenankan menjalankan persekutuan perdata kecuali jika pemasukan para
sekutu seluruhnya berupa tenaga kerja dan dibagi rata.

3. Firma (Fa)
Firma merupakan salah satu organisasi bisnis, di mana dilakukan perjanjian antara dua orang
atau lebih untuk melakukan kerjasama dengan tujuan memperoleh keuntungan bersama.
Biasanya, pemilik firma adalah orang yang sangat dekat misalnya keluarga. Semua anggota
memiliki tanggung jawab yang sama termasuk tanggung jawab terhadap hutang maupun
memikul kerugian yang mungkin terjadi. Apabila salah seorang anggota mengundurkan diri,
otomatis Firma tersebut bubar.
Pendirian firma harus resmi, artinya harus dibuat di depan Notaris dan terdaftar di
pengadilan.
4. CV (Commanditaire Vennottchap)
Pengertian CV / Persekutuan Komanditer adalah suatu bentuk badan usaha persekutuan yang
didirikan oleh dua orang atau lebih dimana beberapa anggotanya memiliki tanggung jawab yang
tak terbatas dan sebagian anggota lainnya memiliki tanggung jawab yang terbatas.
CV adalah singkatan dari Commanditaire Vennootschap, yaitu jenis badan usaha
persekutuan yang belum memiliki badan hukum. Pendirian CV atau Persekutuan Komanditer
adalah menggunakan akta dan harus didaftarkan. Menurut para ahli pengertian CV atau
Persekutuan Komanditer adalah suatu badan usaha yang mempersekutukan modal dari dua
orang atau lebih yang terbagi dalam dua jenis sekutu.
Para pemilik modal pada CV atau Persekutuan Komanditer dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
1. Sekutu Aktif (Komplementer), yaitu sekutu yang menjalankan perusahaan dan memiliki
hak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga.
2. Sekutu Pasif (Komanditer), yaitu sekutu yang hanya menyerahkan modal dalam
persekutuan dan tidak turut campur dalam kepengurusan, maupun kegiatan perusahaan.

5. Perseroan Terbatas (PT)


Badan usaha yang berbentuk PT adalah melibatkan beberapa orang yang menanamkan
dananya ke perusahaan sebagai tanda kepemilikan atas perusahaan yang bersangkutan.
Tanda kepemilikan atas PT disebut sebagai Saham dan penanam dana disebut sebagai
Pemegang Saham, Tanggung jawab pemegang saham hanya terbatas pada modal yang
disertakan. Besarnya modal persero ditentukan dengan anggaran dasar.
PT dikendalikan antara beberapa unsur yaitu :
a. Direksi
Direksi ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Direksi ini yang
menjalankan operasional perusahaan. Direksi ini terdiri dari seseorang atau beberapa
orang yang dinamakan dewan direksi.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris terdiri dari para pemegang saham. Dewan komisaris mengawasi
jalannya pekerjaan direksi, selain itu menasehari direksi dan bertindak membela
kepentingan para pemegang saham.
c. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS memegang kekuasaan tertinggi dalam PT dan mempunyai kewenangan untuk
menentukan kegiatan perusahaan, mengangkat, dan memberhentikan direksi, serta
mengesahkan neraca dan pembagian deviden.
6. Koperasi
adalah organisasi bisnis yang dimiliki orang seorang demi kepentingan bersama. Koperasi
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan.
Pendirian koperasi didasarkan pada UU No. 25 Tahun 1995 tentang koperasi yang melalui
akta pendirian setelah memperoleh pengesahan pemerintah dan diumumkan dalam berita
Negara, Koperasi adalah merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi
(misalnya: Koperasi Produksi, Koperasi Konsumsi, Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Sumber
Usaha) untuk kesejahteraan para anggotanya.

b. Usaha Negara
Secara umum, pengertian BUMN adalah badan usaha yang sebagian atau keseluruhan
kepemilikan asetnya dikuasai oleh Negara.
Dalam hal ini, Negara yang dimaksud adalah Negara kesatuan Republik Indonesia. Jadi
BUMN adalah bentuk usaha nirlaba yang Negara miliki. Sedangkan pengertian BUMN secara
resmi bisa kamu lihat dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003, tepatnya terdapat dalam
pasal 1 yang menyebutkan bahwa BUMN merupakan sebuah badan usaha yang seluruh atau
sebagian modalnya adalah milik pemerintah. Adapun modal yang Negara gunakan berasal dari
kekayaan Negara yang memang sengaja dipisahkan. Di Indonesia perusahaan-perusahaan yang
masuk kedalam Badan Usaha Milik Negara akan mengelola cabang-cabang produksi yang
memiliki fungsi penting bagi Negara.
Sama seperti badan usaha lainnya, terdapat beberapa fungsi BUMN yang perlu diketahui
yaitu :
1. Sebagai badan usaha yang menyediakan produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa
untuk masyarakat Indonesia.
2. Berfungsi sebagai media bagi Pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan
perekonomian yang berpengaruh terhadap kesejahtraan masyarakat.
3. Sebagai alat untuk menciptkan lapangan pekerjaan
4. Sebagai salah satu sumber pendapatan atau devisa negera terbesar
5. Tempat pengembangan berbagai usaha kecil, contohnya koperasi dan UMKM.
6. Badan usaha milik Negara bisa menjadi media untuk mengatur pengelolaan sumber daya
alam milik Negara dengan benar dan tepat.
7. Badan usaha milik Negara berfungsi sebagai pelopor pembangunan dari berbagai sector
yang tidak terjamah oleh sector swasta.
8. Sebagai salah satu pendorong untuk memunculkan peluang usaha baru sehingga dapat
menciptkan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
9. Sebagai penyedia layanan yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
10. Menjadi wadah untuk mendorong aktivitas masyarakat diberbagai media usaha.
Tujuan didirikan BUMN dapat dilihat dari pasal 2 ayat 1 UU BUMN menentukkan bahwa
maksud dan tujuan didirikan BUMN adalah :
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan Negara pada khususnya. Disini BUMN diharapkan dapat meningkatkan
mutu pelayanan pada masyrakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan Negara.
2. Mengejar keuntungan, menurut penjelasan Pasal 1 ayat (1) huruf a, meskipun maksud
dan tujuan persero adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam hal-hal tertentuk
untuk melakukan pelayanan umum, persero dapat diberikan tugas khusus dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
3. Menyelengarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang/jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan yang belum dapat dilaksanakan oleh sector swasta
dan koperasi dan turut aktif memberikan bimbingan.

c. Legalitas usaha/Lembaga Perizinan


Legalitas usaha merupakan sumber informasi yang bersifat resmi dimana di dalamnya
memuat informasi yang terkait usaha tersebut dalam rangka memudahkan siapa saja yang
memerlukan segala jenis data mengenai usaha tersebut seperti identitas maupun semua yang
bersangkutan dengan dunia usaha dan pendirian perusahaan, serta kedudukannya.
Legalitas usaha ada untuk memberikan rasa aman kepada konsumen dengan jaminan produk
baik itu barang maupun jasa yang aman dan bermutu. Legalitas usaha menjadi sebuah bukti
bahwa suatu usaha telah layak atau lolos dari aspek-aspek yang membuat produk itu tidak bisa
dipastikan keamanannya. Legalitas usaha menjadi nilai tambah bagi usaha sebab dengan adanya
legalitas usaha membuat konsumen semakin yakin akan produk yang mereka beli dan nikmati.
Dalam penerapannya, ada bermacam-macam bentuk legalitas usaha. Legalitas usaha yang
dipilih ini nantinya juga akan memberikan pengaruh berupa dampak terhadap jalannya usaha
tersebut. Apabila pemilihan legalitas usaha dilakukan secara tepat maka akan menambah value
dari usaha tersebut. Namun jika salah memilih legalitas sebagai bentuk usahanya, bukan tidak
mungkin adanya legalitas usaha tersebut malah mengekang suatu usaha dalam perjalanan
bisnisnya.
Adanya legalitas usaha menjamin ketenangan bagi pelaku usaha. Salah satu faktor yang
mendorong berkembangnya usaha adalah dukungan dari lingkungan usaha. Dengan adanya
legalitas usaha ini membuat lingkungan memberikan dukungan sehingga tercipta ketenangan
yang menjadikan inovasi akan lebih mudah muncul dan kelancaran usaha dapat terpenuhi. Ada
beberapa jenis Legalitas Usaha yaitu :
1. Surat Izin Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah perizinan berupa surat yang diterbitkan
oleh menteri maupun pejabat yang berwenang dengan diberikan kepada pengusaha
sebagai bentuk sahnya perdagangan, perizinan ini bisa dalam usaha yang berskala kecil,
sedang, dan juga besar. Dalam SIUP tidak termasuk di dalamnya usaha kecil
perseorangan. Pada usaha kecil perseorangan, perizinan yang diberikan adalah nomor
produk industri rumah tangga (P-IRT) sebagai bentuk legalitas produk yang dikeluarkan
oleh home industry yang diterbitkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM pada masing-
masing tingkatan kabupaten atau kota.

2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)


Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan syarat yang diperlukan demi
memperoleh perizinan mengenai lokasi usaha yang ingin dijadikan baik itu sebagai
tempat produksi atau apapun yang berkaitan dengan usaha, dimaksudkan agar tidak
memunculkan gangguan maupun memberikan kerugian untuk beberapa pihak. dasar
hukum dari penerbitan surat ini adalah peraturan dari masing-masing daerah pada tiap
tingkatan kabupaten atau kota.
Dengan adanya izin usaha diharapkan munculnya simbiosis mutualisme antara
pemilik usaha dengan masyarakat sekitar. Pemilik usaha tenang sebab usahanya memiliki
izin serta masyarakat tidak terganggu karena pengelolaan yang benar dari pemilik usaha
yang tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.

3. Merek
Merek merupakan instrumen yang dijadikan acuan sebagai pembeda antara produk
satu dengan produk yang lain. Dasar hukum dari penerbitan merek adalah Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengenai Merek dimana disana dipaparkan bahwa merek
merupakan tanda dalam bentuk gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, maupun kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
Merek yang bagus dan menarik akan menciptakan kesan yang membuat konsumen
mengingat terus produk dan usaha tertentu. Dengan merek yang menjual akan
menjadikan konsumen semakin tertarik akan produk yang ditawarkan dan membuat
konsumen enggan beralih ke merek lain.

4. BPOM
Badan pengawas obat dan makanan merupakan suatu lembaga yang dibentuk
pemerintah Indonesia dalam mengontrol peredaran segala jenis obat-obatan dan
makanan. Tujuan dari badan ini adalah demi menjaga kualitas dari produk obat dan
makanan yang beredar agar aman dipakai dan dikonsumsi.
Obat-obatan, makanan dan minuman yang sudah terdaftar dalam BPOM dijamin
kelayakan konsumsinya. Kelayakan disini tentu dengan catatan-catatan. Semua jenis obat
digunakan sesuai dengan gejala dan resep dokter dan segala jenis makanan dikonsumsi
dalam jumlah yang wajar, tidak berlebihan.

d. Pembukuan dan Wajib Daftar perusahaan


Pengaturan Hukum mengenai kewajiban untuk melakukan pendaftran perusahaan di
Indonesia dewasa ini didasarkan pada UU No. 3Tahun 1982 Tentang wajib daftra
perusahaan (Selanjutnya disebut UU WDP).
Daftar perusahaan sendiri menurut Pasal 1 huruf a UU WDP adalah daftar catatan
resmi yang diadakan menurut atau berdasar UU WDP atau peraturan – peraturan
pelaksanaan lainnya, dan memuat hal-hal wajib didaftarkan oleh perusahaan serta disahkan
oleh pejabat yang berwenang dari setiap kantor pendaftaran perusahaan.
Daftra perusahaan dibuat dan dijalankan dengan tujuan untuk mencatat bahan-bahan
keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan suatu informasi
resmi untuk pihak-pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan
lainnya tentang perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha.
Mengenai arti pentingnya daftar perusahaan baik bagi pemerintah, dunia usaha
maupun masyarakat pada umumnya dapat ditemukan dalam penjelasan umum UU WDP.
Bagi Pemerintah adanya daftar perusahaan sangat penting karena akan memudahkan untuk
sewaktu-waktu dapat mengikuti secara seksama keadaan dan perkembangan sebenarnya.

e. Restrukturisasi Perusahaan (Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi).


Pembahasan akan dimulai dengan dua istilah yang sering muncul, yakni merger dan akuisisi.
Pada dasarnya, merger dan akuisisi merupakan tindakan restrukturisasi perseroan yang
dibenarkan hukum. Sebagai informasi, restrukturisasi adalah penataan kembali yang bertujuan
untuk memperbaiki struktur atau tatanan perusahaan.
Pasal 1 angka 9 UU Perseroan terbatas Pasal 109 angka 1 UU Cipta kerja mendefinisikan
merger atau penggabungan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau
lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada
perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum.
Selanjutnya, Pasal 1 angka 11 UU Perseroan Terbatasjo. Pasal 109 angka 1 UU Cipta
Kerja mendefinisikan akuisisi atau pengambilalihan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.
Lantas, bagaimana dengan konsolidasi? Pasal 1 angka 10 UU Perseroan Terbatasjo. Pasal
109 angka 1 UU Cipta Kerja mendefinisikan konsolidasi atau peleburan sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan satu perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari
perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum perseroan yang meleburkan diri
berakhir karena hukum. Secara sederhana, konsolidasi dapat diartikan sebagai penggabungan
dua perseroan atau lebih dengan cara mendirikan usaha baru dan membubarkan usaha lama.
Perihal merger, akuisisi, dan konsolidasi diatur dalam beberapa peraturan, seperti UU
Perseroan Terbatas, Peraturan KPPU 3/2019,UU Cipta Kerja, dan peraturan lainnya. Selain
merujuk UU yang berlaku, untuk mempermudah pemahaman tentang merger dan akuisisi,
pembahasan ini juga akan merujuk pada Yahya Harahap dalam Hukum Perseroan Terbatas.

Anda mungkin juga menyukai